Anda di halaman 1dari 11

RESUME

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Judul : Penulisan Kalimat Efektif

Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Esa Kharisma M.N S.S., M.Pd

Nama : Vania Aurellia Azarine

NIM : 225080500113011

Program Studi : Akuakultur

PSDKU UNIVERSITAS BRAWIJAYA KEDIRI


2022
Penulisan Kalimat Efektif

Pengertian Kalimat Efektif


Dalam Putrayasa (2007) dikatakan bahwa kalimat efektif mampu membuat
proses penyampaian dan penerimaan berlangsung
dengan sempurna. Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang
disampaikan si pembicara tergambar lengkap dalam pikiran si penerima persis
seperti apa yang disampaikan.
Senada dengan teori tersebut, Kosasih (2012: 67) mengatakan kalimat
efektif adalah kalimat yang mempunyai kandungan informasi secara baik dan
tepat. Maksud yang ingin disampaikan penulis sama dengan yang dipahami oleh
pembaca. Sementara Rahayu (2009: 79) menyebut kalimat efektif selalu
memperhatikan adanya kesatuan pikiran dan kepaduan sebagai syarat minimal.
Selain itu, kalimat efektif juga harus menonjolkan pikiran utama dengan
memperhatikan penekanan, kesejajaran, kehematan dan keterbacaan, kevariasian.
Kalimat efektif adalah satuan bahasa (kalimat) yang secara tepat yang
harus mewakili gagasan atau perasaan penulis serta harus pula dimengerti oleh
pembaca sebagaimana yang dimaksudkan penulis. Kalimat efektif juga Kalimat
atau bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya
informasi yang tetap dan baik. Jadi, kalimat efektif merupakan kalimat yang harus
tepat sasaran dalam penyampaian bagi pembacanya.

Ciri-ciri Kalimat Efektif


● Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur SP.
● Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
● Menggunakan diksi yang tepat.
● Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang
logis dan sistematis.
● Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
● Melakukan penekanan ide pokok.
● Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
● Menggunakan variasi struktur kalimat.

Penggunaan Kalimat Efektif


Digunakan pada tulisan ilmiah seperti makalah, skripsi,tesis, disertasi, laporan
penelitian, dan sebagainya.

Syarat-syarat Kalimat Efektif


1. Kesatuan dan Kesepadanan
Kesatuan adalah setiap kalimat harus mengandung satu ide pokok atau
kesatuan pikiran. Dalam hal ini kalimat harus memiliki kelogisan dalam
mendukung satu gagasan ide pokok dan itu tidak terlepas kemampuan
struktur bahasa dalam mendukung gagasan ide yang dikandung kalimat.
Kesepadanan merupakan hubungan timbal balik antara subjek dengan
predikat, antara predikat dengan objek serta dengan keteranganketerangan
yang menjelaskan unsur-unsur kalimat.
2. Kesejajaran
Kesejajaran (Paralelisme) adalah upaya penulis merinci unsur yang sama
penting dan sama fungsi secara kronologis dan logis dalam kalimat. Dalam
kalimat dan paragraf, rincian harus menggunakan bentuk bahasa yang
sama, yaitu rincian sesama kata, sesama frasa,dan sesama kalimat.
Kesamaan bentuk dalam paralelisme menjaga pemahaman yang fokus bagi
pembaca dan sekaligus menunjukkan kekonsistenan sebuah kalimat dalam
penulisan karya ilmiah.Jika ide dalam kalimat dinyatakan dengan kata
benda (pe-an, ke-an) maka ide lain yang sederajat harus dinyatakan
dengan kata benda. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kesejajaran
rincian kalimat efektif adalah sebagai berikut.
1. Tentukanlah apakah kesejajaran berada bentuk bahasa kalimat atau
paragraf.
2. Jika urutan rincian dalam bentuk frasa, rincian urutan berikut harus
dalam bentuk frasa juga.
3. Penomoran dalam rincian harus konsisten.
4. Perhatikan penempatan tanda baca yang benar.
3. Kehematan Kalimat
Kehematan adalah penulisan kalimat yang langsung menyampaikan
gagasan atau pesan kalimat secara jelas, lugas, dan logis. Kalimat yang
hemat dalam penulisan menghindari dan memperhatikan kehematan dalam
pemakaian kata, frase, atau bentuk lainnya yang dianggap tidak
diperlukan. 1. Pengulangan subjek kalimat
Contoh : Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai
memasuki ruang resepsi.
2. Penggunaan hiponimi dan sinonimi yang tidak perlu
Contoh : Saya paling suka warna merah.
3. pemakaian kata depan dari dan daripada
Contoh : Anggota DPRD dari Jawa Barat sudah datang.
4. Penekanan dalam Kalimat Efektif
Dalam kalimat efektif penekanan atau penonjolan adalah upaya penulis
untuk memfokuskan kata atau frasa dalam kalimat. Penekanan dalam
kalimat dapat berupa kata, frasa, klausa, dalam kalimat yang dapat
berpindah-pindah.Penekanan dapat dilakukan dalam kalimat lisan dan
kalimat tulis. Pada kalimat lisan, penekanan dilakukan dengan intonasi
yang dapat disertai mimik muka dan bentuk nonverbal lainnya. Penekanan
dalam kalimat tulis dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.
1. Posisi dalam kalimat
Contoh: Rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai dengan
produksi kapal yang dipesan adalah salah satu indikator tidak efisiennya
PTDI.
2. Urutan yang logis
Contoh: Kehidupan anak muda itu susah, sulit, dan tragis.
3. Pengulangan kata
Contoh: Dalam pembiayaan harus ada keseimbangan antara pemerintah
deng an swasta, keseimbangan antara domestik dan luar negeri,
keseimbangan perbankan dengan lembaga keuangan lainnya.
5. Kevariasian dalam Kalimat
Agar kevariasian dapat menjaga motivasi pembaca terhadap teks, penulis
perlu memperhatikan hal-hal berikut.
1. Awal kalimat tidak selalu dimulai dengan unsur subjek, tetapi kalimat
dapat dimulai dengan predikat dan keterangan sebagai variasi dalam
penataan pola kalimat.
2. Kalimat yang panjang dapat diselingi dengan kalimat yang pendek.
3. Kalimat berita dapat divariasikan dengan kalimat Tanya, kalimat
perintah, dan kalimat seruan.
4. Kalimat aktif dapat divariasikan dengan kalimat pasif.
5. Kalimat tunggal dapat divariasikan dengan kalimat majemuk.
6. Kalimat tak langsung dapat divariasikan dengan kalimat langsung.
7. Kalimat yang diuraikan dengan kata-kata dapat divariasikan dengan
tampilan gambar, bagan, grafik, kurva, matrik, dan lain-lain.
8. Apa pun bentuk kevariasian yang dilakukan oleh penulis jangan sampai
mengubah atau keluar dari pokok masalah yang dibicarakan.

Penalaran dalam Kalimat Efektif


Penalaran (reasoning) adalah proses mental dalam mengembangkan pikiran logis
(nalar) dari beberapa fakta atau prinsip (KBBI). Hal yang diutamakan dalam
penalaran adalah proses berpikir logis dan bukan dengan perasaan atau bukan
pengalaman. Penalaran tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh kesatuan dan
kepaduan kalimat. Kesatuan pikiran akan logis jika didukung atau dikaitkan dari
gabungan unsur atau fungsi kalimat.
Hubungan logis dalam kalimat terdiri atas tiga jenis hubungan berikut.

1. Hubungan logis koordinatif


Hubungan logis koordinatif adalah hubungan setara di antara bagian-bagian
kalimat dalam kalimat majemuk setara. Hubungan logis koordinatif ini ditandai
dengan konjungsi dan, serta, tetapi, atau, melainkan, sedangkan, padahal.
Contoh: Mobil itu kecil tetapi pajaknya sangat besar.
2. Hubungan logis korelatif
Hubungan logis korelatif adalah hubungan saling kait di antara bagian kalimat.
Hubungan korelatif ini ditandai oleh konjungsi berikut.
a. Hubungan penambahan : baik….maupun......, tidak hanya..., tetapi juga……
b. Hubungan perlawanan : tidak….., tetapi….., bukan……., melainkan…
c. Hubungan pemilihan : apakah…., atau….., entah….entah……
d. Hubungan akibat : demikian….sehingga, .......sedemikian rupa….sehingga.....
e. Hubungan penegasan : jangankan ….., ....... pun….

3. Hubungan logis subordinatif


Hubungan logis subordinatif adalah hubungan kebergantungan di antara induk
kalimat dan anak kalimat.
Contoh: Dosen itu tidak masuk karena rumahnya kebanjiran.
Hubungan subordinatif dalam kalimat majemuk tak setara (bertingkat) ditandai
dengan konjungsi-konjungsi berikut.
a. Hubungan waktu : ketika,setelah, sebelum,
b. Hubungan syarat : jika, kalau, jikalau
c. Hubungan pengandaian : seandainya andaikan,andai kata
d.Hubungan tujuan : untuk, agar, supaya
e. Hubungan perlawanan : meskipun,walaupun, kendatipun,
f. Hubungan perbandingan : seolah-olah, seperti, daripada, alih-alih
g. Hubungan sebab : sebab,karena, oleh sebab,lantaran,
h. Hubungan hasil/akibat : sehingga, maka, sampai (sampai)
i. Hubungan alat : dengan, tanpa
j. Hubungan cara : dengan, tanpa,
k. Hubungan pelengkap : bahwa, untuk, apakah,
l. Hubungan keteranganl : yang,
m. Hubungan perbandingan : sama….dengan, lebih….daripada, berbeda…..dari
Contoh kalimat yang salah karena tidak logis (salah nalar)
a) Untuk mengetahui baik buruk pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah
lakunya sehari-hari. (salah)
b) Baik buruk pribadi seseorang dapat dilihat dari pribadinya sehari-hari. (benar)
c) Meskipun dia datang terlambat, namun dia dapat menyelesaikan masalah itu.
(salah)
d) Meskipun datang terlambat, dia dapat menyelesaikan masalah itu. (benar)

Unsur-unsur Kalimat Efektif


Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa
Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam
kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan
(Ket).
1. Subjek (S)
Subjek adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda),
sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.
Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau
frasa verbal. Contoh :
a. Ayahku sedang melukis.
b. Meja direktur besar.
c. Yang berbaju batik dosen saya.
2. Predikat (P)
Predikat adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan)
apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku tokoh atau benda di
dalam suatu kalimat). Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek
(S), P dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri S.
termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah
sesuatu yang dimiliki oleh S. predikat dapat juga berupa kata atau frasa,
sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia,
nomina, atau frasa nominal. Contoh :
a.Kuda meringkik.
b.Ibu sedang tidur siang.
c.Putrinya cantik jelita.
3. Objek (O)
Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya
diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P
yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O.
Seperti pada contoh di bawah ini.
1. Nurul menimang...
2. Arsitek merancang ...
3. Juru masak menggoreng…
4. Pelengkap (P)
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.
letak Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti
itu juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga
sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Hal yang
membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh nomina
dan frasa nominal, Pelengkap dapat juga diisi oleh frasa adjectival dan
frasa preposisional. Di samping itu, letak Pelengkap tidak selalu persis di
belakang P. Apabila dalam kalimatnya terdapat O. Letak Pel adalah di
belakang O sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel.
Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat.
a.Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer.
b.Mayang mendongengkan Rayhan
c.Cerita si Kancil Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.
5. Keterangan (Ket)
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal
mengenai bagian kalimat yang Jainnya. Unsur Ket dapat berfungsi
menerangkan S. P. O, dan Pel. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di
tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa
preporsisional, adverbia, atau klausa.

Penerapan Kalimat Efektif


1.Kalimat Efektif dan Penerapan EYD
EYD merupakan kaidah yang berisi aturan tata tulisbahasa Indonesia yang harus
diikuti dalam penulisankecuali ada pertimbangan khusus seperti masalahhukum,
nama diri/pribadi, keilmuan (Misalnya,Soekaro, Universitas Padjadjaran).

2.Kalimat Efektif dan Pilihan Kata atau Diksi


Diksi adalah pemilahan, pemilihan, dan penempatan kataketika seseorang sedang
berbahasa. Kata-kata yang digunakan dalam tulisan dipilih untukmenyampaikan
informasi. Dalam membangun kalimat efektif, harus digunakan kata yang tepat.

3.Kalimat Efektif dan Kesepadanan Serta Kesatuan


Kalimat yang lengkap dapat terdiri atas unsur-unsur kalimat yang meliputi subjek,
predikat, objek, keterangan, dan pelengkap. Kesepadanan ialah hubungan timbal
balik antara subjek dan predikat, antara predikat dan objek, serta dengan
keterangan atau pelengkap. Kesatuan ialah bahwa setiap kalimat harus
mengandung satu ide pokok atau kesatuan pikiran. Contoh : Banyak orang yang
pro dan kontra terhadap RUU Sisdiknas.

4.Kalimat Efektif dan Kesejajaran Bentuk


Yang dimaksud kesejajaran (paralelisme) di dalam penyusunankalimat efektif
ialah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yangsama atau konstruksi bahasa yang
sama dan dipakai dalam susunan serial. Contoh : Penghapusan pangkalan asing
dan penarikan kembali tentara imperalis dari bumi Asia-Afrika akan
mempercepat perwujudan cita-cita segenap bangsa Asia-Afrika yang hendak
menciptakan masyarakat yang aman, damai, dan makmur.

Jenis-jenis Kalimat Efektif


1.Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah Kalimat yang dimaksud untuk mendapat jawaban berupa
informasi, penjelasan atau pertanyaan.

Ciri-ciri Kalimat Tanya.


a. Menggunakan kata tanya (5W-LH).
b. Membalikan urutan kata.
c. Menambah kata buka tidak, partikel-kah.
d. Intonasi naik.

Macam-macam Kalimat Tanya


1. Kalimat tanya retoris adalah kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban.
Contoh: Apalagi yang dapat kita kerjakan, kecuali hanya memohon pertolongan
Tuhan?
2. Kalimat tanya biasa adalah kalimat tanya yang hanya memerlukan jawaban.
Contoh: Siapa yang menulis artikel itu?
3. Kalimat tanya konfirmasi adalah kalimat tanya untuk pembenaran penegasan.
Contoh: Apakah hari ini ada rapat dengan klien mengenai kerjasama?
4. Kalimat tanya klarifikasi adalah kalimat tanya untuk penjernih suatu hal
Contoh: Apakah benar berita kemalingan di rumah Dian?
5. Kalimat tanya samar adalah kalimat tanya bukan untuk menggali informasi,
klarifikasi
dan konfirmasi, melainkan mempunyai maksud tertentu.
Contoh: Siapkah Anda berangkat pagi ini? (mengajak)

2. Kalimat Bernalar
Kalimat bernalar adalah satuan kalimat informasi yangberjalan selaras antara yang
disampaikan oleh pihak pertama dapat diterima dengan "utuh oleh pihak kedua.

3. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah pernyataan untuk mengerjakan sesuatu, menyatakan
syarat kejadian, tafsiran bermakna ejekan atau sindiran dan mencegah atau
melarang. Berdasarkan strukturnya kalimat suruh digolongkan menjadi empat,
yaitu:
a.Kalimat suruh sebenarnya
Ditandai oleh pola intonasi suruh, P nya terdiri dari kata verbal instrasitif,
partikel-lah dapat ditambahkan untuk memperhalus perintah, sementara S, O. K
nya boleh dipakai, boleh tidak.
Contoh: Beristirahatlah!
b.Kalimat persilahan
Ditandai pola intonasi suruh, penambahan katu silahkan atau dipersilahkan di
awal kalimat.
Contoh: Silahkan bapak duduk di sini!
c.Kalimat ajakan
Sama halnya dengan kalimat persilahan dan kalimat suruh yang sebenarnya
kalimat ajakan ini. berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, juga
mengharapkan suatu tanggapan yang berupa tindakan, hanya perbedaannya
tindakan itu di sini bukan hanya dilakukan oleh orang yang diajak berbicara,
melainkan juga oleh orang yang berbicara atau penuturnya.
Contoh: Ayo kita jalan-jalan!
d.Kalimat larangan
Kalimat yang menyatakan suatu pencegahan atau larangan dan harus dikerjakan
oleh orang yang bersangkutan, serta partikel-lah dapat ditambahkan pada kita
tersebut untuk memperhalus larangan.
Contoh: Janganlah engkau meninggalkanku!

4. Kalimat Sederhana dan Kalimat Luas


Kalimat dapat dibagi atas dua bagian besar, yaitu kalimat sederhana dengan
kalimat luas. Kalimat sederhana dibagi atas dua bagian, yaitu kalimat yang tak
berklausa dan kalimat berklausa satu. Kalimat luas adalah kalimat yang terdiri
atas dua klausa atau lebih. Kalimat berklausa terdiri dari satu klausa dan dua
klausa atau lebih. Kalimat yang terdiri dari satu klausa disebut kalimat sederhana.
Sedangkan kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih disebut kalimat luas.
Contoh kalimat sederhana :
a. Mahasiswa itu berusia 20 tahun.
b. Ia mengeluarkan handpond dari saku bajunya.
Contoh kalimat luas :
a. la menutup laptopnya lalu pergi keluar ruangan.
b. la mengakui bahwa ia jatuh cinta kepadanya.

5. Kalimat Luas Yang Setara


Kalimat luas setara adalah struktur kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang-
kurangnya dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat
tunggal disebut kalimat luas setara.
Ciri-ciri kalimat luas antara lain:
1.Kedudukan pola-pola kalimat,sama derajatnya.
2.Penggabungannya disertai perubahan intonasi
3. Berkata tugas penghubung, pembeda sifat kesetaraan.
4.Pola umum uraian jabatan kat :S-P+S-P
6. Kalimat Luas Bertingkat
Kalimat luas bertingkat adalah kalimat yang mengandung satu kalimat dasar yang
merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi
sebagai pengisi salah satu unsur kalimat inti itu misalnya keterangan, subjek, atau
objek dapat disebut sebagai kalimat luas.
7. Kalimat Luas Tidak Setara
Dalam kalimat luas yang tidak setara klausa yang satu merupakan bagian dari
klausa lainnya. Klausa yang merupakan bagian dari klausa lainnya disebut bukan
inti, sedangkan lainnya disebut inti. Kalimat bukan inti merupakan Objek bagi
klausa ini. Contoh: la berkata bahwa ia mencintaiku.
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/30700260/
MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_KALIMAT_EFEKTIF_

http://vilep-poltekes.kemkes.go.id

http://file.upi.edu
1. Menurut Anda, mengapa kalimat efektif diperlukan dalam berbahasa?
Jawab : Agar kalimat yang disampaikan mudah dipahami pembaca atau
pendengar.

2. Apakah kalimat efektif harus baku?


Jawab : Iya, karena salah satu syarat kalimat efektif adalah harus sesuai dengan
PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) dan wajib menggunakan kata
baku.

Anda mungkin juga menyukai