Anda di halaman 1dari 42

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI BIDANG

PENGOLAHAN PEREBUSAN (STERILIZER) KELAPA SAWIT DI PT.TRI


TUNGGAL SENTRAL BUANA
DI KEC. MUARA BADAK

Oleh :

SYAHID MUTTAQIN

NIM. 130 500 135

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERKEBUNAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2016
PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI BIDANG
PENGOLAHAN PEREBUSAN (STERILIZER) KELAPA SAWIT DI PT.TRI
TUNGGAL SENTRAL BUANA
DI KEC. MUARA BADAK

Oleh :

SYAHID MUTTAQIN

NIM. 130 500 135

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERKEBUNAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2016
PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI BIDANG
PENGOLAHAN PEREBUSAN (STERILIZER) KELAPA SAWIT DI PT.TRI
TUNGGAL SENTRAL BUANA
DI KEC. MUARA BADAK

Oleh :

SYAHID MUTTAQIN

NIM. 130 500 135

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERKEBUNAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2016
ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Penerapan K3 Dibidang Pengolahan Perebusan


(Sterilizer) Di PT. Tritunggal Sentra Buana, Kec.
Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara,
Kalimantan Timur.

Nama : Syahid Muttaqin

NIM : 130 500 135

Program studi : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan,


Jurusan Teknologi Pertanian.

Pembimbing Penguji I Penguji II

Dr. Saipul Hamdi, M.A Mujibu Rahman, S.T.P., MSi Muh. Yamin, S.TP.,M.Si
NIP. 197912312009121004 NIP. 197110272002121002 NIP. 197408132002121001

Menyetujui, Mengesahkan,
Ketua program studi Ketua Jurusan Teknologi Pertanian
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Politeknik Pertanian Negri Samarinda
Politeknik Pertanian Negri Samarinda

Muh.Yamin, S.TP.,M.Si Hamka, S.TP.,MP., M.Sc


NIP. 197408132002121001 NIP. 197604082008121002

Lulus ujian pada tanggal :…..2016


iii

ABSTRAK

Syahid Muttaqin, Penerapan Aplikasi K3 di Bidang Pengolahan Perebusan


(Sterilizer) di PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA. (dibawah bimbingan SAIPUL
HAMDI)
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia
masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka
kecelakaan. Di penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan K3 dalam
pengolahan perebusan (sterilizer), Mengetahui tingkat disiplin dan komitmen
pekerja dan penerapan K3, mengetahui peran perusahaan memonitor dan
memberikan sangsi terhadap pelangaran pekerja dan untuk mengetahui
pengaruh penerapan K3 terhadap K3 terhadap produktivitas dan kualiatas kerja
para pekerja di PT. Tritunggal Sentra Buana.
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di PT. Tritunggal Sentra Desa
Saliki Buana Kec. Muara Badak Kab. Kutai Kartanegara, Prov. Kalimantan Timur.
Pada metode penelitian ini dilakukan dengan cara kualitatif yaitu dengan cara
proses pengumpulan dan analisa data, observasi, interview, wawancara dan
dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka disimpulkan
sebagai berikut Penerapan K3 di bidang pengolahan perebusan (Sterilizer)
Kelapa Sawit di PT.Tri Tunggal Sentral Buanadi Kec. Muara Badak Telah berhasil
dalam menerapkan K3 terhadap karyawan, ini semua berjalan dengan baik
berkat peran perusahaan yang selalu berkomitmen dalam menerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Kata Kunci : Pabrik Kelapa Sawit,Saterilizer, K3.


iii

RIWAYAT HIDUP

SYAHID MUTTAQIN, lahir pada tanggal 24 April 1990 di Desa Tanjung

Ratu, Kecamatan Katibung Lam Sel, Lampung Selatan. Merupakan anak ke 10

dari 11 bersaudara dari pasangan Bapak Encok Kamaludin (ALM) dan Ibu Siti

Khodijah.

Tahun 1998memulai pendidikan dasar pada sekolah Madrasah Ibtidayah

Yayasan Pesatren Islam, desa Tanjung Ratu Kecamata, Katibung Lam Sel,

Provinsi Lampung Selatan dan lulus pada tahun 2004. Kemudian melanjutkan

pendidikan menengah pertama di MTS Madrasa Tsanawiyah Yayasan Pesantren

Islam,Desa Tanjung Ratu Kecamata, Katibung Lam Sel, Provinsi Lampung

Selatan dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 melanjutkan sekolah

menengah keatas di MA, Madrasah Al-fatah Kec. Pasir Anggin. Kab, Bogor

Provinsi Jawa Barat dan lulus pada tahun 2010.

Kemudian melanjutkan pendidikan tinggi pada tahun 2013 di Politeknik

Pertanian Negeri Samarinda Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil

Perkebunan, Jurusan Teknologi Pertanian.

Bulan Maret-Mei 2016 mengikuti Praktek Kerja Lapang di PT.Tritunggal

Sentra Buana, Desa Saliki, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai

Kartanegara,Provinsi Kalimantan Timur.


v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan puja syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha
esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga saya bisa
melaksanakan Penerapan Aplikasi K3 di Bidang Pengolahan Perebusan
(Sterilizer) Kelapa Sawit di PT. Tritunggal Sentra Buana Kec. Muara Badak dan
juga dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
Laporan ini Saya susun berdasarkan Pengamatan Pribadi
Dalam penyusunan laporan ini tak lepas dari bantuan-bantuan dari
beberapa pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua tercinta Bapak Encok Kamaludin (ALM), dan Ibu Siti Khodijah,
Serta kakak-kakak dan adik tercinta yang telah memberikan dukungan baik
dari segi moral maupun material.
2. Bapak Ir. Hasanudun MP selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda.
3. Bapak Hamka, S. TP., MP., M.Sc Selaku Ketua Jurusan Teknologi Pertanian
4. Bapak Muh Yamin S,TP.,M,Si selaku kepala program studi teknologi
pengolahan hasil perkebunan.
5. Bapak Dr. Saipul Hamdi, M.A selaku dosen pembimbing
6. Bapak Mujibu Rahman.STP.M.Si, Selaku dosen penguji I
7. Muh. Yamin, S.TP., M,Si selaku dosen penguji II
Dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, untuk itu
penulis berharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan penulis khususnya.

