TUGAS AKHIR
Oleh :
Oleh:
TAMARA SAMARINDA
Disusun Oleh :
Mengesahkan,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Mengetahui,
Direktur Politeknik Negeri Samarinda
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
TAMARA SAMARINDA
Oleh :
Laporan Tugas Akhir ini Telah Disidangkan pada Tanggal 24 Juli 2018
Di Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Samarinda
Yang Menyetujui :
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro
Ir. Bustani, MT
NIP 19610712 199303 1 003
iv
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas segala rahmat dan karunia Allah SWT
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Serta sholawat dan salam yang
selalu tercurah kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat,
serta pengikutnya hingga akhir zaman. Laporan tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi
persyarat kelulusan program pendidikan jenjang Diploma III (D3) Politeknik Negri
Samarinda.
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan
serta dukungan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu
dikesempatan yang mulia ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar - besarnya
atas segala bantuan, bimbingan, serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis,
sehingga laporan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. Kepada seluruh Dosen - Dosen Teknik Listrik yang telah memberikan ilmunya dengan
iklas serta nasehat - nasehat yang sangat bermanfaat kepada penulis selama di Politeknik
Negri Samarinda Khususnya jurusan Teknik Listrik.
5. Kedua orang tua, bapak Hariono dan ibu Suarti yang telah banyak memberikan bantuan
dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
v
7. Teman - teman teknik listrik angkatan ‘15 yang telah banyak membantu.
Akhir kata penulis mengharapkan kiranya laporan yang sederhana ini dapat
memberikan manfaat yang besar bagi siapa saja yang membacanya. Semoga segala
bantuan, dukungan serta arahan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
balasan lebih besar dari Allah SWT.
Penulis,
NIM. 15612038
vi
ABSTRAK
MUHAMMAD NUR FAKIH, Studi pemeliharaan gardu distribusi pada perumahan Vila
Tamara Samarinda ( pembimbing IR Bustani, MT dan H. Abdul Rahman, LC, M, FIL, I ).
Studi pemeliharaan gardu distribusi listrik pada perumahanm Vila Tamara Samarinda ini
dilakukan agar mengetahui SOP pemeliharaan dan sebagai perbandingan untuk melihat
aplikasi dilapangan yaitu dalam memelihara gardu distribusi, dengan adanya rasa aman dan
teratur serta kebutuhan listrik yang diperlukan dapat disuply secara terus – menerus pada
perumahan Vila Tamara Samarinda. Pada jaringan yang sering terjadi gangguan karena
adanya layang-layang yang tersangkut pada jaringan, pemeliharaan gardu ini bertujuan untuk
memperpanjang umur trafo.
Beban penuh trafo distribusi vila tamara sebesar 93,720 A. Pemeliharaan trafo distribusi yang
baik akan meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik sehingga mengurangi gangguan
terhadap konsumen. Minyak trafo disini berfungsi sebagai isolasi dan pendingin bagi
transformator, ada pula bushing yang merupakan sebuah konduktor dan sebagai penyekat
antara tangki trafo.
Kata kunci : gardu distribusi, standar oprasional prosedur (SOP), pemeliharaan transformator
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN…........................................................................... iv
KATA PENGANTAR........................................................................................... v
ABSTRAK............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1
viii
2.4.1 Gardu Distribusi Beton. ....................................... ........ 10
ix
4.3.2 Perlengkapan K3....................................................... 29
4.3.3 Material..................................................................... 29
4.3.4 Langkah kerja........................................................... 29
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan.............................................................................. 34
5.2. Saran........................................................................................ 34
DaftarPustaka
Lampiran
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Gambar4.2 Diagram alir sederhana system purifikasi minyak
transformator.............................................................................. 32
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
2
Bab kedua, teori dasar berisi tentang uraian teori-teori yang mendukung untuk pengerjaan
tugas akhir ini.
Bab ketiga, data berisi tentang data-data hasil pengukuran gardu dan juga data-data
penunjang lainnya yang berkaitan dengan judul.
Bab keempat, pembahasan berisi tentang menyajikan cara menganalisa data-data hasil
penelitian dan memberikan pembahasan tentang pemeliharaan gardu distribusi pada
perumahan vila tamara samarinda.
Bab lima, kesimpulan berisi tentang kesimpulan yang telah di analisa pada pembahasan,
serta saran-saran yang akan dituangkan pada laporan ini mengenai hasil pengolahan data
pada perusahaan yang terkait
3
BAB II
TEORI DASAR
4
2.1.2 Keandalan Sistem Distribusi
Keandalan dalam sistem distribusi adalah suatu ukuran ketersediaan / tingkat pelayanan
penyediaan tenaga listrik dari sistem ke pemakai. Ukuran keandalan dapat dinyatakan
sebagai seberapa sering sistem mengalami pemadaman, berapa lama pemadaman terjadi
dan berapa cepat waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan kondisi dari pemadaman
yang terjadi (restoration). Sistem yang mempunyai keandalan tinggi akan mampu
memberikan tenaga listrik setiap saat dibutuhkan, sedangkan
Sistem mempunyai keandalan rendah bila tingkat ketersediaan tenaganya rendah yaitu
sering padam. adapun macam – macam tingkatan keandalan dalam pelayanan dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga) hal antara lain :
1. Keandalan sistem yang tinggi (High Reliability System). Pada kondisi normal,
sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk menyediakan daya pada
beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Dan dalam keadaan darurat bila
terjadi gangguan pada jaringan, maka sistem ini tentu saja diperlukan beberapa
peralatan dan pengaman yang cukup banyak untuk menghindarkan adanya
berbagai macam ganngguan pada sistem.
2. Keandalan sistem yang menengah (Medium Reliability System). Pada kondisi
normal sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk menyediakan daya
pada beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Dan dalam keadaan
darurat bila terjadi gangguan pada jaringan, maka sistem tersebut masih bisa
melayani sebagian dari beban meskipun dalam kondisi beban puncak. Jadi dalam
sistem ini diperlukan peralatan yang cukup banyak untuk mengatasi serta
menanggulangi gangguan – gangguan tersebut.
3. Keandalan sistem yang rendah (Low Reliability System). Pada kondisi normal,
sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk menyediakan daya pada
beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Tetapi bila terjadi suatu
gangguan pada jaringan, sistem sama sekali tidak bisa melayani beban tersebut.
Jadi perlu diperbaiki terlebih dahulu. Tentu saja pada sistem ini peralatan-
peralatan pengamannya relatif sangat sedikit jumlahnya. Kontinyuitas pelayanan,
penyaluran jaringan distribusi tergantung pada jenis dan macam sarana penyalur
dan peralatan pengaman, dimana sarana penyalur (jaringan distribusi) mempunyai
tingkat kontinyuitas yang tergantung pada susunan saluran dan cara pengaturan
5
sistem operasinya, yang pada hakekatnya direncanakan dan dipilih untuk
memenuh kebutuhan dan sifat beban. Tingkat kontinyuitas pelayanan dari sarana
penyalur disusun berdasarkan lamanya upaya menghidupkan kembali suplai
setelah pemutusan karena gangguan.
2.2 Transformator
Menuurut YS Pirade (2001), seperti pada Gambar 2.1 transformator merupakan suatu alat
listrik yang menurunkan dan menaikkan tegangan arus bolak-balik mengubah tegangan
arus bolak-balik melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi
electromagnet. transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan
dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Penggunaan
transformator yang sederhana dan handal memungkinkan dipilihnya tegangan yang
sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya, kebutuhan akan tegangan tinggi
dalam pengiriman daya listrik jarak jauh. Serta merupakan salah satu sebab penting
bahwa arus bolak-balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran
tenaga listrik. Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum ampere dan hukum
faraday, yaitu : arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan
magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu kumparan pada transformator
diberi arus bolak balik maka jumlah garis gaya magnet berubah – ubah. Akibatnya pada
sisi primer terjadi induksi. Sisi sekunder menerima garis gaya magnet dari sisi primer
yang jumlahnya berubah – ubah pula. Maka di sisi sekunder juga timbul induksi,
akibatnya antara dua ujung terdapat beda tegangan. Perhitungan arus beban penuh
transformator. Daya transformator bila ditinjau dari sisi tegangan tinggi (primer) dapat
dirumuskan sebagai berikut :
S = √3 x Vx I ................................................(2.1)
Keterangan :
S : daya transformator (kVA)
V : tegangan sisi primer transformator (kV)
I : arus jala – jala (A)
Sehingga untuk menghitung arus beban penuh (full load) dapat menggunakan rumus :
𝑆
IFL = ..................................................(2.2)
√3𝑋𝑉
6
Keterangan :
IFL : arus beban penuh (A)
S : daya transformator (kVA)
V : tegangan sisi sekunder tranformator (kV)
Transformator dapat dibagi menurut fungsi / pemakaian seperti :
1. Transformator Mesin (Pembangkit)
2. Transformator Gardu Induk
3. Transformator Distribusi
Transformator dapat juga dibagi menurut kapasitas dan tegangan seperti :
1. Transformator besar
2. Transformator sedang
3. Transformator kecil
(Sumber : https://pt.slideshare.net/rizkanovitaaljundi/distribusi-tenaga-listrik-2)
Gambar 2.1 Trafo Distribusi kelas 20kV
7
kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut
sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
(Sumber : https://alfiyanarif.wordpress.com/2013/02/10/kerja-praktik-hahaha-lol/)
Gambar 2.2 Kumparan trafo distribusi
3. Minyak Transformator
Sebagian besar kumparan-kumparan dan inti trafo tenaga direndam dalam minyak trafo,
terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat
sebagai isolasi dan media pemindah, sehingga minyak trafo tersebut berfungsi sebagai
media pendingin dan isolasi.
4. Bushing Transformator
Bushing transformator seperti pada Gambar 2.3 adalah sebuah konduktor yang berfungsi
untuk menghubungkan kumparan transformator dengan rangkaian luar yang diberi
selubung isolator. Isolator juga berfungsi sebagai penyekat antara konduktor dengan
tangki transformator. Bahan bushing adalah terbuat dari porselin yang tengahnya
berlubang.
(Sumber : http://belajar-ilmu-listrik.blogspot.com/2017/09/bushing-trafo.html)
Gambar 2.3 Bushing transformator
8
5. Tangki Konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada
(ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki
dilengkapi dengan konservator. Seperti pada Gambar 2.4
(Sumber : http://gilalistrik.blogspot.com/2010/02/transformator-daya.html)
Gambar 2.4 Tangki konservator transformator
(Sumber : https://ezkhelenergy.blogspot.com/2013/10/gardu-distribusi.html)
Gambar 2.5 Gardu distribusi
9
Dalam gardu distribusi ini biasanya digunakan transformator distribusi yang
berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik dari jaringan distribusi tegangan tinggi
menjadi tegangan terpakai pada jaringan distribusi tegangan rendah (step down
transformator), misalkan tegangan 20 KV menjadi tegangan 380 volt atau 220 volt.
Sedang transformator yang digunakan untuk menaikan tegangan listrik (step up
transformator), hanya digunakan pada pusat pembangkit tenaga listrik agar tegangan
yang didistribusikan pada suatu jaringan panjang (long line) tidak mengalami penurunan
tegangan (voltage drop) yang berarti, yaitu tidak melebihi ketentuan voltage drop yang
diperkenankan 5% dari tegangan semula. Dapat dilihat dari Gambar 2.6.
(Sumber : http://seputarbanjarpatroman.blogspot.com/2014/07/pengertian-dasar-gardu-
distribusi-listrik.html)
Gambar 2.6 Trafo distribusi
10
Gambar A. Tampak luar Gambar B. Tampak dalam
(Sumber : http://seputarbanjarpatroman.blogspot.com/2014/07/spesifikasi-gardu-tembok-
beton.html)
Gambar 2.7 Gardu beton
Peralatannya :
1. Satu ruang untuk pemutus beban arah masuk (incoming)
2. Satu beban untuk pemutus beban arah keluar (outgoing)
3. Satu ruang untuk pengukuran
4. Satu ruang untuk transformator dan pengamannya
5. Satu ruang untuk pembangi tegangan rendah
6. Cubicle
11
(Sumber : http://seputarbanjarpatroman.blogspot.com/2014/07/jenis-dan-macam-gardu-
distribusi-tenaga-listrik.html)
Gambar 2.8 Gardu kios
12
Peralatan pada gardu portal disini dibagi menja dua bagian besar yakni :
A. Komponen Utama Bagian Atas Gardu :
1. Lightning Arrester (LA)
2. Fuse Cut Out (FCO atau CO)
3. Wiring Gardu atau Pengawatan Gardu
4. Tiang
5. Trafo Distribusi
6. Rangka Gardu
7. Pipa Jurusan
B. Komponen Utama Bagian Bawah Gardu :
1. Saklar Utama
2. Rel tembaga atau rel pembagi
3. NH-Fuse Jurusan
4. Kabel naik atau kabel jurusan ( bisa berupa NYY atau NYFGBY) dengan
ukuran sesuai dengan kebutuhan.
5. Kabel turun (Kabel penghubung dari trafo ke PHB-TR) dengan ukuran
disesuaikan dengan kebutuhan dan trafo distribusi yang terpasang
(Sumber : https://materiilmiah.wordpress.com/2016/09/08/5-tipe-gardu-distribusi/)
Gambar 2.10 Rangkaian dalam PHB-TR
13
2.4.4 Gardu Distribusi Cantol
Merupakan salah satu dari dua jenis kontruksi gardu tiang.seperti pada
Gambar 2.11 yaitu tipe gardu distribusi tenaga listrik dengan transformator, proteksi,
dan papan hubung bagi tegangan rendah ( PHB-TR ) di cantolkan atau dipasang
langsung pada satu tiang yang memiliki kekuatan minimal 500 dAn.
Seluruh peralatannya disanggah oleh satu tiang
Kapasitas maksimum transformator 50 kVA
(Sumber : https://materiilmiah.wordpress.com/2016/09/08/5-tipe-gardu-distribusi/)
Gambar 2.11 Gardu cantol
14
5. Kabel Turun NYY/NYFGBY
6. Trafo Arus ( CT )
7. Kabel Naik NYY/NYFGBY
(Sumber : https://materiilmiah.wordpress.com/2016/09/08/5-tipe-gardu-distribusi/)
Gambar 2.12 Bagian dalam PHB TR Gardu cantol
1. Lightning Arrester :
Pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila timbul tegangan surja alat
ini bersifat sebagai konduktor yang tahanannya relatif rendah, sehingga dapat
mengalirkan arus yang tinggi ke tanah. Setelah surja hilang, arrester harus dapat
dengan cepat kembali menjadi isolasi. arrester melindungi peralatan listrik pada
sistem jaringan terhadap tegangan lebih yang disebabkan petir atau surja
hubung.seperti pada Gambar 2.13.
(Sumber : http://theatlaselectricals.com/lightning-arresters/)
Gambar 2.13 Lightning Arrester
15
2. Fuse Cut Out :
Fuse link dipasangan pada tabung CO (cut out) yang berfungsi sebagai pemutus
jika ada arus yang melebihi kapasitas ukuran fuse link.CO atau cut out sendiri dipasang
sebagai pemutus JTM ataupun pemutus sebelum trafo gardu.seperti pada Gambar 2.14.
(Sumber : https://www.indiamart.com/proddetail/dropout-fuse-cutout-17042102488.html)
Gambar 2.14 Fuse Cut Out
(Sumber : http://muhamadrizkifauzikadili.blogspot.com/2012/06/trafo-distribusi.html)
Gambar 2.15 Trafo step down
16
4. Pemutus Tenaga ( Circuit Breaker)
Berfungsi sebagai alat pembuka atau penutup suatu rangkaian listrik dalam
kondisi berbeban, serta mampu membuka atau menutup saat terjadi arus gangguan
(hubung singkat) pada jaringan atau peralatan lain. seperti pada Gambar 2.16.
(Sumber : https://www.schneider-electric.us/en/product-category/50300-circuit-breakers/)
Gambar 2.16 Pemutus tenaga ( Circuit Breaker)
5. Rel pembagi
Berfungsi sebagai titik pertemuan atau hubungan trafo-trafo tenaga saluran udara
tegangan tinggi (SUTT) dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan
menyalurkan tenaga dan daya listrik.seperti pada Gambar 2.17.
(Sumber:http://repository.polimdo.ac.id/552/1/Ofriadi%20Makangiras)
Gambar 2.17 Rel pembagi
17
6. PHB (Panel Hubung Bagi)
Merupakan perlengkapan yang digunakan untuk membagi dan mengendalikan tenaga
listrik. Komponen utama yang terdapat pada PHB diantaranya adalah : Sekring,
pemutus tenaga, sakelar isolasi, alat dan instrument ukur (ampere meter dll), rel (bus-
bar). Dalam PHB juga terdapat alat bantu berupa lampu indicator, tombol-tombol
operasi, rangkaian dan komponen kontrol. Seperti pada Gambar 2.18.
1. NH-Fuse yang berfungsi untuk mengamankan Trafo Distribusi dari arus lebih
yang disebabkan karna hubungan singkat pada jaringan tegangan rendah
(SUTR) maupun karna beban lebih.
2. Rel Tembaga atau Rel Jurusan berfungsi untuk menghubungkan tegangan
dari beberapa komponen pada PHB-TR.
3. Kwh MTD berfungsi untuk menghitung pemakaian beban Gardu.
4. Kabel (Kabel penghubung dari Trafo ke PHB-TR) Bisa berupa NYY atau
NYFGBY dengan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan Trafo Distribusi
yang terpasang.
5. Dudukan Trafo dasarnya berfungsi untuk menempatkan trafo distribusi pada
tiang.
3
(PT.PLN (Persero). 2010. Buku 4 Standar Konstruksi Gardu
Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik)
18
2.5. Standar Oprasional Prosedur (SOP) Pemeliharaan Trafo
2.5. 1. Pemadaman / Pembebasan Tegangan
1. Pelaksana telah siap dengan peralatan dan material pendukung
2. Melakukan pengetesan / pengukuran
Tegangan (phasa to phasa, phasa to netral)
Rotasi Meter
Arus tiap phasa
3. Lapor ke operator gangguan terkait dengan rencana pemadaman listrik.
4. Jika sudah ada izin operator, maka dilakukan pelepasan beban pada sisi TR
dengan cara :
Melepas saklar utama bila LV panel dilengkapi dengan saklar utama.
Melepas fuse utama bila LV panel tidak dilengkapi dengan saklar
utama.
5. Melepas fuse masing-masing jurusan pada masing-masing phasa.
6. Melepas fuse cut out (FCO) 20 kV.
7. Tes LV panel dengan voltmeter atau alat tester lainnya, apakah tegangan trafo
sudah benar-benar tidak ada.
8. Periksa / tes ulang pada JTR, apakah tidak ada tegangan dari luar.
9. Beri pengaman tegangan (grounding) pada sisi JTR.
19
9. Bersihkan dan cuci bushing trafo dari kerak dengan menggunakan lap/ kain
10. Bersihkan tabung trafo dari bekas minyak trafo yang merembes dengan kain
11. Bersikan semua terminal penghubung dengan kuas dan lap
12. Tambah minyak trafo bila ada kekurangan.
13. Kencangkan semua baut pengikat.
14. Tes kondisi masing-masing phasa dengan netral menggunakan AVO meter.
15. Tes kondisi masing-masing kabel incoming yang menuju LV panel.
16. Periksa masing-masing terminal lug.
17. Periksa dan bersihkan masing-masing terminal pada fuse base.
18. Periksa dan bersihkan terminal pada main contactor.
19. Kencangkan semua baut pengikat pada main contactor.
20. Periksa dan bersihkan pisau / busur api pada main contactor.
21. Tes pentanahan / grounding system.
22. Bersihkan dan cuci LV panel dari debu dan kotoran lain yang melekat.
20
9. Buat laporan hasil pemeliharaan.
21
BAB III
DATA
22
3.2 Gardu Pada Perumahan vila Tamara
23
3.3 Data pemeliharaan trafo vila tamara
24
25
26
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Transformator
Jumlah total beban yang dilayani pada gardu distribusi vila tamara samarinda, sebesar
102 kVA, sehingga menggunakan trafo dengan kapasitas 2x100 kVA. Untuk presentase
beban pada transformator yang dilayani pada gardu distribusi listrik vila tamara
samarinda, adalah sebagai berikut :
Daya kapasitas transformator = 100 kVA
Total beban = 102 kVA
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
Persentase beban = × 100%
𝑠
102
= × 100%
100
= 102 %
Jadi persentase beban transformator adalah 102%
4.1.1 Perhitungan daya pada trafo
S = √3 x Vx I
V= 380 Volt
I= 289 Ampere
S= √3x380x289
S= 190213,81
S= 190,213 kVA
Sehingga kapasitas trafo yang digunakan pada perumahan vila tamara samarinda sebesar
2x100 kVA
27
Arus beban penuh pada trafo distribusi berkapasitas 100 kVA pada perumahan vila
tamara samarinda sebesar 93,720 A
28
4. Grounding Set
5. Kuas
6. Avo meter
7. Anak kunci gembok
8. Sapu ijuk dan sapu bulu
9. Lembar kerja / check List
10. Stik 20 KV
11. Vacuum cleaner
12. Absen tenaga kerja
4.3.2 Perlengkapan K3
1. Sepatu Karet
2. Sarung Tangan (440 Volt)
3. Rambu Peringatan
4. Helm Pengaman
5. Pakaian Kerja
4.3.3 Material :
1. Grease Contact / Vaselin
2. Alkohol 95 %
3. NT / NH Fuse
4. Mur & Baut
4.3.4
Langkah kerja
1. Material dan perlengkapan K3 di siapkan.
2. Absensi tenaga kerja.
3. Beri rambu peringatan.
4. Pakai perlengkapan K3.
5. Koordinasi pemadaman dengan pelayanan teknik melalui radio
komunikasi.
6. Pintu gardu bangunan dibuka dengan mengunakan anak kunci gembok.
29
7. Ukur tegangan dan beban dengan avometer dan catat hasilnya pada lembar
kerja.
8. NT Fuse masing-masing jurusan dilepas dengan Fuse Puller.
9. Saklar utama dilepas.
10. Cut Out ( CO ) pengambilan dilepas dengan stick 20 KV.
11. Grounding Set di sisi Primer trafo terpasang.
12. Lantai, dinding, dan langit-langit dibersihkan dengan sapu ijuk dan sapu
bulu.
13. Rak TR dibersihkan dengan kuas / vaccum cleaner.
14. Baut rel TR dikencangkan dengan menggunakan kunci pas dan kunci
ring.
15. Tambahkan grease contact / vaselin pada pisau NT / NH Fuse.
16. Baut-baut sisi primer maupun sekunder trafo dikencangkan dengan
menggunakan kunci pas dan kunci ring.
17. Busing primer dan skunder trafo dibersihkan dengan lap dan alkohol.
18. Grounding set dilepas.
19. Alat-alat kerja dikumpulkan pada tempatnya.
20. Absensi tenaga kerja.
21. Koordinasikan penormalan tegangan dengan pelayanan teknik.
22. CO pengambilan dimasukkan dengan stick 20 kV.
23. Tegangan masuk pada sisi TR diukur dengan avometer dan catat pada
lembar kerja.
24. Helfboom saklar dimasukkan.
25. NH fuse jurusan dimasukkan kembali dengan puller.
26. Tegangan dan beban diukur dengan avometer untuk masing-masing
jurusan dan catat hasilnya dalam lembar kerja.
27. Tanggal pemeliharaan dicatat pada kartu pemeliharaan gardu (kartu gantung
gardu).
28. Tutup dan kunci kembali pintu gardu bangunan.
29. Apabila ada kejanggalan/ketidaksesuaian dicatat pada lembar kerja
pemeliharaan Gardu Bangunan untuk ditindaklanjuti.
30
30. Melapor ke pelayanan teknik bahwa pemeliharaan gardu distribusi telah
selesai dan tegangan sudah normal kembali.
1. LA (Lightening Arester)
2. FCO (Fuse Cut Out)
3. Trafo (Step Down)
4. PHB-TR
5. Saklar utama
6. NH-Fuse/Fuse catridge
31
4.5 Prinsip Kerja Purifikasa Minyak Trafo
Ada 2 proses penting dalam proses purifikasi minyak trafo, antara lain :
1. Heating
Minyak dipanaskan hingga titik didih air. Air yang ada dalam minyak akan menguap
karena titik didih minyak lebih tinggi dari pada titik didih air. Pemanasan dilakuan dalam
ruang vacum. Penggunaan ruang vacum ini bertujuan agar air mendidih pada suhu rendah
sehingga air menguap lebih cepat. Dengan suhu rendah diharabkan minyak tidak menua
dengan cepat.
2. Penyaringan ( filter press )
Setelah minyak trpisah dari uap air dan asam, minyak trafo tersebut disaring oleh filter
yang berbahan higroscopicity sehingga pengotor dapat tersaring.
Secara detail, proses purifikasi minyak transformator dapat dilihat pada diagram alir di
bawah ini.seperti pada Gambar 4.3.
32
Gambar 4.3 Diagram alir purifikasi minyak trafo secara detail
33
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya yaitu tentang Studi
pemeliharaan gardu distribusi pada perumahan Vila Tamara Samarinda, maka dapat
disimpulkan
1. Hasil Perhitungan Transformator Pada Perumahan Vila Tamara Samarinda
Sebesar 100 kVA memiliki persentase beban sebesar 102% dan beban penuh pada trafo
sebesar 93,720 A
2. Pemeliharaan yang teratur, penggunaan / pemakaian yang baik dari trafo distribusi
akan meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik sehingga kontinuitas
pelayanan listrik ke konsumen perumahan vila tamara samarinda terjamin.
3. Cara pemeliharaan trafo distribusi meliputi pemeliharaan minyak trafo yang
merupakan pendingin dan isolasi bagi trafo, pemeliharaan bushing
yangmerupakan sebuah konduktor sebagai penyek antara tangki trafo
pemeliharaannya dengan cara dibersihkan dari debu dan mengukur tahanan
isolasinya.
5.2. Saran
1. Pemeliharaan gardu distribusi yang teratur dan sesuai dengan SOP dapat
memperpanjang umur trafo.
2. Hasil perhitungan studi untuk gardu distribusi bermanfaat untuk melihat apakah
trafo distribusi bekerja maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Buku PLN 4 Standar Kontruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik
Http:/www.slideshare.net/rheinaldogimbal/jayapura-distribusi
Rukmi SH, Sukerayasa, Setiawan, Ariastina Vol. 6 No. 2 Juli – Desember 2007