Fuse yang sudah putus tersebut harus diganti dengan Fuse yang memiliki spesifikasinya
yang sama. Jika Spesifikasi Fuse yang diganti itu berbeda, maka fungsi Fuse yang ialah sebagai
pengaman ini tidak akan dapat berfungsi dengan secara maksimal atau tidak akan dapat
melindungi Rangkaian / Peralatan Elektronika ataupun juga peralatan listrik dengan maksimal.
E. FUSE ELEKTRONIK
Fuse elektronik adalah sekering pemutus otomatis yang bekerja secara elektronik.
Ia akan memutuskan aliran arus listrik jika terjadi pembebanan lebih (overload) atau jika
terjadi hubung-singkat pada power-supply (catu-daya). Sekering di sini khusus untuk
tegangan DC 12V dan dapat digunakan sebagai pengganti sekering kecil konvensional
untuk penggunaan aki/baterai 12V, atau untuk digandengkan dengan rangkaian DC
regulator.
Fuse elektronik adalah pengembangan dari yang pernah diulas sebelumnya dalam : Relay
Pemutus Arus Ketika Terjadi Hubung Singkat .
Namun di sini setelan arus bisa lebih besar, lebih variatif dan dapat ditentukan sendiri
pada berapa Ampere sekering harus memutus arus.
Pemikiran untuk membuat fuse elektronik diawali ketika pengujian-pengujian
berbagai peralatan elektronik dengan menggunakan power-supply DC regulator sering di
luar perhitungan. Suatu perangkat elektronik atau suatu rangkaian yang baru saja selesai
dibuat adakalanya ternyata mengalami kerusakan sehingga membebani power-supply
secara berlebihan. Sekering pun putus.
Alangkah membosankannya ketika hal itu terjadi berkali-kali, maka berkali-kali
pula harus mengganti sekering. Tetapi jika sekering tidak diganti sebagaimana mestinya,
power-supply akan terancam rusak. Dengan fuse elektronik semua menjadi mudah.
Apabila terjadi hubung singkat atau pembebanan lebih pada power-supply, fuse
elektronik akan memutuskannya. Untuk me-reset (menyambungkannya kembali) cukup
dengan mematikan power-supply lalu menghidupkannya kembali.
Pemikiran teknis yang cukup penting dalam merancang fuse elektronik DC adalah
bagaimana agar ia dapat berfungsi dengan baik tanpa harus mengambil porsi tegangan
yang berarti. Hal ini karena tegangan DC umumnya berlevel rendah. Karena itu
rancangan dengan menggunakan relay sepertinya adalah yang terbaik. Rangkaian yang
disajikan di sini adalah fuse elektronik dengan relay untuk tegangan DC 12V, hasilnya
cukup baik. Relay yang digunakan adalah relay khusus untuk mobil yang mempunyai
kemampuan kontak yang besar, yaitu antara 15-20A. Berikut ini skema rangkaiannya :
dan besar arus ini merupakan besar arus maksimal yang dibatasi oleh fuse elektronik.
Nilai resistansi R1 akan menentukan besarnya arus itu. Dari persamaan di atas, maka
akan didapati nilai R1 :
R1 = 0,6 / IR1(Ohm)
Sebagai contoh jika diinginkan sekering memutus pada arus maksimal 5A, maka R1
adalah
R1 = 0,6 / 5 = 0,12Ohm.
Resistor untuk R1 harus yang mempunyai rating daya besar, misalnya resistor 5W sampai
dengan 15W. Dan pada akhirnya perlu diketahui bahwa toleransi resistor R1 sangatlah
berpengaruh. Perbedaan nilai resistansi sebesar 0,01 Ohm saja sudah berefek
melencengnya hitungan besar arus hingga ratusan miliAmpere. Dan perlu diingat bahwa
arus maksimal yang ditetapkan untuk fuse elektronik ini haruslah berada di bawah besar
arus maksimal dari power supply secara keseluruhan (termasuk kemampuan trafo power-
nya). Arus bagi fuse elektronik tidak bisa ditetapkan (misalnya) sebesar 5A jika power
supply-nya hanya berkemampuan mengeluarkan arus maksimal 3A...Ini hanya percuma
saja.