Samarinda,Agustus 2016

Syahid muttaqin

Kampus Sei Keledang


vi

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN
JUDUL………………………………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………. ii
RIWAYATHIDUP.……………………………………………………………………… ii
ABSTRAK……………………………………………………………………………… iv
KATAPENGANTAR……………………………………………………………………. v
DAFTARISI……………………………………………………………………………. vii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………. viii
DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR……………………………………………………. . ix
I. PENDAHULUAN………………………………………………………………….. 1
A. Latar belakang………………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………… 3
C. Tujuan……………………………………………………………………………. 3
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………………… 4

II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………... 5


A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja…………………………...... 5
B. Keselamatan kerja……………………………………………………………… 8
C. Alasan Pentingnya Keselamatan Kerja………………………………………. 9
D. Kesehatan Kerja………………………………………………………………...11

III. METODE PENELITIAN…………………………………………………………... 14


A. Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………………………. 14
B. Teknik dan Metode Pengambilan Data……………………………………… 14
C. Teknik Analisa Data dan Tahapan Penelitian………………………………. 15
D. Prosedur Penelitian ( Cara Pengambialan Data)…………………………... 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………………. 17


A. Hasil Pengamatan……………………………………………………………… 17
B. Hasil Wawancara………………………………………………………………. 17

V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………….. 26


A. Kesimpulan…………………………………………………………………… 26
B. Saran………………………………………………………………………….. 26

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. 28
LAMPIRAN…………………………………………………………………………….. 29
vii

DAFTAR TABEL

Nomor Lampiran Halaman

1. Table 1.1 Pengamatan hari pertama (Tgl-22-Maret-2016)……………… 17

2. Table 1.2 Pengamatan hari Ke-2 (Tgl-23-Maret-2016)…………………. 18

3. Table 1.3 Pengamatan hari Ke-3 (Tgl-24-Maret-2016)…………………. 19

4. Table 1.4 Pengamatan hari Ke-4 (Tgl-22-Maret-2016)…………………. 19

5. Table 1.5 Pengamatan hari Ke-5 (Tgl-22-Maret-2016)…………………. 20

6. Table 1.6 Pengamatan hari Ke-6 (Tgl-22-Maret-2016)…………………. 20


viii

DAFTAR LAMPIRAN GAMBAR

Nomor Lampiran Halaman

1. Gambar 1. Papan pengingat K3………………………………………….. 29

2. Gambar 2. Tempat perebusan...........................................…………….. 29

3. Gambar 3. Helfer sedangkan membersihkan parit bejana……………... 30

4. Gambar 4. Oprator sedang mengawasi pengisian bejana…………….... 30

5. Gambar 5. Oprator sedang menjalankan mesin untuk melakukan


perebusan………………………………………………………………... .... 31

6. Gambar 6. Oprator sedang memasukan buah yang jatuh karena


pengisian bejana terlalu penuh……………………………………………. 31

7. Gambar 7. Helfer yang menjalankan mesin SFB untuk mengirim buah


ke hover…………………………………………………………………….. 32

8. Gambar 8. Proses mengeluarkan buah yang sudah matang dari


bejana......……………………………………………………………………. 32

9. Gambar 9. Helfer sedang melakukan pengorekan/mengeluarkan buah


yang sudah matang dari bejana.………………………………………….. 33

10. Helfer Waktu pengorekan buah ……………………………………………. 33


1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di

Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih

tingginya angka kecelakaan kerja. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan,

Tingkat kepedulian dunia usaha terhadap K3 masih rendah. Padahal

karyawan adalah aset penting perusahaan (Silalahi, 1995).

Kewajiban untuk menyelenggarakaan Sistem Manajemen K3 pada

perusahaan-perusahaan besar melalui UU Ketenaga kerjaan, baru

menghasilkan 2,1% saja dari 15.000 lebih perusahaan berskala besar di

Indonesia yang sudah menerapkan Sistem Manajemen K3.Minimnya jumlah

itu sebagian besar disebabkan oleh masih adanya anggapan bahwa

program K3 hanya akan menjadi tambahan beban biaya perusahaan.

Padahal jika diperhitungkan besarnya dana kompensasi untuk korban

kecelakaan kerja sebagai akibat diabaikannya Sistem Manajemen K3,

yang besarnya mencapai lebih dari 190 milyar rupiah di tahun 2003,

jelaslah bahwa masalah K3 tidak selayaknya diabaikan. Di samping itu,

yang masih perlu menjadi catatan adalah standar keselamatan kerja di

Indonesia ternyata paling buruk jika dibandingkan dengan negara-negara

Asia Tenggara lainnya, termasuk dua Negara lainnya, yakni Bangladesh

dan Pakistan. Sebagai contoh, data terjadinya kecelakaan kerja yang

berakibat fatal pada tahun 2001 di Indonesia sebanyak 16.931 kasus,

sementara di Bangladesh 11.768 kasus (Arianto,2013).


2

Seperti diakui oleh berbagai kalangan di lingkungan Departemen

Tenaga Kerja, angka kecelakaan kerja yang tercatat dicurigai hanya

mewakili tidak lebih dari setengah saja dari angka kecelakaan kerja

yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah, antara lain

rendahnya kepentingan masyarakat untuk melaporkan kecelakaan kerja

kepada pihak yang berwenang, khususnya di PT. Tri Tunggal Sentral

Buana,Pelaporan kecelakaan kerja sebenarnya diwajibkan oleh undang-

undang, namun terdapat dua hal penghalang yaitu prosedur administrasi

yang dianggap merepotkan dan nilai klaim asuransi tenaga kerja yang

kurang memadai. Disamping itu, sanksi bagi perusahaan yang tidak

melaporkan kasus kecelakaan kerja sangat ringan (Rahmawati dkk,2014).

Sebagian besar dari kasus-kasus kecelakaan kerja terjadi pada

kelompok usia produktif. Kematian merupakan akibat dari kecelakaan

kerja yang tidak dapat diukur nilainya secara ekonomis. Kecelakaan

kerja yang mengakibatkan cacat seumur hidup, disamping berdampak

pada kerugian non-materil, juga menimbulkan kerugian materil yang

sangat besar, bahkan lebih besar biladibandingkan dengan biaya yang

dikeluarkan oleh penderita penyakit serius seperti penyakit jantung dan

kanker (Arianto,2013).

Karyawan merupakan aset berharga yang dimiliki oleh perusahaan,

karena karyawan yang menentukan kualitas pengolahan yang diproduksi

oleh pabrik, apabila karyawan merasa aman dalam melakukan pekerjaan

maka karyawan dapat bekerja dengan maksimal sehingga mencapai target

yang ditentukan perusahaan. Lingkungan yang tidak nyaman dan program

K3 yang tidak berjalan dengan baikakan berisiko kecelakaan, maka hal ini
3

dapat berdampak pada tingkat kinerja karyawan. Maka itu dilakukan

penelitian untuk mengamati penerapan K3 khususnya dibagian perebusan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan asumsi-asumsi diatas maka rumusan

penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana aplikasiK3 bagian pengolahan perebusan (sterelizier) di PT.

Tri Tunggal Sentral Buana?

2. Bagaimana tingkat disiplin dan komitmen pekerja dan peran Perusaan

dalam memonitor penerapa K3 di PT.Tritunggal Sentra Buana?

3. Bagaimana peranan perusahaan dalam memonitor dan memberikan

sanksi terhadap pelanggaran pekerja di PT. Tritunggal Setra Buana.

4. Bagaimana pengaruh penerapan K3 terhadap produktifitas dan kualitas

kerja para pekerja?

C. Tujuan

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan K3 dalam pengolahan perebusan

(sterelizier) dI PT.Tri Tunggal Sentral Buana?

2. Untuk mengetahui tingkat disiplin dan komitmen pekerja dan

penerapan k3 di PT. Tri Tunggal Sentral Buana?

3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan K3 terhadap produktifitas dan

kualitas kerja para pekerja di PT. Tri Tunggal Sentral Buana.


4

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dilihat dari dua aspek yaitu teoritis dan praktis:

1. Teoritis

a. Memberikan informasi tentang program Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang diterapkan terhadap

pencegahan kecelakaan kerja pada pekerja pabrik kelapa sawit,

serta lokasi kerja yang sering terjadi kecelakaan.

2. Praktis

a. Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka kebijakan

penanggulangan penyebab kecelakaan kerja pada pabrik kelapa

sawit.

b. Diharapkan menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam

memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan

produktivitas kerja dari pada karyawan.


5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindungan adalah salah satu

bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan

nyaman sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja

dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi

dan produktivitas kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja akan menciptakan

terwujudnya pemeliharaan karyawan yang baik. Keselamatan dan kesehatan

kerja ini harus ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan

dengan penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari

pentingnya keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk

perusahaan.Keselamatan kerja meliputi perlindungan karyawan dari

kecelakaan di tempat kerja.Sedangkan kesehatan merujuk kepada

kebebasan karyawan dari penyakit secara fisik dan mental. Agar pengertian

keselamatan dan kesehatan kerja dapat dipahami dengan jelas maka

penulis akan memaparkan secara terperinci. Permasalahan keselamatan

dan kesehatan kerja adalah aktivitas yang dilakukan karyawan di

perusahaan yang menimbulkan kecelakaan kerja.Kecelakaan adalah

tindakan yang tidak terduga dan tidak diharapkan tidak terduga karena di

belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan terlebih-lebih dalam

bentuk perencanaan.

Keselamatan kerja bertalian dengan kecelakaan kerja, yaitu

kecelakaan yang terjadi di tempat kerja atau dikenal dengan istilah

kecelakaan industri. Kecelakaan industri ini secara umum dapat diartikan


6

sebagai suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki

yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas (Husni

2005). Yang dimaksud dengan keselamatan kerja adalah keselamatan yang

berkaitan dengan mesin, bahan dan proses pengolahan, landasan tempat

kerja dan lingkungan serta cara-cara untuk melakukan pekerjaan

(Suma’mur, 1998:1).

Menurut Henrich pengertian Kecelakaan adalah suatu kejadian yang

tidak diinginkan dan merugikan dimana aksi atau reaksi objek, bahan, orang

atau radiasi mengakibatkan luka pada orang (Manuaba, 2001:193). Fisik

seseorang atau kerusakan hak milik yang disebabkan kontak dengan energy

(kinetik, listrik, kimiawi dan lain-lain) yang melewati ambang batas dari benda

atau bangunan.

Dari definisi diatas jelaslah bahwa pengertian kecelakaan tidak hanya

terbatas pada insiden-insiden yang menyangkut terjadinya luka-luka saja,

tetapi juga meliputi kerugian fisik dan materil. sebab-sebab terjadinya

kecelakaan tersebut. Kecelakaan akan selalu disertai kerugian materil

maupun penderitaan dari yang paling ringan sampai yang paling berat dan

bahkan ada yang tewas, oleh karena itu sebelum terjadi kecelakaan, perlu

dilakukan tindakan-tindakan pencegahan/keselamatan.

Beberapa hasil riset menunjukkan bahwa faktor manusia merupakan

faktor penyebab kecelakaan kerja yang paling sering terjadi. Hal ini terutama

disebabkan oleh kurangnya kesadaran pekerja akan pentingnya

keselamatan kerja. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan adanya

organisasi keselamatan kerja, program keselamatan kerja, dan dukungan

manajemen. Di lain pihak pemerintah juga memegang peranan penting


7

dalam usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada proyek

konstruksi. Beberapa sumber yang diperoleh didapatkan berbagai macam

definisi tentang kecelakaan sebagai berikut :

Menurut (suma’mur 1987) kecelakaan kerja adalah kecelakaan

berhubungan dengan hubungan kerja perusahaan. Hubungan kerja disini

dapat diartikan, bahwa kecelakaan terjadi karena oleh pekerja atau pada

waktu pelaksanaan kerja.

Definisi kecelakaan kerja lainnya adalah sesuatu yang tidak terencana,

tidak terkontrol, dan sesuatu hal yang tidak diperkirakan sebelumnya

sehingga mengganggu efektifitas kerja seseorang (Anton,Thomas, 2002).

Suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang

mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat

menimbulkan kerugian baik korban manusia dan atau harta benda (Modul 1

tentang dasar-dasar keselamatan dan kesehatan kerja).

(Modul 2 tentang Manajemen K3 Suatu kejadian yang tidak

dikehendaki dan secara tiba-tiba yang dapat mengakibatkan cedera

termasuk kerusakan harta benda dan gangguan lingkungan atau kombinasi

dari semua ini).

