PERANCANGAN SISTEM
CONTROLLER
3 PHASE
UVR
LINE
1M 2M
1SV-U 2SV-U
1OLS 2OLS
1HMTS 2HMTS
1OFS 2OFS
1SV-L M1 2SV-L M2
1HPS 1HOTS 2HPS 2HOTS
SCREW SCREW
COMPRESSOR-1 COMPRESSOR-2
(CP1) (CP2)
LWTT ENTERING
WATER
LEAVING
WATER
1EXP 2EXP
VALVE VALVE
53
Untuk kebutuhan operasional oleh operator, plant ini dilengkapi
dengan interface untuk operasional dan monitoring sebagai berikut :
OPERATIONAL BUTTONS
4 5 6
1 2 3
. 0 +/-
F1 F2 F3 F4
CLR ENTER
EMERGENCY OFF
Fungsi :
54
berubahnya logik-logik safety pada water chiller dari yang
seharusnya, dan error-nya sensor-sensor analog.
o Operational buttons :
1. CP1 PRIM : tombol untuk memilih kompresor-1 sebagai kompresor
utama.
2. CP2 PRIM : tombol untuk memilih kompresor-2 sebagai kompresor
utama
3. RUN : tombol untuk mulai mengoperasikan water chiller
4. RESET HMT1 : tombol reset untuk me-reset logik pada kontak
relay sensor temperatur motor kompresor-1 pada logik yang
seharusnya.
5. RESET ALARM : tombol untuk mematikan indikator alarm atau jika
disambungkan dengan buzzer.
6. RESET PRIM : untuk me-reset kompresor utama untuk dilakukan
lagi pemilihan kompresor utama (hanya bisa dilakukan saat water
chiller pada posisi STANBY)
7. STOP : tombol untuk mematikan sistem-sistem utama pada water
chiller tanpa mematikan sistem monitoring .
8. RESET HMT2 : tombol reset untuk mereset logik pada kontak
relay sensor temperatur motor kompresor-2 pada logik yang
seharusnya.
9. STANBY : tombol untuk mulai menyiapkan parameter yang
dibutuhkan oleh operator untuk mengoperasikan water chiller.
10. EMERGENCY OFF : tombol darurat untuk mematikan water
chiller.
11. HMI : untuk operasional, set point dan monitoring status water
chiller.
55
3.2.2. Cara Kerja Sistem (Control Task)
56
*Catatan : saat water chiller sedang pada mode RUNNING,
penggantian compressor primary tidak bisa dilakukan lagi,
jadi harus dilakukan pertama kali saat plant pada mode
STANBY.
e. Mengaktivasi tombol RUN
4. Setelah semua langkah diatas selesai, kompresor primer akan
running otomatis jika tekanan saturasinya telah memenuhi yaitu
tekanan antara suction dan discharge berada dalam area tekanan
saturasinya.
5. Saat kompresor primer pada mode running (lampu indikasi
kompresor primer ON), fan pertama dan kedua pada unit
kondensing kompresor primer akan menyala (ON), maka proses
refrigerasi dimulai.
6. Pada saat running awal, kompresor di kerjakan pada mode unload
(siklus tanpa beban kompresi gas refrigeran) selama 20 detik
untuk menghindari tarikan beban yang besar saat motor
kompresor pertama kali running.
7. Controller akan membaca suhu air pada saluran keluarannya
(leaving water temperature (LWT)) dan jika (LWT <= SP-1),
kompressor akan tetap berada pada mode unload, dan jika
(LWT>=SP) dengan penundaan timer selama 10 detik, kompresor
akan dialihkan ke mode load (siklus dengan beban kompresi gas
refrigeran).
8. Gas refrigeran pada saluran suction akan ditarik dan dikompresi
kemudian dikeluarkan pada saluran discharge yang
mengakibatkan tekanan pada suction akan menurun perlahan
yang diimbangi dengan naiknya tekanan discharge.
57
9. Gas refrigeran pada saluran discharge hasil kompresi adalah gas
refrigeran bertekanan dan bersuhu tinggi yang akan disalurkan ke
unit kondensor.
10. Didalam unit kondensor, gas refrigeran akan mengalami proses
kondensasi yaitu proses pengambilan dan pembuangan panas ke
luar dari sistem refrigerasi. Hasilnya, gas refrigeran yang keluar
pada outlet unit kondensor akan berwujud cair (liquid) bertekanan
tinggi untuk diteruskan ke unit expansion valve.
11. Didalam unit expansion valve, refrigeran cair bertekanan tinggi ini
akan mengalami proses penurunan tekanan, sehingga refrigeran
cair yang keluar pada outlet unit expansion valve berwujud cairan
dingin dan bertekanan rendah untuk kemudian diteruskan ke unit
evaporator.
