Di Ajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Wajib Kerja
Lapangan
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang
Oleh :
Nama : Fauzian Maulana
No.BP : 1901012067
Program Studi : D3 Teknik Mesin
i
LEMBAR PENGESAHAN PT. VORTEX ENERGY BATAM
PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN MILLING
Disusun Oleh:
Nama : Fauzian Maulana
Nim : 1901012067
i
LEMBAR PENGESAHAN KAMPUS
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN MILLING
DI
PT. VORTEX ENERGY BATAM
Disusun Oleh:
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini telah diperiksa dan disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
Mengetahui :
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja
lapangan ini. Kemudian, shalawat beserta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan
Nabi besar kaum muslim Nabi Muhammad SAW.
Adapun laporan praktik kerja lapangan yang telah penulis selesaikan di PT.Vortex
Energy Batam ini diberi judul “Perawatan dan Perbaikan Mesin Milling” di PT. Vortex
Energy Batam”. Dimana laporan ini disusun berdasarkan hasil praktik kerja lapangan penulis
dari tanggal 7 Maret 2022 hingga tanggal 31 Mei 2022. Praktik kerja lapangan yang penulis
jalani selama lebih kurang 3 bulan ini banyak memberikan tambahan pengetahuan bagi
penulis. Adapun tujuan dari pembuatan laporan praktik kerja lapangan ini adalah untuk
memenuhi syarat akademis bagi mahasiswa DIII tingkat akhir di Politeknik Negeri Padang.
Selama pelaksanaan kerja praktik ini penulis telah mendapat bantuan dan dukungan
yang sangat berarti dari semua pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat, nikmat, dan kesempatan kepada penulis
yang atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan pratek kerja lapangan dan penulisan
laporan PKL di PT.Vortex Energy Batam.
2. Kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan
mendukung setiap langkah yang penulis tempuh dalam pendidikan.
3. Bapak Menhendry, Dipl Ing.HTL.,M.Eng, sebagai ketua jurusan Teknik mesin.
4. Bapak Nofriadi, ST.,MT, sebagai ketua Diploma program studi DIII Teknik Mesin.
5. Bapak Nusyirwan, S.,MT, sebagai Dosen pembimbing.
6. Seluruh Dosen dan Staf jurusan Teknik mesin.
7. Pusat Pendidikan dan Pelatihan PT. Vortex Energy Batam yang telah menerima
penulis untuk melakukan Pengalaman Lapangan Industri.
8. Bapak Nadirman selaku Director PT. Vortex Energy Batam.
9. Bapak Zaimuddin selaku Pembimbing Penulis di PT. Vortex Energy Batam.
10. Bapak Rostandar Hilman selaku Business Development Manager PT. Vortex Energy
Batam.
11. Bapak Deny Ariandi selaku Engineering Supervisor PT. Vortex Energy Batam.
12. Segenap Karyawan PT. Vortex Energy Batam yang telah memberikan pengarahan
kepada penulis sehingga penulis dapat mendapatkan pembelajaran di PT. Vortex
iii
Energy Batam.
13. Rekan-rekan seperjuangan selama kerja praktek lapangan di PT. Vortex Energy
Batam, cukup banyak pengalaman yang kita dapatkan. Semoga ini Menjadi
pengalaman berharga bagi kita.
14. Rekan-rekan mahasiswa yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut
memberikan dukungan dan semangat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
laporan praktek kerja lapangan ini.
Berbagai upaya baik usaha maupun do’a telah penulis lakukan dalam menyelesaikan
laporan ini. Saran dan kritikan senantiasa penulis harapkan untuk kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Fauzian Maulana
iv
DAFTAR ISI
v
4.1.1 Cara Perawatan Mesin Frais/Milling.............................................................................21
4.1.2 Hal-Hal Yang Mempengaruhi Proses Pengefraisan......................................................23
4.1.3 Kendala-Kendala Dalam Proses Pengefraisan Dan Cara Mengatasinya.......................25
4.2 Klasifikasi Jenis Perawatan pada Bagian Mesin Frais...........................................................25
BAB V...................................................................................................................................................27
PENUTUP.............................................................................................................................................27
5.1 Kesimpulan............................................................................................................................27
5.2 Saran......................................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................28
LAMPIRAN...........................................................................................................................................29
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Milling”
2
1.5 Manfaat Praktek Kerja Lapangan Industri
a. Mahasiswa
1. Memperoleh pengertian mahasiswa tentang cara berfikir dan bekerja secara interdisipliner,
sehigga dapat menghayati adanya ketergantungan kaitan dengan kerjasama antar sektor.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang pemanfaatan ilmu dan teknologi
yang dipelajarinya dalam dunia industri.
