Anda di halaman 1dari 41

Disusun Oleh:

Ikbar Oktaviandri M1B117027


Billy Budianto M1B117034
FLOWSHEET
FIBRE OUTLET

DG
JT ST EV-01
TC LR-01 LR-02 LR-03
TH PR DR
SC-O1

L1 L2 L3 RF
SR
NT

CV-1 LS
SD EV-02
PD

FIBRE OUTLET VS SC-02 RM WB EV-03


BS

SC-03

SDT CST OT VD

KS
BF PU-01

` PU-03

DT RT PU-02
SH

SOT
TC : MOBIL TRUK SD : SAND TRAP
JT : JEMBATAN TIMBANG VS : VIBRATING SCREEN
ST : SORTASI CST : CONTINUOS SLUDGE TANK
LR-01 : LOADING RAMP 1 SDT : SLUDGE TANK
LR-02 : LOADING RAMP 2 BF : BUFFER TANK
LR-03 : LOADING RAMP 3 DT : DECANTER
SR : STERILIZER SH : SOLID HOPPER
RF : ROTARY FEEDER RT : RECLAIMED TANK
CV-01 : CONVER 1 OT : OIL TANK
CV-02 : CONVEYOR 2 VD : VACUUM DRYER
CV-03 : CONVEYOR 3 SOT : STORAGE OIL TANK
EV-01 : ELEVATOR 1 DR : DEPRICARPER
EV-02 : ELEVATOR 2 PD : POLISHING DRUM
EV-03 : ELEVATOR 2 NT : NUT SILO
BS : BUNCH SHEREDER RM : RIPPLE MILL
DG : DIGESTER LS : LIGHT TENERA DRY SEPARATOR
PR : PRESS WB : WATER CLAY BATH
Sortasi
 Pada stasiun sortasi dilakukan penyortiran buah
yang akan masuk kedalam proses, buah yang
belum matang sempurna akan dikembalikan
(ditolak) begitu juga dengan buah yang memiliki
berat yang kurang dari 6 Kg.
 TBS masuk melalui jembatan timbang dan
langsung mengarah ke stasiun sortasi, saat TBS
dibongkar dari truk pengangkut para pekerja
memperhatikan buah yang tidak lolos seleksi dan
langsung dipisahkan dari buah yang lain.
 Setelah disortir TBS didorong ke dalam loading
ramp dengan menggunakan alat berat.
Loading Ramp
 Ramp Cage yang terdapat pada PT. Trimitra
Lestari berjumlah 12 pintu, saat ramp cage
dibuka TBS akan jatuh dan ditampung /
dimasukan kedalam lori, satu buah lori
memiliki kapasitas 6 ton.
 Lori akan disusun berjejer dan diisi dengan
TBS lalu dimasukan ke perebusan
 Pada bagian samping dan bawah lori
terdapat lubang-lubang guna mengalirkan
kondensat dari proses perebusan agar dapat
dialirkan keluar
Perebusan (Sterilizer)

