Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

PROTEKSI PADA MOTOR LISTRIK

Disususn oleh :

FAHMI AURA RAMADHAN


1902230037

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TRIDINANTI

2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah sistem proteksi.
Laporan ini berisikan tentang berbagai macam proteksi-proteksi yang ada dalam proteksian
motor listrik. Adapun tujuan lainnya dari laporan ini adalah sebagai pembekalan materi
dalam mata kuliah sistem proteksi.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa itu sistem proteksi motor listrik?


2. Apa saja komponen-komponen proteksi motor listrik?
3. Apa saja gangguan-gangguan yang terjadi pada proteksi motor listrik?

1.3 Tujuan Masalah

1. Memahami pengertian sistem proteksi motor listrik.


2. Mengetahui komponen-komponen proteksi motor listrik.
3. Mampu mengenali beberapa gangguan dalam proteksi motor listrik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SISTEM PROTEKSI MOTOR LISTRIK

Sistem proteksi motor listrik dipasang untuk melindungi motor listrik yang sedang bekerja
dari kerusakan akibat beban lebih (overload), arus lebih (over current), akibat adanya
hubungan singkat dan kadang kadang adanya tegangan hilang maka di perlukan pengaman
motor yang memadai.

2.2 KOMPONEN PROTEKSI MOTOR LISTRIK

2.2.1 Circuit Breaker (CB)

CB adalah alat yang berfungsi sebagai penghubung dan pemutus arus pada rangkaian
instalasi motor yang di lengkapi dengan pengaman yang akan trip, apabila terjadi hubung
singkat. Biasanya CB yang digunakan untuk motor listrik adlah CB magnetic.

2.2.2 FUSE (Sekring)

Alat ini merupakan pengaman motor dari gangguan arus lebih apabila terjadi hubung singkat
pada rangkaian instalasi motor. Kawat fuse akan memutuskan rangkaian apabila nilai arusnya
melebihi batas kemampuan fuse itu sendiri.

2.2.3 OVERLOAD

Alat ini berfungsi mengamankan motor dari kerusakan akibat adanya beban lebih (overload).
Proteksi ini akan bekerja membatasi arus pada motor listrik saat beroperasi.

2.2.4 GROUNDING (Sistem Pembumian)

Selain alat pengaman diatas pada motor listrik juga harus dipasang pembumian, hal ini
penting untuk menjaga keselamatan jiwa manusia dan peralatan listrik terhadap bahaya
sentuh jika terjadi arus bocor pada motor tersebut.

2.2.5 SISTEM KONTROL MOTOR LISTRIK

Sistem control motor listrik adlah system yang berfungsi untuk mengkontrol pada saat start
ataupun pada saat stop, sistem kontrol motor bertujuan untuk motor listik jika terjadi
gangguan.

3
4
2.3 PENGAMAN MOTOR LISTRIK
Pengaman motor listrik pada pengontrolan motor listrik terdiri atas 3 macam, yaitu
sebagai berikut. 

2.3.1 Pengaman Hubungan Singkat 

   Arus hubungan singkat dalam suatu rangkaian motor terjadi karena adanya hubungan
singkat. Baik hubungan singkat dalam lilitan motor maupun hubungan dari komponen-
komponen pada rangkalan motornya. Arus hubungan singkat pada rangkaian tersebut
menimbulkan panas yang berlebihan pada motor dan komponen-komponen lain, yang dapat
menimbulkan kerusakan. Maka, untuk melindungi motor listrik digunakan alat pengaman.
Macam alat pengaman yang digunakan, yaitu : sekring dan  pengaman otomatis.

2.3.2 Pengaman Beban Lebih 

   Berbicara masalah beban dalam rangkaian listrik, akan teringat pada beban fisik yang
berupa lampu-lampu, tahanan, beban mekanik dari motor listrik dan sebagainya. Apabila
motor mengangkat beban yang lebih berat, maka arus yang mengalir pada motor itu akan
bertambah besar. Suatu motor listrik dikatakan mempunyai beban lebih, apabila arus yang
mengalir melebihi arus nominalnya. 
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa motor yang berbeban lebih akan menyerap arus
yang berlebihan, sehingga timbul panas yang tinggi. Panas yang tinggi dan terus-menerus
akan menyebabkan kerusakan pada lilitan motor, yang akhirnya dapat membakar  lilitan
motor. 
Besar panas yang dihasilkan oleh arus listrik dinyatakan dengan persamaan: 
Peu  = e. I  2. R. t. 
di mana :
e : Konstanta Joule
Dari sini ternyata panas itu merupakan kuadrat dari arus. Apabila arus itu naik menjadi 2 kali,
maka panasnya naik menjadi 4 kali. Oleh karena itu, untuk melindungi atau mengamankan
motor dari panas yang berlebihan, maka dipasanglah relay suhu beban lebih. Dalam
perdagangan, dikenal dengan nama Thermal Overload Relays (TOR).

2.3.3 Pengaman hubungan singkat dan beban lebih

Alat yang dapat melindungi motor listrik terhadap adanya hubungan singkat dan
beban lebih dalam perdagangan dikenal dengan nama "Pengaman Pemutus Rangkaian Motor
atau Motor Protection Circuit Breaker (MPCB). 
Di dalam MPCB terdapat dua buah relay yaitu relay magnet dan relay thermis. Relay
magnet akan memutuskan rangkaian apabila terjadi hubungan singkat, sedangkan relay
therrnis akan memutuskan rangkaian apabila terjadi beban lebih pada motor. Konstruksi
MPCB ada yang dilengkapi dengan pengaman terhadap tegangan rendah, ada yang tidak.
5
Apabila motor listrik dikontrol langsung dengan menggunakan MPCB, maka gunakanlah
MPCB yang dilengkapi dengan relay pelindung terhadap tegangan rendah. 
Sebaliknya apabila motor dikontrol dengan menggunakan kontaktor magnet, maka guna-
kanlah MPCB yang tidak dilengkapi dengan relay pelindung terhadap tegangan rendah, sebab
kontaktor magnet itu sendiri sudah dapat melindungi sendiri terhadap adanya penurunan
tegangan.

A. Pengaman Hubung Singkat

Sekring (fuse) berguna untuk memutuskan atau membuka rangkaian pengontrolan motor
listrlk apabila terjadi hubungan singkat. Sekring mempunyai kelebihan dan kekurangan
dibanding alat pengaman lain. 
 Kelebihan sekring adalah : mempunyai kesanggupan untuk membatasi arus, sehingga
apabila rangkaian mengalami gangguan, dapat diputuskan sebelum arus melebihi
harga maksimum, mempunyai konstruksi yang lebih sederhana. 
 Kekurangan sekring adalah : tidak dapat diganti dengan yang baru apabila kawat
leburnya putus. Oleh sebab itu, sekring hanya dlpakai untuk pengaman transformator
kecil, transformator tegangan, motor 1 fasa, motor 3 fasa yang berdaya kecil, dan
pengaman saluran cabang. 
Berdasarkan konstruksinya, sekring dapat dibagi dalam 3 macam, yaitu sebagai berikut.

a. Sekring tipe ulir 

Sekring ini mempunyai satu kawat tunggal yang kecil, pendek dan mudah mencair
atau meleleh. 
Kawat tunggal merupakan elemen lebur yang biasanya terbuat dart bahan logam
perak, tembaga, aluminium, seng, dan timah putih. Logam perak adalah bahan yang paling
baik dan banyak dipergunakan sebagai elemen lebur sekring. Hal ini karena logam perak
mempunyal kemampuan menghantarkan arus yang cukup besar, titik lebur atau cair yang
rendah dan tidak mudah teroksidasi oleh udara sehingga proses pemutusannya konstan dan
dalam waktu yang cukup lama. 
6
Kawat sekring atau elemen lebur dlitempatkan dalam patrun yang terbuat dari bahan
porselin. Jika kuat arus melampaul batas tertentu, kawat meleleh atau melebur, maka
rangkalan terbuka open/off. Pasir yang ada di dalam digunakan untuk memadamkan bunga
api yang terjadi pada saat pemutusan arus tersebut. Selain itu serbuk pasir berfungsi juga
sebagai pendingin, karena dapat menyerap panas.  
Agar segera dapat diketahui besarnya ampere patrun sekring dan sekrup kontak, maka pada
mata patrun diberi tanda berwama sebagai berikut.
6A : hijau, 20A biru, 25A kuning, 10A merah, 35A hitam, 15A abu-abu, 50A  putih, 60A :
kuning emas.
Besar sekring dalam suatu rangkaian harus disesuaikan dengan besarnya alat pemakat listrik
yang ada dalam rangkaian Itu. Arus sekring harus lebih bésar atau sama dengan arus nominal
alat pernakai listrik. Apabila ditulis dengan rumus: 

I sekring  >  I nominal
atau
I sekring = 20 % sampa 30 %  >  nominal

Misalnya arus nominal motor listrik besarnya 4A, maka besarnya arus sekring yang
dipergunakan 20%. 
I    = I n     +   [(20% - 30%)  In] 
     = 4 A    +   (20% — 30%) 4 A] 
     = 4 A    +   (0,8 A — 1,2 A) 
     = 4,8A  sd   5,2A 
Kapasitas arus sekring untuk Instalasi tenaga atau instalasi listrik yang ada di pasaran
minimum besamya 6 A, oleh karena itu untuk mengamankan motor listrik diambil sekring
yang besarnya 6 A dengan jenis sekring lambat. 

b. Sekring tabung 

7
Sekring ini mempunyai elemen lebur yang ditempatkan dan dilindungi oleh tabung
kertas fiber dan kedua ujungnya ditutup dengan kontak cincin perunggu. Kedua ujung elemen
leburnya disambungkan kepada kontak cincin perunggu tersebut, sehingga apabila di antara
kedua ujung cincin perunggu diukur dengan ohmmeter akan menunjukkan adanya hubungan. 
c. Sekring Pisau 
Sekring ini mempunyai konstruksi yang tertutup sehingga dapat memutuskan arus
hubungan singkat yang sangat besar tanpa menimbuilcan ledakan. Oleh karena itu, sekring ini
dipergunakan untuk pengaman instalasi listrik di atas 63A. 
Patrun atau tabung terbuat dari bahan porselen yaitu jenis paduan bahan yang sangat
kuat. Kedua ujung patrunnya ditutup dengan pelat logam, sehingga tercipta suatu ruangan
pemadam yang aman. 
Dalam ruang pemadam tersebut diletakkan elemen lebur yang berbentuk pita tipis dan
bahan perak. Ujung-ujung dari elemen lebur dthubungkan ke pelat-pelat penutup tabung yang
mempunyai hubungan pula dengan kontak pisaunya. Pasir kuarsa digunakan sebagai bahan
pemadam bunga api apabila terjadl arus hubungan singkat. 
Sekring pisau juga dilengkapi dengan alat pemegang yang di dalamnya terdapat
pegas penahan, demikian pula pada patrun pisaunya terdapat pinggulan yang menyerupai
anak kunci dan dapat masuk ke dalam alat pemegangnya. Apabila patrun pisau ditanik oleh
alat pemegang, maka pegas penahan akan mengunci pinggulan tersebut sehingga patrun
pisaunya tidak lepas. 
Oleh karena itu, dengan menggunakan alat pemegang ini, operator dapat memasang
dan melepas patrun pisau dengan aman tanpa harus memutuskan tegangan listriknya. 
Bagian lain dan sekring pisau adalah tempat patrun yang terbuat dani bahan porselen.
Pada tempat porselen terdapat kontak-kontak pegas yang terbuat dari logam baja dilapisi
perak. Kontàk pegas berfungsi untuk menjepit kontak pisau di mana patrun pisaunya
ditempatkan. 
Perlu diketahui bahwa jenis sekring yang dipergunakan untuk pengaman hubungan
singkat pada motor listrik adalah jenis sekring lambat, sedangkan sebagai pengaman instalasi
penerangan dipergunakan jenis sekring cépat. 
Jika motor diamankan dengan sekring cepat maka sekringnya akan putus setiap motor
itu dijalankan, sebab pada,saat start, motor akan mengambil arus yang besarnya mencapai 4
sampai 6 kali arus nominalnya. 
Kawat atau elemen lebur sekring lambat, terbuat dari bahan tembaga yang dilapisi pe-
rak untuk mencegah terjadinya oksidasi. Pada elemen lebur diberi beberapa lubang udara
dengan maksud untuk memperbesar tahanan elemen leburnya dan menambah pendinginan.
Dengan diberinya lubang-luhang udara, maka panas yang terjadi pada elemen lebur akan
berkurang, karena adanya sebagian panas yang diradiasikan melalui lubang udara tadi.
Akibatnya temperatur menjadi berkurang Sehingga untuk memutuskan elemen lebur me-
merlukan waktu yang cukup lama. Perlu diingat bahwa pada porselen sekring lambat terdapat
tanda T. 

8
Cara pemakaian sekring pada rangkaian motor listrik adalah dengan memasang
sekring atau pengaman tersebut pada kawat fasa (-), 
Sekring akan segera memutuskan arus ke motor, apabila terjadi hubungan singkat antara
kawat fasa dengan kawat nol, hubungan singkat antara lilitan dengan badan motor atau
hubungan singkat antara lilitan motor itu sendiri.

B. Pengaman Beban Lebih

Thermal Overload Relay (TOR) adalah pengaman beban lebih atau overload yang
digunakan pada instalasi beban motor listrik adalah TOR. Jika arus yang melaui penghantar
yang menuju motor listrik melebihi kapasitas atau seting TOR,maka TOR drop atau terputus
sehingga rangkain yang menuju motor listrk terputus.
TOR dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama (untuk seri magnet kontaktor
tertentu).Rotasi kontak utamanya adalah 2,4,6 sebelum beban atau motor listrik.
Beberapa penyebab terjadinya beban lebih :
 Beban mekanik pada motor listrik terlalu besar
 Arus start terlalu besar dan terlalu lama putaran nominal tercapai atau motor listrik
berhenti secara mendadak
 Terjadi hubungan singkat pada motor listrik antara fasa dengan fasa,atau antara fas
dengan body
 Motor listrik bekerja hanya dengan duaa fasa atau terbukanya salah satu fasa dari
motor listrik tiga fasa.
Prinsip kerja termal beban berdasarkan panas atu temperature yang ditimbulkan oleh arus
yang mengalir melalui elemn-elemen pemanas bimetal.Jika panas berlebihan maka salah satu
logam bimetal melengkung dan menggerakkan kontak mekanis pemutus rangkaian
listrik(untuk bimetal seri tertentu) notasinya 95,96

Prinsip Kerja Bimetal pada TOR


Jika terjadi beban lebih maka arus menjadi besar dan menyebabkan penghantar panas.panas
pada penghantar melewati bimetal sehingga bimetal melengkung dan selanjutnya aliran
listrik yang menuju motor listrik terputus dan motor listrik belitannya tidak sampai terbatas

9
Diagram Kontak-Kontak pada TOR

Diagram Pemasangan TOR pada Magnetic Contactor

Cara kerja Overload pada suatu rangkaian motor listrik.Apabila terjadi beban lebih pada
motor maka TOR atau Overload,akan menarik kontak-kontaknya secara otomatis yang
tadinya 97,92 NO akan terhubung ke 95,96 NC dan sebaliknya.Jika,pada rangkain motor
dipasang pada kondisi 95,96 dan terjadi beban lebih maka 95,96 kembali keposisi
awal.Semua pengontrol mati dan kontaktor-kontaktor tidak hidup dan motornya juga
mati,dan jika dilengkapi dengan aplikasi seperti bell,atau lampu pada TOR pada kontak 97,98
maka bell dan lampu akan hidup ketika terjadi beban lebih.

C. Pengaman Hubungan Singkat dan Beban Lebih

Alat untuk melindungi motor listrik terhadap adanya hubungan singkat dan beban lebih
dalam perdagangan disebut “Pengaman Pemutus Rangkaian Motor atau Motor
Protection Circuit Breaker (MPCB)”
Di dalam MPCB ada 2 buah relay yaitu
 Relay magnet
 Relay thermis
Relay magnet akan memutuskan hubungan singkat, sedangkan relay thermis terjadi beban
lebih pada motor. Kontruksi MPCB ada yang dilengkapi pengaman terhadap tegangan rendah
tetapi juga ada yang tidak ada pengamannya.
Apabila motor listrik dikontrolkan langsung dengan  MPCB, maka gunakanlah MPCB
yang dilengkap dengan relay pelindung terhadap tegangan rendah. Sebaliknya, apabila
mmotor kontrol dengan menggunakan kontrkator magnet maka gunakannlah MPCB yang

10
tidak dilengkapi dengan relay pelindung tegangan rendah, sebab kontraktor itu sendiri dapat
melindungi sendiri terhadap adanya penurunan tegangan.

o Perhatikan gambar, apabila terjadi hubungan sngkat atau konsleting pada motor, maka
arus yang mengalir pada kumparan relay C cukup besar, berati penguatan magnet
yang terjadi jga besar akiabta inti dari relay magnet C menekan kontak Normal
Closed(NC₁) sehingga kumparan dari relay tegangan M terputus dan kehilangan
penguatannya. Hilangnya penguatan magnet M menyebabkan pegas e tidak mendapat
tarikan lagi dari magnet M. Pegas e akan menarik palang d ke atas dan berikutnya
palang a akan tertarik oleh pegas f ke sebelah kiri sambil memutuskan kontak-kontak
NC₁, akibatnya hubungan jala-jala ke motor terputus.
o Begitu pula jika motor memikul beban lebih besar dari arus nominalnya, maka pada
bimetal (B) akan timbul panas yang berlebihan dan melengkung ke sebelah kanan
menyebabkan kontak Ncdari relay thermis membuka (open) sehingga kumparan
magnet M kehilangan penguatan. Selanjutnya palang di tarik oleh pegas f kekiri,
akibatnya kontak-kontak NC₁ yang menghubungkan motor ke jala-jala diputuskan.

11
Demikian pula apabila terjadi penurunan tegangan jala-jala yang besranya ±20 % dari
tegangan nominal motor, maka arus yang mengalir melalui kumparan relay magnet tegangan
rendah M menjadi berkurang, sehingga pengatan magnet yang timbul juga kecil. Hal ini
menyebabkan inti dari magnet M tidak kuat menahan gya tarik pegas e ke atas.
Akibatnya palang a lepas kembali kaitannya dari palaang d. Palang a tertarik oleh pegas f
ke sebelah kiri yang selanjutnya memutus kontak-kontak NC₁, sehingga terputuslah
hubungan jala-jala listrik ke motor.
Apabila motor listrik mengunakan MPCB, maka untuk melindungi terhadap adanya
hubungan singkat (konsleting) dan beban lebih tidak perlu lagi dipasang sekring atau NFB
dan TOR secra sendiri-sendiri, sebab MPCB sudah dirancang untuk dapat melindungi motor
listrik, baik terhadap adanya hubungan singkat (konsleting) maupun beban lebih, bahkan
terhadap terjadinya tegangan rendah.
MPCB dilengkapi dengan dua buah tombol tekan yaitu tombol start (on) dan tombol stop
(off) yang dipasang satu poros serta dikopel langsung dengan ketiga buah kotak yang
menghubungkan motor dengan jala-jala. Warna tombol start biasayang hitam dan bertanda
angka 1 (S₁), sedangakn stop berwarna merah bertanda angka 0 (S₀).
Di dalam sistem pengontrolan motor listrik ada macam ganbar yaitu gambar pengawatan
tunggal (Single Line Diagram)adlah diagram rangkaian kontrol, sedangkan untuk gambar
pengawatan banyak adalah diagram pengawatan.
Cara kerja suatu sistem pengontrolan motor listrik akan lebih mudah dimengerti apabila
diterangkan dengan menggunakan dagram rangkaian kontrol, lebih-lebih jika sistem
pengontrolan sudah abnyak dan rumit. Demikian pula dalam pelaksanaan praktik. Mula-mula
diagram diagram rangkaian diagram rangkaian kontrolnya dahulu dirakit. Apabila diagram
kontrol sudah bekerja dengan baru dirakit diagram rangkaian motornya.
Peralatan diagram kontrol terdiri atas:
 Tombol start (on)
 Tombol stop (off)
 Kumparan magnet (penarik kontak)
 Kontak pengaman beban lebih
 Kontak bantu
Diagram kontrol dibuat berupa garis tipis, ini menunjukkan bahwa rangkaian kontrol
dialiri arus yang kecil. Sebaliknya pada diagram motor garisnya dibuat tebal, ini menandaan
bahwa kabel yang dipergunakan untuk menghubungkan motor ke jala-jala mempunyai
diameter yang lebih besar daripada diameter kabel untuk rangkaian kontrolnya. Selain itu
pula menunjukkan bahwa arus yang mengalir pada rangkaian motor besar karena arus
tersebut merupakan arus beban penuh dari motor.
Peralatan dari ragkaian motor mencakup:
 Sekring atau NFB
 Kontak utama sebagai penghubung motor ke jala-jala
 Relay bimetal  atau MPCB

12
Berdasarkan maksud diatas diagram pengawatan kontrol adlah gabungan antara diagram
rangkaian kontrol dan diagram rangkain motor. Adanya diagram kontrol dan diagram
pengawatan, maka  akan sangat membantu sekali terhadap kelancaran perakitan pengontrolan
motor listrik di industri. Di samping ittu akan memudahkan dalam mencari dan melokalisir
setiap gangguan yang terjadi pada peralatan kontrolnya.

Gambar tersebut adalah diagram rangkaian kontrol, diagram rangkaian motor dan
diagram pengawatan motor 3 fasa dengan kontraktor magnet dengan dilengkapi pengaman
MPCB.
Motor Protection Ciercuit Beaker (MPCB) yang dilengkapi relay rendah selain dapat
melindungi motor listrik terhadap gangguan hubungan singkat, beban lebih dan tegangan
rendah, juga dapat dioperasikan secara manual(dengan tangan).
Cara kerja pengontrolan motor 3 fasa dengan MPCB yang dilengkapi relay tegangan rendah
sebagai berikut:
o Jika tombol start (S₁) ditekan, maka motor akan berputar dan jika motor diinginkan
untuk berhenti maka tombol stop (S₀) yang ditekan.
o Apabila selama motor bekerja terjadi hubungan singkat atau beban lebih atau
tegangan rendah, maka pengaman MPCB akan segera memutuskan rankaian motor
dengan jala-jala secara otomatis.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem proteksi motor listrik dipasang untuk melindungi motor listrik yang sedang
bekerja dari kerusakan akibat beban lebih (overload), arus lebih (over current), akibat adanya
hubungan singkat dan kadang kadang adanya tegangan hilang maka di perlukan pengaman
motor yang memadai.

3.2 Saran

Diharapkan bagi pembaca untuk menambah informasi dari sumber literasi lain. Hal
tersebut bertujuan agar informasi dan pengetahuan yang didapat semakin lengkap.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://kangandreas.blogspot.com/2011/07/motor-listriksimpel-1.html
http://pdtmstemba.blogspot.com/2012/09/pengaman-motor-listrik.html
http://pdtmstemba.blogspot.com/2012/09/pengaman-hubungan-singkat-sekring.html
http://agungnugrohonews.blogspot.com/2012/10/pengaman-hubungan-singkat-dan-
beban.html
http://ilmanfauziharahap.blogspot.com/2012/11/thermal-overload-relay-tor.html

15

Anda mungkin juga menyukai