3. Mengetahui dan melihat langsung terhadap kesulitan yang dihadapi oleh suatu instansi atau
perusahaan dalam melaksanakan pembangunan.
b. Instansi Terkait
1. Memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan untuk merencanakan, merumuskan dan
melaksanakan kinerja perushaan.
2. Memperoleh pengalaman dalam menggali serta menumbuhkan potensi perusahaan.
3. Memperoleh manfaat dari bantuan tenaga mahasiswa dalam melaksanakan program dan
proyek perushaan.
c. Perguruan Tinggi
1. Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegrasian mahasiswanya dalam bidang
teknologi sehingga kurikulum, materi perkuliahan dan pengembangan ilmu yang disusun
perguruan tinggi dapat lebih disesuaikan dengan tuntutan nyata dari pembangunan dalam
bidang teknologi.
2. Memperoleh berbagai kasus yang berharga yang dapat digunakan sebagai contoh dalam
memberikan materi perkuliahan dan menentukan berbagai masalah untuk pengembangan
penelitian.
3. Dapat menelaah dan merumuskan keadaan/kondisi nyata suatu perusahaan atau instansi yang
berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat mendiagnosa secara
tepat kebutuhan suatu instansi atau perusahaan sehingga ilmu dan teknologi yang diamalkan
dapat sesuai dengan tuntutan nyata.
4. Meningkatkan, memperluas dan mempererat kerja sama dengan instansi serta perusahaan
perusahaan lain melalui melalui rintisan rintisan kerja sama mahasiswa mahasiswa yang
melaksanakan melaksanakan Kerja Praktek.
3
2. BAB II Tinjauan Perusahaan
Berisi sejarah perusahaan yang menyangkut uraian singkat mengenai perusahaan dan
stuktur organisasi beserta tugas dan fungsi masing-masingnya dalam perusahaan, serta
visi misi dan moto dari perusahaan tersebut.
3. BAB III LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas pengertian Mesin Milling, Prinsip Kerja Mesing Milling,
Proses Mesin Milling, Jenis – Jenis Mesin Milliing,Bagian-Bagian Mesin Milling,
Pengertian Perawatan(Maintenance)
4. BAB IV PEMBAHASAN
Pada Bab ini membahas Perawatan Mesin Milling
5. BAB V PENUTUP
Membuat kesimpulan dan saran dari penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) agar nantinya laporan ini bisa menjadi referensi untuk kedepannya.
4
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
5
Pada tahun yang sama, PT. Vortex Energy Batam melihat adanya jembatan
pemisah antara kebutuhan industri terhadap kualitas sumber daya manusia dengan
output dari dunia Pendidikan. Berangkat dari kebutuhan dunia industri, PT. Vortex
Energy Batam mulai memperkenalkan teknologi-teknologi yang saat ini umum
digunakan di dunia industri, seperti robotik dan mekatronika. Pengenalan teknologi
industri dilakukan di berbagai pameran, presentasi ke sekolah, institusi pendidikan,
dan balai latihan kerja di beberapa wilayah di Indonesia. Memasuki era revolusi
industri 4.0, maka perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang mampu bersaing
secara global.
Pada tahun 2020, untuk mendukung dunia Pendidikan agar dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki literasi teknologi dan
kapabilitas maupun keahlian yang dibutuhkan di dunia industri, PT. Vortex Energy
Batam mengembangkan produknya yang diberi nama Vortex-MES, Mechatronics
Education Solution, sebuah modul solusi pembelajaran mekatronika yang
diharapkan dapat memberikan pandangan yang baru kepada praktisi pendidikan
terhadap teknologi di dunia industri, khususnya pada bidang mekatronika.
Berpegang teguh pada core value PT. Vortex Energy Batam - Gemba-ism, jujur,
tulus, dan dapat diandalkan.
6
2.3 Struktur Perusahaan
1. Executive Director
3. Operational Manager
7
a. Menyiapkan bahan yang dibutuhkan untuk proses produksi.
b. Penanggung jawab pemrosesan alur kerja produksi.
c. Mengawasi kinerja operator mesin.
4. Accounting dan Administrasi
a. Bertugas membukukan segala keperluan keuangan yang dibutuhkan diperusahaan.
b. Bertanggung jawab atas semua urusan perusahaan.
c. Menyiapkan dokumen-dokumen dan mengarsipkan surat keluar dan surat masuk.
5. Sales
a. Mencari orderan dari customer.
b. Membuat quotation yang diminta customer.
c. Mengirim barang yang telah selesai ke customer.
6. Operator Mesin
a. Memproduksi barang permintaan customer.
7. Quality check
a. Bertanggung jawab untuk mengecek barang yang telah di produksi sebelum
dikirim ke customer.
b. Mempacking barang akan di kirim ke customer.
8. Production Manager
a. Mengawasi Proses produksi, menyusun jadwal produksi
b. Menyusun berapa lama waktu pengerjaan suatu produk.
c. Mengawasi dan memberi motivasi kepada pekerja.
d. Menghitung barang masuk dan barang keluar.
2.4 Tujuan Utama Perusahaan
Tujuan utama PT.Vortex Energy Batam untuk tetap mempertahankan
standar kualitas produknya adalah dengan melalui beberapa tahapan yaitu :
8
2.5 Produk Perusahaan
1. Pecision Maching and Jig & Fixture
2. SMT Nozzle & Spare Part
3. Factory Automation
4. General Enginering Part Trading
5. Heater Element
6. MES (Mechatronic Education Solution)
2.6 Lokasi Perusahaan
Pada Gambar 2.2 menunjukkan letak kantor pusat PT. Vortex Energy
Batam yang berpusat di Kota Batam.
2.6.1 Kantor Pusat
Alamat : Jl. Kw. Industri Tunas, Belian, Kec. Batam Kota, Kota Batam,
Kepulauan Riau 29444
Telp : (+62) 778-4800577 / (+62) 82132718323
Email : sales@pt-vortex.com
Web : https://pt-vortex.com
9
BAB III
LANDASAN TEORI
10
3.2 Prinsip Kerja Mesin Milling
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah
menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut
akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada
poros mesin milling.
Poros mesin milling atau mesin frais adalah bagian dari sistem utama
mesin milling yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga
menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah
dicekam maka akan terjadi gesekan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada
bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material
penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.
Tujuan mesin frais adalah Menghasilkan benda kerja dengan permukaan yang
rata atau bentuk – bentuk lain yang spesifik seperti profil, radius, silindris, dan lain
– lain dengan ukuran dan kualitas tertentu
11
Pada proses milling terdapat tiga golongan utama yaitu :
1. Face Milling
Proses pemotongan terjadi pada sudut material setelah milling cutter, ini
berguna untuk memotong lapisan yang rata pada material atau media kerja dan
memotong rongga yang datar dan dalam.
2. Peripheral Milling
Pemotongan ini berlangsung dengan lingkar dari cutter, ini agar bagian silang
yang terpotong akan terpotong sesuai dengan bentuk pisau pemotongan. Peripheral
milling sangat cocok memotong slot yang dalam dan juga benang.
3. Frais Jari (End Frais)
Pisau pada proses frais jari biasanya berputar pada sumbu yang tegak lurus
permukaan benda kerja. Pisau dapat digerakkan menyudut untuk menghasilkan
permukaan menyudut. Gigi potong pada pisau terletak pada selubung pisau dan
ujung badan pisau.
12
2. Mesin milling horizontal
13
Merupakan mesin milling yang digunakan untuk mengerjakan bentukan yang
rumit. Maka dibuat master / mal yang dipakai sebagai referensi untuk membuat
bentukan yang sama.
Mesin ini dilengkapi 2 head mesin yang fungsinya sebagai berikut :
a. Head yang pertama berfungsi untuk mengikuti bentukan masternya.
b. Head yang kedua berfungsi memotong benda kerja sesuai bentukan masternya.
Antara head yang pertama dan kedua dihubungkan dengan menggunakan
sistem hidrolik. Sitem referensi pada waktu proses pengerjaan adalah sebagai
berikut :
a. Sistem menuju satu arah, yaitu tekanan guide pada head pertama ke arah
master adalah 1 arah.
b. Sistem menuju 1 titik, yaitu tekanan guide tertuju pada satu titik dari
master.
Merupakan mesin milling yang digunakan untuk membuat roda gigi / gear
dan sejenisnya ( sprocket dll ). Alat potong yang digunakan juga spesifik, yaitu
membentuk profil roda gigi ( Evolvente ) dengan ukuran yang presisi
14
Merupakan mesin yang digunakan untuk membuat gambar atau tulisan
dengan ukuran yang dapat diatur sesuai keinginan dengan skala tertentu.
15
Merupakan mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan
bentukan – bentukan yang lebih komplek. Meruapakan penggangi mesin milling
copy dan gravier. Semua control menggunakan sistem electronic yang komplek
( rumit ). Dibutuhkan operator yang ahli dalam menjalankan mesin ini. Harga
mesin CNC ini sangat mahal.
16
Meja mesin frais dapat digerakkan arah memanjang baik secara manual/
otomatis. Pada bagian inilah benda kerja terpasang dengan menggunakan klem, alat
penjepit, ragum, cekam rahang tiga atau dijepit diantara dua senter kepala pembagi.
Fungsi meja selain untuk menempatkan benda kerja adalah juga sebagai jalan
untuk mengalirnya cairan pendingin (coolant) melalui alur-alur yang ada padanya.
2. Eretan Mesin/Sadle
Adalah bagian yang mendukung/ menyangga meja mesin agar dapat bergerak
baik secara manual/ otomatis pada arah melintang. Bagian ini letaknya adalah
diantara meja mesin dan lutut mesin. Pada mesin frais universal sadel mesin terdiri
atas dua bagian yang mana bagian atas dapat digerakkan ke arah melintang sedang
bagian bawahnya dapat digerakkan ke arah memanjang.
3. Lutut Mesin/Knee
Ditahan oleh eretan yang melekat pada kolom/ rumah mesin dan disangga
oleh batang ulir yang dapat digerakkan kearah vertikal baik secara manual/
otomatis untuk mengatur ketebalan penyayatan. Lutut mesin juga berfungsi untuk
meletakkan eretan meja
4. Kolom/Rumah Mesin/Badan Mesin atau Colum
Berfungsi untuk menyangga hampir semua komponen mesin frais dan tempat
motor, susunan roda gigi, minyak pelumas maupun pendingin.
5. Alas Mesin Atau Kaki Mesin Atau Base
Bagian ini menyangga seluruh beban mesin yang tertumpu pada kolom dan
lutut mesin. Pada bagian atas dari alas ini tersimpan cairan pendingin untuk
dipompakan lagi keatas.
6. Lengan Mesin Atau Over Arm
Berfungsi untuk mendukung penahan/ penopang ujung poros frais dan
letaknya pada bagian paling atas dari mesin frais. Kedudukan lengan ini dapat
diatur atau digeser atau mungkin kadang untuk suatu pengerjaan tertentu kadang
lengan ini malah tidak dipakai.
7. Poros Utama Atau Spindle/ Paksi
Berfungsi sebagai tempat kedudukan poros frais (arbor) dan memutar pisau
frais (cutter) untuk melakukan penyayatan.
8. Penahan Poros Atau Arbour Support
Berfungsi untuk menahan ujung poros pisau frais dan untuk menahan getaran
saat proses penyayatan. Posisi penahan poros ada pada ujung lengan mesin frais,
17
akan tetapi untuk mesin frais modern biasanya ada dua penahan poros.
18
dengan rencana pemeliharaan dan terorganisir, tujuannya adalah untuk
menghindari kerusakan yang tiba-tiba atau mendadak, serta dapat mempertahankan
fungsi aset yang tersedia.
Pemeliharaan terencana terdiri dari Pemeliharaan Pencegahaan (Preventive
Maintenance),pemiliharaan Korektif (Corrective Maintenance), dan Predictive
Maintenance.
1. Preventive Maintenance
Preventive maintenance merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal
dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada komponen/alat dan menjaganya selalu tetap normal
selama dalam operasi.
Pemeliharaan pencegahan dari kerusakan terdiri dari beberapa kegiatan yaitu
sebagai berikut:
a. Pemeriksaan (Checking)
b. Pembersihan (Cleaning)
c. Pelumasan (Lubrication)
d. Penyetelan (Adjustment)
e. Penggantian (Replacement)
19
2. Corrective Maintenance
Sistem pemeliharaan ini dilakukan untuk mengerjakan peralatan atau
pemeliharaan yang belum terjadwal secara rutin atau pemeliharaan yang dilakukan
jika telah terjadi/telah terdapat tanda- tanda kerusakan. Sistem ini dikembangkan
sebagai umpan balik dari pelaksanaan sistem PMC. Semakin efektif pemeliharaan
PMC maka pemeliharaan korektif semakin berkurang, begitu pun sebaliknya.
Ukuran yang digunakan menilai beban sistem korektif adalah :
Hanya ada satu jenis pemeliharaan tidak terencana yaitu pemeliharaan darurat
atau Breakdown/emergency. Jenis pemeliharaan ini mengizinkan peralatan-
peralatan untuk beroperasi hingga rusak total (Fail). Kegiatan init tidak bisa
ditentukan / direncanakan sebelumnya, maka aktivitas ini juga dikenal dengan
sebutan unscheduled maintenance. Ciri-ciri jenis pemeliharaan ini adalah alat-alat
mesin dioperasikan sampai rusak dan barulah tenaga kerja dikerahkan memperbaiki
dengan cara penggantian.
Keuntungan pemeliharaan jenis ini hanya satu yaitu mudah dilaksankan dan
tidak perlu melakukan perencanaan pemeliharaan.
Kelemahannya :
A. Karena tidak bisa diketahui kapan akan terjadi Breakdown, makan jika waktu
breakdown adalah pada saat-saat periode produksi maksimal, maka akan
mengakibatkan tidak tercapainya target produksi pada periode ini
B. Jika suku cadang untuk perbaikan ternyata sukar untuk dipenuhi berarti
dibutuhkan waktu tambahan untuk membeli atau memperoleh dengan cara lain
suku cadang tersebut.
20
C. Karena kegiatan ini sifatnya mendadak, dalam tugasnya bagian pemeliharaan
bekerja dibawah tekanan bagian produksi yang akan berakibat
a) Rendahnya efisiensi dan efektifitas pekerja
b) Tidak optimalnya mutu hasil pekerjaan perbaikan/pemeliharaan
c) Biaya relatif lebih besar
Kegiatan ini dilakukan dengan segera unuk mencegah berhentinya
prosesproduksi, kerusakan yang lebih besar terhadap mesin dan peralatan atau
akan menimbulkan kecelakaan kerja dan hal-hal yang tidak diinginkan.
Disamping itu ada istilah mengenai pemeliharaan jalan dan pemeliharaan
berhenti. Pemeliharaan jalan merupakan pemeliharaan
21
A. Perawatan Harian/Setelah Pemakaian
1. Membersihkan mesin dari sisa chip-chip pemakaian.
2. Memastikan bahwa mesin telah mati dan dikembalikan pada setingan awalnya.
3. Membersihka lantai mesin agar tidak ada sampah ataupun barang2 yang dapat
merusak mesin.
4. Memeriksa pelumas mesin apakan sudah habis/belum, sehingga dapat
memperpanjang umur mesin.
22
5. Cek keausan bantalannya, ukur clearance olinya. Cek lubang pelumasan dan
saluran oli, apakah tersumbat/tidak.
6. Keluarkan motor dari tutupnya.
7. Cek bantalan gelindingnya dan ganti bantalan jika sudah tidak layak pakai.
8. Keluarkan motor dan cek apakah bantalan motor dan ringnya mengalami
retak-retak.
9. Cek lapisan motor dan perhatikan tanda- tanda gesekan antara startor dan
motor.
10. Bersikan lilitan startor dengan compressor dan bersihkan lilitan startor dari oli
dan kotoran, gunakan fluida yang bersih
11. Hindarkan lilitan stator dari pengaruh-pengaruh yang menghanguskan isolasi
dan balutan- balutan yang merusak.
12. Cek lapisan stator, apakah bebas dari kebakaran dan apakah dudukan stator
sudah bersih.
13. Pemasangan motor dan pengepasan kopling harus di cek.
14. Tempatkan motor pada dudukannya dan luruskan kopling terhadap unit yang
di gerakan dan catat hasilnya.
15. Cek celah udara pada semua posisi dan catat sketsanya.
16. Lepaskan hubungan semua kabel, test motor dan kabel untuk tahanan dan
isolasi serta kontinuitasnya.
17. Cek kebersihan kotak terminal, periksa kondisi semua gasket dan jika perlu
perbaiki dengan pengering silika gel.
18. Cek bantalan motor yang di isi dengan oli yang ditentukan. Cek motor dalam
keadaan bebas, putarkan dengan tangan.
19. Lakukan tindakan keamanan, jalankan motor tan pa kopling untuk mengecek
putarannya dan dengarkan suara bantalannya. Jika kondisinya sudah baik,
hubungkan kopling motor dengan unit yang di gerakan.
23
dan berakhir sampai dengan permukaan yang dikehendaki. Gaya potong condong
untuk menarik benda kerja dalam pisau frais dan hasil yang diperoleh akan sedikit
kasar, karena itu hanya mesin-mesin yang memiliki alat pengatur kerenggangan
yang diizinkan untuk menggunakan metode pengefraisan searah ini.
3) Pemotongan Netral
Pemotongan netral adalah pemotongan yang terjadi apabila lebar benda kerja
yang disayat lebih kecil dari ukuran diameter pisau tidak lebih besar dari bidang
yang disayat. Pemotongan jenis ini hanya berlaku untuk mesin frais vertikal.
Berikut ini tabel kecepatan potong dari beberapa jenis bahan logam.
No. Material atau Bahan Besar Kecepatan
potong Vc (m/menit)
1. Kuningan 30-45
2 Besi tuang 14-21
3. Baja >70 10-14
4. Baja 50-70 14-21
5. Baja 34-50 20-30
6. Tembaga dan Perunggu lunak 40-70
7. Alumunium murni 300-500
8. Plastik 40-60
24
c. Bahan Pisau Frais
Bahan dari pemotong sangat berpengaruh terhadap kemampuan pemotong
dalam menyayat benda kerja. Berikut ini contoh bahan atau bahan pembuat
pemotong mesin frais.
1) Un alloy tool steel
Un alloy tool steel adalah baja perkakas bukan paduan, dengan kadar karbon
0.5 - 1,5% kekerasannya akan hilang jika suhu kerja mncapai 25 ° C, oleh karena
itu bahan ini tidak cocok untuk kecepatan potong tinggi.
3) Camited carbide
Susunan bahan ini terdiri dari tungsten atau molydbeum, kobalt dan karbon.
Semen karbida biasanya dibuat dalam bentuk tip yang dipasangnya pada
pemegangnya (pemegang cutter). Pada suhu 900ºC bahan ini masih bisa dengan
baik, comented carbide sangat cocok untuk proses pengefraisan dengan kecepatan
tinggi. Dengan demikian waktu pemotong bisa dipersingkat dan putaran yang
tinggi bisa dihasilkan kualitas permukaan yang halus.
25
rancangan gambar dengan mekanik. Agar gambar mudah difahami di seluruh dunia
maka gambar mempunyai pedoman yaitu ISO (International Organization for
Standardization). Tetapi ada juga yang yang belum memahami pedoman gambar
sehingga terjadi kesalahan dalam pengefraisan seperti benda kerja tidak sesuai
ukuran, bentuk benda kerja tidak sesuai dengan gambar, dan sebagainya.
Maka sebelum memulai mengefrais kita harus memahami gambar terlebih
dahulu sebelum proses selanjutnya agar tidak terjadi kesalahan dan kita dapat
menghemat bahan yang akan digunakan.
b. Pemasangan Pisau Frais
Dalam tahap ini seringkali oprator mesin kurang memperhatikan bahwa
pemasangan pisau penjepit pisau kurang kuat yang mengakibatkan pahat pada saat
pengefraisan terjadi oleng yang berakibat benda kerja bisa rusak.
Maka pada saat pemasangan pahat harus dipasang dengan kuat pada penjepit
pahat menggunakan pengunci pahat agar tidak terjadi oleg pada saat proses
pengefraisan.
c. Pemasangan Benda Kerja Pada Ragum
Tahap ini merupakan penentu hasil pengefraisan kita apakah hasil yang akan
kita peroleh baik atau gagal karena dalam tahap ini jika kita salah maka hasil
benda kerja kita akan rusak, seperti pemasangan benda kerja yang tidak rata maka
akan menyebabkan hasil dari pengefraisan benda kerja sisinya akan berbeda dan
jika pemasangan benda kerja kurang kuat maka benda kerja akan bergetar pada saat
proses pengefraisan.
Maka pada saat pemasangan benda kerja agar rata maka harus kita tes
menggunakan waterpass agar kita tahu mana sisi benda kerja yang miring dan agar
benda kerja tidak bergetar pada saat proses ini maka ragum harus dikunci kuat.
26
8. Mengganti sekring yang putus.
9. Memeriksa kontak-kontak kelistrikan.
10. Menambahi coolant.
11. Memeriksa saluran coolant.
12. Perbaikan Pada Kerusakan Menengah ( M ).
13. Memeriksa motor mesin. Mengganti kabel-kabel yang rusak.
14. Mengganti sekring pada mesin.
15. Bongkar Total
16. Bongkar total adalah proses membongkar mesin meliputi semua bagian mesin tanpa
terkecuali dan memperbaiki atau mengganti komponen-komponen yang rusak. Setelah
semua komponen diperbaiki kemudian mesin dirakit kembali seperti sedia kala
dengan beracuan manual book dari mesin ini dan sesuai toleransi pada manual book
BAB V
PENUTUP
27
5.1 Kesimpulan
1. Mesin milling adalah suatu mesin perkakas yang menghasilkan sebuah
bidang datar dimana pisau berputar dan benda bergerak melakukan langkah
pemakanan
2. Prinsip Kerja Mesin Miling yaitu Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi
listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik,
selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi
untuk menghasilkan gerakan putar pada poros mesin milling.
3. Komponen utama Mesin Frais yaitu Meja Mesin/Work Table, Eretan/Sadle,
Lutut mesin/Knee,Colum/Badan Mesin, Alas Mesin/Kaki Mesin/Base, Lengan
Mesin/Over Arm, Poros Utama/Spindle, Penahan Poros/Arbour Support
4. Perawatan(Maintenance) adalah untuk menjaga suatu kinerja peralatan
fasilitas/mesin pabrik agar tetap beroperasi dengan baik tanpa kerusakan dan jika
keadaan fasilitas/mesin pabrik rusak di usahakan untuk memperbaiki dan
dikembalikan dengan kondisi baik atau siap beroperasi.
5.2 Saran
1. Mahasiswa lebih mempersiapkan tentang kegiatan Praktek Kerja Lapangan agar
pelaksanaan PKL berjalan dengan lancar.
2. Mahasiswa harus aktif dalam melaksanakan PKL, dan memiliki inisiatif tinggi
untuk bekerja, agar mahasiswa dapat mengerti tugas yang diberikan dan menjadi
suatu pengalaman baru bagi mahasiswa.
3. Mahasiswa harus memberikan ide-ide kreatif dalam melaksanakan PKL
4. Mahasiswa harus mentaati peraturan yang ada pada perusahaan dan berperilaku
baik agar tidak mencemarkan nama baik kampus.
DAFTAR PUSTAKA
28
Bambang wijarko.2012. ‘‘TERJADINYA KEAUSAN PAHAT PADA PROSES
PEMOTONGAN END MILLING PADA LINGKUNGAN CAIRAN PENDINGIN”.
(online). http://eprints.ums.ac.id/21742/16/02_Naskah_Publikasi.pdf/. (8 Desember 2017).
LAMPIRAN
29
30