TUGAS AKHIR
Oleh:
DIMAS SUDARYANTO
NIM 14612004
Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Ahli Madya (Amd) pada
Program Studi Teknik Listrik
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Samarinda
Oleh:
DIMAS SUDARYANTO
NIM 14612004
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
NIM : 14612004
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya
sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan
benar.
Jika dikemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarisme dalam Laporan Tugas
Akhir ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Dimas Sudaryanto
NIM. 14612004
ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
NIM : 14612004
Menyetujui:
Mengesahkan:
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
NIM : 14612004
Dewan Penguji:
Penguji I,
Nama : Ir. H. M. Zainuddin, MT
NIP : 19621001 199303 1 003
Penguji II,
Nama : Hj. Verra Aullia, ST., MT
NIP : 19780413 200212 2 001
Penguji III,
Nama : Subir, ST., MT
NIP : 19731214 200501 1 002
Mengetahui:
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Perencanaan Instalasi Penerangan Gedung
Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur Samarinda Seberang”.
Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan jenjang pendidikan program Diploma III pada Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Samarinda. Laporan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan data yang
diperoleh saat melakukan survey ke lapangan dan wawancara dengan pihak yang
bersangkutan.
Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan, saran dan
masukan dari berbagai pihak baik secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang selalu memberikan nikmat yang tak terhingga serta selalu
memberikan jalan di setiap kesulitan.
2. Ibu dan juga Alm. Bapak yang saya cintai serta adik-adik yang saya sayangi.
3. Bapak Ir. H. Ibayasid, M. Sc, selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda.
4. Bapak Ir. Bustani, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro dan selaku Dosen
Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk dalam
penyelesaian laporan Tugas Akhir ini.
5. Bapak Ir. H. Arbain, MT, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, saran, dan petunjuk dalam penyelesaian laporan Tugas Akhir ini.
6. Bapak Ir. H. Muhammad Zainuddin, MT, Ibu Hj. Verra Aullia, ST., MT, Bapak
Ir. H. Arbain, MT, selaku Tim Tugas Akhir (TA) Jurusan Teknik Elektro.
7. Bapak dan Ibu Dosen, Staf Teknisi serta Administrasi Jurusan Teknik Elektro.
8. Seluruh teman-teman Teknik Elektro yang saya banggakan.
9. Dan Bapak Muslihin selaku Mekanikal Elektrikal pada CV. Maraya
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini tidak luput
dari kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan masukan
serta saran-saran yang membangun, sehingga penulisan Laporan Tugas Akhir ini menjadi
bermanfaat di waktu yang akan datang.
vi
Akhirnya penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat,
baik bagi penulis, pembaca, rekan-rekan sebaya, dan juga berguna bagi Negara.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iv
ABSTRAK............................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
viii
2.3.2 Flux Cahaya................................................................................. 8
2.3.10 Efikasi.......................................................................................... 16
2.5.1 Absorpsi....................................................................................... 19
2.5.2 Refleksi........................................................................................ 20
2.5.4 Armatur........................................................................................ 20
2.7.1 Kabel............................................................................................ 22
ix
2.10 Perlengkapan Hubung Bagi. ............................................................... 27
2.15 Pengaman............................................................................................ 33
BAB IV PEMBAHASAN
x
4.2.2 Penentuan Jumlah Titik Lampu Pada Lantai 1 Gedung
4.5 Perhitungan Beban, Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir AC. ..... 72
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.12 Bentuk fisik MCB 1 fasa (a) dan MCB 3 fasa (b). .......................... 36
xii
Gambar 4.10 Gambar Perencanaan Instalasi AC Lantai 2. ................................... 95
Gambar 4.12 Gambar Diagram Satu Garis Panel Beban Lantai Dasar. ................ 97
Gambar 4.13 Gambar Diagram Satu Garis Panel Beban Lantai 1. ....................... 98
Gambar 4.14 Gambar Diagram Satu Garis Panel Beban Lantai 2. ....................... 99
Gambar 4.15 Gambar Diagram Satu Garis Panel Beban Lantai 3. ....................... 100
Gambar 4.16 Gambar Diagram Satu Garis Panel AC Lantai 1. ............................ 101
Gambar 4.17 Gambar Diagram Satu Garis Panel AC Lantai 2. ............................ 102
Gambar 4.18 Gambar Diagram Satu Garis Panel AC Lantai 3. ............................ 103
Gambar 4.19 Gambar Diagram Satu Garis Panel Utama Gedung Kejati Kaltim
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Standar Luminansi pada bidang kerja menurut IES. ............................. 9
Tabel 2.3 Standar Kuat Penerangan dalam ruangan (P. Van Harten). .................. 12
xiv
Tabel 4.8 Perhitungan Jumlah Beban Lantai 3...................................................... 71
Lantai 1. .............................................................................................. 74
Lantai 2. .............................................................................................. 75
Lantai 3. .............................................................................................. 76
Lantai 1. .............................................................................................. 77
Lantai 2. .............................................................................................. 77
Lantai 3. .............................................................................................. 78
Tabel 4.16 Perhitungan Pengaman dan Penghantar Sirkit Cabang Lantai Dasar,
xv
Tabel 4.24 Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Instalasi. .................................... 85
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan modern saat ini, kehadiran tenaga listrik menjadi sangat penting
bagi kehidupan manusia, karena listrik sangat berguna dalam membantu segala kegiatan
yang berhubungan dengan listrik seperti mesin-mesin yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari baik di tiap-tiap rumah tangga maupun industri yang mana kebanyakan
menggunakan tenaga listrik. Pemakaian energi listrik ini dapat dilihat secara langsung
baik dilingkungan rumah tangga, sekolah, rumah sakit, industri, dan juga perkantoran.
Listrik telah menjadi kebutuhan pokok manusia pada zaman sekarang. Listrik
sangat berperan penting pada kegiatan manusia sehari-hari, salah satu peranan penting
listrik adalah pada bagian instalasi penerangan. Instalasi penerangan telah menjadi
bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini.
Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur (Kejati-Kaltim) yang saat ini dalam tahap
pembangunan untuk dapat melaksanakan kegiatan secara efektif dan memberi dampak
baik. Perencanaan instalasi penerangan yang baik adalah perencanaan yang sesuai
standar yang berlaku dibidang kelistrikan. Adapun standar yang dimaksud adalah
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) yang menjadi acuan semua
instalasi penerangan yang baik dan sesuai standar yang berlaku akan memberi rasa
2
nyaman dan aman bagi pengguna gedung dan juga dapat menunjang aktivitas yang ada
Dari uraian diatas dan juga ilmu yang diperoleh selama perkuliahan di Politeknik
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
Agar masalah yang dibahas menjadi jelas dan tidak menyimpang dari topik yang
dibahas, maka dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini terdapat batasan masalah yang
Manfaat dan kegunaan dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut:
instalasi penerangan.
1.5 Tujuan
Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, manfaat
Bab III Perencanaan Pembuatan, berisi waktu dan lokasi pelaksanaan, jenis dan sumber
menentukan kelompok beban, menentukan besar daya total, dan menentukan rencana
anggaran biaya.
Daftar Pustaka.
Lampiran.
BAB II
TEORI DASAR
membentuk suatu rangkaian dan bertujuan untuk menyalurkan energi listrik dari
pembangkit sampai dapat digunakan oleh pengguna listrik. Rancangan instalasi listrik
harus memenuhi ketentuan PUIL 2000 dan peraturan yang terkait dalam dokumen seperti
Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga listrik dan
pemasangan suatu instalasi listrik dimaksudkan agar instalasi yang dipasang dapat
digunakan secara optimum, efektif dan efisien. Adapun prinsip dasar tersebut ialah
sebagai berikut:
1. Keandalan
Artinya, seluruh peralatan yang dipakai pada instalasi tersebut haruslah handal dan
baik secara mekanik maupun secara kelistrikannya. Keandalan juga berkaitan dengan
sesuai tidaknya pemakaian pengaman jika terjadi gangguan, contohnya bila terjadi
suatu kerusakan atau gangguan harus mudah dan cepat diatasi dan diperbaiki agar
2. Ketercapaian
Artinya, dalam pemasangan peralatan instalasi listrik yang relatif mudah dijangkau
oleh pengguna pada saat mengoperasikannya dan tata letak komponen listrik tidak
sulit untuk dioperasikan sebagai contoh pemasangan sakelar tidak terlalu tinggi atau
6
terlalu rendah.
3. Ketersediaan
Artinya, kesiapan suatu instalasi listrik dalam melayani kebutuhan baik berupa daya,
tidak menggangu sistem instalasi yang sudah ada. Tetapi kita hanya
4. Keindahan
sedemikian rupa, sehingga dapat terlihat rapi dan indah serta tidak menyalahi
5. Keamanan
Artinya, harus mempertimbangkan faktor keamanan dari suatu instalasi listrik, baik
keamanan terhadap manusia bangunan atau harta benda makhluk hidup lain dan
6. Ekonomis
biaya yang dikeluarkan dapat sehemat mungkin tanpa harus mengesampingkan hal-
Pada umumnya, bidang kerja diambil 80 cm diatas lantai. Intensitas penerangan yang
diperlukan ikut ditentukan oleh sifat pekerjaan yang akan dilakukan. Lamanya waktu
kerja mempengaruhi intensitas penerangan yang diperlukan. (P. Van Harten dan Ir. E.
Setiawan, 1981).
7
Rencana instalasi penerangan adalah berkas gambar rencana dan uraian teknik
penerangan. Rencana instalasi penerangan harus dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca
dan dipahami, untuk itu harus diikuti ketentuan dan standar yang berlaku. Rencana
1. Gambar situasi: untuk menunjukkan letak gedung atau bangunan dimana instalasinya
akan dipasang.
3. Diagram garis tunggal: keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang
Penerangan suatu ruangan kerja pertama-tama harus tidak melelahkan mata tanpa
guna. Karena itu perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang kerja
dan sekelilingnya, harus dihindari, karena akan memerlukan daya penyesuaian mata yang
Kawat tahanan yang dialiri arus listrik akan berpijar dan memancarkan cahaya.
Sumber cahaya demikian, misalnya lampu pijar, dinamakan pemancar suhu. Lampu pijar
memancarkan energi cahaya ke semua jurusan. Tetapi energi radiasinya tidak merata.
Jumlah energi radiasi yang dipancarkan sebagai cahaya ke suatu jurusan tertentu
disebut intensitas cahaya. (P. Van Harten dan Ir. E. Setiawan, 1981).
