Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN KERJA PRAKTIK

DI
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I PKS. TANJUNG SEUMANTOH
DENGAN TUGAS KHUSUS
Pemakaian Limbah Fiber dan Cangkang sebagai Bahan Bakar Bolier

Diajukan Sebagai Persyaratan dan Melengkapi Tugas Dalam


Menyelesaikan Studi Pada Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala

Disusun Oleh:
APRIANSYAH NASUTION
1904102010059

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2022
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
PERUSAHAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa kami telah mengesahkan laporan kerja
praktek saudara:

APRIANSYAH NASUTION
1904102010059

Yang diajukan untuk memenuhi persyaratan dan melengkapi tugas dalam


menyelesaikan studi pada Tenik Mesin Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala di
PT. Perkebunan Nusantara I PKS. Tanjung Seumantoh

Mengesahkan,

Mengetahui Oleh, Pembimbing Lapangan

Berry Andika Faisal


Ast. Quality Assurancce
Manager
PKS. Tanjung Seumantoh

i
LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM STUDI

laporan kerja praktek di PT. Perkebunan Nusantara I PKS. Tanjung


seumantoh dengan judul “Pemakaian Limbah Fiber dan Cangkang sebagai Bahan
Bakar Boiler” disusun oleh:

Nama : Apriansyah Nasution


NIM 1904102010059
Jurusan : Teknik Mesin dan Industri
Program Studi :Teknik Mesin

Kerja praktek tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 04 Juli 2022 s/d 04
Agustus 2022 sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program
studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik Universitas
Syiah Kuala.

Darussalam, 04 Agustus 2022

Koordinator Kerja Praktek Pembimbing

Zulfan, S.T, M.T Muhammad Tadjuddin, S.T. M.Eng.Sc


NIP.19831012 201903 1 007 NIP. 19710523 199802 1 001

Mengetahui/Menyetujui,
Koordinator Program Studi Teknik Mesin

Amir Zaki Mubarak, S.T, M.Sc


NIP. 19791012 200604 1 002

ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

laporan kerja praktek di PT. Perkebunan Nusantara I PKS. Tanjung


seumantoh dengan judul “Pemakaian Limbah Fiber dan Cangkang sebagai Bahan
Bakar Boiler” di susun oleh:

Nama : Apriansyah Nasution


NIM 1904102010059
Jurusan : Teknik Mesin dan Industri
Program Studi :Teknik Mesin
Kelompok Keahlian Bidang : Keahlian Produksi Permesinan

Kerja praktek tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 04 Juli 2022 s/d 04
Agustus 2022 sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program
studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik Universitas
Syiah Kuala.

Darussalam, 04 Agustus 2022

Pembimbing Penulis

Muhammad Tadjuddin, S.T, M.Eng.Sc Apriansyah Nasution


NIP. 19710523 199802 1 001 NIM.1904102010059

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkanrahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
melaksanakan dan menyelesaikan laporan Kerja Praktek yang berjudul
“Analisi Ketercapaian Kapasitas Produksi Secara Teori dan Aktual” di
PT. Perkebunan Nusantara 1 PKS. Tanjung Seumantoh, Kec. Karang
Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh 24471 pada tanggal 04 Juli - 04
Agustus 2022 dengan lancar dan sebaik mungkin.
Kerja Praktek ini dilaksanakan oleh mahasiswa Program Studi
Teknik Mesin sebagai salah satu mata kuliah wajib yang harus
ditempuh sebagai syarat kelulusan di Program Studi Teknik Mesin,
Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala. Dalam pelaksanaan kerja
praktek dan penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan
dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT atas segala ridha dan kehendakNya yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan dan
menyelesaikan kerja praktek hingga selesai.
2. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan doa, nasehat,
dan mendukung kegiatan Kerja Praktek ini dalam segala aspek
kepada penulis sehingga kegiatan dapat berjalan sebagaimana
yang direncanakan dan tanpahambatan.
3. Bapak Dr. Syarizal Fonna, S.T., M.Sc selaku Ketua Jurusan
Teknik Mesin dan Industri Universitas Syiah Kuala.
4. Bapak Amir Zaki Mubarak, S.T., M.Sc selaku Ketua Program
Studi Teknik Mesin.
5. Bapak Dr. Muhammad Rizal, S.T., M.Sc selaku dosen
pembimbing yangtelah mengarahkan proses Kerja Praktek agar
dapat dimanfatkan sebaik-baiknya.

iv
6. Bapak Ir. Dedy Mulyadi sebagai Kepala Bagian SDM dan
Umum yang telah memberi izin kepada penulis untuk dapat
melakukan kerja praktek di PKS Tanjung Seumantoh.

7. Bapak Berry Andika sebagai Manager di PKS. Tanjung


Seumantoh yangtelah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan KP.

8. Bapak Faisal selaku pembimbing kerja praktek yang telah


banyak memberikan ilmu kepada penulis.

9. Bapak Agus Supriono yang telah memberi kami tempat tinggal


dan bantuan selama Kerja Praktek di PKS Tanjung Seumantoh.

10. Seluruh Karyawan karyawati PKS Tanjung Seumantoh yang


telah menerima kami dengan baik dan telah memberikan kami
ilmu.
11. Sofyan Zuhri dan Wan Danu Rizki Alamsyah sebagai teman-
teman seperjuangan Kerja Praktek di PT. Perkebunan Nusantara
1 PKS. Tanjung Seumantoh.
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran
sangat kami harapkan agar dapat menyempurnakan laporan kerja praktek
Maintenance pada Kondensor untuk ke depannya. Kami juga berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Karang Baru, 04 Agustus 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PERUSAHAAN .............................. i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan ............................................... 1
1.3 Batasan Masalah ....................................................................... 2
1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan ............................................. 2
BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KERJA PRAKTEK ........................... 3
2.1 Sejarah Perusahaan ................................................................... 3
2.2 Lokasi Pabrik ............................................................................ 5
2.3 Logo Perusahaan ...................................................................... 5
2.4 Visi dan Misi Perusahaan ......................................................... 6
4.4.1 Visi ...................................................................................6
4.4.2 Misi ..................................................................................6
BAB III PERALATAN UTAMA PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA 1
PKS. TANJUNG SEUMANTOH ................................................... 7
3.1 Kelapa Sawit ............................................................................. 7
3.2 Deskripsi Proses ....................................................................... 7
3.3 Peralatan-Peralatan Pada PT. Perkebunan Nusantara 1 PKS.
Tanjung Seumantoh .................................................................. 9
3.3.1 Stasiun Penerimaan Buah.................................................9
3.3.2 Stasiun Perebusan (Sterilizer Station) ............................11
3.3.3 Stasiun Penebah (Threshing Stasiun) .............................14
3.3.4 Stasiun Kempa (Pressan) ...............................................15
vi
3.3.5 Stasiun Klarifikasi ..........................................................16
3.3.6 Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Station) .......................25
3.4 Flowchard Proses Pengolahan .................................................. 31
BAB IV TUGAS KHUSUS ............................................................................. 32
4.1 Fiber dan Cangkang .................................................................. 32
4.2 Komposisi Bahan Bakar Fiber dan Cangkang .......................... 34
4.3 Nilai Kalor yang Dihasilkan ..................................................... 34
4.4 Boiler ........................................................................................ 35
KESIMPULAN ................................................................................................ 38
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 38
5.2 Saran ......................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 40
LAMPIRAN ..................................................................................................... 41

