Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Fuse (Sekering)

Pengertian Fuse “Sekering” merupakan suatu komponen yang berfungsi ialah sebagai
pengaman dalam Rangkaian Elektronika ataupun juga perangkat listrik. Fuse
(Sekering) ini pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat yang halus dan pendek yang
akan meleleh serta terputus apabila dialiri oleh Arus Listrik yang berlebihan / juga
apabila terjadi hubungan arus pendek (short circuit) Didalam sebuah peralatan listrik
(Elektronika). Dengan putusnya Fuse (sekering) tersebut, Arus listrik yang berlebihan
itu tidak akan dapat masuk ke dalam Rangkaian Elektronika sehingga tidak akan
merusak komponen-komponen yang terdapat dalam sebuah rangkaian Elektronika
yang berkaitan. Karena fuse sendiri fungsinya ialah untuk melindungi peralatan listrik
dan juga peralatan Elektronika dari kerusakan akibat arus pendek atau juga listrik
yang berlebihan, Fuse  ini juga sering disebut ialah sebagai Pengaman Listrik.
Fuse (Sekering) sendiri terdiri dari 2 Terminal serta biasanya dipasang dengan secara
Seri dengan Rangkaian Elektronika atau juga Listrik yang akan dilindunginya
sehingga jikaFuse (Sekering) tersebut terputus maka akan terjadi yang disebut dengan
“Open Circuit” yang memutuskan hubungan aliran listrik supaya arus listrik tersebut
tidak dapat mengalir masuk ke dalam Rangkaian yang dilindunginya.
Berikut adalah adalah Simbol Fuse (Sekering) dan posisi pemasangan Fuse secara
umum:
Simbol Fuse dan Cara pemasangan Fuse
Bentuk Fuse (Sekering) yang paling sering ditemukan ialah pada berbentuk tabung
(silinder) serta juga Pisau (Blade Type). Fuse yang berbentuk tabung atau/ silinder
tersebut sering ditemukan di peralatan listrik Rumah Tangga sedangkan jika Fuse
yang berbentuk Pisau (blade) ini lebih sering digunakan padabidang Otomotif
(kendaraan bermotor).
Nilai Fuse tersebut biasanya tertera pada badan Fuse itu sendiri maupun diukir pada
Terminal Fuse, nilai Fuse itu diantaranya terdiri dari

1. Arus Listrik dalam satuan Ampere (A)


2. miliAmpere (mA)
3. Tegangan dalam satuan Volt (V)
4. miliVolt (mV).

Didalam Rangkaian Eletronika atau jgua Listrik, Fuse atauSekering ini sering
dilambangkan dengan huruf “F”.

Jenis-Jenis Fuse
Berdasarkan fungsinya Fuse tersebut dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :

1. fuse tipe blade / wedge


Fuse blade adalahsalah satu jenis sekering yang paling sering dan banyak
digunakan, karena sekering tipe blade ini dirancang dengan elemen metal serta
lebih kompak dan juga rumah pelindug yang tembus pandang, sehingga pada
saat putus akan terlihat dan juga fuse ini memiliki warna untuk memperudah .
Selain dari itu fuse tipe ini juga mempunyai beberapa keuntungan yaitu :
1. Lebih ringan
2. Bagian yang berhubungan lebih luas
3. Tidak mudah pecah dan anti shock (terbakar)
4. Lebih tahan terhadap arus yang terputus-putus
2. fuse cartridge /glass
Sekring diidentifikasikan dengan berdasarkan kapasitas padda masing masing
jenis, untuk tipe cartridge dapat dilihat pada ujung logam penutup tabung kaca
yang menampilkan angka penunjuk kapasitas sekring.

Prinsip Kerja Fuse


Fuse merupakan alat perlindungan yang paling umum. Fuse tersebut dipasang dalam
rangkaian listrik, pada sat aliran arus melebihi beban maksimumnya maka si fuse akan
putus atau juga meletus. Elemen di dalam fuse mencair, membuka rangkaian serta
juga mencegah komponen lain rusak oleh karena arus yang berlebih. Ukuran elemen
metal fuse tersebut membedakan nilainya.Yang perlu diingat kelebihan arus tersebut
menyebabkan kelebihan panas, serta panasnya itulah yang menyebabkan rangkaian
putus bukan karena arusnya.

Faktor Penyebab Fuse Rusak


 Over load 
merupakan arus yang mengalir pada suatu rangkaian lebih dari kapasitas
maksimal fuse.
 Short Circuit
adalah adanya hubung singkat dirangkaian sehingga arus yang mengalir ke fuse
tersebut melebihi kapasitas fuse.

Cara Mengukur Fuse (Sekering) dengan Multimeter


Digital
Pada dasranya Fuse mempunyai bungkusan transparan yang terbuat dari Kaca atau
juga Plastik sehingga anda dapat melihat langsung apakah Kawat halus Fuse itu dalam
keadaan putus atau tidak. namun ada juga jenis Fuse yang bungkusannya itu menutupi
Kawat halus yang berada di dalamnya sehingga akan membuat sulit untuk dapat
melihat isi daripada Fuse tersebut. Oleh sebab itu, kita perlu mengukur Fuse dengan
Multimeter untuk dapat mengetahui apakah Fuse tersebut masih dalam keadaan baik
atau sudah terputus.
Dibawah ini adalah cara untuk dapat mengukur Fuse dengan menggunakan
Multimeter Digital :

1. Aturlah posisi pada Saklar Multimeter di posisi Ohm (Ω)


2. Kemudian Hubungkan Probe Multimeter pada tiap-tiap Terminal Fuse /
Sekering contohnya seperti pada gambar dbawah ini. Fuse atau
3. Sekering tersebut tidak mempunyai polaritas, jadi posisi Probe Merah serta
Probe Hitam tidak akan dipermasalahkan.
Pastikan nilai yang ditunjukan pada Display Multimeter ialah “0” Ohm.
Kondisi itu menandakan Fuse tersebut dalam kondisi baik (Short).
4. Apabial Display Multimeter itu menunjukan “Tak Terhingga”, maka Fuse
dinyatakan sudah rusak/putus atau terbakar.
Fuse yang sudah putus tersebut harus diganti dengan Fuse yang memiliki
spesifikasinya yang sama. Jika Spesifikasi Fuse yang diganti itu berbeda, maka fungsi
Fuse yang ialah sebagai pengaman ini tidak akan dapat berfungsi dengan secara
maksimal atau tidak akan dapat melindungi Rangkaian / Peralatan Elektronika
ataupun juga peralatan listrik dengan maksimal.
https://pendidikan.co.id/pengertian-fuse-sekering-fungsi-jenis-prinsip-dan-cara-mengukurnya/

FUSE ELEKTRONIK
Fuse elektronik adalah sekering pemutus otomatis yang bekerja secara elektronik.
Ia akan memutuskan aliran arus listrik jika terjadi pembebanan lebih (overload) atau
jika terjadi hubung-singkat pada power-supply (catu-daya).
Sekering di sini khusus untuk tegangan DC 12V dan dapat digunakan sebagai pengganti
sekering kecil konvensional untuk penggunaan aki/baterai 12V, atau untuk
digandengkan dengan rangkaian DC regulator.
Fuse elektronik adalah pengembangan dari yang pernah diulas sebelumnya
dalam : Relay Pemutus Arus Ketika Terjadi Hubung Singkat .

Namun di sini setelan arus bisa lebih besar, lebih variatif dan dapat ditentukan sendiri
pada berapa Ampere sekering harus memutus arus.

Pemikiran untuk membuat fuse elektronik diawali ketika pengujian-pengujian berbagai


peralatan elektronik dengan menggunakan power-supply DC regulator sering di luar
perhitungan. Suatu perangkat elektronik atau suatu rangkaian yang baru saja selesai
dibuat adakalanya ternyata mengalami kerusakan sehingga membebani power-supply
secara berlebihan. Sekering pun putus.
Alangkah membosankannya ketika hal itu terjadi berkali-kali, maka berkali-kali pula
harus mengganti sekering. Tetapi jika sekering tidak diganti sebagaimana mestinya,
power-supply akan terancam rusak.
Dengan fuse elektronik semua menjadi mudah.
Apabila terjadi hubung singkat atau pembebanan lebih pada power-supply, fuse
elektronik akan memutuskannya. Untuk me-reset (menyambungkannya kembali) cukup
dengan mematikan power-supply lalu menghidupkannya kembali.

