Anda di halaman 1dari 4

NAMA : FRANSISKA INDRA TAWA CEME

KELAS : 1C/ ADMINISTRASI NEGARA


NIM : 2003010110
DOSEN PA : Dra. JACOBA DAUD NIGA M.Si

Ciri-ciri Kalimat Efektif

1. Kesatuan
Kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Dengan satu ide,
kalimat boleh panjang atau pendek, menggunakan lebih dari satu unsur pilihan,
bahkan dapat mempertentangkan unsur pilihan yang satu dengan yang lainnya
asalkan ide atau gagasan kalimatnya satu. Artinya dalam setiap kalimat hanya ada
satu maksud utama penulis atau penutur dan maksud itu harus dapat dikenali dan
dipahami oleh pembaca atau pendengar.
Contoh: Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang
memberikan kredit. (terdapat subjek ganda dalam kalimat tersebut). Kalimat yang
jelas kesatuan gagasannya adalah
Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit membangun gedung sekolah
baru.

2. Kepaduan (koherensi)
Koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk
kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk kalimat, yaitu fakta, frasa, klausa, tanda
baca, dan fungsi sintaksis (S-P-O-Pel-K)
Contoh : Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.
Kalimat tersebut tidak memiliki subjek atau subjeknya tidak jelas. Agar menjadi
kalimat yang padu maka kalimat tersebut diubah menjadi
Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.

3. Ketepatan
Ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-unsur yang
membentuk suatu kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti. Diantara
semua unsur yang berperan dalam pembentukan kalimat, harus diakui bahwa kata
kata memegang peranan terpenting. Tanpa kata, kalimat tidak akan ada. Akan tetapi,
ada kalanya harus memilih dengann akurat satu kata, satu frasa, satu idom, satu tanda
baca dari sekian pilihan demi terciptanya makna yang bulat dan pasti.
Contoh : Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehingga petang.
Kalimat tersebut salah dalam pemakaian sehingga karena kurang tepat, seharusnya
kalimat tersebut diubah menjadi
Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai petang.
4. Kelogisan
Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis atau masuk akal. Logis dalam
hal ini menuntut adanya pola pikir yang sistematis (runtut atau teratur dalam
penghitungan angka dan penomoran). Sebuah kalimat yang sudah benar struktur,
tanda baca, kata, atau frasanya, dapat menjadi salah jika maknanya lemah dari segi
logika berbahasa.
Contoh : Kambing sangat senang bermain hujan. Dalam kalimat tersebut kambing
suka bermain air padahal kambing tergolong binatang anti air.

5. Kesepadanan Struktur
Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang
dipakai.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini.
 Fungsi unsur subjek dan predikat kalimat jelas. Ketidakjelasan subjek atau
predikat menyebabkan kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat
suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan
di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan
sebagainya di depan subjek.
Contoh:  Bagi semua mahasiswa Fapet Undana harus membayar uang kuliah.

6. Keparalelan Bentuk
Kepararelan atau kesejajaran bentuk berarti pengungkapan pikiran/gagasan yang
sama fungsinya ke dalam suatu bentuk atau struktur yang sama pula. Bila salah satu
gagasan dinyatakan dalam bentuk kata benda, gagasan lain yang memiliki fungsi
yang sama dinyatakan dalam bentuk kata benda pula. Bentuk-bentuk kata yang sejajar
dalam sebuah kalimat memperlihatkan gagasan yang sejajar pula. Kesejajaran antara
gagasan dan bentuk bahasa yang dipakai dapat mempermudah pembaca untuk
memahami makna kalimat.
Contoh:
 Kegiatan yang telah kami lakukan adalah mengumpulkan informasi, pencarian bahan
bacaan, dan menyusun rancangan.
Pada kalimat tersebut terdapat tiga unsur yang sama fungsinya, yaitu mengumpulkan
informasi, pencarian bahan bacaan, dan menyusun rancangan. Akan tetapi, ketiga
unsur tersebut tidak dinyatakan melalui bentuk-bentuk yang sejajar. Pada kalimat di
atas juga tidak memiliki kesejajaran atau keparalelan. Supaya memperlihatkan
kesejajaran atau kepararelan, kedua kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi seperti
kalimat.
Kegiatan yang telah kami lakukan adalah mengumpulkan informasi, mencari bahan
bacaan, dan menyusun rancanga,atau
Kegiatan yang telah kami lakukan adalah pengumpulan informasi, pencarian bahan
bacaan, dan penyusunan rancangan.
7. Ketegasan Makna

Ketegasan atau penekanan adalah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok
kalimat. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada
berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.

 Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
1)  Para dosen mengharapkan agar mahasiswa rajin belajar.
2)  Harapan para dosen ialah agar mahasiswa rajin belajar.
Kalimat  1)  penekanannya  adalah  para  dosen  mengharapkan,
sedangkan kalimat 2) penekananya pada harapan para dosen.
Jadi,  penekanan  kalimat  dapat  dilakukan  dengan  mengubah  posisi
kalimat.
 Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
 Bukan  seribu, sejuta, atau seratus,  tetapi  berjuta-juta rupiah,  telah
dihabiskan untuk  biaya kuliah anaknya.
Seharusnya:
Bukan  seratus,  seribu,  atau  sejuta,  tetapi  berjuta-juta rupiah,  telah
dihabiskan untuk biaya kuliah anaknya.
 Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh: Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan
mereka
 Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh: Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
 Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh: Saudaralah yang bertanggung jawab.

8. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frase, atau
bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan
kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai
arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak
menyalahi kaidah tata bahasa.

Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menghemat kalimat.


 Tidak menjamakkan kata yang bermakna jamak
Contoh:
Banyak kata-kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa asing.
Kata banyak dan seluruh sudah bermakna jamak. Oleh karena itu, kata benda
yang mengikutinya tidak perlu diulang atau dijamakkan lagi. Pengulangan
kata benda dapat dilakukan jika kata yang bermakna jamak yang
mendahuluinya tidak dipakai. Seharusnya kata tersebut menjadi
Banyak kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa asing.
 Menghilangkan bentuk yang bersinonim
Contoh:
Bagi mereka yang dikemudian hari akan mendalami atau mempelajari
matematika dan menerapkannya dalam bidang studi lain.
Kata dikemudian hari dan akan memiliki makna yang sama yaitu
menunjukkan waktu yang akan datang. Seharusnya kalimat tersebut menjadi
Bagi mereka yang akan mendalami atau mempelajari matematika dan
menerapkannya dalam bidang studi lain.

 Menghilangkan kata superordinat pada kata yang merupakan hiponiminya


Contoh:
Kami berlangganan surat kabar Kompas.
Kata Surat kabar merupakan superordinat dari Kompas. Jadi  surat kabar tidak
perlu disebutkan. Kalimatnya a menjadi
Kami berlangganan Kompas.

 Menghilangkan kata saling pada kata kerja resiprokal Kata kerja resiprokal
adalah kata kerja yang dilakukan oleh dua orang atau dua pihak secara
berbalasan. Karena dilakukan oleh dua pihak secara berbalasan, pada kata
kerja tersebut sudah terkandung makna saling.
Contoh:
 Kedua pemuda yang sedang berkelahi itu saling pukul-memukul. Pukul-
memukul sama artinya dengan saling memukul. Dengan demikian, jika kita
memakai kata kerja resiprokal pukul-memukul, kata saling tidak perlu
dipakai. Akan tetapi, jika kita akan memakai kata saling, kata pukul-memukul
kita ubah menjadi memukul. Seperti kalimat perbaikan berikut ini.
Kedua pemuda yang sedang berkelahi itu pukul-memukul, atau
Kedua pemuda yang sedang berkelahi itu saling memukul.

 Susunan Kalimat dengan Ketunggalan Arti (Tidak Ambigu).


Bahasa formal dan ilmiah mensyaratkan ketunggalan arti. Dengan demikian,
kita harus secara saksama mempertimbangkan setiap kata, kelompok kata,
atau kalimat yang akan kita pakai agar pembaca memahami hal yang kita
ungkapkan persis seperti yang kita maksudkan.

Berkaitan dengan kehematan ini, unsur-unsur tertentu yang merupakan bagian


dari ungkapan idiomatik sebaiknya tidak dihilangkan. Ungkapan idiomatik
yang unsur-unsurnya tidak boleh dihilangkan itu antara lain bergantung pada,
terdiri atas, sesuai dengan, sejalan dengan, berkaitan dengan, dibandingkan
dengan, serta sehubungan dengan.

Anda mungkin juga menyukai