Abstract
Universitas Diponegoro Program Pascasarjana Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit 2012 ABSTRAK Samuel Setiawan Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang
Rawat Inap RSUD Dr. Raden Soedjati Soemodihardjo Kabupaten Grobogan Tahun 2012 98
halaman + 23 tabel + 4 gambar + 9 lampiran Pendokumentasian asuhan keperawatan sangat
penting dilakukan ditinjau dari aspek medikolegal, ekonomi (pembiayaan) maupun klinis
perjalanan penyakit pasien. Namun penulisan dokumentasi asuhan keperawatan di RSUD Dr.
Raden Soedjati Kab Grobogan sering dijumpai tidak lengkap. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi kelengkapan pendokumentasian asuhan
keperawatan di ruang rawat inap RSUD Dr. Raden Soedjati Soemodihardjo Kab Grobogan. Jenis
penelitian adalah observasional dengan desain cross sectional menggunakan alat bantu
kuesioner. Populasi penelitian adalah seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Dr.
Raden Soedjati Soemodihardjo Kab Grobogan tahun 2011 sejumlah 110 orang. Responden
adalah total populasi. Data yang terkumpul dilakukan analisis univariat dan bivariat. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 57,3% responden mempunyai proses penulisan yang baik, 68,2%
responden berpendapat bahwa standar dokumentasi baik, 66,4% berpendapat bahwa punishment
baik dan 68,2% berpendapat bahwa reward baik. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada
hubungan antara faktor proses penulisan, standar, punishment dan reward dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan. Hasil analisis multivariat menunjukkan adanya
pengaruh bersama sama antara umur (p = 0,038, Exp B = 6,72), faktor proses penulisan (p =
0,0001, Exp B = 11,68), standar (p = 0,014, Exp B = 5,65), punishment (p = 0,010, Exp B =
5,01) dan reward (p = 0,0001, Exp B = 17,12) terhadap kelengkapan pendokumentasian askep.
Faktor yang paling berpengaruh adalah reward. Saran yang dapat direkomendasikan dalam
penelitian ini adalah Melakukan obeservasi dan revisi terhadap standar dokumentasi askep sesuai
dengan kondisi yang terbaru (up to date), tentang prosedur kenaikan pangkat sehingga perawat
dapat memahami syarat yang harus dipenuhi, memberikan penghargaan yang berupa pujian baik
oleh kepala ruang dan rekan sejawat dapat. Kata Kunci : faktor, kelengkapan, dokumentasi
asuhan keperawatan, rawat inap Kepustakaan : 40, 1962 2008 Diponegoro University
Postgraduate Program Masters Program in Public Health Majoring in Hospital Administration
2012 ABSTRACT Samuel Setiawan Analysis on Factors Related to the Completeness of
Nursing Documentation in Inpatient Unit of RSUD. Dr. Raden Soedjati Soemodihardjo,
Grobogan District 98 pages + 23 tables + 4 figures + 9 enclosures Based on the medico legal,
economy (funding), or clinical aspects of patients disease natural history, documentation of
nursing care was very important to be performed. However, documentation writing of nursing
care in the district general hospital (RSUD) of Dr. Raden Soedjati Grobogan district was
incomplete. The study objective was to analyze factors affecting the completeness of nursing
care documentation in the inpatient room of RSUD Dr. Raden Soedjati Soemodihardjo Grobogan
district. This was an observational study with cross sectional design and using questionnaire as a
supporting tool. Study population was all 110 nurses in the inpatient room of RSUD Dr. Raden
Soedjati Soemodihardjo Grobogan district in 2011. Study respondents were all 110 nurses
included in the study population (total population). Univariate and bivariate analysis were
applied in the data analysis. Results of the study showed that 57.3% of respondents had good
writing process; 68.2% of respondents had good opinion on the documentation standard; 66.4%
of had an opinion that punishment was good; and 68.2% of respondents had opinion that reward
was good. Results of bivariate analysis showed that there was an association between the
documentation completeness of nursing care and writing process, standard, punishment, reward
factors. Result of a multivariate analysis showed the joint effect among age (p= 0.038, Exp B=
6.72), writing process factor (p= 0.0001, Exp B= 11.68), standard (p= 0.014, Exp B= 5.65),
punishment (p= 0.010, Exp B= 5.01), and reward (p= 0.0001, Exp B= 17.12) to the
documentation completeness of nursing care. The most affecting factor was reward.
Recommended suggestions were to do observation and revision to the nursing care
documentation standard according to the up to date condition, to the rank promotion procedure
therefore nurses are able to understand the requirements that should be fulfilled; to provide
reward in the form of appreciation by the room chief and colleagues. Key words : factor,
completeness, nursing care documentation, inpatient Bibliography : 40, 1962-2008
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di
Ruang IGD RSUD Kabupaten Kebumen
Latar Belakang: Dokumentasi keperawatan yang lengkap adalah prasyarat dalam melaksanakan
perawatan yang baik dan untuk efesiensi dari kerjasama dan komunikasi antar profesi kesehatan
dalam pelayanan kesehatan professional. Pendokumentasian asuhan keperawatan dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain: tingkat pendidikan, pengetahuan, motivasi, format asuhan
keperawatan dan pengalaman kerja dari perawat itu sendiri.
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian asuhan
keperawatan di Ruang IGD RSUD Kabupaten Kebumen.
Metode: Jenis penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada
penelitian ini adalah semua perawat yang melaksanakan tugas di ruang IGD RSUD Kabupaten
Kebumen yang berjumlah 24 orang. Sampel berjumlah 24 orang dan alat yang digunakan berupa
kuesioner. Data diolah dengan menggunakan uji chi square dan regresi logistik dengan derajat
kemaknaan 0.05.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan persentase responden yang tidak melaksanakan
pendokumensian asuhan keperawatan lebih banyak bila dibandingkan dengan responden yang
melaksanakan pendokumensian asuhan keperawatan yakni 17 responden (70,8%) dibanding 7
responden (29,2%). Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian asuhan
keperawatan, adalah tingkat pendidikan dengan nilai p : 0,046 dan format dengan nilai p: 0,021.
Sedangkan faktor yang tidak mempengaruhi pendokumentasian asuhan keperawatan, adalah
pengetahuan dengan nilai p : 0,343, motivasi dengan nilai p : 0,512 dan pengalaman kerja
dengan nilai p : 0,476. Kedua faktor yang mempengaruhi pendokumentasian askep yaitu tingkat
pendidikan dan format, keduanya tidak ada yang dominan mempengaruhi pendokumentasian
asuhan keperawatan.
adalah:
a. Faktor sosial
1) Pengakuan/penghargaan, baik berupa material maupun non material yang adil dan layak kepada
perawat sebagai balasan atas kontribusi mereka terhadap pencapaian tujuan pendokumentasian.
2) Reward gaji yang kurang menyebabkan mempengaruhi motivasi perawat dalam memberikan
asuhan.
3) Perilaku merupakan salah satu faktor dalam terlaksananya tugas sebaik mungkin yang diberikan
oleh pimpinan.
b. Praktek profesional
1) Keterampilan kemampuan dokumentasi yang lengkap dan benar sesuai standar, menggambarkan
profesionalisasi perawat
2) Pengalaman kerja dapat mencerminkan kemampuan perawat dalam memecahkan masalah dan
keterampilan melakukan tindakan kurangnya tenaga perawat, tidak adanya standar dukumentasi
masalah keperawatan.
e. Sikon
g. Media
D. Kerangka Teori
Bagan 2.1 Kerangka Teori
kerja yaitu :
c) Jenis kelamin
b) Rekreasi
Motivasi itu ada atau terjadi karena adanya kebutuhan seseorang yang harus segera
e. Sikon
g. Media
A Sonny Keraf dan Mikhael Dua (2001). Ilmu Pengetahuan, sebuah Filosofis, Kanisius
Achterbergh & Vriens. (2002). Prilaku Caring Perawat Dalam Pemberian Asuhan Keperawat. Buletin
Fatmawati
Agung Pribadi, (2009). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan motivasi
pelaksanaan analisis dokumentasi keperawatan di rumah sakit umum Kelet Jepara, diakses (17
Juni 2010 Jam 19.30 WIB)
American Dictionary of the Language Websters New. (2002). Hospital Choice : A Summary of Key
Empirical and Hipithetical of the 1980. Journal of Helth Marketing, Fall 1985.
Ari Mulyo Wustu. (2006). Praktik Keperawatan Profesional, Konsep Dasar dan Hukum. EGC. Jakarta
Aziz, A, (2003). Hubungan Antara Faktor Karakteristik dan Motivasi dengan Kinerja Penyuluh Keluarga
Berencana Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kota Jambi Tahun 2003. FKM-UI.
Jakarta
Azwar, S, (1996). Sikap Manusia Teori dan Perkembangannya, (2th ed). Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Brunt, (1999). Besar sampel dalam Penelitian Kesehatan. Gadjah Mada University Pres. Yogyakarta
Carpenito I.J. (1995). Nursing Care Plan and Documentation, 2 nd Ed. J.B.
Dina Maryana (2009) Gambaran Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Pendokumentasian Asuhan
Kebidanan Kecamatan Sarolangun Tahun 2009. Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan.
Yayasan Haji Soeheily Qori Bangko.
Departemen Kesehatan RI, Dirjen Pelayanan Medis. ( 1993 ). Standar Pelayanan Rumah sakit, Cetakan II.
EGC, Jakarta
DepKes ( 1995 ). Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit, Dep Kes
Jakarta
Fishback FT. ( 1991 ). Documenting Care : Communication, The Nursing Process and Documentation
Standart, F.A. davis Company, Philadelphia.
Freeman dan Stoner. (1995). Nursing Process. A Critical Thinking Approach. AddisonWesley Nursing.
California. 1996.
Hasibuan, S.P, (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara.
Ilyas, Y.(1994).Kinerja : Teori perilaku dan penelitian. Jakarta : Badan Penerbit FKM-UI depok
Marifin Husin.(1993). Upaya Meningkatkan Mutu Keperawatan Melalui Kerjasama Antar Rumah sakit.
Konsorsium Ilmu Kesehatan Direktorat Jendral Pendidikan Tingggi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Muhamad Sayuti. (2006). Analisa Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kayu Agung Tahun 2004. Proposal
Nursalam dan Siti Pariani. ( 2000 ). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan.
Nursalam . (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek, Penerbit Salemba Medika.
Notoatmojo S. (1993). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Andi Offset,
Yogyakarta.
Potter A.P. and Perry G.A. (1985). Fundamental Nursing .St. Louis .CV. Mosby Company.
Robert Bacal. ( 2002 ). Performance Manajemen. Ahli Bahasa : Surya Darma, PT. Gramedia Pustaka Utama
Jakarta.
Sri. Y. (2004). Motivasi dan Disiplin Kerja Karyawan untuk meningkatkan produktivitas dan Produksi.
LSIUP, Jakarta
Sastroasmoro, dan Ismail. (1995). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinik, Bina Rupa Aksara Jakarta.
Waruna. (2003). Indikator Motivasi Kerja Perawat, http//www.google.co.id diakses (21 Juni 2010 jam
21.00WIB)
Widayatun. (2000). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manejemen, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Winardi. (2002 ). Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Penerbit Pt. Raja Grafindo Persada
Jakarta.
1) Pengumpulan data dengan kriteria : Kelengkapan data sistematis, menggunakan format, akurat,
dan valid
2) Pengelompokkan data dengan kriteria : data biologis, data psikilogis, data sosial dan data spritual
3) Perumusan masalah dengan tingkat kriteria kesenjangan antara status kesehatan dengan norma
klien.
3) Komponen diagnosa keperawatan terdiri dari masalah, penyebab dan gejala tanda atau terdiri
4) Diagnosa keperawatan aktual untuk perumusan status kesehatan klien yang sudah nyata terjadi.
5) Diagnosa keperawatan potensial untuk perumusan status kesehatan klien yang kemungkinan
yang pertama, masalah kesehatan prioritas yang kedua. Yang mempengaruhi perilaku prioritas
ketiga.
Tujuan dirumuskan secara singkat dan jelas, di susun berdasarkan diagnosa keperawatan,
spesifik pada diagnosa keperawatan, dapat diukur, realistik menggunakan komponen yang terdiri
3) Rencana tindakan
Disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan merupakan alternatif tindakan secara tepat,
melibatkan dan melakukan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur teknik yang telah
ditentukan.
d. Standar evaluasi
Kriteria :
2) Prioritas dan tujuan baru di tetapkan serta pendekatan keperawatan lebih lanjut dilakukan dengan
adalah:
a. Faktor sosial
1) Pengakuan/penghargaan, baik berupa material maupun non material yang adil dan layak kepada
perawat sebagai balasan atas kontribusi mereka terhadap pencapaian tujuan pendokumentasian.
2) Reward gaji yang kurang menyebabkan mempengaruhi motivasi perawat dalam memberikan
asuhan.
3) Perilaku merupakan salah satu faktor dalam terlaksananya tugas sebaik mungkin yang diberikan
oleh pimpinan.
b. Praktek profesional
1) Keterampilan kemampuan dokumentasi yang lengkap dan benar sesuai standar, menggambarkan
profesionalisasi perawat
2) Pengalaman kerja dapat mencerminkan kemampuan perawat dalam memecahkan masalah dan
keterampilan melakukan tindakan kurangnya tenaga perawat, tidak adanya standar dukumentasi
masalah keperawatan.
Penerapan standar asuhan keperawatan akan merubah system dalam pemberian asuhan
keperawatan menjadi lebih terencana, berdasarkan pada pedoman yang jelas dan lebih bisa
dipertanggung jawabkan.
Faktor pendukung dari proses perubahan dalam penerapan asuhan keperawatan dapat dilihat dari
aspek kebutuhan dasar manusia dan kebutuhan dasar interpretasi (Nursalam, 2002).
Faktor penghambat bisa dilihat dari beberapa aspek yaitu mengancam kepentingan pribadi,
persepsi yang kurang tepat, sebagai reaksi psikologi dan toleransi untuk berubah yang rendah
(Nursalam, 2002).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Rumah Sakit TNI Malang, tentang Standar
Asuhan Keperawatan dan Sikap Terhadap Penerapan Standar Asuhan Keperawatan pada Dokter
dan Perawat (Anggreini, 2005) diketahui :.
a. Teori tentang Asuhan Keperawatan terlalu sulit, rumit dan agak susah.
seseorang sehingga orang tersebut memperlihatkan prilaku tertentu. Sedangkan yang dimaksud
dengan motivasi adalah upaya untuk menimbulkan rangsangan, dorongan dan ataupun
pembangkit tenaga pada seseorang dan ataupun sekelompok masyarakat tersebut nau berbuat dan
bekerjasama secara optimal melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai
Motivasi hanya akan berhasil sempurna jika antara lain dapat diselaraskan tujuan yang
dimiliki oleh organisasi dengan tujuan yang dimiliki oleh orang perorang dan ataupun
sekelompok masyarakat yang tergabung dalam organisasi tersebut (Azwar, 1996). Dengan
demikian langkah pertama yang perlu dilakukan ialah mengenal tujuan yang dimiliki oleh orang
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri sesorang secara sadar ataupun tidak sadar
untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu (KBBI, 2005). Sedangkan motivasi
adalah kondisi yang menggerakan diri karyawan untuk lebih terarah dalam mencapai tujuan
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan
mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal
(Hasibuan, 2005). Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada
bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkannya.
UGAS KEPALA RUANG, PERAWAT PRIMER, PERAWAT ASOSIAET
URAIAN TUGAS KEPALA RUANG, PERAWAT PRIMER, PERAWAT ASOSIAET
I. KEPALA RUANGAN
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dan mengelola kegiatan
pelayanan perawatan di satu ruang rawat.
Tugas Pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang rawat yang berada di wilayah
tanggung jawabnya.
Uraian Tugas
1. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
a. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai kebutuhan.
b. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan sesuai kebutuhan.
c. Merencanakan dan menetukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai
kebutuhan pasien.
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi :
a.. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang rawat.
b. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain sesuai kebutuhan dan
ketentuan atau peraturan yang berlaku.
c. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau tenaga lain yang akan bekerja
diruang rawat.
d. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai ketentuan/standar.
e. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan berbagai pihak yang
terlibat dalam pelayanan di ruang rawat.
f. Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga lain yang berada diwilayah
tanggug jawabnya.
g. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan antara lain melalui pertemuan
ilmiah.
h. Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan pengadaannya sesuai kebuthan
pasien agar tercapai pelayanan yang optimal.
i. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan bahan lain yang diperlukan diruang
rawat.
j. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
k. Mempertangungjawabkan pelaksanan inventarisasi peralatan.
l. Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya, meliputi penjelasan tentang
peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada cara penggunaannya serta kegiatan rutin
sehari-hari di ruangan.
m. Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter) untuk pemeriksaan pasien dan
mencatat program pengobatan, serta menyampikan kepada staf untuk melaksanakannya.
n. Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat menurut tingkat
kegawatannya, infeksi dan non infeksi untuk memudahkan pemberian asuhan keperawatan.
o. Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk mengetahui keadaanya dan
menampung keluhan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
p. Mejaga perasan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan perawatan
berlangsung.
q. Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga dalam batas kewenangan.
r. Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan
perawatan berlangsung.
s. Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan dan
kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan benar. Untuk tindakan perawatan selanjutnya.
t. Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang yang lain, seluruh kepala bidang, kepala
bagian, kepala instalasi dan kepala unit di RS.
u. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien dan keluarganya,
sehingga memberikan ketenangan.
v. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
w. Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan berdasarkan macam dan jenis
makanan pasien, kemudian memeriksa dan meneliti ulang saat penyajian sesuai dengan diitnya.
x. Memelihara buku register dan berkas catatan medik.
y. Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan, serta
kegiatan lain di ruang rawat.