TEKNOLOGI SOLARCELL
TUGAS AKHIR
Oleh:
JOSHUA ADE HASAYANGAN SIREGAR
NIM. 14 611 057
Laporan Tugas Akhir ini telah disetujui untuk diajukan dalam Sidang Tugas Akhir
pada tanggal, Juli 2017
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan
Mengetahui,
Solarcell
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya
sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan
benar.
Jika dikemudian hari terbukti ditemukan plagiarism dalam Laporan Tugas Akhir
ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Samarinda, 2017
14 611 057
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
memberikan kemudahan bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir
ini dengan baik, sehinnga laporan tugas akhir yang berjudul “Perencanaan dan
pendidikan program Diploma III pada jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Samarinda. Dalam penulisan laporan ini penulis mengalami beberapa kendala, namun
berkat bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikannya. Dalam kesempatan
2. Bapak Baso Cante, ST, MT, selaku ketua Jurusan Teknik Mesin.
3. Ibu Dr. Ruspita Sihombing, ST. MT, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk dalam penyelesaian laporan tugas akhir
ini.
4. Bapak Surianto, ST., MT, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, saran, dan petunjuk dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen, Staf Teknisi serta Administrasi Jurusan Teknik Mesin.
6. Untuk Orang Tua, serta keluarga besarku yang telah banyak memberikan doa,
7. Teman-teman Teknik Mesin angkatan 2014 yang senantiasa saling membantu dan
i
8. Sahabat-sahabat penulis yang selalu memberikan semangat dan masukkan dalam
9. Teman-teman satu kelompok proyek perencanaan dan pembuatan gokart Osas, Dio,
Salmon, Rahmad dan Andy yang selalu semangat mengerjakan laporan Tugas Akhir
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan tugas akhir ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
sehingga dalam penulisan laporan tugas akhir ini dapat menjadi lebih baik. Besar
harapan penulis laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
menggunakannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................vii
iii
2.8.2 Free Body Diagram (diagram benda bebas) ....................................... 11
iv
4.1.1 Beban Rangka Didistribusikan Kesisi Kanan Dan Kiri Rangka
4.1.4 Perhitungan Reaksi Tumpuan pada Sumbu Roda Depan dan Belakang
................................................................................................................................. 35
4.4.2 Menghitung Tekanan kontak Pada Permukaan Ulir Yang Terjadi ..... 41
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Baja Karbon Untuk Konstruksi Mesin Dan Baja Batang ............................... 16
Tabel 2.4 Faktor Koreksi Momen Lentur (Km) Dan Momen Puntir (Kt)...................... 19
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Kesetimbangan 3 gaya atau lebih dengan arah sembarang ........................ 14
vii
ABSTRAK
viii
BAB I
PENDAHULUAN
bidang dan membawa dampak yang sangat besar dalam masyarakat. Tuntutan
teknologi akan membawa manusia berpikir untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Salah satu daya cipta manusia yang menjadi bagian penting sejarah kehidupan
negara-negara maju, meskipun saat ini telah banyak riset yang dihasilkan dalam
bidang tersebut.
foton akan diubah menjadi elektron ketika dihadapkan dengan panel listrik surya
yang kemudian sel elektron tersebut membentuk aliran listrik. Selanjutnya listrik
Gokart adalah salah satu jenis olahraga otomotif beroda empat seperti
halnya Formula, NASCAR, Speed Car, Rally, Offroad dan lain sebagainya. Bentuk
fisiknya yang kecil, memiliki kapasitas daya mesin yang kecil pula sehingga gokart
1
hanya membutuhkan lintasan yang pendek saja. Dalam hal ini gokart dapat
Kaze 110cc Tahun 1997 “ , Hal inilah yang melatarbelakangi penulis mengangkat
yang akan diungkapkan dalam perencanaan dan pembuatan gokart ini, yaitu
bagaimana merencanakan dan membuat gokart yang tidak hanya nyaman tetapi
1. Perhitungan kerangka
3. Perhitungan baut
adalah :
2
2. Mengetahui bahan dan ukuran poros roda belakang
berikutnya.
tersebut.
3
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran tentang isi dari tugas akhir ini maka akan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang Gokart, Cara Kerja, Konstruksi Gokart, Rangka, Solarcell, Poros,
Kesetimbangan, Baut
BAB IV PEMBAHASAN
Perhitungan Baut.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gokart
Gokart adalah varian dari kendaraan roda empat atap terbuka sederhana dan
kecil untuk olahraga motor. Gokart biasanya berpacu di sirkuit skala kecil. Balapan
gokart biasanya dianggap sebagai batu loncatan untuk olahraga motor yang lebih
Gokart pertama kali dirancang oleh Art Ingels pada tahun 1956 di
California bagian Selatan. Dia menguji coba nya di area parkir rose bowl. Dia
membuat gokart dari sisa-sisa potongan besi dan menggunakan mesin 2 langkah.
Ketika itu dia adalah seorang perancang mobil balap di perusahaan Kurtis Kraft.
Saat ini olahraga gokart telah cepat menyebar ke berbagai negara, dan
pada akhir tahun 60-an oleh Alm. Hengky Irawan. Di Jakarta mulai jadi pusat
olahraga karting pada tahun 80-an. Pada tahun 2001, di jakarta mulai banyak berdiri
arena penyewaan karting diantaranya adalah speedy karting yang sekarang masih
berdiri.
Kendaraan menurut jumlah roda penerus daya dibagi menjadi 2 jenis yaitu,
kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat, dimana gokart termasuk jenis
5
kendaraan roda empat. Kendaraan roda empat mempunyai tiga komponen utama
yaitu :
1. Rangka
Demikian juga dengan gokart, secara garis besar sama hanya tanpa body
kendaraan kecil yang digunakan untuk sirkuit balap dengan lintasan yang rata dan
tikungan-tikungan dengan jarak yang dekat maka yang dibutuhkan oleh sebuah
gokart adalah akselerasi yang ditentukan oleh rangkaian penghasil tenaga dan
rangkaian penerus tenaga, serta kekuatan dan keamanan dari frame chasis gokart
tersebut.
2.4 Rangka
Rangka gokart terbuat dari besi kotak dan dikombinasikan dengan suspensi,
jadi chasis tidak menjadi tumpuan utama gokart karena dibantu oleh suspensi, jadi
bahan dari chasis dan suspensi harus memenuhi syarat yaitu cukup fleksibel atau
lentur dan mempunyai kekuatan yang cukup, dan bahan tidak mudah mengalami
kegagalan patah.
Bagian A1 = A2
6
Wr
X1 X2
A1 A2
∑M A1 = 0 (2.1)
Wr . X1 – A2 . ( X1 + X2 ) = 0
A2 = … kg
∑Fy = 0
A1 – Wr + A2 = 0
A1 = ... kg
Bagian B1 = B2 Wp
Y1 Y2
B1 B2
∑ 𝑀 B1 = 0 (2.2)
Wp . Y1 – B2 . ( Y1+ Y2 ) = 0
B2 = …. kg
∑Fy = 0
B1 – Wp + B2 = 0
7
c. Beban mesin di distribusikan ke kanan dan kiri sebesar C1 = C2
Wm
Z1 Z2
C1 C2
∑ M C1 = 0 (2.3)
Wm . Z1 – C2 . ( Z1 + Z2 ) = 0
C2 = … kg
∑Fy = 0
C1 – Wm + C2 = 0
C1 = … kg
Wr Wp Wm
a b c d
Rdpn Rblk
∑ M Rblk = 0 (2.4)
Rdpn = …kg
∑ Fy = 0
Rdpn – Wr – Wp – Wm + Rblk = 0
8
Rblk = …kg
𝑀𝑏
𝜎𝑏 = 𝑊𝑏 (2.5)
𝑚𝑓 . 𝐿
Lr = (2.7)
𝑚
𝑚𝑘𝑎 . 𝐿
Lka = (2.8)
𝑚
𝑚𝑘𝑖 . 𝐿
Lki = (2.9)
𝑚
2.5 Solarcell
Solarcell adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya
matahari menjadi energi listrik. Solarcell sering kali disebut sel fotovoltaik,
fotovoltaik untuk menyerap energi matahari dan menyebabkan arus mengalir antara
terdiri dari foton dengan tingkat energi berbeda tergantung spektrum dari mana
9
dikenal sebagai efek fotovoltaik. Setelah itu energi dalam bentuk listrik disimpan
itu putaran motor di reduksi oleh speed reducer dan kemudian langsung
menggerakkan poros.
solarcell tersebut mempunyai 50 watt peak ( pada saat matahari terik ). Peak dalam
1 hari di asumsikan 4 jam sehingga 50 x 4 = 200 watt hour/hari, itu adalah kapasitas
( sumber :katalognatopringsewu.blogspot.com/caramenghitungdayatenagasurya )
2.6 Baterai
Baterai atau aki, atau bisa juga accu adalah sebuah sel listrik dimana di
menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik
menjadi tenaga kimia, pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-
elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas)
Baterai atau aki pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam
bentuk energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listik
kelistrikan lainnya.
10
2.7 Motor Listrik
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi
energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada
peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air, penyedot debu,
Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik
asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC
(inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (hp) maupun kiloWatt
(kW).
pada garis besarnya dapat dikatakan dengan diam atau bergerak lurus beraturan
(kecepatan konstan). Sebelum kita analisa lebih jauh tentang kesetimbangan, akan
Meurut sistem mekanika, suatu benda (sistem) dapat dipisahkan dari benda
yang ada di sekitarnya. Tujuan memisahkan adalah untuk mendapatkan Free Body
Diagram.
Free body diagram (F.B.D) adalah suatu bentuk penyajian secara diagram
dari benda (sistem) yang menggambarkan semua gambar yang bekerja pada benda
11
tersebut, baik yang diakibatkan benda itu sendiri maupun benda lain. Tujuan
membuat Free Body Diagram adalah untuk memudahkan dalam mencari gaya –
gaya yang tidak diketaui. Langkah – langkah pembuatan F.B.D tersebut adalah :
disekitarnya.
diagram.
12
2.8.3 Kondisi – kondisi Kesetimbangan
1. 2 gaya
Syarat : Kedua gaya harus kolinier (segaaris kerja). Besarnya sama dan
berlawanan arah.
13
∑Fx = 0
∑Fx = 0
∑Fy = 0
∑Fx =0
∑M = M12 – M34 = 0
14
4. Umum
Syarat :
∑Fx = 0
∑Fy = 0
∑M = 0
2.9 Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin yang
menjadi 3 yaitu poros transmisi, poros spindle dan poros gandar. Dalam
perencanaan poros sangat lah perlu memperhatikan kekuatan dan pembebanan yang
puntir dan lentur. Atau gabungan antara puntir dan lentur. Pembebanan puntir
adalah suatu kondisi yang dialami oleh suatu benda dimana terjadi akibat adanya
15
gaya yang bekerja berlawanan arah terhadap kedua ujungnya. Puntiran terjadi pada
poros yang dipasang mati pada salah satu ujungnya dan pada ujung lainnya bekerja
gaya yang mengakibatkan poros tersebut terpuntir. Pembebanan lentur ialah gaya
lentur yang bekerja pada suatu batang/poros. Besarnya momen pada suatu titik
sama dengan gaya dikali jarak terhadap titik tersebut. Momen dapat
Bahan poros untuk mesin umumnya dibuat dari batang baja yang ditarik
dingin dan di finish, baja karbon (disebut bahan S-C) yang dihasilkan dari ingot
yang di deoksidasi dengan ferrosilicon dan di cor, kadar karbon terjamin (JIS G
3123). Dengan penarikan dingin membuat permukaan poros menjadi keras dan
Untuk menentukan bahan poros dan kekuatan tarik dapat dipakai tabel
sebagai berikut:
Tabel 2.2 Baja Karbon Untuk Konstruksi Mesin Dan Baja Batang
16
Baja Karbon S30C Penormalan 48
S50C Penormalan 62
S55C Penormalan 66
gabungan
antara hal-hal
tersebut
(*Sumber: Sularso, Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin.
1997 hal 3)
Berikut ini akan dibahas rencana sebuah poros yang mendapat pembebanan
utama berupa torsi, seperti pada poros motor dengan sebuah kopling. Jika diketahui
bahwa poros yang akan direncanakan tidak mendapat beban lain kecuali torsi, maka
diameter poros tersebut dapat lebih kecil daripada yang dibayangkan. Meskipun
demikian, jika diperkirakan akan terjadi pembebanan berupa lenturan, tarikan atau
tekanan, misalnya jika sebuah sabuk, rantai atau roda gigi dipasangkan pada poros
17
1. Daya rencana
Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak, maka berbagai
sehingga koreksi pertama dapat diambil kecil. Jika faktpr koreksi adalah
fc (table 1.6) maka daya rencana Pd (kW) sebagai contoh patokan adalah:
Pd = fc . P (kW) (2.10)
fc = Faktor Koreksi
(*Sumber: Sularso, Kiyokatsu Suga, Dasar Perencnaan Dan Pemilihan Elemen Mesin.
1997 hal 7)
Jika daya diberikan dalam daya kuda (PS), maka harus dikalikan
2. Momen puntir
Jika momen puntir (disebut juga momen rencana) adalah T (kg.mm) maka:
𝑃𝑑
T = 9,74 . 105 (2.11)
𝑛1
18
Pd = Daya rencana (hp,kW)
n1 = Putaran (rpm)
(*Sumber: Sularso, Kiyokatsu Suga, Dasar Perencnaan Dan Pemilihan Elemen Mesin.
1997 hal 7)
5,1𝑇
𝜏= (2.12)
𝑑3
(*Sumber: Sularso, Kiyokatsu Suga, Dasar Perencnaan Dan Pemilihan Elemen Mesin.
1997 hal 7)
(*Sumber: Sularso, Kiyokatsu Suga, Dasar Perencnaan Dan Pemilihan Elemen Mesin.
1997 hal 8)
Tabel 2.4 Faktor Koreksi Momen Lentur (Km) Dan Momen Puntir (Kt)
Jenis pembebanan Kt Km
Poros diam
Beban berangsur-angsur 1,0 1,0
Beban mendadak 1,5-2,0 1,5-2,0
Poros diam
Beban berangsur-angsur 1,5 1,0
Beban tenang 1,5-2,0 1,0
Beban mendadak/kejutan 1,5-3,0 1,5-3,0
ringan
(*Sumber: Sularso, Kiyokatsu Suga, Dasar Perencnaan Dan Pemilihan Elemen Mesin.
1997 hal 8)
19
3. Menentukan diameter poros yang di izinkan
Cb = Faktor lenturan
(*Sumber: Sularso, Kiyokatsu Suga, Dasar Perencnaan Dan Pemilihan Elemen Mesin.
1997 hal 8 )
4. Safety Factor ( 𝑆𝑓 )
20
2,0 – 2,5 Bahan yang beroperasi secara rata – rata dengan batasan
beban yang diketahui
2,5 – 3,0 Bahan yang diketahui tanpa mengalami tes. Pada kondisi
beban dan tegangan rata – rata
3,0 – 4,5 Bahan yang sudah diketahui. Kondisi beban, tegangan dan
lingkungan yang tidak pasti.
(*Sumber:http://mechanical-support.blogspot.co.id/2014/01/faktor-keamanan-safety-
factor.html?m=1)
24 (105) 240
260 440
35 55
(17) 170
19 190
20 200
22 65 220
21
7 70
*7,1 71
75
8 80
85
9 90
95
(*Sumber: Sularso, Kiyokatsu Suga, Dasar Perencnaan Dan Pemilihan Elemen Mesin. 1997
hal 9)
Baut dan merupakan alat pengikat yang sangat penting, untuk mencegah
kecelakaan atau kerusakan pada mesin peilihan baut dan mur sebagai alat pengikat
harus dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan ukuran yang sesuai. Untuk
menentukan ukuran baut, berbagai faktor harus diperhatikan seperti sifat gaya
yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan bahan dan kelas ketelitian.
22
2.10.1 Rumus Menghitung Tegangan Geser Yang Terjadi
t
a = (2.15)
𝑆𝑓
𝑤 𝑊
t = = 𝜋 < a (kg/mm2) (2.16)
2.𝐴 ( )𝑑12
4
𝐹
𝜏 = < 𝜏𝑔 ijin (2.18)
𝜋 . 𝑑1 . 𝑏 . 𝑛 . 𝑛1
𝑑1 = diameter baut ( mm )
𝑏 = tebal ulir ( mm )
𝑛1 = jumlah baut
(*Sumber: Sularso, Kiyokatsu Suga, Dasar Perencnaan Dan Pemilihan Elemen Mesin. 1997 hal
296)
23
𝑊
𝑞= ≤ 𝑞a (2.19)
𝜋 𝑑2 ℎ 𝑧
(*Sumber: Sularso, Kiyokatsu Suga, Dasar Perencnaan Dan Pemilihan Elemen Mesin. 1997 hal
297)
24
BAB III
METODOLOGI PERENCANAAN
Proses Pembuatan tugas akhir ini dikerjakan selama kurang lebih 4 bulan
Samarinda.
dengan penggerak motor listrik. Pembuatan gokart ini akan dilakukan di bengkel
tersebut.
3.Baterai 12 V 4 A @ 2
berikut :
3.3.1 Alat :
1.Mesin gerinda
2.Mesin bubut
25
3.Mistar siku
4.Jangka sorong
5.Meteran
6.Penitik
7.Kikir
8.Ragum
13.Topeng las
3.3.2 Bahan :
26
9 1 unit Kaliper
antara lain :
pembuatan yang
digunakan
ST 37 pengelasan potong,
mesin las
pemotongan sorong ,
– gerinda
pembubutan potong,
ulir
27
3 2 Dudukan kursi Besi siku Pengukuran - Meteran,
pemotongan- gerinda
pengeboran – potong,
mesin las
pemotongan sorong,
- pengeboran gerinda
potong,
rem
mesin bor
– gerinda
pemotongan potong,
– mesin bubut
– membuat
ulir
28
3.4 Proses Pengerjaan
Peralatan :
1. Meteran
2. Mistar baja
3. Spidol
4. Gerinda potong
5. Mesin las
6. Topeng las
Proses pengerjaan :
29
6. Mengelas besi kotak sesuai gambar kerja
Peralatan :
1. Meteran
2. Gerinda potong
3. Mesin bubut
Proses pengerjaan :
30
6. Membubut kedua sisi besi as sesuai dengan diameter yang telah di
tentukan
Proses pengerjaan :
31
3.4.4 Pengerjaan Dudukan Kaliper
Proses pengerjaan :
tajam
32
3.5 Diagram Alir Perencanaan
Mulai
Survei Lapangan
Dan Studi Pustaka
Pemilihan Bahan
Poros Kerangka
Pembuatan Rangka
dan Poros
Merakit Komponen
Tidak
Uji Coba
Ya
Pembahasan
Selesai
33
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.1 Beban Rangka Didistribusikan Kesisi Kanan Dan Kiri Rangka Sebesar :
bagian A1=A2
Wr = 28 kg
300 300
A1 A2
∑M A1 = 0 (2.1)
28 . 300 – A2 . 600 = 0
8400
A2 = = 14 kg
600
∑Fy = 0
A1 – Wr + A2 = 0
A1 = 28 – 14 = 14 kg
: bagian B1=B2
Wp = 70 kg
230 230
B1 B2
34
∑ 𝑀 B1 = 0 (2.2)
70 . 230 – B2 . 460 = 0
16.100
B2 = = 35 kg
460
∑Fy = 0
B1 – Wp + B2 = 0
B1 = 70 – 35 = 35 kg
Wm = 15 kg
200 400
C1 C2
∑ M C1 = 0 (2.3)
15 . 200 – C2 . 600 = 0
3000
C2 = = 5 kg
600
∑Fy = 0
C1 – Wm + C2 = 0
C1 = 15 – 5 = 10 kg
4.1.4 Perhitungan Reaksi Tumpuan pada Sumbu Roda Depan dan Belakang
Karena beban yang paling besar terdapat pada A1, B1, dan C1 maka
digunakan sebagai perhitungan. Beban yang diterima pada sumbu depan dan
35
Jarak Rdpn sampai C1 = 1260 mm
14 kg 15 kg 10 kg
Rdpn Rblk
∑ M Rblk = 0 (2.4)
12880+21350+1100
Rdpn = = 26 kg
1370
∑ Fy = 0
Rdpn – Wr – Wp – Wm + Rblk = 0
Rblk = ( 14 + 35 + 10 ) – 26
= 33 kg
sumbu depan dan belakang sebagai tumpuan sederhana, batang rangka lurus, dan
berikut tegangan yang terjadi pada rangka yang telah diberi beban :
14 35 10
O P Q
Rdpn Rblk
36
MO = Rdpn (450)
= 26 (450)
= 11.700 kgmm
MP = 26 (450) – 14 (310)
= 19.760 – 4340
= 3920 kgmm
Dari tiga beban yang diterima rangka, beban terbesar ada di titik P. maka
untuk perhitungan nya di ambil yang terbesar yaitu momen pada MP = 15.420
kg.mm
𝑎3 𝑏3
Wb = –
6 6
403 363
= –
6 6
= 2890
𝑀𝑏
𝜎𝑏 = 𝑊𝑏
15.420
= 2890
= 5,33 kg/mm2
Jika bahan kerangka yang digunakan ST37 sebagai tegangan tarik maksimum dan
37
37
𝜎= kg/mm2
4
= 9,25 kg/mm2
Dari perhitungan diatas tegangan bengkok yang terjadi lebih kecil daripada
Berat pengemudi = 70 kg
Dari data tersebut didapatkan jarak titik berat dari poros roda depan
𝑚𝑟 . 𝐿
Lf = (2.6)
𝑚
110 .1900
= = 1306 mm = 1,306 m
160
𝑚𝑓 . 𝐿
Lr = (2.7)
𝑚
50 . 1900
= = 594 mm = 0,594 m
160
38
𝑚𝑘𝑎 . 𝐿
Lka = (2.8)
𝑚
60 . 600
= = 225 mm
160
𝑚𝑘𝑖 . 𝐿
Lki = (2.9)
𝑚
100 . 600
= = 375 mm
160
P : 0,35 kW
Fc : 1,2
Pd = fc . P (2.10)
=1,2 . 0,35
= 0,42 kW
0,42
= 9,74 . 105 2750
= 148,7 kg.mm
5,1𝑇
τ= (2.12)
𝑑3
5,1 ∙ 148,7
=
(25,4)3
= 0,046 kg / mm2
39
4.3.4 Menentukan Tegangan Geser Yang Di Izinkan
𝜎𝑏
𝜏𝛼 = 𝑆𝑓 (2.13)
1 . 𝑆𝑓2
42 𝑘𝑔/𝑚𝑚2
= 6 . 3,0
= 2,33 kg / 𝑚𝑚2
1
5,1
= (2,33 . 2 . 1,5 . 148,7 ) 3
= 9,92 mm
sebesar 9,92 mm, dengan pembulatan menjadi 10 mm. Hal ini berarti diameter
poros yang diizinkan harus lebih besar atau sama dengan 10 mm. Secara aktual
diameter poros roda belakang yang digunakan sebesar 25,4 mm yang disesuaikan
W = 160 (kg)
𝑑1 = 13,835 (mm)
Jika bahan baut ST42 dengan safety factor 4 maka tegangan Tarik ijin
42
t ijin = kg/mm2 (2.15)
4
=
10.5 kg/mm2
15,69,6
t = 𝜋 (2.16)
( 4 )13,8352
40
= 5,880 N/mm2
= 0,559 kg/mm2
= 7,35 kg/mm2
215
𝜏𝑔 = 𝜋 . 16 . 2 . 20 . 2
< 𝜏𝑔 ijin (2.18)
= 0,053 N/mm2
= 0,0053 kg/mm2
Tegangan geser dikatakan aman jika < 7,35 kg/mm2 dan dikatakan rawan
patah jika > 7,35 kg/mm2. Tegangan geser yang terjadi sebesar 0,0053 kg/mm2
sehingga aman digunakan karena tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari
W = 22,229 (kg)
H = 0,5 x 2 (mm)
z =6
𝑑2 = 14,701 (mm)
22,229
𝑞 = ≤ 4 kg/mm2 (2.19)
𝜋 .14.701 .1 .6
= 0,080 kg/mm2
Tekanan kontak pada permukaan ulir dikatakan aman jika ≤4 kg/mm2 dan
dikatakan rawan patah jika > 4, kg/mm2. Tekanan kontak pada permukaan ulir yang
terjadi sebesar 0,080 kg/mm2 sehingga aman digunakan karena tekanan kontak
41
pada permukaan ulir yang terjadi lebih kecil dari tekanan kontak pada permukaan
42
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Kerangka
Bahan : ST37
Ukuran : 4 x 4
Bahan : ST 42
Ukuran : 1 inch
Bahan : ST42
Ukuran : M16
5.2 Saran
dengan teknik elektro dan desain produk agar gokart menjadi sempurna.
43
DAFTAR PUSTAKA
G. Nielmann. 1992. “Elemen Mesin Jilid 1 Desain Dan Kalkulasi Dari Sambungan
Bantalan Dan Kalkulasi Dari Sambungan, Bantalan Dan Poros Edisi KeDua”
Edisi KeEmpat Jilid 1” (Jl. H. Baping Raya No.100 Ciracas, Jakarta 13740)
Sularso, Kiyokatsu Suga. 1997. “Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin”.
44
DAFTAR SIMBOL
𝑛1 , 𝑛2 Putaran Rpm
𝑓𝑐 Faktor koreksi
𝑑𝑠 Diameter Poros mm
𝑙 Panjang poros mm
M Massa kg
W Berat N
45
𝑊𝑟 Berat bagian depan N
T Momen kg/mm
46