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Komposisi unsur-unsur kimia pada bahan bakar Fiber dan Cangkang ............ 34
Tabel 4. 2Spesifikasi Boiler PT. Perkebunan Nusantara I PKS. tanjung Seumantoh ....... 35

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Lokasi PKS Tanjung Seumantoh ................................................................... 5


Gambar 2. 2 Logo Perusahaan PTPN 1 ............................................................................. 5
Gambar 2. 3 Struktur Organisasi PKS Tanjung Seumantoh ............................................... 6
Gambar 3. 1 Flowchart Stasiun Pengolahan Kelapa Sawit ......................................8
Gambar 3. 2 Jembatan Timbangan ...........................................................................9
Gambar 3. 3 Loading Ramp ...................................................................................10
Gambar 3. 4 Alat Penarik .......................................................................................11
Gambar 3. 5 Ketel Rebusan ...................................................................................11
Gambar 3. 6 Hoisting Crane...................................................................................14
Gambar 3. 7 Thresher .............................................................................................14
Gambar 3. 8 Digester .............................................................................................15
Gambar 3. 9 Screw Press .......................................................................................16
Gambar 3. 10 Sand Trap Tank ...............................................................................17
Gambar 3. 11 Saringan Getar .................................................................................17
Gambar 3. 12 Crude Oil Tank ................................................................................18
Gambar 3. 13 Continuous Settling Tank ................................................................19
Gambar 3. 14 Oil Tank...........................................................................................19
Gambar 3. 15 Vacum Drayer .................................................................................20
Gambar 3. 16 Storage Tank dan Oil Dispact Tank ................................................21
Gambar 3. 17 Sludge Buffer Tank .........................................................................21
Gambar 3. 18 Rotary Brush Strainer ......................................................................22
Gambar 3. 19 Sand Cyclone...................................................................................23
Gambar 3. 20 Balanced Tank .................................................................................23
Gambar 3. 21 Sludge Separator .............................................................................24
Gambar 3. 22 Reclaimed Oil Tank ........................................................................24
Gambar 3. 23 Fat pit...............................................................................................25
Gambar 3. 24 Cake Breaker Conveyor ..................................................................26
Gambar 3. 25 Depericarper ....................................................................................26
Gambar 3. 26 Nuts Polishing Drum .......................................................................27
Gambar 3. 27 Nut Silo ...........................................................................................27
Gambar 3. 28 Ripple Mill ......................................................................................28
Gambar 3. 29 LTDS ...............................................................................................28
Gambar 3. 30 Claybath ..........................................................................................29
Gambar 3. 31 Kernel Silo.......................................................................................30
Gambar 3. 32 Gudang Inti......................................................................................30
Gambar 3. 33 Flow Chart Proses PT. PTPN 1 PKS. TG Seumantoh ....................31
Gambar 4. 1 Fiber ..................................................................................................33
Gambar 4. 2 Cangkang ...........................................................................................33

ix
Gambar 4. 3 Boiler............................................................................................................ 36

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus
dipenuhioleh Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala sebagai salah
satu syarat kelulusan. Kegiatan ini sendiri dilakukan di suatu perusahaan yang
berkaitan dengan disiplin ilmu Teknik Mesin sehingga mahasiswa diharapkan
dapat mencocokkan ilmu yang telah didapat di perkuliahan dengan penerapan
secara nyata.
Dalam dunia kerja, semuanya bergerak dalam tataran realistis dan tataran
praktis dan tidak lagi dalam idealitas dan teori. Oleh karenanya, mahasiswa
memerlukan sebuah pembekalan yang nyata dan mungkin mampu memfasilitasi
dirinya untuk memahami bagaimana dunia kerja yang terkait dengan
kompetisinya.
Pelaksanaan kerja praktek oleh mahasiswa adalah suatu bentuk langkah
awal mempelajari aktifitas langsung tentang penerapan teori-teori ke dalam
bentuk aplikasi di lapangan, khususnya pada alat-alat pabrik kelapa sawit,
sehingga nantinya mahasiswa dapat lebih memahami tentang teori-teori yang
dipelajari di dunia perkuliahan. Penerapan teori ke dalam bentuk aplikasi
lapangan merupakan permasalahan dan sasaran utama penulis yang harus
diselesaikan dan hal tersebut diwujudkan dalam pelaksanaan kerja praktek di PT.
Perkebunan Nusantara 1 PKS. Tanjung Seumantoh selama 30 hari yaitu mulai
dari 04 Juli 2022 sampai dengan 04 Agustus 2022.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan


Adapun tujuan dilaksanakan praktek kerja lapangan di PT. Perkebunan
Nusantara 1 PKS. Tanjung Seumantoh, yaitu:

1
1. Sebagai pengaplikasian teoritis di lapangan/praktek, dan ukur banding
anatara materi yang diberikan diperkuliahan secara teoritis dengan kejadian
sebenarnya yang terjadi di lapangan/praktek di dunia kerja.
2. Mengetahui proses pengolahan kelapa sawit menjadi produk utama yaitu
CPO (Crude Palm Oil) dan PK (Palm Kernel)
3. Mengetahui mengenai peralatan yang digunakan untuk memperoses kelapa
sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan PK (Palm Kernel)

1.3 Batasan Masalah


Adapaun Batasan masalah bagi penulis ini adalah Proses Pengolahan kelapa
sawit menjadi produk utama yaitu CPO dan PK.

1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan


Adapun manfaat yang diperoleh saat melakukan praktek kerja lapangan di
PT. Perkebunan Nusantara 1 PKS. Tajung Seumantoh, yaitu:

1. Dapat membuka wawasan bagi mahasiswa secara langsung dengan


mengetahui korelasi antara teori yang didapat selama perkuliahan di
Program Studi Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala.
2. Mahasiswa dapat praktek langsung di lapangan, sehingga banyak ilmu dari
pengalaman kerja di perusahaan serta mengalami secara langsung keadaan
dan situasi dunia kerja yang nantinya akan dialami.

