Anda di halaman 1dari 13

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

LAB PROTEKSI & SISTEM


TRAFO TEGANGAN SEMESTER VII
DISTRIBUSI TENAGA
LISTRIK

MODUL II
TRAFO TEGANGAN

I. Tujuan Percobaan

1. Menentukan rasio transformasi trafo tegangan pada sisi tegangan primer yang
bervariasi dan untuk mengetahui pengaruh beban pada rasio transformasi.
2. Memahami istilah kesalahan transformasi (kesalahan tegangan) dan tingkat
keakuratan.
3. Merakit rangkaian trafo tegangan untuk pengukuran pada jaringan tiga fasa.

II. Teori Dasar

Transformator Tegangan (Voltage Transformer) adalah juga termasuk transformator


instrument selain CT. VT sebagai sensor tegangan berfungsi, sbb:
1. Mengubah tegangan primer ke tegangan`` sekunder yang besarnya sesuai dengan standard
tegangan untuk pengukuran dan proteksi , yang dikenal secara umum adalah; 100V, 100/3V,
100/3V, 110V, 110/3V, 110/3V.
2. Mengisolir peralatan pengukuran dan peralatan proteksi dari tegangan sistem.
3. Sebagai standarisasi besaran tegangan sekunder (100, 100/√3, 110/√3 dan 110 volt) untuk
keperluan peralatan sisi sekunder.
4. Memiliki 2 kelas, yaitu kelas proteksi (3P, 6P) dan kelas pengukuran (0,1; 0,2; 0,5; 1;3).
Prinsip kerja trafo tegangan adalah sebagai berikut:

Rangkaian Trafo Tegangan

Laboratorium Sistem Tenaga & Distribusi Listrik


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PROTEKSI & SISTEM
TRAFO TEGANGAN SEMESTER VII
DISTRIBUSI TENAGA
LISTRIK

Dimana:

a : Ratio transformasi
N1 > N2
N1 : Jumlah belitan primer
N2 : Jumlah belitan sekunder
E1 : Tegangan primer
E2 : Tegangan sekunder

``
Rangkaian Ekuivalen Trafo Tegangan

Dimana:

Im : Arus eksitasi / magnetisasi


Ie : Arus karna rugi besi

Trafo tegangan memiliki prinsip kerja yang sama dengan trafo tenaga tetapi rancangan trafo
tegangan berbeda yaitu:

o Kapasitasnya kecil (10 – 150 VA), karena digunakan hanya pada alat-alat ukurrelai dan
peralatan indikasi yang konsumsi dayanya kecil.
o Memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.
o Salah satu ujung terminal tegangan tingginya selalu ditanahkan.

Berdasarkan konstruksinya, transformator tegangan dikenal ada dua jenis:


1. Potential Transformer
Trafo ini memiliki belitan primer dan sekunder yang terpisah dan bekerja dari tegangan 25 kV
sampai dengan 800 kV.

Laboratorium Sistem Tenaga & Distribusi Listrik


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PROTEKSI & SISTEM
TRAFO TEGANGAN SEMESTER VII
DISTRIBUSI TENAGA
LISTRIK

2. Capacitive Voltage transformer


Jenis ini disadap pada tegangan menengah kemudian diturunkan dengan transformator belitan
ke tegangan rendah. Umumnya dipakai pada tegangan tinggi (>70 kV) dan tegangan extra tinggi
(500 kV)

Sedangkan berdasarkan penggunaannya, dibagi menjadi dua yaitu untuk pengukuran dan untuk
tujuan proteksi.
1. Untuk pengukuran, harus teliti pada daerah kerja 80% - 120% dari tegangan nominal. Standar
kelas ketelitian trafo tegangan untuk pengukuran ialah: 0.1 – 0.2 – 0.5 – 1.0 – 3.0
Untuk batas kesalahannya sesuai dengan tabel 1 di bawah.
Tabel 1 Batas Kesalahan Transformasi dan pergeseran sudut untuk PT pengukuran
Kelas % kesalahan Pergeseran sudut +/-
ratio tegangan +/- (menit)
0.1 0.1 5
0.2 0.2 10
``
0.5 0.5 20
1.0 1.0 40
3.0 3.0 -

Tabel 1 berlaku untuk trafo tegangan yang bekerja pada tegangan dari 80 % - 120 % tegangan
nominal dengan burden 25 % - 100 % beban nominal (rated burden) dan power factor (pf) 0.8
lagging.
2. Untuk proteksi, trafo tegangan memiliki ketelitian yang relatif rendah tetapi daerah kerjanya
lebar yaitu dari 5% sampai dengan 190 % dari nilai nominal tegangan pengenal.
Tabel 2 yang memperlihatkan batas kesalahan transformasi dan pergeseran sudut.
Tabel 2 Batas Kesalahan Transformasi dan pergeseran sudut untuk VT proteksi
Kelas % kesalahan Pergeseran sudut +/-
ratio tegangan +/- (menit)
3P 3.0 120

Laboratorium Sistem Tenaga & Distribusi Listrik


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PROTEKSI & SISTEM
TRAFO TEGANGAN SEMESTER VII
DISTRIBUSI TENAGA
LISTRIK

6P 6.0 240

Pada Transformator Tegangan dikenal istilah-istilah yang mempunyai pengertian yang spesifik
antara lain;
1. Perbandingan transformasi (Transformation Ratio) :
2. Tegangan Pengenal Primer (Primary voltage)
3. Tegangan Sekunder (Secondary voltage)
4. Penandaan Polaritas (Polarity Marking)
Penandaan ini dilakukan untuk menunjukkan terminal mana yang bertegangan lebih tinggi.
Misalnya:
Untuk sisi primer dituliskan: 1U1 – 1U2, 1V1-1V2, 1W1 – 1W2
Untuk sisi sekunder dituliskan: 2U1 – 2U2, 2V1-2V2, 2W1 – 2W2
5. Beban (burden)
Besar beban yang terhubung pada sekunder trafo tegangan dalam besaran VA, yang termasuk
dalam hal ini adalah, beban kawat kawat penghubung,
`` alat alat pengukuran dan proteksi

III. Alat dan Bahan

1 bh Three-phase Voltage Transformer


1 set Three-phase power supply
1 lot Kabel
1 set Multimeter
1 set Battery

Laboratorium Sistem Tenaga & Distribusi Listrik


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PROTEKSI & SISTEM
TRAFO TEGANGAN SEMESTER VII
DISTRIBUSI TENAGA
LISTRIK

IV. Prosedur Percobaan


PERHATIAN !!!
Jangan Lupa Bahwa Trafo Tegangan Tidak Boleh Dihubung Singkat
Pada Sisi Sekundernya Selama Operasi

IV.1 Percobaan Polaritas VT

A. Langkah-langkah percobaan
1. Merangkai alat percobaan sesuai gambar IV.1, pastikan Polaritas battery benar dan switch
dalam kondisi off.

Switch 1U
Or Push L1
Button 1V
L2
1W
L3
``
1U1 380 1V1 1W1
Battery 3
1U2 1V2 1W2

3W1
3U1 100 5VA (e)
3U2 3W2
(n) 3
N
Amperemeter 2U2 100 15VA 2W2
Analog 2U1 3 2W1

~A PE 2U 2V 2W PE

THREE-PHASE VOLTAGE TRANSFORMER

Gambar IV.1
Rangkaian Percobaan Polaritas VT

2. Setelah point satu terpenuhi, tutup switch dan perhatikan pergerakan jarum Amperemeter
analog. Jika bergerak ke arah kanan, maka polaritas VT telah benar. Jika sebaliknya,
rangkain perlu diperbaiki.
3. Ulangi langkah pada point 1-2 untuk phase berikutnya (S dan T).

Laboratorium Sistem Tenaga & Distribusi Listrik


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PROTEKSI & SISTEM
TRAFO TEGANGAN SEMESTER VII
DISTRIBUSI TENAGA
LISTRIK

IV.2 Percobaan Pengukuran VT ratio

1. Catat VT ratio name plate


2. Merangkai alat percobaan sesuai gambar IV.2, Pastikan Sumber tegangan dalam kondisi
off.

1U Voltmeter-1
L1
L1
1V
L2
L2
1W
L3
L3

1U1 380 1V1 1W1


3
1U2 1V2 1W2

3W1
(e)
SUMBER
3U2 3U1 100 5VA 3W2
(n) 3
TEGANGAN
2U2
N TIGA FASE
N 100 15VA 2W2
2U1 3 2W1 ``
2U 2V 2W PE
PE

THREE-PHASE VOLTAGE TRANSFORMER

Voltmeter-2

Voltmeter-2

Gambar IV.2 Rangkaian Percobaan Ratio VT


3. Aktifkan Voltmeter 1 dan 2.
4. On-kan voltage source, naikkan perlahan-lahan sampai mendekati tegangan nominal (fase
– netral) VT yang diinginkan (220 V, perhatikan nilainya di Voltmeter - 1), jika diperlukan
turunkan juga secara bertahap variable load (beban).
5. Catat tegangan sekunder dengan melihat nilai di monitor Voltmeter – 2.
6. Ulangi langkah 1 – 5 untuk phase berikutnya (S dan T).

Laboratorium Sistem Tenaga & Distribusi Listrik


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PROTEKSI & SISTEM
TRAFO TEGANGAN SEMESTER VII
DISTRIBUSI TENAGA
LISTRIK

IV.3 Percobaan Pengukuran Tahanan Isolasi VT

A. Langkah-langkah percobaan
1. Merangkai alat percobaan sesuai gambar IV.3, Pastikan semua terminal VT tidak
dihubungkan dengan sumber tegangan ataupun arus.
2. Pertama lakukan pengukuran tahanan isolasi primer – primer, yaitu R-S, S-T, dan T-R,
3. Putar knop tegangan injeksi ke tegangan 500 V.
4. Tekan tombol test, lihat dan catat hasil pengukun di display alat ukur.
5. Lakukan pengukuran tahanan isolasi kembali (ulangi point 1 – 4) untuk:
a. Primer – Sekunder (P1 – S1) untuk phase R – r, S – s, dan T – t sesuai gambar IV.2B
(contoh pada gambar untuk percobaan phase S – t)
b. Primer – Ground (P1 – G) untuk phase R – G, S – G dan T – G, rangkaian seperti gambar
IV.3 (contoh pada gambar untuk rangkaian phase R- G)
c. Sekunder – Ground (S1 – G) untuk phase r – G, s – G dan t – G, rangkaian seperti gambar
``
IV.3(contoh pada gambar untuk rangkaian sekunder phase R - G)

Laboratorium Sistem Tenaga & Distribusi Listrik


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PROTEKSI & SISTEM
TRAFO TEGANGAN SEMESTER VII
DISTRIBUSI TENAGA
LISTRIK

``
Gambar IV.3 Rangkaian Percobaan Tahanan Isolasi VT
V.1 Hasil Percobaan Ratio VT
Untuk percobaan Rasio VT tidak dilaksanakan karena pada saat melakukan percobaan, alat
ukur tidak menunjukkan nilai, dan peralatan menjadi panas.

V.2 Hasil Percobaan Polaritas VT

Phase Polaritas Primer Polaritas Sekunder Hasil Polaritas

R P1 + P2 - S1 + S2 - Sesuai

S P1 + P2 - S1 + S2 - Sesuai

T P1 + P2 - S1 + S2 - Sesuai

Laboratorium Sistem Tenaga & Distribusi Listrik


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PROTEKSI & SISTEM
TRAFO TEGANGAN SEMESTER VII
DISTRIBUSI TENAGA
LISTRIK

V.3 Hasil Percobaan Tahanan Isolasi VT


Nilai Tegangan Sekunder Vs (V)
Trafo VT Injeksi
Phase R (GΩ) Phase S(GΩ) Phase T (GΩ)

Primer- Ground 2,5 2 2,1

Primer - Sekunder 2 2,1 2 500 V

Sekunder - Ground 1,5 2 1,6

Primer-Primer Sekunder-Sekunder Injeksi


R-S 1,3 1,7
S-T 1,2 1,9 500 V
T-R 1,5 `` 1,9

VI.1 Analisis Percobaan Tahanan Isolasi VT


Menurut standard VDE (catalouge 228/4) minimum besarnya tahanan isolasi
kumparan trafo, pada suhu operasi dihitung sebagai berikut.

1 MegaOhm = 1 kV

No Hasil Uji Keterangan Rekomendasi

1 > 1 MΩ = 1kV Good

2 < 1 MΩ = 1kV Poor Lakukan Pengujian Lebih Lanjut

Laboratorium Sistem Tenaga & Distribusi Listrik


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PROTEKSI & SISTEM
TRAFO TEGANGAN SEMESTER VII
DISTRIBUSI TENAGA
LISTRIK

Data percobaan yang kami dapat


Nilai Tegangan Sekunder is (V)
Trafo VT Injeksi
Phase R (GΩ) Phase S(GΩ) Phase T (GΩ)

Primer- Ground 2,5 2 2,1

Primer - Sekunder 2 2,1 2 500 V

Sekunder - Ground 1,5 2 1,6

Primer-Primer (GΩ) Sekunder-Sekunder Injeksi


(GΩ)
R-S 1,3 1,7
``
S-T 1,2 1,9 500 V
T-R 1,5 1,9

Berdasarkan tabel standar isolasi kumparan transformator ditemukan bahwa dari


hasil percobaan didapatkan nilai tahanan isolasi rata-rata diatas 1,2 GΩ, sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa trafo yang digunakan dalam kategori baik (Good) atau masih
sangat layak untuk digunakan.
Standar Tahanan Isolasi (1 MΩ = 1kV)
V Injeksi = 500 V
Primer-Sekunder = 1,6 GΩ = 1600 MΩ
= 1,5 GΩ = 1500 MΩ
 1MΩ = 1000 V (Standar VDE)
0,5 MΩ = 500 V
Untuk hasil percobaan 1600 MΩ

Laboratorium Sistem Tenaga & Distribusi Listrik


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PROTEKSI & SISTEM
TRAFO TEGANGAN SEMESTER VII
DISTRIBUSI TENAGA
LISTRIK

Hal ini berarti tiap 1 MΩ masih dapat bekerja dengan baik untuk 1000 V
tegangan yang diberikan.
VI.2 Analisis Percobaan Polaritas Transformator VT

Phase Polaritas Primer Polaritas Sekunder Hasil Polaritas

R P1 + P2 - S1 + S2 - Sesuai

S P1 + P2 - S1 + S2 - Sesuai

T P1 + P2 - S1 + S2 - Sesuai

Pada percobaan praktikum yang dilakukan dengan menghubungkan antara dua


fasa dan mengubah posisi polaritas dari alat ukur setelah pada awalnya telah
ditentukan titik positif dan negatifnya masing-masing, dan menjadi acuan adalah
posisi jarum voltmeter, ketika voltmeter bergerak ke kanan dan menunjukkan nilai
tegangan maka polaritas dianggap sesuai sedangkan jika jarum penunjuk berbalik arah
``
ke kiri dan menunjukkan nilai dibawah nol artinya hasil polaritas tidak sesuai.
Penunjukan polaritas ini sangat penting karena sebagai pengujian
transformator bersifat transformator penambahan atau pengurangan, dari hal tersebut
dapat pula ditemukan kemampuan transformator bekerja dengan prinsip Step Up dan
Step Down.

VIII. Kesimpulan

1. Percobaan tahanan isolasi terhadap transformator tegangan, yang diujikan pada


masing-masing hubungan fasa-fasa dan hubungan fasa-netral ditemukan nilai tahanan
isolasi berada diatas standar VDE yaitu > 1 MΩ yaitu dengan rata-rata 1,5 GΩ.
2. Percobaan polaritas transformator tegangan, dengan menempatkan atau menentukan
terlebih dahulu posisi atau titik pengukuran positif dan negatif. Kemudian
menempatkan dua kutub alat ukur pada masing-masing titik pengukuran yang telah
ditentukan sebelumnya, didapatkan polaritas polaritas yang berbeda ada yang sesuai

Laboratorium Sistem Tenaga & Distribusi Listrik


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PROTEKSI & SISTEM
TRAFO TEGANGAN SEMESTER VII
DISTRIBUSI TENAGA
LISTRIK

dan ada yang tidak, dikatakan sesuai jika voltmeter yang digunakan menunjukkan
nilai tegangan, dan tidak sesuai ketika jarum penunjuk voltmeter menunjukkan nilai
tegangan dibawah 0.
3. Pengukuran polaritas ini dibutuhkan untuk menetukan jenis polaritas transformator,
apakah bersifat trafo penambahan, atau trafo pengurangan, dari hal ini juga dapat
dijadikan acuan kerja dari transformator, ketika bersifat penambahan maka
transformator dapat dikatan bekerja Step Up, sedangkan sebaliknya Step Down.

``

Laboratorium Sistem Tenaga & Distribusi Listrik


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PROTEKSI & SISTEM
TRAFO TEGANGAN SEMESTER VII
DISTRIBUSI TENAGA
LISTRIK

``

Laboratorium Sistem Tenaga & Distribusi Listrik

Anda mungkin juga menyukai