12. Di unit evaporator, refrigeran cair dingin akan masuk melalui tube
inlet evaporator dan menempati ruang tube didalamnya. Akan
terjadi proses pertukaran panas media antar media yaitu air dalam
shell dan refrigeran cair dan dingin bertekanan rendah didalam
tube.
13. Refrigeran akan keluar melalui tube outlet unit evaporator dalam
bentuk gas bertekanan rendah yang kemudian disalurkan kembali
ke kompresor melalui saluran suction untuk dikompresi lagi (siklus
refrigerasi diulang kembali).
14. Kompressor utama akan terus berada pada mode load selama
LWT >= SP-1.
15. Jika kompresor pertama berada pada mode load terus menerus
selama 10 menit, dan LWT>=SP+5, maka controller akan
manjalankan kompresor kedua (secondary compressor) untuk
membantu kompresor pertama mencapai set point LWT.
58
16. Prosedur running untuk kompresor kedua sama dengan
kompresor pertama.
17. Kompresor pertama dan kedua akan memberikan beban (load)
bersama-sama sampai LWT mencapai set point-nya.
18. Kompresor kedua akan berada pada mode load jika LWT>= SP+5
dan unload jika LWT<=SP+2.
19. Saat kompresor kedua mencapai set point unload-nya, kondisi ini
akan dipertahankan sampai 20 menit dan jika selama 20 menit
kompresor kedua tidak mencapai set point load-nya, controller
akan mematikan kompresor kedua.
20. Dengan mengaktivasi PB STOP pada input controller, maka
controller akan berhenti mengeksekusi program-program utama
untuk water chiller sehingga water chiller berhenti bekerja.
Controller hanya mengeksekusi program-program untuk monitoring
kondisi water chiller. Eksekusi program akan berhenti secara
keseluruhan jika EMERGENCY OFF diaktivasi.
Two Position
Control
SV COMPRESSOR LEAVING WATER PV
+ LOAD/UNLOAD TEMPERATURE
- SELENOIDE VALVE (LWT)
TEMPERATURE
SENSOR
TRANSMITTER
Gambar 3.3 Blok diagram sistem kontrol suhu air water chiller
59
3.2.4. Membuat Struktur Program
60
8) 1st Contactor (1M)
9) 2nd Contactor (2M)
10) 1st compressor high motor temperature switch (1HMTS)
11) 2nd compressor high temperature switch (2HMTS)
12) 1st compressor oil float switch (1OFS)
13) 2nd compressor oil float switch (2OFS)
14) 1st compressor high oil temperature switch (1HOTS)
15) 2nd compressor high oil temperature switch (2HOTS)
16) 1st compressor over load switch (1OLS)
17) 2nd compressor over load switch (2OLS)
18) 1st compressor high presssure switch (1HPS)
19) 2nd compressor high pressure switch (2HPS)
20) 1st compressor low pressure switch (1LPS)
21) 2nd compressor low pressure switch (2LPS)
22) 1st compressor high and low pressure (1HLPS)
23) 2nd compressor high and low pressure (1HLPS)
24) Chiller water flow switch (WFS)
25) Under Voltage Relay (UVR)
61
dua-duanya atau cukup 1 (satu) kompresor saja untuk mencapai
dan menjaga set point suhu air yang didinginkan oleh water chiller.
Normaly
NO Device Symbol PLC ADDRESS
Logic
1 PB_ALARM RESET S0 NC 1.07
2 PB_STANBY S1 NO 1.05
PB_EMERGENCY
3 S2 NO 1.06
STOP
4 PB_RUN S3 NO 1.08
5 PB_OFF S4 NC 1.09
PB_CP1_PRIMARY
6 S5 NO 1.10
_COMPRESSOR
PB_CP2_PRIMARY
7 S6 NO 1.11
_COMPRESSOR
PB_RESET_PRIMA
8 S7 NC 0.00
RY_COMPRESSOR
EksternalContr
9 PB_RESET_HMT-1 S8 NC
ol
EksternalContr
10 PB_RESET_HMT-2 S9 NC
ol
Cp1 Oil Float
11 1OFS NC 0.01
Switch
Cp1 High Motor
12 Temperature 1HMTS NC 0.02
switch
Cp1 Over Load
13 1OLS NC 0.03
switch
Cp1 High oil
14 temperature 1HOTS NC 0.04
switch
Cp1 Dual High
15 1HLPS NC 0.05
Low Pressure
62
switch
Cp1 High Pressure
16 1HPS NO 0.06
switch
Cp1 Low Pressure
17 1LPS NO 0.07
switch
Cp2 Oil Float
18 1OFS NC 0.08
Switch
Cp2 Over load
19 2OLS NC 0.09
switch
Cp2 high oil
20 temperature 2HMTS NC 0.10
switch
Cp2 Dual High
21 Low Pressure 2HLPS NC 0.11
switch
Cp2 High Motor
22 Temperature 2HMTS NC 1.00
switch
Cp2 High Pressure
23 2HPS NO 1.01
switch
Cp2 Low Pressure
24 2LPS NO 1.02
switch
Chiller Water
25 WFS NO 1.03
Flow Switch
Under Voltage
26 UVR NO 1.04
Relay
Leaving Water
27 Temperature LWTT Analog AD041 –VIN1
Transmitter
28 HMI - RS232
Fungsi :
1. S0 : untuk mematikan lampu/buzzer alarm
2. S1 : untuk stanby sistem
3. S2 : untuk mematikan semua sistem water chiller
4. S3 : untuk mulai menjalankan sistem
63
5. S4 : untuk mematikan sistem-sistem utama water chiller
tanpa mematikan sistem monitoring
6. S5 : untuk memilih kompresor 1 sebagai kompresor pertama
(primary)
7. S6 : untuk memilih kompresor 2 sebagai kompresor pertama
(primary)
8. S7 : untuk mematikan kompresor pertama (primary) untuk
dilakukan lagi pemilihan kompresor pertama (primary)
berikutnya.