2
3

BAB II
TINJAUAN UMUM LOKASI KERJA PRAKTEK

2.1 Sejarah Perusahaan


Sejarah PT Perkebunan Nusantara I berdiri dari pengambilalihan kebun
swasta Jepang dan Belanda menjadi PPN Kesatuan Aceh melalui PP Nomor 142
tahun 1961, dan dirubah kembali menjadi PNP-I sesuai dengan PP Nomor 14 tahun
1968, dengan memperhatikan tingkat kesehatannya maka PNP-I dirubah menjadi
PT Perkebunan-I (Persero) berdasarkan Akte Notaris Nomor 1 tanggal 02 Mei
1981.

Pada tanggal 14 Februari 1996, menjadi PT Perkebunan Nusantara I


(Persero) dibentuk dari hasil konsolidasi BUMN berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 6 Tahun 1996, yang dikukuhkan dengan Akta Pendirian Nomor 34 tanggal
11 Maret 1996 oleh Notaris Harun Kamil, SH. Konsolidasi beberapa BUMN
perkebunan ini terdiri dari PT Perkebunan I (Persero) dengan komoditas kelapa
sawit dan karet; PT Cot Girek Baru (Persero) dengan komoditas kelapa sawit;
Perkebunan Pengembangan PT Perkebunan V (Persero) dengan komoditas kelapa
sawit; dan PKS Cot Girek PT Perkebunan IX (Persero) berupa pabrik kelapa sawit.

Tanggal 1 Januari 2010, PT Perkebunan Nusantara I melakukan KSO


dengan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yaitu pengelolaan Kebun Karang
Inong dan Kebun Julok Rayeuk Selatan; sesuai dengan perjanjian kerja sama yang
telah ditandatangani para pihak tanggal 16 Oktober 2009 dengan Nomor Surat
Perjanjian 01.9/X/SJAN/15/2009-3.14/SP3/27/2009.

Selain itu PT Perkebunan Nusantara I mendirikan Perusahaan Patungan


dengan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) dengan nama PT Agro Sinergi
Nusantara (PT ASN). Merupakan anak Perusahaan dari PTPN I (Persero) dan
PTPN IV (Persero) dengan komposisi kepemilikan saham masing-masing 49,4%
untuk PTPN I (Persero) dan 50,6% untuk PTPN IV (Persero). Pendirian Perseroan
Terbatas PT ASN dikukuhkan dengan Akta Nomor 13 tanggal 8 April 2011,
berkedudukan di Aceh Barat. Selanjutnya penyerahan Sertifikat HGU dan izin
lokasi dari PTPN I (Persero) ke PT ASN, serta administratif karyawan telah
dilakukan sesuai Berita Acara PTPN I (Persero) Nomor 01.9/X/BA/ 15/2011 dan
Berita Acara PT ASN Nomor ASN/BARA/03/ IX/2011 tanggal 21 September
2011.

Sejak tanggal 02 Oktober 2014, PT Perkebunan Nusantara I (Persero)


berubah menjadi PT Perkebunan Nusantara I bersama PT Perkebunan Nusantara II,
IV sampai XIV atau lebih dikenal dengan Holding BUMN Perkebunan. Sejalan
dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2014
Tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Ke Dalam
Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III, dan
Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 468/KNK.06/2014
Tentang Penetapan Nilai Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik
Indonesia Ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan
Nusantara III, sejak saat itu PTPN III menjadi induk dari 13 PTPN lainnya.

Pabrik Kelapa Sawit (PKS. Tanjung Seumantoh) di dirikan pada tahun 1978
yang terletak di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Taming yang berjarak
dari Kota Kuala Simpang ± 12 Km dan dari Kantor Pusat PTP. Nusantara I ± 25
Km. Pabrik ini mulai dioperasikan pada bulan April 1980 dengan Kapasitas Olah
30ton TBS/Jam. Dengan semakin meningkatnya produksi TBS dari tahun ke tahun,
maka pada tahun 1984 PKS. Tanjung Seumantoh menambah beberapa instalasi
guna menaikan Kapasitas Olah dari 30ton TBS/Jam menjadi 45ton TBS/Jam.

Sumber bahan baku TBS untuk pengolahan di PKS Tanjung Seumantoh


diperoleh dari Kebun Seinduk, Titip Olah (KSO) dengan PTPN III dan TBS Rakyat
melalui Pembelian TBS. Kebun Seinduk yang mengirimkan TBS untuk diolah di
PKS. Tanjung Seumantoh berasal dari Kebun Lama, Kebun Baru dan Kebun
Tualang Sawit.

4
5

2.2 Lokasi Pabrik


PT. Perkebunan Nusantara 1 PKS. Tanjung Seumantoh berlokasi Kec.
Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh 24471, Indonesia. Lokasi ini di pilih
jauh dari Kota karena mempertimbangkan kebisingan dan limbah dari pabrik
sendiri.

Gambar 2. 1 Lokasi PKS Tanjung Seumantoh

2.3 Logo Perusahaan


PT. Perkebunan Nusantara 1 yang bergerak dibidang industri kelapa sawit
memiliki logo seperti berikut.

Gambar 2. 2 Logo Perusahaan PTPN 1


2.4 Visi dan Misi Perusahaan
4.4.1 Visi
Menjadi Perusahaan agribisnis perkebunan yang tangguh serta
mampu memberikan kesejahteraan bagi stakeholders dan kontribusi yang
optimal kepada negara.

4.4.2 Misi
− Mengelola 2 (dua) komoditi kelapa sawit dan karet secara efisien
dan ekonomis berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG).
− Menciptakan Value Creation untuk meningkatkan profitabilitas
perusahaan secara berkesinambungan.
− Meningkatkan Pengelolaan budidaya kelapa sawit dan karet dengan
menggunakan teknologi maju.
− Meningkatkan kesejahteraan karyawan serta kepuasan pelanggan.
− Menjunjung tinggi nilai-nilai religius.

2.5 Struktur Organisasi

Gambar 2. 3 Struktur Organisasi PKS Tanjung Seumantoh

6
BAB III
PERALATAN UTAMA PADA PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA 1 PKS. TANJUNG SEUMANTOH

3.1 Kelapa Sawit


Kelapa sawit (Elaeis guineensis jack) adalah merupakan tanaman golongan
plasma yang menghasilkan minyak. Proses pembentukan minyak dalam kelapa
sawit berlangsung selama 3 – 4 minggu sampai tingkat matang morpologis, yaitu
buah telah matang dan kandungan minyak sudah optimal.

