Anda di halaman 1dari 49

STUDI PEMELIHARAAN GARDU DISTRIBUSI PADA

PERUMAHAN VILA TAMARA SAMARINDA

TUGAS AKHIR

Oleh :

MUHAMMAD NUR FAKIH


NIM 15 612 038

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
2018
STUDI PEMELIHARAAN GARDU DISTRIBUSI PADA
PERUMAHAN VILA TAMARA SAMARINDA

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan Untuk Persyaratan Tugas Akhir
Program Pendidikan Diploma III
Pada
Program Studi : Teknik Listrik
Jurusan : Teknik Elektro
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Oleh:

Muhammad Nur Fakih


Nim 15 612 038

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
2018
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Muhammad Nur Fakih

Nim : 15 612 038

Jurusan : Teknik Elektro

Program Studi : Teknik Listrik

Jenjang : Diploma III

Judul Tugas Akhir/Skripsi : Studi Pemeliharaan Gardu Distribusi Pada


Perumahan Vila Tamara Samarinda
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir / Skripsi ini adalah
hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah
saya nyatakan dengan benar.
Jika dikemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarisme dalam Laporan
Tugas Akhir/Skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Samarinda, 12 Juli 2018

Muhammad Nur Fakih


NIM. 15 612 038
HALAMAN PENGESAHAN

STUDI PEMELIHARAAN GARDU DISTRIBUSI PADA PERUMAHAN VILA

TAMARA SAMARINDA

Disusun Oleh :

Nama : MUHAMMAD NUR FAKIH

NIM : 15 612 038

Jurusan : TEKNIK ELEKTRO

Program Studi : TEKNIK LISTRIK

Laporan Tugas Akhir ini telah diterima dan disahkan untuk

Memenuhi salah satu syarat memperoleh Ijazah Diploma III

Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Samarinda

Mengesahkan,
Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. Bustani, MT H. Abdul Rahman, LC, M Fil, l


NIP 19610712 199303 1 003 NIP 19720711 199803 1 003

Mengetahui,
Direktur Politeknik Negeri Samarinda

Ir. H. Ibayasid, M.Sc


NIP 19590303 198903 1 002

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

STUDI PEMELIHARAAN GARDU DISTRIBUSI PADA PERUMAHAN VILA

TAMARA SAMARINDA

Oleh :

MUHAMMAD NUR FAKIH


NIM : 15 612 038

Program Studi : Teknik Listrik


Jurusan : Teknik Elektro

Laporan Tugas Akhir ini Telah Disidangkan pada Tanggal 24 Juli 2018
Di Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Samarinda

Yang Menyetujui :

Ketua Penguji/Penguji I, Pendamping,

Rusda, ST., MT Ir. Bustani, MT


NIP 19700527 199601 2 001 NIP 19610712 199303 1 003

Penguji II, Penguji III,

Sunu Pradana, ST., M.eng Ir. H. M Syahrir Djalil, MT


NIP 19780108 200604 1 002 NIP 19600227 199003 1 003

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro

Ir. Bustani, MT
NIP 19610712 199303 1 003

iv
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur atas segala rahmat dan karunia Allah SWT
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Serta sholawat dan salam yang
selalu tercurah kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat,
serta pengikutnya hingga akhir zaman. Laporan tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi
persyarat kelulusan program pendidikan jenjang Diploma III (D3) Politeknik Negri
Samarinda.

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan
serta dukungan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu
dikesempatan yang mulia ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar - besarnya
atas segala bantuan, bimbingan, serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis,
sehingga laporan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

Rasa terima kasih ini penulis tujukan kepada :

1. Bapak Ir. H. Ibayasid., M.Sc selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda

2. Bapak IR Bustani, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro.

3. Bapak IR Bustani, MT dan H. Abdul Rahman, LC, M, FIL, I sebagai pembimbing


penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.

4. Kepada seluruh Dosen - Dosen Teknik Listrik yang telah memberikan ilmunya dengan
iklas serta nasehat - nasehat yang sangat bermanfaat kepada penulis selama di Politeknik
Negri Samarinda Khususnya jurusan Teknik Listrik.

5. Kedua orang tua, bapak Hariono dan ibu Suarti yang telah banyak memberikan bantuan
dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

6. Manager PT PLN (PERSERO) Bapak Basuki Rahman.

v
7. Teman - teman teknik listrik angkatan ‘15 yang telah banyak membantu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan di dalam penyusunan


laporan tugas akhir ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
diharapkan, sebagai masukan bagi penulis agar suatu saat penulis mampu berbuat lebih
dari apa yang telah penulis selesaikan pada laporan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis mengharapkan kiranya laporan yang sederhana ini dapat
memberikan manfaat yang besar bagi siapa saja yang membacanya. Semoga segala
bantuan, dukungan serta arahan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
balasan lebih besar dari Allah SWT.

Samarinda, Juli 2018

Penulis,

MUHAMMAD NUR FAKIH

NIM. 15612038

vi
ABSTRAK
MUHAMMAD NUR FAKIH, Studi pemeliharaan gardu distribusi pada perumahan Vila
Tamara Samarinda ( pembimbing IR Bustani, MT dan H. Abdul Rahman, LC, M, FIL, I ).

Studi pemeliharaan gardu distribusi listrik pada perumahanm Vila Tamara Samarinda ini
dilakukan agar mengetahui SOP pemeliharaan dan sebagai perbandingan untuk melihat
aplikasi dilapangan yaitu dalam memelihara gardu distribusi, dengan adanya rasa aman dan
teratur serta kebutuhan listrik yang diperlukan dapat disuply secara terus – menerus pada
perumahan Vila Tamara Samarinda. Pada jaringan yang sering terjadi gangguan karena
adanya layang-layang yang tersangkut pada jaringan, pemeliharaan gardu ini bertujuan untuk
memperpanjang umur trafo.

Beban penuh trafo distribusi vila tamara sebesar 93,720 A. Pemeliharaan trafo distribusi yang
baik akan meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik sehingga mengurangi gangguan
terhadap konsumen. Minyak trafo disini berfungsi sebagai isolasi dan pendingin bagi
transformator, ada pula bushing yang merupakan sebuah konduktor dan sebagai penyekat
antara tangki trafo.

