Secara garis besar bagian dari relay proteksi terdiri dari tiga bagian
utama, seperti pada blok diagram (gambar.1), dibawah ini :
Ke rangkaian
Pemutus/sinyal
I
Elemen Elemen
Elemen
Pengindera Pengukur
Pembanding
(+)
Elemen pengindera.
Elemen ini berfungsi untuk merasakan besaran-besaran listrik, seperti
arus, tegangan, frekuensi, dan sebagainya tergantung relay yang
dipergunakan.
Pada bagian ini besaran yang masuk akan dirasakan keadaannya,
apakah keadaan yang diproteksi itu mendapatkan gangguan atau dalam
keadaan normal, untuk selanjutnya besaran tersebut dikirimkan ke
elemen pembanding.
Elemen pembanding.
Elemen ini berfungsi menerima besaran setelah terlebih dahulu besaran
itu diterima oleh elemen oleh elemen pengindera untuk membandingkan
besaran listrik pada saat keadaan normal dengan besaran arus kerja
relay.
Elemen pengukur/penentu.
Elemen ini berfungsi untuk mengadakan perubahan secara cepet pada
besaran ukurnya dan akan segera memberikan isyarat untuk membuka
PMT atau memberikan sinyal.
Relay
CT
Batere
PMT
Rangkaian Trip
a. Sensitif.
Suatu relay proteksi bertugas mengamankan suatu alat atau suatu
bagian tertentu dari suatu sisitem tenaga listrik, alat atau bagian
sisitem yang termasuk dalam jangkauan pengamanannya.
Relay proteksi mendetreksi adanya gangguan yang terjadi di daerah
pengamanannya dan harus cukup sensitif untuk mendeteksi
gangguan tersebut dengan rangsangan minimum dan bila perlu
hanya mentripkan pemutus tenaga (PMT) untuk memisahkan bagian
sistem yang terganggu, sedangkan bagian sistem yang sehat dalam
hal ini tidak boleh terbuka.
b. Selektif.
Selektivitas dari relay proteksi adalah suatu kualitas kecermatan
pemilihan dalam mengadakan pengamanan. Bagian yang terbuka dari
suatu sistem oleh karena terjadinya gangguan harus sekecil mungkin,
sehingga daerah yang terputus menjadi lebih kecil.
Relay proteksi hanya akan bekerja selama kondisi tidak normal atau
gangguan yang terjadi didaerah pengamanannya dan tidak akan
bekerja pada kondisi normal atau pada keadaan gangguan yang
terjadi diluar daerah pengamanannya.
c. Cepat.
Makin cepat relay proteksi bekerja, tidak hanya dapat memperkecil
kemungkinan akibat gangguan, tetapi dapat memperkecil
kemungkinan meluasnya akibat yang ditimbulkan oleh gangguan.
d. Andal.
Dalam keadaan normal atau sistem yang tidak pernah terganggu
relay proteksi tidak bekerja selama berbulan-bulan mungkin
bertahun-tahun, tetapi relay proteksi bila diperlukan harus dan pasti
dapat bekerja, sebab apabila relay gagal bekerja dapat
mengakibatkan kerusakan yang lebih parah pda peralatan yang
diamankan atau mengakibatkan bekerjanya relay lain sehingga
daerah itu mengalami pemadaman yang lebih luas.
.Untuk tetap menjaga keandalannya, maka relay proteksi harus
dilakukan pengujian secara periodik.
e. Ekonomis.
Dengan biaya yang sekecilnya-kecilnya diharapkan relay proteksi
mempunyai kemampuan pengamanan yang sebesar-besarnya.
f. Sederhana.
Perangkat relay proteksi disyaratkan mempunyai bentuk yang
sederhana dan fleksibel.
Gangguan Sistem
Gangguan sistem adalah gangguan yang terjadi di sistem tenaga
listrik seperti pada generator, trafo, SUTT, SKTT dan lain sebagainya.
P G
M
Perintah buka
PMT
Transmisi
Catu Daya
(battere)
Indikasi relai
Sistem proteksi jaringan (SUTT dan SUTET) terdiri dari Proteksi Utama
dan Proteksi Cadangan.
Relai untuk proteksi utama yang dikenal saat ini :
a) Distance Relay
Basic atau Step
PUTT
POTT
Blocking
b) Differential Relay
Pilot
Current
Phase
c) Directional Comparison Relay
Impedance
Current
SuperImposed
Media Telekomunikasi
Zone-3
Zone-
2
Zone-
1
1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
R1 R2
Ganggauan eksternal.
Gangguan eksternal sumber gangguannya berasal dari luar pengamanan
transformator, tetapi dampaknya dirasakan oleh transformator tersebut,
diantaranya :
- gangguan hubung singkat pada jaringan
- beban lebih
- surja petir .
Gangguan internal
Gangguan internal adalah gangguan yang bersumber dari daerah
pengamanan/petak bay transformator, diantaranya :
- gangguan antar fasa pada belitan
- fasa terhadap ground antar belitan transformator
- gangguan pada inti transformator
- gangguan tap changer
- kerusakan bushing
- kebocoran minyak atauminyak terkontaminasi
- suhu lebih.
P51N
NP51
G
96T
26 87T
63
S51- S51-2
1
PU
64
V
Gambar 26. Blok Diagram Proteksi Trafo Tenaga
indikator
B. Rele Differensial
RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap
gangguan hubung singkat yang terjadi didalam daerah pengaman
transformator.
87N 87N
Bus 20 KV
Tripping PT
Coil
-
ZCT +
67 G
Relai Ini Mempunyai 2 buah parameter ukur yaitu Tegangan dan Arus
yang masuk ke dalam Relai untuk membedakan arah arus ke depan
atau arah arus ke belakang.
Pada pentanahan titik netral trafo dengan menggunakan tahanan,
relai ini dipasang pada penyulang 20 KV. Bekerjanya relai ini
berdasarkan adanya sumber arus dari ZCT (Zero Current
Transformer) dan sumber tegangan dari PT (Potential Transformers).
Relay connections
Adalah sudut perbedaan antara arus dengan tegangan masukan
relai pada power faktor satu.
Relay maximum torque angle
Max.
torque line Reference
V
i
I
Zero
torque line
v
Iv
OPERATE
RESTRAIN
VRES
G. Rele Suhu
Rele ini adalah rele mekanis yang berfunsi mendeteksi suhu minyak
dan kumparan secara langsung yang akan membunyikan alarm serta
mengeluarkan PMT. Rele suhu ini dipasang pada semua
transformator.
Adalah alat pengukur tingkat panas dari trafo baik panasnya
kumparan primer dan sekunder juga minyak. Thermometer ini bekerja
atas dasar air raksa (mercuri/Hg) yang tersambung dengan tabung
pemuaian dan tersambung dengan jarum indikator derajat panas.
Beberapa thermometer dikombinasikan dengan panas dari resistor
khusus yang tersambung dengan ct yang terpasang pada salah satu
fasa (fasa tengah) dengan demikian penunjukan yang diperoleh
adalah relatif terhadap kebenaran dari panas yang terjadi.
Keterangan :
1. Trafo arus
2. Sensor suhu
Gambar 33. Rele suhu
3. Heater
4. Thermometer Winding
5. Thermometer oil
I. Rele Bucholtz
RELE ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan
oleh loncatan (bunga ) api dan pemanasan setempat dalam minyak
transformator.
J. Rele Jansen
RELE ini berfungsi untuk mengamankan pengubah tap ( tap
changer ) dari transformator.
Tap changer adalah alat yang terpasang pada trafo,berfungsi untuk
mengatur tegangan keluaran (sekunder) akibat beban maupun
variasi tegangan pada sistem masukannya (input).
Tap changer umumnya dipasang pada ruang terpisah dengan ruang
untuk tempat kumparan,dimaksudkan agar minyak tap changer
tidak bercampur dengan minyak tangki utama.
Untuk mengamankan ruang diverter switch apabila terjadi gangguan
pada sistem tap changer ,digunakan pengaman yang biasa
disebut :RELE JANSEN (bucholtnya Tap changer).
Jenis dan tipe rele jansen bermacam-macam bergantung pada
merk Trafo: misalnya RS 1000,LF 15,LF 30.
Proteksi Penyulang 20 kV
Jenis Rele proteksi yang terdapat pada penyulang 20 kV adalah
sebagai berikut :
Rele ini berfungsi untuk melepas SUTM atau SKTM bila terjadi
penurunan frekwensi system.
Disturbance Fault Recorder ( DFR )
Disturbance Fault Recorder ( DFR ) suatu alat yang dapat
mengukur dan merekam besaran listrik seperti arus ( A ), tegangan
( V ) dan frekuensi ( Hz ) pada saat sebelum, selama dan setelah
gangguan.
Disturbance Fault Recorder ( DFR ) yang saat ini sudah merupakan
suatu kebutuhan, yang dapat membantu merekam data dari sistem
tenaga listrik termasuk sistem proteksi serta peralatan terkait lainnya
yang pada akhirnya membantu dalam analisa dan memastikan bahwa
sistem telah bekerja dengan baik.
DFR akan bekerja secara real time untuk memonitor kondisi listrik dan
peralatan terkait lainnya pada saat terjadi gangguan, karena
menggunakan sistem digital maka semua data dikonversikan ke
bentuk digital dan disimpan di memori., hasil monitor tersebut akan
tersimpan secara permanen dalam bentuk hasil cetakan di kertas dan
data memori.
Manfaat Disturbance Fault Recorder ( DFR ) :
Mendeteksi penyebab gangguan
Mengetahui lamanya gangguan ( fault clearing time )
Mengetahui besaran listrik seperti Arus (A),Tegangan(V) dan
Frekuensi (F)
Mengetahui unjuk kerja sistem proteksi terpasang
Melihat harmonik dari sistem tenaga Listrik
Melihat apakah CT normal / tidak ( jenuh)
Memastikan bahwa PMT bekerja dengan baik
Dokumentasi
Pengembangan DFR :
Time Synchronizing (GPS)
Master Station
Monitoring Frekuensi
DC Monitoring
INPUT OUTPUT
ANALOG
16 Channel PRINTER
EVENT DAU
COMM KE
32 Channel
MASTER
Data DFR
Acquisition ALARM
SYNCHR
Unit RELAY
DC POWER
AC POWER
KEY
EXTERNAL
BOARD
&
SCREEN
Basic Operation
Switch on : Menyalakan DFR
Pertama kali dinyalakan DFR II akan memeriksa keadaan didalam
rangkaian elektroniknya dan menghitung Memorinya sampai 4096 KB.
Setelah semuanya dalam kondisi baik, maka secara otomatis
display/peragaan di DFR II akan menampilkan Jam dan Nomor
Record yang ada didalam DFR.
Apabila kita ingin mempercepat pemeriksaan dan test memory, tekan
tombol Panah Kebawah dan display akan menampilkan Jam dan Rec
No.
Misalnya :
JJ : MM : SS REC ….
15 : 06:32 REC 041
Setelah itu tekan tombol Reset Alarm Indicator, maka seluruh lampu
Alarm Indicator harus padam/tidak menyal. Apabila ada Alarm
Indicator yang menyala, maka lihat petunjuk bagian Trouble Shooting.
Cara menganalisa :
1. Pada kondisi normal, arus dan tegangan akan menggambarkan
sinusoidal ( 50 Hz ) yang sempurna.
2. Besaran arus dan tegangan tersebut dapat diukur dengan
memperhatikan skala rekaman, serta ratio CT dan PT.
3. Setiap trigger karena besaran analog yang diluar normal, DFR
akan menggambarkan pada bagian sensor digital, serta bentuk
sinusoidal arus/tegangan akan berubah menjadi lebih besar atau
Lebih kecil.
4. Apabila perubahan besaran analog ini diikuti dengan bekerjanya
proteksi maka diikuti dengan perubahan status input digital.
5. Bila PMT juga bekerja, maka dapat dilihat status PMT sebagai
input digital yang berubah.
6. Setiap trigger karena perubahan status input digital, DFR akan
menggambarkannya pada bagian digital, dimana garisnya akan
berubah menjadi terputus
Auto Recloser
Saluran udara tegangan tinggi (SUTT/SUTET) merupakan salah satu
bagian sistem yang paling sering mengalami gangguan, sebagian
besar dari sumber gangguan tersebut (sekitar 80 %) bersifat
temporer[2] yang akan segera hilang setelah Pemutus Tenaga (PMT)
trip. Agar kesinambungan pelayanan/ suplai energi listrik tetap terjaga
kompartemen, posisi kontak PMT, PMS baik PMS line, PMS Rel maupun
PMS tanah dll.
scheme
aktif dan 21 P
berfungsi sebagai
Zone 2
bila blocking
scheme tidak aktif.
JARAK 21 C Westinghouse Bendera - Relay mengirim
(DISTANCE) / KD 11 Merah carrier bloking
21 S
JARAK 21 - 1 Westinghouse Bendera - Gangguan antara
DISTANCE) / KD 10 Merah fasa zone 1
JARAK 21 - 2 Westinghouse Bendera - Gangguan antara
(DISTANCE) / KD 10 Merah fasa zone 2
Aux Carrier Trip 94 C Westinghouse Bendera - Pengirim Carrier
/ AR Merah Trip
Aux Carrier Trip 95 P Westinghouse Bendera - Penerima Carrier
/ AR Merah Trip
CARRIER Aux relay 85 Westinghouse Bendera - Memblok tripping
/ KA 4 Merah saat gangguan
TIME 2 Westinghouse Bendera - Waktu tunda
/ TD 5 Merah
INDIKATOR RELAY
NO JENIS RELAY KODE MERK/TYPE KETERANGAN
BENTUK SIMBOL
7. Direct OCR 67 - G Westinghouse Bendera - Gangguan tanah
Ground / TD 5 Merah
Direct OCR 67 G Westinghouse Bendera - Start gangguan
Ground / IRD 8 Merah tanah
OCR 50 - FD Westinghouse Bendera - Start gangguan fasa
/ KC 2 Merah u/ primary relaying
OCR 50 - Westinghouse Bendera - Start gangguan fasa
FDB / KC 2 Merah u/ secondary
relaying
Phasa A x Setting
Display F2 Penjumlahan Arus
Phasa B x Setting
Display F3 Penjumlahan Arus
Phasa C x Setting
Display F4 Penjumlahan Arus
Ground x Setting
Display F5 Penjumlahan Arus
Display Phasa A x
Is
Display F6 Penjumlahan Arus
Display Ground x Is
F7 Penjumlahan
Display @ A
F8 Penjumlahan
Display @ B
F9 Penjumlahan
Display @ C
12. OIL LEVEL TRIP 1. Level minyak TRAFO Melaporkan pada Perbaikan
tanki utama penanggung kebocoran dan
rendah 2’nd jawab GI & penambahan
Stage Dispatcher minyak
2. Level Minyak
OLTC rendah
3. 2’nd Stage
15. OLTC BUCHOLZ Terdapat gas TRAFO Melaporkan pada Tidak boleh
TRIP pada OLTC penanggung dioperasikan
jawab GI & sebelum ada
Dispatcher pemeriksaan lebih
lanjut.
17. BUCHOLZ TRIP Terdapat Gas TRAFO Melaporkan pada Tidak boleh
pada tanki utama penanggung dioperasikan
2’nd stage. jawab GI & sebelum ada
Dispatcher pemeriksaan lebih
lanjut.
18. 150 KV SF6 Tekanan gas SF6 TRAFO Melaporkan pada Tidak boleh
LOCK OUT rendah 2’nd penanggung dioperasikan
Stage jawab GI & sebelum ada
Dispatcher pemeriksaan lebih
lanjut.
PMT tidak dapat
open/close
19. BOTH BUS PMS 1 Dan PMS PMS 1-2 Segera melepas
ISOLATOR 2 masuk salah satu DS
CLOSED
11. CB SF6 Tekanan gas SF6 TRAFO Melaporkan pada Tidak boleh
PRESSURE rendah 2’nd penanggung dioperasikan
LOCK OUT Stage jawab GI & sebelum ada
Dispatcher pemeriksaan lebih
lanjut.
PMT tidak dapat
open/close
8.10.4. Bentuk dan kode saklar dan saklar tekan (push button)
Kode Indikator
21CV Kunci selektor switch untuk kontrol lokal dan remote.
21TO Saklar tekan (on/off) untuk mengecek lampu pada panel kontrol
31TO Saklar tekan untuk menutup PMS REL Q21.
32TO Saklar tekan untuk membuka PMS REL Q21.
41TO Saklar tekan untuk menutup PMS REL Q22.
42TO Saklar tekan untuk membuka PMS REL Q22.
51TO Saklar tekan untuk menutup PMS TANAH Q35.
52TO Saklar tekan untuk membuka PMS TANAH Q35.
61TO Saklar tekan untuk menutup PMT Q50.
62TO Saklar tekan untuk membuka PMT Q50.
71TO Saklar tekan untuk menutup PMS TANAH Q30.
72TO Saklar tekan untuk membuka PMS TANAH Q30.
81TO Saklar tekan untuk menutup PMS LINE Q28.
82TO Saklar tekan untuk membuka PMS LINE Q28.
91TO Saklar tekan untuk menutup PMS TANAH Q38.
8.10.5. Bay Penghantar Saklar
92TO tekan untuk membuka PMS TANAH Q38.
tanpa PT
33LA
43LA
T1
51LA 52LA
43LA
T1
51LA 52LA
71TO 72TO
72LA
71LA Q30
81LA 82LA
Q28
81TO 82TO
91TO 92TO
92LA
91LA Q38
83LA 28LA
T5
33LA
43LA
T1
51LA 52LA
71TO 72TO
72LA
71LA Q30
81LA 82LA
28LA
33TO 34TO
35LA
44LA 43LA
Q43
45LA
41LA 42LA
31LA 32LA
Q22
31TO 32TO 41TO 42TO
Q21
43TO 44TO
T1 T2
Q50
63LA
61LA 62LA
81LA 82LA
71LA 72LA
61TO 62TO
Q34
Q35
81TO 82TO 71TO 72TO
saklar ketidaksesuaian 20 kV
S2251-S2252-S2253
C V
X22
Bus bar zone supervisory relays K4431-K4432-K4433
Trip X24
and
current Bus bar zone ½ in/out annunciators H111-H112
H121-H122
Bus bar zone zone ½ in/out switches S25871-S25872
test Bus bar zone ½ tripping relays K401-K402
Check sycronization relay F2527
boxes
Breaker failur timer relay K1501-K1502
Breaker failur tripping relay K403
Overcurrent protection relay F5151N
X22
Tampak Depan
Tampak samping
+ + + +
18
A2 3V 4 A6 5V
+ + + 13 14 15 16 17 +
+ + +
+
+ 7 8 9 10 11
+ + +
+ + + +
1 12
+ + + +
Penjelaasan :
1. Dc system 1 isolator 0961 10. Spare 0919
2. 150 KV control and tripping 1 DC 0911 11. Spare 09110
supply
3. 150 KV alarm and signalling DC 0912 12. DC system 2 isolator 0962
supply
4. 150 KV common services DC 0913 13. 150 KV bay tripping 2 DC 0921
supply supply
5. 150 KV motor circuit breaker DC 0914 14. B.F. and B.B protections 0922
supply DC supply
6. 150 KV motor isolator DC supply 0915 15. Spare 0923
7. 60 MVA transformer DC supply 0916 16. Spare 0924
8. Spare 0917 17. Spare 0925
9. Spare 0918 18. DC coupling isolator 0963
DISCONECTING DISCONECTING
SWITCH MOTOR SWITCH MOTOR INDICATING GAS MONITORING
SUPPLY FAILURE SUPPLY FAILURE SUPPLY FAILURE SUPPLY FAILURE
Pengorganisaian.
Pada setiap gardu induk setiap peralatan saling berhubungan baik
secara lansung maupun tidak langsung. Untuk menghindari ketidak
keteraturan pada saat operasi normal, manuver maupun gangguan
dimana hubungan antara peralatan harus berhubungan secara
Catatan :
Informasi tsb tidak langsung memberikan analisa sebagai jawaban atau
kesimpulan sesuai dengan prosedure yang berlaku.
Informasi tsb juga memberikan peringatan dan resikonya serta jalan
keluarnya setelah dianalisa dari kasus suatu gangguan. dan informasi
ini menjelaskan hal-hal yang harus dilaksanakan dari suatu peristiwa
setelah melakukan analisa dan observasi sebelum membuat suatu
tindakan untuk mengamankan peralatan.
Melaksanakan manuver
Jika suatu peralatan dimanuver untuk yang pertama kalinya baik secara
motorise atau dari energi yang ada di alat tersebut seperti pegas yang
telah terisi (kondisi meregang), dianggap bahwa alat tersebut siap
dimanuver kembali dengan cara :
Memerintahkan manuver berlawanan dengan manuver petama kali
tsb.
Memerintahkan melalui alat bantu (remote, lokal dan proteksi).
Pada umumnya dari pegar yang telah meregang (terisi).
Pada temperatur normal, sistem pendingin akan diperintahkan untuk
bekerja.
Memanuver Peralatan harus melalui beberapa tahapan seperti posisi
alat tsb, berarti diperlukan persiapan sebelum melaksanakan manuver
peralatan. Untuk menguraikan proses manuver setiap peralatan akan
sangat efektif dan efisien jika menggunakan flow chart sehingga akan
dapat diurai jika terjadi anomali-anomali sehingga perlu segera
ditindaklanjuti, tapi tindakan yang benar dengan melihat beberapa
aspek dan kondisi pada saat itu sehingga jika digambarkan dalam
bentuk bagan alir maka semakin mudah dalam menganalisa dan
mengambil tindakan yang tepat.
On Off
Type
pelayanan
yang
diperlukan
Bus coupler +E10.C
+E10.C
Putar saklar S2501 Putar saklar S2501
ke posisi (manual) ke posisi (auto)
“on”. “off”.
+E10.C
+E10.C
Alarm dan signal
Alarm dan signal tidak muncul
kemungkinan yang karena beberapa
muncul tergantung hal.
pada kejadian.
+E10.C
+E10.C Lampu signal tidak
Lampu signal menyala
menyala
Supervise
Local
atau remote
Type
pelayanan
+E yang
diperlukan +ES10
Putar saklar 21CV
ke posisi lokal Putar saklar 21CV ke
posisi remote dan 21TD
+E ke posisi Off
Lampu 28 LA
padam +E
Lampu 29 LA nyala
Lampu 29 LA padam
+E Lampu 28 LA nyala dan
lampu lain hijau/merah
Putar saklar 21CV padam
ke posisi lokal
+E
Pada peralatan TT Type
Lampu merah dan pelayanan
hijau menyala yang
Bus coupler +ES10.
C
diperlukan
Putar saklar S2501 ke
posisi (manual) “on”.
Bay dikontrol secara local
+ES10.
(hanya untuk pemelihataan) C
Alarm dan signal
kemungkinan yang Putar
muncul tergantung 21CV k
pada kejadian. supe
+ES10.C
Bay dikontro
Signal dan alrm pada supervis
Panel control menyala..