Oleh :
Bagus Ardianto
19641033
Oleh :
Bagus Ardianto
19641033
2
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi
Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
Politeknik Negeri Samarinda
3
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
Penguji 2
Nama : DR. Ruspita Sihombing, ST., MT
NIP : 19620822 198903 2 002
Penguji 3
Nama : Imam, ST., MT
NIP : 19630503 199512 1 001
Mengetahui:
Koordinator Program Studi
Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
4
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, yang selalu memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi yang berjudul
“MODIFIKASI MESIN PENCACAH RUMPUT UNTUK PAKAN TERNAK
DENGAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK”
Proposal skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan jenjang pendidikan S-1 TERAPAN pada Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Samarinda. Oleh karena itu penulis ini pada kesempatan ini
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Budi Nugroho, ST.,M.Eng selaku Plt. Direktur Politeknik Negeri
Samarinda.
2. Bapak Suparno, ST,.MT selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Samarinda.
3. Bapak Suwarto, ST,.MT selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Samarinda.
4. Bapak Samen Lolongan, ST,.MT selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Produksi dan Perawatan Politeknik Negeri Samarinda.
5. Bapak Wajilan, ST,.MT selaku Kepala Laboratorium Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Samarinda.
6. Bapak Agus Hariyanto, ST.,M.Eng selaku Kepala Bengkel Jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Samarinda.
7. Bapak Ir. Alimuddin, MT sebagai pembimbing I yang telah bersedia
membantu, membimbing dan memberikan masukan-masukan, arahan
maupun motivasi, sehingga penulisan Proposal ini dapat di tulis secara
maksimal.
8. Ibu Rizky Sulvika Puspa Rinda,S.Pd., M.Pd sebagai pembimbing II yang
telah bersedia membantu, membimbing dan memberikan masukan-masukan,
arahan maupun motivasi, sehingga penulisan Proposal ini dapat di tulis secara
maksimal.
5
9. Segenap Dosen, Staff dan Teknisi Jurusan Teknik Mesin Prodi Teknik Mesin
Produksi dan Perawatan yang memberikan ilmu serta motivasi, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Proposal ini dengan tepat waktu dan benar.
10. Teruntuk Ibu saya Robiatus Sholikah, terima kasih sudah memberikan
semangat dan doa-Nya dalam pembuatan Proposal ini.
11. Teman-teman Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Angkatan 2019,
khususnya kelas B yang sama-sama berjuang dalam menjalani kuliah di
Program Studi Teknik Mesin Produksi dan Perawatan, serta teman terbaik
saya di kelas yang telah membantu melewati suka dan duka dalam
menyelesaikan Proposal ini.
12. Herigianto Dewo Saputro, Ahmad Saufi dan Muhammad Rayhan Sandy
rekan satu tim pembuatan Modifikasi mesin pencacah rumput untuk pakan
ternak dengan penggerak motor listrik yang sama-sama merasakan suka duka
dalam pembuatan alat ini.
13. Kepada Himpunan Mahasiswa Mesin Polnes yang telah memberikan banyak
pengalaman dan pengetahuan bagi saya. Dan tidak lupa juga untuk teman-
teman HMM POLNES Angkatan 2019, 2020, 2021 dan 2022 yang senantiasa
memberikan dukungan selama penyusunan Proposal ini.
Demikian segala upaya dan kemampuan yang ada pada diri saya telah saya
kerahkan secara maksimal, namun karena saya manusia tidak memiliki
kesempurnaan pasti banyak memiliki kekurangan.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Proposal ini
saya ucapkan banyak terima kasih, semoga Proposal ini dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya kepada para pembaca.
Bagus Ardianto
19641033
6
DAFTAR ISI
8
DAFTAR GAMBAR
9
DAFTAR TABEL
10
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
Tanaman rumput gajah yang akan dicacah dimasukkan melalui sebuah
saluran masuk,dicacah dalam sebuah box pencacahan,dan keluar berupa potongan
yang berukuran kecil.
Rumput gajah atau disebut juga rumput napier, merupakan salah satu jenis
hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput gajah dapat
hidup di berbagai tempat (0-3000 dpl), tahan lindungan, respon terhadap
pemupukan, serta menghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Rumput
gajah tumbuh merumpun dengan perakaran serabut yang kompak, dan terus
menghasilkan anakan apabila dipangkas secara teratur.
Perkembangan bidang peternakan di Indonesia sudah sangat pesat.
Beberapa jenis hewan ternak sudah dibudidayakan secara baik dan optimal.
Permasalahan yang timbul adalah proses pencacahan rumput untuk pakan ternak
menggunakan cara manual atau tenaga manusia yang kurang efektif. Hal tersebut
diketahui dari hasil pencacahan rumput untuk pakan dalam jumlah yang relatif
banyak memerlukan waktu pencacahan yang relatif lama. sehingga pemenuhan
kebutuhan pakan untuk hewan ternak dalam jumlah banyak kurang maksimal.
Selain proses pengadukan masalah yang sering timbul adalah hasil dari
pencacahan.
Secara umum rancangan mesin pencacah rumput ternak ini yang terdiri
dari motor sebagai penggerak, sistem transmisi, kerangka, poros, rangka, dan
pisau. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan “Modifikasi
Mesin Pencacah Rumput Untuk Pakan Ternak dengan penggerak Motor
Listrik” sebagai alat alternatif bagi peternak untuk meningkatkan hasil produksi
yang lebih maksimal dan juga diharapkan dapat mempermudah para peternak
dalam proses pencacahan rumput untuk ternak (Direktorat Jendral peternakan
2008).
2
1.3 Batasan Masalah
Agar dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak melebar, maka perlu
diberikan batasan-batasan masalah. Adapun batasan-batasan masalah adalah
sebagai berikut:
1. Perhitungan Daya Motor Listrik 5. Perhitungan Mata Pisau
2. Perhitungan Poros 6. Perhitungan Pengelasan
3. Perhitungan V-Belt
4. Perhitungan Pulley
3
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan terdiri dari 3 bab, yaitu sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Tinjauan pustaka: dalam bab ini meninjau kembali berbagai literatur – literatur
yang terkait dengan penelitian ini, serta memberikan penjelasan mengenai konsep
dan teori–teori yang digunakan untuk merancang dan menguji alat mesin
pencacah rumput pada ladang peternakan.
3. BAB III METODOLOGI PERANCANGAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Rumput gajah termasuk keluarga rumput-rumputan (Graminae) yang telah
dikenal manfaatnya sebagai pakan ternak. (Manglayang, 2005).
Rumput gajah dikenal dengan sebutan rumput Napier atau rumput Uganda
yang memiliki umur panjang, tumbuh tegak membentuk rumpun dan memiliki
rhizoma-rhizoma pendek. Dapat tumbuh pada dataran rendah sampai
kepegunungan. Toleransi terhadap tanah yang cukup luas asalkan tidak
mengalami genangan air. Responsif terhadap pemupukan nitrogen dan
membutuhkan pemeliharaan yang cermat. Pemberian pupuk kandang dapat
memperbaiki perkembangan akarnya.
Rumput gajah termasuk tanaman tahunan membentuk rumpun yang terdiri
20-50 batang dengan diameter lebih kurang 2,3 cm. Tumbuh tegak dan lebat,
batang diliputi perisai daun yang berbulu dan perakaran dalam. Tinggi batang
mencapai 2-3 m, lebar daun 1,25-2,50 cm serta panjang 60-90 cm (Vanis, 2007).
Tanaman hijauan pakan terutama jenis rumput, dapat dibudidayakan
dengan biji, pols maupun stek. Stek merupakan 7 perbanyakan tanaman secara
vegetatif dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun yang dapat
menjadi tanaman baru. Stek digunakan karena lebih mudah dan ekonomis,
sehingga cara ini dapat digunakan untuk penanaman rumput gajah dan rumput raja
(Mufarihim et al,. 2012).
2.2 Ternak
6
Gambar 2.2 Ternak
(www.investasiuntung.com/2017/09/ternak-hewan-menguntungkan-waktu-
singkat.html)
7
2.4 Komponen-Komponen Mesin Pencacah Rumput Ternak
2.4.1 Sabuk V
Sabuk adalah terbuat dari bahan yang fleksibel yang digunakan untuk
menghubungkan dua atau lebih berputar poros mekanis. Sabuk dapat digunakan
sebagai sumber gerak. Sebagai sumber gerak, sebuah ban berjalan adalah salah
satu aplikasi dimana sabuk disesuaikan untuk terus membawa beban antara dua
titik. Sabuk mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Bisa dipakai untuk jarak sumbu panjang.
2. Perbandingan kecepatan sudut antara kedua poros tidak konstan atau sama
dengan perbandingan diameter puli karena itu slip dan gerakan sabuk lambat.
3. Saat menggunakan sabuk yang datar, aksi los bisa didapat dengan menggeser
sabuk dari puli yang bebas ke puli yang ketat.
4. Bila sabuk V dipakai, beberapa variasi dalam perbandingan kecepatan sudut
bisa didapat dengan menggunakan puli kecil dengan sisi yang dibebani pegas.
Diameter puli adalah fungsi dari tegangan sabuk dan dapat diubah-ubah
dengan merubah jarak sumbuhnya.
5. Sedikit penyetelan atas jarak sumbu biasanya diperlukan sewaktu sabuk
sedang dipakai.
6. Suatu alat pengubah perbandingan kecepatan ekonomis yang didapat dengan
puli yang bertingkat.
Sabuk V biasa dikenal sebagai V-Belt atau tali baji untuk memecahkan
selip dan masalah keselarasan. V-Belt dikembangkan pada tahun 1917 oleh Jhon
Gates Rubber Company sebagai dasar untuk transmisi daya. Sabuk V terbuat dari
kain dan kawat tercetak dalam karet dan terbungkus dengan kain dan karet. Sudut
sabuk V biasanya 30 ͦ - 40 ͦ sangat cocok khususnya untuk penggerak pendek.
Sabuk V dapat dipasang dengan berbagai sudut dengan sisi sempit berada di atas
atau di bawah.
Sabuk V biasa dibuat dalam lima jenis yaitu A, B, C, D dan E. Dimensi sabuk V
ditunjukkan pada Tabel 1. Puli untuk sabuk V dapat dibuat dari besi tuang atau
baja press untuk mengurangi bobot. Diameter puli yang diijinkan dan dianjurkan
ditunjukkan pada Tabel 2 (Khurmi et al., 1999).
8
Gambar 2.4 Ukuran Penampang Sabuk V
(Sumber : Sularso,2004)
Tabel 2.2 Diameter pulley yang diizinkan dan dianjurkan (mm) (Khurmi et al., 1999)
Penampang A B C D E
Diameter min. yg Diizinkan 65 115 175 300 450
Diameter min. yg tdk diizinkan 95 145 225 350 550
berikut:
9
Gambar 2.5 Perhitungan Panjang Keliling Sabuk
(Sumber: Sularso dan kiyosatsu suga, 1978:168)
……………………….....(2.1)
Keterangan:
2.4.2 Pulley
Pulley sering digunakan untuk memindahkan daya dari satu poros ke poros
yang lain dengan alat bantu sabuk. Karena perbandingan kecepatan dan diameter
berbanding terbalik, maka pemilihan puli harus dilakukan dengan teliti agar
mendapatkan perbandingan kecepatan yang diinginkan. Diameter luar digunakan
untuk alur sabuk dan diameter dalam untuk penampang poros. Untuk kontruksi
ringan diterapkan puli dari paduan aluminium. Puli sabuk baja terutama untuk
kecepatan sabuk yang tinggi di atas 35 m/s.
(Robert et al., 1984), secara matematis untuk mencari diameter puli pada
poros digunakan Persamaan 1:
𝑁1 x 𝐷1 = 𝑁2 x 𝐷2 .....................................................................................
(2.3)
10
Keterangan :
2.4.3 Poros
11
difinis, baja karbon konstruksi mesin (disebut baja S-C). Baja yang
dioksidasikan tahan aus, umumnya dibuat dari baja paduan dengan
pengerasan kulit nikel, baja krom, dan lain-lain.
2.4.4 Motor
12
Contoh beban dengan torsi konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan
pompa displacement konstan.
2. Beban dengan torsi variabel, adalah beban dengan torsi yang bervariasi
dengan kecepatan operasi.
Sebagai penggerak daya utama merupakan salah satu bagian penting
dalam alat ini,serta sebagai alat yang digunakan untuk menggerakan poros dalam
silinder, dimana penyambung putaran tersebut menggunakan pulley.
Konsumsi listrik diperlukan untuk mengetahui berapa besar kapasitas
baterai yang di butuhkan selama pengoprasian mesin. Rumusan yang digunakan
sebagai berikut:
P = V x l……………………………………………………………....(2.11)
P
V = ………………………………………………………………….
l
(2.12)
P
I = …………………………………………………………………..
v
(2.13)
Dimana:
I = Kuat Arus (Ampere)
P = Daya (Watt)
V = Tegangan (Volt)
(Sumber : Sularso, 2004)
13
2.4.5 Mur & Baut
Mur dan baut merupakan alat pengikat yang sangat penting dalam suatu
rangkaian mesin. Untuk mencegah kecelakaan dan kerusakan pada mesin,
pemilihan mur dan baut sebagai pengikat harus dilakukan dengan teliti untuk
mendapatkan ukuran yang sesuai dengan beban yang diterimanya. Pada mesin ini,
mur dan baut digunakan untuk mengikat beberapa komponen, antara lain :
1. Pengikat bantalan.
2. Pengikat pada dudukan motor listrik
3. Pengikat pada pulley (Sularso, 1997)
Untuk menentukan jenis dan ukuran mur dan baut, harus memperhatikan
berbagai faktor seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, cara kerja mesin,
kekuatan bahan, dan lain sebagainya. Adapun gaya-gaya yang bekerja pada baut
dapat berupa :
1. Beban statis aksial mur
2. Beban aksial bersama beban punter
3. Beban geser (Sularso, 1997)
4. Sekrup
Suwandi (2007) mengungkapkan bahwa banyak tipe sekrup yang
digunakan untuk konstruksi mesin, yaitu :
1. Sekrup pengencang, bentuk dari ini memanjang sampai kebagian lehernya,
sehingga ujungnya dapat bersentuhan dengan poros serta poros dan leher
terikat dengan erat menjadi satu dan berputar sebagai satu unit.
2. Sekrup penutup, mempunyai kepala seperti baut mesin, sedangkan ujung
yang lain bersifat runcing.
3. Sekrup kayu, sekrup ini berukuran kecil dan pada kepalanya terdapat jalur
(celah) sehingga dapat digunakan sebuah obeng untuk memaksa sekrup
kedalam kayu.
14
p1 = daya (watt)
I = impuls ( Ns )
v = kecepatan potong ( m/s )
z = jumlah mata pisau
(Sumber : Sularso, 1991)
15
2.4.7 Pengelasan
Las adalah ikatan metarulugi pada sambungan logam atau paduan yang
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair (Komaro, 2008). Pengelasan dapat
diklasifikasikan dalam 3 kelas utama, yaitu :
1. Pengelasan cair : cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai
mencair dengan sumber panas dari sumber listrik atau semburan api yang
terbakar.
2. Pengelasan tekan : cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan
kemudian ditekan menjadi satu.
3. Pemantrian : cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan
menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah, dalam cari ini
logam tidak turut mencair.
Pengaruh kuat arus pengelasan terhadap kekerasan dan kekuatan tarik,
Mohruni (2013) menyebutkan bahwa, besar kuat arus listrik mempengaruhi
kekerasan, tegangan tarik dan susunan struktur mikro dari setiap spesimen. Hal ini
disebabkan bila arus listrik yang diberikan semakin besar, maka masukan panas
(Heat Input) yang diberikan pada spesimen akan semakin besar. sebagai berikut:
60. E . I
H= ………………………………………………………………
1000. S
(2.14)
Dimana:
H = Heat input (kj/mm)
E = Voltase (V)
I = Kuat Arus (Ampere)
S = Kecepatan Pengelasan (mm/s)
(Sumber : (Khurmi & Gupta, 2005) A Text Book of machine Design
Eurasia, Hal:349)
16
2. Di dalam hopper atau saluran pemasukan dilakukan pemasukan bahan secara
bertahap, masuk kedalam ruang roll pencacah. Hal ini perlu dilakukan karena
untuk menghindari penumpukan bahan pada saluran pemasukan sehingga
mengakibatkan berkurangnya tingkat efesiensi serta terganggunya kinerja
mesin.
3. Rumput gajah masuk kedalam roll pencacah . Di dalam ruang roll pencacah
bahan tersebut akan terpotong atau tercacah menjadi kecil-kecil oleh pisau
pencacah serta sekaligus batang dari rumput gajah.
4. Selanjutnya rumput gajah yang telah tercacah akan keluar melalui saluran
keluar (Output ).
5. Setelah proses pencacahan selesai. Selanjutnya diberikan pada ternak sebagai
pakannya
17
dipergunakan dengan tingkat performa yang dapat diterima dan dengan metode
kerja yang terdefinisi dengan jelas (Dewi, R. 2021)
18
(Sumber : Daywin, F. J., dkk., 2008)
Istilah efisiensi berasal dari perkataan latin, Eficerre artinya dalam bahasa
inggris To Effect, kalau di terjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya adalah
menghasilkan, mengadakan, dan dapat pula berarti menjadikan.
Pada mulanya seorang ekonom inggris yang bernama adam smith
mengenalkan pengertian efisiensi dalam batasan yang sederhana sebagai
perbandingan yang sebesar mungkin antara hasil-hasil dari tenaga kerja manusia
seluruh dunia setiap tahunya dengan jumlah orang-orang yang akan
mempergunakan hasil tersebut.
Pada pertengahan abad kesembilan belas pengertian efisiensi mulai di
pakai oleh kalangan teknik terutama oleh kalangan ahli mesin. Mereka
mengartikan efisiensi sebagai perbandingan antara hasil yang di keluarkan sebuah
mesin dengan tenaga yang di keluarkan untuk menggerakan mesin tersebut.
Efisiensi mesin dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Output
Ef = …………………………………...
Input
………………………………(2.16)
(Sumber : Khurmi, 2019)
Dimana :
Pt = Jumlah Produksi awal perencanaan
Po = Jumlah produksi sampai sekarang
r = Rata – rata Pertumbuhan Produksi
n = Proyeksi untuk tahun mendatang
19
2.9 Perputaran Mesin
Putaran mesin menggunakan parameter-parameter hasil pencacahan.
Karena rata-rata besarnya putaran motor dipasaran sekitar 1400 (rpm), maka
perlu dilakukan penyesuaian ukuran puli berdasarkan dengan ukuran puli
dengan input data perputaran. Perputaran mesin pencacah rumput dirancang
1.344 (rpm/3,1 hp) dimana rancangan ini berdasarkan putaran minimum yaang
banyak digunakan pada alat atau mesin pengolahan hasil pertanian.
(Sahutu,1996).
20
BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN
3.1.1 Tempat
21
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk dipakai dalam modifikasi mesin
pencacah rumput pakan ternak ialah:
22
2. Metode literatur
Metode pengambilan data dengan cara membaca dan mempelajari buku
buku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas yaitu modifikasi mesin
pencacah rumput untuk pakan ternak menggunakan motor listrik.
1. Siapkan bahan baku rumput yang akan dicacah. Pastikan bahan baku yang
akan dicacah sudah terbebas dari bahan atau benda-benda keras / padat karena
hal ini bisa berdampak fatal bagi komponen mesin rumput.
2. Siapkan tempat atau wadah penampung hasil cacahan dicorong keluaran
mesin pencacah rumput.
3. Hidupkan mesin pencacah rumput. Biasanya ada yang menggunakan mesin
berpenggerak listrik.
4. Masukkan bahan baku rumput yang mau dicacah kedalam corong secara
bertahap.
5. Jika proses pencacahan bahan baku kompos telah selesai, pastikan untuk
segera untuk mematikan mesin.
23
3.5 Diagram Alir
24
3.6 Tahap Perancangan
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Komponen Mesin
1) Penggerak Mesin
Penggerak mesin yang digunakan pada penelitian ini yaitu motor listrik
dikarenakan biayanya lebih murah dan dapat mengurangi polusi udara.
2) Profil Rangka
Profil rangka yang digunakan yaitu profil baja siku dengan ukuran 60 x 58
x 2 mm dimana baja siku mempunyai lempengan baja vertikal dan
horizontal yang saling bertemu satu sama lain sehingga membuat profil
baja ini semakin kokoh dan metode penyambungan pada rangka
menggunakan mesin las dengan harapan kekuatan daya tahan beban lebih
kuat. Pada prakteknya baja ini banyak diaplikasikan dalam industri.
3) Pisau Pencacah
Pisau pencacah yang digunakan terbuat dari baja plat dengan tebal 4 mm.
Pada pisau pencacah berbentuk persegi panjang berukuran 235 mm x 69
mm. Pada bagian tengah pisau terdapat baja plat yang menempel langsung
dengan mata pisau dihubungkan dengan poros yang berfungsi memutar
mata pisau. Mata pisau berputar searah jarum jam dikarenakan putaran
mengikuti pada pisau pencacah dan putaran motor listrik.
4) Corong Masukan
Corong masukan rumput gajah yang digunakan terbuat dari baja plat
berbentuk trapesium dengan ukuran 342 mm x 75 mm x 330 mm.
5) Saluran Keluar Rumput Gajah
Saluran keluar rumput gajah berbentuk balok dengan ukuran 316 mm x 78
mm yang digunakan sebagai penghantar rumput gajah hasil cacahan.
6) Motor Bensin
Motor listrik yang digunakan pada mesin pencacah rumput ini memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
a) Merk : Alliance
b) Type : Motor Listrik
c) Putaran : 3000rpm
d) Daya : 2 HP
e) Berat : 22 Kg
{ }
1
5 ,1 3
d s1= x kt x cb x T 1
ra
{ }
1
5 ,1 3
= x 1 x 2 x 577 , 90
6 ,15
= 9,85 mm
= 10 mm
{ }
1
5 ,1
d s2= x 1 x 2 x 385 , 27 3
6 ,15
= 8,61 mm
= 9 mm
{ }
1
5 ,1
d s3= x 1 x 2 x 1155, 81 3
6 ,15
= 12.42 mm
= 13 mm
1. Perhitungan pulley
4.4.1 Menentukan putaran output dari putaran motor ke pulley poros pisau
n1 x d 1
n2 =
d2
3600 x 152 , 4
=
101 , 6
= 4500rpm
4.4.2 Menentukan torsi pada poros
5 1 , 78
T 1=9 , 74 x 10 x
3000
= 5777,90 Kg.mm
5 1 , 78
T 2=9 , 79 x 10 x
4500
= 385.77 Kg.mm
5 1 ,78
T 3=9 , 79 x 10 x
1500
= 1155.81 Kg.mm
2. Perhitungan Sabuk
π 1
L1 = 2 x C + (dp + Dp) + (dp−Dp)
2 4xC
3 ,14 1 2
L1= 2 x 500 + (152+ 101) + (101−152)
2 4 x 500
= 1398,51 mm
3 ,14 1 2
L2= 2 x 145 + (304+101) + (101−304)
2 4 x 500
= 996,9 mm
= 2001,58 mm
= 1361,64 mm
b+ √ b2 −8(D p d p )2
C=
8
= 499,74 mm
= 331,60 mm
π .d.n
V=
1000.60
= 15,85 M/s
4.6 Perhitungan las
Lebar las = 4 mm
Factor keamanan =3
T = S x Sin45
= 4 x 0,707
b. Menentukan luas penampang
Untuk menentukan luas penampang menggunakan persamaan sebagai
berikut:
A = t. l
= 2,828 x 40
= 113,12 mm 2
c. Menentukan Kekuatan Las
Untuk menentukan kekuatan las menggunakan persamaan sebagai
berikut:
P=σ . A
P=14 ×113 , 12
P=1583 , 68 kg /mm ²
Hasil rata-rata :
5200 x 5350 x 5250
Hasil rata rata=
3
=5300gram/menit
Sularso, I. (1978). Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. (No Title).
Khurmi and Gupta, (2005) A Text Book of machine Design Eurasia