Kecelakaan yang terjadi termasuk penyakit yang timbul karena

hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan

berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang kerumah melalui

jalan yang biasa dilalui. (UU RI no 3 th 1992 dan Per-04/Men/l993) Kejadian

atau peristiwa yang menyebabkan orang mendapat kesulitan (Kamus Besar

Bahasa Indonesia).
8

Pencegahan kecelakaan kerja pada dasarnya merupakan tanggung

jawab para manajer lini, penyelia, mandor kepala, dan juga kepala

urusan.Fungsionaris lini wajib memelihara kondisi kerja yang aman sesuai

dengan ketentuan pabrik dan penprosesan yang baik Teknik pencegahan

yang harus didekati yaitu aspek perangkat keras (peralatan, perlengkapan,

mesin, dan letak) serta aspek perangkat lunak (manusia dan segala unsur

yang berkaitan). Kelengahan dan kelalaian manajemen dalam pengelolaan

sumber daya manusia akan mengakibatkan kecelakaaan atau kerugian.

Dari aspek peralatan, pencegahan kecelakaan harus diadakan dengan

terlebih dahulu menyusun berbagai sistem dalam perusahaan.Kecelakaan

terjadi tanpa disangka-sangka dalam sekejap mata.Di dalam setiap kejadian,

empat faktor bergerak dalam satu kesatuan berantai, yaitu faktor lingkungan,

faktor bahaya, faktor peralatan dan perlengkapan, dan factor manusia

(Silalahi, 2001).

B. Keselamatan Kerja

Definisi keselamatan dapat diartikan sebagai kondisi bebas dari

bahaya. Terhindar dari bencana, aman sentosa, sejahtera, tidak kurang

suatu apapun, sehat, tidak mendapat gangguan, kerusakan, beruntung,

tercapai maksudnya tidak gagal. (Kamus Besar bahasa Indonesia)

Keselamatan kerja merupakan bagian yang penting dalam pelaksanaan

proyek konstruksi, dimana keselamatan kerja perlu mendapat perhatian yang

sama dengan kualitas, jadwal dan biaya (Mangkunegara 2001).

Penyediaan fasilitas keselamatan keja meliputi peralatan perlindungan

diri dan sarana keselamatan kerja. Peralatan perlindungan diri terdiri dari

pelindung kepala (helm), pelindung mata, pelindung telinga, sarung tangan,


9

sabuk pengaman, dan sepatu karet. Sedangkan sarana keselainatan kerja

meliputi tanda-tanda dan tulisan mengenai keselamatan kerja, jaring

pengaman tempat pengobatan, peralatan P3K dan alat pemadam kebakaran

Pengarahan keselamatan kerja perlu dilakukan secara rutin dan mudah

dicerna oleh para pekerja (Saptiwi dan Ratih, 2001).

Pendapat lain menyebutkan bahwa keselamatan kerja berarti proses

merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan

kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur operasi standar yang menjadi

acuan dalam bekerja (Rika, 2009).

C. Alasan Pentingnya Keselamatan Kerja.

Ada beberapa alasan pentingnya memperhatikan masalah

keselamatan dlam bekerja, yaitu :

a) Kemanusiaan.

Membiarkan terjadinya kecelakaan keja tanpa berusaha

melakukan sesuatu untuk memperbaiki keadaan merupakan suatu

tindakan yang tidak manusiawi. Hal ini dikarenakan kecelakaan yang

terjadi tidak hanya menimbulkan penderitaan bagi korbannya, misalnya

kematian, luka/cedera berat maupun ringan, tetapi juga mengakibatkan

penderitaan bagi keluarga korban jika korban meninggal atau cacat.

Oleh karena itu, pengusaha (kontraktor) mempunyai kewajiban untuk

melindungi pekerjanya dengan cara menyediakan lapangan kerja yang

aman (Ridley, 2001).

b) Ekonomi.

Setiap kecelakaan kerja yang terjadi akan menimbulkan kerugian

ekonomi seperti kerusakan mesin, peralatan, bahan dan bangunan,


10

biaya pengobatan, biaya santunan kecelakaan dan sebagainya. Oleh

karena itu, dengan melakukan langkah-langkah pemegahan kecelakaan

maka selain dapat mencegah terjadinya cedera pada pekerja, kontraktor

juga dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan UU dan peraturan.

UU dan peraturan dikeluarkan oleh pemerintah atau suatu organisasi

bidang keselamatan kerja dengan pertimbangan bahwa masih banyak

kecelakaan yang terjadi, makin meningkatnya pembangunan dengan

penggunaan teknologi modern, pekerjaan konstruksi merupakan

kompleksi tas kerja yang dapat merupakan sumber terjadinya

kecelakaan keja, dan pentingnya arti tenaga kerja di bidang kegiatan

konstruksi.

c) Nama baik perusahaan.

Suatu perusahaan yang mempunyai reputasi yang baik dapat

mempengaruhinya kemampuannya dalam bersaing dengan perusahaan

lain. Keterlibatan secara aktif dari manajemen perusahaan sangat

penting artinya bagi terciptanya perbuatan dan kondisi lingkungan yang

aman.

Manajemen perusahaan perlu membuat program keselamatan

kerja (safety program) dan mempunyai komitmen untuk menjalankan

program tersebut demi terciptanya keamanan di lokasi kerja dan faktor-

faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja yaitu:

1. Kelengkapan alat pengaman keselamatan kerja

2. Petunjuk tentang cara menggunakan alat pengaman keselamatan

kerja

3. Frekuensi penggunaan alat pengaman keselamatan kerja


11

4. Kerusakan alat pengaman keselamatan kerja

5. Alat penerangan yang disediakan oleh perusahaan

6. Pengetahuan karyawan dalam penggunaan peralatan dan

prosedur kerja (Silalahi, 2001).

D. Kesehatan Kerja

Kesehatan berasal dari bahasa Inggris ‘health’, yang dewasa ini tidak

hanya berarti terbebasnya seseorang dari penyakit, tetapi pengertian sehat

mempunyai makna sehat secara fisik, mental dan juga sehat secara

sosial.Dengan demikian pengertian sehat secara utuh menunjukkan

pengertian sejahtera (well-being). Kesehatan sebagai suatu pendekatan

keilmuan maupun pendekatan praktis juga berupaya mempelajari faktor-

faktor yang dapat menyebabkan manusia menderita sakit dan sekaligus

berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk

mencegah agar manusia tidak menderita sakit, bahkan menjadi lebih sehat.

