Oleh :
M.RAYHAN SANDY N
19641035
2023
MODIFIKASI MESIN PENCACAH RUMPUT UNTUK PAKAN
TERNAK DENGAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK
Oleh :
M.RAYHAN SANDY N
19641035
2023
ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi
Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
Politeknik Negeri Samarinda
iv
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
Penguji 2
Nama : DR. Ruspita Sihombing, ST.,MT
NIP : 19620822 198903 2 002
Penguji 3
Nama : Ir. Agus Hariyanto, ST., M.Eng
NIP : 19660928 199003 1 005
Mengetahui:
v
Ketua Jurusan Teknik Mesin Koordinator Program Studi
Teknik Mesin Produksi dan
Perawatan
vi
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Samarinda
vii
ABSTRAK
Rumput merupakan sumber makanan utama bagi ternak untuk dapat bertahan
hidup, berproduksi serta berkembang biak. Produksi ternak yang tinggi perlu
didukung oleh ketersediaan pakan hijauan yang cukup dan kontinyu. Sumber
utama pakan hijauan adalah berasal dari rumput. Salah satu rumput yang sangat
potensial dan sering diberikan pada ternak adalah rumput gajah (pennisetum
purpureum). Tujuan dari pembuatan skripsi ini yaitu untuk dapat merancang
bangun alat mesin pencacah rumput. Mesin pencacah rumput merupakan alat yang
digunakan untuk mencacah rumput sebagai pakan hewan ternak agar rumput
mudah tercena dengan baik dibandingkan dengan rumput yang langsung diberikan
secara utuh setelah pengambilan rumput di persawahan atau di perkebunan.
Metode penelitian yang akan di gunakan adalah penelitian secara eksperimental
yaitu membuat alat dan melakukan uji fungsi langsung pada alat dengan untuk
mengetahui spesifikasi dari alat. Proses perancangan mesin pencacah rumput
menggunakan aplikasi AutoCAD 2019, dengan dimensi rangka tinggi 850 mm,
panjang 1080 mm dan lebar 400 mm dengan Pisau pencacah yang di gunakan
terbuat dari besi plat dengan tebal 4 mm berbentuk persegi panjang yang
berukuran 235 mm x 69. Dengan menggunakan daya motor 2 HP, dalam
mencacah 1 kg rumput gajah membutuhkan waktu 1,2 menit.
Kata kunci : Transmisi,waktu,daya,motor listrik.
viii
ABSTRACT
Grass is the main source of food for livestock to survive, produce and reproduce.
High livestock production needs to be supported by the availability of sufficient
and continuous forage. The main source of forage is grass. One of the grasses
that has great potential and is often given to livestock is elephant grass
(pennisetum purpureum). The purpose of making this thesis is to be able to design
a grass chopper. A grass chopper is a tool used to chop grass as livestock feed so
that the grass is easily digested compared to the grass which is given in its
entirety after taking the grass in the fields or plantations. The research method
that will be used is experimental research, namely making tools and conducting
direct function tests on the tool to find out the specifications of the tool. The
process of designing a grass chopper uses the AutoCAD 2019 application, with
frame dimensions 850 mm high, 1080 mm long and 400 mm wide. The chopping
knife used is made of iron plate with a thickness of 4 mm in the shape of a
rectangle measuring 235 mm x 69. Using a 2 HP motor, chopping 1 kg of
elephant grass takes 1.2 minutes.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, yang selalu memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“MODIFIKASI MESIN PENCACAH RUMPUT UNTUK PAKAN TERNAK
DENGAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK”
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan
jenjang pendidikan S-1 TERAPAN pada Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Samarinda. Oleh karena itu penulis ini pada kesempatan ini mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Beny Bandanadjaja, S.T., M.T. selaku Plt. Direktur Politeknik
Negeri Samarinda.
2. Bapak Ir. Suparno, S.T., M.T., IPM selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Samarinda.
3. Bapak Ir. Suwarto, S.T., M.T., IPM selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Samarinda.
4. Bapak Samen Lolongan, ST,.MT selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Produksi dan Perawatan Politeknik Negeri Samarinda.
5. Bapak Wajilan, ST,.MT selaku Kepala Laboratorium Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Samarinda.
6. Bapak Ir. Agus Hariyanto, ST., M.Eng selaku Kepala Bengkel Jurusan
Teknik Mesin Politeknik Negeri Samarinda.
7. Bapak Ir. H. Sudirman Ali, M.Si sebagai pembimbing I yang telah bersedia
membantu, membimbing dan memberikan masukan-masukan, arahan
maupun motivasi, sehingga penulisan Skripsi ini dapat di tulis secara
maksimal.