8
φ
I = . ............................................................................................................. (2.1)
ω
Keterangan:
Flux cahaya adalah seluruh jumlah cahaya yang dipancarkan dalam satu detik. (P.
Untuk mencari flux cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya yang ada
ExA
φ= ......................................................................................................... (2.2)
η
Keterangan:
η = efisiensi
2.3.3 Luminansi
I
L= ........................................................................................................... (2.3)
As
Keterangan:
L = luminansi (cd/cm )
Luminansi ialah suatu ukuran untuk terang suatu benda. Luminansi yang terlalu
besar akan menyilaukan mata, seperti misalnya sebuah lampu pijar tanpa armatur.
Luminansi (L) suatu sumber cahaya atau suatu permukaan yang memantulkan
cahaya ialah intensitas cahayanya dibagi dengan luas semu permukaan. (P. Van Harten
Untuk menentukan standar luminansi pada bidang kerja menurut IES dapat dilihat
Intensitas penerangan disuatu bidang adalah flux cahaya yang jatuh pada 1 m
dari bidang itu. Jika suatu bidang yang luasnya A m , diterangi dengan lumen. (P. Van
Harten dan Ir. E. Setiawan, 1981). Intensitas penerangan rata-rata di bidang itu dapat
φ
Erata-rata = ................................................................................................... (2.4)
A
Keterangan:
Untuk menentukan standar kuat penerangan dalam ruangan dapat dilihat pada
3 Industri Kimia :
Area pabrik 200
Ruang pencampuran 300
Injeksi dan kalendering (industri plastik) 500
Ruang pengendali 500
Laboratorium 750
Ruang pemeriksaan warna 1000
4 Pabrik keramik :
Pencetakan, pengepresan, pembersihan, dan kelengkapan 300
Pewarnaan 1000
5 Industri kelistrikan :
Penggulungan (pembelitan) 500
Pekerjaan asembling :
Halus 1500
Sangat halus 200
6 Garasi mobil :
Tempat perbaikan (reparasi) 1000
Area untuk lalu lalang 200
Tempat parkir :
Jalan masuk 500
Jalur lintasan 100
Gudang 50
7 Usaha pencucian dan penyeterikaan pakaian :
Pencucian 300
11
Penyeterikaan 500
Mesin, penekanan akhir, sortir 750
8 Pabrik kulit :
Pembersihan, pementangan, penyamakan 300
Pekerjaan akhir, scarfing 1000
9 Bengkel bermesin :
Pengelasan 300
Pekerjaan kasar 500
Pekerjaan setengah halus 1000
Pekerjaan halus 2000
10 Bengkel pengecatan :
Penyemprotan 500
Pengecatan halus dengan tangan 1000
Poles dan pengeringan 500
11 Industri percetakan :
Pemeriksaan warna 2000
Komposisi 1000
Pengepresan 750
Pembacaan/koreksi 1600
12 Pabrik kaca :
Ruang pencampuran bahan 200
Ruang pembentukan dan peniupan 300
Ruang dekorasi 500
Ruang Etsa 750
13 Kantor dan Bank
Lobi 500
Tellers, penyimpanan 1500
Tempat Umum 150
Koridor, tangga berjalan 200
Ruang Direktur 350
Ruang kerja 350
Ruang komputer 350
Ruang rapat 300
Ruang gambar 750
Ruang arsip aktif 300
Gudang arsip 150
14 Hotel dan Motel
Kamar mandi (secara umum) 100
Ruang bercermin pada kamar mandi 300
Tempat tidur : tidur/membaca 50/200
Lobi depan 750
Ruang untuk umum 200-400
Ruang pelayanan 100-200
Dapur 200-400
Tempat lain 300
15 Sekolah
Tempat membaca :
12
Tabel 2.3 Standar Kuat Penerangan dalam ruangan (P. Van Harten)
Penerangan Penerangan
No Sifat Pekerjaan
sangat baik baik
1 Kantor
Ruangan gambar 2000 lux 1000 lux
Ruangan kantor (untuk pekerjaan kantor biasa
pembukuan, mengetik, surat menyurat, membaca, 1000 lux 500 lux
menulis, melayani mesin-mesin kantor)
Ruangan yang tidak digunakan terus-menerus untuk
250 lux 150 lux
pekerjaan (ruangan arsip, tangga, gang, ruang tunggu)
2 Rumah tinggal
Kamar tamu
13
Tingkat Pencahayaan
Fungsi Ruangan
(lux)
Perkantoran:
Ruang Direktur 350
Ruang Kerja 350
Ruang Komputer 350
Ruang Rapat 300
Ruang Gambar 750
Gudang Arsip 150
Ruang Arsip Aktif 300
(Sumber: Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik halaman 87)
Untuk menentukan efisiensi penerangan dapat dilihat pada tabel 2.5 sebagai
berikut:
rumus dari flux cahaya yang berguna yang mencapai bidang kerja langsung atau tak
langsung setelah dipantulkan oleh dinding dan langit-langit. (P. Van Harten dan Ir. E.
Dan dari persamaan diatas maka didapat rumus flux cahaya yang dipancarkan
lampu dalam suatu ruangan yang dinyatakan dengan persamaan rumus sebagai berikut:
ExA
φ0 = (lm) ............................................................................................... (2.6)
η
Keterangan:
φg = flux cahaya yang berguna yang mencapai bidang kerja langsung atau tak
φ0 = flux cahaya yang dipancarkan oleh semua sumber cahaya yang ada dalam
ruangan (lm)
η = efisiensi
Fluks cahaya yang dapat mencapai bidang datar dimana pekerjaan dilakukan
selalu kurang dari lumen keluaran lampu karena sejumlah tertentu cahaya akan diserap
oleh berbagai macam tekstur permukaan. UF diekspresikan sebagai angka yang selalu
lebih kecil daripada 1, dimana nilai tipikal untuk gedung-gedung perkantoran modern
antara ukuran-ukuran utama suatu ruangan berbentuk bujur sangkar. (P. Van Harten dan
Ir. E. Setiawan, 1981). Indeks ruangan persamaan rumusnya adalah sebagai berikut:
p.l
k= ....................................................................................................... (2.8)
h(p+l)
Keterangan:
k = indeks ruangan
Efisiensi atau rendemen armatur dengan lambang v dibagi atas bagian flux cahaya
diatas dan dibawah bidang horizontal. Efisiensi sebuah armatur ditentukan oleh
konstruksinya dan oleh bahan-bahan yang digunakan. Dalam efisiensi penerangan selalu
sudah diperhitungkan efisiensi armaturnya. (P. Van Harten dan Ir. E. Setiawan, 1981).
dipantulkan dari flux cahaya yang diterima oleh dinding dan langit-langit, dan kemudian
Faktor refleksi semu bidang pengukuran atau bidang kerja rm, ditentukan oleh
refleksi lantai dan refleksi bagian dinding antara bidang kerja dan lantai. Umumnya untuk
Pengaruh dinding dan langit-langit pada sistem penerangan langsung jauh lebih
kecil daripada pengaruhnya pada sistem-sistem penerangan lainnya. Sebab cahaya yang
jatuh di langit-langit dan dinding hanya sebagian kecil saja dari flux cahaya.
Silau karena cahaya yang dipantulkan dapat dihindari dengan cara-cara berikut:
rendah.
3. Penempatan sumber cahaya yang tepat. (P. Van Harten dan Ir. E. Setiawan, 1981).
Untuk menentukan faktor-faktor refleksi dapat dilihat pada tabel 2.6 sebagai
berikut:
2.3.10 Efikasi
Efikasi adalah rentang angka perbandingan antara flux cahaya (lumen) dengan
daya listrik suatu sumber cahaya (watt) dinyatakan dalam satuan lumen per watt. Efikasi
juga disebut flux cahaya spesifik. Efikasi ini biasanya didapat pada data katalog dari suatu
Untuk menentukan nilai efikasi dapat dilihat pada tabel 2.7 sebagai berikut:
φ0 ExA
narmatur = = .. ..........................................................(2.10)
φarmatur φarmatur x η x d
Keterangan:
d = faktor depresiasi
metode interpolasi dapat diketahui efisiensi penerangan melalui tabel tetapi jika nilai
indeks ruangan (k) yang diperoleh tidak terdapat dalam tabel maka untuk mencari nilai
efisiensinya diambil nilai tengah antara nilai-nilai untuk indeks ruangan satu tingkat
Jika diketahui efisiensi penerangan untuk nilai tertentu dari indeks ruangan maka
18
dapat dihitung jumlah lampu yang digunakan dengan persamaan rumus sebagai berikut:
φ0 ExA
nlampu = = ................................................................(2.11)
φlampu φlampu x η x d
Flux cahaya yang diperlukan jika dalam keadaan baru dengan menggunakan
ExA
φ0 = . ....................................................................................................(2.12)
η
ExA
φ0 = ......................................................................................................(2.13)
ηxd
Keterangan:
d = faktor depresiasi
1. Pengotoran ringan
2. Pengotoran biasa
3. Pengotoran berat
Jika tingkat pengotorannya tidak diketahui, maka digunakan faktor depresiasi 0,8.
berikut:
Keterangan:
Penyebaran cahaya dari suatu sumber cahaya tergantung pada konstruksi sumber
cahaya itu sendiri dan pada konstruksi armatur yang digunakan. Konstruksi armatur
Sebagian besar dari cahaya yang ditangkap oleh mata, tidak datang langsung dari
2.5.1 Absorpsi
sebagai berikut:
Keterangan:
Absorpsi adalah sebagian cahaya yang mengenai suatu permukaan akan diserap
oleh permukaan itu. Bagian yang diserap ini menimbulkan panas pada permukaan
2.5.2 Refleksi
sebagai berikut:
Keterangan:
Jika sinar-sinar cahaya sejajar yang mengenai suatu permukaan, dipantulkan tetap
sejajar, maka terjadi refleksi cermin atau refleksi teratur. Misal didapat faktor refleksi 0,6
atau 60% berarti, bahwa 60% dari flux cahaya yang mengenai permukaan, dipantulkan.
2.5.3 Transmisi
sebagainya, akan memantulkan atau menyerap hanya sebagian saja dari cahaya yang
mengenainya. Sebagian besar dari cahaya itu dapat menembus bahan-bahan tersebut.
Untuk menentukan rumus faktor transmisi dapat menggunakan persamaan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
2.5.4 Armatur
Bentuk sumber cahaya dan armatur harus sedemikian rupa sehingga tidak
menyilaukan mata. Bayang-bayang harus ada, sebab bayang-bayang ini diperlukan untuk
21
dapat melihat benda-benda sewajarnya. Akan tetapi, bayang-bayang itu tidak boleh
terlalu tajam.