9. S8 : untuk me-reset logika swicth sensor 1HMTS jika
logikanya berubah menjadi NO.
10. S9 : untuk me-reset logika swicth sensor 2HMTS jika
logikanya berubah menjadi NO.
11. 1OFS : sebagai sensor berlogika digital yang akan memonitor
volume oli pada kompresor-1, prinsipnya jika volume oli pada
kompresor-1 tidak memenuhi volume yang semestinya (NC),
maka sistem kompresor-1 tidak bisa dijalankan (reset).
12. 1HMTS : sebagai sensor berlogika digital yang akan
memonitor suhu motor kompresor-1, prinsipnya jika motor
kompresor-1 sedang hidup (ON) dan suhu motor menjadi
berlebihan panas, maka logika swicth menjadi (NO) dan
controller untuk akan mematikan sistem kompresor-1.
13. 1OLS : sebagai sensor berlogika digital yang akan memonitor
beban arus berlebihan pada sistem kompresor-1
14. 1HOTS : sebagai sensor berlogika digital yang akan
memonitor suhu oli pada kompresor-1
15. 1HLPS : sebagai sensor berlogika digital yang akan
memonitor beda tekanan antara tekanan suction dan
discharge pada kompresor-1
64
16. 1HPS : sebagai sensor berlogika digital yang akan memonitor
tekanan pada saluran discharge kompresor-1, prinsipnya jika
tekanan pada saluran discharge naik melebihi tekanan batas
yang ditentukan, maka sensor ini akan memberikan logika
NC ke controller untuk mematikan sistem kompresor-1.
17. 1LPS : sebagai sensor berlogika digital yang akan memonitor
tekanan pada saluran suction kompresor-1, prinsipnya jika
tekanan suction turun melewati tekanan suction yang
ditentukan, maka sensor ini akan memberikan logika NC ke
controller untuk mematikan sistem kompresor-1.
18. 2OFS : sebagai sensor berlogika digital yang akan memonitor
volume oli pada kompresor-2, prinsipnya jika volume oli pada
kompresor-2 tidak memenuhi volume yang semestinya, maka
sistem kompresor-2 tidak bisa dijalankan (reset).
19. 2OLS : sebagai sensor berlogika digital yang akan memonitor
beban arus berlebihan pada kompresor-2
20. 2HOTS : sebagai sensor berlogika digital yang akan
memonitor temperatur oli pada kompresor-2
21. 2HLPS : sebagai sensor berlogika digital yang akan
memonitor beda tekanan antara antara suction dan discharge
pada kompresor-2.
22. 2HMTS : sebagai sensor berlogika digital yang akan
memonitor temperatur motor kompresor-2, prinsipnya jika
motor kompresor-1 sedang hidup (ON) dan suhu motor
menjadi berlebihan panas, maka logika swicth menjadi (NO)
dan controller untuk akan mematikan sistem kompresor-2.
23. 2HPS : sebagai sensor berlogika digital yang akan memonitor
tekanan pada saluran discharge kompresor-2, prinsipnya jika
tekanan pada saluran discharge naik melebihi tekanan batas
65
yang ditentukan, maka sensor ini akan memberikan logika
NC ke controller untuk mematikan sistem kompresor-2.
24. 2LPS : sebagai sensor berlogika digital yang akan memonitor
tekanan pada saluran suction kompresor-2, prinsipnya jika
tekanan suction turun melewati tekanan suction yang
ditentukan, maka sensor ini akan memberikan logika NC ke
controller untuk mematikan sistem kompresor-1.
25. WFS : sebagai sensor berlogika digital yang akan memonitor
ada tidaknya aliran air pada pipa saluran sirkulasi air water
chiller.
26. UVR : sebagai sensor berlogika digital yang akan memonitor
tegangan utama sistem water chiller.
27. LWTT : sensor dan transducer berlogika analog untuk
memonitor suhu air yang keluar dari outlet evaporator.
28. HMI : untuk setting set point dan monitoring sistem
PLC
NO Device Symbol Quantity
ADDRESS
CP1 RUN Lamp
1 L1 1 100.01
Indikator
CP2 RUN Lamp
2 L2 1 101.05
Indikator
3 STANBY Lamp Indikator L3 1 100.03
ALARM Lamp/Buz
4 L4/BUZ 1 102.07
Indikator
5 POWER Lamp Indicator L5 1 Eksternal
Compressor 1 Load
5 1SV-U 1 101.01
Selenoide Valve
Compressor 1 Unload
6 1SV-L 1 101.02
Selenoide Valve
Compressor 2 Load
7 2SV-L 1 102.06
Selenoide Valve
66
Compressor 2 Unload
8 2SV-U 1 102.05
Selenoide Valve
9 Contactor 1 1M 1 100.00
10 Contactor 2 2M 1 101.04
11 Compressor-1 motor M1 1 -
12 Compressor-2 motor M2 1 -
Fungsi :
1. L1 : sebagai lampu indikator kompresor-1 sedang berjalan
2. L2 : sebagai lampu indikator kompresor -2 sedang berjalan
3. L3 : sebagai lampu indikator sistem dalam posisi stanby
4. L4 : sebagai lampu indikator alarm/buzzer
5. 1SV-L : untuk menset kompresor-1 pada mode
mengkompresi gas refrigeran.
6. 1SV-U : untuk menset kompresor-1 pada mode tidak
mengkompresi gas refrigeran.
7. 2SV-L : untuk menset kompresor-2 pada mode
mengkompresi gas refrigeran.
8. 2SV-U : untuk men-set kompresor-2 pada mode tidak
mengkompresi gas refrigeran.
9. 1M : sebagai kontaktor yang akan menyambungkan dan
memutuskan listrik 3 fasa ke motor kompresor -1 (M1).
10. 2M : sebagai kontaktor yang akan menyambungkan dan
memutuskan listrik 3 fasa ke motor kompresor-2 (M2).
11. M1 : sebagai motor kompresor-1 yang akan bekerja jika
kontaktor 1M bekerja.
12. M2 : sebagai motor kompresor-2 yang akan bekerja jika
kontaktor 2M bekerja.
67
3.2.5. Wiring I/O dan Commissioning PLC CP1L-M60DR-A
OMRON HMI
NT11-SF121B-EV1
7 8 9
EXP
4 5 6
AD041
1 2 3
. 0 +/-
F1 F2 F3 F4
CLR ENTER
VIN1 VIN2 VIN3 VIN4
COM1 COM2 COM3 COM4
LWTT
110-240 VAC
L1 L2 COM 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11
EXP
SYSMAC OMRON CP1L-M60DR-A
CIO 100 CIO 101 CIO 102
24 VDC
OUT
+ - 00 01 02 03 ... 07 00 01 02 03 04 05 ... 07 00 ... 04 05 06 07
COM COM COM COM COM COM
L2-
68
3.2.6. Identifikasi Masalah Kontrol
o
C
Ymax
52
YoC
Ymax-Ymin
YoC = ( X-Xmin ) + Ymin
Xmax-Xmin
52-0
YoC = ( X-1039 ) +0
2092-1039
52
YoC = ( X-1039 )
1053
69
2. Penskalaan Set Point (SP)
o
C
Ymax
52
SPoC
Ymax-Ymin
SPoC = ( X-Xmin ) + Ymin
Xmax-Xmin
52-0
SPoC = ( X-1039 ) +0
2092-1039
52
SPoC = ( X-1039 )
1053
(SPoC x1053) + 54028
X =
52
70
3.2.7. Algoritma Kontrol
INPUT CONTROLLER (PLC) OUTPUT
0/1
STANBY 0/1
LOCK_STANBY 0/1 OR 0/1 0/1 LOCK_STANBY
EMERGENCY OFF AND
0/1 0/1
NOT
0/1
LOCK_CP2
PRIMARY 0/1 0/1
NOT
0/1
CP2 PRIMARY
0/1
RUN
0/1
LOCK_RUN 0/1 OR 0/1 0/1 0/1
LOCK_RUN
0/1 0/1
OFF
0/1 0/1
WFS AND
0/1 H 0/1
UVR
CONTROL
CP1 0/1 0/1 0/1
NOT 1T2 0/1
NOT
CP1
SATURATION 0/1 AND 0/1
0/1 0/1
0/1 0/1
AND
CONTROL CP1 0/1 0/1 0/1
OR 0/1
0/1 CONTROL
CP1 SATURATION 0/1 0/1 CP1
A B C D E F G
0 1 2 3
71
0 1 2 3
A E B D H C F G
CONTROL
0/1 0/1 0/1 0/1 CP2 0/1 0/1
NOT 0/1 0/1 0/1 0/1
2T2 0/1 0/1
CP1 NOT
SATURATION 0/1 0/1
AND
0/1
0/1
AND
CONTROL CP2 0/1 0/1
OR
0/1 CONTROL
CP2 SATURATION 0/1 0/1
CP2
0/1
DI_CP2 SAFETY
0/1 0/1 0/1
2HPS NOT
0/1 0/1 L/BUZZER
AND
0/1 0/1 ALARM
2HMTS
0/1 0/1 0/1
2OLS
0/1 0/1
2HOTS AND
0/1
0/1 0/1
2HLPS
0/1 0/1 HMI
0/1 0/1
2OFS DISPLAY
0/1 0/1
2LPS T4
0/1
0/1
LOCK_CP1 0/1
PRIMARY 0/1 AND 1T1
1039-2092
0-52 (10) 0-52 (10) (10) 0/1 ACTUATOR
LWT SET POINT MOVE SCALING 1SV-L
(HMI) 0/1
0/1
LOCK_CP2
PRIMARY 0/1 AND 1T2
0/1 ACTUATOR
2SV-L
0/1
1039-2092 1039-2092 1039-2092
LOCK_CP1 AND 2T2
POINT VARIABLE (10) (10) (10) PRIMARY
(PV) MOVE SCALING
0/1 0/1 ACTUATOR
2SV-U
KETERANGAN :
: BLOK PLC : LINE INPUT
: BLOK KONTROLOPERASIONAL : LINE OUTPUT
72
3.2.8. Perancangan Sistem
73
Gambar 3.9. Pembagian progam kontrol dalam section-section pada halaman
utama CX-Programmer V7.2
Keterangan :
(1) Symbols adalah lokasi ditempatkannya semua simbol-simbol yang kita
tuliskan pada program.
74
(2) Cp1_DI adalah section untuk menempatkan semua input digital (on/off)
kompresor-1.
(3) Cp2_DI adalah section untuk menempatkan semua input digital (on/off)
kompresor-2.
(4) Accessories_DI adalah section untuk menempatkan input water flow
switch (WFS) dan under voltage relay (UVR).
(5) Operasional_DI adalah section untuk menempatkan semua input digital
kebutuhan operasional seperti push button.
(6) Main_Operasional adalah section untuk menempatkan program utama
untuk kebutuhan operasional seperti menjalankan water chiller pada
stanby mode dan running mode, memilih kompresor utama (primary),
dan mematikan water chiller.
(7) Main adalah section untuk menempatkan program untuk inisialisasi
sinyal analog dan menempatkan semua program set point untuk leaving
water temperature (LWT).
(8) Cp1_Control adalah section untuk menempatkan program utama kontrol
kompresor-1.
(9) Cp2_Control adalah section untuk menempatkan program utama kontrol
kompresor-2.
(10) Water_Temp_Control adalah section untuk menempatkan program
utama kontrol suhu air water chiller (leaving water temperature control).
(11) Electric_Control adalah section untuk menempatkan program utama
kontrol komsumsi listrik water chiller.
(12) Alarm adalah section untuk menempatkan program utama indikasi
alarm.
(13) Cp1_Out adalah section untuk menempatkan output kompresor-1.
(14) Cp2_Out adalah section untuk menempatkan output kompresor-2.
75
(15) Accessories_Output adalah section untuk menempatkan output lampu
indikator ke panel.
(16) HMI_Control_Area adalah section untuk menempatkan kendali program
dengan HMI.
(17) Record_Alarm adalah section untuk menempatkan program yang akan
merekam kejadian alarm.
(18) END adalah section akhir program.
(19) Alarm_Bib adalah ladder function block untuk mengatifkan alarm
dengan ber-flip dan flop.
(20) Cp1_Bib adalah ladder function block untuk mengatifkan lampu indikator
kompresor-1, 10 detik sebelum mati (off) dengan ber-flip dan flop.
Fungsi ini disisipkan ke section Cp1_Control.
(21) Cp2_Bib adalah ladder function block untuk mengatifkan lampu indikator
kompresor-2, 10 detik sebelum mati (off) dengan ber-flip dan flop.
Fungsi ini disisipkan ke section Cp2_Control.
(22) FB_Ambient_Temp adalah ladder function block untuk menampilkan
suhu lingkungan sekitar water chiller. Fungsi ini disisipkan ke section
Main_Operasional.
(23) FB_Compressor_1_Control adalah ladder function block untuk
mengontrol kerja sistem kompresor-1. Fungsi ini disisipkan ke section
Cp1_Control.
(24) FB_Compressor_2_Control adalah ladder function block untuk
mengontrol kerja sistem kompresor-2. Fungsi ini disisipkan ke section
Cp2_Control.
(25) FB_Main_Operasional adalah ladder function block untuk mengontrol
kebutuhan operasional water chiller. Fungsi ini disisipkan ke section
Main_Operasional.
76
(26) FB_Power_Monitor adalah ladder function block untuk menampilkan
dan memonitor komsumsi listrik water chiller. Fungsi ini disisipkan ke
section Electric_Control.
(27) FB_Turn_Off_Control adalah ladder function block untuk menjalankan
prosedur mematikan sistem water chiller. Fungsi ini disisipkan ke
section Main_Operasional.
(28) FB_Water_Temp_Control adalah ladder function block untuk
mengontrol suhu air water chiller (leaving water temperature control).
Fungsi ini disisipkan ke section Water_Temp_Control.
(29) FB_Water_Temp_Display adalah ladder function block untuk
menampilkan suhu air water chiller yang dikontrol dalam satuan derajat
celcius (oC). Fungsi ini disisipkan ke section Water_Temp_Control.
77
Berikut ini akan diterangkan urutan pembuatan program kontrol berdasarkan
algoritma kontrol yang telah dibuat menggunakan fitur-fitur CX-Programmer
V7.2 pada gambar 3.10.
78
3.2.8.1.2. Membuat Section Ladder Funtion Block Baru
79
e. Untuk masuk ke halaman utama Function Block, Click dua kali
section yang sudah di-rename.
f. Akan tampil halaman section Ladder Function Block seperti pada
gambar 3.12.
Pada gambar 3.12, [1] adalah area untuk menempatkan semua
variabel I/O seperti nama I/O, tipe data I/O, inisialisasi I/O,
keterangan I/O, penggunaan varibael I/O (internal, input, output,
input output, dan eksternal). [2] adalah area untuk membuat ladder
diagram.
80
a. Klik dua kali section “cp1_DI”
b. Akan tampil halaman program section “cp1_DI”
c. Membuat kontak [2] Normally Open (NO) beserta nomor dan
keterangan input-nya kemudian menyambungkan kontak tersebut
dengan [7] Coil beserta nomor dan keterangan Coil-nya seperti
contoh gambar berikut ini :
81
Gambar 3.15. Contoh program input pada section “cp2_DI”
82
*Listing program lengkap section “Accessories_DI” dapat dilihat pada
*Lampiran
83
3.2.8.1.6. Membuat Section “Main Operasional”
84
Gambar 3.18. Cara menampilkan “FB_Main_Operasional” ke
section “Main_Operasional”
85
e. Agar dapat bekerja seperti yang diharapkan, tiap parameter pada
badan “FB_Main_Operasional” yang sudah tampil pada section
“Main_Operasioanl” harus diisi sesuai dengan parameternya.
Function block ini dirancang penulis selalu aktif tiap saat PLC
dihidupkan. Berikut adalah paremeter-parameter yang terdapat
badan function block “FB_Main_Operasional” :
Keterangan :
86
(2) Logik dari Push Button “stanby” untuk menjalankan plant
pada mode stanby.
(3) 3.Logik dari Push Button “emergency off” untuk mematikan
plant pada kondisi darurat
(4) Logik dari Push Button “cp1 primary” untuk memilih
kompresor -1 sebagai kompresor pertama (primary
compressor).
(5) Logik dari Push Button “reset primary compressor” untuk
me-reset kompresor pertama (primary) agar dilakukan lagi
pemilihan kompresor pertama (primary).
(6) Logik dari Push Button “cp2 primary” untuk memilih
kompresor -2 sebagai kompresor pertama (primary
compressor).
(7) Logik dari Push Button “run” untuk mulai menjalankan plant
pada mode run.
(8) Logik dari Push Button “stop” untuk mematikan plant tanpa
mematikan sistem monitoring dan pengaturan sebelumnya.
(9) Logik digital yang merupakan pengaman utama sistem
water chiller yang terdiri atas Under Voltage Relay (UVR),
Water Flow Switch (WFS), dan LWT_Error yaitu bagian
yang akan mendeteksi error dari sensor pengukur suhu air.
(10) Bit output “stanby” sebagai indikasi stanby dan
mengaktifkan program di section program
“Water_Temp_Control”.
(11) Bit output “run” yang mengindikasikan bahwa program pada
mode run dan mengaktifkan section program pengontrol
kompresor.
87
(12) Bit output untuk mengaktifkan output lampu indikator stanby
plant (hanya menyala pada kondisi stanby dan mati pada
kondisi run)
(13) Bit output yang menunjukan bahwa kompresor-2 telah
dipilih sebagai kompresor pertama (primary compressor)
dan mengaktifkan program load dan unload kompresor-2
pertama kali di section program “Water_Temp_Control”.
(14) Bit output yang menunjukan bahwa kompresor-1 telah
dipilih sebagai kompresor pertama (primary compressor)
dan mengaktifkan program load dan unload kompresor-2
pertama kali di section program “Water_Temp_Control”.
(15) Indikator function block
88
Tabel 3.1. Penge-set-an data untuk sinyal analog
analog input range destination
averaging set data
input range code word
input-1 0 to 10V 01 No 1001 (9 Hex) n+1
input-2 Not Used -(00) --- 0000 (0 Hex) n+1
input-3 Not Used -(00) --- 0000 (0 Hex) n+2
input-4 Not Used -(00) --- 0000 (0 Hex) n+2
89
15 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Wd (102) 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
8 0 0 9 Hex
Analog Input-2 Analog Input-1
15 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Wd (103) 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 Hex
Analog Input-4 Analog Input-3
Gambar 3.23. Penulisan data untuk inisialisasi sinyal analog suhu air
pada program
90
o Buat jalur vertikal didepan kontak “P_Fisrt_Cycle” dengan
menggunakan [5] Line Vertical kemudian sambungkan
dengan [9] PLC Inctruction untuk penulisan dan pemindahan
set data sinyal analog input-2. Didalam PLC intruction ketik
“MOV” <spasi> “#0000” <spasi> “103” seperti gambar berikut:
91
untuk penulisan dan pemindahan data set point ke data memori.
Didalam PLC intruction ketik “MOV” <spasi> “&5” <spasi> “D0”
seperti gambar berikut:
92
dapat memberikan fungsinya seperti menjalankan kompresor pada
mode load dan unload secara bergantian pada selang waktu tertentu
dimana fungsi ini akan ditentukan oleh suhu air yang keluar (leaving
water) dari evaporator, menjalankan atau mematikan kompresor kedua
(secondary).
Disini penulis tidak menjelaskan cara membuat program ladder dalam
Function Block. Penulis hanya menjelaskan cara menampilkan program
Function Block yang sudah jadi ke section “Water_Temp_Control”. Isi
program Function Block “Water_Temp_Control” yang sudah jadi dapat
dilihat pada *Lampiran. Berikut adalah langkah-langkahnya untuk
menampilkan function block “FB_Water_Temp_Control” pada section
“Water_Temp_Control”.
a. Click dua kali section “Water_Temp_Control”
b. Akan tampil halaman utama section “Water_Temp_Control”
c. Click “insert” pada taksbar kemudian pilih “function block
invocation” seperti gambar berikut :
93
d. Diagram function block akan ditampilkan pada halaman section
“Water_Temp_Control” seperti gambar berikut :
94
Gambar 3.29. Parameter-parameter yang terpasang pada badan
function block “FB_Water_Temp_Control”
Keterangan :
95
(34) Logika input dari section program kontrol kompresor-1
(CP1) yang akan mengaktifkan sistem kontrol load dan
unload pada kompresor-1.
(35) Logika input dari section program “Main_Operasional” yang
akan mengaktifkan pertama kali sistem kontrol load dan
unload pada kompresor-1 jika dipilih sebagai kompresor
pertama (primary compressor).
(36) Logika input dari section program kontrol kompresor-2
(CP2) yang akan mengaktifkan sistem kontrol load dan
unload pada kompresor-2.
(37) Logika input dari section program “Main_Operasional” yang
akan mengaktifkan pertama kali sistem kontrol load dan
unload pada kompresor-2 jika dipilih sebagai kompresor
pertama (primary compressor).
(38) Logika input stanby dari section program
“Main_Operasional” yang ikut mengaktifkan semua sistem
program dalam function block.
(39) Logika output on/off untuk unload selenoide valve
kompresor-2.
(40) Logika output on/off untuk load selenoide valve kompresor-
2.
(41) Logika output on/off untuk unload selenoide valve
kompresor-1.
(42) Logika output on/off untuk load selenoide valve kompresor-
1.
(43) Logika output on/off untuk menon-aktifkan (deactivation)
sistem kontrol kompresor-2 jika dipilih sebagai kompresor
kedua (secondary compressor).
96
(44) 15. Logika output on/off untuk menon-aktifkan (deactivation)
sistem kontrol kompresor-1 jika dipilih sebagai kompresor
kedua (secondary compressor).
(45) Logika output on/off untuk mengaktifkan (activation) sistem
kontrol kompresor-2 jika dipilih sebagai kompresor kedua
(secondary compressor).
(46) Logik output on/off untuk mengaktifkan (activation) sistem
kontrol kompresor-1 jika dipilih sebagai kompresor kedua
(secondary compressor).
(47) Indikator on/off function block.
97
3.2.8.1.9. Pemindahan Program ke PLC
98
Gambar 3.32. Tampilan kotak dialog download options
Click (OK) dan PLC siap dioperasikan untuk mengontrol water chiller.
99
3.2.8.2. Perancangan Operator Interface
Compressor-1 Compressor-2
Motor Motor
100
3.35 adalah posisi penempatan komponen-komponen untuk kebutuhan
operasional pada panel operator interface.
L5 L3 L1 L2 L4 WATER
CHILLER
13,5 13,5 INDICATORS
S5 S6 S3 S8
3 3
4 5 6 9,88
1 2 3
35,83 . 0 +/-
F1 F2 F3 F4
CLR ENTER
12
20,42
39 39
S2
42,64
26,67
78
Keterangan :
Unit pengukuran dalam satuan : cm
101
3.2.8.2.1. Memasang Push Button
Gambar 3.36 dan 3.37 adalah dimensi Push button S0, S1, S2,
S3, S4, S5, S6, S7, S8, dan S9 yang digunakan pada panel operator
interface.
Keterangan :
Unit pengukuran dalam satuan : mm
Keterangan :
Unit pengukuran dalam satuan : mm
102
pada tiap titik pusat posisi penempatan operasional button pada panel
operator interface seperti dutunjukan pada gambar 3.38.
L5 L3 L1 L2 L4 WATER
CHILLER
Center hole Center hole Center hole Center hole
13,5 13,5 INDICATORS
2 2 2 2
30,75 5,5 5,5 5,5 30,75
S5 S6 S3 S8
3 3
2 2 2 2
30,75 5,5 5,5 5,5 30,75
111 S4 S9
S0 S7 6,5 OPERATIONAL
Center hole Center hole
BUTTONS
Center hole Center hole
2
39 39
10
S1 OMRON NT11 HMI
12
Center hole 7 8 9
4 5 6 9,88
1 2 3
35,83 . 0 +/-
F1 F2 F3 F4
CLR ENTER
12
20,42
2,5
39 39
S2
42,64
26,67
Center hole
78
Keterangan :
Unit pengukuran dalam satuan : cm
Gambar 3.38. Posisi dan ukuran pembuatan lubang untuk push button
Center hole
Keterangan :
Unit pengukuran dalam satuan : cm
Gambar 3.39. pemasangan S0, S1, S3, S4, S5, S6, S7, S8, dan S9
push button pada panel
103
Panel plate
Center hole
3,7 2 3 4
2,5
Panel plate
Keterangan :
Unit pengukuran dalam satuan : cm
Gambar 3.41 adalah dimensi pilot lamp L1, L2, L3, L4 dan L5 yang
digunakan pada panel operator interface.
Keterangan :
Unit pengukuran dalam satuan : mm
104
operasional button pada panel operator interface seperti dutunjukan
pada gambar 3.42.
Center hole Center hole Center hole Center hole Center hole
25,5 25,5 25,5 25,5 25,5
L5 L3 L1 L2 L4 WATER
CHILLER
13,5 13,5 INDICATORS
S5 S6 S3 S8
3 3
4 5 6 9,88
1 2 3
35,83 . 0 +/-
F1 F2 F3 F4
CLR ENTER
12
20,42
39 39
S2
42,64
26,67
78
Keterangan :
Unit pengukuran dalam satuan : cm
Gambar 3.42. Posisi dan ukuran pembuatan lubang untuk pilot lamp
Panel face
plate
Center
hole
1,8
Keterangan :
Unit pengukuran dalam satuan :
cm
105
3.2.8.2.1. Memasang HMI
106
25,5 25,5 25,5 25,5 25,5
L5 L3 L1 L2 L4 WATER
CHILLER
13,5 13,5 INDICATORS
S5 S6 S3 S8
3 3
9,88
35,83
12
20,42
39
OMRON NT11 HMI
39
S2 7
4
8
5
9
6
42,64
26,67 1 2 3
. 0 +/-
F1 F2 F3 F4
CLR ENTER
78
Keterangan :
Unit pengukuran dalam satuan : cm
107