LAPORAN
Oleh:
LAPORAN
Oleh:
Laporan sebagai salah satu syarat untuk dapat memnuhi dan melengkapi mata
kuliah
Praktek Kerja Lapangan di Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh :
LAPORAN
Oleh:
Laporan sebagai salah satu syarat untuk dapat memnuhi dan melengkapi mata
kuliah
Praktek Kerja Lapangan di Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh :
Piji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja lapangan (PKL)
ini.
1. Bapak Taufik Rizaldi, STP, M.Si selaku ketua program studi Teknik
3. Bapak Darmawan Amri Mart, SE., S.Sos selaku Asisten Tata Usaha (ATU)
6. Seluruh staff dan Kepala Operator pada pengoperasian pabrik kelapa sawit.
9. Semua pihak yang turut membatnu dalam penyelesaian laporan PKL ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
Tim Penulis
DAFTAR ISI
setiap mahasiswa/I dari lembaga pendidikan. Praktek kerja lapangan adalah salah
satu mata kuliah wajib mahasiswa dengan syarat telah menyelesaikan 110 SKS
mata kuliah dan praktek kerja lapangan merupakan syarat untuk menyelesaikan
studi S-1 di Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Pertanian,
segala teori dan praktek yang telah diperoleh, kerja praktek juga dapat digunakan
Dalam pelaksanaan kerja praktek, mahasiswa turut berperan serta dan ikut
dalam bekerja sekaligus menggali ilmu tambahan saat bekerja, Mahasiswa juga
dapat menganalisis, meneliti dan membahas permasalahan yang ada ke dalam karya
tambahan.
Produk dasar dalam proses pengolahan CPO adalah Tandan Buah Segar
(TBS), TBS yang dipanen di kebun akan langsung dikirimkan ke PKS untuk
memulai proses pengolahan. TBS yang telah dikirimkan ke PKS akan dilakukan
penimbangan untuk mendata jumlah berat TBS yang dikirimkan per truk, dan
selanjutnya akan dilanjutkan ke stasiun sortasi yang bertanggung jawab atas mutu
buah yang akan diolah di PKS. Stasiun sortasi merupakan salah satu bagian paling
penting sebagai penentu hasil olahan CPO yang sesuai dengan standar mutu,
dengan demikian maka stasiun sortasi perlu untuk menjaga kesesuaian dalam
proses pemiliahan TBS dan penerimaan TBS dari kebun untuk meminimalisir
kerugian perusahaan.
Sumatera Utara. Waktu pelaksanaan praktek kerja lapangan ini adalah ± 21 hari
State (FAO), pada tahun 2010-2014, Indonesia merupakan negara dengan luas
perkebunan kelapa sawit terbesar dan sebagai penghasil Crude Palm Oil (CPO)
terbesar di dunia dengan kontribusi produksi mencapai 48.44%, dan disusul oleh
Malaysia di peringkat kedua dengan hasil produksi sebesar 35.60% (Setiawan &
Ananda, 2020).
budidaya tanaman), faktor kedua adalah pada saat penerimaan TBS kelapa sawit
dan pengolahan menjadi CPO di pabrik kelapa sawit. Salah satu masalah utama
yang terjadi di pabrik pengolahan kelapa sawit adalah pemilahan TBS kelapa sawit
yang terbagi menajdi tiga kelas, yaitu mentah, matang dan busuk. (Anizar, 2015)
Pada saat ini pemilihan atau sortasi TBS umumnya dilakukan secara manual
oleh tenaga manusia (grader). Pemilahan TBS dengan cara ini bersifat subjektif,
Sortasi merupakan penyeleksian mutu atau kematangan dari buah yang akan
diolah sehingga menghasilkan CPO yang optimal dan berkualitas baik. Sortasi
dilakukan untuk mengontrol, mengawasi dan memeriksa TBS yang akan diolah
untuk mengetahui mutu atau kematangan TBS yang masuk. (Simanjuntak &
Nasution, 2022)
sortasi agar mencapai rendemen yang sesuai dengan target dari perusahaan. Sortasi
TBS umumnya dilakukan di lantai (peron) loading ramp. Mutu CPO dan rendmen
hasil olahan sangat dipengaruhi oleh mutu TBS dan mutu dari panen, dengan
adanya target mutu maka TBS dapat difungsikan sebagai media untuk menilai mutu
Stasiun sortasi adalah stasiun yang menerima TBS langsung dari truk kebun
Rambutan terdiri dari Mandor dan 6 pekerja sortasi (3 pagi hari, 3 malam hari).
sortasi. Sortasi yang dilakukan umumnya masih sortasi manual oleh para pekerja,
yang mana ketelitian sangat berpengaruh terhadap hasil sortasi yang dilakukan.
pencahayaan merupakan salah satu faktor hasil sortasi dan umumnya sortasi pada
malam hari cenderung lebih sulit untuk dilakukan karena minimnya pencahaan jika
dibandingkan dengan siang hari. Pada staiun sortasi ini sering menjadi celah bagi
para kebun untuk mengirimkan buah pada malam hari untuk meloloskan TBS yang
Tujuan dari adanya stasiun sortasi PKS Rambutan PTPN III Serdang
Bedagai adalah menjamin bahan baku TBS Kelapa Sawit dari Kebun dan Out
Growers yang Certified Sustainable Palm Oil (CSPO) dan Non CSPO di terima di
pabrik sesuai kriteria matang panen dengan kaidah-kaidah mutu dan unsur legal
bertanggang jawab atas seluruh TBS kelapa sawit yang di terima di Pabrik Kelapa
Pada stasiun sortasi alat dan bahan yang digunakan untuk aktivitas sehari-
hari adalah gancu yang berfungsi untuk mengangkat TBS, sekop untuk mengutip
brondolan yang jatuh dalam jumlah banyak, timbangan untuk mengukur berat
TBS, logbook sortasi untuk laporan sehari-hari dan PB 25 untuk mendata TBS
Rambtuan PTPN III Serdang Bedagai adalah sepatu safety dan helm pengaman
Stasiun sortasi PKS Rambutan PTPN III Serdang Bedagai memiliki nroma
yang digunakan untuk sortasi dalam penerapan mutu dan komposisi panen yang
ideal. Kriteria kematangan TBS yang digunakan dalam kegiatan sortasi adalah
sebagai berikut:
Jumlah Berondol Di
Kriteria Matang Panen Komposisi Panen ideal
PKS
Mentah <5 Berondol Tidak boleh ada
Matang 1 5-30 Berondol 5%
Matang 2 31-70 Berondol 15%
Matang 3 71-120 Berondol 40%
Matang 4 >120 Berondol 40%
Tabel 2. Kriteria Kematangan TBS
Topografi dan usia tanaman sawit dalah faktor penentu dalam jumlah
berondolan yang terdapat dalam tbs, umumnya usia tanam tua memiliki jumlah
berondolan yang lebih banyak dibanding usia tanam muda. Topografi adalah
brondolan dalam TBS sehingga dapat dikategorikan sebagai faktor penentu hasil
sortasi maka hal ini dijadikan dasar pembayaran yang dilakukan oleh PKS
international yang menilai keberlanjutan dari produksi minyak sawit dan berfungsi
kebun yang tersertifikasi CSPO dan Non CSPO adalah sama perlakuannya, yang
Non CSPO tidak di stempel pada PB -25. Buah yang disortasi hanyalah buah yang
segar (TBS) yang diserahkan pada hari yang sama ke pabrik, hal ini dilakukan untuk
Truck yang mengangkut TBS akan disortasi dipilih secara acak (random)
dari setiap afdeling oleh Asisten Quality Assurance dari secara insidentil ditetapkan
Manajer. Buah yang disortasi adalah 5 % s/d 10 % dari produksi atau minimal 1
truck dari setiap afdeling. Hasil dari sortasi berlaku umum untuk semua produksi
TBS afdeling bersangkutan pada hari yang sama. Sortasi dilakukan untuk
pemasok dengan terlebih dahulu buah yang akan disortasi dituang dilantai/pelataran
loading ramp, selanjutnya di pilih dan dipilah atas tingkat kematangan dari TBS
a. Mentah
Buah kategori mentah adalah buah dengan jumlah bronrolan yang kurang
b. Matang 1.
c. Matang 2.
d. Matang 3.
Buah kategori matang 3 adalah buah dengan jumlah berondolan antara 71-
e. Matang 4.
berkisar lebih dari 120 dengan kategori komposisi panen ideal sebesar 40%.
g. Sampah
h. Tandan kosong.
i. Buah sakit.
Buah sakit adalah TBS dengan banyaknya jumlah berondolan yang telah
Tangkai panjang ≥ 2,5 cm, sampah, tandan kosong, buah sakit, buah busuk
dan buah sakit tidak boleh ada dan jika tetap dilakukan pengiriman oleh kebun ke
dipisahkan sebagai bukti dasar pembuatan berita acara atau dicatan pada PB-25
dianalisa bersama PKS dan kebun tersebut. Hasil sortasi panen dan rendemen aktual
disampaikan kepada kebun dan Distrik Manajer pada hari berikutnya. Hasil sortasi
3.10 Perlakuan TBS Out Growers yang CSPO dan Non CSPO
Pelaksanaan sortasi untuk TBS Out Growers yang CSPO dan Non CSPO
adalah sama perlakuannya, yang membedakan hanya sumbernya dimana TBS Out
Growers yang CSPO di stempel CSPO sedangkan yang Non CSPO tidak. Buah
yang disortasi hanyalah buah yang segar (TBS) yang diserahkan pada hari yang
sama ke pabrik. Truck yang mengangkut TBS disortasi pada seluruh truck dan
menyeluruh. Sortasi dilakukan untuk menentukan mutu TBS oleh petugas sortasi
di pabrik bersama-sama dengan pemasok dengan terlebih dahulu buah yang akan
f. Berondolan : Minimal 8%
Khusus penerima TBS Out Growers dari Eks Perkebnan Inti Rakyat (PIR)
berat tandan minimal 5 (lima) kg. Semua TBS yang dapat mengakibatkan
minyak), dipisahkan dari buah yang layak diolah, seperti : buah aktif, tangkai
panjang, tandan kosong/buah busuk, buah sakit, sampah dan kotoran dibuang atau
terpisah antara TBS CSPO dengan Non CSPO. Perhitungan rendemen CPO dan Inti
Sawit dari hasil pengolahan ditetapkan berdasarkan jumlah TBS kelapa sawit yang
diolah. Perbedaan perkiraan rendemen minyak dan total kehilangan minyak yang
dibuat sebagai prakiraan dengan realisasi rendemen minyak dan produksi minyak
pembelian TBS Pihak III pada periode berikutnya. Proses Sortasi Tandan Buah
Segar Kelapa Sawit harus bebas dari kontaminasi najis karena disesuaikan dengan
sertifikasi halal dan juga untuk menjaga kebersihan dari hasil olahan CPO.
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Salah satu tindakan preventif yang
dapat dilakukan karyawan secara umum dan dapat diterapkan adalah dengan
mematuhi persyaratan dan peraturan perundangan tentang lingkungan dan K3, tidak
setiap pekerjaan harus menggunakan Alat Pelindung (APD) sesuai dengan kondisi
lapangan, memelihara dan mengawasi penggunaan alat dan sumber pencemar yang
berpotensi abnormal dan darurat. Tindakan preventif lain yang dapat dilakukan
dalam pencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan adalah melaporkan kepada
atasan jika dalam pengoprasian terdapat hal yang janggal dan tidak dapat
diselesaikan sendiri.
Jika terjadi kecelakaan kerja atau tertimpa TBS kelapa sawit yang dapat
bagian stasiun sortasi, maka dapat kami simpulkan beberapa kendala dan
buah untuk disortasi pada malam hari untuk mengurangi ketelitian aktivitas
kegiatan sortasi.
4. Menggunakan alat pengutip brondolan yang lebih aman untuk buah brondolan
Anizar. (2015). Analisis Desain Tojok Sebagai Alat Sortasi TBS Kelapa Sawit di
Loading Ramp. Jurnal Teknik Industri, 149-154.
Setiawan, A. W., & Ananda, A. R. (2020). PENGEMBANGAN SISTEM
PENILAIAN KEMATANGAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA
SAWIT MENGGUNAKAN CITRA 680 DAN 750 NM. Jurnal Teknologi
Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), 379-384.
Simanjuntak, A. Y., & Nasution, H. P. (2022). Proses Pengolahan Kelapa Sawit
Menjadi Crude Palm Oil (CPO).