Perkembangan industri minyak sawit Indonesia yang berkembang cepat


tersebut telah menarik perhatian masyarakat dunia, khususnya produsen minyak
nabati utama dunia. Indonesia menjadi negara produsen minyak sawit terbesar
dunia sejak 2006. Pada 2016, Indonesia berhasil mengungguli Malaysia. Share
produksi CPO Indonesia telah mencapai 53,4% dari total CPO dunia, sedangkan
Malaysia memiliki pangsa sebesar 32%. Demikian halnya dalam pasar minyak
nabati global, minyak sawit juga berhasil mengungguli minyak kedelai (soybean
oil) sejak 2004. Pada 2004, total produksi CPO mencapai 33,6 juta ton, sedangkan
minyak kedelai adalah 32,4 juta ton. Pada 2016, share produksi CPO dunia
mencapai 40% dari total nabati utama dunia, sedangkan minyak kedelai memiliki
pangsa sebesar 33,18%.

3.2 Deskripsi Proses


Pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Kualitas produksi pada pengolahan
kelapa sawit sangat berpengaruh terhadap rendement yang dihasilkan Proses
pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi crude palm oil dan palm kernel
melalui banyak perlakuan dan tahapan. Proses pengolahan kelapa sawit dibagi
menjadi beberapa stasiun, yaitu sebagai berikut:

7
A. Stasiun Utama
1. Stasiun penerimaan buah (fruit reception station)
2. Stasiun perebusan (sterilizing station)
3. Stasiun penebahan (threshing station)
4. Stasiun pengempaan (pressing station)
5. Stasiun pemurnian minyak (clarification station)
6. Stasiun pengolahan inti (kernel recovery station)
B. Stasiun Pendukung
1. Stasiun Boiler dan Power House
2. Stasiun Water Treatment
3. Stasiun IPAL Treatment
4. Fat Fit
5. Laboratorium
6. Bengkel

Gambar 3. 1 Flowchart Stasiun Pengolahan Kelapa Sawit


Sumber: https:/document/510281930/9-Flow-Chat-Kegiatan-Kelapa-Sawit

8
9

3.3 Peralatan-Peralatan Pada PT. Perkebunan Nusantara 1


PKS. Tanjung Seumantoh
3.3.1 Stasiun Penerimaan Buah
Pada stasiun penerimaan buah terdapat alat alat sebagai berikut:

1. Jembatan Timbangan

Gambar 3. 2 Jembatan Timbangan

Sumber: Dokumen Pribadi

Jembatan timbang merupakan alat ukur berat yang berfungsi untuk


menimbang/mengetahui jumlah berat dari:
1. Tandan Buah Segar (TBS)
2. Minyak (CPO)
3. Inti Sawit (PK)
4. Tandan Ksosong
5. Bahan Bakar Minyak

Jembatan timbang pada pabrik kelapa sawit PTPN I mengunakan


system komputer untuk mempermudah dalam mengukur berat dengan
Kapasitas 50 T. Prinsip kerja dari timbanagan tersebut yaitu truk lewat
diatas jembatan timbang dan berhenti ± 5 menit, kemudian dicatat berat
truk awal sebelum TBS dibongkar dan di sortir, kemudian setelah
dibongkar truk kembali ditimbang, selisih awal dan akhir adalah TBS
yang diterima di pabrik.
2. Loading Ramp

Gambar 3. 3 Loading Ramp

Sumber: Dokumen Pribadi

Loading ramp adalah tempat penimbunan sementara TBS


sebelum dipindahkan ke lori rebusan dengan kapasitas loading ramp 100
T. Adapun fungsi dari loding ramp sebagai tempat melakukan sortasi
untuk melakukan kebenaran pelaksanaan system panen dan
merontokkan/menurunkan sampah/pasir yang terikut tandan melalui
kisi-kisi kompartemen. Sebelum masuk TBS ke Loading Ramp Kualitas
buah yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat kematangannya. Jenis
buah yang masuk ke PKS PTPN I Tanjung Seumantoh pada umumnya
adalah jenis Tenera.
Setelah disortir buah yang dapat langsung diolah adalah buah yang
matang, kemudian TBS tersebut dimasukkan ketempat penimbunan dan
selanjutnya di masukkan kedalam lori. Adapun spesifikasi loading ramp
adalah sebagai berikut:
1. Pada loading ramp terdapat 20 buah pintu (memakai sistem
hidrolik).
2. Kapasitas isian 1 pintu + 10ton tandan buah segar.

10
11

3.3.2 Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)


Pada stasiun rebusan terdapat alat – alat sebagai berikut:

1. Alat Penarik (Capstand)

Gambar 3. 4 Alat Penarik

Sumber: Dokumen Pribadi

Capstand adalah alat penarik lori keluar dan masuk sterilizer.

2. Ketel Rebusan (Sterilizer)

Gambar 3. 5 Ketel Rebusan

Sumber: Dokumen Pribadi


Merupakan bejana uap tekan yang digunakan untuk merebus buah.
Sterilizer ini dapat memuat 10 buah lori, masing-masing lori
berkapasitas ± 2,5 T tandan buah segar (TBS), jadi kapasitas satu
sterilizer ± 25 T dengan diameter dalam satu sterilizer ± 2,1 m, panjang
± 30 m dan dilengkapi dengan kran kran steam masuk/keluar serta
pemipaan dan alat alat control tekanan (manometer). Dalam perebusan
TBS digunakan uap dimana tekanan uap 2,8-3,0 kg/cm2 , sistem
perebusan pada pabrik kelapa sawit PTPN 1 Tanjung Seumantoh adalah
3 puncak (system tripel peak). Adapun proses sistem 3 puncak adalah
sebagai berikut:
1. Pengisian TBS ke dalam lori:
- Masukkan TBS kedalam lori.
- Tutup steam inlet, buka kran kondensat dan kran steam
outlet.
- Pastikan tekanan uap di rebusan 0 kg/cm2 dengan membuka
kran control uap.
- Masukkan lori ke dalam rebusan.
- Tutup pintu rebusan.
2. Waktu perebusan
➢ Puncak I
- Tutup kran blow up
- Buka kran steam inlet dan masukkan steam sampai tekanan
menjadi 2,0 kg/cm2 dalam jangka waktu 13 menit.
- Dalam waktu 2 menit pertama steam dimasukkan biarkan
kran kondesat terbuka, dan setelah 2 menit kemudian kran
kondesat ditutup.
- Tutup kran steam inlet.
- Buka kran kondensat, setelah 1 menit kran kondensat
dibuka, buka kran outlet steam outlet sehingga tekanan
menjadi 0 kg/cm2 .

12
13

- Tutup kran kondensat dan steam outlet dan buka kran steam
inlet untuk puncak 2.
➢ Puncak 2.
- Buka kran steam inlet dan injeksikan steam selama 12 menit
hingga mencapai tekanan 2,5 kg/ cm2.
- Tutup kran steam inlet.
- Buka kran kondensat dan steam outlet untuk pembuangan
steam hingga mencapai 0 kg/cm2 dalam waktu 2 menit.
- Tutup kran kondensat dan steam outlet, buka kran steam
inlet untuk puncak 3.
➢ Puncak 3.
- Kran steam inlet dibuka full selama 14 menit untuk
menaikkan tekanan mencapai 2,8 - 3,0 kg/ cm2.
- Puncak ke-3 (holding time) ditahan selama 40 – 50 menit.
- Selama holding time dilakukan pembuangan kondensat
sebanyak 3x sehingga tekanan turun menjadi 2,7 kg/cm2.
- Selesai holding time, kran dibuka secara berurut.
- Buka kran kondensat
- Buka kran steam outlet, sehingga tekanan mencapai 0
kg/cm2 dalam waktu 4 menit.
- Setelah tekanan dalam rebusan mencapai 0 kg/cm2 , buka
kran control steam untuk memastikan tekanan sudah 0
kg/cm2.
3. Pengeluaran buah matang:
- Pengeluaran buah matang:
- Persiapkan lori yang sudah berisi TBS didepan rebusan yang
buahnya telah matang.
- Buka pintu rebusan.
- Keluarkan lori buah yang telah matang sambil digandeng
dengan lori yang berisi TBS sehingga lori yang berisi TBS
berada di dalam rebusan.
- Tutup pintu rebusan.

3.3.3 Stasiun Penebah (Threshing Stasiun)


Pada stasiun rebusan terdapat alat – alat sebagai berikut:

1. Hoisting Crane

Gambar 3. 6 Hoisting Crane


Sumber: Dokumen Pribadi

Hoisting crane berfungsi untuk mengangkat lori yang berisi Tandan


Buah sudah masak yang sudah selesai dari proses sterilizer yang kemudian
lori dibalikkan diatas bak penampungan AutoFeeder. Terdapat 3 buah
hoisting crane yang mempunyai jenis dan spefsifikasi yang sama. Hoisting
crane dikemudikan oleh satu orang operator yang memiliki izin sebagai
operator hoisting crane. Adapun kapasitas dari hoisting crane adalah
5ton/unit.

2. Penebah (Thresher)

Gambar 3. 7 Thresher
Sumber: Dokumen Pribadi

14
15

Thresher adalah Alat yang digunakan untuk melepaskan dan


memisahkan buah dari tandannya. Buah sawit yang telah masuk dalam
thresher akan diputar dan dibanting sehingga brondolan lepas dari
tandannya dan berondolan jatuh ke conveyor sedangkan janjangan jatuh ke
EBC (Empty Bunch Conveyor) untuk didistribusikan ke penampungan
empty bunch. Berondolan akan dikirim melalui Fruit Elevator ke stasiun
Pressan. Adapun kapasitas dari thresher adalah 37 ton/jam dan dengan
putaran ±23 rpm

3.3.4 Stasiun Kempa (Pressan)


Pada stasiun kempa terdapat alat – alat sebagai berikut:

1. Digester

Gambar 3. 8 Digester

Sumber: Dokumen Pribadi

Digester merupakan awal peroses dari stasiun kempa di mana buah


(berondolan) yang di hasilkan dari stasiun penebah masuk dalam digester
yang disalurkan melalui conveyor. Dalam proses digester ini buah diputar
(seperti blender) dipanaskan dengan uap yang bertemperatur 90 – 95℃.
Adapun fungsi digester sebagai berikut:
- Melumatkan daging buah.
- Memisahkan daging buah dengan biji.
- Mempermudah proses di press
- Menaikkan temperature.

2. Screw Press

Gambar 3. 9 Screw Press


Sumber: Dokumen Pribadi

Screw press merupakan proses tahap selanjutnya setelah digester.


Fungsi dari screw press adalah untuk memeras berondolan yang telah
dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Buah
yang telah lumat masuk kedalam screw press, disinilah minyak kotor (crude
oil) dihasilkan. Crude Oil akan masuk ke dalam tangki sand trap untuk
memisahkan pasir yang terikat pada minyak, kemudian minyak dari tangki
sand trap dialirkan melalui pipa ke vibro (vibrating screen).

3.3.5 Stasiun Klarifikasi


Pada stasiun klarifikasi terdapat alat – alat sebagai berikut:

16
17

1. Tangki Pemisah Pasir (Sand Trap Tank)

Gambar 3. 10 Sand Trap Tank

Sumber: Dokumen Pribadi

Fungsi dari sand trap adalah untuk menangkap pasir. Peralatan yang
pertama kali mengeluarkan NOS adalah sand trap. Buffle pada sand trap
harus ada, karena fungsi dari baffle tersebut adalah untuk menangkap pasir.

2. Vibrating Screen (Saringan Getar)

Gambar 3. 11 Saringan Getar


Sumber: Dokumen Pribadi
Minyak yang ada dipenampungan santrap yang merupakan hasil
dari screw press masuk ke dalam vibro guna untuk mimisahkan massa
padatan berupa ampas yang terikut minyak kasar. Vibrating Screen
memiliki 2 tingkat dimana tingkat atas kawat saringan mess 30 dan tingkat
bawah kawat saringan mess 40. Setelah dari vibro minyak dialirkan melalui
pipa ke Crude Oil Tank.

3. Crude Oil Tank (COT)

Gambar 3. 12 Crude Oil Tank


Sumber: Dokumen Pribadi

Crude oil tank (tangki minyak mentah) berfungsi menampung


minyak mentah yang telah disaring untuk dipompakan ketangki
pemisah/CST. Cairan yang mempunyai berat jenis yang lebih ringan akan
naik ke permukaan yang selanjutnya akan mengalir ke continous settling
tank. Untuk menjaga suhu tetap konstan pada 90 – 95℃. maka perlu
diberikan penambahan panas dengan cara menginjeksiakan uap kedalam
tangki.

18
19

4. Continuous Setting Tank (CST)

Gambar 3. 13 Continuous Settling Tank


Sumber: Dokumen Pribadi

Minyak kasar yang ada dalam COT dipompa ke CST agar di


peroses. CST bertujuan untuk mengendapkan lumpur (sludge) berdasarkan
perbedaan berat jenisnya. Dalam CST suhu dipertahankan 90-95ºC dan CST
dilengkapi dengan agitator (3 buah pisau pengaduk) yang berputar dengan
kecepatan 3-4 rpm.

5. Oil Tank

Gambar 3. 14 Oil Tank


Sumber: Dokumen Pribadi
Fungsi oil tank adalah untuk tempat sementara oil sebelum diolah
oleh purifier. Kebersihan tanki perlu dijaga karena akan mempengaruhi
mutu kadar kotoran dalam minyak, yang harus dilakukan adalah spui (blow
down) secara rutin. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan steam coil
untuk mendapatkan temperature yang diinginkan yakni 95°C. Steam coil
yang bocor dapat mengakibatkan tingginya kadar air dalam minyak.