8. Bapak Samen Lolongan,ST.,MT sebagai pembimbing II yang telah bersedia
membantu, membimbing dan memberikan masukan-masukan, arahan
maupun motivasi, sehingga penulisan Skripsi ini dapat di tulis secara
maksimal.
9. Segenap Dosen, Staff dan Teknisi Jurusan Teknik Mesin Prodi Teknik Mesin
Produksi dan Perawatan yang memberikan ilmu serta motivasi, sehingga
x
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan tepat waktu dan benar.
xi
10. Teruntuk Ibu saya Hervina Mayasari dan ayah saya Achmad Ridha Aksan,
terima kasih sudah memberikan semangat dan doa-Nya dalam pembuatan
Skripsi ini.
11. Teman-teman Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Angkatan 2019,
khususnya kelas B yang sama-sama berjuang dalam menjalani kuliah di
Program Studi Teknik Mesin Produksi dan Perawatan, serta teman terbaik
saya di kelas yang telah membantu melewati suka dan duka dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
12. Ahmad Saufi, Bagus Ardianto dan Hergianto dwi Saputro rekan satu tim
pembuatan Modifikasi mesin pencacah rumput untuk pakan ternak dengan
penggerak motor listrik yang sama-sama merasakan suka duka dalam
pembuatan alat ini.
13. Bapak Gunanto selaku Kepala RT 19 Kelurahan Mugirejo yang telah bersedia
memberi penulis izin untuk melakukan penilitian di perternakan setempat.
Samarinda, 12 Juni
2023 Penulis,
M.RAYHAN SANDY N
19641035
xii
DAFTAR ISI
xiii
2.7.1 Kapasitas...............................................................................................................28
2.7.2 Efisiensi Kerja Mesin............................................................................................29
2.8 Kapasitas Produksi................................................................................................29
2.9 Perputaran Mesin....................................................................................................30
BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN..............................................................................31
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan....................................................................31
3.1.1 Tempat...............................................................................................................31
3.1.2 Waktu Pelaksanaan..........................................................................................31
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................................28
3.3 Teknik Pengambilan Data....................................................................................28
3.4 Prosedur Pengoperasian Alat.................................................................................29
3.5 Diagram Alir........................................................................................................30
3.6 Tahap Perancangan...............................................................................................30
3.7 Rincian Anggaran Biaya.......................................................................................31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................32
4.1 Perencanaan Alat...................................................................................................32
4.2 Perencanaan Alat................................................................................................34
4.3 Perhitungan Motor Penggerak.................................................................................34
4.3.1 Menentukan torsi motor.......................................................................................34
4.4.2 Menentukan Putaran Output dari Putaran Motor ke Pulley Poros Pisau dan
feeder 35
4.4.3 Menentukan Torsi pada Poros..............................................................................35
4.4.4 Menentukan momen geser yang diizinkan............................................................36
4.4.6 Menentukan Kecepatan Sabuk.............................................................................37
4.4.7 Menentukan Jarak Sumbu Poros yang Sebenarnya..............................................37
4.4.8 Menentukan Panjang Keliling Sabuk...................................................................37
4.4.9 Menentukan sudut kontak sabuk...........................................................................38
4.5 Perhitungan Putaran Potong Mata Pisau...............................................................38
4.6 Perhitungan Las......................................................................................................38
4.7 Perhitungan Kapasitas Produksi...............................................................................39
4.8 Perhitungan Perbandingan.....................................................................................40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................42
xiv
5.1 Kesimpulan............................................................................................................42
5.2 Saran......................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................43
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR TABEL
xvi
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
Tanaman rumput gajah yang akan dicacah dimasukkan melalui sebuah
saluran masuk,dicacah dalam sebuah box pencacahan,dan keluar berupa potongan
yang berukuran kecil.
Rumput gajah atau disebut juga rumput napier, merupakan salah satu jenis
hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput gajah dapat
hidup di berbagai tempat (0-3000 dpl), tahan lindungan, respon terhadap
pemupukan, serta menghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Rumput
gajah tumbuh merumpun dengan perakaran serabut yang kompak, dan terus
menghasilkan anakan apabila dipangkas secara teratur.
Perkembangan bidang peternakan di Indonesia sudah sangat pesat.
Beberapa jenis hewan ternak sudah dibudidayakan secara baik dan optimal.
Permasalahan yang timbul adalah proses pencacahan rumput untuk pakan ternak
menggunakan cara manual atau tenaga manusia yang kurang efektif. Hal tersebut
diketahui dari hasil pencacahan rumput untuk pakan dalam jumlah yang relatif
banyak memerlukan waktu pencacahan yang relatif lama. sehingga pemenuhan
kebutuhan pakan untuk hewan ternak dalam jumlah banyak kurang maksimal.
Selain proses pengadukan masalah yang sering timbul adalah hasil dari
pencacahan.