Kata kunci : gardu distribusi, standar oprasional prosedur (SOP), pemeliharaan transformator

vii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN…........................................................................... iv
KATA PENGANTAR........................................................................................... v
ABSTRAK............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 1

1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................... 2

1.4. Batasan Masalah ....................................................................... 2

1.5. ManfaatPenulisan ..................................................................... 2

1.6. Sistimatika Penulisan................................................................ 2

BAB II TEORI DASAR


2.1. Sistem Tenaga Listrik ............................................................... 4

2.1.1 Ketersediaan dan Keandalan..................................................... 4

2.1.2 Keandalan Sistem Distribusi.................................................... 5

2.2. Transformator ........................................................................... 6

2.3. Pengertian Gardu ...................................................................... 9

2.4. Jenis-Jenis Gardu...................................................................... 10

viii
2.4.1 Gardu Distribusi Beton. ....................................... ........ 10

2.4.2 Gardu Distribusi Kios / Metal ..................................... 11

2.4.3 Gardu Distribusi Portal................................................ 12

2.4.4 Gardu Distribusi Cantol............................................. 13

2.4.5 Peralatan Gardu Distribusi Dan Fungsi.................... 15

2.5. Standard Operation Prosedure (SOP)....................................... 19

2.5.1 Pemadaman / Pembebasan Tegangan.......................... 19

2.5.2 Pelaksanaan Pemeliharaan........................................... 19

2.5.3 Pemasukan Tegangan Kembali.................................... 20

2.6. Tujuan Pemeliharaan ................................................................ 21

BAB III. DATA

3.1. Name Plate Trafo ...................................................................... 22

3.2. Gardu Pada Perumahan Vila Tamara ....................................... 23

3.3. Data Pemeliharaan Gardu Vila Tamara .................................... 24

BAB IV. PEMBAHASAN

4.1. Transformator ........................................................................... 27

4.1.1 Perhitungan daya pada trafo....................................... 27

4.1.2 Arus beban penuh full load......................................... 27

4.2. Pemeliharaan Trafo .................................................................. 28

4.3. SOP pemeliharaan gardu distribusi vila


tamara...................................................................................... 28

4.3.1 Alat kerja................................................................... 28

ix
4.3.2 Perlengkapan K3....................................................... 29
4.3.3 Material..................................................................... 29
4.3.4 Langkah kerja........................................................... 29

4.4. Single line diagram gardu distribusi vila tamara


samarinda............................................................................... 31

4.5. Prinsip Kerja Purifikasi Minyak Trafo.................................... 31

4.6. Metodologi Pemurnian............................................................ 32

4.7 Pengukuran Tahanan Isolasi Trafo.......................................... 33

BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan.............................................................................. 34

5.2. Saran........................................................................................ 34

DaftarPustaka

Lampiran

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1 Trafo Distribusi kelas 20kV ...................................................... 7

Gambar 2.3 Kumparan Trafo Distribusi ....................................................... 8

Gambar 2.3. Bushing Transformator ............................................................. 8

Gambar.2.4 tangki konservator transformator .............................................. 9

Gambar 2.5 Gardu distribusi......................................................................... 9

Gambar 2.6 Trafo distribusi .......................................................................... 10

Gambar2.7 Gardu beton............................................................................... 11

Gambar 2.8 Gardu kios ................................................................................. 12

Gambar2.9 Gardu distribusi portal............................................................... 12

Gambar2.10 Rangkaian dalam PHB-TR........................................................ 13

Gambar2.11 gardu cantol................................................................................ 14

Gambar2.12 Bagian dalam PHB TR Gardu cantol ........................................ 15

Gambar2.13 gambar Lightning Arrester........................................................... 15

Gambar2.14 gambar Fuse Cut Out .................................................................. 16

Gambar2.15 gambar Trafo step Down............................................................. 16

Gambar2.16 gambar Pemutus Tenaga ( Circuit Breaker)................................ 17

Gambar2.17 gambar Rel Pembagi.................................................................... 17

Gambar2.18 Gambar single Line Diagram Gardu Portal................................. 18

Gambar4.1 Single line diagram gardu distribusivila tamara....................... 31

xi
Gambar4.2 Diagram alir sederhana system purifikasi minyak
transformator.............................................................................. 32

Gambar4.3 Diagram alir purifikasi minyak trafo secara detail.................... 33

xii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Tabel Pengukuran Trafo Dstribusi................................................ 23

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem tenaga listrik membutuhkan keseimbangan yang terus menerus, energi pada
penggerak awal dengan beban listriknya agar dapat beroperasi dengan stabil. Beban listrik
terus bervariasi seperti misalnya beban penerangan, peralatan listrik, atau motor-motor
listrik. Latar belakang mengangkat judul tentang pemeliharan gardu distribusi karena
kurangnya pemeliharan gardu tersebut sehingga terjadi kerusakan pada komponen dalam
gardu yang mengakibatkan pemadaman yang sering terjadi sehingga menyebabkan
kekecewan terhadap konsumen pengguna listrik.
Dalam operasi, gardu distribusi dapat terjadi pengotoran peralatan instalasi oleh
lingkungan/udara (debu) oleh serangga (sawang). Kotoran itu berterbangan atau
menempel di permukaan isolator dan penghantar, akibat penghantar bertegangan dan
panas, debu-debu itu terbakar dan berubah menjadi karbon yang terbentuk di permukaan
isolator dapat menjadi jembatan terjadinya loncatan bunga api listrik yang kemudian
menjadi gangguan bagi sistem. Oleh sebab itu konstruksi gardu dan pemeliharaannya
perlu diperhatikan terhadap pengaruh lingkungan.
Selain perawatan gardu, penulis juga melakukan pemeliharaan dari gardu hingga jaringan
distribusi pada perumahan vila tamara. Pada jaringan yang sering terjadi gangguan karena
adanya layang-layang yang tersangkut pada jaringan sehingga menyebabkan gangguan
pada pendistribusian listrik pada perumahan vila tamara, pemeliharaan gardu ini
bertujuan untuk memperpanjang umur trafo. Dengan malihat pentingnya sistim distribusi
perumahan vila tamara, pada kesempatan ini mengangkat dan membahas mengenai Studi
Pemeliharaan Gardu Distribusi pada Perumahan Vila Tamara Samarinda, dengan
adanya rasa aman dan teratur serta kebutuhan listrik yang diperlukan dapat disuply secara
terus-menerus pada perumahan vila tamara samarinda.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah tegangan masih merupakan masalah utama atau yang paling banyak
mengalami kendala dan sangat perlu di adakannya perhatian khusus, baik masalah
tegangan kurang maupun tegangan berlebih, masalah-masalah yang akan di bahas oleh
penulis kali ini adalah:
1. Bagaimana cara melakukan pemeliharan pada gardu distribusi.?
2. Bagaimana cara menaggulangi gangguan pada gardu distribusi.?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Pemeliharaan sistem gardu distribusi
2. Mengurangi gangguan pada gardu

1.4 Batasan Masalah


Tugas akhir ini membahas tentang permasalahan-permasalahan gardu. Dalam
pembahasan dan penulisan tugas akhir ini, penulis membatasi permasalahan pada ruang
lingkup :
1. Pembatasan mengenai pemeliharan gardu distribusi
2. Batasan maasalah untuk pengaman yang digunakan yaitu : Lightening Arrester,
Fuse Cut Out, MCCB, MCB.
3. Batasan masalah yang digunakan untuk penghantar yaitu : AAAC, NYY,
Twisted Cable

1.5 Manfaat Penelitian


Tugas akhir ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Mengetahui jenis-jenis dan macam-macam gangguan pada gardu
2. Mengetahui cara memelihara gardu distribusi sesuai standar.

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah dalam memahami isi - isi dalam laporan ini maka dibuat
sistimatika penulisan yang terdiri dari beberapa bagian yang saling berhubungan satu
dengan yang lain. Sistimatika penulisan terdiri dari lima bab yaitu:
Bab pertama, pendahuluan yang berisi tenang latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan dari laporan akhir.

2
Bab kedua, teori dasar berisi tentang uraian teori-teori yang mendukung untuk pengerjaan
tugas akhir ini.
Bab ketiga, data berisi tentang data-data hasil pengukuran gardu dan juga data-data
penunjang lainnya yang berkaitan dengan judul.
Bab keempat, pembahasan berisi tentang menyajikan cara menganalisa data-data hasil
penelitian dan memberikan pembahasan tentang pemeliharaan gardu distribusi pada
perumahan vila tamara samarinda.
Bab lima, kesimpulan berisi tentang kesimpulan yang telah di analisa pada pembahasan,
serta saran-saran yang akan dituangkan pada laporan ini mengenai hasil pengolahan data
pada perusahaan yang terkait

3
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Sistem Tenaga Listrik.


Menurut Rukmi (2007), pada umumnya energi listrik yang dihasilkan oleh pusat-pusat
pembangkit tenaga listrik letaknya tidak selalu dekat dengan pusat-pusat beban. Energi
listrik yang dihasilkan tersebut akan disalurkan ke pusatpusat beban melalui jaringan
transmisi dan distribusi. Untuk menyalurkan tenaga listrik secara kontinyu dan handal,
diperlukan pemilihan sistem distribusi yang tepat. Pemilihan ini didasarkan pada
beberapa faktor, antara lain: faktor ekonomis, faktor tempat ,dan faktor kelayakan. Untuk
pemilihan sistem jaringan harus memenuhi persyaratan-persyaratan antara lain:
kehandalan yang tinggi, kontinyuitas pelayanan, biaya investasi yang rendah, fluktuasi
frekuensi dan tegangan rendah.

2.1.1 Ketersediaan dan Keandalan.


Setiap benda dapat mengalami kegagalan operasi. Beberapa penyebab kegagalan operasi
ini adalah : Kelalaian manusia, Perawatan yang buruk, Kesalahan dalam penggunaan,
Kurangnya perlindungan terhadap tekanan lingkungan yang berlebihan. Akibat yang
ditimbulkan dari kegagalan proses dalam sistem ini bervariasi dari ketidak nyamanan
pengguna hingga kerugian biaya ekonomis yang cukup tinggi bahkan timbulnya korban
jiwa manusia. Teknik keandalan bertujuan mempelajari konsep, karakteristik,
pengukuran, analisis kegagalan dan perbaikan sistem sehingga menambah waktu
ketersediaan operasi sistem dengan cara mengurangi kemungkinan kegagalan.
Ketersediaan (availability) didefinisikan sebagai peluang suatu komponen atau sistem
berfungsi menurut kebutuhan pada waktu tertentu saat digunakan dalam kondisi
beroperasi. Ketersediaan diinterpretasikan sebagai peluang beroperasinya komponen atau
sistem dalam waktu yang ditentukan. Keandalan (reliability) didefinisikan sebagai
peluang suatu komponen atau sistem memenuhi fungsi yang dibutuhkan dalam periode
waktu yang diberikan selama digunakan dalam kondisi beroperasi. Dengan kata lain
keandalan berarti peluang tidak terjadi kegagalan selama beroperasi.

4
2.1.2 Keandalan Sistem Distribusi
Keandalan dalam sistem distribusi adalah suatu ukuran ketersediaan / tingkat pelayanan
penyediaan tenaga listrik dari sistem ke pemakai. Ukuran keandalan dapat dinyatakan
sebagai seberapa sering sistem mengalami pemadaman, berapa lama pemadaman terjadi
dan berapa cepat waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan kondisi dari pemadaman
yang terjadi (restoration). Sistem yang mempunyai keandalan tinggi akan mampu
memberikan tenaga listrik setiap saat dibutuhkan, sedangkan
Sistem mempunyai keandalan rendah bila tingkat ketersediaan tenaganya rendah yaitu
sering padam. adapun macam – macam tingkatan keandalan dalam pelayanan dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga) hal antara lain :
1. Keandalan sistem yang tinggi (High Reliability System). Pada kondisi normal,
sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk menyediakan daya pada
beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Dan dalam keadaan darurat bila
terjadi gangguan pada jaringan, maka sistem ini tentu saja diperlukan beberapa
peralatan dan pengaman yang cukup banyak untuk menghindarkan adanya
berbagai macam ganngguan pada sistem.
2. Keandalan sistem yang menengah (Medium Reliability System). Pada kondisi
normal sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk menyediakan daya
pada beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Dan dalam keadaan
darurat bila terjadi gangguan pada jaringan, maka sistem tersebut masih bisa
melayani sebagian dari beban meskipun dalam kondisi beban puncak. Jadi dalam
sistem ini diperlukan peralatan yang cukup banyak untuk mengatasi serta
menanggulangi gangguan – gangguan tersebut.
3. Keandalan sistem yang rendah (Low Reliability System). Pada kondisi normal,
sistem akan memberikan kapasitas yang cukup untuk menyediakan daya pada
beban puncak dengan variasi tegangan yang baik. Tetapi bila terjadi suatu
gangguan pada jaringan, sistem sama sekali tidak bisa melayani beban tersebut.
Jadi perlu diperbaiki terlebih dahulu. Tentu saja pada sistem ini peralatan-
peralatan pengamannya relatif sangat sedikit jumlahnya. Kontinyuitas pelayanan,
penyaluran jaringan distribusi tergantung pada jenis dan macam sarana penyalur
dan peralatan pengaman, dimana sarana penyalur (jaringan distribusi) mempunyai
tingkat kontinyuitas yang tergantung pada susunan saluran dan cara pengaturan

5
sistem operasinya, yang pada hakekatnya direncanakan dan dipilih untuk
memenuh kebutuhan dan sifat beban. Tingkat kontinyuitas pelayanan dari sarana
penyalur disusun berdasarkan lamanya upaya menghidupkan kembali suplai
setelah pemutusan karena gangguan.

2.2 Transformator
Menuurut YS Pirade (2001), seperti pada Gambar 2.1 transformator merupakan suatu alat
listrik yang menurunkan dan menaikkan tegangan arus bolak-balik mengubah tegangan
arus bolak-balik melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi
electromagnet. transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan
dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Penggunaan
transformator yang sederhana dan handal memungkinkan dipilihnya tegangan yang
sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya, kebutuhan akan tegangan tinggi
dalam pengiriman daya listrik jarak jauh. Serta merupakan salah satu sebab penting
bahwa arus bolak-balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran
tenaga listrik. Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum ampere dan hukum
faraday, yaitu : arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan
magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu kumparan pada transformator
diberi arus bolak balik maka jumlah garis gaya magnet berubah – ubah. Akibatnya pada
sisi primer terjadi induksi. Sisi sekunder menerima garis gaya magnet dari sisi primer
yang jumlahnya berubah – ubah pula. Maka di sisi sekunder juga timbul induksi,
akibatnya antara dua ujung terdapat beda tegangan. Perhitungan arus beban penuh
transformator. Daya transformator bila ditinjau dari sisi tegangan tinggi (primer) dapat
dirumuskan sebagai berikut :
S = √3 x Vx I ................................................(2.1)
Keterangan :
S : daya transformator (kVA)
V : tegangan sisi primer transformator (kV)
I : arus jala – jala (A)

Sehingga untuk menghitung arus beban penuh (full load) dapat menggunakan rumus :
𝑆
IFL = ..................................................(2.2)
√3𝑋𝑉

6
Keterangan :
IFL : arus beban penuh (A)
S : daya transformator (kVA)
V : tegangan sisi sekunder tranformator (kV)
Transformator dapat dibagi menurut fungsi / pemakaian seperti :
1. Transformator Mesin (Pembangkit)
2. Transformator Gardu Induk
3. Transformator Distribusi
Transformator dapat juga dibagi menurut kapasitas dan tegangan seperti :
1. Transformator besar
2. Transformator sedang
3. Transformator kecil

(Sumber : https://pt.slideshare.net/rizkanovitaaljundi/distribusi-tenaga-listrik-2)
Gambar 2.1 Trafo Distribusi kelas 20kV

Transformator terdiri dari :


1. Inti besi
Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang
melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk
mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.
2. Kumparan Transformator
Seperti Gambar 2.2 Kumparan trafo distribusi beberapa lilitan kawat berisolasi
yang membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan
kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar

7
kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut
sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

(Sumber : https://alfiyanarif.wordpress.com/2013/02/10/kerja-praktik-hahaha-lol/)
Gambar 2.2 Kumparan trafo distribusi

3. Minyak Transformator
Sebagian besar kumparan-kumparan dan inti trafo tenaga direndam dalam minyak trafo,
terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat
sebagai isolasi dan media pemindah, sehingga minyak trafo tersebut berfungsi sebagai
media pendingin dan isolasi.
4. Bushing Transformator
Bushing transformator seperti pada Gambar 2.3 adalah sebuah konduktor yang berfungsi
untuk menghubungkan kumparan transformator dengan rangkaian luar yang diberi
selubung isolator. Isolator juga berfungsi sebagai penyekat antara konduktor dengan
tangki transformator. Bahan bushing adalah terbuat dari porselin yang tengahnya
berlubang.

(Sumber : http://belajar-ilmu-listrik.blogspot.com/2017/09/bushing-trafo.html)
Gambar 2.3 Bushing transformator

8
5. Tangki Konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada
(ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki
dilengkapi dengan konservator. Seperti pada Gambar 2.4

(Sumber : http://gilalistrik.blogspot.com/2010/02/transformator-daya.html)
Gambar 2.4 Tangki konservator transformator

2.3. Pengertian Gardu


Pengertian gardu distribusi seperti pada Gambar 2.5 tegangan listrik yang paling di kenal
adalah sebuah bangunan gardu listrik yang berisi atau terdiri dari instalasi perlengkapan
hubung bagi tegangan menengah ( PHB-TM ), transformator distribusi, dan perlengkapan
hubung bagi tegangan rendah ( PHBTR ) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi
para pelanggan baik dengan tegangan menengah ( TM 20 KV ) maupun tegangan rendah
( TR 220/380 Volt )

(Sumber : https://ezkhelenergy.blogspot.com/2013/10/gardu-distribusi.html)
Gambar 2.5 Gardu distribusi

9
Dalam gardu distribusi ini biasanya digunakan transformator distribusi yang
berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik dari jaringan distribusi tegangan tinggi
menjadi tegangan terpakai pada jaringan distribusi tegangan rendah (step down
transformator), misalkan tegangan 20 KV menjadi tegangan 380 volt atau 220 volt.
Sedang transformator yang digunakan untuk menaikan tegangan listrik (step up
transformator), hanya digunakan pada pusat pembangkit tenaga listrik agar tegangan
yang didistribusikan pada suatu jaringan panjang (long line) tidak mengalami penurunan
tegangan (voltage drop) yang berarti, yaitu tidak melebihi ketentuan voltage drop yang
diperkenankan 5% dari tegangan semula. Dapat dilihat dari Gambar 2.6.

(Sumber : http://seputarbanjarpatroman.blogspot.com/2014/07/pengertian-dasar-gardu-
distribusi-listrik.html)
Gambar 2.6 Trafo distribusi

2.4. Jenis jenis gardu distribusi


Adapun jenis-jenis gardu distribusi terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

2.4.1. Gardu Distribusi Beton


Merupakan gardu yang seluruh komponen utama instalasinya seperti
transformator dan peralatan proteksi terangkai di dalam sebuah bangunan sipil yang di
rancang di bangun dan di fungsikan dengan kontruksi pasangan batu dan beton.
kontruksi bangunan gardu ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan terbaik bagi
sistem keamanan ketenagalistrikan.seperti pada Gambar 2.7.
 Seluruh peralatan berada dalam bangunan beton
 Luas gardu minimal 7 x 4 m2
 Kapasitas trafo maksimum 2 x 630 kVA

10
Gambar A. Tampak luar Gambar B. Tampak dalam
(Sumber : http://seputarbanjarpatroman.blogspot.com/2014/07/spesifikasi-gardu-tembok-
beton.html)
Gambar 2.7 Gardu beton

Peralatannya :
1. Satu ruang untuk pemutus beban arah masuk (incoming)
2. Satu beban untuk pemutus beban arah keluar (outgoing)
3. Satu ruang untuk pengukuran
4. Satu ruang untuk transformator dan pengamannya
5. Satu ruang untuk pembangi tegangan rendah
6. Cubicle

2.4.2 Gardu Distribusi Kios/Metal


Gardu yang bangunan keseluruhannya terbuat dari plat besi dengan konstruksi seperti
kios. Ukuran gardu 3 x 4 m, Peralatannya sama dengan gardu beton. Selain untuk
pemasangan tetap, gardu kios juga digunakan untuk keperluan sementara/darurat
(bersifat mobile/bergerak) seperti pada Gambar 2.8.
 Seluruh peralatannya terletak dalam ruangan tertutup dari metal / logam.
 Ukuran gardu 3x4 m

11
(Sumber : http://seputarbanjarpatroman.blogspot.com/2014/07/jenis-dan-macam-gardu-
distribusi-tenaga-listrik.html)
Gambar 2.8 Gardu kios

2.4.3. Gardu Distribusi Portal


Merupakan salah satu dari jenis konrtuksi gardu tiang, seperti pada Gambar 2.9 yaitu
gardu distribusi tenaga listrik tipe terbuka ( Out-door ), dengan memakai kontruksi dua
tiang atau lebih. tempat kedudukan transformator sekurang-kurangnya 3 meter di atas
permukaan tanah. Dengan sistem proteksi di bagian atas dan papan hubung bagi
tegangan di bagian bawah untuk memudahkan kerja teknis dan pemeliharaan.
 Seluruh peralatan disanggah oleh dua tiang atau lebih
 Luas tanah yang dibutuhkan ± 2 x 3 m
 Kapasitas transformator maksimum 315 kVA

Gambar A tampak luar Gambar B bagian dalam PHB TR


(Sumber : https://materiilmiah.wordpress.com/2016/09/08/5-tipe-gardu-distribusi/)
Gambar 2.9 Gardu distribusi portal

12
Peralatan pada gardu portal disini dibagi menja dua bagian besar yakni :
A. Komponen Utama Bagian Atas Gardu :
1. Lightning Arrester (LA)
2. Fuse Cut Out (FCO atau CO)
3. Wiring Gardu atau Pengawatan Gardu
4. Tiang
5. Trafo Distribusi
6. Rangka Gardu
7. Pipa Jurusan
B. Komponen Utama Bagian Bawah Gardu :
1. Saklar Utama
2. Rel tembaga atau rel pembagi
3. NH-Fuse Jurusan
4. Kabel naik atau kabel jurusan ( bisa berupa NYY atau NYFGBY) dengan
ukuran sesuai dengan kebutuhan.
5. Kabel turun (Kabel penghubung dari trafo ke PHB-TR) dengan ukuran
disesuaikan dengan kebutuhan dan trafo distribusi yang terpasang

(Sumber : https://materiilmiah.wordpress.com/2016/09/08/5-tipe-gardu-distribusi/)
Gambar 2.10 Rangkaian dalam PHB-TR

13
2.4.4 Gardu Distribusi Cantol
Merupakan salah satu dari dua jenis kontruksi gardu tiang.seperti pada
Gambar 2.11 yaitu tipe gardu distribusi tenaga listrik dengan transformator, proteksi,
dan papan hubung bagi tegangan rendah ( PHB-TR ) di cantolkan atau dipasang
langsung pada satu tiang yang memiliki kekuatan minimal 500 dAn.
 Seluruh peralatannya disanggah oleh satu tiang
 Kapasitas maksimum transformator 50 kVA

(Sumber : https://materiilmiah.wordpress.com/2016/09/08/5-tipe-gardu-distribusi/)
Gambar 2.11 Gardu cantol

Peralatan Gardu Cantol Terbagi 2 Bagian yakni :


A. Komponen Utama Bagian Atas Gardu :
1. Tiang
2. Lightning Arrester ( LA )
3. Trafes dudukan FCO dan Arrester
4. Fuse Cut Out ( FCO atau CO )
5. Wiring gardu atau pengawatan gardu.
6. Trafo distribusi (50 KVA)
7. Dudukan trafo
B. Komponen Utama Bagian Bawah Gardu :
1. NH-Fuse ( fuse catridge )
2. Rel Tembaga atau Rel Jurusan
3. Kwh MTD
4. Saklar Utama

14
5. Kabel Turun NYY/NYFGBY
6. Trafo Arus ( CT )
7. Kabel Naik NYY/NYFGBY

(Sumber : https://materiilmiah.wordpress.com/2016/09/08/5-tipe-gardu-distribusi/)
Gambar 2.12 Bagian dalam PHB TR Gardu cantol

2.4.5 Peralatan Gardu Distribusi dan Fungsi

1. Lightning Arrester :
Pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila timbul tegangan surja alat
ini bersifat sebagai konduktor yang tahanannya relatif rendah, sehingga dapat
mengalirkan arus yang tinggi ke tanah. Setelah surja hilang, arrester harus dapat
dengan cepat kembali menjadi isolasi. arrester melindungi peralatan listrik pada
sistem jaringan terhadap tegangan lebih yang disebabkan petir atau surja
hubung.seperti pada Gambar 2.13.

(Sumber : http://theatlaselectricals.com/lightning-arresters/)
Gambar 2.13 Lightning Arrester

15
2. Fuse Cut Out :
Fuse link dipasangan pada tabung CO (cut out) yang berfungsi sebagai pemutus
jika ada arus yang melebihi kapasitas ukuran fuse link.CO atau cut out sendiri dipasang
sebagai pemutus JTM ataupun pemutus sebelum trafo gardu.seperti pada Gambar 2.14.

(Sumber : https://www.indiamart.com/proddetail/dropout-fuse-cutout-17042102488.html)
Gambar 2.14 Fuse Cut Out

3. Trafo step Down


Trafo step down berfungsi untuk menurunkan pasokan tegangan listrik agar
dapat dinikmati konsumen.dari tegangan 20 kv menjadi 220/380 volt seperti pada
Gambar 2.15.

(Sumber : http://muhamadrizkifauzikadili.blogspot.com/2012/06/trafo-distribusi.html)
Gambar 2.15 Trafo step down

16
4. Pemutus Tenaga ( Circuit Breaker)
Berfungsi sebagai alat pembuka atau penutup suatu rangkaian listrik dalam
kondisi berbeban, serta mampu membuka atau menutup saat terjadi arus gangguan
(hubung singkat) pada jaringan atau peralatan lain. seperti pada Gambar 2.16.

(Sumber : https://www.schneider-electric.us/en/product-category/50300-circuit-breakers/)
Gambar 2.16 Pemutus tenaga ( Circuit Breaker)

5. Rel pembagi
Berfungsi sebagai titik pertemuan atau hubungan trafo-trafo tenaga saluran udara
tegangan tinggi (SUTT) dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan
menyalurkan tenaga dan daya listrik.seperti pada Gambar 2.17.

(Sumber:http://repository.polimdo.ac.id/552/1/Ofriadi%20Makangiras)
Gambar 2.17 Rel pembagi

17
6. PHB (Panel Hubung Bagi)
Merupakan perlengkapan yang digunakan untuk membagi dan mengendalikan tenaga
listrik. Komponen utama yang terdapat pada PHB diantaranya adalah : Sekring,
pemutus tenaga, sakelar isolasi, alat dan instrument ukur (ampere meter dll), rel (bus-
bar). Dalam PHB juga terdapat alat bantu berupa lampu indicator, tombol-tombol
operasi, rangkaian dan komponen kontrol. Seperti pada Gambar 2.18.
1. NH-Fuse yang berfungsi untuk mengamankan Trafo Distribusi dari arus lebih
yang disebabkan karna hubungan singkat pada jaringan tegangan rendah
(SUTR) maupun karna beban lebih.
2. Rel Tembaga atau Rel Jurusan berfungsi untuk menghubungkan tegangan
dari beberapa komponen pada PHB-TR.
3. Kwh MTD berfungsi untuk menghitung pemakaian beban Gardu.
4. Kabel (Kabel penghubung dari Trafo ke PHB-TR) Bisa berupa NYY atau
NYFGBY dengan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan Trafo Distribusi
yang terpasang.
5. Dudukan Trafo dasarnya berfungsi untuk menempatkan trafo distribusi pada
tiang.

3
(PT.PLN (Persero). 2010. Buku 4 Standar Konstruksi Gardu
Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik)

Gambar 2.18 Single line diagram gardu distribusi portal

18
2.5. Standar Oprasional Prosedur (SOP) Pemeliharaan Trafo
2.5. 1. Pemadaman / Pembebasan Tegangan
1. Pelaksana telah siap dengan peralatan dan material pendukung
2. Melakukan pengetesan / pengukuran
Tegangan (phasa to phasa, phasa to netral)
Rotasi Meter
Arus tiap phasa
3. Lapor ke operator gangguan terkait dengan rencana pemadaman listrik.
4. Jika sudah ada izin operator, maka dilakukan pelepasan beban pada sisi TR
dengan cara :
Melepas saklar utama bila LV panel dilengkapi dengan saklar utama.
Melepas fuse utama bila LV panel tidak dilengkapi dengan saklar
utama.
5. Melepas fuse masing-masing jurusan pada masing-masing phasa.
6. Melepas fuse cut out (FCO) 20 kV.
7. Tes LV panel dengan voltmeter atau alat tester lainnya, apakah tegangan trafo
sudah benar-benar tidak ada.
8. Periksa / tes ulang pada JTR, apakah tidak ada tegangan dari luar.
9. Beri pengaman tegangan (grounding) pada sisi JTR.

2.5.2 Pelaksanaan Pemeliharaan


1. Periksa fisik trafo, apakah ada perubahan bentuk fisik trafo dan bila ada, sejauh
mana dapat diperbaiki segera.
2. Periksa paking dan baut penyikat.
3. Periksa minyak trafo, ambil contoh minyak trafo untuk tes.
4. Periksa kondisi bushing MV isolator .
5. Periksa kondisi bushing LV isolator.
6. Periksa semua terminal penghubung.
7. Periksa terminal netral / ground netral.
8. Periksa kran / saluran minyak trafo.

19
9. Bersihkan dan cuci bushing trafo dari kerak dengan menggunakan lap/ kain
10. Bersihkan tabung trafo dari bekas minyak trafo yang merembes dengan kain
11. Bersikan semua terminal penghubung dengan kuas dan lap
12. Tambah minyak trafo bila ada kekurangan.
13. Kencangkan semua baut pengikat.
14. Tes kondisi masing-masing phasa dengan netral menggunakan AVO meter.
15. Tes kondisi masing-masing kabel incoming yang menuju LV panel.
16. Periksa masing-masing terminal lug.
17. Periksa dan bersihkan masing-masing terminal pada fuse base.
18. Periksa dan bersihkan terminal pada main contactor.
19. Kencangkan semua baut pengikat pada main contactor.
20. Periksa dan bersihkan pisau / busur api pada main contactor.
21. Tes pentanahan / grounding system.
22. Bersihkan dan cuci LV panel dari debu dan kotoran lain yang melekat.

2.5.3 Pemasukan Tegangan Kembali


1. Periksa ulang kondisi peralatan dan pastikan bahwa semua komponen telah
sesuai dengan fungsinya.
2. Lapor ke operator gangguan bahwa pekerjaan pemeliharaan telah selesai dan
siap untuk dioperasikan kembali.
3. Jika telah mendapat izin operator, lepas grounding yang terpasang pada line
SUTR.
4. Masukkan FCO 20 kV, pastikan trafo sudah bertegangan.
5. Masukkan tegangan pada sisi TR dengan cara :
Masukkan saklar utama bila LV panel dilengkapi saklar utama.
Masukkan fuse utama bila LV panel tidak dilengkapi saklar utama.
6. Masukkan fuse jurusan secara berurutan pada masing-masing phasa.
7. Melakukan pengetesan / pengukuran
Tegangan (phasa to phasa, phasa to netral)
Rotasi Meter
Arus tiap phasa
8. Jika semua pengukuran sudah baik dan normal, berarti pekerjaan selesai.

20
9. Buat laporan hasil pemeliharaan.

2.6 Tujuan Pemeliharaan


Transformator merupakan suatu aset yang mahal bagi suatu perusahaan atau
industri atau perusahaan listrik. lagi pula, kegagalan atau keruskan transformator yang
mengganggu penyediaan tenaga listrik akan mengakibatkan kerugian – kerugian yang
besar bagi konsumen listrik. sebuah transformator yang telah dioprasikan dengan baik
selama sekian tahun, dapat disebabkan kelalaian, gagal secara mendadak, menyebabkan
diperlukannya reparasi atau penggantian yang mahal, dan kehilangan produksi yang
merugikan.
Pemeliharaan transformator pada asasnya terdiri atas hal – hal berikut :
1. Menjaga agar semua suku atau bagian berada dalam kedaan yang bersih dan
dilindungi dari karat, debu, dan korosi.
2. Menguji isolasi kumparan dan kondisi cairan isolasi pendingin.
3. Memeriksa dan menguji semua alat proteksi dan pengukuran.
4. Memeriksa kondisi internal transformator.
5. Memeriksa alat- alat seperti kipas, pendingin, arrester, dan pentanahan.

21
BAB III
DATA

3.1 Name Plate Trafo

Gambar 3.1 Name plate trafo

Merek : B&D TRANSFORMER


Daya : 100 kVA
Tegangan : 11000 Volt (High Voltage)
415 Volt (Low Voltage)
Arus : 5,25 Ampere (High Voltage)
139,1 Ampere (Low Voltage)
Fase : 3 (Tiga)
Frekuensi : 50 HZ

22
3.2 Gardu Pada Perumahan vila Tamara

Gambar 3.2 Gardu distribusi portal

3.2 Tabel Pengukuran Trafo Dstribusi

NO GARDU DATA ALAMAT KONTRUKSI DAYA DAYA PHASA In BEBAN BEBAN


FEEDER A A (kVA) (%)
1 AHT T11 VILA Ganda 200 200 3 PHS 289 102 51
1287 TAMARA
DEPAN

23
3.3 Data pemeliharaan trafo vila tamara

24
25
26
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Transformator
Jumlah total beban yang dilayani pada gardu distribusi vila tamara samarinda, sebesar
102 kVA, sehingga menggunakan trafo dengan kapasitas 2x100 kVA. Untuk presentase
beban pada transformator yang dilayani pada gardu distribusi listrik vila tamara
samarinda, adalah sebagai berikut :
Daya kapasitas transformator = 100 kVA
Total beban = 102 kVA
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
Persentase beban = × 100%
𝑠
102
= × 100%
100
= 102 %
Jadi persentase beban transformator adalah 102%
4.1.1 Perhitungan daya pada trafo
S = √3 x Vx I
V= 380 Volt
I= 289 Ampere
S= √3x380x289
S= 190213,81
S= 190,213 kVA
Sehingga kapasitas trafo yang digunakan pada perumahan vila tamara samarinda sebesar
2x100 kVA

4.1.2 Arus beban penuh full load


𝑆
IFL =
√3𝑋𝑉
100
=
√3𝑋0,38
=93,720 A

27
Arus beban penuh pada trafo distribusi berkapasitas 100 kVA pada perumahan vila
tamara samarinda sebesar 93,720 A

4.2 Pemeliharaan Trafo


1. Pemeliharaan transformator dapat dilakukan Secara Berkala (1 tahun), antara
lain:
a. Pemeliharaan Bagian Luar
 Memeriksa sambungan ulir, baut, keling, pres dan las apakah
keadaannya memuaskan (jangan sampai ada rembesan minyak misalnya pada sambungan
seperti sambungan las,sambungan pipa dengan pipa).
 Memeriksa sambungan – sambungan tegangan tinggi dengan pentanahan.
 Memeriksa dan teliti silicagel dan konservator.
b. Pengukuran tingkat isolasi minyak (Tegangan Tembus)
Pengukuran ini dilakukan setiap satu tahun sekali, yaitu dengan mengambil sampel
minyak dari trafo tersebut kemudian mengetes tegangan tembus minyak tersebut apakah
masih dalam batas standar jika kurang dari batas standar dapat dilakukan purifikasi atau
pergantian minyak.
c. pembersihan
Yaitu dengan membersihkan bagian bushing, bagian body pada trafo distribusi.

4.3 SOP pemeliharaan gardu distribusi vila tamara


SOP (Standart Oprational Prosedur) adalah ketetapan/prosedur operasi berisi
urutan/tahapan pekerjaan yang harus dilakukan oleh petugas/tim yang berkaitan dengan
operasi real time (setiap saat). SOP dibuat berdasarkan kesepakatan dan harus dipatuhi
oleh petugas/tim dalam melaksanakan tugas/fungsinya agar mendapatkan hasil yang
optimal, menghindari terjadinya kesalahan operasi, kerusakan peralatan dan kecelakaan
kerja

4.3.1 Alat kerja


1. Tool Set
2. Kain Lap
3. Radio Komunikasi

28
4. Grounding Set
5. Kuas
6. Avo meter
7. Anak kunci gembok
8. Sapu ijuk dan sapu bulu
9. Lembar kerja / check List
10. Stik 20 KV
11. Vacuum cleaner
12. Absen tenaga kerja

4.3.2 Perlengkapan K3
1. Sepatu Karet
2. Sarung Tangan (440 Volt)
3. Rambu Peringatan
4. Helm Pengaman
5. Pakaian Kerja

4.3.3 Material :
1. Grease Contact / Vaselin
2. Alkohol 95 %
3. NT / NH Fuse
4. Mur & Baut

4.3.4

Langkah kerja
1. Material dan perlengkapan K3 di siapkan.
2. Absensi tenaga kerja.
3. Beri rambu peringatan.
4. Pakai perlengkapan K3.
5. Koordinasi pemadaman dengan pelayanan teknik melalui radio
komunikasi.
6. Pintu gardu bangunan dibuka dengan mengunakan anak kunci gembok.

29
7. Ukur tegangan dan beban dengan avometer dan catat hasilnya pada lembar
kerja.
8. NT Fuse masing-masing jurusan dilepas dengan Fuse Puller.
9. Saklar utama dilepas.
10. Cut Out ( CO ) pengambilan dilepas dengan stick 20 KV.
11. Grounding Set di sisi Primer trafo terpasang.
12. Lantai, dinding, dan langit-langit dibersihkan dengan sapu ijuk dan sapu
bulu.
13. Rak TR dibersihkan dengan kuas / vaccum cleaner.
14. Baut rel TR dikencangkan dengan menggunakan kunci pas dan kunci
ring.
15. Tambahkan grease contact / vaselin pada pisau NT / NH Fuse.
16. Baut-baut sisi primer maupun sekunder trafo dikencangkan dengan
menggunakan kunci pas dan kunci ring.
17. Busing primer dan skunder trafo dibersihkan dengan lap dan alkohol.
18. Grounding set dilepas.
19. Alat-alat kerja dikumpulkan pada tempatnya.
20. Absensi tenaga kerja.
21. Koordinasikan penormalan tegangan dengan pelayanan teknik.
22. CO pengambilan dimasukkan dengan stick 20 kV.
23. Tegangan masuk pada sisi TR diukur dengan avometer dan catat pada
lembar kerja.
24. Helfboom saklar dimasukkan.
25. NH fuse jurusan dimasukkan kembali dengan puller.
26. Tegangan dan beban diukur dengan avometer untuk masing-masing
jurusan dan catat hasilnya dalam lembar kerja.
27. Tanggal pemeliharaan dicatat pada kartu pemeliharaan gardu (kartu gantung
gardu).
28. Tutup dan kunci kembali pintu gardu bangunan.
29. Apabila ada kejanggalan/ketidaksesuaian dicatat pada lembar kerja
pemeliharaan Gardu Bangunan untuk ditindaklanjuti.

30
30. Melapor ke pelayanan teknik bahwa pemeliharaan gardu distribusi telah
selesai dan tegangan sudah normal kembali.

4.4 Single line diagram gardu distribusi vila tamara samarinda

Gambar 4.1 Single line diagram gardu distribusi vila tamara

1. LA (Lightening Arester)
2. FCO (Fuse Cut Out)
3. Trafo (Step Down)
4. PHB-TR
5. Saklar utama
6. NH-Fuse/Fuse catridge

31
4.5 Prinsip Kerja Purifikasa Minyak Trafo
Ada 2 proses penting dalam proses purifikasi minyak trafo, antara lain :
1. Heating
Minyak dipanaskan hingga titik didih air. Air yang ada dalam minyak akan menguap
karena titik didih minyak lebih tinggi dari pada titik didih air. Pemanasan dilakuan dalam
ruang vacum. Penggunaan ruang vacum ini bertujuan agar air mendidih pada suhu rendah
sehingga air menguap lebih cepat. Dengan suhu rendah diharabkan minyak tidak menua
dengan cepat.
2. Penyaringan ( filter press )
Setelah minyak trpisah dari uap air dan asam, minyak trafo tersebut disaring oleh filter
yang berbahan higroscopicity sehingga pengotor dapat tersaring.

4.6 Metodologi Pemurnian


Purifikasi minyak transformator dilakukan dalam kondisi transformator tersebut sedang
bekerja (on line). Secara sederhana, prinsip kerja purifikasi ini yaitu mensirkulasikan
minyak transformator yang akan dipurifikasi. Minyak disedot masuk ke dalam alat
purifikasi untuk dimurnikan, kemudian dipompa kembali dimasukkan ke dalam
transformator seperti pada Gambar 4.2.

Gambar4.2 Diagram alir sederhana sistem purifikasi minyak transformator.

Secara detail, proses purifikasi minyak transformator dapat dilihat pada diagram alir di
bawah ini.seperti pada Gambar 4.3.

32
Gambar 4.3 Diagram alir purifikasi minyak trafo secara detail

4.7 Pengukuran Tahanan Isolasi trafo


Mengetahui besarnya tahanan isolasi dari suatu peralatan listrik merupakan hal yang
penting untuk menentukan apakah peralatan tersebut dapat dioprasikan dengan aman.
Secara umum jika akan mengoprasikan peralatan tenaga listrik seperti generator,
transformator dan motor, sebaiknya terlebih dahulu memeriksa tahanan isolasinya, tidak
peduli apakah alat tersebut baru atau lama tidak dipakai.Untuk mengukur tahanan isolasi
digunakan Insulation Tester (Megger).
Isolasi yang dimaksud adalah isolasi antara bagian yang bertegangan dengan bertegangan
maupun dengan bagian yang tidak bertegangan seperti body/ground. Oleh karna sebab itu
sebelum pelaksanaan pengukuran dengan megger titik netral trafo ke tanah harus dilepas.
Megger juga dapat mengukur tahanan isolasi minyak trafo. Megger tahanan isolasi
minyak trafo terhadap body trafo prinsipnya sama dengan mengukur tahanan isolasi pada
belitan trafo
Satuan dari nilai tahanan isolasi merupakan satuan tahanan (resistansi) yaitu, ohm, Kilo
ohm, Mega ohm, Giga ohm, atau infinity (tak terhingga). lebih besar nilai tahanan
isolasinya suatu peralatan akan lebih baik. Secara umum ketahanan isolasi minimum
yang aman bagi suatu peralatan adalah 100 kali dari tegangan kerjaanya. Jadi bila suatu
peralatan beroprasi 20 KV, maka tahanan isolasi minimum adalah 2000 MΩ

33
BAB V
PENUTUP

5.1. Simpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya yaitu tentang Studi
pemeliharaan gardu distribusi pada perumahan Vila Tamara Samarinda, maka dapat
disimpulkan
1. Hasil Perhitungan Transformator Pada Perumahan Vila Tamara Samarinda
Sebesar 100 kVA memiliki persentase beban sebesar 102% dan beban penuh pada trafo
sebesar 93,720 A
2. Pemeliharaan yang teratur, penggunaan / pemakaian yang baik dari trafo distribusi
akan meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik sehingga kontinuitas
pelayanan listrik ke konsumen perumahan vila tamara samarinda terjamin.
3. Cara pemeliharaan trafo distribusi meliputi pemeliharaan minyak trafo yang
merupakan pendingin dan isolasi bagi trafo, pemeliharaan bushing
yangmerupakan sebuah konduktor sebagai penyek antara tangki trafo
pemeliharaannya dengan cara dibersihkan dari debu dan mengukur tahanan
isolasinya.

5.2. Saran
1. Pemeliharaan gardu distribusi yang teratur dan sesuai dengan SOP dapat
memperpanjang umur trafo.
2. Hasil perhitungan studi untuk gardu distribusi bermanfaat untuk melihat apakah
trafo distribusi bekerja maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir, Transformator, Transformator (UI-PRESS), 2010

Buku PLN 4 Standar Kontruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik

Http:/www.slideshare.net/rheinaldogimbal/jayapura-distribusi

Rukmi SH, Sukerayasa, Setiawan, Ariastina Vol. 6 No. 2 Juli – Desember 2007

YS Pirade - MEKTEK, 2009 - jurnal.untad.ac.id

Anda mungkin juga menyukai