6. Vacum Drayer

Gambar 3. 15 Vacum Drayer

Sumber: Dokumen Pribadi

Fungsi dari vacum dryer adalah untuk mengurangi kadar air dalam
minyak produksi.
Faktor yang mempengaruhi operasi vacum dryer:
- Tekanan steam (bagi yang menggunakan steam ejector)
- Kebocoran – kebocoran
- Kuantitas dan kualitas feeding
- Kondisi nozzle
- Kekurangan air pendingin bagi yang menggunakan steam ejector
- Tekanan vacum yang kurang

20
21

7. Strorage Tank dan Oil Dispact Tank

Gambar 3. 16 Storage Tank dan Oil Dispact Tank


Sumber: Dokumen Pribadi

Fungsi dari storage tank dan dispact tank adalah untuk tempat
penyimpanan sementara minyak produksi yang dihasilkan sebelum dikirim.

8. Sludge Buffer tank

Gambar 3. 17 Sludge Buffer Tank


Sumber: Dokumen Pribadi

Fungsi sludge tank adalah tempat sementara slude sebelum diolah


oleh separator. Kebersihan tangki perlu dijaga karena akan mempengaruhi
persentase NOS dalam sludge oleh karena itu harus dilakukan spui (blow
down) secara rutin. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan steam
injeksi untuk mendapatkan temperature yang diinginkan yakni 95°C.

9. Rotary Brush Strainer

Gambar 3. 18 Rotary Brush Strainer


Sumber: Dokumen Pribadi

Fungsi dari brush strainer adalah untuk mengurangi serabut/NOS


yang terdapat pada sludge sehingga tidak mengganggu kerja sludge
separator. Alat ini terdiri dari saringan mesh 40 dan sikat yang berputar.
Problem yang terjadi adalah sikat (brush) telah aus/pendek sehingga tidak
kontak dengan saringannya yang mengakibatkan saringan tumpat sehingga
kapasitas brush strainer menurun. Strainer yang koyak/bocor akan
mengakibatkan serabut terbawa ke bagian outlet sludge.

22
23

10. Sand Cyclone

Gambar 3. 19 Sand Cyclone


Sumber: Dokumen Pribadi

Fungsi dari sand cyclone adalah untuk menangkap pasir yang


terkandung dalam sludge dan untuk memudahkan proses selanjutnya. Untuk
mengetahui apakah sand cyclone beroperasi dengan baik dapat diketahui
apakah sand cyclone beroperasi dengan baik dapat diketahui dengan melihat
selisih antara tekanan masuk dan keluar pada pressure gaugenya. Untuk
precleaner alva laval selisih tekanan > 1,5 bar dan untuk westfalia selisih
tekanan > 2,5 bar. Disamping tekanan, drain yang berlebihan dapat
mengakibatkan kehilangan minyak.

11. Sludge Balanced Tank

Gambar 3. 20 Balanced Tank


Sumber: Dokumen Pribadi
Sludge balance tank, berfungsi sebagai tempat penampung sludge
sementara sebelum di umpankan ke sludge separator.

12. Sludge Separator

Gambar 3. 21 Sludge Separator


Sumber: Dokumen Pribadi

Fungsi dari sludge separator adalah untuk mengutip minyak yang


masih terkandung dalam sludge dengan cara sentrifugal dimana air dan
NOS dengan berat jenis yang besar akan terlempar keluar dan minyak (berat
jenis lebih kecil) akan masuk ke bagian dalam.

13. Reclaimed Oil Tank

Gambar 3. 22 Reclaimed Oil Tank


Sumber: Dokumen Pribadi

24
25

Cairan dengan kadar minyak tinggi dari sludge separator ditampung


dalam tangki ini untuk kemudian dipompa ke oil tank.

14. Fat Pit

Gambar 3. 23 Fat pit


Sumber: Dokumen Pribadi

Fat pit digunakan untuk menampung cairan yang masih


mengandung minyak yang berasal dari air kondensat dari stasiun perebusan
dan stasiun klarifikasi. Minyak yang dikutip akan dipompakan kembali ke
reclaimed oil tank.

3.3.6 Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Station)


Campuran fibre dan nutten yang keluar dari screw press akan diolah
untuk menghasilkan cangkang (shell) dan ampas (fibre) sebagai bahan
bakar boiler.

Adapun bagian – bagian dari stasiun pengolahan inti adalah sebagai berikut:
1. Cake Breaker Conveyor (CBC)

Gambar 3. 24 Cake Breaker Conveyor


Sumber: Dokumen Pribadi

Fungsinya adalah untuk mengantarkan fibre dan nuts ke


depericarper serta mengurangi kadar air fibre sehingga memudahkan kerja
blower pada depericarper. Alat ini terdiri dari pedal - pedal yang diikat pada
poros yang berputar 52 rpm. Kemiringan pedal – pedal diatur sehingga
pemecahan gumpalan terjadi dengan sempurna

2. Depericarper

Gambar 3. 25 Depericarper
Sumber: Dokumen Pribadi

26
27

Depericarper adalah alat untuk memisahkan ampas dan nuts, serta


membersikan nuts dari sisa – sisa serabut yang masi melekat pada nuts. Alat
ini terdiri dari kolom pemisah dan drum pemolis (polishing drum).

3. Nuts Polishing Drum

Gambar 3. 26 Nuts Polishing Drum

Sumber: Dokumen Pribadi

Nuts polishing drum merupakan alat untuk memisahkan fibre yang


masih melekat pada nuts.

4. Nut Silo

Gambar 3. 27 Nut Silo


Sumber: Dokumen Pribadi
Nut silo adalah alat yang digunakan untuk tempat pemeraman nuts
yang selanjutnya bila nuts tersebut telah cukup kering akan dipecah dengan
alat pemecah (ripple mill).

5. Ripple Mill

Gambar 3. 28 Ripple Mill


Sumber: Dokumen Pribadi

Ripple Mill adalah alat pemecah nut. Didalam ripple mill, nuts akan
dipecahkan menjadi inti (kernel) dan cangkang (shell).

6. Light Tenera Separation (LTDS)

Gambar 3. 29 LTDS
Sumber: Dokumen Pribadi

28
29

LTDS adalah pemisahan campuran pertama yang berkerja


berdasarkan atas berat dan kemampuan hisap blower.

7. Claybath

Gambar 3. 30 Claybath

Sumber: Dokumen Pribadi

Prinsip kerja Claybath hampir sama dengan pemisah kernel dengan


menggunakan hidrocyclone. Pemisahan inti dengan cangkang
menggunakan claybath menggunakan CaCO3 atau dapat disubtitusikan
dengan tanah rayab, pemisahannya berdasarkan berat jenis, cangkak yang
berat jenisnya lebih berat akan tenggelam dengan batuan larutan
CaCO3/Tanah Rayab dan inti yang berat jenisnya lebih ringan akan
terapung. Cangkang selanjutnya melalui conveyor dibawa menuju fuel
conveyor untuk menjadi bahan bakar boiler, sedangkan inti selanjutnya
akan melalui kernel elevator menuju ke kernel silo untuk proses lebih lanjut.
8. Kernel Silo

Gambar 3. 31 Kernel Silo


Sumber: Dokumen Pribadi

Kernel silo adalah silinder tegak yang berlubang – lubang tempat


penyimpanan dan pengeringan kernel sebelum disimpan di bulk silo kernel.
Pengeringan menggunakan suhu 50 – 80°C agar kernel tidak berjamur dan
dapat tahan lebih lama serta mencegah menaikan kadar asam lemak bebas
(ALB).

9. Gudang Inti

Gambar 3. 32 Gudang Inti

Sumber: Dokumen Pribadi

Gudang inti adalah tempat penyimpanan inti sebelum perjual


belikan ke konsumen.

30
31

3.4 Flowchard Proses Pengolahan

Gambar 3. 33 Flow Chart Proses PT. PTPN 1 PKS. TG Seumantoh


Sumber: PKS. TG Seumantoh
BAB IV
TUGAS KHUSUS

4.1 Fiber dan Cangkang

Pada pabrik kelapa sawit dapat menghasilkan limbah padat dari proses
pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) yaitu Tandan Kosong, Ampas (Fiber) dan
cangkang (Shell). Limbah fiber dan cangkang bisa dimanfaatkan untuk bahan
bakar boiler sebagai penghasil uap yang digunakan untuk penggerak turbin
pembangkit tenaga listrik, juga sumber uap digunakan untuk proses pengolahan dan
perebusan.

Limbah fiber dan cangkang sawit dapat dimanfaatkan secara optimal untuk
peningkatan efisiensi boiler, di mana perbandingan pemakaian fiber dan cangkang
yang tempat akan mendapatkan pembakaran yang sempurna di dalam boiler.

Dalam hal ini PKS Tanjung Seumantoh menggunakan fiber dan cangkang
untuk bahan bakar boiler. Adapun alasan mengapa menggunakan fiber dan
cangkang sebagai berikut.

1. Fiber dan cangkang cukup tersediah dan mudah diperoleh dari pabrik.
2. Nilai kalor fiber dan cangkang memenuhi persyaratan untuk menghasilkan
panas yang dibutuhkan.
3. Harga lebih ekonomis.

A. Fiber

Ampas kelapa sawit (Fiber) adalah limbah padat yang dihasilkan dari
pengolahan pemerasan buah sawit pada saat proses kempa (press) yang berbentuk
pendek seperti benang dan bewarna kuning kecoklatan. Setiap 1 ton Tandan Buah
Segar (TBS) dapat menghasilkan fiber sekitar 12% - 13% atau sebanyak 120kg –
130kg. Fiber bisa digunakan sebagai sumber bahan bakar untuk boiler dan
mempunyai nilai kalor sekitar 4.700 kkal/kg. Fiber dapat dilihat pada gambar 4.1.

32
33

Gambar 4. 1 Fiber
Sumber : Dokumen Pribadi
B. Cangkang

Cangkang (Shell) merupakan limbah padat yang dihasilkan dari proses


pemprosesan inti sawit (kernel) dengan bentuk seperti tempurung kelapa namun
berbentuk kecil. Setiap pengolahan 1 ton TBS menghasilkan 50 kg atau 5 % dari
hasil pengolahan per ton dan cangkang mempunyai nilai kalor 4.950 kkal/kg.
Cangkang adalah sejenis bahan bakar padat yang berwarna hitam berbentuk seperti
batok kelapa dan agak bulat, terdapat pada bagian dalam pada buah kelapa sawit
yang diselubungi oleh serabut. Cangkang kelapa sawit dapat dilihat pada gambar
4.2.

Gambar 4. 2 Cangkang
Sumber : Dokumen Pribadi
4.2 Komposisi Bahan Bakar Fiber dan Cangkang

Komposisi dari Unsur-unsur kimia yang terdapat dalam bahan bakar fiber
dan cangkang kelapa sawit terdiri dari karbon (C), hidrogen (H₂), nitrogen (N₂),
oksigen (O₂), air (H₂O), dan abu (A).Komposisi dari unsur-unsur kimia bahan bakar
fiber dan cangkang dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4. 1 Komposisi unsur-unsur kimia pada bahan bakar Fiber dan Cangkang

Nama unsur Fiber Cangkang


Carbon ( C ) 42,6 % 50,4 %
Hidrogen ( H₂ ) 5,2 % 5,8 %
Oksigen ( O₂ ) 32,1 % 34,2 %
Nitrogen ( N ) 0,04 % 0,05 %
Air ( H₂O ) 12,6 % 16 %
Abu ( A) 5,7 % 4,4 %

Sumber : Journal of Electrical Power Control and Automation (JEPCA)

Untuk komposisi fiber dan cangkang yang digunakan bahan bakar boiler
dengan perbandingan fiber dan cangkang 3:1 untuk menghasilkan pembakaran
yang optimal pada boiler.

4.3 Nilai Kalor yang Dihasilkan


PKS Tanjung Seumantoh memiliki kapasitas produksi 45 ton/jam. Nilai
kapasitas yang tersedia fiber dan cangkang diperoleh :

A. Fiber yang tersedia selama 1 jam :

= 0,12 x 45 ton/jam ( 12% terhadap TBS )

= 5,4 ton/jam = 5.400 kg/jam

Maka kapasitas fiber yang dihasilkan 5.400 kg/jam.

B. Cangkang yang tersedia selama 1 jam :

= 0,05 x 45 ton/jam (5% terhadap TBS )

34
35

= 2,25 ton/jam = 2.250 kg/ jam

Maka kapasitas cangkang yang dihasilkan 2.250 kg/jam.

C. Nilai kalor bahan bakar untuk 45 ton/jam :

Fiber = 5.400 kg/jam x 4.700 kkal/kg = 25,38 x 10⁶ kkal

Cangkang = 2.250 kg/jam x 4.950 kkal/kg = 11,14 x 10⁶ kkal

Total = 25,38 x 10⁶ kkal + 11,14 x 10⁶ kkal = 36,52 x 10⁶ kkal

Maka nilai total kalor bahan bakar fiber dan cangkang 36,52 x 10⁶ kkal.

