Oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Mengetahui,
Mill Manager
i
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberi rahmat, karunia,
lindungan dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja
Praktek di PT. Trimitra Lestari, Laporan Kerja Praktek ini dituliskan untuk
memenuhi persyaratan mata kuliah Kerja Praktek pada Program Studi Teknik Kimia
Universitas Jambi. Kerja Praktek dimulai pada tanggal 26 Agustus 2021 s.d 11
September 2021.
Penulis sadar bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka
pelaksanaan kerja praktek dan penyusunan laporan ini tidak akan berjalan lancer,
oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Orang Tua penulis yang telah memberikan dukungan secara moril dan
materil.
3. Bapak Dr. Tedjo Sukmono, S.Si., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Jambi
4. Ibu Lince Muis, S.T., M.T. selaku ketua program studi Teknik Kimia
Universitas Jambi.
5. Ibu Ira Galih Prabasari S.T., M.Si. selaku dosen pembimbing kerja praktek.
6. Bapak Sangal Leoward. Butar-Butar selaku Manajer di PT. Trimitra Lestari
yang telah memberi izin, kritik dan arahan dalam proses kerja praktek.
7. Ibu Ernawati Siagian selaku pembimbing lapangan di PT. Trimitra Lestari
yang telah memberikan arahan serta pengawasan selama proses Kerja
Praktek.
8. Seluruh karyawan PT. Trimitra Lestari yang telah turut membantu
melancarkan kegiatan kerja praktek di PT. Trimitra Lestari.
Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan oleh
penulis. Semoga laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
ii
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
Penulis
DAFTAR ISI
iii
iv
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
iv
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
DAFTAR GAMBAR
v
vi
vi
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Buah sawit memiliki warna hitam saat masih mentah dan akan berwarna
merah saat buah sudah matang dan siap untuk diolah, buah sawit tumbuh
bergerombol dalam satu tandan, walaupun dalam satu tandan yang sama buah awit
memiliki kematangan yang bervariasi, tandan buah sawit yang dianggap matang dan
siap untuk dipanen adalah tandang dengan buah sawit yang memiliki warna merah
jingga, warna merah ini timbul karena meningkatnya kandungan karotena (pigmen
warna merah alami) yang terdapat di bagian kulit buah sawit yang sudah matang.
didatangkan dari luar daerah untuk menjalankan proses produksi dan membimbing
para pekerja.
c. Sumber Air
Air yang digunakan di PT. Trimitra Lestari bersumber dari waduk buatan
yang berada dekat dengan lokasi pabrik yang dialirkan menggunakan pompa menuju
unit pengolahan air dengan aliran sebesar 40 -45 m3/jam, air tersebut akan diolah
untuk dibersihkan terlebih dahulu sebelum bisa digunakan kedalam proses.
yang ikut terambil dari waduk, unit ini menggunakan beberapa proses untuk
mengolah airnya menjadi air yang siap digunakan untuk proses dan juga untuk
kegunaan domestic, mulaidari filtrasi, koagulasi, flokulasi.
a. b.
c.
Gambar 1.5. Water Treatment Plant, a.Sand Filter b.Clarifier c.Bak Air
Sumber: PT. Trimitra Lestari
b. Unit Pengolahan Limbah
Limbah dari proses pembuatan CPO dialirkan ke kolam penampungan
limbah, saat pertama sampai ke tempat pengolahan limbah terlebih dahulu limbah
didinginkan menggunakan cooling tower dan selanjutnya limbah memasuki kolam
pendinginan hingga suhu limbah turun menjadi 28-30oC kemudian limbah dialirkan
kekolam pembersihan menggunakan bakteri yang akan menghilangkan minyak yang
masih terdapat didalam limbah secara aerob.
1.10 Sasaran K3
Sebagai perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia, PT. Trimitra
Lestari Bertekad mewujudkan Visi dan Misi sebagai perusahaan yang berkomitmen
terhadap keseharan, keselamatan kerja dan lingkungan dengan menyediakan
anggaran yang memadai, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana-sarana lain yang
diperlukan dalam upaya untuk:
1. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan tibulnya penyakit akibat kerja
8
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
Di PT. Trimitra Lestari dipimpin oleh seorang Mill Manager yang bertugas
untuk mengatur dan mengawasi keseluruhan manajemen yang ada di perusahaan.
Mill Manager dibantu oleh beberapa Asisten, terutama Asisten Kepala yang bertugas
langsung memantau kinerja di lapangan. Asisten dibagi menjadi beberapa bagian
yaitu workshop, Sortasi, Laboratorium/QC, Proses.
9
10
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
Mengatur pembagian kerja untuk semua kegiatan pada setiap petugas dengan
penjelasan agar yang bersangkutan mengerti akan tugasnya.
Melaksanakan pemeriksaan produksi minyak sawit dan inti sawit agar bagian
akhir terkait dapat mendukung mutu produksi dan dapat mencapai standar.
Mengadakan analisa mutu air water treatment, air umpan Boiler hasil demint
plan dan air Boiler hasil operasi operasi boiler sebagai pemandu operasi dan
perbaikan air Boiler.
Melaksanakan analisa angka kerugian/losses minyak sawit dan inti sawit,
sebagai pemandu pengoperasian atau perbaikan mesin instalasi yang baik dan
benar.
Melaksanakan penyimpanan dan pengawasan terhadap hasil produksi agar
mutu dan jumlah tetap terjamin dengan baik.
Melakukan pengawasan pengiriman hasil produksi.
Melaksanakan kegiatan administrasi semua kegiatan baik dan benar serta
tepat waktu.
Mengadakan analisa kandungan dalam minyak TBS sesuai dengan tahun
tanamnya setiap tahun sekali, sebagai pemandu untuk pemeliharaan tanaman
dan produksi.
