Anda di halaman 1dari 4

Pengaman Motor Listrik

Secara umum, motor listrik diproteksi terhadap pembebanan berlebih, hubung singkat, dan juga
tegangan rendah. Adapun jenis-jenis pengaman yang digunakan yaitu :
1. Rele Arus Lebih dan Sekering Lebur
Untuk memproteksi motor listrik terhadap pembebanan lebih maupun hubung singkat dapat
digunakan rele arus lebih dengan karakteristik invers. Sedangkan untuk proteksi arus yang lebih
besar dapat dikombinasikan dengan sekering lebur. Sekering lebur ini bekerja untuk
memproteksi terhadap arus hubung singkat yang terjadi.
1. Rele Stall
Stall merupakan fenomena dimana puutaran motor sewaktu star tidak dapat dinaikkan dengan
cepat karena beban yang terlalu berat. Dalam keadaan ini periode star motor menjadi lebih lama,
tetapi diharapkan selama periode star ini rele arus lebih tidak men-trip PMT motor. Untuk itulah
digunakan rele stall ini yang nantinya dapat mengatur agar selama periode star, rele arus lebih
membolehkan arus star yang tinggi asal tidak melampaui waktu tertentu yang menyangkut
kemampuan termal motor.
1. Rele Tegangan Rendah
Pada umumnya saklar motor listrik menggunakan magnet pemegang kontak-kontak saklar
(holding coil). Jika tegangan pasokan terlalu rendah, maka magnet pemegang kontak-kontak
saklar akan membuka kontak-kontak saklar. untuk itulah dipasang rele jenis ini karena tegangan
yang rendah dapat menimbulkan arus lebih, sedangkan tegangan pasokan hilang perlu diikuti
pembukaan saklar agar jangan timbul arus berlebihan jika tegangan pasokan dating kembali.
1. Alat sensor suhu LM 135 dan pendukungnya.
Penambahan pengaman ini dilakukan untuk meminimalisasi terjadinya kerusakan /terbakarnya
kumparan motor akibat adanya peningkatan suhu yang disebabkan gangguan eksternal maupun
internal motor listrik. Gangguan-gangguan tersebut antara lain terjadinya peningkatan suhu
sekeliling (ambient), pembebanan berlebihan maupun sistem pengasutan yang tidak baik
sehingga untuk menghindari terjadinya peningkatan suhu pada motor listrik maka penempatan,
pembebanan dan sistem pengasutan harus disesuaikan dengan spesifikasi kemampuan nominal
motor listrik.
Cara kerja alat sensor ini berbeda dengan cara kerja bimetal (overload), jika bimetal hanya
mendeteksi panas akibat arus yang melewatinya sedangkan alat sensor ini mendeteksi suhu pada
isolator kumparan motor.
1. Circuit breaker

Circuit dalam motor listrik standar minimal terdiri atas Circuit Breaker yang berupa : MCCB/
NFB (No Fuse Breaker), Magnetic Contactor, serta OL (overload relay) yang berupa : TOR
(Thermal Overload Relay) atau ada yang menyebut OCR (Over Current
Relay) .
Circuit breaker berfungsi untuk melindungi jaringan, sistem distribusi dari arus yang tinggi yang
diakibatkan oleh peralatan, dalam hal ini motor listrik. Magnetic contactor berfungsi untuk
memutus dan menyambung jaringan listrik dengan motor yang dikendalikan oleh tombol
tekan/saklar. Overload Relay (TOR) berfungsi untuk melindungi motor listrik dari beban lebih
yang ditunjukkan oleh arus yang mengalir pada jaringan listrik. Apabila arus yang mengalir
melebihi nilai TOR, maka timbul panas pada TOR, kemudian TOR membuka dan
memerintahkan untuk memutuskan jaringan listrik yang masuk ke motor tsb, sehingga motor
terhindar dari kerusakan. Permasalahannya adalah menentukan berapa besar/nilai Overload
Relay (TOR).
1. Penutup pada gear motor
Hindarkan anggota badan, karena secara tidak sadar kemungkinan tersentuh pada bagian mesin
yang bergerak. Sentuhan ini sering menimbulkan kecelakaan. Roda-roda gigi selamanya harus
diusahakan tertutup. Hal ini untuk menjaga tangan-tangan usil yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan terhadap manusia atau kerusakan pada mesin.
1. Kaca pengaman
Kaca pengaman yang dipasang pada mesin gerinda, konstruksinya berdiri sendiri-sendiri,
terhadap mesin tersebut. Bila kaca rusak dapat diganti dengan yang baru, melalui pemasangan
dan penyetelan yang sangat mudah. Debu dan kotoran yang hinggap pada kaca akan
mengakibatkan kaca menjadi suram dan menghalangi pandangan pada saat menggerinda. Lebih
baik sebelum bekerja dengan mesin gerinda kaca pengaman dibersihkan lebih dahulu.

postingan sebelumnya kita telah membahas mengenai starting Way-Delta, dimana dijelaskan
bagaimana sebuah sistem rangkaian kontrol dapat mengatur terjadinya starting Way-Delta untuk
sebuah beban motor induksi. Kali ini kita akan membahas mengenai jenis-jenis alat proteksi dari
sebuah rangkaian kontrol (termasuk starting Way-Delta maupun rangkaian daya guna melindungi
beban apabila terjadi kenaikan arus yang berlebih.
1. Thermal Over Load

Fungsi dari Overload relays adalah untuk proteksi motor listrik dari beban lebih. Seperti halnya
sekring (fuse) pengaman beban lebih ada yang bekerja cepat dan ada yang lambat. Sebab waktu
motor start arus dapat mencapai 6 kali nominal, sehingga apabila digunakan pengaman yang
bekerja cepat, maka pengamannya akan putus setiap motor dijalankan.
Overload relay yang berdasarkan pemutus bimetal akan bekerja sesuai dengan arus yang
mengalir, semakin tinggi kenaikan temperatur yang menyebabkan terjadinya pembengkokan ,
maka akan terjadi pemutusan arus, sehingga motor akan berhenti. Jenis pemutus bimetal ada
jenis satu phasa dan ada jenis tiga phasa, tiap phasa terdiri atas bimetal yang terpisah tetapi
saling terhubung, berguna untuk memutuskan semua phasa apabila terjadi kelebihan beban.
Pemutus bimetal satu phasa biasa digunakan untuk pengaman beban lebih pada motor berdaya
kecil.
2. RCP dan Phase Failure Relay
RCP relay dan Phase Failure Relay ini berfungsi untuk memonitoring tegangan listrik jatuh,
urutan fasa dan asimetri keteradaan tiga satuan gelombang. RCP relay ini akan beroperasi pada
tegangan jatuh dan kebalikan gelombang, yang sangat penting untuk proteksi kerja motor
induksi.

RPC

Phase Failure Relay


Sebenarnya RCP relay dan Phase Failure Relay ini sama fungsinya seperti thermal overload dan
alat alat proteksi motor lainnya, yaitu memutus rangkaian pengendali dari suatu sistem kerja
motor listrik.

Anda mungkin juga menyukai