4.4 Boiler
Dalam pabrik kelapa sawit, ketel uap (boiler) merupakan jantung dari
sebuah pabrik kelapa sawit. Di mana, ketel uap ini lah yang menjadi sumber tenaga
dan sumber uap yang akan dipakai untuk mengolah kelapa sawit.

Ketel uap atau boiler adalah alat konversi energi yang mengubah air
menjadi uap dengan cara pemanasan. Panas yang dibutuhkan air untuk penguapan
tersebut diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada ruang bakar ketel uap.Uap
atau energi kalor yang dihasilkan ketel uap tersebut dapat digunakan pada semua
peralatan yang membutuhkan uap di pabrik kelapa sawit terutama turbin.

Pada PT. Perkebunan Nusantara I PKS. tanjung Seumantoh dengan


kapasitas 45 ton/jam, menggunakan boiler dengan spesifikasi sebagai berikut.

Tabel 4. 2Spesifikasi Boiler PT. Perkebunan Nusantara I PKS. tanjung Seumantoh

Merk/type bolier Takuma N-750 SA


Maksimal Kapasitas Uap (Q) 27.000 kg/jam
Temperatur Uap 260 C
Maksimal tekanan Uap (NWP) 25 kg/cm²
Efiseinsi Ketel 98%
Temperatur Air 90 – 95 C
Pabrik Pembuat PT. SUPER ANDALAS STEEL
Tahun Pembuatan 2015

Gambar 4. 3 Boiler
Sumber : Dokumen Pribadi

Uap diproduksi boiler berdasarkan bahan bakar yang tersedia untuk


pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) :

Panas untuk menghasilkan 1 Kg uap (20 Kg/Cm² Temperatur 212,4 ºC) adalah 2797
KJ/Kg = 699 K kal/Kg

Sehingga

36,52 x 10⁶ kkal : 699 kkal/Kg = 52246,1 kg Uap/jam

Asumsi Efisiensi 70 % = 52246,1 x 0,70 = 36572,27 Kg Uap/Jam

Kesimpulan :

Bahan bakar boiler cukup untuk mengoperasikan boiler berkapasitas 27.000 kg


uap/jam

Kebutuhan Steam/ Uap untuk pengolahan TBS :

- Sterilisasi 3 puncak : 260 Uap/ton TBS


- Digester : 60 Uap/ton TBS

36
37

- Nut/Kernel Station : 130 Uap/ton TBS


- Pressing Station : 100 Uap/ton TBS
Total : 550 Kg Uap/ton TBS

Kebutuhan tenaga listrik : 15 kw – 17 kw /ton TBS

Kebutuhan steam untuk turbin : 32 kg/kw yang dihasilkan

Kebutuhan tenaga listrik dan kebutuhan steam untuk pengolahan pada PKS
Tanjung Seumantoh yang berkapasitas 45 ton/jam:

Kebutuhan tenaga listrik minimum = 15 x 45 = 675 kw

Kebutuhan tenaga listirk maksimum = 17 x 45 = 765 kw.

Kebutuhan steam untuk turbin minimum = 675 x 32 = 21.600 kg Uap/jam

Kebutuhan steam untuk trubin maksimum = 765 x 32 = 24.480 kg Uap/jam

Dengan kapasitas boiler yang digunakan 27.000 kg Uap/jam, maka


kelebihan uap/steam tersebut digunakan untuk pemanasan air boiler dan
memperhitungan efficency.
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Adapaun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil kerja praktik di PT.
Perkebunan Nusantara I PKS. Tanjung Seumantoh , Kec. Karang Baru, Kabupaten
Aceh Tamiang, Aceh 24471, sebagai berikut :

- PT. Perkebunan Nusantara I PKS. Tanjung Seumantoh adalah Perusahaan


yang bergerak dalam pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm
Oil) dan PK (Palm Kernel) kapasitas 45 ton/jam.
- Proses produksi di PT. Perkebunan Nusantara I PKS. Tanjung Seumantoh
meliputi stasiun penerimaan buah (recception fruit), perebusan (sterilizer),
penebah (threser), pengempaan (digester dan pressing), pemurnian
(clarificasi), dan stasiun kernel serta didukung dengan saran proses produksi
lainnya seperti stasiun pembangkit tenaga (boiler), stasiun water treatmen,
pengolahan limbah, steam dan laboratorium
- Secara umum di PT. Perkebunan Nusantara I PKS. Tanjung Seumantoh
mutu dan rendemen yang di hasilkan sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya fraksi panen atau derajat kematangan, kegiatan
pengutipan brondolan, dan perlakuan terhadap TBS.
- Limbah Ampas (Fiber) dan cangkang (Shell) bisa dimanfaatkan untuk
bahan bakar boiler sebagai penghasil uap yang digunakan untuk penggerak
turbin pembangkit tenaga listrik, juga sumber uap digunakan untuk proses
pengolahan dan perebusan
- Limbah Ampas (Fiber) dan Cangkang (Shell) mempunyai nilai kalor sekitar
4.700 kkal/kg dan 4.950 kkal/kg. komposisi Fiber dan Cangkang yang
digunakan menjadi bahan bakar Boiler dengan perbandingan 3:1 untuk
menghasilkan pembakaran yang optimal.
-

38
39

5.2 Saran
Berdasarkan kerja praktik saya selama 1 bulan maka saran – saran yang
dapat diberikan sebagai berikut :

- Dalam setiap perawatan mesin diharapkan di kontrol dengan lebih baik dan
memaksimalkan efisiensi kerja mesin dengan lebih bijaksana, dikarnakan
jika mesin tidak efisien dalam mengolah dapat mengurangi rendemen CPO
yang di targetkan oleh perusahaan.
- Pemilihan buah atau sortasi buah bisa lebih baik dari pihak ke-3 jika terlalu
banyak buah dengan kualitas fraksi 00 maka berpengaruh terhadap
rendemen CPO.
- Sumber Daya Manusia juga berpengaruh dikarnakan pabrik beroperasi 24
Jam tanpa stop maka perlu memperhatikan Kesehatan serta keselamatan
kerja para karyawan pabrik.
DAFTAR PUSTAKA

Faisal. (2018). Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit [PowerPointslides]

Faisal. (2018). Stasiun Clarification [PowerPointslides]

Faisal. (2018). Stasiun Sterilization [PowerPointslides]

kelapasawit.html https://feismo.com/doc-viewer

http://journal.uad.ac.id/index.php/CHEMICA/article/view/6687

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jtm/article/view/36930

http://artikel.ubl.ac.id/index.php/LIT/article/download/1212/1520

Journal of Electrical Power Control and Automation (JEPCA)

https://sg.docworkspace.com/d/sIMWYqK0up4XelgY

40
41

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai