Anda di halaman 1dari 29

KALIMAT EFEKTIF

KOMPETENSI DASAR

 Mahasiswa dapat menyusun kalimat efektif Bahasa


Indonesia dengan efektif
INDIKATOR

 Mahasiswa dapat menulis kalimat efektif dalam


kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat

1. Pengertian Kalimat
 Gabungan antara dua kata atau lebih, mulai kata dalam
bentuk lisan maupun tulisan yang dirangkai sesuai dengan
pola tertentu sehingga menjadi sebuah kalimat yang
memiliki arti.
 Susunan kata yang berbentuk tulisan, dengan unsur kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca
titik (.), tanda tanya (?) maupun tanda seru (!).
 Kalimat umumnya berupa kelompok kata yang sekurang-
kurangnya mempunyai unsur subjek (S) dan predikat (P).
Kalimat Efektif
 Kalimat efektif adalah kalimat yang ’nyambung’ dan dapat
menimbulkan ’kesegaran’ bagi pembaca atau pendengar
tuturan.
 Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan
untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran
pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada
pikiran pembicara atau penulis.
 Itu artinya bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang
mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan
sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
Kalimat Efektif dituntut oleh empat ketepatan yaitu

1.Ketepatan pilihan kata


2.Ketepatan bentuk kata
3.Ketepatan pola kalimat
4.Ketepatan makna kalimat
CIRI DAN SYARAT KALIMAT EFEKTIF
Ciri-ciri Kalimat Efektif
1. Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur S, P
2. Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku
3. Menggunakan diksi yang tepat
4. Menggunakan kesepadanan antara struktur Bahasa dan jalan pikiran yang
logis dan sistematis
5. Menggunakan kesejajaran bentuk Bahasa yang dipakai
6. Melakukan penekanan ide pokok
7. Mengacu pada kehematan penggunaan kata
8. Menggunakan variasi struktur kalimat
Syarat Kalimat Efektif
Syarat kalimat efektif meliputi
(1) Kesatuan (unity);
(2) Kehematan (economy);
(3) Penekanan/ketegasan (emphasis);
(4) Kevariasian (variety);
(5) Kecermatan Penalaran;
(6) Koherensi /Kepaduan Gagasan;
(7) Keparalelan
(8) Kesejajaran
1. Kesatuan

 Kalimat efektif harus memiliki kesatuan gagasan dan mengandung


satu ide pokok, satu pengertian lengkap.
 Kalimat dikatakan memiliki kesatuan gagasan jika memiliki
subjek, predikat, dan fungsi-fungsi kalimat lainnya saling mendukung
dan membentuk kesatuan tunggal.
 Dengan demikian, kalimat haruslah mengandung unsur subjek dan
predikat sebagai unsur inti sebuah kalimat. Kehadiran unsur-unsur lain
(objek, pelengkap, ataupun keterangan) hanyalah sebagai tambahan
bagi unsur lain.
 Sebuah kalimat harus mengungkapkan satu ide pokok/satu kesatuan pikiran
 Hal ini bisa dibentuk apabila S-P-O dan Pel-K selaras
 Ada kalimat yang panjang tapi tidak memiliki S atau P
 Ada pula kalimat yang memiliki S tapi diantarkan oleh preposisi(di, kepada, pada, untuk, bagi,
sebagai, dll) , misalnya:
a. Kepada mahasiswa diharapkan berkumpul di aula.
b. Pada tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinasnya.

Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya:


a. Kita merasakan dalam kehidupan sehari-hari, betapa emosi itu sering kali merupakan tenaga
pendorong yang amat kuat dalam tindak kehidupan kita. (kesatuan tunggal)
b. Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi, tetapi ia tidak senang dengan pekerjaan itu.
(kesatuan gabungan)
c. Ayah bekerja di perusahaan pengangkutan itu, tetapi ia tidak senang dengan pekerjaan itu.
(kesatuan yang mengandung pertentangan)
d. Kau boleh menyusul saya ke tempat itu, atau tinggal saja disini. (kesatuan pilihan)
2. Kehematan

 Kehematan berhubungan dengan jumlah kata yang digunakan


dan jangkauan makna yang dimaksud penulis.
 Tidak perlu menggunakan banyak kata apabila maksud yang
dituju dapat diungkapkan dengan beberapa kata.
 Lima hal yang harus diperhatikan soal kehematan:
1. Hindari mengulang subjek kalimat
2. Hindari hiponim
3. Hindari pemakaian preposisi ‘dari’, 'di ', dan ‘daripada’
4. Hindari kesinoniman dalam satu kalimat
5. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
contoh
 Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
pemimpin perusahaan itu.
 Presiden meresmikan acara kemudian beliau menyampaikan pidato di
mimbar
 Warna kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan adik saya.
 Anak dari tetangga saya Senin ini akan dilantik menjadi dokter.
 Di bulan Oktober banyak memperingati peristiwa sejarah.
 Roni sudah naik ke atas gunung sejak pagi tadi.
 Para tamu-tamu memasuki aula pertemuan.
3. Penekanan/Ketegasan
 Yang dimaksud penekanan di sini adalah pemberian aksentuasi pada
suatu bagian kalimat agar bagian tersebut lebih diperhatikan oleh
pembaca/pendengar.
 Penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat.

 Penekanan dapat dilakukan antara lain dengan cara:


1. Penambahan yang di frase (adjektiva)
2. Mengulang kata-kata yang sama
3. Penegasan dengan partikel
4. Kata yang ditonjolkan diletakkan di awal kalimat
5. Membuat kata yang bertahap
6. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
contoh
 Pembiayaan proyek ini harus ada keseimbangan antara
pemerintah dan swasta, keseimbangan domestik luar negeri,
keseimbangan perbankan dan lembaga keuangan non-bank.
 Anak pintar. | Anak yang pintar.
 Akulah yang meminjam bukumu.
 Mereka pun berangkat dari rumahnya.
 Negara mengharapkan partisipasi setiap warga dalam Pemilu.
 Bukan satu kali, dua kali, atau tiga kali, tetapi berkali-kali,
aku sudah memaafkanmu.
 Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
4. Variasi
 Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi.
 Repitisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek penekanan, lebih banyak
menekankan kesamaan bentuk.
 Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk Bahasa agar tetap terpelihara minat
dan perhatian orang.
 Kalimat yang menggunakan pola yang sama akan membuat suasana menjadi monoton

 Oleh karena itu, penulis dapat melakukan variasi dalam empat hal, yaitu:
1. Variasi dalam pola kalimat
2. Variasi dalam jenis kalimat
3. Variasi bentuk aktif-pasif atau kebalikannya atau penggunaan bentuk awalan me- dan di-
4. Variasi sinonim kata
Contoh
 Karena bekerja terlalu berat, ia jatuh sakit.
 Jangan ragu-ragu! Jangan takut! Anda adalah calon pemimpin masa
depan.
 Pohon pisang itu cepat tumbuh karena ditanam dan dipelihara. Kita
hanya menggali lubang, menanam, dan tinggal menunggu buahnya.
 Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna, suatu realitas
yang baru, suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai
seluruh puisi.
5. Kecermatan Penalaran
 Cermat adalah kalimat yang dihasilkan tidak menimbulkan tafsir ganda dan
harus tepat diksinya. Prinsip kecermatan berarti cermat dan tepat menggunakan
diksi.
 Kalimat yang disusun menggunakan penalaran yang tepat sehingga tidak
ambigu atau bahkan menimbulkan banyak tafsir.
 kecermatan penalaran membutuhkan bahasa yang logis.
contoh

 Petani membersihkan, menanam, dan memanen padi.

 Yang diceritakan oleh buku sejarah menceritakan tentang


perjuangan bangsa melawan penjajah.
6. Kepaduan Gagasan/Koherensi
 Kepaduan ialah informasi yang disampaikan itu tidak terpecah-pecah.
 Gagasan yang padu menyampaikan informasi secara cermat, tidak bertele-
tele.
 kalimat bertele-tele mencerminkan pemikiran penulis yang tidak focus.
 Kepaduan adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-
unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kerusakan koherensi yaitu:
1. Tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat
 Salah : Saudara saya yang paling kecil menendang dengan sekuat tenaganya kemarin sore di
lapangan bola.
 Benar : Saudara saya yang paling kecil kemarin sore menendang bola di lapangan, dengan
sekuat tenaga.
2. Salah mempergunakan kata-kata depan, kata penghubung dan sebagainya.
 Salah : mengharapkan akan belas kasihan.
 Benar : mengharapkan belas kasih.
3. Pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya tidak tumpang tindih,
atau hakikatnya mengandung kontradiksi.
4. Salah menempatkan keterangan aspek (sudah, telah, akan, belum, dsb).
contoh

 Mahasiswa harus mampu menjadi agen perubahan demi


perjuangan bangsa. Bangsa yang baik akan mampu
menyejahterakan masyarakatnya. Indonesia yang merdeka
di tahunn 1945 menganut sistem pemerintahan demokrasi.
Setelah berpuluh-puluh tahun merdeka ternyata masih
banyak masyarakat Indonesia hidup di bawah garis
kemiskinan.
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM MENYUSUN
KALIMAT EFEKTIF

1.PLEONASTIS
2.KONTAMINASI
3.SALAH PEMILIHAN KATA (DIKSI)
4.SALAH NALAR
5.PENGARUH BAHASA ASING ATAU DAERAH
(INTERFERENSI)
6.KATA DEPAN YANG TIDAK PERLU
1. PLEONASTIS

Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan),


yang sebenarnya tidak perlu.

Contoh:
Salah : Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Benar : Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
2. KONTAMINASI

Kontaminasi adalah pemakaian kata yang berasal dari Bahasa asing


yang masuk ke dalam penulisan atau tuturan Bahasa Indonesia.
Contoh:
Salah :
Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.

Benar :
Fitur terbaru Adobe Photoshop lebih menarik dan bervariasi.
3. SALAH PEMILIHAN KATA (DIKSI)
 Kesalahan dalam pemilihan kata sering kita temui pada banyak tulisan.
Seorang penulis yang baik, adalah penulis yang mampu menyesuaikan isi
tulisannya dengan kondisi pembaca.
 Contoh:
Salah : Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Benar : Saya mengetahui bahwa ia kecewa.

Salah : orang itu wafat karena dimutilasi.


Benar : orang itu tewas karena dimutilasi.
4. SALAH NALAR
 Yang dimaksud dengan kesalahan penalaran ialah kesalahan
dalam proses pengambilan keputusan seperti gagasan,
pikiran, kepercayaan dan simpulan yang salah.
5. PENGARUH BAHASA ASING ATAU DAERAH
(INTERFERENSI)

 Kondisi dimana Bahasa asing langsung di translate tapi bukan sesuai dengan tataran gramatika Bahasa
Indonesia tetapi mengikuti unsur dari kalimat Bahasa inggris. Akibatnya terjadi salah informasi.
Contoh:
I live in Semarang where my mother works.
(saya tinggal di semarang dimana ibu saya bekerja)
Dalam Bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.

Bahasa daerah/komunikasi
Contoh:
Anak-anak sudah pada dating.
Dalam Bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Anak-anak sudah dating.
6. Kata Depan yang Tidak Perlu

 Penggunaan kata depan di depan kalimat akan membuat unsur dari subjek tidak
bisa ditelusuri. Kata depan juga membuat kalimat pernyataan terkesan menjadi
kalimat sapaan. Oleh karena itu, penggunaan kata depan di depan kalimat
sebaiknya dihindari.
Contoh:
Salah : Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Benar : Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Hal yang mengakibatkan suatu tuturan menjadi
kurang efektif
 Kurang padunya kesatuan gagasan
 Kurang ekonomis pemakaian kata
 Kurang logis susunan gagasannya
 Pemakaian kata-kata yang kurang sesuai ragam bahasanya
 Konstruksi yang bermakna ganda
 Penyusunan kalimat yang kurang cermat
 Bentuk kata dalam perincian yang tidak sejajar

Anda mungkin juga menyukai