Pemikiran teknis yang cukup penting dalam merancang fuse elektronik DC adalah
bagaimana agar ia dapat berfungsi dengan baik tanpa harus mengambil porsi tegangan
yang berarti. Hal ini karena tegangan DC umumnya berlevel rendah.
Karena itu rancangan dengan menggunakan relay sepertinya adalah yang terbaik.
Rangkaian yang disajikan di sini adalah fuse elektronik dengan relay untuk tegangan DC
12V, hasilnya cukup baik. Relay yang digunakan adalah relay khusus untuk mobil yang
mempunyai kemampuan kontak yang besar, yaitu antara 15-20A. Berikut ini skema
rangkaiannya :
Daftar komponen fuse elektronik :
R1 = lihat teks
R2 = 220Ω
R3 = 1k2
R4 = 1k
C1 = 220µF/16V
T1,T2 = BD140
Led1 = Led indikator merah
Ry1 = Relay mobil 12V

Rangkaian akan memutus hubungan dengan cepat ketika terjadi hubung singkat antara
jalur + Vout dengan ground.
Ketika rangkaian pertama-kali di-onkan bersama dengan power supply-nya, T2 akan
langsung aktif dan meng-energi relay sehingga relay akan menyambungkan tegangan
+Vin ke jalur +Vout. Led1 pun akan menyala.
Ketika mengenergi relay itu, emitor T2 mendapatkan tegangan statis sementara dari C1
yang mengisi muatan. 
Pada kelanjutannya, perpindahan kontak relay akan memberikan tegangan positif
kontinu untuk emitor T2 sehingga ia akan tetap aktif meng-energi relay.

Apabila terjadi overload atau hubung-singkat, arus yang melalui R1 akan terlampau
besar sehingga pada R1 akan muncul tegangan yang cukup untuk membias basis T1.
T1 pun lalu aktif dan mem-positifkan basis T2, akibatnya basis T2 menjadi kehilangan
tegangan bias negatif sehingga ia pun kemudian berhenti meng-energi relay. Relay
akan menjadi off dan kontaknya tidak lagi menyambungkan jalur +Vin ke +Vout.
Besarnya arus pada R1 yang membuat T1 menjadi aktif adalah :

IR1 = 0,6 / R1 (Ampere)

dan besar arus ini merupakan besar arus maksimal yang dibatasi oleh fuse elektronik.
Nilai resistansi R1 akan menentukan besarnya arus itu. Dari persamaan di atas, maka
akan didapati nilai R1 :

R1 = 0,6 / IR1 (Ohm)

Sebagai contoh jika diinginkan sekering memutus pada arus maksimal 5A, maka R1
adalah :

R1 = 0,6 / 5 = 0,12 Ohm.

Resistor untuk R1 harus yang mempunyai rating daya besar, misalnya resistor 5W
sampai dengan 15W.
Dan pada akhirnya perlu diketahui bahwa toleransi resistor R1 sangatlah berpengaruh.
Perbedaan nilai resistansi sebesar 0,01 Ohm saja sudah berefek melencengnya
hitungan besar arus hingga ratusan miliAmpere.
Dan perlu diingat bahwa arus maksimal yang ditetapkan untuk fuse elektronik ini
haruslah berada di bawah besar arus maksimal dari power supply secara keseluruhan
(termasuk kemampuan trafo power-nya). Arus bagi fuse elektronik tidak bisa ditetapkan
(misalnya) sebesar 5A jika power supply-nya hanya berkemampuan mengeluarkan arus
maksimal 3A...Ini hanya percuma saja.

Karena rangkaian bekerja untuk arus yang besar-besar, perkabelan beserta


sambungan-sambungannya harus diperhitungkan dengan baik supaya tidak terjadi
adanya tegangan hilang (lost-voltage) akibat kabel yang digunakan terlalu kecil atau
karena adanya sambungan kontak yang kurang baik.

Penggunaan fuse elektronik.


Fuse elektronik ditaruh di antara sumber tegangan (catu-daya) dan beban (load), yaitu
peralatan elektronik yang disuplai oleh catu-daya tersebut.
Jika sumber tegangan adalah aki 12V dan bebannya adalah perangkat audio-mobil, fuse
elektronik disambungkan di antara keduanya.
Jika sumber tegangan adalah DC-regulator (dalam setelan output 12V), fuse elektronik
disambungkan ke tegangan outputnya, dan V-out dari fuse elektronik menjadi sumber
tegangan 12V untuk berbagai keperluan.
https://www.sandielektronik.com/2016/10/fuse-elektronik.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai