KAWASAN
PENGAMANAN
CT1 CT2
I1 I2
i1 i2
CT1 CT2
ALAT YANG
i1 DIPROTEKSI
i2
i1 i2 i2
i o i1 i 2
i1 i 2
iR
i1 OPERATE RESTRAINT
2
i1
I0
SLOPE V%
I 02
TRIP ΔI 0
I 01
ΔI 0
V%
ΔI R BLOK
ΔI R
I0 min
g%
IR
- Slope 1 terletak antara Io min sampai dengan Io untuk arus restraint sama
dengan 1x In relai . Slope ini biasanya digunakan untuk mengantisipasi
ketidak seimbangan arus yang disebabkan oleh perubahan Tap Changer dalam
kondisi normal .
- Slope 2 terletak antara Io dengan arus restraint 1x In sampai ke
Posisi Io untuk arus restraint 10 x In . Slope ini biasanya digunakan untuk
mengantisipasi ketidak seimbangan arus akibat kejenuhan CT yang tidak sama ,
untuk gangguan eksternal .
Harmonic restraint / Blocking
Karena arus serbu ( inrush ) terjadi hanya pada salah satu sisi Trafo daya ,
maka arus ini akan mengalir pada sirkuit diferensial dan dapat mengejakan
relai. Maka digunakan metode :
- Harmonic restraint
Metode ini untuk membuat relai diferensial tidak sensitip terhadap arus inrush . yaitu
dengan memfilter arus beda sehingga tidak akan bekerja bila harmonis ke dua tidak
melebihi 15 % dari arus frekuensi fundamental ( 50Hz)
- Harmonic Blocking
Metode ini memberikan relai blocking secara terpisah yang mana kontaknya
tersambaung seri dengan kontak relai diferensial persntase dan akan bekerja bila
harmonis ke dua kurang dari 15% arus fundamental.
DC 58 58 58 38 0
HARMONISA 100 100 100 100 100
KE 1
HARMONISA 62 63 65 9 4
KE 2
HARMONISA 25 28 30 4 32
KE 3
HARMONISA 4 5 7 7 9
KE 4
HARMONISA 2 3 3 4 2
KE 5
Gambar 4 Komposisi arus pada saat Trafo tenaga dienergis atau gangguan.
Prinsip kerja dari Relai Diferensial bias tipe Elektronik
Contoh relai tipe MBCH 12 GEC
Perhatikan gambar 5. output dari transformer T3 dan T4 disearahkan dan dijumlahkan untuk
menghasilkan suatu tegangan bias. Suatu arus beda ( Idif ) disirkulaikan lewat transformer T1
dan T2, output dari transformer ini disearahkan dan dikombinasikan dengan tegangan bias untuk
menghasilkan suatu signal untuk dipasang pada amplitude comparator. Output dari komparator
adalah dalam bentuk pulsa yang lebarnya dapat berubah tergantung pada amplitude dari hasil
kombinasi tegangan bia dan beda. Pengukuran dari interval antara pulsa pulsa ini menunjukan
kurang dari waktu preset ,suatu gangguan di dalam diindikasikan suatu signal trip dimulai setelah
tunda waktu yang pendek (1/f detik) .
2L1-
2L1-1 1
3
T5 5
23
2L1-
2L1-2 2 TRIP OUTPUT
I1 2L1
4
24 T4 2
25 6
OUTPUT
I2
CIRCUIT
TRIP OTHER
26 T3 10
PHASES
INPUT Δ I 13
+
CIRCUIT 14 Vx
-
12
T2
RESET
2L2-
2L2-1 9
27 11 ALARM
OPERATE 2L2
1
Idiff
28 T1 INPUT
CIRCUIT
27
OPERATING
28
RESTRAINT
( BIAS )
24 26
KUMPARAN RELAI
DAPAT DILEPAS 23 25
27
OPERATING
28
PRIMER SKUNDER
Y Y Y D
D Y Y Y
Y D
D Y
Syarat sambungan ini karema adanya penyesuai fasa dan untuk filter arus urutan nol
bila terjadi gangguan di luar daerah pengamanan relai.
Polaritas atau vector grup dari trafo tenaga :
R
r
A1
a1
r
R
A1 A2 a2 a1
c1 b1
S A2 B2
s t
B1 B2 b2 b1 s
C2
B1
T t
C1 C2 c2 c1 T S
C1
SAMBUNGAN YY0
r R
a2 a1 c1
R A1 s b1 t
A1 A2 s
S b2 b1
B1 B2 t A2 B2 a1
c2 c1
T r
C1 C2 C2 B1
C1 S
SAMBUNGAN YY6
R r
c2
A1 c1
a1
r t
R
a2 a1 b2
A1 A2 a2
S b1
s s
b2 b1 A2 B2
B1 B2
C2
T t B1
C1 C2 c2 c1
T S
C1
SAMBUNGAN YD1
R
t
c2
A1 c1
a1
s
R b2
a2 a1 a2
A1 A2
r
b1
S
A2 B2 r
b2 b1
B1 B2
s
C2
B1
T
C1 C2 c2 c1
T S
t C1
SAMBUNGAN YD5
r R
a2 a1 s
A1
R b2
A1 A2 s a1
b1
b2 b1
S
t
c2
B1 B2 t
A2 B2 a2
c2 c1 c1
r
T
C2
C1 C2
B1
S
C1
SAMBUNGAN Yd7
P1 CT P2 R
R
S S1 S2 Ir
SAMBUNGAN
T Y0
T It Is S
r s t n
R
S1 S2 R
S
SAMBUNGAN
T
Is It Y6
n t s r
T S
Ir
Gambar 8. Sambungan CT
Auxiliary CT ( Interpossing CT )
0 7,5 5 2,5
5 10X0,25/5A
0 5
5
5 10X0,25/ A
0 7,5 5 2,5 3
I1 N1 I 2 N 2
0 5/V3
1 2 3 4 5 6 X 7 8 9
S1 S2 S3 S4 P1 P12
ACT TIPE
TAP JUMLAH BELITAN GEC ALSTOM
BELITAN RATING TRAFO
PRIMER 1 /1 A 5/1A 5/5A
1-2 5 1 1
2-3 5 1 1
3-4 5 1 1
4-5 5 1 1
5-6 125 25 25
X-7 25 5 5
7-8 25 5 5
8-9 25 5 5
S1-S2 125 125 25
S3-S4 90 90 18
IS Is
IT It
P1 Y0 Y0 P1
YD1 YD1
ACT1 ACT2
RELAI DIFERENSIAL
S1 S1