ASTUTIK ARININGSIH
F201500321
ASTUTIK ARININGSIH
F201500321
Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir yang telah saya buat dengan judul :
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK MORFOMETRI SUB-DAS KARANG MUMUS
MENGGUNAKAN HEC-HMS, adalah asli dan bukan plagiat (jiplakan) dan belum
pernah diajukan, diterbitkan atau dipublikasikan dimanapun dan dalam entuk
apapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan telah dicantumkan
ke dalam Daftar Pustaka di bagian akhir dari tugas akhir ini.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa
adanya paksaan dari pihak manapun juga. Apabila dikemudian hari ternyata
saya memberi keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim bahwa
tugas akhir yang telah saya buat adalah hasil dari karya milik seseorang atau
badan tertentu, saya bersedia diproses baik secara pidana atau perdata dan
keluluran saya dari Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dicabut/dibatalkan.
Dibuat di : Samarinda
Pada tanggal : 2023
Yang menyatakan,
ASTUTIK ARININGSIH
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Dosen Pembimbing, Dosen Penguji I, Dosen Penguji II,
Menyetujui, Mengesahkan,
Ketua Program Studi Ketua Jurusan
Teknologi Geomatika Teknik Dan Informatika
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu kesatuan sistem lahan yang dibatasi
oleh igir dan punggung gunung sebagai batas alami yang akan mengalirkan air
curah hujan menjadi aliran permukaan atau aliran dasar menuju danau atau laut
secara alami. DAS Mahakam merupakan salah satu kawasan di Kalimantan Timur
meliputi kabupaten Kutai Barat, Kutai Timur, Malinau, Kutai Kartanegara dan Kota
samarinda, sungai-sungai lainnya adalah anak-anak sungai yang bermuara di
sungai Mahakam yang meliputi Sungai Karang Mumus, Sungai Palaran dan anak
sungai lainnya.
Pada bulan September s/d Desember 2022 penulis mengikuti kegiatan Magang
Industri (MI) yang dilaksanakan di PT. Tritunggal Sentra Buana selama 1 Bulan
pada bulan september dan PT. Dinar Energi Utama selama 3 Bulan pada bulan
oktober sampai dengan desember yang berlokasi di Provinsi Kalimantan Timur.
KATA PENGANTAR
ASTUTIK ARININGSIH
I. PENDAHULUAN
wilayah di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Sungai Karang Mumus salah satu
anak Sungai Mahakam yang membelah Kota Samarinda dari arah utara ke
menggerakkan sektor ekonomi, sosial dan budaya serta akses menuju kota –
kota lainnya di Kalimantan Timur. Secara umum kondisi topografi daerah aliran
sungai Karang Mumus ada yang berbukit-bukit dan ada pula yang datar,
Khususnya di alur sungai Karang Mumus yang berada dalam Kota Samarinda.
Terdapat pula beberapa daerah rawa-rawa dan anak sungai Karang Mumus
antara lain Sungai Lubang Putang, Sungai Siring, Sungai Lantung, Sungai
pengelolaan ruang kota yang ada di Kota Samarinda dan salah satunya adalah
Sub-DAS Karang Mumus. Banyak upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah
Karang Mumus adalah bagian dari proses hidrologi yang terjadi di dalam Sub-
parameter alamiah seperti curah hujan, tinggi muka air, debit maksimum,
kemampuan resapan sedimentasi, pasang surut air laut, drainase dan daya
aliran air yang ada di sebuah DAS yang dapat digunakan sebagai salah satu
cara untuk memperoleh solusi dari permasalahan banjir yang selalu terjadi. Hal
ini sangat membantu bagi pemodelan hidrologi DAS yang minim variasi data
Rosmalina pada tahun 2021 dengan mengambil judul Penentuan Batas DAS
Tojo Berbasis GIS Menggunakan Perangkat HEC HMS 4.4 dan QGIS 3.16
perbedaan pengolahan batas DAS menggunakan HEC-HMS 4.4 dan QGIS 3.16
F. Toyfur, Widya Fransiska AF dan Ayu Marlina pada tahun 2020 dengan
HEC-HMS Versi 4.4 “ Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah
dihasilkan antara ArcGIS dan HEC-HMS 4.4 . Berdasarkan latar belakang diatas
penelitian ini dibagi 2 yaitu batasan wilayah dan batasan subtansi adalah sebagai
berikut :
atau gradien sungai dan kerapatan alur untuk mengidentifikasi atau tanda
yang dimiliki oleh Sub-DAS Karang Mumus sebagai bahan tinjauan dan
Sungai, yang dimaksud dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu
wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-
yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas
tangkapan air yang juga berperan dalam menyediakan kebutuhan air bagi
manusia. Daerah Aliran Sungai (basin, drainage basin, cathment area atau
DAS adalah daerah tertentu yang bentuk dan sifat alaminya merupakan
menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan serta sumber
air lainnya. Penyimpanan dan pengaliran air dihimpun dan ditata berdasarkan
Karakteristik pada DAS dapat dicirikan oleh parameter yang terdiri atas
morfometri DAS (relief DAS, bentuk sungai lebar DAS dan lain-lain), hidrologi
DAS (curah hujan, debit dan sedimen), tanah, geologi dan geomorfologi,
penggunaan lahan, sosial ekonomi masyarakat di dalam wilayah DAS (Pamuji
et al., 2020).
dan lingkungan biofisik serta unsur kimia berinteraksi secara dinamis dan di
keluar (outflow) dari material dan energi. Ekosistem DAS terdiri dari beberapa
komponen, yaitu: manusia, hewan, vegetasi, tanah, iklim, dan air. Masing-
masing komponen tersebut memiliki sifat yang khas dan keberadaannya tidak
permukaan yang tinggi. Vegetasi penutup dan tipe penggunaan lahan akan
sangat dipengaruhi oleh jumlah curah hujan yang diterima, geologi dan bentuk
bagian, yaitu
a. Daerah Aliran Sungai (DAS) Bagian Hulu
(debit), dan curah hujan. DAS bagian hulu dicirikan sebagai daerah
aliran airnya.
menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada
danau.
rendah.
DAS yang begitu luas, baik secara administrasi maupun tata ruang,
pihak terkait baik lintas sektoral maupun lintas daerah secara baik.
Pola sungai akan menentukan bentuk dari suatu DAS yang berpengaruh
menunjukkan pola yang berbeda satu dengan yang lain, tergantung pada
Beberapa pola DAS berdasarkan garis batas dan arah aliran sungai
DAS ini dibentuk oleh dua jalur DAS yang bersatu di bagian
yang optimal dari sumberdaya vegetasi, tanah dan air sehingga mampu
kesejahteraan manusia.
atau proyek.
perseorangan.
dilaksanakan.
kepentingan.
penggunaan lahan.
pengelolaan DAS
nilai digital yang mewakili distribusi spasial dari karakteristik medan, distribusi
spasial diwakili oleh nilai-nilai pada sistem koordinat horisontal X dan Y serta
menggambaran model relief rupa bumi tiga dimensi (3D) yang menyerupai
bantuan teknologi komputer grafis dan teknologi virtual reality (Duantari &
Cahyono, 2017).
Technique). Sedangkan bentuk data dari DEM meliputi titik (titik tinggi), garis
geomorfologi suatu wilayah DAS yang merupakan faktor alami yang tidak
dapat diubah oleh manusia dan berperan dalam memproses input curah hujan
geomorfologi suatu daerah. Karakteristik ini terkait dengan proses air hujan
alur sungai secara kuantitatif. Keadaan yang dimaksud antara lain meliputi
luas DAS, rasio lingkaran (circularity ratio), rasio bifurkasi (bifurcation ratio),
rasio panjang sungai (stream length ratio), rasio relief (relief ratio), kerapatan
drainase (drainage texture), faktor bentuk (form factor) dan rasio elongasi
aliran sungai, Makin besar DAS makin lama pula limpasan mencapai
outlet, sehingga lebar DAS akan semakin besar karena hujan yang
1. dibawah ini.
Panjang DAS adalah sama dengan jarak datar dari muara sungai ke
Pengukuran lebar DAS tidak dapat dilakukan secara langsung akan tetapi
A
W=
Lb
Keterangan :
c. Kemiringan/Gradient Sungai
lebih besar dari kapasitas infiltrasinya. Sehingga erosi yang terjadi akan
hulu dengan hilir dan panjang sungai induk. Kemiringan alur sungai
( H 85−H 10)
Su=
0,75 Lb
bahwa kerapatan sungai rendah terlihat pada daerah dengan jenis tanah
yang tahan terhadap erosi atau sangat permeable dan bila reliefnya kecil.
Nilai yang tinggi dapat terjadi pada tanah yang mudah tererosi atau relatif
kedap air, dengan kemiringan tanah yang curam, dan hanya sedikit
aliran perlu diketahui panjang segmen masing - masing aliran pada setiap
ln
Dd =
A
Keterangan :
menjelaskan bahwa :
mempengaruhinya sama
keadaan ini akan menunjukan bahwa air hujan yang menjadi aliran
4 πA
Rc=
(P)2
Keterangan :
Rc = nisbah kebulatan
nilai Rc > 0.5 maka DAS berbentuk bulat, Rc <0.5 DAS berbentuk
memanjang
No Rc Keterangan
Bentuk daerah aliran sungai membulat, debit puncak
1 >0.5
datanya lama, begitu juga penurunannya
Bentuk daerah aliran sungai memanjang, debit
2 <0.5
puncak datangnya cepat, begitu juga penurunannya.
Sumber : (Denaswidhi, 2020)
D. HEC-HMS
1. Pengertian HEC-HMS
Software ini digunakan untuk analisa hidrologi, yang dapat digunakan untuk
2019). Dari sebuah wilayah sungai baik itu perkiraan ketersedian air
(continuous flow) dan debit/hidrograf aliran besar (event flow) (Fadhilla &
Lasminto, 2021).
pengaliran sungai, hidrologi banjir, dan limpasan air di daerah kota kecil
aliran harian untuk perhitungan debit banjir rencana dari suatu DAS (Daerah
basis sistem windows, sehingga model ini menjadi mudah dipelajari dan
sebagai input air untuk satu atau beberapa sub daerah tangkapan air (sub
basin) yang sedang dianalisa. Jenis datanya berupa intensitas, volume, atau
komulatif volume hujan. Setiap sub basin dianggap sebagai suatu tandon
yang non linier dimana inflownya adalah data hujan. Aliran permukaan,
infiltrasi, dan penguapan adalah komponen yang keluar dari sub basin
Kalimantan Timur. Objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah tentang
Mumus.
2. Waktu
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari 2023 sampai Juli 2023,
a. 1 Set Komputer
b. Software HEC-HMS
2. Bahan
1) DEMNAS_1915-13_v1.0
2) DEMNAS_1915-14_v1.0
3) DEMNAS_1915-41_v1.0
4) DEMNAS_1915-42_v1.0
C. Prosedur Penelitian
2. Identifikasi Masalah
3. Pengumpulan Data
(https://tanahair.indonesia.go.id)
4. Pengolahan Data
Pada penelitian ini tahap pengolahan data dapat dilihat pada diagram
a. Pengolahan Data
data DEM telah masuk akan terlihat di folder kiri bertuliskan Terrain
Data.
dengan DEM yang telah diinput dalam Terrain data bertujuan untuk
menampilkan DEM.
d. Preprocess Sinks
Proses selanjutnya setelah menampilkan DEM dilakukan
e. Preprocess Drainage
f. Identify Steams
h. Delineate Elements
akhir mulai dari bagian awal yang meliputi halaman judul hingga daftar
kesimpulan dan saran, dan bagian akhir yang meliputi daftar pustaka
dan lampiran.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
HMS adalah Terrain Data Manager, Basin Model Manager, Preprocess Sinks,
atau pengisian.
f. Break Points Manager adalah proses penentuan titik yang menjadi outlet
B. Pembahasan
jalankan oleh perangkat HEC-HMS 4.10 saat prosedur delineasi DAS secara
Hasil keluaran dari proses pengisian cekungan adalah sill fill dan sill location
yang dapat dilihat pada Gambar 4.b Proses dilanjutkan ketahapan preprocess
drainage, proses ini melakukan identifikasi arah aliran (flow direction) dan
akumulasi dari setiap arah aliran (flow accumulation) seperti terlihat pada
outlet seperti terlihat pada Gambar 4.e. Kemudian proses dilanjutkan pada
umum gambaran proses dan file keluaran dari setiap tahapan delineasi DAS
a b c
d e f
Gambar 14. Hasil proses delineasi DAS menggunakan perangkat HEC-HMS 4.10; a.
Basin model manager; b. Preprocess Sinks; c. Preprocess Drainage; d.
Identify streams; e. Break Points Manager; f. Delineate elements
2. Karakteristik Morfometri DAS
1. Luas DAS Karang Mumus adalah 319,02 Km2 atau 31,90 ha termasuk
2. Panjang Sungai yang merupakan jarak datar sepanjang sungai induk dari
muara atau hilir sungai sampai ke hulu sungai yang di wakili oleh jaringan
dengan lebar DAS adalah perbandingan luas terhadap panjang DAS yaitu
A 319,02 Km 2
W= = =9.83 Km
Lb 30,81 Km
ln 30,81 Km km
rumus yaitu: Dd= = =0.97 dan termasuk ke dalam
A 319,02 Km 2 km2
4 πA 4 π ×319.02 Km 2
kebulatan adalah Rc= = =0.03 termasuk dalam
( p)2 (318.91 km) 2
A. Kesimpulan
Secara umum proses pembuatan batas Sub-DAS Karang Mumus
DAS.
luasan dari Sub-DAS Karang Mumus sebesar 319,02 Km2 atau 31,90 ha
memanjang juga karakter debit puncak yang datang dengan cepat, begitu
juga penurunannya.
B. Saran
1. Perlu dilakukan adanya ground check pada lapangan untuk memastikan batas –
batas Sub-DAS Karang Mumus yang didapatkan dari pengolahan HEC-HMS 4.10.