 Berbentuk tabung horizontal panjang yang dialiri steam,


satu unit sterilizer dapat menampung 9 unit Lori penuh
dengan TBS. Sterilizer dijalankan dengan tekanan
maksimal sebesar 3 bar dengan suhu 220OC selama 90
menit
 Tujuan dilakukan perebusan adalah untuk, mematikan
enzyme Lypase, mengurangi kadar air didalam buah,
melunakan mesocarp atau daging buah agar proses
pelumatan dan pengepresan menjadi lebih mudah,
memudahkan lepasnya brondolan dari tandan buah,
memudahkan lepasnya kernel dari cangkangnya
Thresher
 Setelah dilakukan perebusan TBS akan dioper ke
conveyor menggunakan rotary feeder menuju
thresher untuk dipisahkan berondolan dan
tandannya.
 Saat TBS masuk ke Thresher TBS akan diputar
menggunakan silinder dengan dinding terbuat dari
batangan besi yang tersusun dengan kecepatan 25
rpm, dan juga ada plat besi yang dipasang miring
untuk mengarahkan janjangan keluar.
 Janjangan yang terpisah dari berondolan akan
diangkut menggunakan conveyor menuju alat bunch
shreder untuk dijadikan fiber sebagai bahan bakar
boiler.
Stasiun Press
 Setelah brondolan lepas dari janjangannya brondolan akan
diangkut menggunakan elevator menuju screw conveyor untuk
didistribusikan masuk ke alat digester untuk dilakukan pencacahan.
 Berondolan yang masuk akan dicacah dengan menggunakan pisau
berputar didalam digester, pisau diputar dengan kecepatan 25-27
rpm sehingga berondolan terlumat dan selanjutnya akan dimasukan
kedalam alat press yang berada dibawah alat digester.
 Press dilakukan dengan menggunakan dua screw yang disusun
sejajar dan berputar, perbedaan posisi peletakan screw ini
mengakibatkan penekanan terhadap bahan yang masuk.
 Tekanan pada alat press diatur sedemikian rupa agar tekanan tidak
terlalu kuat yang bisa mengakibatkan nut akan pecah, dan juga
tidak terlalu lemah agar minyak lose di fiber dan nut tidak tinggi.
Stasiun Kernel
 Nut dan fibre yang telah selesai di press akan diangkut dengan
menggunakan conveyor yang berbentuk screw menuju alat
derpericarper untuk dipisahkan antara nut dan fibre
 Pada alat derpericarper digunakan hisapan blower untuk
mengangkat fibre yang memiliki massa yang lebih ringan
dibandingkan dengan nut, fibre yang ringan akan terangkat keatas
dan nut akan jatuh kebawah yang selanjutnya akan masuk kedalam
polishing drum.
 Polishing drum berbentuk drum horizontal panjang dengan sisi
dalam yang memiliki lubang-lubang kecil untuk nut keluar, selain
nut yang terdapat di polishing drum ada juga fiber yang
menggumpal yang lolos dan masuk kedalam polishing drum.
 Nut selanjutnya akan diangkut dengan menggunakan menggunakan
screw conveyor dan dioper ke nut elevator untuk dimasukan
kedalam nut silo.
Stasiun Kernel
 Nut yang masuk ke nut silo selanjutnya akan masuk ke alat ripple
mill yang terpasang dibawah nut silo, ripple mill menggunakan
system rotasi dan benturan antara batang besi yang terpasang diam
dan batang besi yang berputar, nut yang masuk ke ripple mill akan
berada ditengah dua batang besi tersebut dan berbenturan dengan
keras sehingga cangkang akan terpecah dan terpisah dari inti.
 Kernel yang keluar dari ripple mill selanjutnya akan diangkut
dengan menggunakan screw conveyor dan diangkat menggunakan
elevator untuk masuk ke alat LTDS (Light Tenera Dry Separator)
untuk dipisahkan berdasarkan beratnya.
 Keluaran bawah dari LTDS yang merupakan kernel akan dioper
menggunakan screw conveyor untuk dimasukan kedalam kernel silo
guna dipanaskan untuk mematangkan kernel agar siap
didistribusikan.
Stasiun Kernel
 Keluaran atas dari LTDS akan dimasukan ke alat Clay Bath untuk
memisahkan kernel yang ikut terangkat ke aliran cangkang.
 Pada Clay Bath digunakan bahan Kalsium Karbonat untuk membantu
memisahkan antara kernel dan cangkang menggunakan massa jenis,
massa jenis kernel yang lebih ringan membuat kernel mengapung
diatas larutan sedangkan cangkang akan tenggelam kedasar.
 Kernel yang telah terpisah dialirkan kedalam aliran conveyor untuk
dimasukan kedalam kernel silo, sedangkan cangkang akan dibuang
keluar untuk digunakan sebagai bahan bakar boiler.
 Kernel yang telah ditampung di kernel silo dan telah dimasak akan
dipindahkan ke penyimpanan kernel (Bulk Kernel), didalam bulk
kernel juga dilengkapi dengan pemanas agar jamur tidak dapat
tumbuh didalam penyimpanan kernel dan tidak mengakibatkan kernel
membusuk.
Stasiun Klarifikasi
 Setelah buah melewati proses pengepressan, minyak yang dihasilkan akan
dialirkan menuju sand trap dan vibrating screen disini terjadi proses
pemisahan antara pengotor yang terikut didalam minyak yang terikut pada
proses pengepresan.
 Minyak kemudian dialirkan menuju buffer tank yang berada diatas CST
dimana buffer tank bertugas untuk menjaga aliran masuk CST dengan
perlahan agar proses pengendapan yang dilakukan dapat berjalan dengan
baik. Didalam CST terjadi proses pemisahan antara minyak, air, dan sludge
dengan prinsip pengendapan.
 Proses pengendapan yang terjadi didalam CST akan membentuk 3 lapisan
yaitu, lapisan atas berupa minyak, lapisan tengah berupa air dan lapisan
bawah yaitu sludge.
 Keluaran minyak dari CST akan dialirkan menuju tangki penyimpanan
sementara atau oil tank, dan sludge pada aliran bawah akan dimasukkan
kedalam sludge tank.
Stasiun Klarifikasi
 Aliran dari oil tank akan diumpankan kedalam vacuum dryer yang
berfungsi untuk mengurangi kadar air yang terdapat didalam minyak,
lalu dialirkan menuju storage tank sebagai penyimpanan akhir sebelum
didistribusikan.
 Aliran bawah yang berupa sludge akan masuk kedalam decanter dimana
sebelumnya dialirkan menuju buffer tank fungsinya untuk menjaga
aliran masuk decanter untuk menghindari overflow dan menjaga agar
pemisahan tetap berjalan. Pada decanter akan dilakukan proses
pemisahan berdasarkan berat jenis, setelah terpisah aliran minyak akan
dikembalikan kedalam CST sedangkan sludge akan diumpankan ke
solid hopper.
Stasiun Water Treatment
 Stasiun ini adalah tempat penjernihan/pemurnian air yang akan
didstribusikan ke proses maupun domestik, tahap pemurnian air
diawali dengan penjernihan dialam clarifier. Didalam clarifier air
akan dimurnikan dari pengotor dengan prinsip pengendapan.
 Air lalu dialirkan menuju penyimpanan sementara yaitu water basin,
berfungsi untuk mengatur aliran menuju sand filter sehingga tidak
terjadi overflow.
 Air akan masuk ke sand filter, didalam sand filter air akan
dimurnikan dari pengotor yang masih terikut didalamnya.
Stasiun Water Treatment
 Air yang sudah melewati sand filter sudah bisa
didistribusikan untuk menjadi air domestik. Sedangkan air
untuk proses akan dialirkan menuju softener tank. Fungsi
softener tank adalah untuk menghilangkan logam dan ion-ion
yang terkandung didalam air.
 Kemuidan air dimasukkan kedalam feed tank dan dearator,
fungsi nya ialah untuk menghilangkan kandungan oksigen.
Feed tank juga berfungsi unutk mengatur aliran ar yang akan
masuk ke dalam boiler.
Stasiun Boiler
 Stasiun ini bertugas untuk menghasilkan steam, tahap
pertama adalah Air akan diumpankan dari feed tank menuju
boiler, air akan melewati pipa-pipa yang sudah disusun
didalam furnace pada stage satu agar waktu kontak bisa
lebih lama.
 Air pada tahap ini sudah mulai menjadi steam pada fase
saturated. Air yang dibutuhkan pada proses adalah
superheated sehingga akan dilakukan pemanasan lagi di
superheater yang ada pada stage kedua di boiler. Steam yang
dihasilkan akan didistribusikan menuju engine room.
Stasiun Boiler
 Steam akan masuk kedalam turbine dan back preasure
vessel. Fungsi Turbine adalah menghasilkan listrik yang
digunakan untuk menjalankan alat-alat proses.
Sedangkan tugas back preasure vessel adalah untuk
penyimpanan sementara steam yang akan dialirkan
menuju proses.
TUGAS KHUSUS I
Evaluasi Efisiensi Boiler dan Turbin
Evaluasi Efisiensi Boiler
Analisis ultimat dari cangkang dan fiber yang terdapat di PT. Trimitra Lestari

Nama Unsur Fiber % Cankang %


Karbon (C) 49,5 51,6
Hidrogem (H2) 7,2 7,79
Oksigen (O2) 34,57 36,649
Nitrogen (N2) 1,2 0,38
Sulfur (S) 0,2 0,04
Kalsium (Cl) 0,22 0,035
Abu 7,17 3,54
Moisture 37,97
 Diketahui bahan bakar yang digunakan untuk boiler adalah bahan bakar
campuran antara cangkang dan fiber dengan perbandingan 80 : 20
 Untuk mencari nilai kalor dari bahan bakar digunakan rumus dulong
HHV = 33950 C + 144200 () + 9400 S
LHV = HHV - (2400 x (Moisture + 9H2))
Sehingga didapatkanlah HHV dari fiber sebagai berkut :
 = (33.950 x 49,5%) + (144.200 x (7,2% )) + (9.400 x 0,2%)
= 16.635,5 + 4.150,797 + 18,8
= 20.805,097 kJ/kg
Dan juga didapat data HHV dari cangkang sebagai berikut :
 = (33.950 x 51,6%) + (144.200 x (7,79% )) + (9400 x 0,04%)
= 17.518,2 + 4.624,198 + 3,76
= 22.146,158 kJ/kg
 Karena bahan bakar yang digunakan merupakan campuran dari fiber dan
cangkang maka HHV dari bahan bakar campuran adalah:
 =
= = 21.073,309 kJ/kg
= 21.073,309 x 0.239 = 5.036,521 kkal/kg
Kapasitas olah 28 ton/jam fiber yang dihasilkan 13% dan cangkang yang
dihasilkan adalah 6% dari seluruh bahan baku sehingga:
 Fiber : 13% x 28 ton/jam = 3,6 ton/jam = 3.600 kg/jam
 Cangkang : 6% x 28 ton/jam = 1,68 ton/jam = 1.680 kg/jam
Dari data diatas dapat dihitung jumlah konsumsi bahan bakar sebagai
berikut:
 Konsumsi BB : (80% x 3.600) + (20% x 1680) = 2580 + 366 = 3.216 kg/Jam.
Spesifikasi Boiler
Boiler Model N.1000 R

Steam Pressure Design Max 24 kg/cm2

Working 22 kg/ cm2

Actual Steam Evaporation 35 ton/hour

Steam Temperature 250oC

Feed Water Temperature Max 105oC

Air Temperature 30 oC

 Sedangkan pada saat beroperasi, uap yang dihasilkan adalah sebanyak 17.000
kg/jam dengan tekanan 22 bar dan suhu 250C
 Sehingga didapatkanlah entalpi steam
dan air umpan sebagai berikut:

 Enthalpi Uap yang didapatkan adalah


2894,52 kJ/kg atau 691,8 kkal/kg
dengan ketentuan 1 kj = 0.239 kkal
 Entalpi Air Umpan yang didapatkan adalah
440,274 kJ/kg atau 105,225 kkal/kg
dengan ketentuan 1 kJ = 0.239 kkal
 Persamaan efisiensi boiler dengan panas laten air masih terkandung didalam
bahan bakar :
η = x 100%
η = x 100% Sehingga diperoleh :
η = ) x 100% η = x 100%
dimana, η = x 100% = 72,60%
η = efisiensi
Q = massa steam yang dihasilkan(kg/jam)
H steam = entalpi steam (Kj/kg)
H air = entalpi air umpan
m bahan bakar = massa bahan bakar (kg/jam)
GCV = nilai kalor bahan bakar
Evaluasi Efisiensi Turbin
 Spesifikasi Turbin
MERK – JML : COPPUS RLHA/B - 2 UNIT
SERIAL NUMBER : 05H7469
INLET PRESS : 18.5 Kg/cm2
INLET TEMP : 250o
EXH PRESS : 3.5 Kg/cm2
FIRST CRITICAL SPEED RPM CALC : 8066
MAX CONTINIOUS RPM : 5088

MAX ALLOWABLE RPM : 900


TRIP RPM : 5621
POWER : 1053KW
RPM : 4846
NOZZLE NO.DESIGN : 165
 Mencari nilai enthalpy inlet (H1)
dengan parameter Tekanan Inlet (P1)
dan suhu inlet (T1) dengan
menggunakan aplikasi steam tab:
 Mencari nilai entalpi outlet (H2)
dengan parameter Tekanan Inlet
(P2) dengan menggunakan aplikasi
steam tab:
Mencari nilai kerja aktual turbin berdasarkan aliran massa uap yang masuk yaitu
sebanyak 3.120 Kg/jam, sehingga :
Wt = m x (H1 – H2)
Dimana : m = laju alir massa uap (kg/jam)
H1 = Entalpi steam inlet (kJ/kg)
H2 = Entalpi steam outlet (kJ/kg)
Wt = 17.000 x (2909,61 – 2731,96)
Wt = 17.000 x 177,65
Wt = 3.02.050 kJ/jam
Wt = 838,902 KW (1 kJ/h = 2,777778 x 10-4KW)

Efisiensi Turbin Uap berdasarkan data diatas adalah:

η turbin = x 100%
η turbin = 79 %
Tugas Khusus II
Potensi Palm Oil Effluent Menjadi Energi
Palm Oil Mill Effluent (POME)

 POME merupakan limbah cair yang dihasilkan dari proses pembuatan CPO,
POME tidak bisa dibuang langsung dikarenakan dapat mencemarkan
lingkungan, sehingga dilakukan proses untuk menghilangkan kandungan
Chemical Oxygen Demand (COD), Biological Oxygen Demand (BOD) dan Total
Suspended Solid. Berikut tabel baku mutu air limbah:
Parameter Konsentrasi Maksimal Volume Emisi Polutan
(mg/L) Maksimal
BOD 100 0.25
COD 350 0.88
TSS 250 0.63
Lemak Minyak 25 0.063
Total N 50 0.125
pH 6-9  
Volume air 2.5 m3/t  
limbah
Degradasi POME