Melaksanakan pengoperasian penanganan air limbah PMKS sehingga
mencapai baku mutu standar yang ditentukan oleh pemerintah pada saat
masuk kesungai.
Memelihara kelestarian lingkungan hidup dihalaman PMK
Membina keterampilan dan pengetahuan para karyawan secara terus menerus,
sesuai dengan kemajuan teknik dan teknologi agar hasil yang didapatkan
lebih baik.
Memelihara iklim kerja yang sesuai dengan lingkungan kerja agar setiap
petugas merasa senang dan aman melaksanakan tugas-tugasnya, ruag kerja
diberi exchaustfan agar gas atau obat-obatan/bahan kimia bersih dan alat
pengamanan serta alat pemadam kebakaran tersedia.
14
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
f. Operator
Operator adalah orang yang bertugas untuk mengawasi dan menjalankan
mesin pada stasiunnya. Tugas utamanya adalah memastikan bahwa proses yang
berjalan tidak terjadi kendala dari awal proses hingga selesai.
Sumber daya manusia yang ada di PT. Trimitra Lestari adalah sebanyak 88
orang yang dikepalai oleh seorang Mill Manager, Asisten kepala, Staff, Mandor,
Operator, Helper per stasiun.
BAB III
ORIENTASI LAPANGAN
Proses produksi minyak sawit (CPO) dilakukan secara kontinyu dimana hasil
dari suatu proses yang dilakukan disalah satu stasiun produksi akan dilanjutkan ke
stasiun berikutnya dengan tetap mempertahankan mutu, oleh karena itu dibutuhkan
kondisi alat yang optimal dan juga pengoperasian yang tepat. PT. Trimitra Lestari
memiliki dua produk yang akan dijual ke konsumen yaitu minyak kelapa sawit dan
kernel, produk dari PT. Trimitra Lestari dipasarkan kepada beberapa konsumen yang
terkait kontrak dan juga konsumen bebas, berikut adalah tahapan proses pengolahan
kelapa sawit di PT. Trimitra Lestari.
17
18
a. b.
Gambar 3.2. Stasiun Sortasi a.Lapangan Sortrasi b.Loading Ramp
Sumber: PT. Trimitra Lestari
c. Melunakan mesocarp atau daging buah agar proses pelumatan dan pengepresan
menjadi lebih mudah
d. Memudahkan lepasnya brondolan dari tandan buah
e. Memudahkan lepasnya kernel dari cangkangnya
a. b.
Gambar 3.3. Stasiun Perebusan a.Sterilizer b.Lori
Sumber: PT. Trimitra Lestari
Perebusan di stasiun sterilizer ini menggunakan steam dari BPV (Back
Pressure Vessel) dilakukan dengan tekanan 2,8 – 3 bar, selama 90 menit, tabung
sterilizer ini dilengkapi dengan keluaran bawah agar kondensat dari perebusan dapat
dialirkan ke oil recovery untuk dipidahkan minyak yang ikut terbuang saat proses
perebusa terjadi, saat proses perebusan telah selesai tabung sterilizer dibuka
beberapa saat untuk menurunkan suhunya dan kemudian dilanjutkan ke stasiun
pencacahan.
press tandan kosong di press dan akan diperoleh minyak sawit dan juga limbah padat
yang berupa tandan kosong, minyak yang didapat dari tandan kosong kemudian
ditampung pada bak / tangka yang kemudian akan dialirkan ke sand trap tank untuk
dibersihkan dari pengotornya.
a. b.
Gambar 3.5. Stasiun Press a.Digester b.Screw Press
Sumber: PT. Trimitra Lestari
Berondolan yang telah lumat masuk ke dalam screw press untuk diperas
sehingga dihasilkan minyak (crude oil). Pada proses ini dilakukan penyemprotan air
panas (sebaiknya menggunakan air kondensat) agar minyak yang keluar tidak terlalu
kental (penurunan viskositas) agar pori-pori silinder tidak tersumbat dan juga agar
kerja screw press tidak terlalu berat. CPO yang dihasilkan dari proses pressing akan
dialirkan menuju sand trap tank untuk dibersihkan pengotor yang masih ada
dialirannya, setelah melewati sand trap tank, CPO akan dialirkan menuju vibrating
screen yang juga berfungsi untuk memisahkan pengotor yang masih ikut di aliran
CPO, pengotor biasanya berupa pasir halus. Dan selanjutnya masuk ke crude oil tank
yang nantinya akan dialirkan menuju stasiun klarifikasi. fiber dan nut yang
merupakan hasil samping dari proses pengepressan akan masuk ke cake breaker
conveyor yang diarahkan menuju stasiun kernel dan derpericaper untuk diolah lebih
lanjut guna mendapatkan kernel.
klarifikasi pada stasiun ini adalag menghasilkan CPO dengan standard dan
mendaoatkan ekstraksi yang maksimum dengan melaksanakan control yang optimal
untuk memperkecil kehilangan minyak dan pemakaian biaya yang serendah
mungkin. Pada stasiun ini terdapat berbagai alat untuk memurnikan dan menyimpan
minyak produksi yakni Sand Trap Tank, Vibrating Screen, Crude Oil Tank,
Continuous Settling Tank (CST), Oil Tank, Vacuum Dryer, Sludge Oil Tank, Sludge
Vibrating Screen, Sludge Centrifuge, Sludge Drain Tank, Recovery Tank dan
Storage Tank.
Minyak yang telah ditampung didalam crude oil tank dialirkan ke alat
continuous settling tank, didalam alat ini minyak diambil dengan mengguanakan
skimmer dan kemudian dialirkan ke vibrating screen untuk disaring, setelah disaring
minyak ditampung ke sludge tank dan dialirkan kembali ke sand cyclone utuk
menyaring pasir yang masih terkandung didalam minyak yang nantinya akan
ditampung kedalam buffer tank, dari buffer tank minyak kemudian dialirkan lagi
menuju sludge centrifuge untuk dilakukan proses pemisahan lumpur dan
dikembalikan lagi ke continuous settling tank menggunakan reclaim oil pump.
a. Sand Trap Tank
Minyak yang didapat dari keluaran stasiun press masih banyak mengandung
pengotor, minyak tersebut akan dibersihkan kotorannya hingga didapat minyak
murni tanpa pengotor, tahapan pe,bersihan pertama minyak akan masuk ke sand
trap tank, di dalam alat ini partikel – partikel yang memiliki densitas yang tinggi
akan mengendap dan minyak yang memiliki densitas yang kebih rendah akan berada
dilapisan atas.
fiber akan bergumpal saat dibawa, selanjutnya nut dan fiber tersebut akan diarah ke
derpericarper untuk dipisahkan berdasarkan beratnya.
mempermudah pemisahan nut dengan fiber, nut yang terputar secara langsung
terbentur ke buffle sehingga nut terlepas dari fiber yang masih menempel, pada
bagian dalam drum juga terdapat lubang-lubang kecil diseluruh dinding drum yang
berfungsi untuk memisahkan fiber yang berukuran kecil dari nut, setelah terpisah nut
akan dialirkan dengan screw conveyor dan diangkat menggunakan elevator unntuk
dimasukan kedalam nut silo
d. Nut silo
Nut silo berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara nut yang sudah
dipisahkan dari fiber yang nantinya nut akan dipecahkan untuk mengambil inti yang
berupa kernel, pada baian bawah nut silo dihubungkan dengan menggunakan ripple
mill, alat ini digunakan untuk memecahkan cangkang kernel dangan daya rotasi
antara dua sisi yang terdiri dari pipa besi yang disusun sedemikian rupa sehingga
pada satu sisi dapat berputar dengan bantuan alat penggerak, pada ripple mill bagian
yang berputar akan membenturkan nut ke bagian yang diam sehingga cangkang
menjadi pecah dan dapat dipisahkan dari kernel.
31
dapat keluar dan tidak menyebabkan kondisi dalam storage lembab yang pada
akhirnya akan menimbulkan jamur.
3.8 Boiler
Boiler merupakan jantung pada pabrik pengolahan kelapa sawit yang
menghasilkan tenaga listrik yang didapat dari penggerakan turbin yang
menghasilkan listrik untuk menggerakan alat-alat operasional produksi dan juga
merupakan dapur untuk menghasilkan steam yang juga digunakan dalam proses
produksi, Pengoperasian boiler harus dilakukan dengan secermat dan seteliti
mungkin agar proses pengolahan kelapa sawit tidak mendapat gangguan yang dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Boiler yang digunakan di PKS PT.Tri Mitra Lestari ini adalah Boiler suplyer
dari PT.SAS (Super Andalas Steel) buatan Medan tahun 2000 dengan Kapasitas
24.000 Kg/hr. Boiler ini berbahan bakar fiber dan cangkang kelapa sawit. Boiler ini
juga mampu menghasilkan uap dengan tekanan yang dijaga sebesar ± 20 bar dan uap
yang mengalir sebanyak ±3,8 ton/jam. Pada proses perebusan boiler dapat
mengalirkan uap sampai lebih dari 6,0 ton/jam.
a. Dapur Pembakaran
Dapur pembakar adalah suatu ruangan dapur sebagai penerima bahan bakar
untuk dilakukan pembakaran yang dilengkapi dengan fire grate. Pada bagian bawah
diletakan rangka bakar sebagai alas bahan bakar, dan pada sekelilingnya adalah pipa-
pipa air yang menempel pada dinding tembok dapur yang mendapat atau menerima
panas dari bahan bakar.
Ruang bakar terbagi 2 (dua) bagian, yaitu :
Jumlah udara yang diperlukan diatur melalui klep (Air Draft Controller) yang
dikendalikan dari panel saklar ketel. Sedangkan dalam ruang kedua, gas panas
dihisap blower (Induced Draft Fan) sehingga terjadi aliran panas dari ruangan
pertama ke ruang kedua dapur. Pembakaran Di dalam ruang kedua dipasang sekat-
sekat sedemikian rupa yang dapat memperpanjang permukaan yang dilalui gas panas,
35
supaya gas panas tersebut dapat memanasi seluruh pipa air, sebagian permukaan luar
drum atas dan seluruh bagian luar drum bawah.
a. Steam drum
Steam drum berfungsi sebagai tempat pembentukan uap yang dilengkapi
dengan sekat-sekat penahan butir-butir air untuk memperkecil kemungkinan air
terbawa uap. Steam drum terletak di bagian atas, adalah suatu tabung atau bejana
yang berisi air dan sebagian uap dengan perbadingan 50%: 50%. Pada steam drum
itulah pembuatan uap pada ketel terjadi. Disamping sebagai tempat pembuatan uap,
juga digunakan sebagai tempat penerima air pengisi ketel. Karena perbedaan suhu
pada air pengisisan dan air yang berada di dalam steam drum dan air yang berada di
dalam pipa-pipa, maka terjadilah sirkulasi air didalam ketel, sehingga air yang
bersuhu rendah akan mengalir kebawah melalui pipa-pipa dan down corner.
Demikian pula sebaliknya pada air yang bersuhu tinggi akan mengalir keatas melalui
pipa-pipa disekeliling dapur, akhirnya menguap pada permukaan air dalam steam
drum.
b. Water Drum
Water drum berfungsi sebagai tempat pemanasan air ketel yang didalamnya
di pasang plat-plat pengumpul endapan lumpur untuk memudahkan pembuangan
keluar (Blow Down). Water drum terletak dibagian bawah, adalah suatu tabung atau
bejana yang berisi air sebagai penghubung pipa-pipa ketel dari Steam drum.
Disamping itu, Water drum juga berfungsi sebagai tempat pengendapan kotoran-
kotoran air dalam ketel, yang tidak menempel pada dinding-dinding ketel, melainkan
terlarut dan mengendap. Dengan jalan atau perlakuan blow down maka kotoran-
kotoran tersebut akan dapat dibuang dan dikeluarkan dari dalam ketel.
c. Pemanas Lanjut (Super Heater)
Uap yang berasal dari penguapan di dalam steam drum belum dapat
dipergunakan oleh Turbin uap, oleh karenanya harus dilakukan pemanasan uap lanjut
melalui pipa uap pemanas lanjut (Superheater Pipe), hingga uap benar-benar kering
dengan temperatur 260 – 340°C. Pipa-pipa pemanas uap lanjut dipasang di dalam
36
ruang pembakaran kedua, hal ini mengakibatkan uap basah yang dialirkan melalui
pipa tersebut akan mengalami pemanasan lebih lanjut. Prinsip kerja super heater
yaitu pada saat pemanasan, api harus diatur sehingga suhu dari pipa super heater
tidak melebihi batas keamanan yang diizinkan. Suhu dari logam pipa pada waktu
pemanasan ketel biasanya dijaga supaya berada di bawah suhu pipa pada saat ketel
berada pada kapasitas penuh. Hal ini dapat dilaksanakan dengan mengatur waktu dari
saat pemanasan sampai saat tekanan kerja tercapai, dengan maksud untuk membatasi
suhu gas masuk ke superheater pada ±5000°C untuk super heater dengan pipa baja
biasa. Super heater yang tidak dilengkapi dengan pembuangan atau drain akan selalu
menyimpan air kondensat pada saat pembakaran dihentikan. Makin banyak
kondensat yang terkumpul disana, makin banyak pula panas yang dibutuhkan untuk
mendidihkan air dalam pipa super heater, supaya pipa super heater bebas dari air.
Pada saat pemanasan pertama, biasanya membutuhkan waktu yang lama untuk
membersihkan pipa super heater dari air, karena banyak air yang terjebak di pipa
super heater sesudah diadakan hydrostatis test. Cara termudah untuk membuang air
tersebut adalah dengan menguapkannya. Cara ini mengakibatkan kontrol dari suhu
gas selama penaikan tekanan menjadi sangat penting, untuk mencegah panas
berlebihan pada pipa yang tidak dilalui oleh uap karena terhambat oleh air. Hal
tersebut juga mengharuskan pembukaan penuh katup pelepas (air vent) pada super
heater sebelum pemanasan ketel dimulai, dan katup haruslah tetap terbuka sampai
dicapai aliran uap dari ketel pada pipa utama ±10% dari kapasitas ketel. Pada saat
penghentian operasi dari ketel katup pelepas super heater harus dibuka sebelum
menutup katup uap utama dan juga pada setiap saat dimana dimana uap yang
melewati katup utama lebih kecil dari 10% dari kapasitas ketel, seperti yang sudah
tersebut diatas.
d. Pipa air (Header)
Pipa-pipa air berfungsi sebagai tempat pemanasan air ketel yang dibuat
sebanyak mungkin hingga penyerapan panas lebih merata dengan efisiensi tinggi,
pipa-pipa ini terbagi dalam:
Pipa air yang menghubungkan drum atas dengan header depan atau belakang.
37
Pipa air yang menghubungkan drum dengan header samping kanan atau
samping kiri.
Pipa air yang menghubungkan steam drum dengan water drum.
Pipa air yang menghubungkan water drum dengan header belakang.
e. Air heater
Air heater adalah alat pemanas udara penghembus bahan bakar. Prinsip kerja
air heater yaitu memanaskan udara yang lewat disela-sela pipa dialirkan udara
hembusan dari force draft fan yang lewat di sekitar pipa-pipa yang di dalamnya
mengalir gas bekas dari pembakaran bahan bakar. Udara hembus sebelum melalui
air heater mempunyai suhu yang sama dengan udara luar yakni sekitar 38°C, dan
setelah melalui air heater dapat mencapai suhu antara 200-230°C.
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
BAB IV
TUGAS KHUSUS I
4.1. Latar Belakang
Pada industri saat ini banyak digunakan mesin mesin untuk menjalankan
produksi dan mesin itu menggunakan listrik sebagai sumber tenaga utamanya,
kebanyakan pabrik saat ini menggunakan listrik yang dihasilkannya sendiri dari
pemutaran turbin uap yang digerakan oleh steam dimana listrik tersebut digunakan
untuk menjalankan proses produksi di suatu pabrik, terkadang pada beberapa pabrik
atau industri menghasilkan listrik yang berlebih dari kebutuhan produksinya
sehingga kelebihan listrik itu digunakan untuk kebutuhan domestik. Kebanyakan
pabrik menggunakan boiler untuk menghasilkan steam dengan bahan bakar yanh
memiliki kandungan karbon yang cukup tinggi sehingga dapat memanaskan air
menjadi uap. Salah satunya adalah pabrik sawit yang menggunakan limbah dari
produksinya sendiri untuk bahan bakar boiler.
Boiler merupakan bejana atau wadah yang didalamnya berisi air atau fluida
lain untuk dilakukan pemanasan, enerfi panas dari fluida tersebut lalu digunakan
untuk kebutuhan lainnya seperti turbin uap, pemanas ruangan, mesin uap dan lain
sebagainya. Dengan menggunakan cangkang dan fiber sebagai bahan bakar boiler
untuk menghasilkan listrik maka akan menghemat pengeluaran dan proses produksi
juga tetap bisa berjalan. Uap yang dihasilkan boiler dan masuk ke turbin akan
digunakan untuk menggerakan baling baling turbin dan menghasilkan listrik.
4.2. Perumusan Masalah
Seberapa efisiensi boiler dan turbin yang digunakan untuk menyediakan
steam dan menyediakan listrik untuk kebutuhan produksi dan domestik.
4.3. Tujuan
37
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui efisiensi dari boiler
pada unit pembangkit listrik dan penyedia steam serta efisiensi turbin sebagai alat
pembangkit listrik untuk kebutuhan industry dan domestik.
4.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah unit penyedia steam dan pembangkit
listrik yaitu boiler dan engine room.
4.5 Tinjauan Pustaka
Boiler adalah suatu alat yang berbentuk bejana tertutup yang digunakan
untuk menghasilkan steam. Steam diperoleh dengan cara memanaskan bejana yang
berisi air dengan bahan bakar, boiler mengubah energi – energi kimia menjadi
bentuk energi yang lain untuk menghasilkan kerja. Boiler dirancang untuk
melakukan atau memindahkan kalor dari suatu sumber pembakaran, yang biasanya
berupa pembakaran bahan bakar, boiler terdiri dari 2 komponen utama, yaitu
Furnace atau ruang bakar sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjadi energi
panas lalu Steam Drum yang mengubah energi pembakaran atau energi panas
menjadi energi potensial steam. Boiler pada dasarnya terdiri dari drum yang tertutup
ujung dan pangkalnya dan dalam perkembangannya dilengkapi dengan pipa api
maupun pipa air. Banyak orang yang mengklasifikasikan ketel steam tergantung
kepada sudut pandang masing – masing.
Boiler pada dasarnya terdiri dari drum yang tertutup pada ujung pangkalnya
dan dalam perkembangannya dilengkapi dengan pipa api maupun pipa air. Banyak
orang mengklasifikasikan boiler tergantung kepada sudut pandang masing-masing.
a. Fire tube boiler
Pada Fire tube boiler, fluida yang mengalir dalam pipa adalah gas nyala api
dari hasil pembakaran, yang membawa energi panas (thermal energy), yang nantinya
akan mentransfer ke air melalui bidang pemanas. Apia tau gas hasil pembakaran
38
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
mengalir dalam pipa sedangkan air atau diluar pipa, drum berfungsi sebagai tempat
penampung air dan uap, disamping itu drum juga berfungsi sebagai bidang pemanas.
b. Water tube boiler
Pada Water tube boiler fluida yang mengalir dalam pipa adalah air, energi
panas ditransfer dari luar pipa yaitu ruang dapur air. Proses pengapian terjadi diluar
pipa, panas yang dihasilkan dari proses pembakaran digunakan untuk memanaskan
pipa yang berisi air. Steam yang dihasilkan kemudian dikumpulkan terlebih dahulu
didalam sebuah steam drum hingga mencapai kapasitas tertentu, steam yang
dihasilkan akan melalui tahapan superheater yaitu memanaskankembali steam yang
masih mengandung air, setealah steam menjadi superheated steam atau uap kering
barulah steam akan dilepaskan ke pipa utama distribusi
4.6 Bahan Bakar Boiler
Agar steam yang dihasilkan dari ketel uap sesuai dengan yang diinginkan
maka sejumlah panas untuk menguapkan air harus diberikan dari pembakaran bahan
bakar diruang bakar bakar. Alasan mengapa digunakan cangkag dan fiber sebagai
bahan bakar untuk memanaskan air, yaitu:
1. Cangkang dan fiber tersedia sangat banyak kaarena merupakan limbah padat
dari proses pengolahan CPO.
2. Nilai kalor dari pembakaran cangkang dan fiber cukup tinggi untuk
menghasilkan panas yang dibutuhkan.
3. Sisa pembakaran bahan bakar dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman
kelapa sawit.
Cangkang adalah limbah padat dari produksi CPO yang berwarna hitam
berbentuk seperti batok kelapa dan agak bulat terdapat pada bagian dalam pada buah
kelapa sawit yang diselubungi oleh serabut. Pada bahan bakar cangkang ini terdapat
berbagai unsur kimia antara lain, Karbon (C), Hidrogen (H 2), Nitrogen (N2), Oksigen
(O2), Sulfur (S) dan Abu dengan persentase yang berbeda jumlahnya, cangkang
39
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
setelah mengalami proses pembakaran akan berubah menjadi arang dan kemudian
arang tersebut akan terbang sebagai partikel-partikel kecil yang terbawa oleh udara
keluar dan dinamakan partikel pijar. Apabila komposisi bahan bakar dengan
pemakaian cangkang yang terlalu banyak dari fiber maka hal tersebut akan
berdampak kepada proses pembakaran akibat penumpukan arang dan nyala api yang
terbentuk pada proses pembakaran kurang sempurna, akan tetapi jika cangkang yang
digunakan sedikit panas yang dihasilkan akan rendah karena cangkang saat dibakar
akan mengeluarkan panas yang besar.
Fiber adalah bahan bakar padat yang bebentuk serabut, yang didapat dari
hasil pengepresan CPO. Panas yang dihasilkan dari pembakaran fiber jumlahnya
lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh pembakaran cangkang, saat dibakar fiber
lebih cepat habis menjadi abu dibandingkan dengan cangkang, pemakaian fiber yang
berlebihan akan berdampak buruk pada proses pembakaran karena dapat
menghambat proses perambatan panas karena abu hasil pembakaran fiber
beterbangan dalam ruang dapur dan menutupi dinding dan juga mempersulit
pembuangan sisa bahan bakar dari pintu ekspansion door sehinggga terjadi
penumpukan abu yang berlebihan.
Gambar 4.1. Cangkang Kelapa Sawit Gambar 4.2. Fiber dari Buah Sawit
Sumber: Sumber:
40
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
Berikut ini adalah analisis bahan bakar yang digunakan untuk menjalankan
boiler di PT. Trimitra Lestari:
−36,649 %
HHV cangkang = (33.950 x 51,6%) + (144.200 x (7,79% )) + (9400 x 0,04%)
8
HHV cangkang = 17.518,2 + 4.624,198 + 3,76
HHV cangkang = 22.146,158 kJ/kg
LHV cangkang = 22.146,158 – (2400 x (37,97% + (9 x 7,79%)))
LHV cangkang = 22.146,158 – (2400 x 0,96730767)
LHV cangkang = 22.146,158 – 2.321,538408
LHV cangkang = 19.824,620 kJ/kg
Karena bahan bakar yang digunakan merupakan campuran dari fiber dan
cangkang maka HHV dari bahan bakar campuran adalah:
( M fiber x HHV fiber )+( M cangkang x HHV cangkang )
HHV campuran =
M fiber + M cangkang
(0,8 x 20.805,097)+(0.2 x 22.146,158)
HHV campuran = = 21.073,309 kJ/kg
0,8+0,2
HHV campuran = 21.073,309 x 0.239 = 5.036,521 kkal/kg
Kapasitas olah di PT.Trimitra Lestari adalah 28 ton/jam sedangkan fiber yang
dihasilkan adalah 13% dan cangkang yang dihasilkan adalah 6% dari seluruh bahan
baku sehingga:
Fiber : 13% x 28 ton/jam = 3,6 ton/jam = 3.600 kg/jam
Cangkang : 6% x 28 ton/jam = 1,68 ton/jam = 1.680 kg/jam
Dari data diatas dapat dihitung jumlah konsumsi bahan bakar sebagai berikut:
(80% x 3.600) + (20% x 1680) = 2580 + 366 = 3.216 kg/Jam.
4.7 Spesifikasi Ketel Uap (Boiler)
42
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
Boiler yang digunakan pada PT. Trimitra Lestari merupakan boiler Takuma
N-1000 yang merupakan boiler berjenis pipa air dan menggunakan cangkamng dan
fiber (serabut) sebagai bahan bakar, adapun spesifikasi boiler adalah sebagai berikut:
43
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
dimana,
η = efisiensi
Q = massa steam yang dihasilkan(kg/jam)
H steam = entalpi steam (Kj/kg)
H air = entalpi air umpan
m bahan bakar = massa bahan bakar (kg/jam)
GCV = nilai kalor bahan bakar
Sehingga diperoleh :
kg kkal kkal
22.000 x( 691,8 −105,225 )
jam kg kg
η= x 100%
kg kkal
3.216 x 5.036,521
jam kg
kg kkal
22.000 x 586,575
jam kg
η= x 100% = 79,67%
kkal
16.197 .451,536
jam
4.9 Spesifikasi Turbin Uap di PT.Trimitra Lestari
MERK – JML : COPPUS RLHA/B - 2 UNIT
SERIAL NUMBER : 05H7469
INLET PRESS : 18.5 Kg/cm2
INLET TEMP : 250o
EXH PRESS : 3.5 Kg/cm2
FIRST CRITICAL SPEED RPM CALC : 8066
MAX CONTINIOUS RPM : 5088
MAX ALLOWABLE RPM : 900
TRIP RPM : 5621
POWER : 1053KW
RPM : 4846
NOZZLE NO.DESIGN : 165
46
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
Mencari nilai enthalpy inlet (H1) dengan parameter Tekanan Inlet (P1) dan
suhu inlet (T1) dengan menggunakan aplikasi steam tab:
Mencari nilai entalpi outlet (H2) dengan parameter Tekanan Inlet (P2) dengan
menggunakan aplikasi steam tab:
47
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
Mencari nilai kerja aktual turbin berdasarkan aliran massa uap yang masuk
yaitu sebanyak 3.120 Kg/jam, sehingga :
Wt = m x (H1 – H2)
Dimana : m = laju alir massa uap (kg/jam)
H1 = Entalpi steam inlet (kJ/kg)
H2 = Entalpi steam outlet (kJ/kg)
Wt = 17.000 x (2909,61 – 2731,96)
Wt = 17.000 x 177,65
Wt = 3.02.050 kJ/jam
Wt = 838,902 KW (1 kJ/h = 2,777778 x 10-4KW)
838,902 KW
η turbin = x 100%
1.053 KW
η turbin = 79
TUGAS KHUSUS II
49
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
50
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
Ruang Lingkup dari tugas ini adalah Kolam limbah yang ada di PT. Trimitra
Lestari.
4.5. Tinjauan Pustaka
a. Palm Oil Mill Effluent
Palm Oil Mill Effluent (POME), merupakan limbah cair yang paling banyak
dihasilkan dari pengolahan kelapa sawit menjadi CPO. Umumnya pengolahan
Limbah cair ini di Indonesia menggunakan sistem kolam terbuka, dengan
pertimbangan ke ekonomisan dan kemudahan pengoperasiannya POME dialirkan
menuju beberapa kolam yang diantaranya:
kolam lemak (fat fit)
kola mini bertugas untuk memisahkan antara limbah dengan lemak yang
terkandung. Minyak yang sudah dipisahkan akan dialirkan Kembali menuju
proses pembuatan CPO.
kolam pendingin (cooling pond)
Pada kolam ini limbah cair akan diturunkan suhunya sehingga mencapai titik
optimal.
kolam anaerobic (anerobic pond)
pada kolam ini dilakukan proses degradasi dengan memanfaatkan bakteri
anaerob yang berkembang tanpa oksigen, sehingga biasanya menggunakan
prinsip covered lagoon atau kolam tertutup.
kolam aerobic (aerobic pond)
kolam ini memanfaatkan bakteri aerob untuk degradasi limbah cair.
Baku mutu limbah cair yang di berlakukan pada pabrik kelapa sawit
ditetapkan melalui kepmen LH nomor 51 tahun 1995 tentang baku mutu limbah
cair bagi kegiatan industri. Dan harus dilakukan pengecekan secara rutin tiap
harinya pada volume air limbah.
51
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
Masalah pokok adalah Tingginya angka COD dapat membahayakan ikan dan
mengkontaminasi makanan apabila dibuang langsung ke saluran pembuangan tanpa
diolah terlebih dahulu. Sehingga harus ada perlakuan khusus terhadap limbah cair
agar dapat dibuang.
52
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
80.450−32.182
CODr %= ×100 % = 60%
80.450
CH4 = CODr x 0,35 Nm3
¿0,21 Nm3
b. Jenis-jenis Pengolahan POME
Pengolahan POME yang ada di Indosesia umumnya dilakukan secara aerobik
dan anaerobik. Baik penguraian secara anaerobik maupun aerobik secara efektif
dapat mendegradasi zat organik. Proses anaerobik terjadi di dalam kondisi tanpa
oksigen, sedangkan proses aerobik berlangsung apabila terdapat oksigen. Aplikasi
konversi POME menjadi energi menggunakan proses anerobik, berikut beberapa
proses pengolahan limbah cair:
Teknologi Pengolahan Limbah Dengan Kolam Aerob
Untuk pengolahan limbah kelapa sawit secara aerob terdapat beberapa
langkah yaitu:
Pengolahan primer
adalah proses penghilangan senyawa apung secara fisika berupa SS atau
minyak dengan screen/endapan.
Pengolahan Sekunder
Proses penghilangan senyawa org anik dan BOD didalam air limbah
melalui teknik biologi.
Pengolahan Tersier
Proses penghilangan BOD, COD, garam, nitrogen, fosfor dan zat yang tidak
bisa dihilangkan dari proses pengolahan sekunder.
Proses ini dapat menurunkan kadar konsentrasi BOD limbah hingga 90%.
Dekomposisi anaerobik meliputi penguraian bahan organic majemuk menjadi
senyawa asam organik yang diurai menjadi gas dan air. Selanjutnya limbah dialirkan
ke dalam kolam pengasaman dengan waktu penahanan hidrolis (WPH) selama 5 hari.
53
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
Air limbah di dalam kola mini mengalami asidifikasi yaitu terjadinya kenaikan
konsentrasi asam-asam mudah menguap (Volatile Fatty Acid = FTA), sehingga air
limbah yang mengandung bahan organik lebih mudah mengalami biodegradasi
dalam suasana anaerobik. Sebelum diolah di unit pengolahan limbah (UPL)
anaerobik, limbah di netralkan terlebih dahulu dengan menambahkan kapur tohor
hingga mencapai pH 7 – 7,5 pengendalian lanjutan dapat dilakukan dengan proses
biologis.
Proses Biologis Anaerobik Aerasi, Penanganan ini merupakan alternatif
pertama yang dianjurkan dan didasarkan atas biaya pembangunan untuk sistem
mengolah air limbah sampai mencapai baku mutu yang ditetapkan, atau BOD < 100
mg/L. Meskipun proses biologis anaerasi merupakan pilihan kedua namun
memberikan biaya operasi dan pemeliharaan yang relatif rendah. Terdapat beberapa
langkah penanganan proses biologis anaerasi, yaitu:
Peralatan pengukur aliran (Baskulator atau flow monitoring) .
Kolam pengasaman 2 unit paralel dengan WPH masing-masing 2,5 hari.
Kolam Anaerobik primer dan sekunder masing-masing 2 unit dengan WPH
selama 40 dan 20 hari.
kolam aerobik dengan aerasi lanjut yang dilengkapi dengan aerator
permukaan dengan WPH selama 15 hari.
Kolam pengendapan dengan WPH selama 2 hari.
Waktu penahanan hidrolisis dengan sistem ini yaitu selama 137 hari, dengan
volume kolam antara 95.900 – 102.750 m3. Air limbah yang dibuang dari unit
pengolahan limbah ini telah memenuhi baku mutu limbah cair sesuai dengan
keputusan menteri lingkungan hidup dengan BOD 100 mg/1 dan pH 6 – 9. Jika
limbah cair dialirkan ke areal tanaman kelapa sawit dan tidak menimbulkan dampak
yang merugakan, maka biaya investasi dan pengoperasiannya berkurang antara 50 –
60%. Dengan proses biologis dalam suasana anaerobik, terjadi biodegradasi bahan
54
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
organik menjadi senyawa asam dan gas, sedangkan mineral sedikit berkurang selama
proses tersebut.
Proses Degradasi Anerob
Proses yang dilakukan dengan fermentasi bahan organik oleh aktivitas bakteri
anaerob pada kondisi tanpa oksigen bebas dan merubahnya dari bentuk tersuspensi
menjadi terlarut dan biogas. Proses anaerobik adalah salah satu teknologi yang
paling hemat energi dan ramah lingkungan untuk produksi bioenergi. Pengolahan
limbah secara anaerobik dapat diartikan sebgai proses biokimia yang menghasilkan
biogas dengan merubah bahan organik kompleks menjadi sumber energi
terbarukan. Proses pengolahan anaerobik dapat memberikan keuntungan lebih
dibandingkan dengan pengolahans secara aerobik, yaitu:
Proses anaerobik tidak butuh aerasi, sehingga mengurangi biaya pada proses
pengolahannya.
Lumpur atau sludge yang dihasilkan lebih sedikit dari proses aerobik.
Bahan pencemar berupa zat organik hampir terbiodegradasi semua dan
dikonversi ke bentuk biogas, yang mempunyai nilai kalor tinggi dan dapat
digunakan sebagai substitusi sumber energi.
Proses anaerobik dilakukan oleh konsorsium bakteri, pengolahan yang
dilakukan oleh bakteri terjadi pada proses hidrolisis, asidogenesis,
asetogenasis dan metanogenesis.
Proses dilakukan dengan degradasi bahan organik yang berupa biomasa,
selulosa, hemiselulosa, karbohidrat, protein dan lemak secara lambat dengan proses
hidrolisis diubah menjadi glukosa, asam amino, gliserin dan asam lemak. Hasil
proses hidrolisis kemudian diubah dengan cepat oleh bakteri asidogenik menjadi
H2O, NH3, H2S, asam formiat asam asetat, asam laktat, asam butirat, asam
propionate dan ethanol, selanjutnya proses acetogenesis akan merubah asam lemak
55
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
yang dihasilkan menjadi H2, CO2 dan asam asetat, kemudian akan dilakukan proses
methanogenesis yang akan mengubah H2, CO2 dan asam asetat menjadi biogas.
56
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
secara langsung yaitu dengan pembakaran, atau secara tidak langsung dengan
mengkonversinya menjadi energi listrik.
57
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
dalam jaringan pipa gas alam. Penggunaan biogas menjadi listrik diaplikasikan
dengan pembangunan pembangkit listrik tenaga biogas.
Metana komponen utama biogas, dapat terbakar dengan oksigen. Energi yang
dilepaskan dari pembakaran menjadikan biogas berpotensi sebagai bahan bakar.
Biogas bisa digunakan untuk berbagai tujuan pemanasan, mulai dari memasak
hingga menjadi bahan bakar untuk mesin di industri. Di dalam biogas engine, biogas
diubah menjadi listrik dan panas. Biogas yang dikompresi dapat dijadikan bahan
bakar kendaraan bermotor.
58
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
tersebut dapat dicapai dengan adanya resirkulasi air limbah keluaran digester, yang
dapat membantu penurunan suhu POME.
Kolam Sedimentasi
Air limbah hasil proses anaerobik dari digester mengalir ke kolam
sedimentasi di mana POME yang telah terurai dipisahkan lebih lanjut dari lumpur
dan padatan. Perkebunan dapat menggunakan limbah cair dari sedimentasi sebagai
pupuk. Sistem pembuangan padatan berfungsi untuk memisahkan lumpur dan
padatan yang terakumulasi baik di dalam digester maupun di dalam kolam
sedimentasi.
Scrubber Hidrogen Sulfida
Sebelum biogas dapat menghasilkan daya listrik, scrubber hidrogen sulfida
digunakan untuk menurunkan konsentrasi H2S ke tingkat yang di isyaratkan oleh
gas engine, biasanya dibawah 200 ppm. Proses penurunan H 2S ini bertujuan untuk
mencegah korosi, mengoptimalkan operasi, dan memperpanjang umur gas engine.
Ada tiga jenis scrubber yang biasanya digunakan dalam proses penurunan kadar
H2S dalam biogas, yaitu scrubber biologis, scrubber kimia dan scrubber air.
Dehumidifier Biogas
Dehumidifier berfungsi utuk mengurangi kadar air dalam biogas yang akan
dialirkan ke dalam gas engine. Dehumidifier mengambil air yang terkandung dalam
biogas, hal ini dimaksudkan untuk membantu mengoptimalkan proses pembakaran
pada mesin, mencegah pengembunan dan melindungi mesin dari pembentukan
asam.
Gas Engine
Setelah kandungan pengotor pada biogas diturunkan hingga kadar tertentu,
biogas kemudian dialirkan ke gas engine, untuk dilakukan proses perubahan energi
yang dilakukan gas engine pada biogas agar dapat menggerakan generator untuk
menghasilkan energi litrik.
59
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
Flare Biogas
Flare berfungsi untuk membakar kelebihan biogas, hal ini dimaksudkan
untuk menghindari kelebihan yang terjadi pada saat umpan biogas menuju gas
engine berlebih.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. PT Trimitra Lestari merupakan Perusahaan di bidang industri minyak kelapa
sawit/CPO yang didirikan pada 09 September 2002 terletak di Desa
Purwodadi, Kecamatan Tebing Tinggi, Provinsi Jambi. PT. Trimitra Lestari
menghasilkan 3722 ton per bulan dengan bahan baku yang diterima sebanyak
18000 ton per bulan. Selain dari CPO PT. Trimitra Lestari juga menghasilkan
kernel sebagai produk samping.
2. Supplay air untuk Proses dan Domestik di PT. Trimitra Lestari sudah sesuai
dengan kebutuhan yang diminta, sehingga proses dapat dijalankan dengan
baik.
3. Bahan bakar Boiler yang digunakan di PT. Trimitra Lestari dihasilkan dari
proses press yang menghasilkan fibre sehingga cost untuk bahan bakar bisa
dihilangkan.
4. Boiler yang digunakan pada PT. Trimitra Lestari mampu menyupplay
kebutuhan steam pada prosses pembuatan CPO, hal ini dibuktikan dengan
Hasil yang didapatkan.
5.2. Saran
60
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
1. Kondisi alat dan proses yang berjalan didalam Pabrik sudah baik serta dengan
sumber daya manusia yang mendukung untuk menjalankan proses sesuai
dengan yang diinginkan hanya saja masih ada beberapa lantai yang licin,
menurut kami waktu untuk membersihkan lantai dibagian pabrik lebih
diperhatikan.
2. Dalam rangka mengembangkan kualitas produk yang dihasilkan PT. Trimitra
Lestari harus mampu menjaga proses dan alat yang ada sesuai dengan SOP
yang ada.
3. PT. Trimitra Lestari harus mengutamakan K3 untuk meminimalisir terjadinya
kecelakaan kerja.
61
38
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
39
PT. Trimitra Lestari Universitas Jambi
BAB VI
LAMPIRAN
40
41
Press Turbine