Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting antara lain karena dengan perantaraan kalimatlah sesorang baru dapat menyampaikan maksudnya secara lengkap dan jelas. Satuan bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai ada tataran kalimat adalah kata (mis. Tidak) dan frasa atau kelompok kata (mis. tidak tahu). Kedua bentuk itu, kata an frasa, tidak dapat mengugkapkan maksud secara lengkap dan jelas, kecuali jika keduanya sedang berperan sebgai kalimat minor. Untuk dapat berkalimat dengan baik, perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu kalimat. Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur miimal ubjek (S) dan predikat (P) dan inntonsinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap engan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis dilambangkan dengan titik, tanda tanya, atu tand seru. Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukan kalimat bukanlah semata-semata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk.. lengkap dengan makna menunjukan sebuah kalimat harus megandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud penuturnya.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat Efektif Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.

2.2 Ciri-Ciri Kalimat Efektif Untuk dapat mencapai keefektifan, suatu kalimat harus memenuhi paling tidak enam syarat berikut, yaitu adanya: 1. Kesatuan Yang dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Dengan satu ide itu kalimat boleh panjang atau pendek, menggabungkan lebih dari satu kesatuan, bahkan dapat mempertentangkan satu sama lainnya, asalkan ide atau gagasan kalimatnya tunggal. Penutur tidak boleh menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan sama sekali ke dalam suatu kalimat. 1) Contoh kalimat yangtidak jelas kesatuan gagasannya: Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit. (terdapat subjek ganda dalam kalimat tunggal). Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik. (memakai kata depan yang salah sehingga gagasan kalimat menjadi kacau).

2) Contoh kaimat yang jelas kesatuan gagasannya: Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk membangun gedung sekolah baru. Embangunan sangat berkaitan dengan politik. 2. Kepaduan (koherensi) Yang dimaksud koherensi adalah hubungan yan padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk kalimat adalah kata, frasa, klausa, serta tnda baca yang membentuk S-P-O-Pel-Ket dalam kalimat. 1) Contoh kalimat yang unsurnya tidak koheren: Kepada setiap pengendara mobil di Kota Jakarta harus memiliki surat izin mengemudi. (tidak mempunyai subjek/subjeknya tidak jelas). Saya punya rumah baru saja diperbaiki. (struktur tidak benar/rancu) Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. (unsur SP-O tidak berkaitan erat) 2) Contoh kalimat yang unsur-unsurnya koheren: Setiap penendra mobil di Kota Jakarta harus memiliki surat izin mengemudi. Rumah saya baru saja diperbaiki. 3. Keparalelan Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sam derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Umpamanya dalam sebuah perincian , unsur pertama menggunakan verba, unsur kedua dan seterusnya juga verba. Jika bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk berikutnya juga harus nomina. 1) Contoh kesejajaran atau paralelisme yang salah: Kegiatan di perpustaakan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan buku-buku diberi label. Kakakmu menjadi dosen atau pengusaha? 2) Contoh kesejajaran atau paralelisme yang benar: Kegiatan diperpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog dan pelabelan buku.

Kakakmu sebagai dosen atau sebagai pengusaha? 4. Penekanan Yang dimaksud dengan penekanan adalah suatu perlakuan khusus menonjolkan bagian kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan. Cara yang dipakai untuk memberi perlakuan khusus pada kata-kata tertentu ada beberapa, yaitu: Dengan meletakkan kata yang ditonjolkan itu di awal kalimat, Dengan melakukan pengulangan kata ( repetisi), 1) Contoh penekanan dengan menempatkan kata yang ditonjolkan pada awal kalimat: Pada bulan Desember kita ujian akhis semester. (bukan akhir noember. Kita akan ujiian akhir semester pada bulan Deember. (bukan merreka) Ujian akhir semester kita tempuh pada bulan Deember. (bukn ujn tengah semester) 2) Contoh penekanan dengan pengulangan kata: Saya senng melihat panorama alam yang indah; saya senang melihat lukisan yang indah; dan saya juga senang, melihat hasil seni ukir yang indah. Sudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi. 3) Contoh penekanan dengan pengontrasan kata kunci: Penduduk desa itu tidak menghendaki bantuan yang berifat sementara, tetapi bantuan yang bersifat permanen. 4) Contoh penekna dengn menggunakan partikel penegas: Hendak pulang pun hari sudah gelap dan hujan pula. Adakah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu. 5. Kehematan Yang dimaksud dengan kehematan ialah menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat tidak bararti harus menghilangkan kata-kata yang dapat memperjelas arti kalimat. Hemat di sini berarti ekonomis tidak memakai katakata mubazir, tidak mengulang-ulang subjek, tidak menjamakkan kata yang sudah

berbentuk jamak. Dengan hemat kata-kata, diharapkan kalimat menjadi padat berisi. 1) Contoh kalimat yang tidak hemat kata: Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri bahwa mahasiswa itu belajar seharian dari pagi sampai petang. Dalam pertemuan yang mana hadir di sana Wakil Gubernur DKI dilakukan suatu perundingan yang membicarakan perparkiran. 2) Contoh kalimat yang hemat kata: Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian. Dalam pertemuan yang dihadiri Waki Gubernur DKI dilakukan perundingan tentang perparkiran. 6. Kelogisan Yang dimaksud dengan kelogisan ialah mengupayakan agar ide kalimat masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola piker yang sistematis (runtut/teratur dalam penghitungan angka dan penomoran). Sebuah kalimat yang sudah benar strukturnya, sudah benar pula pemakaian tanda baca, kata, dan frasa, dapat menjadi salah karena maknanya tidak masuk akal atau lemah dari segi logika. Perhatikan contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa berikut ini: Kambing sangat senang bermain hujan. (padahal kambin tergolong anti air). Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki. (apa hubungan tinggal di asrama putra dengan mempunyai anak lelaki?). Uang yang bertumpuk itu terdiri atas pecahan ratusan, puluhan, sepuluh ribuan, lima puluh ribuan, dua puluh ribuan. (tidak runtut dalam merinci sehingga lemah dari segi logika). 7. Ketegasan Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:

1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat) Contoh: Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan) 2) Membuat urutan kata yang bertahap. Contoh: Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah) Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar) 3) Melakukan pengulangan kata (repetisi) Contoh: Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan. 4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan. Contoh: Anak itu bodoh, tetapi pintar. 5) Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel lah, pun, dan kah. Contoh: Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku? Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini

2.3 Syarat-Syarat Kalimat Efektif Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut: a. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya. b. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

2.4 Struktur Kalimat Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kestuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah. Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan: a) Buat Papa menulis surat saya. b) Surat saya menulis buat Papa. c) Menuis saya surat buat Papa.

2.5 Unsur-Unsur Kalimat Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang daam buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabata kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir. 1) Predikat Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), P dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri S. Perhatikan contoh berikut: Kuda meringkik. Ibu sedang tidur siang. Putrinya cantik jelita. Kota Jakarta dalam keadaan aman. Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P. kata meringkik pada kalimat (a) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata

sedang tidur siang pada kalimat (b) memberitahukan melakukan apa ibu, cantik jelita pada kalimat (c) memberitahukan bagaimana putrinya, dalam keadaan aman pada kalimat (d) memberitahukan situasi kota Jakarta, belang tiga pada kalimat (e) memberitahukan ciri kucingku, mahasiswa baru pada kalimat (f) memberitahukan status Robby, dan lima pada kalimat (g) memberitahukan jumlah rumah Pak Hartawan. 2) Subjek Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh sebagai berikut ini: Ayahku sedang melukis. Meja direktur besar. Yang berbaju batik dosen saya. Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah S. Contoh S yang diisi oleh kata dan frasa benda terdapat ada kalimat (a) dan (b), contoh S yang diisi oleh klausa terdapat pada kalimat (c), dan contoh S yang diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat (d) dan (e). 3) Objek Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O, seperi pad contoh di bawah ini. Nurul menimang Arsitek merancang 4) Pelengkap Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan cnntoh di bawah ini:

Ketua MPR membacakan Pancasila. S P O Banyak orpospol berlandaskan Pancasila. S 5) Keterangan Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau klausa. JENIS KETERANGAN DAN CONTOH PEMAKAIANNYA Jenis Keterangan Posisi/Penghubung 1. Tempat di ke dari (di) dalam pada 2. Waktu pada dalam sesebelum sesdah selama sepanjang 3. 4. Alat Tujuan dengan supaya untuk bagi demi Contoh Pemakaian di kamar, di kota ke Medan, ke rumahnya dari Manado, dari sawah (di) dalam rumah pada saya, pada permukaan sekarang, kemarin pada pukul 5 hari ini dalam 2 hari ini sepulang dari kantor sebelum pukul 12 sesudah makan selama bekerja sepanjang hari dengan gunting, dengan mobil supaya/agar kamu pintar untuk kemerdekaan bagi masa depan demi kekasihmu P Pel

5.

Cara

secara dengan cara dengan jalan

secara hati-hati dengan cara damai dengan jalan berunding satu sama lain seperti angina bagakan seorang dewi laksana bintang di langgit karena perempuan itu sebab kecerobohannya dengan adiknya bersama orang tuanya beserta saudaranya

6. 7.

Kesalingan Similatif

seperti bagaikan laksana

8.

Penyebaban

karena sebab

9.

Penyerta

dengan bersama beserta

10

BAB IV PENUTUP

3.1 Simpulan Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya. Ciri-ciri kalimat efektif: Kesatuan Kepaduan Keparalelan Ketepatan Kehematan Kelogisan Ketegasan Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut: Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya. Penyusunan kalimat efektif, meliputi: Subjek Predikat Objek Pelengkap Keterangan 3.2 Saran Bagi para pendidik Para pendidik sebaiknya memahami dengan seksama dan bena tentang bahasa indnesia yang memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam

11

proses kegiatan belajar mengajar teradi komunikas yang baik dan tepat penggunaan bahasanya antara pendidik dengan peserta didik. Bagi calon pendidik Para calon pendidik sebaiknya memahami dan mencari pengetahuan secara seksama mengenai materi dalam makalah ini supaya pada saat pendidik terjun ke lapangan tidak terjadi kekeliruan dalam pemakaian bahasa terhadap peserta didik dengan pedidik. Bagi lembaga sekolah Lembaga sekoah sebaiknya memberikan dan menekankan perhatian penuh terhadap penggunaan ragam bahasa yang tepat agar terjalin komunikasi yang selaras. Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

12

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Badudu, J.S. 1991. Pelik-pelik Bahasa Indonesia .Bandung: Pustaka Prima. Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia. Mustakim. 1994. Membina Kemampuan berbahasa: Panduan ke Arah Kemahiran Berbahasa. Jakarta:Gramedia pustaka Prima. Nazar, Noerzisri A. 1991. Bahasa indonesia Ragam Ilmiah dan Kumpulan Soal Ujian Bahasa Indonesia. Bandung. Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Singaraja : Refika Aditama

13

Anda mungkin juga menyukai