Menurut (Suma’kmur 2000:76) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam

ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar

pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-

usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit atau gangguan–

angguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan

kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.

Mengenai kesehatan kerja, termasuk di dalamnya kesehatan fisik dan

mental, Kesehatan karyawan bisa terjadi karena penyakit stress, maupun

karena kecelakaan, Dengan adanya program kesehatan kerja, diharapkan

pekerja menjadi lebih produktif misalnya menjadi jarang absen atau mangkir
12

kerja. Oleh karena itu, gangguan-gangguan penglihatan, pendengaran,

kelelahan, lingkungan kerja (misalnya suhu dan kelembaban) dan lainnya

perlu dihilangkan atau diperkecil semaksimal mungkin.

Strategi kesehatan kerja sangat berhubungan erat dengan pengenalan

dan pengendalian bahaya-bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh

kelelahan, tekanan batin (stres) kebisingan, radiasi maupun zat-zat beracun

lainnya terhadap kondisi fisik manusia, pikiran, dan sikap tingkah laku para

pegawai. Pendekatan yang perlu dilakukan dalam strategi kesehatan ini

mencakup langkah-langkah:

1. Mengenal zat-zat, keadaan atau proses yang benar-benar atau

mempunyai potensi yang membahayakan para pekerja.

2. Mengadakan evaluasi bagaimana bahaya itu bisa timbul dengan

mempelajari sifat dan sesuatu zat atau kondisi dan keadaan di mana

bahaya tersebut terjadi. Hal tersebut juga memperhitungkan kondisi

lingkungan dalam keadaan yang bias berbahaya dalam bentuk

intensitas dan lamanya pengaruh terhadap pekerja.

3. Mengadakan pengembangan teknik dan metode kerja untuk

memperkecil risiko dengan melakukan pengendalian dan pengawasan

atas penggunaan bahan-bahan yang berbahaya atau pada lingkungan-

lingkungan di mana bahaya bisa terjadi.

Upaya yang harus dilakukan sebagai solusi untuk mencapai

pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja pegawai mencakup kegiatan:

1. Mempersiapkan dan menyediakan sarana dan prasarana yang dapat

melindungi, tetapi tidak hanya mengubah bentuk, proses atau


13

spesifikasi. Perubahan - perubahan tersebut tidak sepenuhnya

menghilangkan bahaya yang bisa terjadi di luar kemampuan.

2. Menghilangkan pusat utama yang mengakibatkan bahaya melalui

rancangan dan rekayasa pengelolaan dengan memastikan bahwa

misalnya zat beracun yang berbahaya tersebuttidak mencemari para

pekerja.

3. Membuat isolasi kegiatan atau unsur-unsur yang berbahaya sehingga

para pekerja tidak berhubungan dengan mereka yang harus diisolasi,

kalaupun berhubungan harus menggunakan alat tertentu sebagai

pencegahan.

4. Mengubah proses dan metode kerja atau menggand bahan-bahan untuk

mendapatkan perlindungan yang lebih baik atau dapat menghilangkan

risiko dari bahaya yang kemungkinan bisa berpengaruh.

5. Mengadakan pelatihan para pekerja untuk mencegah risiko dengan

membatasi bahaya atau risiko denganmemakai alat keselamatan kerja

yang tersedia

6. Adakan pengawasan secara teratur untuk dapat memastikan bahwa

faktor-faktor yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan

kerja dapat terdeteksi setiap saat.

7. Memelihara kantor dan peralatannya sedemikian rupa untuk

kemungkinan timbulnya bahaya bagi lingkungan kerja maupun pada

pekerjanya.

8. Mengadakan cek kesehatan secara teratur bagi karyawan/pekerja

sebagai pencegah.
14

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Sebelum menjelaskan metode yang akan digunakan dalam penelitian

ini, terlebih dahulu peneliti akan menjelaskan lokasi penelitian sehingga

dapat dicocokkan metode apa yang tepat untuk digunakan. Lokasi penelitian

akan dipusatkan di Perebusan (sterilizer) yaitu di PT. Tri Tunggal Sentral

Buana Kec. Muara Badak, Kabupaten Kutai Karta Negara, Provinsi

Kalimantan Timur. waktu yang dibutuhkan dalam seluruh tahap pelaksanaan

penelitian mulai dari persiapan hingga pembuatan karya ilmiah adalah 3

(tiga) bulan.

B. Teknik dan Metode Pengambilan Data

Secara metodologi, penelitian ini merupakan penelitian yang

menerapkan pendekatan kualitatif di dalam proses pengumpulan dan analisa

data. Metode yang digunakan dalam pengambilan data yaitu metode

observasi, interview, dan dokumentasi. Sedangkan wawancara mendalam

dilakukan dengan dua cara yaitu terstruktur dan non-struktur. Wawancara

terstruktur akan menggunakan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah

disiapkan sebelumnya oleh peneliti, sedangkan non-struktur dilakukan

dengan cara mengalir begitu saja di dalam proses wawancara. Adapun

informan yang akandiwawancarai hanya pekerja yang dibagian di Perebusan

sebanyak 6 orang. Sementara metode dokumentasi digunakan untuk

mengumpulkan dokumen-dokumen penting yang terkait dengan topik

penelitian ini.
15

C. Teknik Analisa Data dan Tahapan Penelitian

Untuk metode analisis data dilakukan melalui tahap-tahapan yaitu,

1. Reduksi data (data reduction), proses meringkas data yang dapat

dilakukan dengan beberapa cara antara lain proses membangun tema

atau topik, pembuatan kategori penelitian, serta reduksi melalui

penyusunan skema.

2. Display data (data display), proses presentasi data atau menghadirkan

kembali data dalam bentuk tulisan.

3. Interpretasi data (data interpretation), yaitu menafsirkan kembali data-

data tersebut dengan mengawinkan data dengan teori sehingga data

tesebut lebih bermakna.

4. Verifikasi data (conclusions drawing and verifying) yaitu proses

penarikan kesimpulan terhadap data dengan cara perbandingan yang

meliputi pengaduan (contrast), kontekstualisasi teoritisasi.

D. Prosedur Penelitian (Cara pengambilan data)

a. Dengan cara pengamatan

1. Mengamati semua kegiata karyawan di PT. Tritunggal Sentra

Buana khususnya di bagian perebusan.

b. Pertanyaan atau wawancara

Pertanyaan/wawancara yang diajukan kepada Staf

1. Bagaimana pengaruh penerapan K3 terhadap produktifitas dan

kualitas kerja para pekerja?

2. Adakah kendala atau rintangan perusahaan dalam menerapkan K3

terhadap karyawan?
16

3. Bagaimana komitmen perusahaan dalam penerapan K3 kepada

para pekerja/karyawan?

4. Bagaimana peran perusahaan dalam memonitor karyawan dalam

pelaksanaan diterapkanya K3?

c. Pertanyaan yang diajukan kepata karyawan

1. Bagaimana pengaruh peneraan K3 terhadap produktivitas dan

kualitas kerja para pekerja?

2. Bagaimana tingkat disiplin dan komitmen para pekerja/karyawan

dengan diterapkanya K3?

3. Apakah ada sangsi yang diberikan kepada para pekerja yang tidak

menerapkan K3 dalam bekerja?

4. Adakah kendala dalam menerapkan/menjalankan K3?


17

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT.Tritunggal Sentra

Buana, Diperoleh data rekapitulasi dari 6 informen untuk Pengaruh Keselamatan

dan Kesehatan kerja serta lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

khususnya dibagian perebusan(Strilizer), dari hasil penilaian atau melihat

keadaan perusaan khususnya dibagian pengolahan (sterilizer) maka dapat

disimpulkan pengambilan data dilakukan dengan dua (2) cara yaitu pengamatan

terlebih dahulu, dan pengambilan data yang kedua yaitu dengan cara

wawancara, untuk setandar kebisingan 85 Desibel, sedangkan standar getaran

0,1-0,2mm/s.

A. Hasil Pengamatan

Berdasarkan hasil rekapitulasi dari 6 responden untuk Keselamatan

dan Kesehatan Kerja dapat dilihat pada tabel 1.1 adalah sebagi berikut.

Tabel 1.1 Pengamatan Hari Pertama ( tanggal-22-Maret-2016 )


PUKUL KETERANGAN
08.00 – 10.00 WITA Tidak Ada Pelangaran
10.00 – 13.00 WITA Tidak Ada Pelangaran
13.00 – 15.00 WITA Tidak Ada Pelangaran

Berdasarkan hasil pengamatan pada hari pertama tentang K3 dibagian

Sterilizer di PT. Tritunggal Sentra Buana dari mulai awal masuk kerja jam

08.00 – 15.00 WITA tidak ada pelanggaran, semua karyawan berkomitmen

dan disiplin dalam menjalankan K3.

Tabel 1.2 Pengamatan Hari Ke-dua ( tanggal-23-Maret-2016 )


PUKUL KETERANGAN
08.00 – 10.00 WITA Tidak Ada Pelangaran
10.00 – 13.00 WITA Tidak Ada Pelangaran
13.00 – 14.00 WITA Tidak Ada Pelangaran
14.00 – 15.00 WITA Ada Pelangaran
18

Berdasarkan hasil pengamatan pada hari ke Dua tentang K3 dibagian

Sterilizer di PT. Tritunggal Sentra Buana Mulai dari jam 08.00-14.00 tidak

ada pelanggaran, Sedangkan jam 14.00-15.00 terjadi pelanggaran

dilingkunggan kerja, ada satu karyawan yang tidak menggunakan pelindung

kepala/APD saat kegiatan kerja, karna pada jam penggantian shiff sangat

rawan untuk karyawan melakukan pelanggaran atau mulai lalai K3, yang

dapat merugikan dirinya sendiri dan Perusahaan.

Pemahaman tentang K3 perlu dilakukan bagi setiap karyawan untuk

mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada saat pelaksanaan kerja,

gangguan kesehatan kerja mempunyai dampak yang terasa secara

langsung dan yang tidak langsung, dampak secara langsung adalah

gangguan kesehatan kerja yang dirasakan seketika itu juga oleh pekerja,

sedang yang dimaksud dengan dampak secara tidak langsung adalah

gangguan pada kesehatan yang dirasakan oleh pekerja setelah jangka

waktu tertentu. Ketika gangguan kesehatan mulai terasa maka akan

berpengaruh terhadap banyak aspek, salah satunya adalah turunnya

produktivitas dari pekerja. (Veithzal, R. 2004).

Tabel 1.3 Pengamatan Hari Ke-tiga ( tanggal-24-Maret-2016 )


PUKUL KETERANGAN
08.00 – 10.00 WITA Tidak Ada Pelangaran
10.00 – 13.00 WITA Tidak Ada Pelangaran
13.00 – 15.00 WITA Tidak Ada Pelangaran

Berdasarkan hasil pengamatan pada hari Ketiga tentang K3 dibagian

Sterilizer di PT. Tritunggal Sentra Buana dari mulai awal masuk kerja jam

08.00 – 15.00 WITA tidak ada pelanggaran, karyawan mematuhi dan disiplin

dalam menjalankan K3.


19

Tabel 1.4 Pengamatan Hari Ke-empat ( tanggal-25-Maret-2016 )


PUKUL KETERANGAN
08.00 – 10.00 WITA Tidak Ada Pelangaran
10.00 – 13.00 WITA Tidak Ada Pelangaran
13.00 – 15.00 WITA Tidak Ada Pelangaran

Berdasarkan hasil pengamatan pada hari Ketiga tentang K3 dibagian

Sterilizer di PT. Tritunggal Sentra Buana dari mulai awal masuk kerja jam

08.00 – 15.00 WITA tidak ada pelanggaran, karyawan mematuhi dan disiplin

dalam menjalankan K3.

Tabel 1.5 Pengamatan Hari Ke-lima ( tanggal- 26-Maret-2016 )


PUKUL KETERANGAN
08.00 – 10.00 WITA Tidak Ada Pelangaran
10.00 – 13.00 WITA Tidak Ada Pelangaran
13.00 – 15.00 WITA Tidak Ada Pelangaran

Berdasarkan hasil pengamatan pada hari Ketiga tentang K3 dibagian

Sterilizer di PT. Tritunggal Sentra Buana dari mulai awal masuk kerja jam

08.00 – 15.00 WITA tidak ada pelanggaran, karyawan mematuhi dan disiplin

dalam menjalankan K3.

Tabel 1.6 Pengamatan Hari Ke-enam ( tanggal-27-Maret-2016 )


PUKUL KETERANGAN
08.00 – 10.00 WITA Tidak Ada Pelangaran
10.00 – 13.00 WITA Tidak Ada Pelangaran
13.00 – 15.00 WITA Tidak Ada Pelangaran

Berdasarkan hasil pengamatan pada hari Ketiga tentang K3 dibagian

Sterilizer di PT. Tritunggal Sentra Buana dari mulai awal masuk kerja jam

08.00 – 15.00 WITA tidak ada pelanggaran, karyawan mematuhi dan disiplin

dalam menjalankan K3.

Dari hasil pengamatan keseluruhan, mulai dari awal pengamatan

sampai akhir pengamatan (hari ke enam) hanya terjadi satu pekanggaran


20

yaitu pada pengamatan hari ke-dua jam 14.00-15.00, karna jam 14.00-15.00

sangat rawan pelaku pelanggaran atau kelalaian karyan dalam menjalankan

K3 dan peraturan Perushaaan, karna jam akhir/penggantian shiff karyawan

mulai lelah dan jenuh dengan aktivitas seharian bekerja.

B. Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dari 6 informen untuk faktor lingkungan

kerja yang ada di PT. Tritunggal Sentra Buana sangat setuju dengan

diterapkanya K3 diperusahaan, karena secara tidak langsung penerapan K3

mendidik dan melatih disiplin karyawan.

Kegiatan K3 untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan

kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan

penyakit akibat kerja, Dari hasil wawancara informen.

Adapun wawancara dengan Staff atau yang bertanggung jawab dalam

menjalankan K3 menunjukan bahwa

1. K3 sebagai sarana karyawan dalam menjalankan tanggung jawabnya

dalam bekerja supaya semakin produktif dalam bekerja.

2. Kendala yang dihadapi adalah adanya peraturan yang tidak dipatuhi,

pemakaian safety yang tidak lengkap.

3. Karyawan adalah aset perusahaan maka dengan ditetapkannya K3

supaya dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.

4. Pelaksanaan K3 tidak hanya merupakan tanggung jawab perusahaan,

namun juga karyawan ikut berperan dalam K3, perusahaan juga wajib

dalam mengawasi program K3.

Adapun wawancara dengan Operator yang menjalankan mesin

perebusan menunjukan bahwa :


21

1. Diterapkannya K3 pengaruhnya sangat bagus terhadap kinerja

karyawan karena karyawan merasa aman dan nyaman dalam bekerja.

2. K3 bisa meningkatkan disiplin kerja karena karyawan merasa nyaman

sehingga perusahaan dapat mencapai target yang ditentukan.

3. Perusahaan tidak memberikan toleransi terhadap karyawan yang tidak

mematuhi K3 dan apabila sudah mendapat 2 kali teguran tetapi masih

melanggar maka karyawan tersebut akan dikenakan sanksi SP-1.

4. Karyawan tidak terbiasa dalam menerapkan K3 misal dalam pemakaian

sarung tangan tyang tebal.

Adapun wawancara dengan Helper yang membantu operator

mengeluarkan buah dari perebusan menunjukan bahwa

1. Dengan adanya K3 kinerja karyawan semakin disiplin dan teratur.

2. Perusahaan selalu memonitor dalam menerpkan K3 sehingga karyawan

bisa menerpakan K3 dengan baik dan benar.

3. Perusahaan berkomitmen dalam menerapkan K3, prinsip perusahaan

lebih baik kehilangan karyawan karena dipecat daripada kehilangan

karyana karena kecelakaan.

4. Karyawan tidak terbiasa dengan pemakaian safety.

Adapun wawancara dengan Helper yang membantu operator

mengeluarkan buah dari perebusan.

1. Perusahaan selalu memberikan arahan terhadap karyawan dalam

penerapan K3, sehingga pengaruhnya sangat bagus dalam produktivitas

dan kualitas kerja.

2. Perusahaan selalu berkomitmen dan disiplin dalam menerapkan K3

supaya keselamatan karyawan terjamin.


22

3. Setiap karyawan diwajibkan memeakai safety, apabila melanggar akan

dikenai peringatan maupun sanksi.

4. Kurangnya pengetahuan tentang pemakaian dan kegunaan safety.

Adapu wawancara dengan Helper yang membantu operator

mengeluarkan buah dari perebusan menunjukan bahwa

1. Pemerintah ikut andil dalam pengawasan K3 terhadap perusahaan

sehingga karyawan seamkin disiplin dan mempunyai rasa tanggung

jawab.

2. Perusahaan berperan dalam penerapan K3 yaitu dengan memberikan

papan pengumuman tentang safety disetiap stasiun sehingga karyawan

selalu komitmen dan disiplin dalam menerapkan K3.

3. Sanksi diberikan apabila karyawanmelanggar peraturan atau tidak

menggunakan safety.

4. Kurangya pengetahuan tentang K3.

Adapun hasil wawancara dengan Helper yang membantu ofrator

mengeluarkan buah dari perebusan menunjukan bahwa.

1. Penerapan K3 dalam perusahaan berdampak terhadap meningkatnya

kualitas kerja karyawan sehingga hasil yang didapatkan menjadi

maksimal.

2. Perusahaan berkomitmen dan berpegang teguh dengan adanya K3

maka kinerja karyawan akan lebih baik.

3. Apabila karyaqan melanggar peraturan K3 maka akan dikenai

peringatan kemudian sanksi.

4. Karyawan yang tidak terbiasa menggunakan safety sehingga banyak

yang belum mematuhi aturan safety.


23

Lingkungan kerja merupakan bagian komponen yang sangat penting

di dalam karyawan melakukan aktivitas bekerja. Dengan memperhatikan

aspek lingkungan kerja yang baik atau menciptakan kondisi kerja

kondusif akan mampu memberikan motivasi karyawan untuk bekerja

dengan baik dan benar berdasarkan prosedur perusahaan,hal ini

memberikan pengaruh terhadap semangat kerja/etoskerja karyawan.

Pengertian lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar

para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas yang dibebankan. Suatu kondisi lingkungan kerja dapat dikatakan

baik apabila lingkungan kerja tersebut sehat, nyaman, aman dan

menyenangkan bagi karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya,

lingkungan kerja didesain sedemikian rupa agar dapat tercipta

hubungan kerja yang mengikat pekerja dengan lingkungan. Lingkungan

kerja yang menyenangkan dapat membuat para karyawan merasa betah

dalam menyelesaikan pekerjaannya serta mampu mencapai suatu hasil

yang optimal (Rahmawati, dkk, 2014).

Pengalaman untuk kewaspadaan terhadap kecelakaan bertambah baik

sesuai usia, masa kerja di perusahaan dan lamanya bekerja ditempat kerja

yang bersangkutan, tenaga kerja baru biasanya belum mengetahui secara

mendalam seluk beluk pekerjaan dan keselamatanya (Suma’mur 1981).

Keterampilan kerja meliputi pengetahuan tentang cara kerja dan

perakteknya serta pengenalan aspek-aspek pekerjaan secara terperinci

sampai kepada hal-hal kecil termasuk keselamatanya, tingkat keterampilan

kerja yang tinggi berkaitan dengan peraktek keselamatan yang diharapkan

dan mengecilnya kemungkinan terjadi kecelakaan, sebaliknya kecelakaan-


24

kecelakaan mudah sekali terjadi pada tenaga kerja yang tidak terampil,

keterampilan dan keselamatan adalah proses belajar keduanya berkembang

sejalan dengan menigkatnya keterampilan atas pengalaman kerja bahaya-

bahaya kecelakaan mendapat perhatian dari tenaga kerja yang

bersangkutan, keterampilan yang tinggi adalah cermin coordinasi yang

efisien diantara pikiran, fungsi alat indera dan otot-otot tubuh , efisiensi

fungsi otot-otot tubuh seperti itu serasi dengan usaha keselamatan kerja

(Suma’mur 1981).

Menurut (Suma’mur 1981) Tafsiran kedua bertalian dengan sikap

tenaga kerja terhadap keselamatan atas dinamika pisikologi mereka,

menurut tafsiran ini factor-faktor seperti tekanan emosi, kelelahan, konflik-

konflik kejiwaan yang laten dan tak terselesaikan, dan lain-lain mungkin

berpengaruh secara negatif terhadap keselamatan.

Dalam hubungan kecenderuangan untuk tertimpa kecelakaan atas

dasar kelalaian, pengendalian persaratan dan otot sangat baik apabila

kelalaian tersebut ditemukan pada pemeriksaan kesehatan sebelum kerja

dan sebelum tenaga kerja dihadapkan dengan bahaya-bahaya kecelakaan.

(Suma’mur 1981)
25

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1) Penerapan K3 di bidang pengolahan perebusan (Sterilizer) Kelapa Sawit

di PT.Tritunggal Sentra Buana di Kec. Muara Badak Telah berhasil

dalam menerapkan K3 terhadap karyawan, ini semua berjalan dengan

baik berkat peran perusahaan yang selalu berkomitmen dalam

menerapan K3.

2) Dalam penerapan K3 PT. Tritunggal Sentra Buana diketahui bahwa

masih terdapat beberapa pelanggaran kecil dalam pemakaian sefty

3) Peran perusaan dalam penerapan K3 sangat berpengaruh terhadap

kinerja karyawan. Sehingga dapat menigkatkan kualitas kerja karyawan.

4) K3 berperan penting sebagai sarana perusahaan dalam keamanan dan

keselamatan kerja karyawan. Oleh karena itu perusahaan wajib

memberikan fasilitas sefty yang setandar (SNI) kepada karyawan.

B. Saran

1) Pada hasil penelitian/pengamatan yang telah dilakukan di PT. Tritunggal

Sentra Buana pada tingkat kebisingan alat pelindung diri (APD) yang

digunakan masih sangat kurangan diperhatiakan, sehingga diharapkan

untuk kedepannya perlengkapan APD pada tingkat kebisingan perlu

ditingkatkan, salah satunya adalah penutup telinga (Ear Plug).

2) Perusahaan diharapkan lebih serius lagi dalam menerapkan atau

menjalankan K3 di PT. Tritunggal Sentra Buana khususnya dibagian

perebusan, agar dapat meminimalisir adanya pelanggaran dan

kecelakaan.
26

3) Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan sejak dini sehingga

tidak terjadi kecelakaaan dimasa yang akan datang dan terganggunya

kesehatan pendengaran yang dapat merugikan pekerja.


27

DAFTAR PUSTAKA

Arianto, N.A.G. 2013. Pengaruh kedisiplinan lingkungan kerja dan budaya kerja
terhadap kinerja tenaga pengajar. Universitas islam nahdatul ulama
Jepara.

Husni, L. 2005. Hukum Ketenagakerjaan, Edisi Revisi.Penerbit PT. Raja


Grafindo, Jakarta.

Mangkunegara, P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.


Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Ridley, 2001. Problem Etis Upaya Kesehatan suatu Tinjauan, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.

Rika, A.H. 2009. Manajemen Pabrik Pendekatan Sistem untuk Efisiensi dan
Efektifitas.Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Saptiwi dan Ratih, 2001, Peranan Genetika dalam Membina Manusia Masa.
Penerbit Bumi Aksara

Suma’mur. 1981 Keselamata Kerja dan Pencegahaan Kecelakaan,Jakarta: 14


Maret 1981. Penerbit P.T. SAKSAMA

Silalahi, B. 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Penerbit


Bina Rupa Aksara,Jakarta.

Suma’mur. Keselamatan Kerja dan Pencegahaan Kecelakaan. Penerbit Haji


Masagung. Jakarta. 1987.

Suma’mur. Perusahaan dan Kesehatan Kerja,Jakarta: CV. Haji masagung.


Jakarta. 1998.

Silalahi, (2001). Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen. Bandung: Mandar


Maju.
28

LAMPIRAN GAMBAR

GAMBAR 1. Papan pengingat K3

Gambar 2. Sterilizer (Tempat Perebusan)


29

Gambar 3. Helfer sedang Membersihkan Parit bejana

Gambar 4. Oprator sedang mengawasi pengisian bejana


30

Gambar 5. Oprator sedang menjalankan mesin, untuk melakuakan perebusan.

Gambar 6. Oprator sedang memasukan buah yang jatuh, karena pengisian bejana
terlalu penuh.
31

Gambar 7. Helper yang menjalankan mesin SFB untuk mengrim buah ke Hover

Gambar 8. Proses mengeluaran buah yang sudah matang dari Bejana


32

Gambar 9. Helfer sedang melakukan pengorekan/mengeluarkan buah yang sudah


matang dari bejana.

Gambar 10. Waktu pengorekan buah

Anda mungkin juga menyukai