Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Buerger’s allen
exercises”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Sistem Muskuloskeletal.
Makalah ini kami susun berdasarkan data-data yang telah kami ambil dari Buku maupun internet.
Selesainya makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan banyak pihak.
Dalam penyusunan Makalah ini penulis juga memberi kesempatan kepada pembaca, kiranya
berkenan memberi kritikan dan saran yang bersifat membangun dengan maksud meningkatkan
pengetahuan penulis agar lebih baik dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI...................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I ............................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN .............................................................................................. Error! Bookmark not defined.
1.1. Latar belakang ................................................................................ Error! Bookmark not defined.
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.3. Tujuan ............................................................................................ Error! Bookmark not defined.
1.4. Manfaat .......................................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II ............................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
LANDASAN TEORI ........................................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1 BUERGER’s DISEASE ................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Etiologi ....................................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Patogenesis ................................................................................ Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Manifestasi Klinis ....................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1.5 Kriteria Diagnosis ..................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1.6 Diagnosis Banding ...................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang ............................................................. Error! Bookmark not defined.
2.1.8 Terapi (treatment) ..................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1.9 Prognosis .................................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III …………………………………………………………………………………………………………………………………………………. 16
PENUTUP …………………………………………………………………………………………………………………………………….....….. 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
BUERGER’s DISEASE
2.1.1 Pengertian
Penyakit Buerger atau Tromboangitis Obliterans (TAO) adalah penyakit oklusi kronis pembuluh
darah arteri dan vena yang berukuran kecil dan sedang. Terutama mengenai pembuluh darah
perifer ekstremitas inferior dan superior. Penyakit pembuluh darah arteri dan vena ini bersifat
segmental pada anggota gerak dan jarang pada alat-alat dalam.
Penyakit Tromboangitis Obliterans merupakan kelainan yang mengawali terjadinya obstruksi
pada pembuluh darah tangan dan kaki. Pembuluh darah mengalami konstriksi atau obstruksi
sebagian yang dikarenakan oleh inflamasi dan bekuan sehingga mengurangi aliran darah ke
jaringan.
2.1.2 Etiologi
Penyebabnya tidak jelas, tetapi biasanya tidak ada faktor familial serta tidak ada hubungannya
dengan penyakit Diabetes Mellitus. Penderita penyakit ini umumnya perokok berat yang
kebanyakan mulai merokok pada usia muda, kadang pada usia sekolah . Penghentian kebiasaan
merokok memberikan perbaikan pada penyakit ini.
Walaupun penyebab penyakit Buerger belum diketahui, suatu hubungan yang erat dengan
penggunaan tembakau tidak dapat disangkal. Penggunaan maupun dampak dari tembakau
berperan penting dalam mengawali serta berkembangnya penyakit tersebut. Hampir sama dengan
penyakit autoimune lainnya, Tromboangitis Obliterans dapat memiliki sebuah predisposisi
genetik tanpa penyebab mutasi gen secara langsung. Sebagian besar peneliti mencurigai bahwa
penyakit imun adalah suatu endarteritis yang dimediasi sistem imun.
2.1.3 Patogenesis
Mekanisme penyebaran penyakit Buerger sebenarnya belum jelas, tetapi beberapa penelitian
telah mengindikasikan suatu implikasi fenomena imunologi yang mengawali tidak berfungsinya
pembuluh darah dan wilayah sekitar thrombus. Pasien dengan penyakit ini memperlihatkan
hipersensitivitas pada injeksi intradermal ekstrak tembakau, mengalami peningkatan sel yang
sangat sensitive pada kolagen tipe I dan III, meningkatkan serum titer anti endothelial antibody
sel dan merusak endothel terikat vasorelaksasi pembuluh darah perifer. Meningkatkan prevalensi
dari HLA-A9, HLA-A54, dan HLA-B5 yang dipantau pada pasien ini, yang diduga secara
genetic memiliki penyakit ini.
Akibat iskemia pembuluh darah (terutama ekstremitas inferior), akan terjadi perubahan patologis
: (a) otot menjadi atrofi atau mengalami fibrosis, (b) tulang mengalami osteoporosis dan bila
timbul gangren maka terjadi destruksi tulang yang berkembang menjadi osteomielitis, (c) terjadi
kontraktur dan atrofi, (d) kulit menjadi atrofi, (e) fibrosis perineural dan perivaskular, (f) ulserasi
dan gangren yang dimulai dari ujung jari.
Perjalanan penyakit ini khas, yaitu secara bertahap bertambah berat. Penyakit berkembang secara
intermitten, tahap demi tahap, bertambah falang demi falang, jari demi jari. Datangnya serangan
baru dan jari mana yang bakal terserang tidak dapat diramalkan. Morbus buerger ini mungkin
mengenai satu kaki atau tangan, mungkin keduanya. Penderita biasanya kelelahan dan payah
sekali karena tidurnya terganggu oleh nyeri iskemi
2.1.5 Kriteria Diagnosis
Diagnosis pasti penyakit Tromboangitis Obliterans sering sulit jika kondisi penyakit ini sudah
sangat parah. Ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan kriteria diagnosis walaupun kriteria
tersebut kadang-kadang berbeda antara penulis yang satu dengan yang lainnya.
Beberapa hal di bawah ini dapat dijadikan dasar untuk mendiagnosis penyakit Buerger :
1. Adanya tanda (sign) insufisiensi arteri
2. Umumnya pria dewasa muda
3. Perokok berat
4. Adanya gangren yang sukar sembuh
5. Riwayat tromboflebitis yang berpindah
6. Tidak ada tanda (sign) arterosklerosis di tempat lain
7. Yang terkena biasanya ekstremitas bawah
8. Diagnosis pasti dengan patologi anatomi
Sebagian besar pasien (70-80%) yang menderita penyakit Buerger mengalami nyeri iskemik
bagian distal saat istirahat dan atau ulkus iskemik pada tumit, kaki atau jari-jari kaki.
Gambar 6. Kaki dari penderita dengan penyakit Buerger. Ulkus iskemik pada jari kaki pertama,
kedua dan kelima. Walaupun kaki kanan penderita ini kelihatan normal, dengan angiographi
aliran darah terlihat terhambat pada kedua kakinya.
Gambar 7. Tromboplebitis superficial jempol kaki pada penderita dengan penyakit buerger.
Penyakit Buerger’s juga harus dicurigai pada penderita dengan satu atau lebih tanda (sign) klinis
berikut ini :
a. Jari iskemik yang nyeri pada ekstremitas atas dan bawah pada laki-laki dewasa muda dengan
riwayat merokok yang berat.
b. Klaudikasi kaki
c. Tromboflebitis superfisialis berulang
d. Sindrom Raynaud
Gambar 8. Sebelah kiri merupakan angiogram normal. Gambar sebelah kanan merupakan
angiogram abnormal dari arteri tangan yang ditunjukkan dengan adanya gambaran khas
“corkscrew” pada daerah lengan. Perubahannya terjadi pada bagian kecil dari pembuluh darah
lengan kanan bawah pada gambar (distribusi arteri ulna).
Penurunan aliran darah (iskemi) pada tangan dapat dilihat pada angiogram. Keadaan ini akan
memgawali terjadinya ulkus pada tangan dan rasa nyeri.
Gambar 9. hasil angiogram abnormal dari tangan
Meskipun iskemik (berkurangannya aliran darah) pada penyakit Buerger terus terjadi pada
ekstrimitas distal yang terjadi, penyakit ini tidak menyebar ke organ lainnya , tidak seperti
penyakit vaskulitis lainnya. Saat terjadi ulkus dan gangren pada jari, organ lain sperti paru-paru,
ginjal, otak, dan traktus gastrointestinal tidak terpengaruh. Penyebab hal ini terjadi belum
diketahui.
Pemeriksaan dengan Doppler dapat juga membantu dalam mendiagnosis penyakit ini, yaitu
dengan mengetahui kecepatan aliran darah dalam pembuluh darah.
Pada pemeriksaan histopatologis, lesi dini memperlihatkan oklusi pembuluh darah oleh trombus
yang mengandung PMN dan mikroabses; penebalan dinding pembuluh darah secara difus. LCsi
yang lanjut biasanya memperlihatkan infiltrasi limfosit dengan rekanalisasi.
Metode penggambaran secara modern, seperti computerize tomography (CT) dan Magnetic
resonance imaging (MRI) dalam diagnosis dan diagnosis banding dari penyakit Buerger masih
belum dapat menjadi acuan utama. Pada pasien dengan ulkus kaki yang dicurigai Tromboangitis
Obliterans, Allen test sebaiknya dilakukan untuk mengetahui sirkulasi darah pada tangan dan
kaki.
2.1.8 Terapi (treatment)
Terapi (treatment) medis penderita penyakit Buerger harus dimulai dengan usaha intensif untuk
meyakinkan pasien untuk berhenti merokok. Jika pasien berhasil berhenti merokok, maka
penyakit ini akan berhenti pada bagian yang terkena sewaktu terapi (treatment) diberikan.
Sayangnya, kebanyakan pasien tidak mampu berhenti merokok dan selalu ada progresivitas
penyakit. Untuk pembuluh darahnya dapat dilakukan dilatasi (pelebaran) dengan obat
vasodilator, misalnya Ronitol yang diberikan seumur hidup. Perawatan luka lokal, meliputi
mengompres jari yang terkena dan menggunakan enzim proteolitik bisa bermanfaat. Antibiotic
diindikasikan untuk infeksi sekunder
Terapi (treatment) bedah untuk penderita buerger meliputi debridement konservatif jaringan
nekrotik atau gangrenosa , amputasi konservatif dengan perlindungan panjang maksimum bagi
jari atau ekstremitas, dan kadang-kadang simpatektomi lumbalis bagi telapak tangan atau
simpatetomi jari walaupun kadang jarang bermanfaat.
Revaskularisasi arteri pada pasien ini juga tidak mungkin dilakukan sampai terjadi penyembuhan
pada bagian yang sakit. Keuntungan dari bedah langsung (bypass) pada arteri distal juga msih
menjadi hal yang kontroversial karena angka kegagalan pencangkokan tinggi. Bagaimanapun
juga, jika pasien memiliki beberapa iskemik pada pembuluh darah distal, bedah bypass dengan
pengunaan vena autolog sebaiknya dipertimbangkan.
Simpatektomi dapat dilakukan untuk menurunkan spasma arteri pada pasien penyakit
Buerger. Melalui simpatektomi dapat mengurangi nyeri pada daerah tertentu dan penyembuhan
luka ulkus pada pasien penyakit buerger tersebut, tetapi untuk jangka waktu yang lama
keuntungannya belum dapat dipastikan.Simpatektomi lumbal dilakukan dengan cara mengangkat
paling sedikit 3 buah ganglion simpatik, yaitu Th12, L1 dan L2. Dengan ini efek vasokonstriksi
akan dihilangkan dan pembuluh darah yang masih elastis akan melebar sehingga kaki atau
tangan dirasakan lebih hangat.
Terapi (treatment) bedah terakhir untuk pasien penyakit Buerger (yaitu pada pasien yang
terus mengkonsumsi tembakau) adalah amputasi tungkai tanpa penyembuhan ulcers, gangrene
yang progresif, atau nyeri yang terus-menerus serta simpatektomi dan penanganan lainnya
gagal.Hidarilah amputasi jika memungkinkan, tetapi, jika dibutuhkan, lakukanlah operasi dengan
cara menyelamatkan tungkai kaki sebanyak mungkin.
Beberapa usaha berikut sangat penting untuk mencegah komplikasi dari penyakit buerger:
Gunakanlah alas kaki yang dapat melindungi untuk menghindari trauma kaki dan panas
atau juga luka karena kimia lainnya.
Lakukanlah perawatan lebih awal dan secara agresif pada lula-luka ektremis untuk
menghindari infeksi
Menghindar dari lingkungan yang dingin
Menghindari obat yang dapat memicu
2.1.9 Prognosis
Pada pasien yang berhenti merokok, 94% pasien tidak perlu mengalami amputasi, apalagi pada
pasien yang berhenti merokok sebelum terjadi gangren, angka kejadian amputasi mendekati 0%.
Hal ini tentunya sangat berbeda sekali dengan pasien yang tetap merokok, sekitar 43% dari
mereka berpeluang harus diamputasi selama periode waktu 7 sampai 8 tahun kemudian, bahkan
pada mereka harus dilakukan multiple amputasi. Pada pasien ini selain umumnya dibutuhkan
amputasi tungkai, pasien juga terus merasakan klaudikasi (nyeri pada saat berjalan) atau
fenomena raynaud’s walaupun sudah benar-benar berhenti mengkonsumi tembak
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Daftar pustaka
Sjamsuhidajat.R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu bedah, Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 2005.
Schwartz, Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah , Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,2000.
Reksoprodjo Soelarto, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, 1994.
Doherty GM. Current Surgical Diagnosis and Treatment. USA : McGraw Hill.2006.
http://www.tanyadokter.com/disease.asp?id=1000797
http://emedicine.medscape.com/article
http://www.vasculitisfoundation.org/buergersdisease
http://www.doctorology.net/blogArchive/buergerdisease/tromboangitis Obliterans.htm
http://medicastore.com/penyakit/638/PenyakitBuerger.html
http://doctorology.net/?p=172
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/07/Misdiagnosis