Selain itu konstruksi armatur harus sedemikian rupa sehingga ada cukup sirkulasi
udara untuk menyingkirkan panas yang ditimbulkan oleh sumber cahaya. Suhu armatur
sekali-kali tidak boleh menjadi semakin tinggi hingga dapat menimbulkan kebakaran
atau merusak isolasi. (P. Van Harten dan Ir. E. Setiawan, 1981).
Tidak selalu cahaya dari suatu sumber cahaya dipancarkan langsung ke suatu
objek penerangan atau bidang kerja. Menurut IES terdapat 5 klasifikasi sistem pancaran
cahaya dari sumber cahaya, yaitu: penerangan tak langsung, penerangan setengah tak
langsung.
ruangan sehingga yang dimanfaatkan pada bidang kerja adalah cahaya pantulan.
Pada penerangan setengah tak langsung 60 hingga 90% cahaya diarahkan ke langit-
langit. Distribusi cahaya pada penerangan ini mirip dengan distribusi penerangan tak
langsung tetapi lebih efisien dan kuat penerangannya lebih tinggi. Penggunaan
penerangan setengah tak langsung pada: took buku, ruang baca, ruang tamu.
Pada penerangan difus distribusi cahaya keatas dan bawah relatif merata yaitu berkisar
40 hingga 60%. Penerangan difus menghasilkan cahaya teduh dengan bayangan lebih
antara lain pada: kantor, kelas, took, dan tempat kerja lainnya.
5. Penerangan langsung
Pemakaian penerangan langsung antara lain pada: pabrik kertas, ruang elektro plating,
2.7 Penghantar
Penghantar adalah suatu komponen utama yang penting dalam instalasi listrik,
yang berfungsi untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ke titik lain. Penghantar
Untuk penghantar yang mempunyai fleksibilitas yang tinggi maka dipergunakan kawat
serabut, yakni suatu jumlah tertentu kawat-kawat pejal yang dipilin bersama-sama
sehingga membentuk ukuran serabut yang besar. (Anonim, Modul Instalasi Listrik 1).
2.7.1 Kabel
Kabel adalah panjang dari satu atau lebih inti penghantar, baik yang berbentuk
dengan selubung. Ada tiga hal pokok dari kabel adalah sebagai berikut:
2. Isolator merupakan bahan dielektrik untuk mengisolir dari penghantar satu dengan
bahan-bahan kimia, api atau pengaruh-pengaruh luar lainnya yang dapat merugikan.
Kabel NYA hanya memiliki satu penghantar tembaga berbentuk pejal, dalam
pemakaiannya pada instalasi listrik harus menggunakan pelindung dari pipa instalasi.
Adapun bentuk fisik penghantar kabel NYA dapat dilihat pada gambar 2.1
sebagai berikut:
Penghantar tembaga
Isolasi PVC
Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abu- abu),
ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga
tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA).
Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh
ditanam. Adapun bentuk fisik penghantar kabel NYM dapat dilihat pada gambar 2.2
sebagai berikut:
Adapun bentuk fisik penghantar kabel NYY dapat dilihat pada gambar 2.3
sebagai berikut:
Kabel NYY memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya berwarna hitam), ada yang
berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYY dipergunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah),
dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih mahal
dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai
instalasi-listrik.pdf).
Untuk menentukan KHA kabel NYA dapat dilihat pada tabel 2.8 sebagai berikut:
1 11 19 6 10
1.5 15 24 10 20
NYFA 2.5 20 32 16 25
25
NYFAF
NYFAZ 4 25 42 20 35
NYFAD 6 33 54 25 50
NYA 10 45 73 35 63
NYAF
16 61 98 50 80
25 83 129 63 100
35 103 158 80 125
NYFAw
NYFAFw 50 132 198 100 160
NYFAZw 75 165 245 125 200
NYFADw 95 197 292 160 250
dan NYL
120 235 344 250 315
150 - 391 - 315
185 - 448 - 400
Untuk menentukan KHA kabel NYM dapat dilihat pada tabel 2.9 sebagai berikut:
6 44 35
NYIF 10 61 50
NYIFY 16 82 63
NYPLYw
NYM/NYM-0 25 108 80
NYRAMZ 35 135 100
NYRUZY 50 168 125
NYRUZYr
NHYRUZY 75 207 160
NYHRUZYr 95 250 200
26
Untuk menentukan KHA kabel NYY dapat dilihat pada tabel 2.10 sebagai
berikut:
6 90 58 68 48 56 43
NYY 10 122 79 92 66 75 60
NYBY 16 160 105 121 89 98 80
NYFGbY
NYRGbY 25 206 140 153 118 128 106
NYCY 35 249 174 187 145 157 131
NYCWY 50 296 212 222 176 185 159
NYSY
NYCEY 70 365 269 272 224 228 202
NYSEY 95 438 331 328 271 275 244
NYHSY 120 499 386 375 314 313 282
NYKY
NYKBY 150 561 442 419 361 353 324
NYKFGBY 185 637 511 475 412 399 371
NYKRGbY 240 743 612 550 484 464 436
Kemampuan hantar arus adalah arus yang dihantarkan oleh setiap konduktor
27
hantar arus (KHA) yang diperlukan. Selain itu harus mempertimbangkan kemungkinan
perluasan instalasi dikemudian hari serta kekuatan mekanis dari penghantar tersebut.
yang minimal 1,5 mm . Untuk saluran dua kawat, penghantar netralnya harus sama
dengan luas penampang fasanya. Sedangkan untuk saluran tiga fasa semua penghantar
fasanya harus memiliki luas penampang yang sama. (Anonim, Modul Instalasi Listrik 1).
Perlengkapan hubung bagi utama harus dipasang ditempat yang mudah dicapai
bagi utamanya harus dipasang dilantai jalan masuk gedung atau jika ini tidak
Pada bagian luar / dibagian yang mudah dilihat dari suatu perlengkapan hubung
bagi harus dipasang gambar bagan untuk memudahkan pelayanan dan pemeliharaan
instalasinya. Hanya perlengkapan hubung bagi rumah yang sederhana saja yang
dikecualikan dari ketentuan ini. Selain itu pada perlengkapan hubung bagi juga harus
dipasang tanda-tanda yang jelas dan tidak mudah terhapus, sehingga dapat dilihat
dengan rangkaian akhir mana setiap alat dihubungkan dan dengan terminal mana
Perlengkapan hubung bagi harus dibuat dari bahan yang tidak dapat terbakar,
tahan lembab dan kukuh. Pada setiap hantaran fasa, suatu perlengkapan hubung bagi
harus dipasang pengaman arus. Pada hantaran netral, tidak boleh dipasang pengaman
arus. (P. Van Harten dan Ir. E. Setiawan, 1981). Adapun bentuk fisik perlengkapan
Kotak kontak digunakan untuk menghubungkan alat pemakai listrik yang dapat
dipindah-pindahkan dengan saluran yang dipasang tetap atau tidak tetap. Sebuah kotak
kontak selalu terdiri dari bagian yang memberi aliran, dan bagian yang menerima aliran.
Kotak kontak harus dibuat dari bahan yang tidak dapat terbakar dengan mudah
dan tahan lembab, serta harus cukup kuat. Mengenai penggunaan dan pemasangan kotak
kontak masih ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai
berikut:
1. Kotak kontak dinding fasa satu harus dipasang sedemikian hingga kontak netralnya
2. Kotak kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 meter diatas lantai, harus
3. Kemampuan kotak kontak harus sekurang-kurangnya sesuai dengan daya alat yang
2. Kotak Kontak Khusus (KKK). (P. Van Harten dan Ir. E. Setiawan, 1981).
Adapun bentuk fisik kotak kontak biasa dan kotak kontak khusus dapat dilihat
(Sumber: Schneider-electric)
Pipa instalasi harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap tekanan mekanis,
tahan terhadap panas, tidak menjalarkan nyala api, dan tahan kelembaban, misalnya
2.13 Sakelar
2. Dalam keadaan terbuka, bagian sakelar yang bergerak harus tidak bertegangan.
3. Harus tidak dapat menghubungkan dengan sendirinya karena pengaruh gaya berat.
4. Kemampuan sakelar sekurang-kurangnya harus sesuai dengan daya alat yang di-
30
dalam keadaan berbeban. Sakelar ada kalanya juga disebut sakelar beban yang memiliki
pemutusan sesaat, pada saat sakelar akan membuka untuk memutuskan rangkaian,
sebuah pegas akan direnggangkan. Jadi kecepatan pemutusan ditentukan oleh pegas dan
tidak tergantung pada pelayanan (gerak tangan). (P. Van Harten dan Ir. E. Setiawan, 1981).
ini mempunyai dua posisi pengoperasian, yaitu mengatur untuk ON dan OFF.
(lib.ui.ac.id/file?file=digital/20249157-R230914.pdf).
Adapun bentuk fisik sakelar tunggal seperti pada gambar 2.6 sebagai berikut:
Adapun bentuk fisik sakelar seri seperti pada gambar 2.7 sebagai berikut:
Suatu sistem pengaturan dari sakelar seri adalah suatu hubungan parallel dari dua
31
buah sakelar satu arah, dimana dua buah sakelar satu arah tersebut dikombinasikan
dalam satu perangkat. Dua buah lampu penerangan dapat diatur oleh masing-masing
Berdasarkan prinsip kerjanya, lampu listrik dibedakan menjadi dua macam, yaitu
lampu pijar dan lampu tabung / neon sign. Cahaya dari lampu pijar merupakan pemijaran
dari filamen pada bohlam, sedangkan lampu tabung cahaya yang dihasilkan berbeda
dengan filament lampu pijar, tetapi melalui proses eksitasi gas atau uap logam yang
terkandung dalam tabung lampu yang terletak diantara 2 elektroda yang bertegangan
2.14.1 Lampu TL
Lampu fluoresen (TL = tubelair lamp) termasuk lampu merkuri tekanan rendah
(0,4 Pa) yang dilengkapi dengan bahan fluoresen. Cahaya yang dipancarkan dari dalam
lampu adalah ultraviolet (termasuk sinar tak tampak). Untuk itu bagian dalam lampu
tabung dilapisi dengan bahan fluoresen yang fungsinya mengubah ultraviolet menjadi
Adapun bentuk fisik dari lampu TL seperti pada gambar 2.8 sebagai berikut:
(Sumber: Philips)
tegangan induksi yang tinggi. Namun tegangan induksi yang tinggi ini akan kembali
32
normal ketika arus sudah mengalir melalui tabung. Fungsi ballast ada 2 yaitu sebagai:
1. Pembangkit tegangan induksi yang tinggi (dipengaruhi kerja starter) agar terjadi
2. Membatasi arus yang melalui tabung setelah lampu bekerja normal. (Drs. Muhaimin,
M.T, 2001).
listrik menjadi cahaya. Sebagaimana diode lainnya, LED terdiri dari bahan
semikonduktor P dan N. Bila sumber diberikan pada LED kutub negatif dihubungkan
dengan N dan kutub positif dengan P maka lubang (hole) akan mengalir kearah N dan
unggul dalam hal ketahanan (durability). Umur lampu LED dapat mencapai 50.000 jam,
hal ini dikarenakan tegangan kerja arus searah (VDC) konstan, meskipun disuplai dari
arus AC, namun didalam LED terdapat stabilizer yang menstabilkan suplai arus AC
tersebut. (digilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-sripringat-5948-4-8.bab-
i.pdf).
Adapun bentuk fisik dari lampu LED seperti pada gambar 2.9 sebagai berikut:
(Sumber: Philips)
33
2.15 Pengaman
komponen listrik dari kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan seperti arus beban lebih
1. Isolasi, yaitu untuk memisahkan instalasi atau bagiannya dari catu daya listrik untuk
alasan keamanan
2. Kontrol, yaitu untuk membuka atau menutup sirkit instalasi selama kondisi operasi
3. Proteksi, yaitu untuk pengamanan kabel, peralatan listrik dan manusianya terhadap
kondisi tidak normal seperti beban lebih, hubung singkat dengan memutuskan arus
(lib.ui.ac.id/file?file=digital/20249157-R230914.pdf).
persamaan rumus:
S
In = ......................................................................................................................(2.19)
V
Keterangan:
S
In = ....................................................................................................(2.20)
√3 x V
Keterangan:
MCB berfungsi untuk memutuskan suatu rangkaian apabila ada arus yang
mengalir dalam rangkaian atau beban listrik yang melebihi kemampuan. Ada 4 tipe kurva
1. Tipe kurva C: Mengontrol arus sebesar 5 sampai 10 In dan melindungi sirkit dari arus
hubung singkat.
2. Tipe kurva D: Memutuskan arus antara 10 sampai 14 In untuk aliran arus awal yang
tinggi
3. Tipe kurva MA: 12 In hanya untuk perlindungan terhadap arus hubung singkat dan
4. Tipe kurva B: 3 sampai 5 In, untuk perlindungan terhadap arus hubung singkat yang
Adapun gambar kurva trip masing-masing tipe pada gambar 2.10 dapat dilihat
sebagai berikut:
(Sumber: staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-djoko-laras-budiyo-taruno/materi-
instalasi-listrik.pdf)
35
1. Thermis
Prinsip kerjanya berdasarkan pada pemuaian atau pemutusan dua jenis logam yang
koefisien jenisnya berbeda. Kedua jenis logam tersebut dilas jadi satu keping (bimetal)
dan dihubungkan dengan kawat arus. Jika arus yang melalui bimetal tersebut melebihi
arus nominal yang diperkenankan maka bimetal tersebut akan melengkung dan
2. Magnetik
Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan arus hubung singkat yang cukup besar untuk
menarik sakelar mekanik dengan prinsip induksi elektromagnetis. Semakin besar arus
hubung singkat, maka semakin besar gaya yang menggerakkan sakelar tersebut
sehingga lebih cepat memutuskan rangkaian listrik dan gagang operasi akan kembali
ke posisi off. Busur api yang terjadi masuk kedalam ruangan yang berbentuk pelat-
pelat, tempat busur api dipisahkan, didinginkan dan dipadamkan dengan cepat.
instalasi-listrik.pdf).
Adapun bagian-bagian MCB dapat dilihat pada gambar 2.11 sebagai berikut :
(Sumber: modul.mercubuana.ac.id/files/ft/…/Amransyah%20…/Elektro%20BAB%202.docx)
36
Keterangan gambar:
1. batang bimetal
2. batang penekan
6. trip koil
7. batang pendorong
9. kontak tetap
MCB dibuat hanya memilik satu kutub untuk pengaman 1 fasa, sedangkan untuk
pengaman tiga fasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang disatukan sehingga
apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang lainnya juga akan ikut
terputus. (modul.mercubuana.ac.id/files/ft/./Amransyah%20./Elektro%20BAB%202.docx).
Adapun bentuk fisik MCB dapat dilihat pada gambar 2.12 bentuk fisik MCB 1
a b
Gambar 2.12 Bentuk fisik MCB 1 fasa (a) dan MCB 3 fasa (b)
(Sumber: Schneider-electric)
37
Untuk menentukan pengaman MCB dapat dilihat pada tabel 2.11 sebagai berikut:
MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) merupakan salah satu alat pengaman
yang dalam proses operasinya mempunyai 2 fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai
alat untuk penghubung. Dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai
pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. (Prih Sumardjati, 2008).
38
Adapun gambar MCCB dapat dilihat pada gambar 2.13 sebagai berikut:
persamaan rumus:
LxWxHxIxE
Kebutuhan BTU = . .......................................................... (2.21)
60
Keterangan:
dengan ruang lain). Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi (dilantai atas).
Dengan kata lain, AC berfungsi sebagai penyejuk udara yang diinginkan (sejuk atau
dingin) dan nyaman bagi tubuh. Komponen AC dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu:
3. Pipa Kapiler, berfungsi menurunkan tekanan refrigeran dan mengatur aliran refrigeran
menuju evaporator. Fungsi utama pipa kapiler ini sangat vital karena menghubungkan
dua bagian tekanan yang berbeda, yaitu tekanan tinggi dan tekanan rendah.
(academia.edu/7626981/PENGERTIAN_AC).
sebagai berikut:
ir_Conditioning_Berdasarkan_Volume_Ruang_yang_akan_digunakan)
Untuk instalasi yang dihubungkan dengan tiga fasa, bebannya harus dibagi serata
mungkin atas masing-masing fasa. Instalasi diruangan yang memerlukan aliran listrik
dengan gangguan sekecil mungkin, harus dihubungkan dengan lebih dari satu rangkaian
akhir dan sedapat mungkin dengan fasa yang berbeda. Ini penting terutama untuk
PERENCANAAN PEMBUATAN
Januari sampai tanggal 26 bulan Mei tahun 2017, perencanaan instalasi penerangan ini
Seberang.
Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini teknik pengumpulan data yang
penerangan.
instalasi penerangan maupun tata cara penulisan laporan tugas akhir maka
Survei Lapangan
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data:
1. Gambar floor plan Gedung Kejati
Kaltim.
2. Mencari referensi dari Internet dan
buku-buku mengenai instalasi
penerangan.
Langkah Perencanaan:
1. Menghitung jumlah lampu, jumlah
beban
2. Menentukan pembagian grup
3. Menghitung pengaman, penghantar
sirkit akhir dan sirkit cabang serta sirkit
utama untuk beban (lampu, dan kotak
kontak) maupun AC.
Ya
Penyelesaian perhitungan
Kesimpulan
Pada gedung Kejati Kaltim terdapat beberapa ruangan yang memiliki ukuran
yang berbeda. Adapun jumlah ruangan, dan ukuran setiap ruangan pada lantai dasar
seperti pada tabel 3.1, untuk lantai 1 seperti pada tabel 3.2, untuk lantai 2 seperti pada
Koridor Kasubag
7 1 2.5 2.95 4 7.37 Putih Putih
Umum
8 R. Persediaan 1 2.5 2.95 4 7.37 Putih Putih
9 Aula Kejati 1 10 12 4 120 Putih Putih
10 Koridor Utama 1 10 6 4 60 Putih Putih
11 R. Jaksa Fungsional 1 5 6 4 30 Putih Putih
12 R. Arsip 1 5 6 4 30 Putih Putih
13 R. Staff 1 5 12 4 60 Putih Putih
Keterangan:
A: Luas Ruangan (m )
PEMBAHASAN
Seberang adalah tipe penerangan langsung dengan warna dinding putih dan warna langit-
langit (plafon) putih yang menggunakan armatur palung untuk lampu TL dan armatur
Dalam menentukan jumlah titik lampu yang diperlukan, terlebih dahulu dapat
mengetahui ukuran ruangan seperti panjang, lebar, dan tinggi untuk memudahkan dalam
melakukan perhitungan jumlah titik lampu yang diperlukan dalam suatu ruangan.
Adapun cara menentukan jumlah titik lampu yang diperlukan dalam suatu ruangan
4.2.1 Penentuan Jumlah Titik Lampu Pada Lantai Dasar Gedung Kejati Kaltim
1. Area Parkir 1
Pada area parkir, intensitas penerangan (E) yang penulis gunakan sebesar 100 lux
Berdasarkan pada tabel 2.5 halaman 13, maka dalam perhitungan digunakan faktor
h = T – tb → 3 m – 0,8 m = 2,2 m
Indeks ruangan (k) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
pxl 10 x 18 180
k= = = = 2,92
h(p+l) 2,2(10+18) 61,6
Efisiensi penerangan dari indeks ruangan dapat dilihat pada tabel 2.5 halaman 13
Untuk k2 = 3 → η2 = 0,61
Karena dalam tabel 2.5 tersebut tidak terdapat efisiensi penerangan untuk k = 2,92 maka
k - k1
η = η1 + k2 - k1 (η2 – η1)
2,92 - 2,5
η = 0,59 + 3 - 2,5 (0,61 – 0,59) = 0,6068
berikut:
Menentukan jumlah armatur dengan faktor depresiasi masa pemeliharaan 2 tahun untuk
pengotoran ringan 0,8 sehingga jumlah armatur dapat dihitung dengan menggunakan
Jadi, jumlah armatur yang digunakan pada area parkir 1 adalah 6 armatur dengan
menggunakan lampu TL 2 x 40 w.
2. Tangga
Pada tangga, intensitas penerangan (E) yang penulis gunakan sebesar 150 lux
Faktor refleksi
Karena untuk tangga, penulis menggunakan lampu LED maka efisiensi penerangan
berikut:
Menentukan fluks lampu dengan menggunakan efikasi 107,7 lm/w dan lampu LED 13 w
Menentukan jumlah lampu dengan faktor depresiasi masa pemeliharaan 2 tahun untuk
49
pengotoran ringan 0,8 sehingga jumlah lampu dapat dihitung dengan menggunakan
Jadi, jumlah lampu yang digunakan pada tangga adalah 2 lampu dengan menggunakan
lampu LED 13 w.
Pada R. Lift, intensitas penerangan (E) yang penulis gunakan sebesar 150 lux
Faktor refleksi
h = T – tb → 3 m – 0,8 m = 2,2 m
Karena untuk R. Lift, penulis menggunakan lampu LED maka efisiensi penerangan
η = 0,9
Menentukan fluks lampu dengan menggunakan efikasi 107,7 lm/w dan lampu LED 13 w
Menentukan jumlah lampu dengan faktor depresiasi masa pemeliharaan 2 tahun untuk
pengotoran ringan 0,8 sehingga jumlah lampu dapat dihitung dengan menggunakan
Jadi, jumlah lampu yang digunakan pada R. Lift adalah 1 lampu dengan menggunakan
lampu LED 13 w.
Dengan cara yang sama seperti 4.2.1, maka didapat jumlah titik lampu untuk ruangan
4.2.2 Penentuan Jumlah Titik Lampu Pada Lantai 1 Gedung Kejati Kaltim
Pada Ruang Istirahat 1 + toilet, intensitas penerangan (E) yang penulis gunakan
Untuk menentukan tinggi sumber cahaya dari bidang kerja (h): h = T – tb → 4 m – 0,8
m = 3,2 m
51
Tabel 4.1 Jumlah Titik Lampu Pada Lantai Dasar
52
Karena untuk Ruang Istirahat 1 + toilet, penulis menggunakan lampu LED maka efisiensi
berikut:
Menentukan fluks lampu dengan menggunakan efikasi 107,7 lm/w dan lampu LED 13 w
Menentukan jumlah lampu dengan faktor depresiasi masa pemeliharaan 2 tahun untuk
pengotoran ringan 0,8 sehingga jumlah lampu dapat dihitung dengan menggunakan
Jadi, jumlah lampu yang digunakan pada Ruang Istirahat + toilet adalah 4 lampu dengan
Pada R. Tunggu, intensitas penerangan (E) yang penulis gunakan sebesar 150 lux
Faktor refleksi
h = T – tb → 4 m – 0,8 m = 3,2 m
Indeks ruangan (k) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Efisiensi penerangan dari indeks ruangan dapat dilihat pada tabel 2.5 halaman 13
Karena dalam tabel 2.5 tersebut tidak terdapat efisiensi penerangan untuk k = 0,617 maka
k - k1 0,617 - 0,6
η = η1 + k2 - k1 (η2 – η1) = 0,3 + 0,8 - 0,6 (0,38 – 0,3) = 0,3068
berikut:
Menentukan jumlah armatur dengan faktor depresiasi masa pemeliharaan 2 tahun untuk
pengotoran ringan 0,8 sehingga jumlah armatur dapat dihitung dengan menggunakan
Jadi, jumlah armatur yang digunakan pada R. Tunggu adalah 2 armatur dengan menggun
54
akan lampu TL 2 x 40 w.
3. Koridor Lift
Pada koridor lift, intensitas penerangan (E) yang penulis gunakan sebesar 200 lux
Faktor refleksi
h = T – tb → 4 m – 0,8 m = 3,2 m
Karena untuk koridor lift, penulis menggunakan lampu LED maka efisiensi penerangan
berikut:
Menentukan fluks lampu dengan menggunakan efikasi 107,7 lm/w dan lampu LED 13 w
Menentukan jumlah lampu dengan faktor depresiasi masa pemeliharaan 2 tahun untuk
pengotoran ringan 0,8 sehingga jumlah lampu dapat dihitung dengan menggunakan
55
Jadi, jumlah lampu yang digunakan pada koridor lift adalah 1 lampu dengan
menggunakan lampu LED 13 w. Dengan cara yang sama seperti 4.2.2, maka didapat
jumlah titik lampu untuk ruangan pada lantai 1 seperti pada tabel 4.2.
4.2.3 Penentuan Jumlah Titik Lampu Pada Lantai 2 Gedung Kejati Kaltim
Pada R. Dosir, intensitas penerangan (E) yang penulis gunakan sebesar 150 lux
Faktor refleksi
h = T – tb → 4 m – 0,8 m = 3,2 m
Indeks ruangan (k) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Efisiensi penerangan dari indeks ruangan dapat dilihat pada tabel 2.5 halaman 13
Karena dalam tabel 2.5 tersebut tidak terdapat efisiensi penerangan untuk k = 0,549 maka
k - k1
η = η1 + k2 - k1 (η2 – η1)
0,549 - 0,5
η = 0,26 + 0,6 - 0,5 (0,3 – 0,26) = 0,2796
berikut:
Menentukan jumlah armatur dengan faktor depresiasi masa pemeliharaan 2 tahun untuk
pengotoran ringan 0,8 sehingga jumlah armatur dapat dihitung dengan menggunakan
Jadi, jumlah armatur yang digunakan pada R. Dosir adalah 1 armatur dengan
menggunakan lampu TL 2 x 40 w.
2. Toilet
Pada toilet, intensitas penerangan (E) yang penulis gunakan sebesar 250 lux
Faktor refleksi
h = T – tb → 4 m – 0,8 m = 3,2 m
Karena untuk toilet, penulis menggunakan lampu LED maka efisiensi penerangan lampu
η = 0,9
berikut:
Menentukan fluks lampu dengan menggunakan efikasi 107,7 lm/w dan lampu LED 13 w
Menentukan jumlah lampu dengan faktor depresiasi masa pemeliharaan 2 tahun untuk
pengotoran ringan 0,8 sehingga jumlah lampu dapat dihitung dengan menggunakan
Jadi, jumlah lampu yang digunakan pada toilet adalah 1 lampu dengan menggunakan
lampu LED 13 w.
3. Kasubag Kepegawaian
Faktor refleksi
h = T – tb → 4 m – 0,8 m = 3,2 m
Indeks ruangan (k) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Efisiensi penerangan dari indeks ruangan dapat dilihat pada tabel 2.5 halaman 13
Karena dalam tabel 2.5 tersebut tidak terdapat efisiensi penerangan untuk k = 0,541 maka
k - k1
η = η1 + k2 - k1 (η2 – η1)
0,541 - 0,5
η = 0,26 + 0,6 - 0,5 (0,3 – 0,26) = 0,2764
Menentukan jumlah armatur dengan faktor depresiasi masa pemeliharaan 2 tahun untuk
pengotoran ringan 0,8 sehingga jumlah armatur dapat dihitung dengan menggunakan
Jadi, jumlah armatur yang digunakan pada Kasubag Kepegawaian adalah 3 armatur
Dengan cara yang sama seperti 4.2.3, maka didapat jumlah titik lampu untuk ruangan
4.2.4 Penentuan Jumlah Titik Lampu Pada Lantai 3 Gedung Kejati Kaltim
Pada R. Sound Sistem, intensitas penerangan (E) yang penulis gunakan sebesar
Faktor refleksi
rp (warna langit-langit putih)= 0,7 ; rw (warna dinding putih)= 0,5 ; rm (warna lantai)=
0,1
h = T – tb = 4 m – 0,8 m = 3,2 m
61
Indeks ruangan (k) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Efisiensi penerangan dari indeks ruangan dapat dilihat pada tabel 2.5 halaman 13
Karena dalam tabel 2.5 tersebut tidak terdapat efisiensi penerangan untuk k = 0,668 maka
k - k1
η = η1 + k2 - k1 (η2 – η1)
0,668 - 0,6
η = 0,3 + 0,8 - 0,6 (0,38 – 0,3) = 0,3272
berikut:
Menentukan jumlah armatur dengan faktor depresiasi masa pemeliharaan 2 tahun untuk
pengotoran ringan 0,8 sehingga jumlah armatur dapat dihitung dengan menggunakan
Jadi, jumlah armatur yang digunakan pada R. Sound Sistem adalah 4 armatur dengan
menggunakan lampu TL 2 x 40 w.
2. Panggung
Pada Panggung, intensitas penerangan (E) yang penulis gunakan sebesar 200 lux
62
Tabel 4.3 Jumlah Titik Lampu Pada Lantai 2
63
Faktor refleksi
h = T – tb → 4 m – 0,8 m = 3,2 m
Indeks ruangan (k) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
pxl 10 x 3,5 35
k= = = = 0,81
h(p+l) 3,2(10+3,5) 43,2
Efisiensi penerangan dari indeks ruangan dapat dilihat pada tabel 2.5 halaman 13
Untuk k2 = 1 → η2 = 0,43
Karena dalam tabel 2.5 tersebut tidak terdapat efisiensi penerangan untuk k = 0,81 maka
k - k1
η = η1 + k2 - k1 (η2 – η1)
0,81 - 0,8
η = 0,38 + 1 - 0,8 (0,43 – 0,38) = 0,3825
Menentukan fluks armatur dengan menggunakan efikasi 78 lm/w dan lampu TL 2 x 40w
Menentukan jumlah armatur dengan faktor depresiasi masa pemeliharaan 2 tahun untuk
pengotoran ringan 0,8 sehingga jumlah armatur dapat dihitung dengan menggunakan
Jadi, jumlah armatur yang digunakan pada Panggung adalah 4 armatur dengan
menggunakan lampu TL 2 x 40 w.
Pada R. Staff, intensitas penerangan (E) yang penulis gunakan sebesar 250 lux
h = T – tb = 4 m – 0,8 m = 3,2 m
Indeks ruangan (k) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
pxl 5 x 12 60
k= = = = 1,102
h(p+l) 3,2(5+12) 54,4
65
Efisiensi penerangan dari indeks ruangan dapat dilihat pada tabel 2.5 halaman 13
Karena dalam tabel 2.5 tersebut tidak terdapat efisiensi penerangan untuk k = 0,81 maka
k - k1
η = η1 + k2 - k1 (η2 – η1)
1,102 - 1
η = 0,43 + 1,2 - 1 (0,47 – 0,43) = 0,4504
berikut:
Menentukan jumlah armatur dengan faktor depresiasi masa pemeliharaan 2 tahun untuk
pengotoran ringan 0,8 sehingga jumlah armatur dapat dihitung dengan menggunakan
Jadi, jumlah armatur yang digunakan pada R.Staff adalah 6 armatur dengan
menggunakan lampu TL 2 x 40 w.
Dengan cara yang sama seperti 4.2.4, maka didapat jumlah titik lampu untuk ruangan
Perhitungan jumlah beban dihitung berdasarkan jumlah lampu TL, jumlah lampu
LED, jumlah KKB (Kotak Kontak Biasa), dan jumlah AC yang terdapat pada ruangan.
66
Tabel 4.4 Jumlah Titik Lampu Pada Lantai 3
67
Adapun cara menentukan jumlah beban pada ruangan adalah sebagai berikut:
P 160 w
S= = = 200 VA
Cos φ 0,8
1
Jumlah AC 1 pk pada Ruang Tunggu adalah 1 unit, maka:
2
1
AC 1 pk = 1,5 pk x 746 w = 1119 w
2
1
Mencari Daya Semu AC 1 pk, faktor daya = 0,8
2
P 1119 w
S= = = 1399 VA
Cos φ 0,8
= 1849 VA
Dengan cara yang sama seperti Ruang Tunggu maka didapat hasil perhitungan jumlah
beban untuk ruangan pada lantai dasar, lantai 1, lantai 2, dan lantai 3 seperti yang
ditunjukkan pada tabel 4.5, tabel 4.6, tabel 4.7, dan tabel 4.8.
Untuk menentukan pengaman dan luas penampang penghantar yang digunakan untuk
suatu beban, maka terlebih dahulu harus diketahui arus nominal beban yang dilayani.
Dan untuk perhitungan pengaman dan penghantar pada sirkit akhir adalah sebagai
berikut:
S 346,25 VA
In = = = 1,573 A
V 220 V
Berdasarkan arus nominal yang diperoleh, maka pengaman yang digunakan pada grup 1
Berdasarkan KHA yang diperoleh, maka penghantar yang digunakan pada grup 1 fasa R
Dengan cara yang sama pada grup 1 fasa R, maka didapat hasil pengaman dan penghantar
sirkit akhir yang akan digunakan pada setiap grup untuk lantai dasar, lantai 1, lantai 2,
dan lantai 3 seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.9, tabel 4.10, tabel 4.11, dan tabel 4.12.
berikut:
1
AC 1 pk = 2 unit = 2798 VA. Jadi, total beban grup 1 fasa R adalah 2798 VA.
2
S 2798 VA
In = = = 12,718 A
V 220 V
Berdasarkan arus nominal yang diperoleh, maka pengaman yang digunakan pada grup 1
Berdasarkan KHA yang diperoleh, maka penghantar yang digunakan pada grup 1 fasa R
Dengan cara yang sama pada grup 1 fasa R, maka didapat hasil pengaman dan penghantar
sirkit akhir yang akan digunakan untuk AC pada setiap grup lantai 1, lantai 2, dan lantai
3 seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.13, tabel 4.14, dan tabel 4.15.
Tabel 4.13 Perhitungan Beban, Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir AC Lantai 1
Jumlah Titik Beban AC Beban AC (VA) Jumlah Beban (VA) In KHA MCB 1 fasa NYM
Grup
1 1/2 pk 2 pk 1 1/2 pk 2 pk R S T (A) (A) (A) (mm2)
37 2 2798 2798 12.7182 15.8977 16 3 x 2.5
38 1 1865 1865 8.47727 10.5966 10 3 x 2.5
39 1 1865 1865 8.47727 10.5966 10 3 x 2.5
40 1 1865 1865 8.47727 10.5966 10 3 x 2.5
41 1 1865 1865 8.47727 10.5966 10 3 x 2.5
42 1 1865 1865 8.47727 10.5966 10 3 x 2.5
43 1 1865 1865 8.47727 10.5966 10 3 x 2.5
44 1 1865 1865 8.47727 10.5966 10 3 x 2.5
45 1 1399 1399 6.35909 7.94886 10 3 x 2.5
Total 3 7 4197 13055 6528 5595 5129
Tabel 4.14 Perhitungan Beban, Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir AC Lantai 2
Jumlah Titik Beban AC Beban AC (VA) Jumlah Beban (VA) In KHA MCB 1 fasa NYM
Grup 2
1 1/2 pk 2 pk 1 1/2 pk 2 pk R S T (A) (A) (A) (mm )
46 1 1865 1865 8.47727 10.5966 10 3 x 2.5
47 1 1399 1399 6.35909 7.94886 10 3 x 2.5
48 1 1399 1399 6.35909 7.94886 10 3 x 2.5
49 1 1865 1865 8.47727 10.5966 10 3 x 2.5
50 1 1399 1399 6.35909 7.94886 10 3 x 2.5
51 1 1399 1399 6.35909 7.94886 10 3 x 2.5
52 1 1399 1399 6.35909 10.5966 10 3 x 2.5
53 1 1399 1399 6.35909 7.94886 10 3 x 2.5
54 1 1399 1399 6.35909 7.94886 10 3 x 2.5
Total 7 2 9793 3730 4663 4663 4197
78
Tabel 4.15 Perhitungan Beban, Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir AC Lantai 3
Jumlah Titik Beban AC Beban AC (VA) Jumlah Beban (VA) In KHA MCB 1 fasa NYM
Grup 2
1 1/2 pk 2 pk 1 1/2 pk 2 pk R S T (A) (A) (A) (mm )
55 1 1399 1399 6.35909 7.94886 10 3 x 2.5
56 1 1399 1399 6.35909 7.94886 10 3 x 2.5
57 1 1399 1399 6.35909 7.94886 10 3 x 2.5
58 1 1399 1399 6.35909 7.94886 10 3 x 2.5
59 1 1399 1399 6.35909 7.94886 10 3 x 2.5
Total 5 6995 2798 2798 1399
4.6 Perhitungan Pengaman dan Penghantar Sirkit Cabang
S 2596,25 VA
In = = = 3,944 A
√3 x V 658.179 V
Berdasarkan arus nominal yang diperoleh, maka pengaman yang digunakan pada sirkit
Berdasarkan KHA yang diperoleh, maka penghantar yang digunakan pada sirkit cabang
Dengan cara yang sama pada fasa R, S, dan T diatas maka didapat hasil pengaman dan
penghantar sirkit cabang yang akan digunakan pada lantai dasar, lantai 1, lantai 2, dan
Tabel 4.16 Perhitungan Pengaman dan Penghantar Sirkit Cabang Lantai Dasar, Lantai
Jumlah Beban
In KHA MCB NYM
(VA)
Tingkatan
3 fasa
Fasa R, S, dan T (A) (A) (mm2)
(A)
Lantai Dasar 2596.25 3.944 4.93 6 3 x 2.5
Lantai 1 10641.25 16.167 20.2 20 3x4
Lantai 2 11558.75 17.561 21.9 20 3x4
Lantai 3 6996.25 10.629 13.2 16 3 x 2.5
S 17252 VA
In = = = 26,211 A
√3 x V 658.179 V
Berdasarkan arus nominal yang diperoleh, maka pengaman yang digunakan pada sirkit
Berdasarkan KHA yang diperoleh, maka penghantar yang digunakan pada sirkit cabang
Dengan cara yang sama pada fasa R, S, dan T diatas maka didapat hasil pengaman dan
penghantar sirkit cabang AC yang akan digunakan pada lantai 1, lantai 2, dan lantai 3
Tabel 4.17 Perhitungan Pengaman dan Penghantar Sirkit Cabang AC Lantai 1, Lantai 2,
dan Lantai 3
Jumlah Beban AC
In KHA MCB NYM
(VA)
Tingkatan 3
Fasa R, S, dan T (A) (A) fasa (mm2)
(A)
Lantai 1 17252 26.21 32.76 32 3x6
Untuk mengetahui besar daya total, dapat diketahui dari penjumlahan seluruh
jumlah beban (lampu, kotak kontak, maupun AC) pada setiap lantai gedung Kejati Kaltim
Perhitungan pengaman dan penghantar utama pada Gedung Kejati Kaltim adalah
sebagai berikut:
S 69562,5 VA
In = = = 105,68 A
√3 x V √3 x 380 V
Jadi, pengaman utama pada Gedung Kejati Kaltim yang digunakan adalah MCCB 125 A.
Sedangkan penghantar utama dapat ditentukan dengan persamaan rumus sebagai berikut:
Jadi, penghantar utama pada Gedung Kejati Kaltim yang digunakan adalah kabel NYY
4 x 50 mm2.
Berdasarkan harga pada Jatim Raya, Rencana Anggaran Biaya untuk perencanaan
instalasi penerangan Gedung Kejati Kaltim Samarinda Seberang seperti pada tabel 4.19
untuk lantai dasar, tabel 4.20 untuk lantai 1, tabel 4.21 untuk lantai 2, tabel 4.22 untuk
lantai 3. Adapun total Rencana Anggaran Biaya Material Instalasi seperti pada tabel 4.23
dan untuk Rencana Anggaran Biaya pekerjaan instalasi seperti pada tabel 4.24.
Harga Jumlah
Volu
No Nama Material Spesifikasi Satuan Satuan Harga
me
(Rp) (Rp)
1 Sakelar Tunggal 10 A/250 V 7 Buah 11000 77000
2 Sakelar Seri 10 A/250 V 9 Buah 16000 144000
Lampu TL
3 2 x 40 w / 220 V 17 Set 171000 2907000
+Armatur
4 Lampu LED 13 w / 220 V 9 Buah 44000 396000
Kotak Kontak
5 16 A, Type 528 3 Buah 16500 49500
Biasa
6 Kabel NYA 2.5 mm2, 230/400 V 200 m 2490 498000
3 x 2.5 mm2,
7 Kabel NYM 50 m 9340 467000
300/500 V
8 MCB 1 fasa 2 A/230 V, ⦤4,5 kA 9 Buah 48000 432000
9 MCB 3 fasa 6 A/400 V, ⦤4,5 kA 1 Buah 195000 195000
10 Klem 17 Inch 4 Kotak 11000 44000
Pipa Instalasi
11 5/8 mm 50 Batang 5000 250000
(PVC)
82
Harga Jumlah
Volu Satua
No Nama Material Spesifikasi Satuan Harga
me n
(Rp) (Rp)
1 Sakelar Tunggal 10 A/250 V 13 Buah 11000 143000
2 Sakelar Seri 10 A/250 V 28 Buah 16000 448000
Lampu TL +
3 2 x 40 w / 220 V 48 Set 171000 8208000
Armatur
4 Lampu LED 13 w / 220 V 21 Buah 44000 924000
Kotak Kontak
5 16 A, Type 528 22 Buah 16500 363000
Biasa
Kotak Kontak
6 16 A, Type 513 10 Buah 24000 240000
Khusus AC
7 Kabel NYA 2.5 mm2, 230/400 V 350 m 2490 871500
3 x 2.5 mm2, 300/500
8 Kabel NYM 100 m 9340 934000
V
9 Kabel NYM 3 x 4 mm2, 300/500 V 50 m 15350 767500
10 Kabel NYM 3 x 6 mm2, 300/500 V 50 m 21860 1093000
11 MCB 1 fasa 6 A/230 V, ⦤4,5 kA 9 Buah 42000 378000
12 MCB 1 fasa 10 A/230 V, ⦤4,5 kA 8 Buah 42000 336000
13 MCB 1 fasa 16 A/230 V, ⦤4,5 kA 1 Buah 42000 42000
14 MCB 3 fasa 20 A/400 V, ⦤4,5 kA 1 Buah 195000 195000
15 MCB 3 fasa 32 A/400 V, ⦤4,5 kA 1 Buah 226000 226000
16 Klem 17 Inch 7 Kotak 11000 77000
Pipa Instalasi Batan
17 5/8 mm 88 5000 440000
(PVC) g
Armatur 220 V / 4 Inch, Type
18 21 Buah 45000 945000
Downlight E27 7401
19 T-Dos 5/8 mm 68 Buah 1000 68000
20 Elbow 5/8 mm 100 Buah 600 60000
21 Panel Utama 60 x 40 x 20 1 Buah 345000 345000
22 Panel Beban 30 x 40 x 15 1 Buah 200000 200000
23 Panel AC 30 x 40 x 15 1 Buah 200000 200000
Total Biaya 17504000
83
Harga Jumlah
Volu Satua
No Nama Material Spesifikasi Satuan Harga
me n
(Rp) (Rp)
1 Sakelar Tunggal 10 A/250 V 22 Buah 11000 242000
2 Sakelar Seri 10 A/250 V 21 Buah 16000 336000
Lampu TL +
3 2 x 40 w / 220 V 45 Set 171000 7695000
Armatur
4 Lampu LED 13 w / 220 V 19 Buah 44000 836000
Kotak Kontak
5 16 A, Type 528 27 Buah 16500 445500
Biasa
Kotak Kontak
6 16 A, Type 513 9 Buah 24000 216000
Khusus AC
7 Kabel NYA 2.5 mm2, 230/400 V 350 m 2490 871500
3 x 2.5 mm2, 300/500
8 Kabel NYM 150 m 9340 1401000
V
9 Kabel NYM 3 x 4 mm2, 300/500 V 50 m 15350 767500
10 Kabel NYM 3 x 6 mm2, 300/500 V 50 m 21860 1093000
11 MCB 1 fasa 6 A/230 V, ⦤4,5 kA 9 Buah 42000 378000
12 MCB 1 fasa 10 A/230 V, ⦤ 4,5 kA 9 Buah 42000 378000
13 MCB 3 fasa 20 A/400 V, ⦤4,5 kA 1 Buah 195000 195000
14 MCB 3 fasa 25 A/400 V, ⦤4,5 kA 1 Buah 206000 206000
15 Klem 17 Inch 7 Kotak 11000 77000
Pipa Instalasi Batan
16 5/8 mm 88 5000 440000
(PVC) g
Armatur 220 V / 4 Inch, Type
17 19 Buah 45000 855000
Downlight E27 7401
18 T-Dos 5/8 mm 71 Buah 1000 71000
19 Elbow 5/8 mm 100 Buah 600 60000
20 Panel Beban 30 x 40 x 15 1 Buah 200000 200000
21 Panel AC 30 x 40 x 15 1 Buah 200000 200000
Total Biaya 16963500
Harga Jumlah
Volu Satua
No Nama Material Spesifikasi Satuan Harga
me n
(Rp) (Rp)
1 Sakelar Tunggal 10 A/250 V 6 Buah 11000 66000
2 Sakelar Seri 10 A/250 V 22 Buah 16000 352000
Lampu TL +
3 2 x 40 w / 220 V 41 Set 171000 7011000
Armatur
4 Lampu LED 13 w / 220 V 9 Buah 44000 396000
Kotak Kontak
5 16 A, Type 528 11 Buah 16500 181500
Biasa
84
Kotak Kontak
6 16 A, Type 513 5 Buah 24000 120000
Khusus AC
7 Kabel NYA 2.5 mm2, 230/400 V 300 m 2490 747000
3 x 2.5 mm2, 300/500
8 Kabel NYM 300 m 9340 2802000
V
9 MCB 1 fasa 4 A/230 V, ⦤4,5 kA 9 Buah 48000 432000
10 MCB 1 fasa 10 A/230 V, ⦤4,5 kA 5 Buah 42000 210000
11 MCB 3 fasa 16 A/400 V, ⦤4,5 kA 2 Buah 195000 390000
12 Klem 17 Inch 6 Kotak 11000 66000
Pipa Instalasi Batan
13 5/8 mm 75 5000 375000
(PVC) g
Armatur 220 V / 4 Inch, Type
14 9 Buah 45000 405000
Downlight E27 7401
15 T-Dos 5/8 mm 59 Buah 1000 59000
16 Elbow 5/8 mm 50 Buah 600 30000
17 Panel Beban 30 x 40 x 15 1 Buah 200000 200000
18 Panel AC 30 x 40 x 15 1 Buah 200000 200000
Total Biaya 14042500
Harga Jumlah
Volu Satua
No Nama Material Spesifikasi Satuan Harga
me n
(Rp) (Rp)
1 Sakelar Tunggal 10 A/250 V 48 Buah 11000 528000
2 Sakelar Seri 10 A/250 V 80 Buah 16000 1280000
Lampu TL +
3 2 x 40 w / 220 V 151 Set 171000 25821000
Armatur
4 Lampu LED 13 w / 220 V 58 Buah 44000 2552000
Kotak Kontak
5 16 A, Type 528 63 Buah 16500 1039500
Biasa
Kotak Kontak
6 16 A, Type 513 24 Buah 24000 576000
Khusus AC
7 Kabel NYA 2.5 mm2, 230/400 V 1200 m 2490 2988000
3 x 2.5 mm2, 300/500
8 Kabel NYM 600 m 9340 5604000
V
9 Kabel NYM 3 x 4 mm2, 300/500 V 100 m 15350 1535000
10 Kabel NYM 3 x 6 mm2, 300/500 V 100 m 21860 2186000
11 Kabel NYY 4 x 50 mm2, 0,6/1 kV 25 m 270000 6750000
12 MCB 1 fasa 2 A/230 V, ⦤4,5 kA 9 Buah 48000 432000
13 MCB 1 fasa 4 A/230 V, ⦤4,5 kA 9 Buah 48000 432000
14 MCB 1 fasa 6 A/230 V, ⦤4,5 kA 18 Buah 42000 756000
15 MCB 1 fasa 10 A/230 V, ⦤4,5 kA 22 Buah 42000 924000
16 MCB 1 fasa 16 A/230 V, ⦤4,5 kA 1 Buah 42000 42000
17 MCB 3 fasa 6 A/400 V, ⦤4,5 kA 1 Buah 195000 195000
18 MCB 3 fasa 16 A/400 V, ⦤4,5 kA 2 Buah 195000 390000
85
Harga Jumlah
No Pekerjaan Instalasi Volume Satuan Satuan Harga
(Rp) (Rp)
1 Instalasi Penerangan 209 Titik 150000 31350000
2 Instalasi Kotak Kontak Biasa 63 Titik 150000 9450000
3 Instalasi Kotak Kontak Khusus AC 24 Titik 150000 3600000
Total Biaya 44400000
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Total daya yang terpasang pada Gedung Kejati Kaltim Lantai Dasar, Lantai 1, Lantai
2. Kapasitas pengaman utama pada Gedung Kejati Kaltim adalah MCCB 125 A.
4. Kapasitas pengaman cabang pada lantai 1 dan lantai 2 adalah MCB 3 fasa 20 A.
9. Jenis dan luas penampang penghantar utama yang digunakan pada Gedung Kejati
10. Jenis dan luas penampang penghantar cabang lantai dasar yang digunakan adalah
11. Jenis dan luas penampang penghantar cabang lantai 1 dan lantai 2 yang digunakan
12. Jenis dan luas penampang penghantar cabang lantai 3 yang digunakan adalah kabel
13. Jenis dan luas penampang penghantar cabang AC lantai 1 dan lantai 2 yang
14. Jenis dan luas penampang penghantar cabang AC lantai 3 yang digunakan adalah
15. Rencana Anggaran Biaya untuk material instalasi total biaya yang dibutuhkan adalah
Rp. 62.895.000,-.
16. Rencana Anggaran Biaya untuk pekerjaan instalasi total biaya yang dibutuhkan
5.2 Saran
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis memberi berbagai saran yaitu sebagai
berikut:
ketekunan dalam menghitung jumlah titik lampu pada suatu ruangan, agar penentuan
2. Dalam melakukan pembagian grup beban, harus diketahui bahwa beban fasa R, S,
3. Pada sirkit akhir, jumlah titik beban yang dilayani tidak boleh melebihi dari 15 titik
The TL-M RS (Rapid Start) Super 80 lamp (tube diameter 38 mm) offers more lumens per
watt and better color rendering than TL standard colors. The lamp has an external silicon
coating and an external ignition strip. It is suitable for situations where low temperatures
and high humidity require fast and stable ignition. Rapid Start lamps can be ignited without
a starter.
Benefits
• Well-defined ignition for fast, easy ignition at low temperatures
• /80 colors have good color rendering and high efficacy compared with standard colors
• Create atmospheres from warm white to cool daylight
Features
• RS (Rapid Start) lamps with an external silicon coating
• External ignition strip connected via a high-ohmic resistor to one of the electrodes
• Available in /80 colors and varying color designations
Application
• /80 colors are especially used in applications where people are often present
Versions
Dimensional drawing
Product D A B B C
1SL/25
A 1SL/25
C 1SL/25
1SL/25
1SL/25
1SL/25
Light Technical
Color Rendering Index (Nom) 85
Power Power
Order Code Full Product Name (Nom) (Nom) (Nom) Order Code Full Product Name (Nom) (Nom) (Nom)
928030008371 TL-M RS Super 80 20W/830 0.370 A 57 V 19.3 W 928030508471 TL-M RS Super 80 40W/840 0.430 A 103 V 39.5 W
1SL/25 1SL/25
928030008471 TL-M RS Super 80 20W/840 0.370 A 57 V 19.3 W 928031008371 TL-M RS Super 80 65W/830 0.670 A 110 V 64.0 W
1SL/25 1SL/25
928030508371 TL-M RS Super 80 40W/830 0.430 A 103 V 39.5 W 928031008471 TL-M RS Super 80 65W/840 0.670 A 110 V 64.0 W
1SL/25 1SL/25
Order Code Full Product Name (Nom) (Nom) Code Designation Order Code Full Product Name (Nom) (Nom) Code Designation
928030008371 TL-M RS Super 80 438 403 830 Warm White 928030508471 TL-M RS Super 80 381 379 840 Cool White
928030008471 TL-M RS Super 80 381 379 840 Cool White 928031008371 TL-M RS Super 80 438 403 830 Warm White
928030508371 TL-M RS Super 80 438 403 830 Warm White 928031008471 TL-M RS Super 80 381 379 840 Cool White
Order Code Full Product Name (Nom) (Nom) Flux (Nom) Order Code Full Product Name (Nom) (Nom) Flux (Nom)
928030008371 TL-M RS Super 80 3000 K 64 lm/W 1250 lm 928030508471 TL-M RS Super 80 4000 K 78 lm/W 3100 lm
928030008471 TL-M RS Super 80 4000 K 64 lm/W 1250 lm 928031008371 TL-M RS Super 80 3000 K 80 lm/W 5100 lm
928030508371 TL-M RS Super 80 3000 K 78 lm/W 3100 lm 928031008471 TL-M RS Super 80 4000 K 80 lm/W 5100 lm
© 2017 Philips Lighting Holding B.V. All rights reserved. Philips Lighting reserves the right to make changes in specifications
and/or to discontinue any product at any timewithout notice or obligation and will not be liable for any consequences resulting www.lighting.philips.com
from the use of this publication. 2017, January 24 - data subject to change
Lighting
Dengan desain yang kuat dan sinar cahaya putih hangat, lampu PAR generasi baru ini
ideal untuk pencahayaan umum dan pencahayaan sorot di industri perhotelan. Ada pilihan
versi dapat diredupkan dan tidak dapat diredupkan. Lampu ini terutama cocok untuk area
publik seperti lobi, koridor, tangga dengan lampu yang selalu menyala.Kompatibel dengan
perlengkapan lampu yang ada dengan dudukan E27 dan dirancang untuk penggantian
retrofit lampu halogen/pijar, MASTER LEDspot PAR memberikan penghematan energi
yang besar dan meminimalkan biaya pemeliharaan tanpa pengurangan dalam kecerahan.
Lampu PAR 38 versi luar ruangan berperingkat IP44 adalah salah satu dari beberapa
alternatif hemat energi untuk lampu pijar luar ruangan PAR38 yang tersedia saat ini. PAR
20 yang dapat diredupkan adalah pengganti sempurna untuk lampu sorot pijar.
Benefits
• Hingga 80% penghematan energi dibandingkan dengan lampu halogen
• Dapat diretrofit dan kompatibel dengan perlengkapan lampu yang ada dengan dudukan
E27
• Biaya pemeliharaan yang lebih rendah
Features
• Masa pakai 45.000 jam
• Dapat diredupkan (kecuali PAR38 OD)
• Cahaya bebas UV dan IR untuk lebih sedikit panas dan perlindungan untuk objek yang
sensitif terhadap panas
• Bebas merkuri dan bahan berbahaya
Application
• Terutama cocok untuk area publik seperti lobi, koridor, tangga dan restoran/bar
Versions
Dimensional drawing
D Product D C
D Product D C
Dimensional drawing
D Product D C
929001142802 13 kWh
Informasi Umum
Cap-Base E27
Teknis Lampu
Beam Angle (Nom) 25 °
929001145302 YA
Informasi Umum
order code Bulb Shape Nominal Lifetime (Nom) Rated Lifetime (Hours) Switching Cycle order code Bulb Shape Nominal Lifetime (Nom) Rated Lifetime (Hours) Switching Cycle
929001142802 PAR38 40000 h 40000 h 50000X 929001198702 PAR30S 40000 h 40000 h 50000X
Teknis Lampu
Light Luminous Flux Luminous Flux Luminous Intensity Light Luminous Flux Luminous Flux Luminous Intensity
order code Distribution (Nom) (Rated) (Nom) (Nom) order code Distribution (Nom) (Rated) (Nom) (Nom)
929001142802 25D 1100 lm 1100 lm 5000 cd 929001198702 25D 845 lm 845 lm 3500 cd
Suhu
order code T-Case Maximum (Nom) order code T-Case Maximum (Nom)
929001142802 65 °C 929001198702 -
929001145302 85 °C
Accent Diagrams
Beam Diagrams
1
VBA 2 x 41° 1
/2Imax 2 x 11° h E0 d(m) VBA 2 x 41° 1
/2Imax 2 x 10° h E0 d(m) VBA 2 x 25° /2Imax 2 x 11° h E0 d(m)
h(m) h(m) h(m) 1
1
VBA 1/2I max /2 E0
1
VBA 1/2I max /2 E0 (m) (lx) VBA 1/2I max /2 E0
K5 (m) (lx)
K5 (m) (lx) K5
1.00 1.00 4998 1.74 0.39 0.39 1.00 1.00 1796 1.74 0.35 0.32 1.00 1.00 3519 0.93 0.39 0.39
1.50 2221 2.61 0.58 0.58 1.50 798 2.61 0.53 0.48 1.50 1564 1.40 0.58 0.58
2.00 2.00 1250 3.48 0.78 0.78 2.00 2.00 449 3.48 0.71 0.63 2.00 2.00 880 1.87 0.78 0.78
2.50 800 4.35 0.97 0.97 2.50 287 4.35 0.88 0.79 2.50 563 2.33 0.97 0.97
3.00 3.00 555 5.22 1.17 1.17 3.00 3.00 200 5.22 1.06 0.95 3.00 3.00 391 2.80 1.17 1.17
3.50 408 6.09 1.36 1.36 3.50 147 6.09 1.23 1.11 3.50 287 3.26 1.36 1.36
4.00 4.00 312 6.95 1.56 1.56 4.00 4.00 112 6.95 1.41 1.27 4.00 4.00 220 3.73 1.56 1.56
4.50 247 7.82 1.75 1.75 4.50 89 7.82 1.59 1.43 4.50 174 4.20 1.75 1.75
5.00 NO VISIBLE SPOT 5.00 NO VISIBLE SPOT 5.00 NO VISIBLE SPOT
3.0 2.0 1.0 0.0 1.0 2.0 3.0 (m) 3.0 2.0 1.0 0.0 1.0 2.0 3.0 (m) 3.0 2.0 1.0 0.0 1.0 2.0 3.0 (m)
© 2017 Philips Lighting Holding B.V. All rights reserved. Philips Lighting reserves the right to make changes in specifications
and/or to discontinue any product at any timewithout notice or obligation and will not be liable for any consequences resulting www.lighting.philips.com
from the use of this publication. 2017, January 24 - data subject to change
Copper Conductor PVC Insulated Building Wire
Cu/PVC 450/750 V (NYA)
Specification :
SPLN 42-1 : 1991
IEC 227
SNI 04-6629 : 3-2006
Constructions: Applications:
1. Conductor: Permanent installation in conduit or exposed wiring in dry location.
Annealed plain copper round solid or round circular stranded
according to SPLN 4 2 - 3 ; IEC 60228 Note : [re] round solid conductor
[rm] circular stranded conductor
2. Insulation:
Extruded layer of Polyvinyl Chloride (PVC) complied with Packing : [C] Coil
SPLN 41-2 [D] Drum
Identification:
Yellow/Green strip, Light Blue, Black, Yellow, Red colour
sales@kabelindo.co.id 1
Copper Conductor PVC Insulated & PVC Sheathed Indoor Cable
Cu/PVC/PVC 300/500 V (NYM)
Specification :
SPLN 42-2 : 1992
IEC 227
SNI : 04-6629.4-2006
Constructions:
1. Conductor:
Annealed plain copper round solid or round circular
stranded according to SPLN 4 1 - 1 ; IEC 60228
3. Inner Covering / filler:
2. Insulation: Extruded Polyvinyl Chloride [PVC], Black colour
Extruded layer of Polyvinyl Chloride (PVC] complied with
SPLN 41-2 4. Outer sheath:
Extruded Polyvinyl Chloride [PVC], White colour
Identification of core (SPLN)
Applications:
Colour of insulation Permanent installation in conduit under plaster or exposed wiring
No. of cores in dry location.
System - i System - o
Three Yellow/Green strip, Light Blue, Black Light Blue, Yellow, Black
Four Yellow/Green strip, Light Blue, Yellow, Black Light Blue, Red, Yellow, Black
Note : [re] round solid conductor
[rm] circular stranded conductor
4x1.5 re 0.7 1.2 9.9 159 178 12.1 50 19 16 0.55 0.24 0.17 100/C
4x1.5 rm 0.7 1.2 10.3 169 185 12.1 50 19 16 0.55 0.24 0.17 100/C
4x2.5 re 0.8 1.2 10.9 214 196 7.41 50 25 22 0.91 0.41 0.29 100/C
4x2.5 rm 0.8 1.2 11.5 230 207 7.41 50 25 22 0.91 0.41 0.29 100/C
4x4 re 0.8 1.4 12.9 313 232 4.61 50 34 30 1.45 0.65 0.46 100/C
4x4 rm 0.8 1.4 13.6 338 245 4.61 50 34 30 1.45 0.65 0.46 100/C
4x6 re 0.8 1.4 14.1 411 254 3.08 50 44 39 2.18 0.98 0.69 100/C
4x6 rm 0.8 1.4 15 446 270 3.08 50 44 39 2.18 0.98 0.69 100/C
4x10 rm 1.0 1.4 18.5 701 333 1.83 50 61 53 364 1.63 1.15 100/C
4x16 rm 1.0 1.4 21 987 378 1.15 40 82 71 5.82 2.60 1.84 1000/D
4x25 rm 1.2 1.6 25.9 1,530 466 0.727 40 108 94 9.09 4.07 2.88 1000/D
4x35 rm 1.2 1.6 28.9 2,014 520 0.524 40 134 117 12 73 5.69 4.03 1000/D
sales@kabelindo.co.id 3
Copper Conductor PVC Insulated & PVC Sheathed non Armoured Power Cable
Cu/PVC/PVC 0.6/1 kV (NYY)
Specification :
SPLN 43-1 : 1994
IEC 60502-1 : 2004
SNI IEC :60502-1 : 2009
10 www.kabelindo.co.id
circuit protection
Merlin Gerin 3
Functions Trip-unit characteristics
and characteristics Types of trip units
Trip units for Compact NSX DC
Depending on the version, Compact NSX DC circuit breakers are equipped with:
pb107518_13_r.eps
260 260 400 400 700 700 700 800 1000 1200 1250
Depending on the version, Compact NSX DC circuit breakers are equipped with:
b 3P/4P:
v up to 250 A, TM-D, TM-DC or TM-G interchangeable thermal-magnetic trip units
v for 400 and 630 A, MP1, MP2, MP3 built-in magnetic trip units.
A-6
For reference only. www.fengshengelectric.com.sg