Secara umum rancangan mesin pencacah rumput ternak ini yang terdiri
dari motor sebagai penggerak, sistem transmisi, kerangka, poros, rangka, dan
pisau. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan “Modifikasi
Mesin Pencacah Rumput Untuk Pakan Ternak dengan penggerak Motor
Listrik” sebagai alat alternatif bagi peternak untuk meningkatkan hasil produksi
yang lebih maksimal dan juga diharapkan dapat mempermudah para peternak
dalam proses pencacahan rumput untuk ternak (Direktorat Jendral peternakan
2008).
2
1.3 Batasan Masalah
Agar dalam penyusunan skripsi ini tidak melebar, maka perlu diberikan
batasan-batasan masalah. Adapun batasan-batasan masalah adalah sebagai
berikut:
1. Perhitungan Daya Motor Listrik 5. Perhitungan Mata Pisau
2. Perhitungan Poros 6. Perhitungan Pengelasan
3. Perhitungan V-Belt
4. Perhitungan Pulley
3
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka: dalam bab ini meninjau kembali berbagai literatur – literatur
yang terkait dengan penelitian ini, serta memberikan penjelasan mengenai
konsep dan teori–teori yang digunakan untuk merancang dan menguji alat
mesin pencacah rumput pada ladang peternakan.
3. BAB III METODOLOGI PERANCANGAN
Metodologi perancangan berisi: tempat lokasi, dan waktu pelaksanaan, alat dan
bahan, spesifikasi alat, prosedur dan langkah-langkah perancangan.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menjelaskan uraian perencanaan dan perhitungan daya motor
listrik, serta elemen-elemen mesin yang diperlukan untuk merancang mesin
pencacah rumput.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini menjelaskan kesimpulan dari proses pembuatan mesin, hasil
perhitungan komponen mesin, serta hasil proses alat pencacah rumput.
6. DAFTAR PUSTAKA
Bagian ini berisi tentang beberapa data-data referensi yang digunakan dalam
proses penelitian dan tinjauan pustaka.
7. LAMPIRAN
Berisi tentang desain gambar atau dokumentasi tambahan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Rumput gajah dikenal dengan sebutan rumput Napier atau rumput Uganda
yang memiliki umur panjang, tumbuh tegak membentuk rumpun dan memiliki
rhizoma-rhizoma pendek. Dapat tumbuh pada dataran rendah sampai
kepegunungan. Toleransi terhadap tanah yang cukup luas asalkan tidak
mengalami genangan air. Responsif terhadap pemupukan nitrogen dan
membutuhkan pemeliharaan yang cermat. Pemberian pupuk kandang dapat
memperbaiki perkembangan akarnya.
Rumput gajah termasuk tanaman tahunan membentuk rumpun yang terdiri
20-50 batang dengan diameter lebih kurang 2,3 cm. Tumbuh tegak dan lebat,
batang diliputi perisai daun yang berbulu dan perakaran dalam. Tinggi batang
mencapai 2-3 m, lebar daun 1,25-2,50 cm serta panjang 60-90 cm (Vanis, 2007).
Tanaman hijauan pakan terutama jenis rumput, dapat dibudidayakan
dengan biji, pols maupun stek. Stek merupakan 7 perbanyakan tanaman secara
vegetatif dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun yang dapat
menjadi tanaman baru. Stek digunakan karena lebih mudah dan ekonomis,
sehingga cara ini dapat digunakan untuk penanaman rumput gajah dan rumput raja
(Mufarihim et al,. 2012).
2.2 Ternak
6
Gambar 2.2 Ternak
(www.investasiuntung.com/2017/09/ternak-hewan-menguntungkan-
waktu- singkat.html)
7
2.4 Komponen-Komponen Mesin Pencacah Rumput Ternak
2.4.1 Sabuk V
Sabuk adalah terbuat dari bahan yang fleksibel yang digunakan untuk
menghubungkan dua atau lebih berputar poros mekanis. Sabuk dapat digunakan
sebagai sumber gerak. Sebagai sumber gerak, sebuah ban berjalan adalah salah
satu aplikasi dimana sabuk disesuaikan untuk terus membawa beban antara dua
titik. Sabuk mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Bisa dipakai untuk jarak sumbu panjang.
2. Perbandingan kecepatan sudut antara kedua poros tidak konstan atau sama
dengan perbandingan diameter puli karena itu slip dan gerakan sabuk lambat.
3. Saat menggunakan sabuk yang datar, aksi los bisa didapat dengan menggeser
sabuk dari puli yang bebas ke puli yang ketat.
4. Bila sabuk V dipakai, beberapa variasi dalam perbandingan kecepatan sudut
bisa didapat dengan menggunakan puli kecil dengan sisi yang dibebani pegas.
Diameter puli adalah fungsi dari tegangan sabuk dan dapat diubah-ubah
dengan merubah jarak sumbuhnya.
5. Sedikit penyetelan atas jarak sumbu biasanya diperlukan sewaktu sabuk
sedang dipakai.
6. Suatu alat pengubah perbandingan kecepatan ekonomis yang didapat dengan
puli yang bertingkat.
8
Gambar 2.4Diagram pemilihan sabuk-v
(Sumber : Sularso)
Sabuk V biasa dikenal sebagai V-Belt atau tali baji untuk memecahkan
selip dan masalah keselarasan. V-Belt dikembangkan pada tahun 1917 oleh Jhon
Gates Rubber Company sebagai dasar untuk transmisi daya. Sabuk V terbuat dari
kain dan kawat tercetak dalam karet dan terbungkus dengan kain dan karet. Sudut
sabuk V biasanya 30 ͦ - 40 ͦ sangat cocok khususnya untuk penggerak
pendek. Sabuk V dapat dipasang dengan berbagai sudut dengan sisi sempit
berada di atas atau di bawah.
Sabuk V biasa dibuat dalam lima jenis yaitu A, B, C, D dan E. Dimensi sabuk V
ditunjukkan pada Tabel 1. Puli untuk sabuk V dapat dibuat dari besi tuang atau
baja press untuk mengurangi bobot. Diameter puli yang diijinkan dan dianjurkan
ditunjukkan pada Tabel 2 (Khurmi et al., 1999).
1. Keuntungan memakai sabuk-V
V-Belt mempunyai kelebihan daripada menggunakan rantai dan
sprocket. Berikut ini adalah kelebihan yang dimiliki oleh V-Belt:
a. V-Belt digunakan untuk mentransmisi daya yang jaraknya relatif
jauh.
9
b. Kecilnya faktor slip.
c. Mampu digunakan untuk putaran tinggi.
d. Dari segi harga, V-Belt relatif lebih murah disbanding dengan
elemen transmisi yang lain.
Sistem operasi menggunakan V-Belt tidak berisik (noise) dibandingkan dengan
chain.
Tabel 2.2 Diameter pulley yang diizinkan dan dianjurkan (mm) (Khurmi et al., 1999)
Penampang A B C D E
Diameter min. yg Diizinkan 65 115 175 300 450
Diameter min. yg tdk diizinkan 95 145 225 350 550
10
1. Menentukan Panjang Keliling Sabuk (L)
sebagai berikut:
Keterangan:
𝑏+√𝑏2−8 (𝐷𝑝−𝐷𝑝) 2
𝐶= …………………………………………….........(2.2)
8
2.4.2 Pulley
Pulley sering digunakan untuk memindahkan daya dari satu poros ke poros
yang lain dengan alat bantu sabuk. Karena perbandingan kecepatan dan diameter
berbanding terbalik, maka pemilihan puli harus dilakukan dengan teliti agar
mendapatkan perbandingan kecepatan yang diinginkan. Diameter luar digunakan
untuk alur sabuk dan diameter dalam untuk penampang poros. Untuk
kontruksi
11
ringan diterapkan puli dari paduan aluminium. Puli sabuk baja terutama untuk
kecepatan sabuk yang tinggi di atas 35 m/s.
a. Menentukan Diameter Minimum Puli
Salah satu diameter puli direncanakan terlebih dahulu, diameter yang
lebih kecil biasanya direncanakan terlebih dahulu sebagaimana yang di
tunjukan pada tabel berikut ini
Tipe Belt A B C D E 3V 5V 8V
Dimana :
d2 = diameter pully yang digerakkan (mm)
d1 = diameter pully penggerak (mm)
n2 = putaran pully yang digerakkan
12
c. Menentukan Sudut Kontak Sabuk(𝜽)
Dimana:
θ = Sudut kontak sabuk (°)
dp = Diameter pully penggerak (𝑚𝑚)
Dp = Diameter pully yang digerakkan (𝑚𝑚)
C = Jarak sumbu poros (𝑚𝑚)
(sumber: Sularso dan Kiyokatsu Suga, Elemen mesin…Hal 173)
2.4.3 Poros
13
4. Bahan poros Pada saat perencanaan poros harus diperhatikan bahan poros.
Biasanya poros untuk mesin terbuat dari tiga baja batang yang ditarik dan
difinis, baja karbon konstruksi mesin (disebut baja S-C). Baja yang
dioksidasikan tahan aus, umumnya dibuat dari baja paduan dengan
pengerasan kulit nikel, baja krom, dan lain-lain.
14
n₁ = putaran mesin penggerak (𝑟𝑝𝑚)
d₂ = diameter pulley yang digerakkan (𝑚𝑚)
n₂ = putaran yang digerakkan (𝑟𝑝𝑚)
(sumber : Sularso 1987 dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin
hal….166)
5,1
dₛ1 = [ × 𝐾𝑡 × 𝐶ʙ × 𝑇₁]⅓................................................................(2.7)
𝑐ɑ
1
5.1
𝑑𝑠 = ⌊( ) √(𝐾𝑚. 𝑀)2 + (𝐾𝑡. 𝑇)2⌋ ...............................................(2.8)
3
𝑇𝑎
Dimana :
dₛ1,dₛ2 = Diameter poros (mm)
𝑟ɑ = Tegangan geser kg/mm²
Kt = Faktor koreksi tumbukan
Km = Faktor koreksi
kelunturan
T = Momen Rencana (𝑘𝑔. 𝑚𝑚)
M = Beban gandar
(Sumber : Sularso dan Kiyokatsu Suga, Elemen Mesin…..Hal 8)
15
f. Menentukan tegangan geser yang diizinkan
𝜎𝑏
Tka =
𝑠𝑓 𝑘1 𝑥 𝑠𝑓 𝑘2 ...........................................................................(2.9)
Dimana :
2.4.4 Motor
16
1. Beban torsi konstan, adalah beban dimana permintaan keluaran energinya
bervariasi dengan kecepatan operasinya, namun torsi nya tidak bervariasi.
Contoh beban dengan torsi konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan
pompa displacement konstan.
2. Beban dengan torsi variabel, adalah beban dengan torsi yang bervariasi
dengan kecepatan operasi.
Sebagai penggerak daya utama merupakan salah satu bagian penting
dalam alat ini,serta sebagai alat yang digunakan untuk menggerakan poros dalam
silinder, dimana penyambung putaran tersebut menggunakan pulley.
A. Perencanaan Daya Mesin
17
c. Menentukan Daya Rencana
𝑝𝑑 = Fc . P (kW).................................................................................(2.10)
Dimana :
P = Daya Penggerak
(kW)
Fc = Faktor koreksi
(Sumber : Sularso,
2004:7)
d. Menentukan torsi
................................................................................
T = 9,74 x 105.𝑝𝑑 (2.11)
𝑛
Dimana :
𝜋.𝑑.𝑛
V = 1000.60 ......................................................................................... (2.12)
18
2.4.5 Mur & Baut
Mur dan baut merupakan alat pengikat yang sangat penting dalam suatu
rangkaian mesin. Untuk mencegah kecelakaan dan kerusakan pada mesin,
pemilihan mur dan baut sebagai pengikat harus dilakukan dengan teliti untuk
mendapatkan ukuran yang sesuai dengan beban yang diterimanya. Pada mesin ini,
mur dan baut digunakan untuk mengikat beberapa komponen, antara lain :
1. Pengikat bantalan.
2. Pengikat pada dudukan motor listrik
3. Pengikat pada pulley (Sularso, 1997)
Untuk menentukan jenis dan ukuran mur dan baut, harus memperhatikan
berbagai faktor seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, cara kerja mesin,
kekuatan bahan, dan lain sebagainya. Adapun gaya-gaya yang bekerja pada baut
dapat berupa :
1. Beban statis aksial mur
2. Beban aksial bersama beban punter
3. Beban geser (Sularso, 1997)
4. Sekrup
Suwandi (2007) mengungkapkan bahwa banyak tipe sekrup yang
digunakan untuk konstruksi mesin, yaitu :
1. Sekrup pengencang, bentuk dari ini memanjang sampai kebagian lehernya,
sehingga ujungnya dapat bersentuhan dengan poros serta poros dan
leher terikat dengan erat menjadi satu dan berputar sebagai satu unit.
2. Sekrup penutup, mempunyai kepala seperti baut mesin, sedangkan ujung
yang lain bersifat runcing.
3. Sekrup kayu, sekrup ini berukuran kecil dan pada kepalanya terdapat jalur
(celah) sehingga dapat digunakan sebuah obeng untuk memaksa sekrup
kedalam kayu.
19
p1 = daya (watt)
I = impuls ( Ns )
v = kecepatan potong (
m/s ) z = jumlah mata pisau
(Sumber : Sularso, 1991)
Dimana:
v = kecepatan potong (
m/menit ) d = diameter benda
kerja ( mm ) n = kecepatan putar
( rpm ) (Sumber : Khurmi, 2019)
Berdasarkan definisi dari Deutche Industries Normen (DIN), las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam
keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersbut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa
las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam yang menggunakan
energi panas.
Dalam pengertian lain, las adalah penyambungan dua buah logam sejenis
maupun tidak sejenis dengan cara memanaskan (mencairkan) logam tersebut di
bawah atau di atas titik leburnya, disertai dengan atau tanpa tekanan dan disertai
atau tidak disertai logam pengisi. Berdasarkan cara kerjanya, pengelasan
diklasifikasikan menjadi tiga kelas utama yaitu pengelasan cair, pengelasan tekan,
dan pematrian.
a. Pengelasan cair adalah metode pengelasan dimana bagian yang akan
disambung dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur
listrik ataupun busur gas
b. Pengelasan tekan adalah metode pangalasan dimana bagian yang akan
disambung dipanaskan sampai lumer (tidak sampai mencair), kemudian
ditekan hingga menjadi satu tanpa bahan tambahan
c. Pematrian adalah cara pengelasan dimana bagian yang akan disambung diikat
dan disatukan dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair
yang rendah.
21
Gambar 2.11Jenis – jenis Sambungan
Las (Sumber : Wiryosumarto H,
1994:160)
2. Sambungan Tumpul
Sambungan tumpul adalah jenis sambungan las yang paling efisien,
sambungan ini terbagi menjadi dua yaitu :
Sambungan penetrasi penuh
Sambungan penetrasi sebagian
Sambungan penetrasi penuh terbagi lagi menjadi sambungan tanpa plat
pembantu dan sambungan dengan plat pembantu. Bentuk alur dalam sambungan
tumpul sangat mempengaruhi efisiensi pekerjaan dan jaminan sambungan.
menurunkan mutu sambungan.
22
Gambar 2.12 Sambunga Tumpul
(Sumber: Wiryosumarto,2000)
3. Sambungan Bentuk T dan Bentuk Silang
Sambungan bentuk T dan bentuk silang ini secara garis besar terbagi menjadi
dua jenis seperti pada gambar 2.13 yaitu :
1. Jenis las dengan alur
2. Jenis las sudut
Dalam pelaksanaan pengelasan mungkin ada bagian batang yang menghalangi,
hal ini dapat diatasi dengan memperbesar sudut alur.
23
4. Sambungan Tumpang
Sambungan tumpang dibagi menjadi tiga jenis seperti yang ditunjukan pada
gambar 2. 14 Sambungan Tumpang dikarenakan sambungan jenis ini tingkat
keefisienannya rendah, maka jarang sekali digunakan untuk pelaksanaan
sambungan konstruksi utama. Sambungan tumpang biasanya dilaksanakan dengan
las sudut dan las sisi (Wiryosumarto, 2000).
24
Sambungan ini dibagi dalam dua jenis yaitu sambungan dengan plat penguat
tunggal dan sambungan dengan plat penguat ganda seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2.16. Sambungan jenis ini mirip dengan sambungan tumpang, maka
sambungan jenis ini pun jarang digunakan untuk penyambungan konstruksi
utama.
25
Pada dasarnya dalam pemilihan bentuk alur harus mengacu pada penurunan
masukan panas dan penurunan logam las sampai harga terendah yang tidak
menurunkan mutu sambungan.
Dimana:
H = Heat input
(kj/mm) E = Voltase
(V)
I = Kuat Arus (Ampere)
26
S = Kecepatan Pengelasan (mm/s)
(Sumber : (Khurmi & Gupta, 2005) A Text Book of machine Design
Eurasia, Hal:349)
27
Desain teknik adalah seluruh aktivitas untuk membangun dan
mendefinisikan solusi bagi masalah yang sebelumnya telah dipecahkan namun
dengan cara yang berbeda. Perancang teknik menggunakan kemampuan
intelektual untuk megaplikasikan pengetahuan ilmia dan memastikan agar
produknya sesuai dengan kebutuhan pasar serta spesifikasi desin produk yang
disepakati, namun tetap dapat dipabrikasi dengan metode yang optimum. Aktivasi
desain tidak dapat dikatakan selesai sebelum hasil akhir produk dapat
dipergunakan dengan tingkat performa yang dapat diterima dan dengan metode
kerja yang terdefinisi dengan jelas (Dewi, R. 2021)
28
Menurut daywin dkk (2008), kapasitas kerja suatu alat atau mesin di
definisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam mengolah suatu produk
(contoh ha, kg, It) persatuan waktu (jam). Dari suatu kapasitas kerja dapat
dikonfersikan menjadi satuan produk per Kw per jam, bila alat atau mesin itu
menggunakan daya penggerak motor. Jadi 21 satuan kapasitas kerja menjadi : ha.
Jam/Kw, kg, jam/Kw. Persamaan matematisnya dapat ditulis sebagai berikut:
Istilah efisiensi berasal dari perkataan latin, Eficerre artinya dalam bahasa
inggris To Effect, kalau di terjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya adalah
menghasilkan, mengadakan, dan dapat pula berarti menjadikan.
Pada mulanya seorang ekonom inggris yang bernama adam smith
mengenalkan pengertian efisiensi dalam batasan yang sederhana sebagai
perbandingan yang sebesar mungkin antara hasil-hasil dari tenaga kerja manusia
seluruh dunia setiap tahunya dengan jumlah orang-orang yang akan
mempergunakan hasil tersebut.
Pada pertengahan abad kesembilan belas pengertian efisiensi mulai di
pakai oleh kalangan teknik terutama oleh kalangan ahli mesin. Mereka
mengartikan efisiensi sebagai perbandingan antara hasil yang di keluarkan sebuah
mesin dengan tenaga yang di keluarkan untuk menggerakan mesin tersebut.
Efisiensi mesin dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝐸𝑓 = …...........………………………...………………………………(2.18)
𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡
Dimana :
Pt = Jumlah Produksi awal perencanaan
29
Po = Jumlah produksi sampai
sekarang r = Rata – rata Pertumbuhan
Produksi n = Proyeksi untuk tahun
mendatang
..............
2. Kapasitas = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ𝑎𝑛(𝐾𝑖𝑙𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚)
𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ𝑎𝑛 (2.20)
(Sumber : Khurmi, 2019)
30
BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN
3.1.1 Tempat
31
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk dipakai dalam modifikasi mesin
pencacah rumput pakan ternak ialah:
28
2. Metode literatur
Metode pengambilan data dengan cara membaca dan mempelajari buku
buku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas yaitu modifikasi mesin
pencacah rumput untuk pakan ternak menggunakan motor listrik.
1. Siapkan bahan baku rumput yang akan dicacah. Pastikan bahan baku yang
akan dicacah sudah terbebas dari bahan atau benda-benda keras / padat karena
hal ini bisa berdampak fatal bagi komponen mesin rumput.
2. Siapkan tempat atau wadah penampung hasil cacahan dicorong keluaran
mesin pencacah rumput.
3. Hidupkan mesin pencacah rumput. Biasanya ada yang menggunakan mesin
berpenggerak listrik.
4. Masukkan bahan baku rumput yang mau dicacah kedalam corong secara
bertahap.
5. Jika proses pencacahan bahan baku kompos telah selesai, pastikan untuk
segera untuk mematikan mesin.
29
3.5 Diagram Alir
30
2. Pemotongan bahan untuk rangka luar.
3. Pengelolaan plat dan pemotongan plat.
4. Pemotongan besi poros, pipa besi, dan plat besi.
5. Penyetelan rangka alat pencacah.
6. Pengelasan rangka pencacah dan as pisau kepada poros.
7. Penyetelan motor listrik, pulley, dan sabuk v ke bodi dan rangka.
8. Penyetelan motor listrik, pulley, dan V-belt.
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Komponen Mesin
1) Penggerak Mesin
Penggerak mesin yang digunakan pada penelitian ini yaitu motor listrik
dikarenakan biayanya lebih murah dan dapat mengurangi polusi udara.
2) Profil Rangka
Profil rangka yang digunakan yaitu profil baja siku dengan ukuran 60 x 58
x 2 mm dimana baja siku mempunyai lempengan baja vertikal dan
horizontal yang saling bertemu satu sama lain sehingga membuat profil
baja ini semakin kokoh dan metode penyambungan pada rangka
menggunakan mesin las dengan harapan kekuatan daya tahan beban lebih
kuat. Pada prakteknya baja ini banyak diaplikasikan dalam industri.
3) Pisau Pencacah
Pisau pencacah yang digunakan terbuat dari baja plat dengan tebal 4 mm.
Pada pisau pencacah berbentuk persegi panjang berukuran 235 mm x 69
mm. Pada bagian tengah pisau terdapat baja plat yang menempel langsung
dengan mata pisau dihubungkan dengan poros yang berfungsi memutar
mata pisau. Mata pisau berputar searah jarum jam dikarenakan putaran
mengikuti pada pisau pencacah dan putaran motor listrik.
4) Corong Masukan
Corong masukan rumput gajah yang digunakan terbuat dari baja plat
berbentuk trapesium dengan ukuran 342 mm x 75 mm x 330 mm.
32
5) Saluran Keluar Rumput Gajah
Saluran keluar rumput gajah berbentuk balok dengan ukuran 316 mm x 78
mm yang digunakan sebagai penghantar rumput gajah hasil cacahan.
6) Motor Listrik
Motor listrik yang digunakan pada mesin pencacah rumput ini memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
a) Merk : Alliance
b) Type : Motor Listrik
c) Putaran : 1400 rpm
d) Daya : 2 HP
e) Berat : 22 Kg
( Sumber : Maretaramadhanis.wordpress.com)
33
5) Merakit corong masuk dan keluaran.
6) Assembly part mulai dari rangka, mata pisau mencacah, dan
corong masuk dan keluaran bahan .
7) Pasang motor listrik.
8) Pasang puli dan v-belt.
34
4.4.1 Menentukan daya rencana (𝒑𝒅)
𝑝𝑑 = fc . p
= 1,2 x 1,49
= 1,78 kw
𝑛2 𝑛1𝑥𝑑1
= 𝑑2
1400 𝑥 152
= 101
= 2100 rpm
𝑛3 𝑛1𝑥𝑑1
= 𝑑3
1400 𝑥 152
= 304
= 700 rpm
𝑇1 = 9,74 x 105 x 𝑝𝑑
𝑛1
1400
= 1238 Kg.mm
𝑇2 = 9,74 x 10 x
5 𝑝𝑑
𝑛2
2100
= 829.81 Kg.mm
𝑇3 = 9,74 x 10 x
5 𝑝𝑑
𝑛3
1,78
𝑇3 = 9,79 𝑥 10 𝑥
5
700
35
= 2489 Kg.mm
𝑟𝑎
5,1 1
= {6,15
𝑥 1 𝑥 2 𝑥 1238} 3
= 12,71 mm
= 13 mm
1
d𝑠2 = 5,1
{6,15 𝑥 1 𝑥 2 𝑥 829,81} 3
= 11,12 mm
= 12 mm
1
= 16 mm
36
4.4.6 Menentukan Kecepatan Sabuk
= 2001,58 mm
= 1361,64 mm
𝑏+ √𝑏2−8 (𝐷𝑝𝑑𝑝)2
C =
8
𝑐1 Jarak antara sumbu poros motor listrik dan sumbu poros pisau
= 499,74 mm
L1 = 2 x C + 𝜋 (dp + Dp) + 1
(𝑑𝑝 − 𝐷𝑝)
2 4𝑥𝐶
(101 − 304)2
2 4 𝑥 500
37
4.4.9 Menentukan sudut kontak sabuk
57(𝐷𝑝𝑑𝑝)
ꝋ = 180° -
𝐶
57(152 − 101)
ꝋ1 = 180- 499,74
57(152 − 304)
ꝋ2 = 180 - 331,60
π. d. n
𝑉=
1000.60
= 7,39 m/s
Lebar las = 4 mm
Factor keamanan =3
38
b. Luas Penampang
Untuk menentukan luas penampang menggunakan persamaan sebagai
berikut:
A = t. l
= 2,828 x 40
= 113,12 𝑚𝑚2
I 2,3 Kg
II 1,9Kg
III 2,1Kg
39
Maka rata-rata hasil dari percobaan diatas adalah 2,1 kg/menit.
2,3 + 1,9 + 2,1
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
= 2,1 Kg / menit
678 watt = 678/1000 Kwh = 0,678 Kwh Tarif harga listrik berdasarkan
PLN untuk kategori rumah tangga dengan daya 1.300 watt berkisar antara
Rp.1.444per Kwh. Maka,
Rp/jam listrik = (watt/1000) x (harga listrik/Kwh).
678
= 𝑋 1444
1000
= Rp.979/Jam
2. Mesin pencacah dengan motor bensin :
= Rp. 1.000/Liter
Tabel 4.3 dan tabel 4.4 dilakukan dengan 3 kali pengulangan dengan
kecepatan Rpm yang 1088Rpm untuk motor listrik dan juga 740rpm di motor
bensin. Dapat disimpulkan bahwa motor listrik membutuhkan tenaga yang lebih
40
besar dibandingkan dengan motor bensin, untuk sumber tenaga motor listrik
memerlukan tenaga listrik yang besar yaiut 1,5 Kwh dibandingkan mesin motor
bensin yang bisa mencapai 6-7 Hp, namun biaya bahan bakar bensin lebih mahal
bila dibandingkan biaya listrik untuk /Kwh nya.
Dari semua data perhitungan Tabel 4.1 dan hingga Tabel 4.4 dapat di
simpulkan bahwa motor listrik dapat menghasilkan cacahan lebih banyak dan
membutuhkan waktu lebih singkat daripada motor bensin, dengan catatan motor
bensin mencacah rumput dibawah 50 mm atau 5 cm, sedangkan motor listrik
dapat mencacah langsung 2 meter rumput gajah dalam 1 jam.
1. Mata Pisau : Harus rutin diasah setiap beberapakali pemakaian, lebih tepatnya
seminggu sekali selama alat digunakan.
2. V Belt : Apabila sudah timbul robek disekitar sabuk akibat penggunaaan yang
cukup lama, harus segera diganti dengan yang baru.
41
BAB V
5.2 Saran
42
DAFTAR PUSTAKA
43