Anda di halaman 1dari 69

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

8. SISTEM PROTEKSI GARDU INDUK

8.1. Pengertian Rele Proteksi


Rele adalah suatu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengatur /
memasukan suatu rangkaian listrik (rangkaian trip atau alarm) akibat
adanya perubahan lain.

8.2. Perangkat Sistem Proteksi


Proteksi terdiri dari seperangkat peralatan yang merupakan sistem yang
terdiri dari komponen-komponen berikut :

1. Relay, sebagai alat perasa untuk mendeteksi adanya gangguan yang


selanjutnya memberi perintah trip kepada Pemutus Tenaga (PMT).
2. Trafo arus dan/atau trafo tegangan sebagai alat yang mentransfer
besaran listrik primer dari sistem yang diamankan ke rele (besaran
listrik sekunder).
3. Pemutus Tenaga (PMT) untuk memisahkan bagian sistem yang
terganggu.
4. Batere beserta alat pengisi (batere charger) sebagai sumber tenaga
untuk bekerjanya rele, peralatan bantu triping.
5. Pengawatan (wiring) yang terdiri dari sisrkit sekunder (arus dan/atau
tegangan), sirkit triping dan sirkit peralatan bantu.

Secara garis besar bagian dari relay proteksi terdiri dari tiga bagian
utama, seperti pada blok diagram (gambar.1), dibawah ini :

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 295


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Gambar 1. Blok diagram utama rele proteksi

Ke rangkaian
Pemutus/sinyal
I

Elemen Elemen
Elemen
Pengindera Pengukur
Pembanding

(+)

Masing-masing elemen/bagian mempunyai fungsi sebagai berikut :

Elemen pengindera.
Elemen ini berfungsi untuk merasakan besaran-besaran listrik, seperti
arus, tegangan, frekuensi, dan sebagainya tergantung relay yang
dipergunakan.
Pada bagian ini besaran yang masuk akan dirasakan keadaannya,
apakah keadaan yang diproteksi itu mendapatkan gangguan atau dalam
keadaan normal, untuk selanjutnya besaran tersebut dikirimkan ke
elemen pembanding.

Elemen pembanding.
Elemen ini berfungsi menerima besaran setelah terlebih dahulu besaran
itu diterima oleh elemen oleh elemen pengindera untuk membandingkan
besaran listrik pada saat keadaan normal dengan besaran arus kerja
relay.

Elemen pengukur/penentu.
Elemen ini berfungsi untuk mengadakan perubahan secara cepet pada
besaran ukurnya dan akan segera memberikan isyarat untuk membuka
PMT atau memberikan sinyal.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 296


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Pada sistem proteksi menggunakan relay proteksi sekunder (gambar . 2),


digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. Rangkaian rele proteksi sekunder

Relay

CT

Batere
PMT

Rangkaian Trip

Transformator arus ( CT ) berfungsi sebagai alat pengindera yang


Merasakan apakah keadaan yang diproteksi dalam keadaan normal
atau mendapat gangguan.
Sebagai alat pembanding sekaligus alat pengukur adalah relay, yang
bekerja setelah mendapatkan besaran dari alat pengindera dan
membandingkan dengan besar arus penyetelan dari kerja relay.
Apabila besaran tersebut tidak setimbang atau melebihi besar arus
penyetelannya, maka kumparan relay akan bekerja menarik kontak
dengan cepat atau dengan waktu tunda dan memberikan perintah pada
kumparan penjatuh (trip-coil) untuk bekerja melepas PMT.
Sebagai sumber energi/[enggerak adalah sumber arus searah atau
batere.

8.3. Fungsi Dan Peranan Rele Proteksi


Maksud dan tujuan pemasangan relay proteksi adalah untuk
mengidentifikasi gangguan dan memisahkan bagian jaringan yang
terganggu dari bagian lain yang masih sehat serta sekaligus
mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan atau kerugian
yang lebih besar, dengan cara :
1. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya yang
dapat membahayakan peralatan atau sistem.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 297


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

2. Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu atau yang


mengalami keadaan abnormal lainnya secepat mungkin sehingga
kerusakan instalasi yang terganggu atau yang dilalui arus gangguan
dapat dihindari atau dibatasi seminimum mungkin dan bagian sistem
lainnya tetap dapat beroperasi.
3. Memberikan pengamanan cadangan bagi instalasi lainnya.
4. Memberikan pelayanan keandalan dan mutu listrik yang tbaik kepada
konsumen.
5. Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh
listrik.

8.4. Syarat-Syarat Rele Proteksi


Dalam perencanaan sistem proteksi, maka untuk mendapatkan suatu
sistem proteksi yang baik diperlukan persyaratan-persyaratan sebagai
berikut :

a. Sensitif.
Suatu relay proteksi bertugas mengamankan suatu alat atau suatu
bagian tertentu dari suatu sisitem tenaga listrik, alat atau bagian
sisitem yang termasuk dalam jangkauan pengamanannya.
Relay proteksi mendetreksi adanya gangguan yang terjadi di daerah
pengamanannya dan harus cukup sensitif untuk mendeteksi
gangguan tersebut dengan rangsangan minimum dan bila perlu
hanya mentripkan pemutus tenaga (PMT) untuk memisahkan bagian
sistem yang terganggu, sedangkan bagian sistem yang sehat dalam
hal ini tidak boleh terbuka.

b. Selektif.
Selektivitas dari relay proteksi adalah suatu kualitas kecermatan
pemilihan dalam mengadakan pengamanan. Bagian yang terbuka dari
suatu sistem oleh karena terjadinya gangguan harus sekecil mungkin,
sehingga daerah yang terputus menjadi lebih kecil.
Relay proteksi hanya akan bekerja selama kondisi tidak normal atau
gangguan yang terjadi didaerah pengamanannya dan tidak akan
bekerja pada kondisi normal atau pada keadaan gangguan yang
terjadi diluar daerah pengamanannya.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 298


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

c. Cepat.
Makin cepat relay proteksi bekerja, tidak hanya dapat memperkecil
kemungkinan akibat gangguan, tetapi dapat memperkecil
kemungkinan meluasnya akibat yang ditimbulkan oleh gangguan.

d. Andal.
Dalam keadaan normal atau sistem yang tidak pernah terganggu
relay proteksi tidak bekerja selama berbulan-bulan mungkin
bertahun-tahun, tetapi relay proteksi bila diperlukan harus dan pasti
dapat bekerja, sebab apabila relay gagal bekerja dapat
mengakibatkan kerusakan yang lebih parah pda peralatan yang
diamankan atau mengakibatkan bekerjanya relay lain sehingga
daerah itu mengalami pemadaman yang lebih luas.
.Untuk tetap menjaga keandalannya, maka relay proteksi harus
dilakukan pengujian secara periodik.

e. Ekonomis.
Dengan biaya yang sekecilnya-kecilnya diharapkan relay proteksi
mempunyai kemampuan pengamanan yang sebesar-besarnya.

f. Sederhana.
Perangkat relay proteksi disyaratkan mempunyai bentuk yang
sederhana dan fleksibel.

8.5. Penyebab Terjadinya Kegagalan Poteksi


Jika proteksi bekerja sebagaimana mestinya, maka kerusakan yang
parah akibat gangguan mestinya dapat dihindari/dicegah sama sekali,
atau kalau gangguan itu disebabkan karena sudah adanya kerusakan
(insulation break down di dalam peralatan), maka kerusakan itu dapat
dibatasi sekecilnya.
Proteksi yang benar harus dapat bekerja cukup cepat, selektif dan andal
sehingga kerusakan peralatan yang mungkin timbul akibat busur
gangguan atau pada bagian sistem /peralatan yang dilalalui arus
gangguan dapat dihindari dan kestabilan sistem dapat terjaga.
Sebaliknya jika proteksi gagal bekerja atau terlalu lambat bekerja, maka
arus gangguan ini berlangsung lebih lama, sehingga panas yang
ditimbulkannya dapat mengakibatkan kebakaran yang hebat, kerusakan
yang parah pada peralatan instalasi dan ketidak stabilan sistem.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 299


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Tangki trafo daya yang menggelembung atau jebol akibat gangguan


biasanya karena kegagalan kerja atau kelambatan kerja proteksi.
Kegagalan atau kelambatan kerja proteksi juga akan mengakibatkan
bekerjanya proteksi lain disebelah hulunya (sebagai remote back up)
sehingga dapat mengakibatkan pemadaman yang lebih luas atau bahkan
runtuhnya sistem (collapse).

Kegagalan atau kelambatan kerja proteksi dapat disebabkan antara lain


oleh :
- Relainya telah rusak atau tidak konsisten bekerjanya.
- Setelan (seting) relenya tidak benar(kurang sensitif atau kurang
cepat).
- Baterenya lemah atau kegagaLan sistem DC suply sehingga tidak
mampu mengetripkan PMT-nya.
- Hubungan kotak kurang baik pada sirkit tripping atau terputus.
- Kemacetan mekanisme tripping pada PMT-nya karena kotor,
karat, patah atau meleset.
- Kegagalan PMT dalam memutuskan arus gangguan yang bisa
disebabkan oleh arus gangguanya terlalu besar melampaui
kemampuan pemutusan (interupting capability), atau kemampuan
pemutusannya telah menurun, atau karena ada kerusakan.
- Kekurang sempurnaan rangkaian sistem proteksi antara lain
adanya hubungan kontak yang kurang baik.
- Kegagalan saluran komunikasi tele proteksi.
- Trafo arus terlalu jenuh.

8.6. Gangguan Pada Sistem Penyaluran


Jaringan tenaga listrik yang terganggu harus dapat segera diketahui dan
dipisahkan dari bagian jaringan lainnya secepat mungkin dengan maksud
agar kerugian yang lebih besar dapat dihindarkan.
Gangguan pada jaringan tenaga listrik dapat terjadi diantaranya pada
pembangkit, jaringan transmisi atau di jaringan distribusi. Penyebab
gangguan tersebut tersebut dapat diakibatkan oleh gangguan sistem
dan non sistem.

 Gangguan Sistem
Gangguan sistem adalah gangguan yang terjadi di sistem tenaga
listrik seperti pada generator, trafo, SUTT, SKTT dan lain sebagainya.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 300


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Gangguan sistem dapat dikelompokkan sebagai gangguan permanen


dan gangguan temporer.
Gangguan temporer adalah gangguan yang hilang dengan sendirinya
bila PMT terbuka, misalnya sambaran petir yang menyebabkan flash
over pada isolator SUTT. Pada keadaan ini PMT dapat segera
dimasukan kembali, secara manual atau otomatis dengan
AutoRecloser.
Gangguan permanen adalah gangguan yang tidak hilang dengan
sendirinya, sedangkan untuk pemulihan diperlukan perbaikan,
misalnya kawat SUTT putus.

 Gangguan Non Sistem


PMT terbuka tidak selalu disebabkan oleh terjadinya gangguan pada
sistem, dapat saja PMT terbuka oleh karena relai yang bekerja sendiri
atau kabel kontrol yang terluka atau oleh sebab interferensi dan lain
sebagainya. Gangguan seperti ini disebut gangguan bukan pada
sistem, selanjutnya disebut gangguan non–sistem.

Jenis gangguan non-sistem antara lain :


 kerusakan komponen relai ;
 kabel kontrol terhubung singkat ;
 interferensi / induksi pada kabel kontrol

8.7. Proteksi Penghantar


Jaringan tenaga listrik secara garis besar terdiri dari pusat pembangkit,
jaringan transmisi (gardu induk dan saluran transmisi) dan jaringan
distribusi, seperti diperlihatkan pada gambar 3.

PUSAT LISTRIK TRANSMISI GARDU DISTRIBUSI


INDUK

P G
M

Gambar 3. Jaringan sistem tenaga listrik

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 301


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Dalam usaha untuk meningkatkan keandalan penyediaan energi listrik,


kebutuhan sistem proteksi yang memadai tidak dapat dihindarkan.

Blok diagram Sistem proteksi Penghantar diperlihatkan pada Gambar 4.

Perintah buka
PMT
Transmisi

Relai Sinyal kirim Relai


Masukan Proteksi
Proteksi Sinyal terima
besaran arus
dan tegangan

Catu Daya
(battere)

Indikasi relai

Data Scada Evaluasi


Gangguan
Disturbance Recorder

Gambar 4. Blok diagram sistem proteksi Penghantar

Sistem proteksi jaringan (SUTT dan SUTET) terdiri dari Proteksi Utama
dan Proteksi Cadangan.
Relai untuk proteksi utama yang dikenal saat ini :
a) Distance Relay
 Basic atau Step
 PUTT
 POTT
 Blocking
b) Differential Relay
 Pilot
 Current
 Phase
c) Directional Comparison Relay

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 302


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

 Impedance
 Current
 SuperImposed

Proteksi Cadangan adalah sebagai berikut :


 Sistem proteksi cadangan lokal : OCR & GFR
 Sistem proteksi cadangan jauh : Zone 2 GI remote

Sistem Proteksi SUTET


Pada dasarnya, hanya ada satu pola pengaman SUTET yang dipakai
pada sistem transmisi 500 kV di pulau Jawa, yaitu suatu pola yang
menggunakan dua Line Protection (LP) berupa Distance Relay (Z) + Tele
Proteksi (TP) yang identik, disebut LP(a) dan LP(b). Pada setiap LP
terdapat Directional Earth Fault Relay (DEF) sebagai komplemennya.
Pola ini selanjutnya dilengkapi dengan Reclosing Relay untuk melakukan
SPAR. Pola ini dipakai di hampir seluruh SUTET PLN di Jawa dan untuk
selanjutnya akan disebut sebagai pola standar. Namun demikian,
disamping pola yang standar terdapat dua pola lain yang non standar.
Pola non standar yang pertama mempunyai dua LP, yaitu : i) LP(a)
berupa Directional Comparison (DC) dari jenis Non-Impedance Relay,
yang di-backup oleh sebuah Distance Relay tanpa Tele Proteksi, ii) LP(b)
berupa distance relay + DEF dengan Tele Proteksi, yang di-backup oleh
sebuah Distance Relay tanpa Tele Proteksi. Pola ini hanya digunakan
pada SUTET Saguling - Cirata 1.
Pola non standar yang kedua mempunyai LP(a) berupa Phase
Comparison yang di backup oleh Distance Relay tanpa Tele Proteksi, dan
LP(b) berupa Distance Relay + DEF dengan Tele Proteksi yang di-backup
oleh Distance Relay tanpa Tele Proteksi. Pola ini hanya digunakan pada
SUTET Saguling - Cirata 2.

Pola LPa LPb


Main Backup Main Backup
Pola standar Z+DEF+TP Z Z+DEF+TP Z
Pola non standar I DC Z Z+DEF+TP Z
Pola non standar II PC Z Z + TP Z

Tabel 1. Pola Standar

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 303


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Media Telekomunikasi

Media PLC dapat digunakan untuk Distance Relay, Comparison


Directional Relay, dan Comparison Phase Relay.
Media Fibre Optic dapat digunakan untuk Distance Relay, relai directional
comparison, relai phase comparison, dan relai current differential.
Media Micro Wave dapat digunakan untuk distance relay, relai directional
comparison, relai phase comparison, dan relai current differential.
Kabel Pilot dapat digunakan untuk relai pilot differential.

A. Distance Relay ( Rele Jarak)


Relai jarak digunakan sebagai pengaman utama (main protection)
pada SUTT/SUTET dan sebagai backup untuk seksi didepan. Relai
jarak bekerja dengan mengukur besaran impedansi (Z) transmisi
dibagi menjadi beberapa daerah cakupan yaitu Zone-1, Zone-2, Zone-
3, serta dilengkapi juga dengan teleproteksi (TP) sebagai upaya agar
proteksi bekerja selalu cepat dan selektif di dalam daerah
pengamanannya.

Zone-3

Zone-
2
Zone-
1

Error: Reference source not foundGambar .5. Daerah pengamanan


rele jarak

8.8. Rele Proteksi Busbar


Sebagai proteksi utama Busbar adalah RELE Differensial, yang berfungsi
mengamankan pada busbar tersebut terhadap gangguan yang terjadi di
busbar itu sendiri.
Konfigurasi Busbar ada 3 macam :
1. Busbar tunggal ( Single Busbar ).
2. Busbar ganda ( Double Busbar ).
3. Busbar 1,5 PMT.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 304


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Gangguan pada busbar relatif jarang (kurang lebih 7 % ) dibandingkan


dengan gangguan pada penghantar (kurang lebih 60 %) dari keseluruhan
[1]
gangguan tetapi dampaknya akan jauh lebih besar dibandingkan pada
gangguan penghantar, terutama jika pasokan yang terhubung ke
pembangkit tersebut cukup besar.
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh gangguan di bus jika gangguan
tidak segera diputuskan antara lain adalah a/. kerusakan instalasi b/.
timbulnya masalah stabilitas transient, c/. dimungkinkan OCR dan GFR di
sistem bekerja sehingga pemutusan menyebar.

Persyaratan yang diperlukan untuk proteksi busbar adalah :


1. Waktu pemutusan yang cepat (pada basic time)
2. Bekerja untuk gangguan di daerah proteksinya.
3. Tidak bekerja untuk gangguan di luar daerah proteksinya.
4. Selektfi, hanya mentripkan pmt-pmt yang terhubung ke seksi yang
terganggu.
5. Imune terhadap malakerja, karena proteksi ini mentripkan banyak
pmt.
Jenis/pola proteksi busbar banyak ragamnya, tetapi yang akan di bahas
disini adalah proteksi busbar diferensial dengan jenis low impedans dan
high impedans.

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6 7 8

1
2
R1 R2

Gambar.25. Wiring diagram sistem proteksi untuk konfigurasi double busbar

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 305


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

8.9. Proteksi Trafo Tenaga


Proteksi transrmator daya terutama bertugas untuk mencegah kerusakan
transformator sebagai akibat adanya gangguan yang terjadi dalam
petak/bay transformator, disamping itu diharapkan juga agar pengaman
transformator dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan selektifitas
sistem, sehingga pengamanan transformator hanya melokalisasi
gangguan yang terjadi di dalam petak/bay transformator saja.

8.9.1. Tujuan pemasangan rele proteksi Trafo Tenaga.


Maksud dan tujuan pemasangan relay proteksi pada transformator daya
adalah untuk mengamankan peralatan /sistem sehingga kerugian akibat
gangguan dapat dihindari atau dikurangi menjadi sekecil mungkin dengan
cara :
1. Mencegah kerusakan transformator akibat adanya gangguan/ketidak
normalan yang terjadi pada transformator atau gangguan pada bay
transformator.
2. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya yang
dapat membahayakan peralatan atau sistem.
3. Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu atau yang
mengalami keadaan abnormal lainnya secepat mungkin sehingga
kerusakan instalasi yang terganggu atau yang dilalui arus gangguan
dapat dihindari atau dibatasi seminimum mungkin dan bagian sistem
lainnya tetap dapat beroperasi.
4. Memberikan pengamanan cadangan bagi instalasi lainnya.
5. Memberikan pelayanan keandalan dan mutu listrik yang tbaik kepada
konsumen.
6. Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh
listrik.

8.9.2. Gangguan pada Trafo Tenaga


Gangguan pada transformator daya tidak dapat kita hindari, namun
akibat dari gangguan tersebut harus diupayakan seminimal mungkin
dampaknya.
Ada dua jenis penyebab gangguan pada transformator, yaitu gangguan
eksternal dan gangguan internal.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 306


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Ganggauan eksternal.
Gangguan eksternal sumber gangguannya berasal dari luar pengamanan
transformator, tetapi dampaknya dirasakan oleh transformator tersebut,
diantaranya :
- gangguan hubung singkat pada jaringan
- beban lebih
- surja petir .

Gangguan internal
Gangguan internal adalah gangguan yang bersumber dari daerah
pengamanan/petak bay transformator, diantaranya :
- gangguan antar fasa pada belitan
- fasa terhadap ground antar belitan transformator
- gangguan pada inti transformator
- gangguan tap changer
- kerusakan bushing
- kebocoran minyak atauminyak terkontaminasi
- suhu lebih.

8.9.3. Sistem Pentanahan Titik Netral Trafo Tenaga.

Tujuan Pentanahan Titik Netral Trafo Tenaga.


Adapun tujuan pentanahan titik netral transformator daya adalah
sebagai berikut :
1. Menghilangkan gejala-gejala busur api pada suatu sistem.
2. Membatasi tegangan-tegangan pada fasa yang tidak terganggu (pada
fasa yang sehat).
3. Meningkatkan keandalan (realibility) pelayanan dalam penyaluran
tenaga listrik.
4. Mengurangi/membatasi tegangan lebih transient yang disebabkan
oleh penyalaan bunga api yang berulang-ulang (restrike ground fault).
5. Memudahkan dalam menentukan sistem proteksi serta memudahkan
dalam menentukan lokasi gangguan

8.9.4. Metoda Pentanahan Titik Netral Trafo Tenaga.


Metoda-metoda pentanahan titik netral transformator daya adalah sebagai
berikut :
a) Pentanahan mengambang (floating grounding)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 307


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

b) Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding)


c) Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding)
d) Pentanahan langsung (effective grounding)
e) Pentanahan melalui reaktor yang impedansinya dapat berubah-
ubah (resonant grounding) atau pentanahan dengan kumparan
Petersen (Petersen Coil).

8.9.5. Jenis Proteksi Trafo Tenaga.


Trafo tenaga diamankan dari berbagai macam gangguan, diantaranya
dengan peralatan proteksi (sesuai SPLN 52-1:1983 Bagian Satu, C) :
 Rele arus lebih
 Rele arus hubung tanah
 Rele beban lebih
 Rele tangki tanah
 Rele ganggauan tanah terbatas (Restricted Earth Fault)
 Rele suhu
 Rele Bucholz
 Rele Jansen
 Rele tekanan lebih
 Rele suhu
 Lightning arrester
 Relle differensial

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 308


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

P51N

NP51
G
96T
26 87T
63

S51- S51-2
1

PU

64
V
Gambar 26. Blok Diagram Proteksi Trafo Tenaga

A. Rele Arus Lebih ( Over Current Relay )


RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap
gangguan hubung singkat antar fasa didalam maupun diluar daerah
pengaman transformator, seperti terlhat pada foto dibawah ini.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 309


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

indikator

Juga diharapkan RELE ini mempunyai sifat komplementer dengan


RELE beban lebih. RELE ini berfungsi pula sebagai pengaman
cadangan bagi bagian instalasi lainnya.

B. Rele Differensial
RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap
gangguan hubung singkat yang terjadi didalam daerah pengaman
transformator.

Rele differensial, REF dan SBEF


Gbr. 27. Diagram rele differensial

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 310


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

C. Rele Gangguan Tanah Terbatas ( Restricted Earth Fault Relay )


Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap tanah
didalam daerah pengaman transformator khususnya untuk gangguan
didekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh rele differensial.

87N 87N

Gambar. 28. Diagram rele REF

D. Rele Arus Lebih Berarah


Directional over current Relai atau yang lebih dikenal dengan Relai
arus lebih yang mempunyai arah tertentu merupakan Relai Pengaman
yang bekerja karena adanya besaran arus dan tegangan yang dapat
membedakan arah arus gangguan.
Relai ini terpasang pada Jaringan Tegangan tinggi, Tegangan
menengah juga pada pengaman Transformator tenaga dan berfungsi
untuk mengamankan peralatan listrik akibat adanya gangguan phasa-
phasa maupun Phasa ketanah.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 311


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Bus 20 KV

Tripping PT
Coil

-
ZCT +
67 G

Gambar. 29. Diagram Situasi Pemasangan Relai 67 G

Relai Ini Mempunyai 2 buah parameter ukur yaitu Tegangan dan Arus
yang masuk ke dalam Relai untuk membedakan arah arus ke depan
atau arah arus ke belakang.
Pada pentanahan titik netral trafo dengan menggunakan tahanan,
relai ini dipasang pada penyulang 20 KV. Bekerjanya relai ini
berdasarkan adanya sumber arus dari ZCT (Zero Current
Transformer) dan sumber tegangan dari PT (Potential Transformers).

Sumber tegangan PT umumnya menggunakan rangkaian Open-Delta,


tetapi tidak menutup kemungkinan ada yang menggunakan koneksi
langsung 3 Phasa.
Untuk membedakan arah tersebut maka salah satu phasa dari arus
harus dibandingakan dengan Tegangan pada phasa yang lain.

 Relay connections
Adalah sudut perbedaan antara arus dengan tegangan masukan
relai pada power faktor satu.
 Relay maximum torque angle

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 312


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Max.
torque line Reference
V

i

 
I
Zero
torque line

v
Iv
OPERATE
RESTRAIN

Gambar 30. Diagram phasor Torsi

Adalah perbedaan sudut antara arus dengan tegangan pada relai


yang menghasilkan torsi maksimum.

E. Rele Gangguan Tanah


Rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator gangguan
hubung tanah, didalam dan diluar daerah pengaman transformator.
Relai arah hubung tanah memerlukan operating signal dan polarising
signal. Operating signal diperoleh dari arus residual melalui rangkaian
trafo arus penghantar (Iop = 3Io) sedangkan polarising signal
diperoleh dari tegangan residual.
Tegangan residual dapat diperoleh dari rangkaian sekunder open
delta trafo tegangan seperti pada Gambar VRES = VAG + VBG + VCG =
3Vo

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 313


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

VRES

Gambar 31. Rangkaian open delta trafo tegangan

F. Rele Tangki Tanah


RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap
hubung singkat antara kumparan fasa dengan tangki transformator
dan transformator yang titk netralnya ditanahkan.
Rele bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus mengalir tangki
akibat gangguan fasa ke tangki atau dari instalasi bantu seperti motor
kipas, srkulasi dan motor2 bantu yang lain, pemanas dll. Arus ini
sebagai pengganti rele diferensial sebab sistim rele pengaman tangki
biasanya dipasang pada trafo yang tidak dilengkapi trafo arus disisi
primer dan biasanya pada trafo dengan kapasitas kecil. Trafo
dipasang diatas isolator sehingga tidak terhubung ke tanah kemudian
dengan menggunakan kabel pentanahan yang dilewatkan melali trafo
arus dengan tingkat isolasi dan ratio yang kecil kemudian tersambung
pada rele tangki tanah dengan ratio ct antara 300 s/d 500 dengan sisi
sekunder hanya 1 Amp.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 314


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Gambar 32. Diagram pemasangan rele tangki tanah

G. Rele Suhu
Rele ini adalah rele mekanis yang berfunsi mendeteksi suhu minyak
dan kumparan secara langsung yang akan membunyikan alarm serta
mengeluarkan PMT. Rele suhu ini dipasang pada semua
transformator.
Adalah alat pengukur tingkat panas dari trafo baik panasnya
kumparan primer dan sekunder juga minyak. Thermometer ini bekerja
atas dasar air raksa (mercuri/Hg) yang tersambung dengan tabung
pemuaian dan tersambung dengan jarum indikator derajat panas.
Beberapa thermometer dikombinasikan dengan panas dari resistor
khusus yang tersambung dengan ct yang terpasang pada salah satu
fasa (fasa tengah) dengan demikian penunjukan yang diperoleh
adalah relatif terhadap kebenaran dari panas yang terjadi.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 315


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Keterangan :
1. Trafo arus
2. Sensor suhu
Gambar 33. Rele suhu
3. Heater
4. Thermometer Winding
5. Thermometer oil

H. Rele Beban Lebih


RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap suhu
yang berlebihan yang menggunakan sirkit simulator untuk mendeteksi
kumparan transformator yang pada tahap pertama membunyikan
alarm dan pada tahap berikutnya menjatuhkan PMT.

I. Rele Bucholtz
RELE ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan
oleh loncatan (bunga ) api dan pemanasan setempat dalam minyak
transformator.

Gambar 34. Rele Bucholtz

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 316


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Penggunaan rele deteksi gas (Bucholtz) pada Transformator


terendam minyak yaitu untuk mengamankan transformator yang
didasarkan pada gangguan Transformator seperti : arcing, partial
discharge, over heating yang umumnya menghasilkan gas.
Gas-gas tersebut dikumpulkan pada ruangan rele dan akan
mengerjakan kontak-kontak alarm.
1. Rele deteksi gas juga terdiri dari suatu peralatan
yang tanggap terhadap ketidaknormalan aliran minyak yang tinggi
yang timbul pada waktu transformator terjadi gangguan serius.
Peralatan ini akan menggerakkan kontak trip yang pada
umumnya terhubung dengan rangkaian trip Pemutus Arus dari
instalasi transformator tersebut. Ada beberapa jenis rele
buchholtz yang terpasang pada trafo,
2. Rele sejenis tapi digunakan untuk mengamankan
ruang OLTC dengan prinsip kerja yang sama sering disebut
dengan Rele Jansen. Terdapat beberpa jenis antara lain sema
seperti rele buhcoltz tetapi tidak ada kontrol gas, jenis tekanan
ada yang menggunakan membran/selaput timah yang lentur
sehingga bila terjadi perubahan tekanan kerena gangguan akan
berkerja, disini tidak alarm langsung trip dan dengan prinsip yang
sama hanya menggunakan pengaman tekanan atau saklar
tekanan.

J. Rele Jansen
RELE ini berfungsi untuk mengamankan pengubah tap ( tap
changer ) dari transformator.
Tap changer adalah alat yang terpasang pada trafo,berfungsi untuk
mengatur tegangan keluaran (sekunder) akibat beban maupun
variasi tegangan pada sistem masukannya (input).
Tap changer umumnya dipasang pada ruang terpisah dengan ruang
untuk tempat kumparan,dimaksudkan agar minyak tap changer
tidak bercampur dengan minyak tangki utama.
Untuk mengamankan ruang diverter switch apabila terjadi gangguan
pada sistem tap changer ,digunakan pengaman yang biasa
disebut :RELE JANSEN (bucholtnya Tap changer).
Jenis dan tipe rele jansen bermacam-macam bergantung pada
merk Trafo: misalnya RS 1000,LF 15,LF 30.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 317


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Rele jansen dipasang antara tangki tap changer dengan konservator


minyak tap changer.

Gambar 35. Rele Jansen

K. Rele Tekanan Lebih ( Sudden Pressure Relay)


Bagi transformator tanpa konservator dipasang RELE tekanan
mendadak yang dipasang pada tangki dan bekerja dengan
pertolongan membrane. RELE ini dipasang pada semua
transformator.
RELE ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap
tekanan lebih.
Suatu flash over atau hubung singkat yang timbul pada suatu
transformator terendam minyak, umumnya akan berkaitan dengan
suatu tekanan lebih didalam tangki, karena gas yang dibentuk oleh
decomposisi dan evaporasi minyak. Dengan melengkapi sebuah
pelepasan tekanan pada trafo maka tekanan lebih yang
membahayakan tangki trafo dapat dibatasi besarnya. Apabila tekanan
lebih ini tidak dapat dieliminasi dalam waktu beberapa millidetik,
tangki trafo akan meledak dan terjadi panas lebih pada cairan,
konsekuensinya pada dasarnya harus memberikan suatu peralatan
pengaman. Peralatan pengaman harus cepat bekerja mengevakuasi
tekanan tersebut.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 318


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Gambar 36. Rele Sudden Pressure

 Proteksi Penyulang 20 kV
Jenis Rele proteksi yang terdapat pada penyulang 20 kV adalah
sebagai berikut :

1. Rele Arus Lebih ( Over Current Relay )


Rele ini berfungsi untuk memproteksi SUTM terhadap gangguan
antar fasa atau tiga fasa.
2. Rele Arus Lebih berarah ( Directional OCR )
Rele ini berfungsi untuk memproteksi SUTM terhadap gangguan
antar fasa atau tiga fasa dan hanya bekerja pada satu arah saja.
Karena Rele ini dapat membedakan arah arus gangguan.
3. Rele Hubung Tanah ( Ground Fault relay )
Rele ini berfungsi untuk memproteksi SUTM atau SKTM dari
gangguan tanah.
4. Rele Beban Lebih ( Over Load Relay )
Rele ini dipasang pada SKTM yang berfungsi untuk memproteksi
SKTM dari kondisi beban lebih.
5. Rele Penutup Balik ( Reclosing Relay )
Rele ini berfungsi untuk memproteksi SUTM terhadap gangguan
antar fasa atau tiga fasa dan hanya bekerja pada satu arah saja.
Karena Rele ini dapat membedakan arah arus gangguan.
6. Rele Frekwensi Kurang ( Under Freqwency Relay )

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 319


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Rele ini berfungsi untuk melepas SUTM atau SKTM bila terjadi
penurunan frekwensi system.
 Disturbance Fault Recorder ( DFR )
Disturbance Fault Recorder ( DFR ) suatu alat yang dapat
mengukur dan merekam besaran listrik seperti arus ( A ), tegangan
( V ) dan frekuensi ( Hz ) pada saat sebelum, selama dan setelah
gangguan.
Disturbance Fault Recorder ( DFR ) yang saat ini sudah merupakan
suatu kebutuhan, yang dapat membantu merekam data dari sistem
tenaga listrik termasuk sistem proteksi serta peralatan terkait lainnya
yang pada akhirnya membantu dalam analisa dan memastikan bahwa
sistem telah bekerja dengan baik.
DFR akan bekerja secara real time untuk memonitor kondisi listrik dan
peralatan terkait lainnya pada saat terjadi gangguan, karena
menggunakan sistem digital maka semua data dikonversikan ke
bentuk digital dan disimpan di memori., hasil monitor tersebut akan
tersimpan secara permanen dalam bentuk hasil cetakan di kertas dan
data memori.
Manfaat Disturbance Fault Recorder ( DFR ) :
 Mendeteksi penyebab gangguan
 Mengetahui lamanya gangguan ( fault clearing time )
 Mengetahui besaran listrik seperti Arus (A),Tegangan(V) dan
Frekuensi (F)
 Mengetahui unjuk kerja sistem proteksi terpasang
 Melihat harmonik dari sistem tenaga Listrik
 Melihat apakah CT normal / tidak ( jenuh)
 Memastikan bahwa PMT bekerja dengan baik
 Dokumentasi

Pengembangan DFR :
 Time Synchronizing (GPS)
 Master Station
 Monitoring Frekuensi
 DC Monitoring

Bagian dari DFR (Disturbance Fault Recorder) :


DAU (Data Acquisition Unit), AC/DC Power Supply
Communication Channel, Sistem Alarm

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 320


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

INPUT OUTPUT

ANALOG
16 Channel PRINTER

EVENT DAU
COMM KE
32 Channel
MASTER
Data DFR
Acquisition ALARM
SYNCHR
Unit RELAY
DC POWER
AC POWER
KEY
EXTERNAL
BOARD
&
SCREEN

Mencetak / print out ulang Record gangguan yang pernah direkam :


 DFR II harus dalam kondisi Manual Mode
 Tekan tombol Record Select display akan tampil Record Select
 Tekan kunci panah kebawah, display tampil : Rec No ….
 Setelah ini tekan / masukkan nomor yang diinginkan kemudian
tekan tombol Enter. Printer akan bekerja, dan layar akan terbaca
Printing.
 Tunggu sampai selesai mencetak, atau Cancel untuk
membatalkan.
 Jangan lupa kembali ke Auto setelah selesai, dengan tombol Auto
 Kita dapat juga memilih nomor record dengan menggunakan
tombol Panah Keatas / Kebawah.
 Apabila nomor record yang akan dicetak sudahdiperagakan, maka
kita cukup menekan tombol Enter.

Mencetak Setup Parameter


 DFR II harus dalam kondisi Manual Mode

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 321


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

 Tekan tombol Print Setup


 Tekan tombol Panah Kebawah kemudian printer akan bekerja
 Tekan sampai selesai mencetak, atau Cancel untuk membatalkan
 Jangan lupa kembali ke Auto setelah selesai, dengam tombol
Auto.

Basic Operation
Switch on : Menyalakan DFR
Pertama kali dinyalakan DFR II akan memeriksa keadaan didalam
rangkaian elektroniknya dan menghitung Memorinya sampai 4096 KB.
Setelah semuanya dalam kondisi baik, maka secara otomatis
display/peragaan di DFR II akan menampilkan Jam dan Nomor
Record yang ada didalam DFR.
Apabila kita ingin mempercepat pemeriksaan dan test memory, tekan
tombol Panah Kebawah dan display akan menampilkan Jam dan Rec
No.
Misalnya :
JJ : MM : SS REC ….
15 : 06:32 REC 041
Setelah itu tekan tombol Reset Alarm Indicator, maka seluruh lampu
Alarm Indicator harus padam/tidak menyal. Apabila ada Alarm
Indicator yang menyala, maka lihat petunjuk bagian Trouble Shooting.

Automatic Mode : Posisi DFR siap/otomatis


Pada kondisi Jam dan Nomor Record tampil dilayar, dan Status
Indicator Led Auto menyala, kondisi ini disebut Automatic Mode.
Dalam kondisi ini semua key kecuali Manual Mode dan Reset Alarm
dan Sensor Target tidak dapat difungsikan.
Pada posisi ini DFR dalam keadaan siap akan merekam data
gangguan/fault secara otomatis.
Catatan :
Dalam kondisi ini Lampu Status Indicator yang menyala adalah: Auto
dan Data Memory (kalau ada data ).
Apabila Lampu Status Indicator lain ada yang menyala, berarti ada
gangguan didalam DFR, contoh lampu Off Line, artinya DFR dalam
keadaan tidak siap merkam. Lihat bagian Trouble Shooting.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 322


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Manual Mode : Posisi manual operation :


Merubah ke kondisi manual untuk dirubah / dioperasikan oleh
operator / manusia Pada posisi ini kita dapat :
 Merubah Parameter dari DFR
 Melakukan pengetesan / pemeriksaan komponen elektronis
 Meminta rekaman data, ataupun memanipulasikan data rekaman
Dari kondisi Automatic kita dapat merubah ke kondisi manual dengan
cara :
Tekan tombol Manual, pada display akan tampil Manual Mode. Berarti
kita sudah ada pada posisi Manual dan Lampu Status Manual akan
menyala.

Kembali ke posisi / kondisi Automatic mode


Untuk kembali ke posisi Automatic mode, setelah kita selesai dengan
posisi Manual mode, kita harus kembali ke tampilan layar Manual
Mode, yaitu dengan menekan tombol Cancel beberapa
kali(tergantung diposisi mana kita sedang berada). Lalu tekan tombol
Auto, maka pada layar akan tampil JAM dan Record No untuk
mempercepat peragaan, tekan tombol Panah Kebawah atau Cancel.

Tombol-tombol yang sering digunakan

ENTER Untuk menerima pilihan dilayar

SELECT Untuk memilih / merubah pilihan dilayar

Untuk pindah posisi : kekanan/kekiri cursor atau


keatas/kebawah untuk menu

TAB Untuk pindah posisi kekanan/kekiri untuk display yang


memiliki beberapa kolom / bagian

Untuk memasukkan karakter,atau juga digunakan


Alphanumeric untuk memilih menu.Pada perincian dari Menu, tombol
(A-Z, 0-9) ini dapat digunakan untuk memasukkan karakter.
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 323
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Untuk membatalkan pilihan dan kembali ke bagian


CANCEL
sebelumnya

AUTO Untuk me RESET ALARM INDICATOR

RESET Untuk pindah ke posisi Automatic

Untuk pindah dari posisi Automatic ke Manual


MANUAL

Cara menganalisa :
1. Pada kondisi normal, arus dan tegangan akan menggambarkan
sinusoidal ( 50 Hz ) yang sempurna.
2. Besaran arus dan tegangan tersebut dapat diukur dengan
memperhatikan skala rekaman, serta ratio CT dan PT.
3. Setiap trigger karena besaran analog yang diluar normal, DFR
akan menggambarkan pada bagian sensor digital, serta bentuk
sinusoidal arus/tegangan akan berubah menjadi lebih besar atau
Lebih kecil.
4. Apabila perubahan besaran analog ini diikuti dengan bekerjanya
proteksi maka diikuti dengan perubahan status input digital.
5. Bila PMT juga bekerja, maka dapat dilihat status PMT sebagai
input digital yang berubah.
6. Setiap trigger karena perubahan status input digital, DFR akan
menggambarkannya pada bagian digital, dimana garisnya akan
berubah menjadi terputus

 Auto Recloser
Saluran udara tegangan tinggi (SUTT/SUTET) merupakan salah satu
bagian sistem yang paling sering mengalami gangguan, sebagian
besar dari sumber gangguan tersebut (sekitar 80 %) bersifat
temporer[2] yang akan segera hilang setelah Pemutus Tenaga (PMT)
trip. Agar kesinambungan pelayanan/ suplai energi listrik tetap terjaga

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 324


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

serta batas stabilitas tetap terpelihara maka PMT dicoba masuk


kembali sesaat setelah kejadian trip diatas. Dengan memasukan
kembali PMT ini diharapkan dampak gangguan yang bersifat
temporer tersebut dapat dikurangi.
Untuk mengurangi dampak gangguan tersebut terhadap keandalan
penyediaan tenaga listrik, khususnya pada saat terjadi gangguan
temporer, maka pada SUTT/ SUTET tersebut dipasang auto recloser
(A/R).
Pengoperasian auto-recloser diharapkan dapat meningkatkan
availability (ketersediaan) SUTT/ SUTET, hal ini berarti peluang (lama
dan frekuensi) konsumen terjadi padam dapat dikurangi. Namun
sebaliknya, pengoperasian A/R secara tidak tepat dapatmenimbulkan
kerusakan pada peralatan, sehingga dapat menimbulkan dampak
pemadaman meluas serta waktu pemulihan yang lebih lama.

8.10. Pembacaan Announsiator Dan Indikator


Setiap peralatan yang terpasang pada Instalasi Gardu Induk tidak dapat
luput dari gangguan / kegagalan operasi. Namun gangguan / kegagalan
operasi peralatan tersebut dapat dideteksi atau diketahui lebih awal oleh
petugas operator dengan melihat indikator-indikator yang muncul pada
Panel Alarm ( Announciator ).
Untuk gangguan / kegagalan operasi peralatan yang bersifat sementara
maka Alarm yang timbul dapat direset, tetapi pada gangguan / kegagalan
operasi peralatan yang bersifat permanen maka Alarm tersebut tidak
dapat direset apabila gangguannya belum Clear.
Annunciator adalah indikator kejadian pada saat terjadi ketidak normalan
pada system instalasi tegangan tinggi, baik secara individu maupun
secara bersama. Annunciator terjadi bersamaan dengan rele yang
bekerja akibat sesuatu yang terjadi ketidak normalan pada peralatan
tersebut. Annunciator biasanya berbentuk petunjuk tulisan yang pada
kondisi normal tidak ada penunjukan, bila terjadi ketidaknormalan maka
lampu didalam indikator tersebut menyala sesuai dengan kondisi system
pada saat tersebut. Kumpulan indikator-indikator tersebut biasanya
disebut sebagai announciator.
Announciator yang terlengkap pada saat sekarang adalah pada instalasi
gardu induk SF6, sebab pada system GIS banyak sekali kondisi yang
perlu di pantau seperti tekanan gas, kelembaban gas SF6 disetiap

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 325


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

kompartemen, posisi kontak PMT, PMS baik PMS line, PMS Rel maupun
PMS tanah dll.

8.10.1. Pengertian Indikator Rele Proteksi


INDIKATOR RELAY
NO JENIS RELAY KODE MERK/TYPE KETERANGAN
BENTUK SIMBOL

1 JARAK 21 BBC / LH 1W Bendera PAR Start Fasa R


(DISTANCE) Putih
Bendera PAS Start Fasa S
Putih
Bendera PAT Start Fasa T
Putih
Bendera PE Gangguan
Putih Tanah
Bendera PD Trip
Putih
Bendera PS II Gangguan Zone
Putih 2
Bendera PS III Gangguan Zone
Putih 3
Bendera PT a Gangguan 3
Putih Fasa dekat
lokasi relay
2 JARAK 21 ASEA / Bendera R Start Fasa R
(DISTANCE) RAZOG Merah
Bendera S Start Fasa S
Merah
Bendera T Start Fasa T
Merah
Bendera 2 Gangguan Zone
Merah 2
Bendera 3 Gangguan Zone
Merah 3
Bendera UA Trip & bergasil
Merah reclose
Bendera UD Trip & Lock out
Merah
INDIKATOR RELAY
NO JENIS RELAY KODE MERK/TYPE KETERANGAN
BENTUK SIMBOL

3 JARAK 21 ASEA / LED - R Start Fasa R


(DISTANCE) RAZOA Kuning

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 326


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

LED - S Start Fasa S


Kuning
LED - T Start Fasa T
Kuning
LED - N Gangguan Tanah
Kuning
LED - 2 Gangguan Zone 2
Kuning
LED - 3 Gangguan Zone 3
Kuning
LED - 4 Gangguan Zone 4
Kuning
LED - Trip Trip
Kuning
Bendera Rec Carrier Receive
Merah

Bendera Sen Carrier Sending


Merah

4 JARAK 21 GEC / LED - A Start Fasa R


(DISTANCE) QUADRAMHO Merah
LED - B Start Fasa S
Merah
LED - C Start Fasa T
Merah
LED - Z.2 Gangguan Zone 2
Merah
LED - Z.3 Gangguan Zone 3
Merah

LED - Aidded PMT Trip Carrier


Merah Trip
LED - SOTF 1 Phasa - Ground
Merah
LED - V - Fail Fuse Failure
Merah ( Tegangan PT
Hilang )
LED - Pwr Swing Ayunan Daya
Merah
5 JARAK 21 P Westinghouse Bendera - Pilot Distance
(DISTANCE) / KD 10 Merah relay bila blocking

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 327


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

scheme
aktif dan 21 P
berfungsi sebagai
Zone 2
bila blocking
scheme tidak aktif.
JARAK 21 C Westinghouse Bendera - Relay mengirim
(DISTANCE) / KD 11 Merah carrier bloking
21 S
JARAK 21 - 1 Westinghouse Bendera - Gangguan antara
DISTANCE) / KD 10 Merah fasa zone 1
JARAK 21 - 2 Westinghouse Bendera - Gangguan antara
(DISTANCE) / KD 10 Merah fasa zone 2
Aux Carrier Trip 94 C Westinghouse Bendera - Pengirim Carrier
/ AR Merah Trip
Aux Carrier Trip 95 P Westinghouse Bendera - Penerima Carrier
/ AR Merah Trip
CARRIER Aux relay 85 Westinghouse Bendera - Memblok tripping
/ KA 4 Merah saat gangguan
TIME 2 Westinghouse Bendera - Waktu tunda
/ TD 5 Merah

6 JARAK 21 GE / DLP Display A Phasa R


(DISTANCE) 1512 KDH
Display B Phasa S
Display C Phasa T
Display G Gangguan ke
tanah
Display Z.1 Gangguan di zone
1
Display Z.2 Gangguan di zone
2
Display Z.3 Gangguan di zone
3
Display Z.4 Gangguan di zone
4
Display PLT Pilot
Display 50 P Ground
Instantaneous
Over Current
Display 51 G Phasa
Instantaneous
Over Current

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 328


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Display LPU Line Pick - Up


Display REM Remote Open
Display WI Weak Infeed
Display OSC Oscilography
Trigger
Display SZ1 Single Pole Zone
1
Display SZ2 Single Pole Zone
2
Display SPI Single Pole Pilot
Display SWI Single Pole Weak
Infeed
Display CTB Configurable Trip
Bus

INDIKATOR RELAY
NO JENIS RELAY KODE MERK/TYPE KETERANGAN
BENTUK SIMBOL
7. Direct OCR 67 - G Westinghouse Bendera - Gangguan tanah
Ground / TD 5 Merah
Direct OCR 67 G Westinghouse Bendera - Start gangguan
Ground / IRD 8 Merah tanah
OCR 50 - FD Westinghouse Bendera - Start gangguan fasa
/ KC 2 Merah u/ primary relaying
OCR 50 - Westinghouse Bendera - Start gangguan fasa
FDB / KC 2 Merah u/ secondary
relaying

8. Arus Lebih ( OCR 50 ABB / SPAJ LED - IL 1 Phasa R


& GFR ) 40 C Kuning
LED - IL 2 Phasa S
Kuning
LED - IL 3 Phasa T
Kuning
LED - I0 Phasa N
Kuning
LED - IRF Internal Rele Fault
Kuning
Display 1 OCR Starting ( td )
Display 2 OCR Trip ( td )
Display 3 Instantaneous OC
Starting
Display 4 Instantaneous OC
Trip

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 329


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Display 5 GFR Starting ( td )


Display 6 GFR Trip ( td )
Display 7 Instantaneous GF
Starting
Display 8 Instantaneous GF
Trip
Display 9 CBFP ( Cicuit
Breaker Fail
Protection has
Operated )
LED - Trip OCR & GFR Trip
Merah
9. Arus Lebih ( OCR 50 GEC / MCGG LED Merah Atas Trip Instantaneous
)
& GFR
LED Merah Tengah Trip dengan waktu
LED Hijau Bawah Starting
A Phasa R
B Phasa S
C Phasa T
N Ground Fault
10. Arus Lebih ( OCR 50 BBC / ISM . Tml Atas OCR Starting
) & GFR 21
Tml OCR Trip
Bawah
11. Arus Lebih ( OCR 50 GE / MDP LED A Phasa R
) & GFR 4130000
LED B Phasa S
LED C Phasa T
LED D Gangguan ke Tanah
LED TOC Trip dengan waktu
LED IOC Trip dengan
instantaneous
Display 00 Relay dalam kondisi
siap
Display 01 Setting didalam
dibandingkan
setting
diluar
Display 80 Fatal Flaw
Display CL PMT Masuk
Display OP PMT Keluar
Display F0 Kondisi PMT (Buka,
Tutup)
Display F1 Penjumlahan Arus

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 330


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Phasa A x Setting
Display F2 Penjumlahan Arus
Phasa B x Setting
Display F3 Penjumlahan Arus
Phasa C x Setting
Display F4 Penjumlahan Arus
Ground x Setting
Display F5 Penjumlahan Arus
Display Phasa A x
Is
Display F6 Penjumlahan Arus
Display Ground x Is
F7 Penjumlahan
Display @ A
F8 Penjumlahan
Display @ B
F9 Penjumlahan
Display @ C

12. Arus Lebih ( OCR 50 Westinghaous Bendera I Instantaneous


) & GFR e / CO 9
& CO 11 T Trip dengan waktu
13. Arus Lebih ( OCR 50 Type IKC LED I> Trip dengan waktu
) & GFR
LED I >> Trip dengan
instantaneous
14. Arus Lebih ( OCR 50 MG / SEPAM LED Merah Trip Rele Trip
) & GFR
Display Phasa Trip Phasa - phasa
Fault
Display Earth Trip Phasa - Ground
fault
15. Arus Lebih ( OCR 50 GE / MIC LED
) & GFR
LED Pick Up Rele Starting
LED Trip Q Trip Phasa - Phasa
LED trip GRN Trip Phasa - Ground

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 331


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

8.10.2. Trouble Shooting Bay Trafo 150 / 20 Kv Gi Kemayoran

N ALARM PENYEBAB LOKASI TINDAKAN KETERANGAN


O
1 150 KV CB TRIP 1. Rangkaian P.RELAY Melaporkan pada
CIRCUIT FAULTY Trip.1 penanggung
terputus jawab GI &
2. Rangkaian Dispatcher
Trip.2
Terputus
2 150 KV CB Tekanan Gas BOX Melaporkan pada Perbaikan
ALARM ( SF6 ) berkurang 1’st PMT penanggung kebocoran dan
jawab GI & penambahannya
Dispatcher
3 150 KV CB LOW 1. Tekanan BOX Melaporkan pada Perbaikan
OIL PRESSURE Nitrogen PMT penanggung kebocoran dan
ALARM (N2 / berkurang jawab GI & penambahannya.
OIL) 2. Tekanan Dispatcher
minyak
hydrolik
berkurang
4 150 CB LOW OIL 1. Tekanan BOX Melaporkan pada PMT tidak dapat
PRESSURE LOCK Nitrogen PMT penanggung open / close
OUT (N2 / berkurang 2’nd jawab GI &
OIL) stage Dispatcher
2. Tekanan
minyak hydrolik
berkurang
5 MAIN 1. Differential P. Relay Melaporkan pada Tidak Boleh
PROTECTION Relay penanggung Dioperasikan
OPERATED 2. REF 150 KV jawab GI & sebelum ada
3. REF 20 KV Dispatcher pemeriksaan lebih
lanjut
6. BACK UP 1. 1. Melaporkan Dapat
PROTECTION 2. OCR / GFR P. Relay pada dioperasikan
OPERATED 3. SBEF penanggung setelah dapat izin
jawab GI & dari dispatcher
Dispatcher
7. PRESSURE 1. Tekanan lebih TRAFO 1. Melaporkan Tidak boleh
RELIEF DEVICE minyak Trafo pada dioperasikan
TRIP penanggung sebelum ada
jawab GI & pemeriksaan lebih
Dispatcher lanjut.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 332


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Trouble Shooting Bay Trafo 150 / 20 Kv Gi Kemayoran


NO ALARM PENYEBAB LOKASI TINDAKAN KETERANGAN
8. 150 KV DS DAN 1. MCB Q.4 P.Pemba
CB MOTOR AUX Trip gi AC Mencoba
POWER FAIL 2. MCB Q.1 Panel MK memasukan
Trip Panel MK kembali mCB
3. MCB Q.22 Panel MK yang jatuh
Trip Box DS.1
4. MCB Q.23
Trip Box DS.2
5. Supply
tegangan AC
Motor DS.1
hilang
6. Supply
tegangan AC
Motor DS.2
hilang

9. WINDING TEMP. Temperatur TRAFO 1. Check Sistem


ALARM Winding Tinggi. pendingin
Trafo
2. Melaporkan
pada
penanggung
jawab GI dan
Dispatcher

10. WINDING TEMP. Temperatur TRAFO Melaporkan pada Tidak boleh


TRIP Winding Tinggi. penanggung dioperasikan
jawab GI & sebelum ada
Dispatcher pemeriksaan lebih
lanjut.

11. OIL LEVEL Level Minyak TRAFO Melaporkan pada Perbaikan


ALARM tanki utama penanggung kebocoran dan
( MAIN & OLTC ) rendah 1’st Stage jawab GI & penambahan
Level Minyak Dispatcher minyak
OLTC rendah

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 333


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Trouble Shooting Bay Trafo 150 / 20 Kv Gi Kemayoran

NO ALARM PENYEBAB LOKASI TINDAKAN KETERANGAN

12. OIL LEVEL TRIP 1. Level minyak TRAFO Melaporkan pada Perbaikan
tanki utama penanggung kebocoran dan
rendah 2’nd jawab GI & penambahan
Stage Dispatcher minyak
2. Level Minyak
OLTC rendah
3. 2’nd Stage

13. OIL TEMP. Temperatur TRAFO Melaporkan pada


ALARM minyak tinggi 1’st penanggung
Stage jawab GI &
Dispatcher

14. OIL TEMP. TRIP Temperatur TRAFO Melaporkan pada Pemeriksaan


minyak tinggi penanggung sistem pendingin
2’nd Stage jawab GI & Trafo
Dispatcher

15. OLTC BUCHOLZ Terdapat gas TRAFO Melaporkan pada Tidak boleh
TRIP pada OLTC penanggung dioperasikan
jawab GI & sebelum ada
Dispatcher pemeriksaan lebih
lanjut.

16. BUCHOLZ Terdapat Gas TRAFO Melaporkan pada Melakukan venting


ALARM pada tanki utama penanggung gas
1’st stage. jawab GI &
Dispatcher

17. BUCHOLZ TRIP Terdapat Gas TRAFO Melaporkan pada Tidak boleh
pada tanki utama penanggung dioperasikan
2’nd stage. jawab GI & sebelum ada
Dispatcher pemeriksaan lebih
lanjut.

Trouble Shooting Bay Trafo 150 / 20 Kv Gi Kemayoran


NO ALARM PENYEBAB LOKASI TINDAKAN KETERANGAN

18. 150 KV SF6 Tekanan gas SF6 TRAFO Melaporkan pada Tidak boleh
LOCK OUT rendah 2’nd penanggung dioperasikan
Stage jawab GI & sebelum ada
Dispatcher pemeriksaan lebih

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 334


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

lanjut.
PMT tidak dapat
open/close

19. BOTH BUS PMS 1 Dan PMS PMS 1-2 Segera melepas
ISOLATOR 2 masuk salah satu DS
CLOSED

20. DC AUX POWER 1. MCB F401 Panel Mencoba


FAIL Trip (T1) Kontrol memasukan
2. MCB F404 kembali MCB
Trip (T2)
3. MCB F405
Trip (C)

Trouble Shooting Bay 150 Kv Ancol 1 Gi Kemayoran

NO ALARM PENYEBAB LOKASI TINDAKAN KETERANGAN

1. TRIP CIRCUIT 1- 1. Rangkaian P.RELAY Melaporkan pada


2 FAULTY Trip.1 penanggung
terputus jawab GI &
2. Rangkaian Dispatcher
Trip.2
Terputus

2. CB GENERAL Tekanan Nitrogen BOX Melaporkan pada PMT tidak dapat


LOCK OUT N2 / berkurang 2’nd PMT penanggung open / close
OIL stage jawab GI &
Tekanan minyak Dispatcher
hydrolik
berkurang
3. CB POLES PMT tidak PMT Melaporkan pada
DISCREPANCY serempak penanggung
jawab GI &
Dispatcher
4. DISTANCE Relay distance P. Relay Melaporkan pada
PROTECTION bekerja penanggung
OPERATED jawab GI &
Dispatcher
5. OVER CURRENT Relay OCR P. Relay Melaporkan pada
PROTECTION bekerja penanggung
OPERTATED jawab GI &
Dispatcher

6. CB SF6 Tekanan Gas BOX Melaporkan pada Perbaikan


PRESSURE berkurang 1’st PMT penanggung kebocoran dan
ALARM Stage jawab GI & penambahannya.
Dispatcher

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 335


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

7. CB LOCK OUT 1. Tekanan BOX Melaporkan pada Perbaikan


CLOSING N2 / Nitrogen PMT penanggung kebocoran dan
OIL ALARM berkurang jawab GI & penambahannya.
2. Tekanan Dispatcher
minyak
hydrolik
berkurang

8. ISOLATOR 1. Supply Ac Box DS.1 Dapat


MOTOR SUPPLY Motor DS.1 M. Kios Mencoba dioperasikan
FAILURE Trip Box DS.2 memasukan setelah dapat izin
2. MCB Q.3-2 M. Kios kembali MCB dari dispatcher
DS.1 Trip Box DS yang jatuh
3. Supply AC line
Motor DS.2 M. Kios
Trip
4. MCB Q.3-3
DS.2 Trip
5. Supply Ac
Motor DS Line
Trip
6. MCB Q.3-4
DS Line Trip

Trouble Shooting Bay 150 Kv Ancol 1 Gi Kemayoran

NO ALARM PENYEBAB LOKASI TINDAKAN KETERANGAN

9. MCB MOTOR 1. MCB Q.5 Trip P.Pemba Mencoba


SUPPLY 2. MCB Q.2 Trip gi AC memasukan
FAILURE kembali mCB
yang jatuh

10. AUTO RECLOSE Relay auto P. Relay Melaporkan pada


BLOCKING FOR reclose Block u/ penanggung
MAINTENANCE reclose jawab GI &
Dispatcher

11. CB SF6 Tekanan gas SF6 TRAFO Melaporkan pada Tidak boleh
PRESSURE rendah 2’nd penanggung dioperasikan
LOCK OUT Stage jawab GI & sebelum ada
Dispatcher pemeriksaan lebih
lanjut.
PMT tidak dapat
open/close

12. CCVD MCB 1. MCB VT Q.1- M. KIOS Mencoba


FAILURE 1 Trip memasukan

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 336


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

2. Atau Q.1-2 kembali mCB


Trip yang jatuh
13. DISTANCE Supply DC u/ P. Relay Melaporkan pada
PROTECTION relay Distance penanggung
INOPERTATED Hilang jawab GI &
ALARM (C.1 +/- ) Dispatcher

MCB VT Q.1-1 M. KIOS


Trip

Trouble Shooting Bay 150 Kv Ancol-1 Gi Kemayoran

NO ALARM PENYEBAB LOKASI TINDAKAN KETERANGAN

14. CARRIER Gangguan PLC R. PLC Melaporkan pada


FAILURE penanggung
jawab GI &
Dispatcher

15. ISOLATOR PMS 1 Dan PMS PMS 1-2 Segera melepas


PARALEL 2 masuk salah satu DS
OPERATED

16. VT FAILURE MCB VT Q.1-2 M. KIOS Mencoba


Trip memasukan
kembali mCB
yang jatuh

17. FAULT Recorder Panel Melaporkan pada


RECORDER HATHWAY Recorder penanggung
FAIL terganggu jawab GI &
Dispatcher

18. DC AUX POWER 1. MCB F401 Panel Mencoba Melakukan venting


FAIL Trip (T1) Kontrol memasukan gas
2. MCB F404 kembali MCB
Trip (T2)
3. MCB F405
Trip (C)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 337


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

8.10.3. Annunciator pada bay penghantar (SUTT maupun SKTT), Transformator


dan Koppel.

Indikator berupa lampu.


Kode Indikator
21LA Pasokan Pemanas gagal/trip.
22LA Pasokan Motor PMT gagal/trip.
23LA Pasokan Motor PMS dan PMS Tanah gagal/trip.
24LA Pasokan rangkaian trip 1 gagal/trip
25LA Pasokan rangkaian trip 2 gagal/trip
26LA Pasokan saklar control PMS dan PMS tanah gagal/trip
27LA Pasokan untuk signaling gagal/trip.
28LA Posisi control remote.
29LA Posisi control Lokal.
31LA Posisi PMS Q21 Membuka/Open.
32LA Posisi PMS Q21 menutup /Close
33LA Tekanan gas SF6 pada kompartemen G1 gangguan.
41LA Posisi PMS Q22 terbuka/open
42LA Posisi PMS Q22 menutup/close..
43LA Tekanan gas SF6 pada kompartemen G2 gangguan.
51LA Posisi PMS TANAH Q35 terbuka/open
52LA Posisi PMS TANAH Q35 menutup/close..
61LA Posisi PMT Q50 terbuka/open
62LA Posisi PMT Q50 menutup/close..
63LA Tekanan gas SF6 pada kompartemen G0 gangguan
71LA Posisi PMS TANAH Q30 terbuka/open
72LA Posisi PMS TANAH Q30 menutup/close..
73LA Tekanan gas SF6 pada kompartemen G5 gangguan (ada PT)
81LA Posisi PMS LINE Q28 terbuka/open
82LA Posisi PMS LINE Q28 menutup/close..
83LA Tekanan gas SF6 pada kompartemen G9 gangguan
91LA Posisi PMS TANAH Q38 terbuka/open
92LA Posisi PMS TANAH Q38 menutup/close..

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 338


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

8.10.4. Bentuk dan kode saklar dan saklar tekan (push button)
Kode Indikator
21CV Kunci selektor switch untuk kontrol lokal dan remote.
21TO Saklar tekan (on/off) untuk mengecek lampu pada panel kontrol
31TO Saklar tekan untuk menutup PMS REL Q21.
32TO Saklar tekan untuk membuka PMS REL Q21.
41TO Saklar tekan untuk menutup PMS REL Q22.
42TO Saklar tekan untuk membuka PMS REL Q22.
51TO Saklar tekan untuk menutup PMS TANAH Q35.
52TO Saklar tekan untuk membuka PMS TANAH Q35.
61TO Saklar tekan untuk menutup PMT Q50.
62TO Saklar tekan untuk membuka PMT Q50.
71TO Saklar tekan untuk menutup PMS TANAH Q30.
72TO Saklar tekan untuk membuka PMS TANAH Q30.
81TO Saklar tekan untuk menutup PMS LINE Q28.
82TO Saklar tekan untuk membuka PMS LINE Q28.
91TO Saklar tekan untuk menutup PMS TANAH Q38.
8.10.5. Bay Penghantar Saklar
92TO tekan untuk membuka PMS TANAH Q38.
tanpa PT

33LA

43LA

31LA 32LA 41LA 42LA


Q21
31TO 32TO
41TO 42TO

T1
51LA 52LA

63LA 51TO 52TO


61LA 62LA
61TO 62TO
Q50
21LA 23LA 24LA 25LA

22LA 26LA 27LA


83LA
T2
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 339
71TO 72TO
72LA
71LA Q30
81LA Q28 91LA
92LA82LA
81TO
Q3882TO
29LA 91TO 92TO
21CV
28LA 21TO
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

8.10.6. Bay Penghantar dengan PT


33LA

43LA

31LA 32LA 41LA 42LA


Q21
31TO 32TO
41TO 42TO

T1
51LA 52LA

63LA 51TO 52TO


61LA 62LA
61TO 62TO
Q50
21LA 23LA 24LA 25LA

22LA 26LA 27LA


83LA
T2

71TO 72TO
72LA
71LA Q30
81LA 82LA

Q28

81TO 82TO

91TO 92TO
92LA
91LA Q38

83LA 28LA

T5

29LA 21CV 21TO

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 340


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

8.10.7. Bay Trafo

33LA

43LA

31LA 32LA 41LA 42LA


Q21
31TO 32TO
41TO 42TO

T1
51LA 52LA

63LA 51TO 52TO


61LA 62LA
61TO 62TO
Q50
21LA 23LA 24LA 25LA

22LA 26LA 27LA


83LA
T2

71TO 72TO
72LA
71LA Q30
81LA 82LA

28LA

29LA 21CV 21TO

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 341


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

8.10.8. Bay Koppel

33TO 34TO

Q42 34LA 33LA

35LA

44LA 43LA
Q43
45LA
41LA 42LA
31LA 32LA
Q22
31TO 32TO 41TO 42TO
Q21
43TO 44TO
T1 T2
Q50

63LA

61LA 62LA
81LA 82LA
71LA 72LA
61TO 62TO
Q34
Q35
81TO 82TO 71TO 72TO

21LA 23LA 24LA 25LA


28LA
22LA 26LA 27LA

29LA 21CV 21TO

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 342


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

8.10.9. Panel Kontrol


Bay Kopel dengan Manual synchrochek

Nama panel bay


Panel bay penghantar dengan sinkrochek
Ampermeter manual
P111-P112-P113
Volt meter busbar P101
A A A V V Volt meter busbar P101

Alarm annunciator H10 dan saklar tekans


H100 :
 mematikan suara alarm AAC/PB (white).
 pengakuan. AC/PB (black).
 rangkaian pereset R/PB (Red).
 Tombol peuji nyala lampu LT/PB (Green

1. saklar tekan membuka PMT S1350


2. saklar pemilih remote dan supervise S2501
3. saklar tekan reset rele pembuka PMT S1701
4. saklar ON/OFF signal yang muncul. S2502
5. saklat tekan mematikan klakson/buzzer S19
1 2 3 4 5

saklar control dan ketidaksesuaian,


S2242-S2243-S2221-S2222.
signalling ketidaksesuaian, S2235-S2234
saklar control dan ketidaksesuaian, S2250.

annunciator penormalan H121-H122.


kunci saklar sinkronisasi S2550

saklar ketidaksesuaian 20 kV
S2251-S2252-S2253

Test Block X22-X11 untuk arus ( C ) dan


Tegangan ( V )
C V V

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 343


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Nama panel bay


Ampermeter P111-P112-P113

A A A V Volt meter busbar P10


W Indikator Wattmeter P12
Var Indikator Varmeter P13
W Var V

Alarm annunciator H10 dan saklar tekans H100 :


mematikan suara alarm AAC/PB (white).
pengakuan. AC/PB (black).
rangkaian pereset R/PB (Red).
Tombol peuji nyala lampu LT/PB (Green

saklar tekan membuka PMT S1350


saklar pemilih remote dan supervise S2501
saklar tekan reset rele pembuka PMT S1701
saklar ON/OFF signal yang muncul. S2502
1 2 3 4

saklar control dan ketidaksesuaian, S2221-


S2222.

signalling ketidaksesuaian, S2234


saklar control dan ketidaksesuaian, S2250.
signalling ketidaksesuaian, S2235
saklar control dan ketidaksesuaian, S2228
signalling ketidaksesuaian, S2238

annunciator penormalan H121-H122.


kunci saklar sinkronisasi S2550

Test Block X22-X11 untuk arus ( C ) dan


Tegangan ( V )
C V

Panel bay penghantar tanpa sinkrochek manual


Test Block X22-X11 untuk arus ( C ) dan
Tegangan ( V )

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 344


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Nama panel bay


Ampermeter P111-P112-P113

A A A V Volt meter busbar P10

Alarm annunciator H10 dan saklar tekans H100 :


mematikan suara alarm AAC/PB (white).
pengakuan. AC/PB (black).
rangkaian pereset R/PB (Red).
Tombol peuji nyala lampu LT/PB (Green

saklar tekan membuka PMT S1350


saklar pemilih remote dan supervise S2501
saklar tekan reset rele pembuka PMT S1701
saklar ON/OFF signal yang muncul. S2502
1 2 3 4

saklar control dan ketidaksesuaian, S2221-


S2222.

signalling ketidaksesuaian, S2234


saklar control dan ketidaksesuaian, S2250.
signalling ketidaksesuaian, S2235
saklar control dan ketidaksesuaian, S2228
signalling ketidaksesuaian, S2238

annunciator penormalan H121-H122.

Test Block X22-X11 untuk arus ( C ) dan


Tegangan ( V )
C V

Panel bay Transformator


Test Block X22-X11 untuk arus ( C ) dan
Tegangan ( V )

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 345


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Nama panel bay


Ampermeter P111-P112-P113

A A A V Volt meter busbar P10


W Indikator Wattmeter P12
Var Indikator Varmeter P13
W Var V

Alarm annunciator H10 dan saklar tekans H100 :


mematikan suara alarm AAC/PB (white).
pengakuan. AC/PB (black).
rangkaian pereset R/PB (Red).
Tombol peuji nyala lampu LT/PB (Green

saklar tekan membuka PMT S1350


saklar pemilih remote dan supervise S2501
1 2 3 saklar tekan reset rele pembuka PMT S1701
saklar ON/OFF signal yang muncul. S2502

saklar control dan ketidaksesuaian, S2221-


S2222.
signalling ketidaksesuaian, S2234
saklar control dan ketidaksesuaian, S2250.
signalling ketidaksesuaian, S2235
saklar control dan ketidaksesuaian, S2228
signalling ketidaksesuaian, S2238
annunciator penormalan H121-H122.

saklar kontrol PMT 20 kv dan ketidak


sesuaian, S2251.
annunciator posisi PMS 20 kV H221-H222.

Test Block X22-X11 untuk arus ( C ) dan


Tegangan ( V )

C V

8.10.10. Panel Rele

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 346


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Panel rele bay koppel

Label of the bay

X21 Bus bar zone protection relays F87B1- F87B2-F87B3

X22
Bus bar zone supervisory relays K4431-K4432-K4433

Trip X24
and
current Bus bar zone ½ in/out annunciators H111-H112
H121-H122
Bus bar zone zone ½ in/out switches S25871-S25872
test Bus bar zone ½ tripping relays K401-K402
Check sycronization relay F2527
boxes
Breaker failur timer relay K1501-K1502
Breaker failur tripping relay K403
Overcurrent protection relay F5151N

X23 Breaker failur protection relays F50BF1-F50BF2

Trip current 1 supervision relays K4411-K4412-K4413

Trip current 2 supervision relays K4421-K4422-K4423

Panel rele bay penghantar

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 347


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Label of the bay

Distance protection relay F21

Auto reclosing relay A179


Auto reclosing selection switch S2579 :
OFF/1 phase AR/3 phases AR/1-3 phase AR

X23 Breaker failure protection relays F50BF1-F50BF2


Distance indicating non volatile relay H110
Trip Breaker failure timer relays K1501-K1502
Current Overcurrent protection relay F5151N
Test Breaker failure triping relay K403
boxes
Trip circuit 1 supervision relays K4411-K4412-K4413
X23
Trip circuit 2 supervision relays K4421-K4422-K4423
Cable circulating current protection relay F87C

Busbar and breaker failure protection tripping relay


K401

Panel rele bay feeder bawah tanah.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 348


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Label of the bay

Overcurrent check relays F501. F502


X21 Differential protection relays F87L1-F87L2
Destabilising relays K431-K432

X22

Breaker failure protection relays F50BF1-F50BF2


X23
Breaker failure timer relays K1501-K1502
Breaker failure tripping relay K403
Trip &
current Overcurrent protection relay F5151N
test
Trip current 1 supervision relays K4411-K4412-K4413
box

Trip current 2 supervision relays K4411-K4412-K4413

Check sycronization relay F2527


X11 Voltage supervision relay F27
Minimum voltage timer relay K1271
Busbar & beraker failure protect. Tripping relay K401
Pilot supervision relays F851-F852
Differential & low oil pressure tripping relay K404
Differential tripping relay K405

Kubikel Intertripping bay feeder bawah tanah.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 349


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Tampak Depan

Label of the bay

Intertripping receive relay K1851

Intertripping send relay K1852

Test position annunciator -120


Neutral/Test/Send intertripping switch S2585

Tampak samping

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 350


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

+ / - 48V DC supply fuses F401

Panel rele bay Trafo

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 351


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Label of the bay

Differential relay protection F87T1-F8712-F87T3

Trip & X21


Restricted earth fault protection relays F64REF1- F64REF1
current
20 kV side restricted earth fault tripping relay K405
test
box X26 Breaker failure timer relays K1501-K1502
Breaker failure tripping relay K403
X27

Breaker failur protection relays F50BF1-F50BF2

Trip circuit 1 supervision relays K4411-K4412-K4413


X23 Neutral earth fault protection relay F64SEF

Trip circuit 1 supervision relays K4421-K4422-K4423


Busbar & breaker failure protection tripping relay K401

8.10.11. Panel DC Distribusi.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 352


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

+ + + +
18
A2 3V 4 A6 5V

+ + + 13 14 15 16 17 +
+ + +
+
+ 7 8 9 10 11
+ + +

+ + + +
1 12

+ + + +

Penjelaasan :
1. Dc system 1 isolator 0961 10. Spare 0919
2. 150 KV control and tripping 1 DC 0911 11. Spare 09110
supply
3. 150 KV alarm and signalling DC 0912 12. DC system 2 isolator 0962
supply
4. 150 KV common services DC 0913 13. 150 KV bay tripping 2 DC 0921
supply supply
5. 150 KV motor circuit breaker DC 0914 14. B.F. and B.B protections 0922
supply DC supply
6. 150 KV motor isolator DC supply 0915 15. Spare 0923
7. 60 MVA transformer DC supply 0916 16. Spare 0924
8. Spare 0917 17. Spare 0925
9. Spare 0918 18. DC coupling isolator 0963

8.10.12. Daftar Window Announciator

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 353


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Panel Bay Penghantar Kabel Tanah

SF6 HEALTHY INTERTRIPPING CABLE BOX SF6


LOW PRESSURE TRIP 1-2 RECEIVE. LOW PRESSURE
1 ST STAGE ALARM 1ST STAGE

SF6 MAIN PILOT CABLE BOX SF6


LOW PRESSURE PROTECTION WIRES LOW PRESSURE
2ND STAGE OPERATED FAILURE. 2ND STAGE

CIRC – BREAKER BACK-UP INTERTRIP SPARE


DRIVING PROTECTION 48V DC SUPPLY
FAULT OPERATED FAILURE.

ISOLATOR MCB VOLTAGE CABLE OIL SPARE


MOTOR TRANSFORMER LOW PRESSURE
FAULT FAILURE 1ST STAGE

T1/T2 DC BREAK. FAILURE CABLE OIL SPARE


SUPPLY RELAY LOW PRESSURE
FAILURE OPERATED 2ND STAGE

Panel Bay Penghantar Udara Tegangan Tinggi.

SF6 HEALTHY INTERTRIPPING SPARE


LOW PRESSURE TRIP 1-2 RECEIVE.
1 ST STAGE ALARM

SF6 MAIN CARRIER SPARE


LOW PRESSURE PROTECTION PILOT
2ND STAGE OPERATED

CIRC – BREAKER BACK-UP DEAD LINE SPARE


DRIVING PROTECTION DETECTION
FAULT OPERATED FAILURE

ISOLATOR MCB VOLTAGE CABLE BOX SF6 SPARE


MOTOR TRANSFORMER LOW PRESSURE
FAULT FAILURE 1ST STAGE

T1/T2 DC BREAK. FAILURE CABLE BOX SF6 SPARE


SUPPLY RELAY LOW PRESSURE
FAILURE OPERATED 2ND STAGE

8.10.13. Panel Bay Kopel

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 354


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

SF6 HEALTHY C.T. BUSWIRES 110 V DC1


LOW PRESSURE TRIP 1-2 SUPERVISION BATTERY FUSE
1 ST STAGE ALARM ALARM FAILURE

SF6 ZONE 1 BUSBAR ON LOAD 48 VDC BOARD


LOW PRESSURE PROTECTION TRANSFER FEEDER OPEN
2ND STAGE OPERATED ANOMALY OR TRIPPED

CIRC – BREAKER ZONE 2 BUSBAR G1 / G2 +/- 48 V DC2


DRIVING PROTECTION DC SUPPLY CHARGER
FAULT OPERATED FAILURE FAILURE

ISOLATOR BACKUP 110VDC BOARD 48 V DC1


MOTOR PROTECTION FEEDER OPEN BATTERY FUSE
FAULT OPERATED OR TRIPPED FAILURE

T1/T2 DC BREAK. FAILURE 110 V DC2 SPARE


SUPPLY RELAY CHARGER
FAILURE OPERATED FAILURE

Annunciator Pada Panel Kontrol Switch Gear.

HEATING C.B. MOTOR C.B. CLOSE & C.B. CLOSE &


SUPPLY SUPPLY TRIPPING 1 TRIPPING 2
FAILURE FAILURE SUPPLY FAILURE SUPPLY FAILURE

21LA 22LA 24LA 25LA

DISCONECTING DISCONECTING
SWITCH MOTOR SWITCH MOTOR INDICATING GAS MONITORING
SUPPLY FAILURE SUPPLY FAILURE SUPPLY FAILURE SUPPLY FAILURE

23LA 26LA 27LA 28LA

8.10.14. Pengorganisasian paralatan control dan signaling.

Pengorganisaian.
Pada setiap gardu induk setiap peralatan saling berhubungan baik
secara lansung maupun tidak langsung. Untuk menghindari ketidak
keteraturan pada saat operasi normal, manuver maupun gangguan
dimana hubungan antara peralatan harus berhubungan secara

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 355


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

terorganisasi sehingga setiap peralatan akan berfungsi seuai dengan


tujuan/maksud dipasangnya alat tersebut. Salah satu contoh alat yang
berhubungan dengan alat lainnya dan berfungsi sangat penting yaitu
synchronisasi. Dimana setiap peralatan yang akan dioprasikan harus
melalui tahapan penyamaan, penyesuaian jika tidak ada kesamaan
atau sesuai maka alat tsb tidak dapat dioperasikan, tetapi beberapa
kasus memang kondisinya sedemikian rupa yang mana dapat
dioperasikan dengan mengabaikan alat synchronosasi tsb (bypass).
Pada setiap panel control selalu dilengkapi dengan anounciator yang
terdiri dari alarm dan signal yang semua alarm dan signal berhubungan
dengan rele proteksi dan control. Sesuai kebutuhan dari system maka
setiap panel control dilengkapi saklar dalam rangka system operasi baik
remote atau local. Saklar tekan untuk memadamkan alarm dan mereset
indicator dan signal yang muncul akibat sesuatu terjadi pada system.
Pada panel control terdapat saklar baik untuk komando kepada
peralatan yang ada di switchgear/yard. Selain itu terpasang metering
untuk monitor arus, tegangan, beban aktif dan reatif, frequensi dan
posisi tap OLTC. Mimic diagram sangat membantu untuk mengetahui
konfigurasi pada gardu induk tsb sehingga memudahkan dalam
mengetahui posisi suatu bay dan kondisi PMT serta PMSnya.

Bagan Alir (flow chart)


Sehubungan dengan rumitnya system dan pengawatan/wiring baik
control maupun proteksi, alarm dan signal, dibantu dengan bagan alir
yang akan menjelaskan proses serta jawaban dari suatu sistem baik
proteksi, kontrol, alarm dan signal.

Simbol/Gambar dari suatu bagan alir:


Simbol/gambar penjelasan
Terminator : tanda dimualinya dan selesainya suatu
proses.

Kondisi peralihahan (intermediate) yang stabil yang


dicapai selama peralatan tsb beroperasi.

Melakukan tindakan dengan sengaja seperti


memutar knob untuk memasukan atau membuka
alat listrik.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 356


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Melakukan tindakan dengan sengaja oleh petugas


yang berwewenang seperti memutar knob untuk
memasukan atau membuka alat listrik untuk
menjaga pelayanan atau mempertahankan
peralatan.

Sistem automatis dari rangkaian diagram seperti :


penutupan atau pembukaan pada rangkaian
tegangan tinggi, tegangan menengah atau tegangan
rendah., dan mengaktifkan alarm atau signal yang
dapat terbaca serta tidak mengaktifkan alarm atau
signal tsb.
Test atau arah tindakan yang diperlukan untuk
tindakan selanjutnya dalam rangka pengoperasian,
atau membuat suatu solusi cara menindak lanjuti.
Dalam prakteknya jika perintah untuk melanjutkan
operasinya maka respon dari test ini harus didapat
dimana test tersebut memerlukan yang diperlukan
oleh operatpr.
Cara test langsung dari diagram rangkaian untuk
memerintahkan diteruskan atau dikeluarkan dari
operasi. ”A” adalah respon negatip yang berarti
test/uji ini harus dihentikan/stop dan indukasinya
adalah :
Kesalahan pada sistem, biasanya indikasinya
berupa alarm atau pada peralatan indikasinya tidak
A dapat dioperasikan karena :
 Tidak dapat dioperasikan kerena pasokan
dari alat bantu tidak terpenuhi.
 Tidak direset
 Dll
Hal tsb menjadi Wewenang dari petugas
manitenance yang kompeten. Petugas memerlukan
perintah yang benar untuk dapat melakukan
tindakan yang sesuai dan benar.

Cara pengujian pengoperasian bagian dalam alat


langsung dari diagram rangkaian yang memberikan
indikasi :
 Semua sistem tertunda waktunya (lambat)
 Diperlukan beberapa waktu untuk
mendapatkan waktu operasi yang
dibutuhkan
Hal tsb diatas tidak diperlukan petugas khusus
kecuali bila diperlukan waktu yang lama maka
diperlukan petugas pemeliharaan.
Pengujian yang harus dilaksanakan secara
langsung oleh operator, seperti didalam prosedure

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 357


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

(SOP) dan selanjutnya sitem dibebaskan dari


pengoperasian.
Pengujian harus segera dihentikan oleh operator
atau petugas yang berwenang atas operasinya
instalasi.
Penguraian atau kemungkinan dari situasi
gangguan atau kondisi gangguan yang sebenarnya.
Pemberian petunjyk kepada tugas perator dan atau
petugas pemeliharaan.

Catatan :
Informasi tsb tidak langsung memberikan analisa sebagai jawaban atau
kesimpulan sesuai dengan prosedure yang berlaku.
Informasi tsb juga memberikan peringatan dan resikonya serta jalan
keluarnya setelah dianalisa dari kasus suatu gangguan. dan informasi
ini menjelaskan hal-hal yang harus dilaksanakan dari suatu peristiwa
setelah melakukan analisa dan observasi sebelum membuat suatu
tindakan untuk mengamankan peralatan.

Melaksanakan manuver
Jika suatu peralatan dimanuver untuk yang pertama kalinya baik secara
motorise atau dari energi yang ada di alat tersebut seperti pegas yang
telah terisi (kondisi meregang), dianggap bahwa alat tersebut siap
dimanuver kembali dengan cara :
 Memerintahkan manuver berlawanan dengan manuver petama kali
tsb.
 Memerintahkan melalui alat bantu (remote, lokal dan proteksi).
 Pada umumnya dari pegar yang telah meregang (terisi).
 Pada temperatur normal, sistem pendingin akan diperintahkan untuk
bekerja.
Memanuver Peralatan harus melalui beberapa tahapan seperti posisi
alat tsb, berarti diperlukan persiapan sebelum melaksanakan manuver
peralatan. Untuk menguraikan proses manuver setiap peralatan akan
sangat efektif dan efisien jika menggunakan flow chart sehingga akan
dapat diurai jika terjadi anomali-anomali sehingga perlu segera
ditindaklanjuti, tapi tindakan yang benar dengan melihat beberapa
aspek dan kondisi pada saat itu sehingga jika digambarkan dalam
bentuk bagan alir maka semakin mudah dalam menganalisa dan
mengambil tindakan yang tepat.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 358


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Bagan alir mematikan/menghidupkan alarm, signal pada panel


kontrol.
Bagan alir ini dimaksudkan untuk menganalisa fungsi tombol dan
kejadian yang terjadi jika terjadi anomali pada sistem alarm dan signal
yang ada di panel kontrol :
1. Kondisi pertama adalah kondisi normal dan alat belum
beroperasi. Maka signal dan alarm indikator dan sirene pada kondisi
padam.
2. Kondisi kedua jika memutar saklar S2501 ke posisi manual
maka kemungkinan signal dan alarm muncul maka tindakannya
dengan menyalanya lampu yang berarti sistem operasi maual
bekerja..
3. Kondisi ketiga jika memutar saklar S2501 keposisi auto maka
signal dan alarm muncul dan dengan menekan tombol cancel maka
signal dan alarm pada berarti signal dan alarm tidak memberikan
indikasi pada panel kontrol.
4. Bagan alir signal dan alarm.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 359


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Bagan alir untuk signal alarm

Panel control memberikan


kondisi signal dan alram.

On Off
Type
pelayanan
yang
diperlukan
Bus coupler +E10.C
+E10.C
Putar saklar S2501 Putar saklar S2501
ke posisi (manual) ke posisi (auto)
“on”. “off”.

+E10.C
+E10.C
Alarm dan signal
Alarm dan signal tidak muncul
kemungkinan yang karena beberapa
muncul tergantung hal.
pada kejadian.

+E10.C
+E10.C Lampu signal tidak
Lampu signal menyala
menyala

Signal dan alarm pada


Signal dan alrm pada Panel Panel control tidak
control menyala.. menyala..

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 360


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Pilihan control bay penghantar pada panel kontrol

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 361


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

13.5.2. Pihan control bay penghantar pada panel control.

Panel control dikendalikan


oleh dispatcher.

Supervise
Local
atau remote
Type
pelayanan
+E yang
diperlukan +ES10
Putar saklar 21CV
ke posisi lokal Putar saklar 21CV ke
posisi remote dan 21TD
+E ke posisi Off
Lampu 28 LA
padam +E
Lampu 29 LA nyala
Lampu 29 LA padam
+E Lampu 28 LA nyala dan
lampu lain hijau/merah
Putar saklar 21CV padam
ke posisi lokal

+E
Pada peralatan TT Type
Lampu merah dan pelayanan
hijau menyala yang
Bus coupler +ES10.
C
diperlukan
Putar saklar S2501 ke
posisi (manual) “on”.
Bay dikontrol secara local
+ES10.
(hanya untuk pemelihataan) C
Alarm dan signal
kemungkinan yang Putar
muncul tergantung 21CV k
pada kejadian. supe
+ES10.C

Putar saklar S25021CV


ke posisi remote

Bay dikontro
Signal dan alrm pada supervis
Panel control menyala..

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 362


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SISTEM PROTEKSI GI

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 363

Anda mungkin juga menyukai