OLEH:
UMMU AIMAN ZAKIA KIRTI
061840411405
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas ridho dan rahmat-Nya
sehingga penulisan Laporan Kerja Praktik di PT Buma Cima Nusantara Unit
Cinta Manis dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun
berdasarkan hasil kerja praktik penulis selama tiga bulan yang dimulai dari
tanggal 12 Juli 2021 sampai dengan 1 Oktober 2021 di PT Buma Cima Nusantara
Unit Cinta Manis. Penyusunan Laporan Kerja Praktik ini untuk memenuhi salah
satu persyaratan kurikulum Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
pada semester VII.
Tujuan dari kerja praktik ini adalah untuk mempelajari proses serta operasi
yang terjadi di industri dan menerapkan ilmu-ilmu mengenai teknik kimia yang
didapat di bangku kuliah dengan kondisi nyata yang ada di lapangan.
Penyususnan laporan kerja praktek yang berjudul “Analisis Bleeding Uap
Nira Pada Evaporator Quadruple Effect di PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta
Manis ini tidak lepas dari bantuan semua pihak. Penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Dr. Ing. Ahmad Taqwa, M.T., selaku Direktur Utama Politeknik Negeri
Sriwijaya.
2. Carlos RS, S.T., M.T. Selaku pembantu Direktur I Politeknik Negeri
Sriwijaya.
3. Ir. Jaksen M. Amin, M.Si., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Politeknik
Negeri Sriwijaya.
4. Ahmad Zikri, S.T., M.T., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Kimia Politeknik
Negeri Sriwijaya.
5. Ir. Sahrul Effendi, S.T., M.T., selaku Ketua Prodi DIV Teknik Energi
Politeknik Negeri Sriwijaya.
6. Tahdid,S.T.,M.T selaku Dosen Pembimbing Laporan Kerja Praktik di
Politeknik Negeri Sriwijaya.
7. Andik Sujatmiko,S.T selaku Pembimbing di PT Buma Cima Nusantara Unit
Cinta Manis.
8. Seluruh Operator dan karyawan PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis
yang telah memberikan kami ilmu dan informasi selama kerja praktik.
iv
9. Orang Tua yang telah membantu baik secara moril maupun materil selama
melaksanakan kerja praktik.
10. Teman-teman kerja praktik di PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis,
Ais, Nendi, Ramdan, Songod, Arli, Rizki, Harry, Dany, Gandi, dan Barka.
11. Teman-teman EGA 2018 khususnya grup Tim J**i yang telah memberikan
semangat dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktik PT Buma Cima
Nusantara Unit Cinta Manis.
12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang telah membantu
penyusunan dalam terselesaikannya laporan tugas khusus ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karenanya, penulis mengharapkan kritik dan saran, agar penulis dapat berkarya
lebih baik lagi pada kesempatan yang akan datang. Semoga uraian dalam laporan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Sejarah dan Perkembangan Pabrik ............................................................ 1
1.2 Lokasi Pabrik ............................................................................................ 3
1.2.1 Topografi dan Lokasi Kebun ........................................................... 4
1.3 Jenis Produk Yang Dihasilkan .................................................................. 5
1.4 Sistem Pemasaran...................................................................................... 5
1.5 Struktur Organisai dan Sistem Manajemen Perusahaan ........................... 6
1.5.1 Struktur Organisasi Perusahaan ....................................................... 6
1.5.2 Fasilitas Perusahaan ......................................................................... 9
vii
BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 81
LAMPIRAN ......................................................................................................... 82
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Uraian Lahan PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis ......................... 5
1.2 Uraian Jumlah Pekerja PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis .......... 9
1.3 Uraian Jam Pekerja PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis................ 9
5.1 Data Aktual Evaporator Tanggal 23 Agustus 2021 .................................... 52
5.2 Data Aktual Evaporator Tanggal 24 Agustus 2021 .................................... 53
5.3 Data Aktual Evaporator Tanggal 25 Agustus 2021 .................................... 54
5.4 Data Aktual Evaporator Tanggal 26 Agustus 2021 .................................... 55
5.5 Data Aktual Evaporator Tanggal 27 Agustus 2021 .................................... 56
5.6 Data Aktual Evaporator Tanggal 28 Agustus 2021 .................................... 57
5.7 Data Aktual Evaporator Tanggal 29 Agustus 2021 .................................... 58
5.8 Neraca Massa Pada Evaporator Tanggal 23 Agustus 2021 ........................ 59
5.9 Neraca Massa Pada Evaporator Tanggal 24 Agustus 2021 ........................ 60
5.10 Neraca Massa Pada Evaporator Tanggal 25 Agustus 2021 ........................ 61
5.11 Neraca Massa Pada Evaporator Tanggal 26 Agustus 2021 ........................ 62
5.12 Neraca Massa Pada Evaporator Tanggal 27 Agustus 2021 ........................ 63
5.13 Neraca Massa Pada Evaporator Tanggal 28 Agustus 2021 ........................ 64
5.14 Neraca Massa Pada Evaporator Tanggal 29 Agustus 2021 ........................ 65
5.15 Neraca Energi Pada Evaporator Tanggal 23 Agustus 2021 ........................ 66
5.16 Neraca Energi Pada Evaporator Tanggal 24 Agustus 2021 ........................ 67
5.17 Neraca Energi Pada Evaporator Tanggal 25 Agustus 2021 ........................ 68
5.18 Neraca Energi Pada Evaporator Tanggal 26 Agustus 2021 ........................ 69
5.19 Neraca Energi Pada Evaporator Tanggal 27 Agustus 2021 ........................ 70
5.20 Neraca Energi Pada Evaporator Tanggal 28 Agustus 2021 ........................ 71
5.21 Neraca Energi Pada Evaporator Tanggal 29 Agustus 2021 ........................ 72
5.22 Neraca Energi Pada Evaporator Tanggal 23 Agustus 2021 ........................ 66
5.23 Efisiensi Penyerapan Panas Pada Evaporator ............................................. 73
5.24 Steam Economy Pada Evaporator ............................................................... 75
5.25 Jumlah Bleeding Uap pada Juice Heater dan Vacuum Pan ........................ 76
5.26 Jumlah Bleeding Uap pada Evaporator ....................................................... 76
5.27 Pengaruh %Brix Nira Mentah Terhadap Blleding Uap Nira ...................... 77
5.28 Pengaruh Tekanan Uap Bekas Terhadap Bleeding Uap Nira ..................... 78
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis merupakan salah satu dari 27
pabrik Gula Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara. Pabrik ini
berlokasi di Desa Ketiau Kecamatan Lubuk Keliat, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi
Sumatera Selatan yang berbatasan langsung dengan Sungai Ogan Ilir, berjarak 18
Km dari Pasar Tanjung Raja dan 76 Km dari kota Palembang.
PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis memiliki lahan seluas
20.263,09 Ha, yang terdiri dari lokasi I dengan luas lahan 6.512,42 Ha (HGU
No.01/95), lokasi II dengan luas lahan 8.866,77 Ha (PBT No.35/2003), dan lokasi
III dengan luas lahan 4.883,92 Ha (PBT No.28/1998).
PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis, untuk lahan tebu dipisahkan
menjadi 5 (lima) satuan lahan yang disebut rayon, yaitu rayon I dan rayon II
berada di Desa Burai, rayon III di Desa Ketiau, rayon IV di Seribandung, serta
rayon V di Serikembang. Luas setiap rayon berkisar antara 3000-6000 Ha. Lokasi
PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis dapat dilihat pada gambar 1.2
dibawah ini.
a. Lokasi Kebun
Pusat kegiatan PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis, secara
administratif terletak di Desa Ketiau Kecamatan Lubuk keliat Kabupaten
Ogan Ilir (76 km arah selatan Kota Palembang) Provinsi Sumatera
Selatan, dengan letak :
- Letak geografis : ( S. 3° 26' 14.8" E. 104° 40' 17.8" )
- Topografi : Bervariasi dari rata, landai sedang dan ber-
bukit.
- Ketinggian : 10-20 meter diatas permukaan air laut.
PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis terdapat empat wilayah lahan
tebu yaitu wilayah I, wilayah II, wilayah III dan wilayah IV yang terbagi atas lima
rayon yaitu rayon I, rayon II, rayon III, rayon IV, dan rayon V. Wilayah I
memiliki empat buah afdeling, wilayah II dan wilayah III masing-masing
memiliki tiga buah afdeling sedangkan untuk wilayah IV memiliki dua buah
afdeling.
Setiap wilayah dipimpin oleh seorang manager yang bertugas melakukan
perencanaan, mengkoordinir serta bertanggung jawab atas pelaksanaan dan
pengawasan dalam mengelola wilayah. Rayon I dan II terletak di Desa Burai dan
sekitarnya, rayon III dan IV terletak di Desa Ketiau, Seri Bandung, Seri Kembang
dan sekitarnya serta rayon V yang terletak di Desa Rengas dan sekitarnya. Total
lahan yang dimiliki oleh PT. Buma Cima Nusantara adalah 20.263,09 Ha. Uraian
ke 3 lokasi lahan PT. Buma Cima NUsantara dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah
ini.
5
Tabel 1.1. Uraian Lahan PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis
Rayon (Ha)
No Uraian Jumlah
I/II III/IV V
& bibit
Perumahan
Sumber : Tata Usaha PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis, 2021
hari asisten kepala pelayanan teknik dibantu oleh lima asisten yaitu
asisten Wheel tracktor dan alat berat, asisten pemeliharaan peralatan
tebang angkut, asisten Manufacturing, asisten irigasi/mekanis, dan
asisten perawatan dan perencanaan irigasi.
2. Manager Pabrik
Bagian ini bertugas melakukan perencanaan,mengkoordinir dan bertanggung
jawab atas pelaksanaan serta pengawasan dalam proses pengelolaan bahan
baku sampai menghasilkan Gula Kristal Putih. Manager Pabrik dibantu oleh
lima asisten kepala meliputi :
a. Asisten kepala teknik
Asisten kepala Teknik bertanggung jawab atas pengawasan serta
pengelolaan Pabrik dan seluruh asset. Dalam kegiatan sehari-hari asisten
kepala teknik dibantu oleh lima asisten yaitu asisten boiler, asisten besali/
workshop, asisten listrik, asisten instrument dan boiling, dan asisten mill.
b. Asisten kepala pengolahan
Asisten kepala pengolahan bertanggung jawab atas pengelolaan bahan
baku sampai menghasilkan Gula Kristal Putih. Dalam kegiatan sehari-
hari asisten kepala pengolahan dibantu oleh lima asisten yaitu asisten
pemurnian, asisten evaporator, asisten kristalisasi, asisten puteran dan
penyelesaian, dan asisten kesehatan dan keselamatan kerja.
c. Asisten kepala Sumber Daya Manusia/umum
Asisten kepala Sumber Daya Manusia/umum bertanggung jawab atas
kesehatan dan keselamatan pekerja selama proses produksi. Dalam
kegiatan sehari-hari asisten kepala sumber daya manusia/umum dibantu
oleh empat asisten yaitu asisten sumber daya manusia, asisten umum,
asisten kesehatan, dan asisten pengadaan.
d. Asisten kepala akuntansi dan keuangan
Asisten kepala akuntansi dan keuangan bertanggung jawab atas
pengelolaan keuangan dan pengawasan terhadap gudang gula. Dalam
kegiatan sehari-hari asisten kepala akuntansi dan keuangan dibantu oleh
empat asisten yaitu asisten akuntansi dan keuangan, asisten TU hasil dan
Gula produksi, asisten gudang material, dan asisten verifikasi.
8
General
Manager
Manager Manager
Pabrik
Pekerja pada PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis dibagi menjadi 2 yaitu
pekerja tetap dan pekerja tidak tetap seperti terlihat pada tabel 1.1
9
TOTAL 1.192
Sumber : Tata usaha PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis, 2021
Karyawan pekerja tetap maupun pekerja tidak tetap dibagi menjadi 2 tipe,
yaitu shift dan non-shift seperti terlihat pada tabel 1.2
Tabel 1.3. Jadwal kerja karyawan shift dan non-shift PT BCN
Tipe Shift Waktu Kerja
Pagi 06:00 – 14:00
(Sumber : Tata usaha PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis, 2021)
11
12
Potongan tebu yang masuk pada mill 1 akan dilakukan penggilingan untuk
menghasilkan nira pada tebu. Pada mill 1 terdapat proses penambahan bahan-
bahan tambahan berupa enzim amilase untuk mendegradasi amilum yang
dihasilkan dari nira tebu hasil gilingan sebanyak 20-25 ppm dan bioinsektisida
serta susu kapur. Ampas tebu dari mill 1 yang masih mengandung nira akan
diteruskan sebagai bahan baku pada mill 2 untuk diperah kembali. Setelah
dilakukan proses penggilingan pada mill 2, ampas pada mill 2 akan diteruskan
sebagai bahan baku mill 3 untuk dilakukan pemerahan nira kembali. Ampas mill 3
yang telah melalui tahap penggilingan akan diteruskan sebagai bahan baku mill 4.
Ampas mill 4 akan diteruskan sebagai bahan baku mill 5 dan pada mill 5
14
ditambahkan Air Imbibisi dengan suhu 70-90ᵒC sebanyak 30% berat tebu yang
bertujuan untuk mempermudah pengeluaran nira yang tersisa pada potongan tebu
yang digiling. Bagasse mill 5 akan diangkut menuju stasiun Boiler dengan
menggunakan bagasse carrier.
Nira hasil mill 5 dipompa dan dimasukkan kembali sebagai pembasah
ampas tebu pada mill 4 sehingga nira pada mill 4 akan mengalami pengenceran
kandungan gula karena penambahan air imbibisi pada mill 5. Begitu juga dengan
mill 3 dan mill 2. Nira hasil mill 4 dipompa dan di masukkan kembali sebagai
pembasah ampas tebu pada mill 3 serta nira hasil mill 3 di pompa dan dimasukkan
kembali sebagai pembasah ampas tebu pada gilingan 2. Proses yang terjadi pada
mill 2,3,4,5 nira yang telah mengalami penambahan air imbibisi akan dicampur
kembali dengan nira yang baru saya dimasukkan kedalam mill untuk
memaksimalkan nira yang didapatkan dari tebu. Semua nira hasil mill terkumpul
pada Nira Tank . Nira yang telah terkumpul dalam tangki penampung, dipompa
menuju Rotary Chvs. Rotary Chvs berfungsi untuk memisahkan nira dengan
ampas yang terbawa oleh nira.Nira yang telah tersaring dipompa menuju tahap
pemurnian sedangkan ampas yang tersaring dimasukkan pada mill 2 untuk
digiling kembali.
Nira mentah yang memiliki kadar kapur sebesar 320-360 ppm dengan
Kemurnian 780 selanjutnya akan ditimbang menggunakan timbangan nira dengan
kapasitas maksimum 5 ton. Kemudian nira yang telah di timbang masuk dalam
tangki penampung WJT (weight juice tank) dan ditambahkan asam phosfat yang
telah dilarutkan dengan air dengan pengenceran 20 kali. Penambahan asam
phosfat bertujuan untuk meningkatkan kandungan asam phosfat dalam cairan
nira.Nira mentah dari stasiun mill memiliki kandungan asam phosfat sebesar 250
ppm, sehingga perlu ditambahkan larutan phosfat untuk meningkatkan kandungan
phosfat sebanyak 30-50 ppm dalam nira agar mencapai 300 ppm.
Larutan nira yang telah tercampur dengan asam phosfat dipompa menuju
juice heater I atau pemanas I dengan suhu 75ᵒC. Sumber panas yang digunakan
pada pemanas I adalah uap yang dihasilkan dari proses penguapan atau evaporasi.
Pada Distrik Cinta Manis terdapat 3 juice heater yang digunakan dalam pemanas
15
Cinta Manis adalah jenis flokulan anionic seperti Chefloc dan Superfloc. Flokulan
berfungsi untuk menyelubungi koloid yang ada pada nira agar lebih mudah
mengendap. Penambahan tersebut juga bertujuan untuk mengikat atau menangkap
kotoran-kotoran kecil menjadi flok-flok yang lebih besar. Nira jernih/nira encer
hasil pengendapan secara perlahan keluar dari STC dan masuk dalam pemanas III
(juice heater III) sedangkan nira kotor dari STC bagian bawah akan dipompakan
menuju cyclon yang selanjutnya dialirkan pada Rotary Vakum Filter. Prinsip kerja
RVF yaitu menggunakan sistem vakum guna memisahkan nira tapis dengan
blotong. Sistem vakum yang digunakan melalui dua tahap yaitu low vakum,
digunakan untuk menarik blotong agar menempel pada permukaan RVF dan high
vakum yang digunakan untuk mengurangi kadar air serta gula yang terkandung
dalam blotong. RVF dilengkapi dengan siraman air yang berada diatas RVF
berfungsi untuk mengurangi jumlah pol dari blotong.Pada RVF menghasilkan
blotong dan nira tapis. Blotong kemudian dibawa menggunakan belt conveyor
menuju tempat penampungan blotong yang nantinya akan diangkut oleh truk
penampung sedangkan nira tapis dengan Kemurnian sebesar 62 dipompakan
kembali menuju timbangan nira dan bercampur kembali dengan nira mentah.
Distrik Cinta Manis memiliki 3 rotary vakum filter yang masing-masing memiliki
ketebalan blotong mencapai 0,5-1,0 cm.
Nira encer dari juice heater III dipompa ke evaporator yang bekerja secara
parallel dan seri. Proses penguapan nira encer pada Distrik Cinta Manis
menggunakan sistem Quadruple Effect, artinya dengan satu kg pemberian uap
pemanas dapat menguapkan empat kg air yang terdapat pada nira encer.Selain itu
pemilihan sistem quadruple effect oleh Distrik Cinta Manis mempunyai maksud
untuk menjaga kestabilan pasokan uap untuk evaporator dan ketergantungan
vakum yang digunakan sesuai dengan kapasitas uap yang dapat dihasilkan oleh
boiler dan lain-lain.
PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis mempunyai 8 (Delapan) buah
evaporator yang dibagi menjadi 4 badan penguap yang terdiri dari Badan Penguap
I (evaporator 1A, 1C, dan 1D), Badan Penguap II (evaporator 1B dan 2), Badan
Penguap III (evaporator 3), dan Badan Penguap IV (evaporator 4) yang
mempunyai luas penampang 1500 (5 buah evaporator) dan 1200 (3 buah
17
evaporator). Nira encer dari juice heater III dengan konsentrasi 12ᵒbrix masuk
pada badan penguap I secara paralel pada evaporator 1A, 1C, 1D kemudian
melalui pipa-pipa calandria nira dipanasi dengan uap bekas secara tak langsung
dari mill dan power house yang ditampung dalam LPSH dengan tekanan bejana
0,8-1,0 kg/cm2 dan luas penampang 1500 m2. Disini nira mendidih pada suhu
120ᵒC.
Kemudian nira dari badan penguap I mengalir ke badan penguap II secara
seri pada evaporator 1B dan 2.Melalui pipa-pipa calandria nira dipanasi dengan
uap nira badan penguap I secara tak langsung.Nira mendidih pada suhu 80-100ᵒC
dengan tekanan bejana 1,033 kg/cm2 dan luas penampang 1500 m2. Nira badan
dari penguap II mengalir ke badan penguap III secara seri pada evaporator
3.Melalui pipa-pipa calandria nira dipanasi dengan uap nira badan penguap II
secara tak langsung. Nira mendidih pada suhu 70ᵒC dengan tekanan bejana 0,734
kg/cm2, dan luas penampang 1200 m2.
Selanjutnya nira dari badan penguap III mengalirkan ke badan penguap IV
secara seri pada evaporator 4.Melalui pipa-pipa calandria nira dipanasi dengan
uap nira badan penguap III secara tak langsung. Nira mendidih pada suhu 65ᵒC
dengan tekanan bejana 0,259 kg/cm2, dan luas penampang 1200 m2. Nira yang
keluar dari badan IV disebut nira kental.Nira kental adalah nira yang mengandung
zat kering terlarut (brix) 64ᵒ brix.
Dari 8 unit evaporator yang dimiliki oleh PT Buma Cima Nusantara Unit
Cinta Manis, hanya dioperasikan sebanyak 7 unit. Hal ini disebabkan 1 unit
evaporator akan dilakukan skrap/jadwal pembersihan rutin untuk setiap unit
evaporator. Skrap dilakukan untuk membersihkan kotoran yang terbawa oleh nira
dan tertinggal dalam evaporator pada saat proses penguapan dengan air serta
bahan asam (Karmand).Bila tidak dilakukan skrap secara rutin maka akan
mempengaruhi proses penguapan nira pada evaporator.
Nira kental yang warnanya gelap sebelum diolah lebih lanjut pada proses
kristalisasi, dipucatkan dahulu warnanya dengan proses sulfitasi nira kental. Yaitu
dengan menghembuskan gas SO2 sehingga mencapai pH 5,6-5,8. Gas SO2 dapat
menyerap warna supaya dihasilkan gula yang putih.Nira kental yang telah
tersulfitasi kemudian dialirkan ke tangki aerasi. Nira kental yang dihasilkan akan
18
berbuih dan dipisahkan pada alat yang disebut Syrup Clarifier. Pada Syrup
Clarifier nira kental dipisahkan dari busa dengan pompa berpengaduk sehingga
busa akan muncul kepermukaan dan terpisah masuk dalam tangki penampungan
busa nira kental (penambahan flokulan kationik).
Flokulan ditambahkan kembali pada Syrup Clarifier untuk membantu
proses pemisahan busa yang tersisa dari proses sulfitasi dan lainnya dengan cara
dilarutkan dalam air. Nira Kental yang telah dipisahkan dari busa akan diolah
lebih lanjut di bagian kristalisasi atau dimasak dengan cara bertingkat. Tujuan dari
proses kristalisasi adalah agar kristal gula nantinya mudah dipisahkan dari
kotorannya dalam putaran sehingga diperoleh hasil kemurnian yang tinggi dan
mengubah gula serta larutan menjadi kristal, sehingga pengambilan gula dapat
diperoleh semaksimal mungkin dan sisa gula dalam tetes seminimal mungkin.
Tingkat kristalisasi yang biasa dilakukan di Distrik Cinta Manis adalah A,
C, dan D. Bejana masakan yang digunakan berupa vacuum pan. Bahan pemanas
yang digunakan dapat berupa uap bekas atau uap nira. Adapun jumlah vacuum
pan yang digunakan adalah 4 vacuum pan untuk masakan A (vacuum pan A, A1,
A2, A3), 1 vacuum pan untuk masakan C (vacuum pan C), dan 3 vacuum pan
untuk masakan D (vacuum pan D1, D2, D3). Untuk masakan D, terdapat
Crystallizer yang berfungsi sebagai palung pendingin tempat berlangsungnya
kristalisasi lanjutan. Setiap vacuum pan berukuran 60 m3 dengan kapasitas yang
digunakan maksimal 80% ukuran vacuum pan.
Proses pada kristalisasi berawal dari pembuatan bibit kristal pada
kristalisasi D3, melalui penambahan fondan, klare D dan umpan utama adalah
stroop A dengan Kemurnian 68. Jumlah stroop A yang ditambahkan sesuai dengan
kebutuhan. Hasil dari kristalisasi D3 berupa butiran-butiran kristal yang nantinya
akan diperbesar pada kristalisasi D1. Pada kristalisasi D1 ditambahkan stroop C
dengan Kemurnian 55. Sebelum dijadikan sebagai bibitan bagi vacuum pan
kristalisasi lain, maka butiran-butiran kristal disimpan dalam Receiver D (70ᵒC)
dan dialirkan pada Crystallizer untuk proses pengkristalan lebih lanjut dengan
cara didinginkan dan dipanaskan secara bergantian (50-62ᵒC) yang kemudian
masuk Reheater untuk dipanaskan kembali dengan suhu 55ᵒC. Setelah
dipanaskan, butiran-butiran kristal nira kental kemudian masuk dalam putaran
19
Low Grade Fugal D1 dan menghasilkan gula D1dengan Kemurnian 91 dan tetes
dengan Kemurnian 33. Hasil masakan D1 (gula D1) akan dimasukkan dalam
putaran Low Grade Fugal D2 dan menghasilkan gula D2 dengan Kemurnian 93
dan Klare D. Proses pemasakan pada kristalisasi D dihentikan ketika terbentuk
butiran-butiran kristal dengan ukuran ± 0,3 mm. Masakan D mempunyai
konsentrasi zat kering terlarut 97ᵒbrix dan Kemurnian 58-60.
Kemudian untuk masakan C, umpan yang ditambahkan berupa stroop A
dan gula D2. Umpan yang telah bercampur kemudian mengalami proses
pemasakan berlangsung dengan suhu 100-110ᵒC pada calandria dan pemanasan
dengan suhu > 70ᵒC pada vacuum pan serta tekanan 62 cmHg selama 2-3 jam.
Selanjutnya butiran-butiran kristal masuk dalam receiver C untuk ditampung dan
selanjutnya dimasukkan kedalam feed mixer C agar bahan lebih homogen. Setelah
homogen hasil masakan C akan mengalami proses putaran pada Low Grade Fugal
C sehingga menghasilkan stroop C dan gula C dengan Kemurnian 94. Masakan C
mempunyai konsentrasi zat kering terlarut 94ᵒbrix dan Kemurnian 74-75. Proses
pemasakan pada vacuum pan C dihentikan ketika telah terbentuk butiran-butiran
kristal dengan ukuran ± 0,6 mm.)
Terakhir adalah masakan A, umpan yang ditambahkan adalah hasil gula C,
nira kental, dan klare SHS dengan Kemurnian 96. Proses pada masakan A diawali
dengan menarik gula C. Selanjutnya ditambahkan nira kental dengan Kemurnian
80 serta klare SHS. Selanjutnya dilakukan proses pemasakan hingga terbentuk
butiran-butiran kristal dengan ukuran 0,9-1,1 mm. Lama waktu memasak 1-2 jam,
maka setelah itu hasil kristalisasi dialirkan ke receiver A untuk ditampung terlebih
dahulu, yang kemudian akan dialirkan pada feed mixer A agar bahan lebih
homogen, setelah homogeny hasil dari feed mixer A akan mengalami proses
putaran pada High Grade Fugal (foreworker) dan menghasilkan stroop A dan gula
A dengan Kemurnian 98. Gula A akan diteruskan pada putaran High Grade Fugal
(after worker) untuk mendapatkan klare SHS dan GKP (Gula Kristal Putih)
dengan konsentrasi zat kering terlarut 93ᵒbrix dan Kemurnian >84.
Setelah mendapatkan Gula Kristal Putih tahap selanjutnya adalah
pengeringan dan pendinginan gula produk. Gula produk/Gula Kristal Putih yang
turun dari HGF after worker kondisinya masih cukup basah atau kadar airnya ±
20
2% maka perlu dilakukan proses pengeringan dan pendinginan agar kadar air
turun menjadi 0,02 %. Gula Kristal putih dilewatkan terlebih dahulu pada
Grashopper Conveyor (talang getar). Kemudian gula memasuki unit pengeringan
dan pendingin dimana gula dihembuskan udara panas dengan suhu 70ᵒC.
Selanjutnya dihembuskan udara dingin supaya suhu gula turun menjadi 38-40ᵒC.
Setelah mengalami proses pengeringan dan pendinginan kemudian gula
dilewatkan saringan getar dengan alat vibrating screen untuk sortasi. Sortasi ini
dilakukan berdasarkan ukuran dari gula yang dihasilkan.Ada 3 jenis ukuran gula,
yaitu normal dengan diameter ± 1mm dan halus serta kasar.Gula halus dan kasar
dilebur kembali dan dikembalikan kebagian masakan.
Gula yang telah tersaring dan tersortasi di vibrating screen kemudian
dibawa menggunakan belt conveyor menuju ke sugar bin (penampungan gula).
Pada sugar bin, gula ditimbang dengan kapasitas 50 kg per karung, dan dijahit
serta ditumpuk dalam gudang gula.
Alat penimbang bekerja otomatis, bila karung dimasukkan dalam penjapit
dan switch disentuh maka pintu timbangan akan membuka dan gula yang sudah
tertimbang secara otomatis akan turun masuk ke dalam karung dengan berat 50 kg
netto. Karung yang telah terisi gula akan jatuh di atas belt conveyor mesin jahit
menuju mesin jahit untuk dijahit. Dari mesin jahit, Gula yang telah di kemas
dalam karung kemudian dialirkan melalui belt conveyor menuju gudang
penyimpanan gula. PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis memiliki 2
gudang penyimpanan dengan panjang dan lebar masing-masing gudang adalah
100 x 25 meter.Gudang ini memiliki kapasitas 10.000 ton dengan tinggi tumpukan
± 50 karung.
BAB III
UTILITAS
Unit utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu
pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal
sampai produk akhir. Semua industri yang ada pasti memerlukan utilitas untuk
melaksanakan produksinya. Suatu utilitas terdiri dari penyediaan air, Kebutuhan
listrik, bahan bakar, penyediaan steam, dan pengolahan limbah.
bertujuan untuk menyaring beberapa kotoran yang berukuran kecil yang masih
tersisa agar benar-benar bersih dengan menggunakan media pasir dan masuk ke
reservoir untuk selanjutnya didistribusikan ke perumahan karyawan, serta untuk
kebutuhan proses dan perkantoran.
Sumber air yang berasal dari unit filtrasi digunakan untuk air umpan boiler.
Proses ini biasanya dilakukan pada saat awal giling dimana belum ada air
kondesat dan digunakan apabila terjadi kekurangan air kondesat. Karena air
umpan boiler yang baik adalah air yang berasal dari proses evaporator dan
kristalisasi.
Air yang telah melalui tahap filtrasi selanjutnya dipompakan ke Softener.
Softener merupakan resin kation yang digunakan untuk menghilangkan
kandungan Ion Ca2+ dan Mg2+ dalam air. Penghilangan Ion-ion tersebut akan
menurunkan kemampuan air untuk membentuk kerak. Di dalam softener terdapat
tumpukan resin dengan kedalaman sekitar 30-36 inchi. Pada saat air melewati
tumpukan resin tersebut, Ion Na2+ akan dipertukarkan dengan Ion Ca2+ dan Mg2+
yang terdapat dalam air. Ion Na2+ mempunyai kelarutan yang tinggi dalam air
sehingga tidak membentuk kerak. Apabila ion sodium yang terdapat pada
permukaan resin sudah habis, maka resin tidak mempunyai kemampuan lagi
untuk mempertukarkan ion Ca2+ dan Mg2+ dengan ion Na2+. Pada kondisi ini resin
disebut sudah jenuh. Untuk menaktifkannya lagi, maka softener perlu diregenerasi
yaitu proses untuk mengembalikan kemampuan resin softener untuk
menghilangkan hardness. Pada proses regenerasi digunakan larutan NaCl larutan
garam dilewatkan melalui tumpukan resin. Ion Sodium (Na+) yang terdapat dalam
larutan garam akan akan menggantikan ion hardness (ion Ca2+ dan Mg2+) yang
terdapat pada permukaan resin. Kemudian air akan di pompakan oleh ke demin
tank yang merupakan tempat penampungan akhir air demineralisasi yang siap
dikirim ke boiler.
Proses pengolahan air (water treatment) secara lengkap sesuai dengan
penjabaran proses yang telah diterangkan diatas pada PT Buma Cima Nusantara
Unit Cinta Manis dapat dilihat pada gambar 3.1. dibawah ini.
23
2. Turbin Generator.
Turbin Generator pada pabrik gula di PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta
Manis digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik digerakkan dengan tenaga
uap. Bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap yaitu ampas tebu yang tersedia
pada saat proses produksi. Turbin generator di PT Buma Cima Nusantara Unit
Cinta Manis digerakkan dengan tenaga uap yang memiliki tekanan 18 kg/cm2.
Terdapat 2 unit turbin generator yang dapat menghasilkan tenaga listrik masing-
masing sebesar 3600 KVA. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh diesel generator
dan turbin generator ditampung dalam 2 unit High Tension Distributor A dan B.
Tenaga listrik yang telah tertampung kemudian disuplai ke seluruh area pabrik
untuk kelangsungan proses produksi serta keperluan utility sebesar 3250 KVA dan
untuk kebutuhan tenaga listrik perumahan Distrik Cinta Manis sebesar 550 KVA.
Apabila PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis sedang tidak melaksanakan
proses penggilingan maka kebutuhan listrik untuk kantor dan juga perumahan
berasal dari PLN.
Berikut merupakan skema distribusi pemakaian konsumsi energi listrik
dalam rangka kebutuhan primer baik bagi pengolahan pada proses maupun untuk
kepentingan perumahan yang ada di area pabrik gula PT Buma Cima Nusantara
Unit Cinta Manis yang dapat dilihat pada gambar 3.2.
A B
HIGH TENSION DISTRIBUTOR
n
550 KVA
Pabrik
4500 KVA 4500
3250 KVA
KVA
Udara Masuk
Gambar 3.3 Skema Proses Produksi Steam
(sumber: Tata Usaha PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis, 2021)
26
PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis terdapat 3 unit boiler yang
digunakan untuk membantu kegiatan produksi dengan menggunakan bahan bakar
berupa ampas tebu sisa penggilingan tebu pada unit preparasi. Sedangkan sumber
air umpan boiler yang digunakan untuk pengisian ketel berupa air kondensat.
Akan tetapi jika kebutuhan air kondensat tidak mencukupi maka digunakan air
dari water treatment plant. Steam yang dihasilkan dari proses pembakaran
kemudian ditampung terlebih dahulu di High Pressure Steam Header (HPSH)
sebelum distribusikan ke 3 bagian yaitu power house, unit preparasi dan proses
produksi.
Pada bagian power house digunakan untuk menggerakkan turbin uap
generator I dan II, sedangkan pada bagian unit preparasi digunakan untuk
penggilingan tebu pada penggerak cane cutter 1, cane cutter 2, dan semi hammer
shredder. Dan yang terakhir digunakan pada bagian proses produksi yaitu pada
proses evaporasi. Total kebutuhan steam di PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta
Manis sebesar 96,05ton/jam.
Boiler adalah suatu bejana tertutup yang secara efisien mampu mengubah air
menjadi steam. Terdapat beberapa komponen pada Boiler dalam mengubah air
menjadi steam, yaitu:
1. Deaerator
Deaerator berfungsi sebagai pemanas awal air pengisian ketel sebelum
dimasukkan kedalam boiler. Air yang masuk ke dalam deaerator memiliki suhu
80-90oC dan akan dipanaskan di dalam deaerator sampai suhu 105oC
2. Steam Drum
Steam drum adalah alat yang berfungsi sebagai pemisah antara air dan
saturated steam. Pemisahan antara air dan saturated steam dikarenakan perbedaan
fase, dimana bagian atas terdapat saturated steam dan bagian bawah terdapat air.
Air akan dialirkan melalui down comer menuju dinding furnace untuk dipanaskan
kembali hingga menjadi saturated steam. Saturated steam akan dialirkan ke
superheater untuk dipanaskan lebih lanjut.
3. Superheater
Superheater adalah rangkaian pipa–pipa yang digunakan untuk memanaskan
saturated steam hingga menjadi superheated steam. Satu unit boiler Pada PT
27
Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis memiliki 54 buah superheater. Saturated
steam dipanaskan lebih lanjut menggunakan superheater tersebut yang memiliki
suhu 325oC dengan suhu dapur pembakaran sebesar 600-800oC. Superheated
Steam yang dihasilkan dari dapur pembakaran digunakan untuk pembangkit listrik
yang ada di PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis dan proses penggilingan
tebu. Steam sisa dari kedua proses akan digunakan lagi untuk proses penguapan di
evaporator dan proses masakan.
1. Limbah Padat
PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis sebagai pabrik penghasil gula
kristal putih tentu memiliki limbah padat sebagai hasil samping dalam proses
produksinya. Limbah padat yang dihasilkan tidak dibiarkan begitu saja sehingga
dapat mencemari lingkungan sekitar. Namun limbah padat yang dihasilkan berupa
abu boiler dan blotong dilakukan penumpukan sebagai tahap pengolahan menjadi
bahan-bahan pembuatan pupuk kompos yang nantinya akan digunakan untuk
pupuk tebu pada musim tanam tiba. Selain itu terdapat limbah padat lain
dihasilkan yaitu sebagai berikut:
a. Blotong
Blotong merupakan limbah padat yang dihasilkan dari proses pemisahan nira
tapis dengan filtratnya pada stasiun pemurnian. Blotong dapat digunakan jadi
28
2. Limbah Cair
Pada limbah cair ini terdapat 2 klasifikasi yaitu limbah cair yang termasuk
polutan dan non polutan. Polutan adalah limbah yang harus diolah dahulu sebelum
akhirnya dibuang ke lingkungan yaitu air tumpahan nira kental. Sedangkan non
polutan adalah limbah yang dapat langsung dibuang ke lingkungan tanpa harus
ada perlakuan khusus sebelumnya yaitu air kondensat dari kondenser dan vaccum
pan. Untuk limbah non polutan digunakan proses sirkulasi. Jadi air kondensat
tersebut dipompakan ke kolam penampungan agar terjadi penurunan suhu yang
slanjutnya kembali digunakan untuk air injeksi. Pada pengolahan limbah polutan
digunakan sistem lagoon (kolam).
Ada 12 kolam yang terdapat pada Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL). Kolam ini terdiri dari titik inlet, oil trap I, kolam penyangga, oil trap II,
kolam pengendap, kolam anaerob, kolam fakultatif, kolam aerob, kolam uji, dan
titik outlet. Diharapkan air limbah yang telah melalui proses IPAL memiliki pH
yang netral agar dapat dilepas atau dialirkan ke lingkungan.
3. Limbah Gas
PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis memiliki beberapa sumber
gas yang dapat mecemari lingkungan jika tidak dilakukan penanganan dan uji
keamanan gas yang dihasilkannya. Sumber limbah gas ini terdiri dari 2 cerobong
boiler, 2 cerobong sulfur tank, dan 4 cerobong generator setting (Genset) dengan
penyempurnaan gas scrubber. Penanganan limbah gas pada cerobong boiler
dilakukan dengan penggunaan alat dust collector yang terpasang didalam tabung
29
pemisah abu, pasir, dan gas sisa pembakaran yang berbentuk seperti cyclone. Dust
collector berfungsi untuk menangkap debu pembakaran yang terdiri dari abu dan
pasir yang dihisap oleh Induce Fan sehingga jatuh pada rantai dan tidak terbawa
oleh gas pembakaran yang di lepas atau dihembus ke udara oleh Force Draf Fan.
Selain itu didalam tabung pemisah ini dilengkapi dengan alat pengihasap debu
pembakaran. Partikel debu seperti abu dan pasir yang memiliki berat lebih besar
dibandingkan gas pembakaran akan jatuh pada dust collector sehingga gas
pembakaran yang dilepas tidak mencemari lingkungan dan mengurangi penurunan
kualitas udara serta partikulat.
Debu pembakaran yang berupa abu dan pasir yang jatuh pada rantai
kemudian diberi air siraman yang berfungsi untuk menggumpalkan abu dan pasir
sehingga dapat dibawa menuju belt conveyor yang akan ditampung oleh truk
penampung.
Selain itu juga dilakukan uji keamanan gas buang atau yang dihasilkan
secara berkala yaitu 2 kali uji dalam 1 tahun. Uji ini dilakukan dengan
menggunakan alat pengukur khusus cemaran gas atau udara. Pada setiap cerobong
pembuangan gas pada boiler, sulfur tank, dan generator setting terdapat lubang
untuk memasukkan alat tersebut guna mengambil sampel gas buang yang
dihasilkan. Sehingga dapat terukur cemaran gas yang dihasilkan. Hasil analisa
udara emisi, ambient dibuat oleh instansi yang berwenang. Laporan hasil analisa
tersebut dilaporkan setiap 3 bulan sekali atau 6 bulan sekali dalam bentuk laporan
RKL-RPL ke : Asdep Pengendalian Pencemaran Agroindustri Kementerian
Lingkungan Hidup, Badan Lingkungan Hidup Provinsi, Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten, Kantor Distrik dan Bagian Pengolahan.
4. Limbah B3
Limbah B3 adalah limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun.
Pada PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis tidak terdapat pengolahan
limbah B3 tetapi hanya penyimpanan saja dengan waktu tinggal 180 hari.
Selanjutnya limbah ini akan diangkut dan dibawa ke Badan Lingkungan Hidup
untuk selanjutnya diolah. Limbah B3 yang terdapat di PT Buma Cima Nusantara
Unit Cinta Manis ini antara lain kertas saring yang terkontaminasi Pb asetat, oli
bekas dari turbin atau generator dan aki bekas dari alat berat dan alat angkut.
BAB IV
SPESIFIKASI PERALATAN
Unit proses Pabrik Gula di PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis
didukung oleh berbagai peralatan-peralatan yang meliputi stasiun timbangan, unit
preparasi, stasiun gilingan, stasiun pemurnian, stasiun evaporasi, stasiun masakan,
stasiun putaran, stasiun penyelesaian, dan stasiun pengemasan. Adapun spesifikasi
peralatan-peralatan tersebut adalah sebagai berikut :
30
31
Lebar : 1080 mm
Kecepatan : 600 rpm
Jumlah pisau : 64 buah
Diameter : 1400 mm
Jarak pisau : 120 mm
Power : 1000 hp
Kapasitas : 6.000 TCD
Jumlah : 1 unit
Fungsi : Memotong tebu menjadi sekitar 50% dari bahan
bakunya atau sekitar 30 – 40 cm
Diameter : 1400 mm
Jarak pisau : 120 mm
Power : 1000 hp
Kapasitas : 6.000 TCD
Jumlah : 1 unit
Fungsi : Memotong tebu dari 30 – 40 cm menjadi 5 – 10
cm atau 75% dari bahan bakunya
Kapasitas : 5 ton
Diameter : 2000 mm
Tinggi : 1600 mm
Fungsi : Penimbang nira mentah
4.4.4 Defekator
Adapun spesifikasi dari Defakator adalah sebagai berikut :
Kapasitas : 12 / 6 m3
Diameter : 1500 mm
Tinggi : 2000 mm
Kec. pengadukan : 500 rpm
Jumlah : 3 unit
Fungsi : Tangki pencampuran nira mentah dengan susu
kapur
38
4.4.7 Clarifier
Adapun spesifikasi dari Clarifier adalah sebagai berikut :
Produksi : Kawasaki Heavy Industries,Ltd
Type : Single Tray
Jumlah : 1 unit
Diameter : 10,3 m
Kecepatan putaran : 9 – 10 rpm
Fungsi : Tangki pengendap kotoran hingga Pemurniaan
40
Tinggi : 6265 mm
Temperatur : 1000 oC
Jumlah : 8 unit
Fungsi : Tempat penampung air kondensat
Jumlah : 1 unit
Power : 220/380V; 7,5Kw; 1450 rpm; 3 phase; 50 Hz
Fungsi : Tangki pendingin nira kental serta penambahan
belerang
Kapasitas : 45 m3
Jumlah : 9 unit
Panjang : 3m
Lebar : 3m
Tinggi : 5m
Fungsi : Tempat untuk menyimpan bahan masakan
4.6.5 Crystalizer
Adapun spesifikasi dari Crystalizer adalah sebagai berikut :
Produksi : Marubeni Corporation, Japan
Jumlah : 7 unit
Kapasitas : 50 m3
Panjang : 8000 mm
Lebar : 2600 mm
Tinggi : 2800 mm
Kecepatan pengadukan : 0,8 rpm
Fungsi : Tempat untuk membentuk kristal gula pada
masakan
pusat putaran, sehingga nira yang tidak mengkristal keluar melalui dinding-
dinding HGF maupun LGF. Adapun peralatan yang ada dalam stasiun putaran
sebagai berikut :
4.7.1 Putaran A
Adapun spesifikasi dari Putaran A adalah sebagai berikut :
Produksi : BMA Corporation
Tipe : HGF (High Grade Fugal)
Beban maksimal : 650 kg
Jumlah : 4 unit
Kapasitas : 8,2 m3/jam
Diameter : 1220 mm
Tinggi : 760 mm
Sisi dalam : 178 mm
Siklus : 20 siklus/jam
4.7.2 Putaran C
Adapun spesifikasi dari Putaran C adalah sebagai berikut :
Produksi : BMA Corporation
Type : LGF (Low Grade Fugal)
Jumlah : 5 unit
Kapasitas : 6,063 m3/h
49
BAB V
TUGAS KHUSUS
Tabel 5.2 Data Pengamatan Aktual 24 Agustus 2021 pada Alat Evaporator
Parameter Nilai Satuan
Kapasitas giling (eksklusif) 4394,55 TCD
Nira mentah tertimbang 212,426 Ton/jam
Nira mentah%tebu 96,54 %
Imbibisi %tebu 30 %
Imbibisi 66,21 Ton/jam
%brik nira mentah 11,73 %
Panas jenis nira mentah 0,92962 kkal/kg
Panas jenis air Imbibisi 1 kkal/kg
Suhu nira mentah inlet PP 1 35 °C
Suhu nira mentah outlet PP1 75 °C
Suhu nira mentah inlet PP 2 75 °C
Suhu nira mentah outlet PP 2 95 °C
Nira encer % tebu 90,4 %
Berat Nira encer 210,492 Ton/jam
%brix nira encer 12,38 %
Suhu nira encer inlet BP 1 95 °C
%brix nira kental 61,36 %
Tekanan ube 1 kg/cm2
Suhu UBE 119,53 °C
Hampa BP 4 ( Badan Akhir) 65 cmHg
Pressure Drop DP 1,8552 kg/cm2
(Sumber: PTPN VII Distrik Cinta Manis, 2021)
54
Tabel 5.3 Data Pengamatan Aktual 25 Agustus 2021 pada Alat Evaporator
Parameter Nilai Satuan
Kapasitas giling (eksklusif) 4173,89 TCD
Nira mentah tertimbang 208,483 Ton/jam
Nira mentah%tebu 96,61 %
Imbibisi %tebu 31,64 %
Imbibisi 65,42 Ton/jam
%brik nira mentah 11,83 %
Panas jenis nira mentah 0,92902 kkal/kg
Panas jenis air Imbibisi 1 kkal/kg
Suhu nira mentah inlet PP 1 35 °C
Suhu nira mentah outlet PP1 75 °C
Suhu nira mentah inlet PP 2 75 °C
Suhu nira mentah outlet PP 2 95 °C
Nira encer % tebu 90,32 %
Berat Nira encer 198,404 Ton/jam
%brix nira encer 11,98 %
Suhu nira encer inlet BP 1 95 °C
%brix nira kental 61,87 %
Tekanan ube 1 kg/cm2
Suhu UBE 119,53 °C
Hampa BP 4 ( Badan Akhir) 64 cmHg
Pressure Drop DP 1,8421 kg/cm2
(Sumber: PTPN VII Distrik Cinta Manis, 2021)
55
Tabel 5.4 Data Pengamatan Aktual 26 Agustus 2021 pada Alat Evaporator
Parameter Nilai Satuan
Kapasitas giling (eksklusif) 4506,786 TCD
Nira mentah tertimbang 228,512 Ton/jam
Nira mentah%tebu 96,34 %
Imbibisi %tebu 31,65 %
Imbibisi 67,44 Ton/jam
%brik nira mentah 12,33 %
Panas jenis nira mentah 0,92602 kkal/kg
Panas jenis air Imbibisi 1 kkal/kg
Suhu nira mentah inlet PP 1 35 °C
Suhu nira mentah outlet PP1 75 °C
Suhu nira mentah inlet PP 2 75 °C
Suhu nira mentah outlet PP 2 95 °C
Nira encer % tebu 89,69 %
Berat Nira encer 212,749 Ton/jam
%brix nira encer 12,45 %
Suhu nira encer inlet BP 1 95 °C
%brix nira kental 61,42 %
Tekanan ube 0,8 kg/cm2
Suhu UBE 116,19 °C
Hampa BP 4 ( Badan Akhir) 63 cmHg
Pressure Drop DP 1,6289 kg/cm2
(Sumber: PTPN VII Distrik Cinta Manis, 2021)
56
Tabel 5.5 Data Pengamatan Aktual 27 Agustus 2021 pada Alat Evaporator
Parameter Nilai Satuan
Kapasitas giling (eksklusif) 3273,7766 TCD
Nira mentah tertimbang 148,438 Ton/jam
Nira mentah%tebu 95,67 %
Imbibisi %tebu 29,87 %
Imbibisi 52,2502 Ton/jam
%brix nira mentah 10,48 %
Panas jenis nira mentah 0,93712 kkal/kg
Panas jenis air Imbibisi 1 kkal/kg
Suhu nira mentah inlet PP 1 35 °C
Suhu nira mentah outlet PP1 75 °C
Suhu nira mentah inlet PP 2 75 °C
Suhu nira mentah outlet PP 2 95 °C
Nira encer % tebu 90,52 %
Berat Nira encer 147,015 Ton/jam
%brix nira encer 10,56 %
Suhu nira encer inlet BP 1 95 °C
%brix nira kental 63,47 %
Tekanan ube 0,9 kg/cm2
Suhu UBE 118,01 °C
Hampa BP 4 ( Badan Akhir) 65 cmHg
Pressure Drop DP 1,7552 kg/cm2
(Sumber: PTPN VII Distrik Cinta Manis, 2021)
57
Tabel 5.6 Data Pengamatan Aktual 28 Agustus 2021 pada Alat Evaporator
Parameter Nilai Satuan
Kapasitas giling (eksklusif) 3452,4433 TCD
Nira mentah tertimbang 170,184 Ton/jam
Nira mentah%tebu 95,88 %
Imbibisi %tebu 30,02 %
Imbibisi 54,2502 Ton/jam
%brix nira mentah 11,34 %
Panas jenis nira mentah 0,93196 kkal/kg
Panas jenis air Imbibisi 1 kkal/kg
Suhu nira mentah inlet PP 1 35 °C
Suhu nira mentah outlet PP1 75 °C
Suhu nira mentah inlet PP 2 75 °C
Suhu nira mentah outlet PP 2 95 °C
Nira encer % tebu 90,96 %
Berat Nira encer 182,62 Ton/jam
%brix nira encer 11,78 %
Suhu nira encer inlet BP 1 95 °C
%brix nira kental 64,83 %
Tekanan ube 1 kg/cm2
Suhu UBE 119,53 °C
Hampa BP 4 ( Badan Akhir) 63 cmHg
Pressure Drop DP 1,8289 kg/cm2
(Sumber: PTPN VII Distrik Cinta Manis, 2021)
58
Tabel 5.7 Data Pengamatan Aktual 29 Agustus 2021 pada Alat Evaporator
Parameter Nilai Satuan
Kapasitas giling (eksklusif) 4103,9573 TCD
Nira mentah tertimbang 212,767 Ton/jam
Nira mentah%tebu 96,76 %
Imbibisi %tebu 30,89 %
Imbibisi 61,4297 Ton/jam
%brix nira mentah 12,13 %
Panas jenis nira mentah 0,92722 kkal/kg
Panas jenis air Imbibisi 1 kkal/kg
Suhu nira mentah inlet PP 1 35 °C
Suhu nira mentah outlet PP1 75 °C
Suhu nira mentah inlet PP 2 75 °C
Suhu nira mentah outlet PP 2 95 °C
Nira encer % tebu 91,02 %
Berat Nira encer 201,701 Ton/jam
%brix nira encer 12,42 %
Suhu nira encer inlet BP 1 95 °C
%brix nira kental 63,88 %
Tekanan ube 0,9 kg/cm2
Suhu UBE 118,01 °C
Hampa BP 4 ( Badan Akhir) 64 cmHg
Pressure Drop DP 1,7421 kg/cm2
(Sumber: PTPN VII Distrik Cinta Manis, 2021)
59
Tabel 5.9 Neraca Massa pada Alat Evaporator Tanggal 24 Agustus 2021
Input (ton) Output (ton)
Nomor
Komponen Aliran Aliran
BP Aliran 2 Aliran 4
1 3 Aliran 5
Nira 210,492 141,806
Exhaust Steam 75,589
Steam 37,335
BP1 Kondensat 75,589
Steam Bleeding
31,350
1
Total 286,081 286,081
Nira 141,806 104,471
Steam 37,335 31,842
Kondensat 37,335
BP2
Steam Bleeding
2 5,493
Total 179,141 179,141
Nira 104,171 72,630
Steam 31,842 31,842
BP 3
Kondensat 31,842
Total 136,313 136,313
Nira 72,630 40,788
Steam 31,842 31,842
BP4
Kondensat 31,842
Total 104,471 104,471
61
Tabel 5.10 Neraca Massa pada Alat Evaporator Tanggal 25 Agustus 2021
Input (ton) Output (ton)
Nomor
Komponen Aliran Aliran
BP Aliran 2 Aliran 4
1 3 Aliran 5
Nira 198,404 132,991
Exhaust Steam 71,946
Steam 35,117
BP1 Kondensat 71,946
Steam Bleeding
30,295
1
Total 270,350 270,350
Nira 132,991 97,874
Steam 35,117 29,728
Kondensat 35,117
BP2
Steam Bleeding
2 5,388
Total 168,109 168,109
Nira 97,874 68,146
Steam 29,728 29,728
BP 3
Kondensat 29,728
Total 127,603 127,603
Nira 68,146 38,417
Steam 29,728 29,728
BP4
Kondensat 29,728
Total 97,874 97,874
62
Tabel 5.11 Neraca Massa pada Alat Evaporator Tanggal 26 Agustus 2021
Input (ton) Output (ton)
Nomor
Komponen Aliran Aliran
BP Aliran 2 Aliran 4
1 3 Aliran 5
Nira 212,749 142,762
Exhaust Steam 75,788
Steam 37,126
BP1 Kondensat 75,788
Steam Bleeding
32,861
1
Total 288,537 288,537
Nira 142,762 105,636
Steam 37,126 31,256
Kondensat 37,126
BP2
Steam Bleeding
2 5,870
Total 179,888 179,888
Nira 105,636 74,381
Steam 31,256 31,256
BP 3
Kondensat 31,256
Total 136,892 136,892
Nira 74,381 43,125
Steam 31,256 31,256
BP4
Kondensat 31,256
Total 105,636 105,636
63
Tabel 5.12 Neraca Massa pada Alat Evaporator Tanggal 27 Agustus 2021
Input (ton) Output (ton)
Nomor
Komponen Aliran Aliran
BP Aliran 2 Aliran 4
1 3 Aliran 5
Nira 147,014 97,451
Exhaust Steam 54,010
Steam 26,906
BP1 Kondensat 54,010
Steam Bleeding
22,658
1
Total 201,025 201,025
Nira 97,451 70,545
Steam 26,906 23,043
Kondensat 26,906
BP2
Steam Bleeding
2 3,863
Total 124,357 124,257
Nira 70,545 47,503
Steam 23,043 23,043
BP 3
Kondensat 33,043
Total 93,588 93,588
Nira 47,503 24,460
Steam 23,043 23,043
BP4
Kondensat 23,043
Total 70,545 70,545
64
Tabel 5.13 Neraca Massa pada Alat Evaporator Tanggal 28 Agustus 2021
Input (ton) Output (ton)
Nomor
Komponen Aliran Aliran
BP Aliran 2 Aliran 4
1 3 Aliran 5
Nira 182,620 124,360
Exhaust Steam 64,275
Steam 33,335
BP1 Kondensat 64,275
Steam Bleeding
24,924
1
Total 246,895 246,895
Nira 124,360 91,025
Steam 33,335 28,921
Kondensat 33,335
BP2
Steam Bleeding
2 4,413
Total 157,695 157,695
Nira 91,025 62,104
Steam 28,921 28,921
BP 3
Kondensat 28,921
Total 119,946 119,946
Nira 62,104 33,183
Steam 28,921 28,921
BP4
Kondensat 28,921
Total 91,025 91,025
65
Tabel 5.14 Neraca Massa pada Alat Evaporator Tanggal 29 Agustus 2021
Input (ton) Output (ton)
Nomor
Komponen Aliran Aliran
BP Aliran 2 Aliran 4
1 3 Aliran 5
Nira 201,700 135,583
Exhaust Steam 72,204
Steam 35,777
BP1 Kondensat 72,204
Steam Bleeding
30,340
1
Total 273,905 273,905
Nira 135,583 99,807
Steam 35,777 30,295
Kondensat 35,777
BP2
Steam Bleeding
2 5,481
Total 171,360 171,360
Nira 99,807 69,511
Steam 30,295 30,295
BP 3
Kondensat 30,295
Total 130,102 130,102
Nira 69,511 39,216
Steam 30,295 30,295
BP4
Kondensat 30,295
Total 70,545 70,545
66
Q1 12253779,505 Q3 3190957,806
Q2 20453789,045 Q4 7949548,246
2 Q5 20340230,614
QLoss 1226831,884
Total 32707568,550 Total 32707568,550
7949548,246 2311753,157
17130525,785 4500169,079
3 16988300,737
1279851,058
Total 25080074,032 Total 25080074,032
4500169,079 1682201,503
16988300,737 1564446,758
4 16737552,412
1504269,145
Total 21488469,817 Total 21488469,817
67
Tabel 5.16 Neraca Energi pada Alat Evaporator Tanggal 24 Agustus 2021
14404932,421 3773802,161
23844522,455 9279757,068
2 23869044,052
1326851,595
Total 38249454,876 Total 38249454,876
9279757,068 2747265,185
20357198,076 5142876,659
3 20178485,847
1568327,454
Total 29636955,144 Total 29636955,144
5142876,659 1906119,731
20178485,847 1687394,532
4 19843181,194
1884667,048
Total 25321362,505 Total 25321362,505
68
Tabel 5.17 Neraca Energi pada Alat Evaporator Tanggal 25 Agustus 2021
Input Output
Nomor BP
Komponen Jumlah (kkal) Komponen Jumlah (kkal)
17701387,282 8031421,192
46463354,714 13501906,392
1 42064500,181
566914,230
Total 64164741,996Total 64164741,996
13501906,392 3556492,690
22582443,000 8694509,854
2 22453315,930
1380030,919
Total 36084349,392Total 36084349,392
8694509,854 2578217,274
19007816,645 4838195,725
3 18844542,402
1441371,100
Total 27702326,499Total 27702326,499
4838195,725 1824959,085
18844542,402 1568292,293
4 18544428,262
1745058,486
Total 23682738,126Total 23682738,126
69
Tabel 5.18 Neraca Energi pada Alat Evaporator Tanggal 26 Agustus 2021
14065257,092 3674172,856
23833591,693 9122568,234
2 23704548,236
1397559,460
Total 37898848,786 Total 37898848,786
9122568,234 2664995,062
19956458,511 5164641,178
3 19791956,991
1457433,514
Total 29079026,745 Total 29079026,745
5164641,178 1962412,291
19791956,991 1809339,645
4 19514651,395
1670194,837
Total 24956598,169 Total 24956598,169
70
Tabel 5.19 Neraca Energi pada Alat Evaporator Tanggal 27 Agustus 2021
Input Output
Nomor BP
Komponen Jumlah (kkal) Komponen Jumlah (kkal)
13218749,392 5946163,801
34852631,339 9860075,711
1 31844657,454
420483,765
Total 48071380,731 Total 48071380,731
9860075,711 2684113,273
17286853,487 6252203,411
17187472,048
2
1023140,465
Total 27146929,198 Total 27146929,198
6252203,411 1963444,754
14719709,859 3358304,278
3 14592508,287
1057655,951
Total 20971913,271 Total 20971913,271
3358304,278 1379984,116
14592508,287 1048334,374
4 14360018,930
1162475,146
Total 17950812,566 Total 17950812,566
71
Tabel 5.20 Neraca Energi pada Alat Evaporator Tanggal 28 Agustus 2021
Input Output
Nomor BP
Komponen Jumlah (kkal) Komponen Jumlah (kkal)
16310970,045 7179468,567
41509846,665 12672981,573
1 37465592,728
502773,842
Total 57820816,710 Total 57820816,710
12672981,573 3381245,011
21436897,025 8129372,544
2 21315237,783
1284023,259
Total 34109878,598 Total 34109878,598
8129372,544 2519851,037
18492968,832 4437187,570
3 18337419,000
1327883,769
Total 26622341,376 Total 26622341,376
4437187,570 1819132,515
18337419,000 1356313,988
4 18058288,432
1540871,635
Total 22774606,570 Total 22774606,570
72
Tabel 5.21 Neraca Energi pada Alat Evaporator Tanggal 29 Agustus 2021
Input Output
Nomor BP
Komponen Jumlah (kkal) Komponen Jumlah (kkal)
17952002,985 7961538,369
46586220,527 13549732,697
1 42484782,182
542170,264
Total 64538223,512 Total 64538223,512
13549732,697 3586616,157
22988974,665 8732536,906
2 22861395,570
1358158,728
Total 36538707,361 Total 36538707,361
8732536,906 2613091,114
19358665,544 4871040,666
3 19198154,799
1408915,872
Total 28091202,450 Total 28091202,450
4871040,666 1844981,188
19198154,799 1578711,524
4 18892122,639
1753380,114
Total 24069195,465 Total 24069195,465
5.3 Pembahasan
Pada proses pembuatan gula salah satu alat yang berperan penting di
Pabrik Gula PT Buma Cima Nusantara Unit Cinta Manis adalah Evaporator.
Evaporator berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah pelarut dari
suatu larutan dari bentuk cair menjadi uap. Evaporator umumnya terdiri dari tiga
bagian, yaitu penukar panas, bagian evaporasi (tempat dimana cairan mendidih
lalu menguap), dan pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan
kedalam condenser (untuk diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya.
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam
keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air).
73
Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat
dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan
volume signifikan.
Terdapat dua contoh dari evaporasi yang sering dikenal adalah berkeringat
dan juga siklus hujan. Jika kita sedang terkena pancaran panas dari sinar matahari
atau sedang memperoleh dan menjalani suatu aktivitas yang berat, maka tubuh
kita akan memberi repon dengan mengeluarkan cairan berupa keringat. cairan
tersebut yang menguap, pada urutan yang akan mendinginkan kita. Dalam sebuah
cuaca, evaporasi ini akan ditunjukkan selama terjadi siklus hujan.
Evaporator PG PT BCN Unit Cinta Manis tersusun atas 4 buah tangki
penguapan atau disebut Quadruple Effect. Dalam pengoperasiannya,sumber panas
yang digunakan adalah uap bekas (exhaust steam) dari turbin generator dan
stasiun mill. Pelaksanaan Quadruple Effect ini harus didukung oleh tekanan uap
bekas yang berkisar antara 0,8 kg/cm2 dan 1 kg/cm2 dari kondisi vakum yang
berkisar antara 63 cmHg dan 65 cmHg yang optimal sehingga brix nira kental
yang diharapkan yakni sebesar 64% dapat tercapai.
Uap nira yang dihasilkan oleh BP 1 dan BP 2 kemudian digunakan sebagai
Bleeding Steam untuk proses Penguapan pada badan selanjutnya di evaporator dan
juga digunakan pada Vacuum Pan dan Juice Heater.
Pada pengamatan lapangan yang dilakukan saat kerja praktik pada tanggal
23-29 Agustus 2021 didapatkan hasil perhitungan Efisiensi evaporator PT BCN
Unit Cinta Manis berbeda-beda atau fluktuatif, dapat dilihat pada gambar 5.1
81
80
79
78
77
76
75
23-Agt 24-Agt 25-Agt 26-Agt 27-Agt 28-Agt 29-Agt
BP 1 81,734 81,495 81,494 81,997 81,733 81,493 81,746
BP 2 78,401 78,609 78,14 78,72 78,554 78,237 78,491
BP 3 79,034 78,801 78,853 79,343 79,476 79,194 79,224
BP 4 81,243 81,214 81,055 81,646 82,577 81,677 81,257
Steam economy bisa jadi jauh lebih besar, nilai steam economy untuk multiple
effect bergantung pada jumlah efek atau number of effect (McCabe,1993).
Hasil perhitungan steam economy pada evaporator quadruple effect PG PT
BCN unit Cinta Manis dapat dilihat pada tabel 5.23 berikut
Tabel 5.23 Perhitungan Steam Economy
Tanggal Steam Economy
23 Agustus 2021 2,2177
24 Agustus 2021 2,2451
25 Agustus 2021 2,2237
26 Agustus 2021 2,2382
27 Agustus 2021 2,2691
28 Agustus 2021 2,3249
29 Agustus 2021 2,2504
Steam Economy
Steam Economy
2,3249
2,2691
2,2451 2,2504
2,2382
2,2177 2,2237
Bleeding uap nira juga digunakan pada Evaporator sebagai fluida pemanas
pada selanjutnya. Perhitungan jumlah bleeding uap nira 1 dan bleeding uap nira 2
yang digunakan pada evaporator dapat dilihat pada Tabel 5.26
Tabel 5.26 Jumlah Bleeding Uap pada Evaporator
Tanggal Bleeding Uap 1 Bleeding Uap 2
23 Agustus 2021 52,94 % 84,22 %
24 Agustus 2021 54,36 % 85,29 %
25 Agustus 2021 53,69 % 84,65 %
26 Agustus 2021 53,05 % 84,19 %
27 Agustus 2021 54,28 % 85,64 %
28 Agustus 2021 57,22 % 86,76 %
29 Agustus 2021 54,11 % 84,68 %
Bleeding Uap 1 Bleeding Uap 2
57,22%
52,94% 54,36% 53,69% 53,05% 54,28% 54,11%
32,86
31,35 30,3 30,34
28,29
24,92
22,66
tinggi nilai %brix maka semakin rendah jumlah uap bleeding. Hal ini disebabkan
pada nilai %brix yang tinggi menunjukkan bahwa nira semakin terkonsentrasi
yang artinya air yang akan diuapkan jumlahnya rendah sehingga uap yang
digunakan untuk bleeding akan semakin kecil (Storia, 2016).
80
81
DAFTAR PUSTAKA
Asadi, Mosen. 2006. Beet-Sugar Handbook. New York : John Wiley & Sons, Inc.
Chen, James C. P. and Chung Chi Chou. 1993. Cane Sugar Handbook: A Manual
for Cane Sugar Manufacturers and Their Chemists. Twelfth Edition. New
York: John Wiley and Sons, inc.
McCabe, Warren L., Julian C. Smith, and Peter Harriott. 1993. Unit Operation of
Chemical Engineering. Fifth Edition. Singapore: McGraw-Hill, Inc.
Rein, Peter. 2007. Cane Sugar Engineering. Berlin: Verlag Dr. Albert Bartens
KG.
Santoso, BE. 2011. Analisis Kualitas Nira dan Bahan Alur Untuk Pengawas
Pabrikasi di Pabrik Gula. Pasuruan: Pusat Penelitian Perkebunan Gula
Indonesia (P3GI).
81
Data 23 Agustus 2021 Evaporator St. Penguapan
Parameter Nilai Satuan
Kapasitas giling (eksklusif) 3907,61 TCD
Nira mentah tertimbang 195,132 Ton/jam
Nira mentah%tebu 96,54 %
Imbibisi %tebu 31 %
Imbibisi 62,66 Ton/jam
%brik nira mentah 12,26 %
Panas jenis nira mentah 0,92644 kkal/kg
Panas jenis air Imbibisi 1 kkal/kg
Suhu nira mentah inlet PP 1 35 °C
Suhu nira mentah outlet PP1 75 °C
Suhu nira mentah inlet PP 2 75 °C
Suhu nira mentah outlet PP 2 95 °C
Nira encer % tebu 90,4 %
Berat Nira encer 182,723 Ton/jam
%brix nira encer 12,38 %
Suhu nira encer inlet BP 1 95 °C
%brix nira kental 60,89 %
Tekanan ube 0,9 kg/cm2
Suhu UBE 118,01 °C
Hampa BP 4 ( Badan Akhir) 63 cmHg
Pressure Drop DP 1,7289 kg/cm2
Disahkan Oleh,
Pembimbing KP Perusahaan
Andik Sujatmiko
NIP. 2088320194
Disahkan Oleh,
Pembimbing KP Perusahaan
Andik Sujatmiko
NIP. 2088320194
Disahkan Oleh,
Pembimbing KP Perusahaan
Andik Sujatmiko
NIP. 2088320194
Disahkan Oleh,
Pembimbing KP Perusahaan
Andik Sujatmiko
NIP. 2088320194
Disahkan Oleh,
Pembimbing KP Perusahaan
Andik Sujatmiko
NIP. 2088320194
Disahkan Oleh,
Pembimbing KP Perusahaan
Andik Sujatmiko
NIP. 2088320194
Disahkan Oleh,
Pembimbing KP Perusahaan
Andik Sujatmiko
NIP. 2088320194
89
90
Vacuum BP IV = 63 cmHg
= Tekanan atmosfir – Tekanan BP IV
= 76 cmHg – 63 cmHg
= 13 cmHg ×
= 0,1710 kg/cm2,abs
BP II =
BP III =
BP IV =
Tekanan BP I = ( )
= ( )
= 1,424
Tekanan BP II = 1,424 ( )
= 0,9793
= 0,560
Dari Tabel 41,1 A Properties of Dry Saturated Steam; Hugot hlm,1034 :
T (oC) P( R (kkal/kg)
83 0,5447 550,1
83,70 0,5601 549,01
84 0,5447 549,5
T = 83,70 oC
R = 549,01 kkal/kg
Tekanan BP IV = 0,560 ( )
= 0,1710
Dari Tabel 41,1 A Properties of Dry Saturated Steam; Hugot hlm,1034 :
T (oC) P( R (kkal/kg)
56 0,1684 565,6
56,33 0,1711 565,40
57 0,1765 565
T = 526,33 oC
R = 565,40 kkal/kg
92
WJH2 =
= 8,481651ton/jam
Vacuum Pan
Kebutuhan uap bagi Vacuum Pan sebesar 2/3 dari Uap nira yakni sebesar
120 kg / ton tebu (Hugot, hal 589).
Kebutuhan UNI I bleeding untuk Vacuum Pan (WVP) :
WVP = (Hugot, Hal. 589)
= TCD
= 13,025367 kg/hari
93
WJH3 =
= 3,39266 ton/jam
Juice Heater PP II JH IV
- Suhu nira mentah inlet PP II JH IV = 85oC
- Suhu nira mentah outlet PP II JH IV = 95 oC
- Panas jenis nira mentah (Cp) = 0,92644 kkal/kg
WJH4 =
= 3,39266 ton/jam
WJH1 =
94
= 5,023026 ton/jam
= 145,572 ton/jam
maka ,
WBP 1 = (26,808 + 5,023026 + 28,29234) ton/jam = 60,124 ton/jam
= 122,599 ton/jam
L2 = F – V2
= 122,599 ton/jam – 31,831 ton/jam
= 90,768 ton/jam
= 63,959 ton/jam
= 37,151 ton/jam
= 15,416
96
= 21,687
X3 = 35,3680
Badan Penguapan I
Formasi = 1A+1C+1D
Diketahui Data
P1 = 1,424539 kg/cm2.abs
T1 = 109,25
R1 = 532,851
B1 rata-rata = 15,416
H = 405,5556 mm
= 40,5555 cm
Menurut Hugot hal 502, jika level hidrostatis nira didalam evaporator sebesar 1/3
dari tinggi tube / kalandria, maka tekanan hidrostatis rata - rata setiap Evaporator
adalah 1/6 dari tinggi tube / kalandria
menentukan KTDH dengan interpolasi data dari tabel 32.3 hugot hal.500
T
H (cm) brix
110 109,25 100
10 0,8 1,1
40 15,42 0,85 0,87 1,10
20 0,9 1,1
40,55555556 0,88415387
T
H (cm) brix
110 109,25 100
10 1 1,4
50 15,42 1,05 1,08 1,40
20 1,1 1,4
Badan Penguapan II
Formasi = 1B+2
Diketahui Data
P2 = 0,979336 Kg/cm2.abs
T2 = 98,50
R2 = 539,85
B2 rata-rata = 21,68663
H = 400 mm
= 40 Cm
Menurut Hugot hal 502, jika level hidrostatis nira didalam evaporator sebesar 1/3
dari tinggi tube / kalandria, maka tekanan hidrostatis rata - rata setiap Evaporator
adalah 1/6 dari tinggi tube / kalandria
menentukan KTDH dengan interpolasi data dari tabel 32.3 hal 500
T
H (cm) brix
100 98,50 90
20 1,1 1,6
40 21,69 1,12 1,19 1,60
30 1,2 1,6
40 1,19
T3 = 83,70
R3 = 549,01
B3 Rata rata = 30,145
H = 333,3333 mm
= 33,33333 cm
Menurut Hugot hal 502, jika level hidrostatis nira didalam evaporator sebesar 1/3
dari tinggi tube / kalandria, maka tekanan hidrostatis rata - rata setiap Evaporator
adalah 1/6 dari tinggi tube / kalandria
Tinggi tube =
2000 mm
200 cm
menentukan KTDH dengan interpolasi data dari tabel 32.3 hugot hal.500
T
H (cm) brix
90 83,70 80
30 1,2 1,7
30 30,15 1,20 1,52 1,70
40 1,3 1,8
33,33333333 1,670866287
T
H (cm) brix
90 83,70 80
30 1,6 2,2
40 30,15 1,60 1,98 2,20
40 1,7 2,3
Badan Penguapan IV
Formasi = 4
Diketahui data
P4 = 0,171053
T4 = 56,33
R4 = 565,40
B4 Rata rata = 48,12901
H = 333,3333 mm
= 33,33333 cm
Menurut Hugot hal 502, jika level hidrostatis nira didalam evaporator sebesar 1/3
dari tinggi tube / kalandria, maka tekanan hidrostatis rata - rata setiap Evaporator
adalah 1/6 dari tinggi tube / kalandria
Tinggi tube = 2000 mm
= 200 cm
100
menentukan KTDH dengan interpolasi data dari tabel 32.3 hugot hal.500
T
H (cm) brix
60 56,33 50
40 3,5 5,1
30 48,13 3,66 4,25 5,26
50 3,7 5,3
33,33333333 4,665816022
T
H (cm) brix
60 56,33 50
40 4,6 6,6
40 48,13 4,76 5,50 6,76
50 4,8 6,8
T nira BP I = 110,497 °C
T nira BP II = 100,25 °C
T nira BP III = 86,23 °C
T nira BP IV = 62,85 °C
HV = 645,30 kkal/kg
HL = 118,2081 kkal/kg
Economy Steam
= 2,218
Mencari Panas yang Diserap Pada BP I-IV
Q = (( - )x ) – (( x HF) + ( x HL))
Q1 = 34.620.779,57 kkal
Q2 = 16.035.999,36 kkal
Q3 = 13.538.921,57 kkal
Q4 = 13.801.830,09 kkal
ɳ BP I = 81,73%
ɳ BP II = 78,40%
ɳ BP III = 79,03%
ɳ BP IV = 81,24%
103
Nira Input
BP I
Uap bekas
Neraca massa
Input
Nira Input = 182,723 ton
Uap bekas = 65,6405 ton
Output
Nira output = 122,599 ton
Uap bekas = x
= 65.640,5527 kg/jam x 645,3090 kkal/kg
= 42.358.008,29 kkal/jam
Output
Nira Output = x HL
= 122.598,984 kg/jam x 99,95009 kkal/kg
= 12.253.779,505 kkal/jam
= 38.633.474,4041 kkal/jam
Kondensat = x
= 65.640,5527 kg/jam x 110,2642 kkal/kg
= 7.237.804,178 kkal/jam
105
Badan Penguapan II
Nira Input
BP II
= 31,831 ton
Output
Nira Output = 90,768 ton
Neraca energi
Input
Nira Input = x HF
= 122.598.984 kg/jam x 99,95 kkal/kg
106
= 12.253.779,505 kkal/jam
= 20.453.789,0451 kkal/jam
Output
Nira Output = x HL
= 90.767,547 kg/jam x 87,58 kkal/kg
= 7.949.548,246 kkal/jam
= 20.340.230,6140 kkal/jam
Kondensat = x
= 31.831,437 kg/jam x 100,2455 kkal/kg
= 3.190.957,8055 kkal/jam
Nira Input
BP III
Neraca massa
Input
Nira Input = 90,768 ton/jam
= 26,808 ton/jam
Outlet
Neraca energi
Input
Nira Input = x HF
= 90.767,547 kg/jam x 87,58 kkal/kg
= 7.949.548,246 kkal/jam
= 17.130.525,7854 kkal/jam
= 25.080.074,032 kkal/jam
Output
Nira Output = x
= 63.959,137 kg/jam x 70,36 kkal/kg
= 4.500.169,079 kkal/jam
= 16.988.300,7375 kkal/jam
Kondensat = x
= 26.808,410 kg/jam x 86,2324 kkal/kg
= 2.311.753,1575 kkal/jam
Badan Penguapan IV
Nira Inlet
Neraca massa
Input
Nira Input = 63,959 ton/jam
Output
Kondensat = 26,808 ton/jam
Neraca energi
Input
Nira Input = x HF
= 63.959,137 kg/jam x 70,36 kkal/kg
= 4.500.169,079 kkal/jam
= 16.988.300,7375 kkal/jam
= 21.488.469,817 kkal/jam
Output
Nira Output = x HL
= 37.150,727 kg /jam x 42,11 kkal/kg
= 1.564.446,758 kkal/jam
= 16.737.552,4119 kkal/jam
Kondensat = x
110
= 1.682.201,5026 kkal/jam
Input Output
Nomor BP
(ton/jam) (ton/jam)
BP1 Nira Masuk 182,7227586 Nira Keluar 122,599
Uap bekas 65,641 Uap Nira 60,124
Kondensat 65,641
12253779,505 3190957,806
20453789,045 7949548,246
2
20340230,614
1226831,884
Total 32707568,550 Total 32707568,550
7949548,246 2311753,157
17130525,785 4500169,079
3
16988300,737
1279851,058
Total 25080074,032 Total 25080074,032
4500169,079 1682201,503
16988300,737 1564446,758
4
16737552,412
1504269,145
Total 21488469,817 Total 21488469,817
112
Tabel Steam
113
114
Mahasiswa tersebut telah memenuhi persyaratan dan dapat mengikuti Seminar Kerja
Praktik (KP) pada Tahun Akademik 2021/2022.
2. 2)
3. 3)
4. 4)
5. 5)
6. 6)
7. 7)
8. 8)
9. 9)
10. 10)
11. 11)
12. 12)
13. 13)
14. 14)
15. 15)
16. 16)
Mengetahui,
Koordinator Program Studi
Sarjana Terapan DIV Teknik Energi
Pihak Kedua
Nama : Tahdid, S.T., M.T.
NIP : 19720113997021001
Jurusan : Teknik Kimia
Program Studi : DIV Teknik Energi
Pada hari Senin tanggal 4 Oktober 2021 telah sepakat untuk melakukan konsultasi bimbingan
Laporan Kerja Praktik.
Isi Kesepakatan:
1. Konsultasi bimbingan sekurang-kurangnya sekali dalam satu minggu.
2. Pelaksanaan bimbingan pada setiap hari kerja pada jam kuliah secara daring maupun
tatap muka di Politeknik Negeri Sriwijaya.
Demikianlah kesepakatan ini dibuat dengan penuh kesadaran guna kelancaran penyelesaian
Laporan Kerja Praktik.