PENDAHULUAN
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia. Bahasa yang
digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksdu secara jelas agar apa yang
dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau
pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan
kalimat efektif.
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi
syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-
kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya
kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena
kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk
membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi yang dimaksud dengan kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-
syarat berikut:
1. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau
pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
1. Kesatuan Gagasan
3
Kesatuan gagasan janganlah pula diartikan bahwa hanya terdapat satu ide tunggal.
Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan atau lebih. Secara
praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subyek, predikat, ± obyek. Kesatuan
yang diwakili oleh subyek, predikat dan ± obyek itu dapat berbentuk kesatuan
tunggal, kesatuan gabungan, kesatuan pilihan dan kesatuan yang mengandung
pertentangan.
Contoh:
- Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari, betapa emosi itu seringkali
merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak kehidupan kita (kesatuan
tunggal).
- Dia telah meninggalkan rumahnya jam enam pagi, dan telah berangkat dengan
pesawat satu jam yang lalu (kesatuan gabungan).
- Ayah bekerja di perusahaan pengangkutan itu, tetapi ia tidak senang dengan
pekerjaan itu (kesatuan yang mengandung pertentangan).
- Kamu boleh menyusul saya ketempat itu, atau tinggal saja di sini (kesatuan pilihan).
Yang dimaksud dengan koherensi atau perpaduan yang baik dan kompak adalah
hubungan timbal balik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang
membentuk kalimat itu.
4
Bila gagasan yang tidak berhubungan satu sama lain disatukan, maka selain
merusak kesatuan pikiran, juga akan merusak koherensi kalimat yang bersangkutan.
Dalam kesatuan pikiran lebih ditekankan adanya isi pikiran, sedangkan dalam
koherensi lebih ditekankan segi struktur, atau inter-relasi antara kata-kata yang
menduduki tugas dalam kalimat.
a. Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola
kalimat
BAIK: adik saya yang paling kecil memukul anjing di kebun kemarin pagi, dengan
sekuat tenaganya.
TIDAK BAIK : Anjing kemarin pagi di kebun adik saya memukul dengan sekuat
tenaga.
b. Kepaduan sebuah kalimat akan rusak pula karena salah mempergunakan kata-kata
depan, kata penghubung, dan sebagainya.
Contoh:
2. Sejak lahir manusia memiliki jiwa untuk melawan kepada kekejaman alam, atau
kepada pihak lain karena merasa dirinya lebih kuat (tanpa kepada).
c. Kesalahan lain yang dapat merusak koherensi adalah pemakaian kata, baik karena
merangkai dua kata yang maknanya tidak tumpeng tindih, atau hakikatnya
kontradiksi.
Contoh:
5
Banyak para peninjau yang menyatakan bahwa perang yang sedang berlangsung itu
merupakan Perang Dunia di Timur Tengah (banyak peninjau atau para peninjau;
makna banyak dan para tidak tumpang tindih).
d. Suatu corak kesalahan yang lain yang sering dilakukan sehubungan dengan
persoalan koherensi atau kepaduan kalimat adalah salah menempatkan keterangan
aspek (sudah, telah, akan, belum, dsb.) pada kata kerja tanggap.
Contoh:
3. Penekanan
Inti pikiran yang terkandung dalam tiap kalimat (gagasan utama) haruslah
dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan. Kata yang dipentingkan harus
mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur yang lain. Dalam
bahasa lisan kita dapat mempergunakan tekanan, gerak-gerik dan sebagainya untuk
memberi tekanan pada sebuah kata. Dalam bahasa tulisan terdapat beberapa cara
yang dapat dipergunakan untuk memberi penekanan itu. Cara-cara tersebut adalah:
Sebagai prinsip dapat dikatakan bahwa semua kata yang ditempatkan pada awal
kalimat adalah kata yang dipentingkan. Berdasarkan prinsip tersebut, untuk mencapai
efek yang diinginkan sebuah kalimat dapat diubah-ubah strukturnya dengan
menempatkan sebuah kata yang dipentingkan pada awal kalimat.
Contoh:
Kami berharap pada kesempatan lain kita dapat membicarakan lagi soal ini.
6
pada kata-kata lainnya: harap, pada kesempatan lain, kita, soal ini. Kata-kata tersebut
dapat ditempatkan pada awal kalimat, dengan konsekuensi bahwa kalimat diatas bisa
mengalami perubahasn strukturnya, asal isinya tidak berubah.
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Kita dapat membicarakan lagi soal ini pada kesempatan lain demikian harapan kami.
Soal ini dapat kita bicarakan pada kesempatan lain, demikian harapan kami.
b. Mempergunakan Repetisi
Repetisi adalah pengulangan sebuah kata yang dianggap penting dalam sebuah
kalimat.
Contoh:
c. Pertentangan
Contoh:
Kata di atas dapat lebih ditonjolkan jika gagasan tersebut ditempatkan dalam suatu
posisi pertentangan.
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
d. Partikel Penekanan
7
Dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa partikel yang berfungsi untuk
menonjolkan sebuah kata atau ide dalam sebuah kalimat. Partikel-partikel yang
dimaksud adalah: lah, pun, kah.
Contoh:
4. Variasi
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi. Repetisi
atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek penekanan, lebih banyak
menekankan kesamaan bentuk.
Contoh:
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna, suatu realitas yang baru,
suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai seluruh puisi (BKI).
8
Pengertian makna, realitas yang baru, dan kebenaran merupakan hal yang sama
yang diperoleh penyair dalam renungannya itu.
Contoh:
Saudara J.U. Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut dengan
mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi, pada malam lebaran tidak
ada bulan. Sebenarnya tak perlu kita bawa logika puisi untuk menolak puisi tersebut.
Penciptaan puisi memang bukanlah hanya dapat melambangkan banyak hal. Tetapi
pernyataan itu juga harus intensif, yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan
kepada pembaca, dan kesan itu timbul bukan karena peneliti pernah mengalami hal
yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu menciptakan
sajak itu. Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang bahwa sajak itu bukanlah
suatu puisi yang baik. Dia juga harus memberi sesuatu kepada manusia dan yang
diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga (BKI).
Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata (nama
orang dihitung 1 kata). Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya berturut-turut terdiri
dari: 11 kata, 9 kata, 37 kata, 15 kata, dan 16 kata.
9
bentuk gramatikal, terutama dalam mempergunakan bentuk-bentuk kata kerja yang
mengandung prefiks me- dan di-
Contoh:
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Tim Penelitian dan Pengembangan
Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah mengemukakan bahwa daerah-daerah
yang luas, tetapi tipis penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya, seyogianya
pemerintah tidak membangun pelabuhan samudera. Namun pemerintah tidak
memutuskan demikian.
Kutipan di atas akan dirasakan lain kalua dibuat variasi seperti di bawah ini:
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Tim Penelitian Dan Pengembangan
Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah mengemukakan bahwa daerah-daerah
yang luas, tetapi tipis penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya, seyogianya
tidak dibangun pelabuhan samudera. Namun pemerintah tidak memutuskan
demikian.
Contoh:
Di bidang angkutan udara MNA mempergunakan pesawat Twin Otter yang harganya
tiga kali lebih mahal dari harga Dakota, karena beberapa keunggulannya.
(pergunakan; MNA; pesawat Twin Otter; harganya tiga kali lebih mahal; karena
beberapa keunggulannya).
5. Paralelisme
10
Paralelisme atau kesejajaran sangat penting artinya bagi kejelasan kalimat.
Paralelisme diperlukan dalam kalimat-kalimat yang mengandung rincian. Paralelisme
atau kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan
mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam kontruksi yang sama.
Contoh:
Penalaran atau logika adalah proses berpikir yang baik dan teratur. Yang dimaksud
jalan pikiran adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-
hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang masuk akal.
a. Definisi (Batasan)
Definisi atau batasan yang tepat merupakan kunci dari ciri berpikir yang logis, dan
dengan demikian juga menjadi ciri-ciri menulis yang logis.
11
Definisi berupa sinonim kata adalah pembatasan pengertian sebuah kata dengan
memberikan sinonim atau kata-kata yang bersamaan artinya dengan kata yang akan
dijelaskan.
Definisi berupa etimologi (asal-usul kata) adalah suatu variasi yang berusaha
membatasi pengertian sebuah kata dengan mengikuti jejak etimologi dan arti yang
asli hingga arti yang sekarang.
Contoh:
Bahaya: berasal dari kata Sansekerta bhaya, n. yang berarti ketakutan, kedahsyatan,
kecemasan; sesuatu yang mendatangkan bencana, kecelakaan, kesengsaraan dsb. Kata
bhaya sendiri lebih jauh berakar pada kata kerja bhi yang berarti takut. Pada waktu
kata bhaya diterima dalam bahasa Melayu, terjadilah penyisipan bunyi /a/ antara /b/
dan /h/ sehingga menjadi kata bahaya. Gejala semacam ini tampak pula pada kata:
bahasa. (dari Sansekerta: bhãsã f.), bahagia (dari Sansekerta: bhãgya a) dsb.
(3) Definisi Formal atau Rill, atau Disebut juga Definisi Logis
Definisi formal (rill atau definisi logis) adalah suatu cara untuk membatasi
pengertian suatu istilah dengan membedakan genusnya dan mengadakan
diferensiasinya.
Contoh:
12
dengan suatu baris gerigi
pada salah satu atau
kedua tepinya.
(a) Kata yang didefinisikan dan bagian yang mendefinisikan harus bersifat parallel,
yaitu kedua bagian definisi harus sama bobotnya.
Contoh:
(b) Kata yang didefinisikan tidak boleh menjadi bagian dari yang mendefinisikan.
Contoh:
SALAH: cepat adalah berlakunya langkah atau gerak yang yang lekas-lekas.
BENAR: cepat adalah suatu gerak yang terjadi dalam suatu waktu yang singkat.
(c) Yang didefinisikan harus sama nilainya (ekuivalen) dengan bagian yang
mendefinisikan.
Contoh:
13
SALAH: hamba adalah seorang manusia.
Contoh:
Definisi luas adalah perluasan yang harus memberikan ilustrasi dengan memuat
perbandingan dari suatu definisi formal sebagai dasar.
b. Generalisasi
Generalisasi adalah suatu pernyataan yang mengatakan bahwa apa yang benar
mengenai beberapa hal yang semacam, adalah benar atau berlaku pula untuk
kebanyakan dari peristiwa atau hal yang sama. Generalisasi adalah sebuah proses
berpikir esensial.
Contoh:
BERLEBIHAN : orang-orang yang luar biasa radikal pada masa mudanya SELALU
menjadi konservatif bila sudah memperoleh harta dan kekuasaan.
BAIK: bahkan pemuda-pemuda yang sangat radikal pun tampaknya akan menjadi
konservatif bila sudah memperoleh harta dan kekuasaan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan
maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya.
Dengan kata lain, kalimat efektif mampu menimbulkan gagasan-gagasan pada
pendengar atau pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis.
Seseorang yang dapat menguasai beberapa syarat pokok dalam bidang gramatika
atau sintaksis, belum tentu dapat menyusun suatu kalimat efektif dan baik. Kalimat
yang baik, efektif dan teratur mencerminkan pula cara berpikir seseorang. Ia harus
menyusun ide atau gagasannya secara teratur, membedakan mana yang merupakan
gagasan-gagasan pokok, dan mana yang merupakan gagasan-gagasan tambahan; baru
15
kemudian dengan alat bahasa yang dikuasainya ia menampilkan isi pikiran yang
teratur tadi.
3.2 Saran
Saran kami sebagai penulis, kita sebaiknya memperlajari bagaiman kalimat yang
efektif beserta apa saja yang menjadi prinsip-prinsip dari kalimat efektif tersebut.
Diharapkan dengan kita memahami apa itu kalimat efektif kita juga dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan benar sehingga dalam
berkomunikasi lebih mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
DAFTAR RUJUKAN
16