 PT. Trimitra Lestari menggunakan proses degradasi secara


anaerobik, proses ini sendiri dilakukan dengan fermentasi
bahan organik oleh aktivitas bakteri pada kondisi tanpa
oksigen dan merubahnya menjadi biogas. Alasan pemilihan
proses ini dikarenakan dinilai lebih ekonomis, karena tidak
membutuhkan proses aerasi, sludge yang dihasilkan sedikit,
bahan pencemar hampir semua terbiodegradasi.
Degradasi POME

 Proses degradasi dilakukan dengan hidrolisis bahan


organik diubah menjadi glukosa, kemudian glukosa
diproses kembali dengan bakteri asidogenik menjadi
asam lemak dan juga menghasilkan H2, CO2 dan asam
asetat. Asam lemak akan diproses lagi untuk diubah
menjadi H2, CO2 dan asam asetat, kemudian dilakukan
proses methagnogenesis yang akan mengubah H2, CO2
dan asam asetat menjadi biogas.
Menghitung Aliran Limbah Cair

 Pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Trimitra Lestari memiliki 70 ton TBS per jam
dan beroperasi selama 2.016 jam dan 288 hari per tahun, rasio POME yang
dihasilkan dari setiap ton TBS adalah 0,8 m3 . Maka dapat dihitung aliran limbah per
hari dengan cara berikut:
 m3
 m3
Menghitung Chemical Oxygen Demand
(COD) yang Terurai dan Methana
 Untuk mendapatkan nilai methana yang dihasilkan dari pengolahan limbah maka harus
dicari nilai COD yang terurai dengan cara berikut:

 132.492

 = 42%
 CH4 = CODr x 0,35 Nm3
 CH4 = 132.492 x 0,35 Nm3 = 46.373,6
Konversi POME menjadi energi

 POME dianggap sebagai limbah yang bisa membahayakan lingkungan, padahal setelah
dilakukan pengolahan pada kolam limbah dengan proses anerobik POME dapat
menghasilkan biogas, sehingga dapat dimanfaatkan menjadi tenaga listrik. Upaya
konversi POME menjadi energi juga sebagai salah satu cara menurunkan emisi gas
rumah kaca.
 Karena biogas sebagian besar terdiri dari metana, maka biogas dapat menggantikan gas
alam untuk berbagai aplikasi, antara lain pemanasan melalui pembakaran, bahan bakar
mesin, bahan bakar kendaraan
Konversi POME Menjadi Energi
 Setelah dilakukan proses degradasi terhadap POME dengan bakteri anaerob
maupun aerobik, sehingga menghasilkan biogas. Karena biogas sebagian besar
terdiri dari methana maka biogas dapat menggantikan gas alam. Metana
dapat dibakar langsung sehingga dapat menjadi bahan bakar untuk skala
rumahan maupun industri, sedangkan untuk konversi menjadi energi listrik di
proses dengan gas engine. Berikut tabel komposisi biogas:

Unsur Rumus Konsentrasi


(%V)
Karbon dioksida CO2 25-45

Uap air H2O 2-7

Oksigen O2 <2

Nitrogen N2 <2

Hidrogen sulfida H2S <2

Amonia NH3 <1

Hidrogen H2 <1
Konversi POME Menjadi Energi Listrik
Konversi POME Menjadi Energi Listrik

 Sistem Bio-Digester
Sistem bio-digester terdiri dari proses pengolahan awal, POME dikondisikan untuk
mencapai nilai-nilai parameter yang dibtuhkan untuk masuk ke digester. Dilakukan
penyaringan untuk menghilangkan partikel tyang berukuran besar, netralisasi pH dilakukan
untuk mendapatkan pH yang optimal yaitu berkisar antara 6,5-7,5 dan juga dilakukan
proses penurunan suhu untuk mencapai suhu proses yakni 40-50oC.
 Scrubber
Pada proses ini dilakukan penurunan konsentrasi H2S ke tingkat yang di telah
ditentukan untuk masuk kedalam gas engine, berkisar dibawah 200 ppm
Konversi POME Menjadi Energi Listrik

 Dehumidifier
Proses ini berfungsi untuk menurunkan kadar air dalam biogas yang akan
dialirkan menuju gas engine, hal ini dimaksudkan unruk membantu
mengoptimalkan proses pembakaran pada gas engin, mencegah pengembunan
dan melindungi mesin dari pembentukan asam yang dapat menyebabkan korosi.
 Gas Engine
setelah dilakukan proses penurunan kadar H2S dan H2S, biogas kemudian
dialirkan ke gas engine untuk dilakukan proses perubahan energi pada biogas,
sehingga dapat menggerakkan generator.
 Flare Biogas
Flare berfungsi untuk membakar kelebihan biogas.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai