Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN CA

COLON

Disusun Oleh :

Mia Amelia (88150032)


Asri Tetra H (88150002)
Delia Wati Putri (88150045)
Yusiartha F S P (88150036)
Diana Friraz P (88150034)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BSI BANDUNG

2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah yang berjudul “Makalah Asuhan Keperawatan CA Colon”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Sistem Informasi ilmu keperawatan.
Makalah ini kami susun berdasarkan data-data yang telah kami ambil dari
buku maupun internet. Selesainya makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak.
Dalam penyusunan Makalah ini penulis juga memberi kesempatan kepada
pembaca, kiranya berkenan memberi kritikan dan saran yang bersifat membangun
dengan maksud meningkatkan pengetahuan penulis agar lebih baik dalam
penyusunan makalah selanjutnya.

Bandung , 17 Oktober 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN CA COLON ....................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 Pengertian ................................................................................................. 3
2.2 Epidemiologi ............................................................................................ 4
2.3 Klasifikasi ................................................................................................. 4
2.4 Etiologi ..................................................................................................... 5
2.5 Patofisiologi.............................................................................................. 7
2.6 Manifestasi klinis ..................................................................................... 9
2.7 Pemeriksaan diagnostik .......................................................................... 10
2.8 Penatalaksanaan ...................................................................................... 11
2.9 Komplikasi ............................................................................................. 13
2.10 Asuhan Keperawatan .............................................................................. 14
BAB III ................................................................................................................. 24
PENUTUP ............................................................................................................. 24
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 24
3.2 Saran ....................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Usus besar adalah bagian dari sistim pencernaan (digestive system) dimana
materi yang dibuang (sampah) disimpan. Rektum (rectum) adalah ujung dari usus
besar dekat dubur (anus). Bersama, mereka membentuk suatu pipa panjang yang
berotot yang disebut usus besar. Tumor-tumor usus besar dan rektum adalah
pertumbuhan-pertumbuhan yang datangnya dari dinding dalam dari usus besar.

Tumor-tumor ramah dari usus besar disebut polip-polip (polyps). Tumor-


tumor ganas dari usus besar disebut kanker-kanker. Polip-polip ramah tidak
menyerang jaringan yang berdekatan dengannya atau menyebar ke bagian-bagian
lain tubuh. Polip-polip ramah dapat diangkat dengan mudah sewaktu colonoscopy
dan adalah bukan ancaman nyawa. Jika polip-polip ramah tidak diangkat dari usus
besar, mereka dapat menjadi ganas (bersifat kanker). Kebanyakan dari kanker-
kanker usus besar dipercayai telah berkembang dari polip-polip. Kanker usus
besar dan rektum, juga dirujuk sebagai kanker kolorektal (colorectal cancer),
dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ yang
berdekatan. Sel-sel kanker juga dapat pecah dan keluar dan menyebar pada
bagian-bagian lain tubuh (seperti hati dan paru-paru) dimana tumor-tumor baru
terbentuk. Penyebaran kanker usus besar ke organ-organ yang terletak jauh
darinya disebut metastasis dari kanker usus besar. Sekali metastasis telah terjadi
pada kanker kolorektal (colorectal cancer), suatu penyembuhan yang penuh dari
kanker adalah tidak mungkin.
Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunya, kira-kira setengah dari
jumlah tersebut meninggal setiap tahunya meskipun sekitar tiga dari empat pasien
dapat diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka
kelangsungan hidup di bawah 5 tahun adalah 40% sampai 50%, terutama karena

1
terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang asimtomatis
dalam jangka waktu lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka
menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rectal.(Brunner
& Suddarth : 2002)

1.2Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Ca Colon?


2. Apa etiologi dari Ca Colon?
3. Apa klasifikasi dari Ca Colon ?
4. Bagaimana patofisiologi dari Ca Colon?
5. Apa manifestasi klinis dari Ca Colon?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostic dari Ca Colon?
7. bagaimana penatalaksanaan dari Ca Colon?
8. Apa saja komplikasi dari Ca Colon?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Ca Colon?

1.3Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:

1. Dapat mengetahui pengertian dari Ca Colon


2. Dapat mengetahui etiologi dari Ca Colon
3. Dapat mengetahui klasifikasi dari Ca Colon
4. Dapat mengetahui patofisiologi dari Ca Colon
5. Dapat mengetahui manifestasi klinis dari Ca Colon
6. Dapat mengetahui pemeriksaan diagnostic dari Ca Colon
7. Dapat mengetahui penatalaksanaan dari Ca Colon
8. Dapat mengetahui komplikasi dari Ca Colon
9. Dapat mengetahui asuhan keperawatanpada pasien Ca Colon

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Pengertian

Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang tidak
normal akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan
tujuan. Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma ganas disebut juga
sebagai kanker (cancer). (SylviaA Price, 2005).

Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling
sering ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon
sigmoid. Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan
Martin Tucker, 1998).

Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam


permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari
pertumbuhan sel yang tidak ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium
awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). (www.republika.co.id).
Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan kanker kolon
adalah tumbunhya sel-sel ganas di permukaan dalam usus besar (kolon) atau
rektum. Lokasi tersering timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum,
asendens, dan kolon sigmoid, salah satu penatalaksanaannya adalah dengan
membuat kolostomi untuk mengeluarkan produksi faeces. Kanker colon adalah
penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS
1998 ).

3
2.2Epidemiologi

Kanker kolorektal adalah kanker ketiga yang paling umum pada pria ( 746.000
kasus, 10,0 %) dan yang kedua pada wanita (614.000 kasus , 9,2 %) di seluruh
dunia (Globocan, 2012). Menurut Jemal A et al. CA Cancer J Clin 2011;
61:69– insiden kanker kolorektal lebih sering ditemui di negara-negara
berkembang. Hal ini adalah karena perbedaan diet dan paparan lingkungan
(Hingorani, M., & Sebag-Montefiore, D., 2011).

Pada tahun 2012, ada 14,1 juta kasus kanker baru, 8.2 juta kematian dan 32,6
juta orang yang hidup dengan kanker (dalam 5 tahun didiagnosis) di seluruh dunia
(Globocan, 2012). Kanker kolorektal lebih sering dijumpai pada laki-laki
berbanding perempuan dengan rasio 2:1 (Hingorani, M., & Sebag-Montefiore,
D., 2011). Di Indonesia sendiri, kanker kolorektal menempati urutan kanker
nombor tiga paling banyak ditemui setelah kanker payudara dan kanker paru.
Berdasarkan estimasi Globocan tahun 2012, insiden kanker kolorektal di
Indonesia adalah sebesar 16 per 100.000 laki- laki yang menempati urutan kedua
pada laki-laki setelah kanker paru yaitu kanker kolon 1.635 kasus (3,7%).

2.3Klasifikasi

Menurut National Cancer Institute (2006: 12), klasifikasi stadium kanker


kolorektal dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. Stadium 0 (Carsinoma in Situ) : kanker hanya pada lapisan terdalam dari
kolon atau rektum.
b. Stadium I : sel kanker telah tumbuh pada dinding dalam kolon atau
rektum, tapi belum menembus ke luar dinding.
c. Stadium II : sel kanker telah menyebar ke dalam lapisan otot dari kolon
atau rektum. Tetapi sel kanker di sekitarnya belum menyebar ke kelenjar
getah bening.
d. Stadium III : kanker telah menyebar ke satu atau lebih kelenjar getah
bening di daerah tersebut, tetapi tidak ke bagian tubuh yang lain.

4
e. Stadium IV : kanker telah menyebar di bagian lain dari tubuh, seperti hati,
paru-paru, atau tulang.

2.4Etiologi

Meski penyebabnya tidak diketahui, beberapa faktor berikut ini dapat


meningkatkan resiko seseorang terkena penyakit kanker usus besar :

Berdasarkan American Cancer Society tahun (2014), faktor resikonya


dibagi menjadi dua yaitu yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi.

A. Tidak Dapat dimodifikasi :


1. Keturunan dan riwayat keluarga
Seseorang dengan orang tua, saudara atau anak yang memiliki
kanker kolorektal memiliki 2 sampai 3 kali risiko mengembangkan
penyakit dibandingkan dengan individu yang tidak mempunyai riwayat
kanker kolorektal di keluarga (American Cancer Society, 2014). Jika
terdapat riwayat keluarga yang didiagnosis pada usia muda atau jika ada
anggota keluarga lebih dari satu orang yang terkena, risiko meningkat
hingga 3 sampai 6 kali. Sekitar 20% dari semua pasien kanker kolorektal
memiliki saudara dengan riwayat kanker kolorektal. Dan sekitar 5% dari
pasien kanker kolorektal mempunyai sindrom genetik yang menyebabkan
penyakit ini. Yang paling umum adalah Lynch syndrome (juga dikenal
sebagai hereditary non-polyposis colorectal cancer) (American Cancer
Society, 2014).

5
2. Riwayat polip adenomatous
Riwayat polip adenomatous adalah salah satu penyebab yang
meningkatkan risiko kanker kolorektal. Hal ini terutamanya apabila
ukuran polip besar atau jika lebih dari satu. Seseorang dengan
inflammatory bowel disease, kondisi dimana terjadi peradangan usus
selama jangka waktu yang panjang, memiliki risiko lebih tinggi terkena
kanker kolorektal (iagnost cancer society, 2014). Inflammatory bowel
disease yang paling umum adalah ulcerative colitis dan penyakit crohn
(American Cancer Society, 2014).
B. Dapat Dimodifikasi :
1. Aktifitas Fisik
Sebuah tinjauan literatur ilmiah telah menemukan bahwa seorang
yang aktif dari segi fisik mempunyai risiko 25% lebih rendah terkena
kanker usus berbanding seseorang yang tidak aktif. Sebaliknya pada
pasien kanker kolorektal yang kurang aktif mempunyai risiko kematian
yang lebih tinggi berbandingkan mereka yang lebih aktif (American
Cancer Society, 2014).
2. Obesitas
Obesitas atau kegemukan dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi
terjadinya kanker kolorektal pada laki-laki dan kanker usus pada
perempuan (american iagno society, 2014). Obesitas perut (diukur keliling
pinggang) merupakan faktor risiko yang lebih penting berbanding obesitas
keseluruhan baik pada laki-laki dan perempuan (American Cancer Society,
2014).
3. Diet
Konsumsi daging merah atau daging diproses secara berlebihan
akan meningkatkan risiko terjadinya kanker di usus besar dan juga rektum.
Alasan untuk ini belum jelas tetapi mungkin terkait dengan karsinogen (zat
penyebab kanker) yang terbentuk ketika daging merah dimasak pada suhu
yang tinggi selama jangka waktu yang panjang atau aditif nitrit yang
digunakan untuk pengawetan (American Cancer Society, 2014).

6
4. Merokok
Tembakau dalam rokok dapat menyebabkan kanker kolorektal.
Asosiasi tampaknya lebih kuat pada rektum dari kanker kolon (American
Cancer Society, 2014).
5. Alkohol
Kanker kolorektal dikaitkan dengan konsumsi alkohol berat dan
sedang. Seseorang yang hidup dengan konsumsi alkohol 2 hingga 4
minuman per hari memiliki risiko 23% lebih tinggi terkena kanker
kolorektal dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi 1 minuman
per hari (American Cancer Society, 2014).

2.5Patofisiologi

Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun
makanan merupakan faktor yang pentig dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu
berkorelasidengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan
tinggi, kadar serat yang rendah serta adanyainteraksi antara bakteri didalam usus
besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh
minuman yang beralkoho, khususnya bir.

Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopalogis (95%)


adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya
tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas
dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur
sekitarnya.tumor dapat berupa masa polipoid besar, tumbuh ke dalam lumen dan
dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi
annular lebih sering terjafi pada bagian rektosigmoid, sedangkan lesi polipoidyang
datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asenndens.

Tumor dapat menyebar melalui :

1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan seperti ke dalam kandung


kemih (vesika urinaria).

7
2. Penyebaran lewat pembuluh limfe, limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan
mesokolon.
3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan
darah balik ke system portal.

Kelainan kolon Diet/kebiasaan makan rendah serat

 

Kolitis Ulseratif Perbahan feses dan degradasi garam

Empedu

 

Pembentukan Abses Masa transit fses meningkat

Kontak zat berpotensi


karsinogenik

dengan mucosa usus bertambah


lama

Menyerang dinding usus

Ca Colorektum

Inflamasi jaringan destruksi jar.syaraf perubahan status

kesehatan

  

Kehilangan fungsi kolon merangsang serabut s.nyeri stress


psikologis

  

gg.absorbsi cairan hypothalamus


8 anoreksia
gg.absorbsi cairan hypothalamus anoreksia

  

GG. ELIMINASI korteks cerebri intake inadekuat

 

RESTI KEKURANGAN nyeri dipersepsikan pe BB

VOLUME CAIRAN  

NYERI NUTRISI KURANG

DARI KEBUTUHAN
TUBUH

2.6Manifestasi klinis

Berdasarkan Oxford Desk Reference: Oncology tahun (2011) antara


gejala-gejala kanker kolorektal adalah seperti berikut:

1. Perdarahan rektal
Perdarahan rektal adalah keluhan utama yang penting dalam 20-50% kasus
kanker kolorektal. Pasien dengan perdarahan yang diamati dengan satu atau
lebih gejala dibawah harus segera dirujuk untuk pemeriksaan selanjutnya.
2. Perubahan pola buang air besar
Perubahan pola BAB sering dijumpai pada banyak pasien kanker
kolorektal sekitar 39-85%. Gejala dibawah meningkatkan probabiliti yang
mendasari kejadian kanker kolorektal.
 Perubahan pola BAB terutamanya pada pasien lanjut usia.
 Riwayat mencret darah atau lendir harus segera merujuk pendapat
spesialis
 Riwayat baru diare dengan frekuensi yang sering dan konsistensi cair

9
3. Nyeri perut
 Nyeri perut pada pasien kanker kolorektal mungkin tanda dari obstruksi
yang akan terjadi.
 Nyeri kolik abdomen dengan gejala obstruksi lain seperti mual, muntah
harus segera diperiksa.
4. Gejala lain
 Kehilangan darah kronis; anemia defiensi besi, kelelahan, lesu ; sering
dijumpai pada tumor sisi kanan.
 Massa abdomen.
 Pada pemeriksaan Digital Rectal Examination (DRE) mungkin dijumpai
massa yang dapat diraba pada kanker rektal.
 Penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan.

2.7Pemeriksaan diagnostik
1. Anamnesis dan pemeriksaan jasmani
 Perubahan pola kebiasaan defekasi, baik berupa diare ataupun
konstipasi.
 Perdarahan per anum (darah segar).
 Penurunan berat badan.
 Fator predisposisi.
 Riwayat kanker dalam keluarga .
 Riwayat polip usus.
 Riwayat colitis ulserosa.
 Riwayat kanker payudara / ovarium.
 Uretero sigmoidostomi
 Kebiasaan makan (rendah serat, banyak lemak)
 Gizi
 Anemia
 Benjolan pada abdomen
 Nyeri tekan
 Kelenjar limfe yang membesar
 Pembesaran hati

10
2. Colok rectum (rectal toucher)
3. Pemeriksaan laboratorium
 Tinja : ada darah makroskopis / mikroskopis atau darah samar.
 CEA : Carcino embryonic antigen tidak organ spesifik maupun tumor
spesifik. CEA sering member hasil positif palsu atau negative palsu,
maka CEA tidak dapat dipakai untuk diagnosis dini, terutama pada
orang yang asimtomatis.
Peranan penting dari CEA ialah, bila diagnose karsinoma kolon sudah
ditegakkan dan ternyata CEA meninggi yang kemudian menurun
setelah operasi. Maka CEA penting untuk tindak lanjut. Bila
dikemudian hari CEA meninggi lagi maka kemungkinan residif dan
matastasis besar sekali.

4. Pemeriksaan Radiologis
Perlu dikerjakan dengan cara kontras ganda. Dengan cara ini lesi-
lesi kecil dapat ditemukan.
5. Endoskopi + Biopsi
Endoskopi dapat dikerjakan dengan ‘rigid endoscope’ untuk
kelainan-kelainan sampai 25 cm – 30 cm, dengan ‘fibrescope’ untuk
semua kelainan dari rectum sampai sekum. Biopsy diperlukan untuk
menentukan secara patologis-anatomis jenis tumor.
6. Ultrasonografi
Ini diperlukan untuk mengetahui adanya metastasis ke hati.

2.8Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan medis
Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan
pengisapan nasogastrik. Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna
terapi komponen darah dapat diberikan. Pengobatan medis untuk kanker
kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung atau terapi ajufan. Terapi
ajufan biasanya diberikan selain pengobatan bedah. Pilihan mencakup

11
kemoterapi, terapi radiasi dan atau imunoterapi. Dari hasil penelitian, setelah
dilakukan pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi
2. Penatalaksanaan bedah
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon
dan rektal, pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang
terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi
laparoskopik dengan polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru
dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa
kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan
dikolon, massa tumor kemudian di eksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk
kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B serta lesi C. Pembedahan kadang
dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas D. Tujuan pembedahan dalam
situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor sudah menyebar dan mencakup
struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe pembedahan
tergantung dari lokasi dan ukuran tumor.
Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut.
 Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi
usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik).
 Reseksi abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen
(pengangkatan tumor dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter
anal).
 Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis
serta reanastomosis lanjut dari kolostomi.
 Kolostomi permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi obstruksi
yang tidak dapat direseksi).
3. Difersi vekal untuk kanker kolon dan rectum
Berkenaan dengan tehnik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi
dilakukan pada kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi
adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat
berfungsi sebagai difersi sementara atau permanen. Ini memungkinkan
drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi drainase

12
dihubungkan dengan penempatan kolostomi yang ditentukan oleh lokasi
tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.
4. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Dukungan adaptasi dan kemandirian.
b. Meningkatkan kenyamanan.
c. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
d. Mencegah komplikasi.
e. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan.
5. Penatalaksanaan Diet
1. Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat
dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi
menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran
yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel
kanker.
2. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari).
3. Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol
tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan.
4. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal
tersebut dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.
5. Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
6. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.

2.9Komplikasi

Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:

1. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau


lengkap.
2. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran
langsung.

13
3. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar
kolon yang menyebabkan hemorragi.
4. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
5. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
6. Pembentukan abses

2.10 Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
 Aktivitas dan istirahat
Gejala : klien mengatakan kurang mampu melaksanakan aktivitas
seperti biasa.
Tanda : kelemahan otot, mudah lelah.

 Makanan dan cairan


Gejala : klien mengatakan nafsu makan kurang, klien mengatakan
merasa mual dan muntah
Tanda : penurunan berat badan, anemia, anoreksia, perut nampak
kembung.
 Nyeri dan kenyamanan
Gejala : klien mengeluh nyeri pada bagian perutnya, klien mengeluh
nyeri pada daerah pinggang bagian bawah.
Tanda : ekspresi wajahh meringis,nyeri tekan bagian abdomen,
peerasaan tidak enak pada daerah abdomen.
 Integritas ego
Gejala : kklien mengatakan khawatir dengan kondisinya.
Tanda : tanpak bingung, takut, dan cemas.
 Eliminasi
Gejala : klien mengatakan terjadi perubahan kebiasaan BAB, diare
Tanda : konstipasi, Nampak darah pada tinja ataupun mucus, Nampak
perut kembung, feses encer, hemoroid.

14
b. Pengelompokan Data
Ds :
 Klien mengatakan kurang mampu melaksanakan aktivitas seperti
biasa.
 Klien mengatakan nafsu makan kurang.
 Klien mengatakan berasa mual dan muntah.
 Klien mengeluh nyeri pada daerah perutnya.
 Klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang bagian bawah.
 Klien mengatakan terjadi perubahan kebiasaan BAB(diare)
 Pasien mengatakan haus

Do :

 Kelemahan otot.
 Mudah lelah
 Penurunan berat badan
 Anemia
 Perut Nampak kembung
 Ekspresi waja meringis
 Nyeri tekan bagian abdomen
 Perasaan tidak enak pada daerah abdomen.
 Konstipasi
 Nampak darah pada tinja ataupun mucus.
 Feses encer
 Hemoroid
 Penurunan turgor kulit
 Membran mukosa/kulit kering

15
c. Analisa data
No Data Penyebab Masalah
1. Ds : Iskemia dinding usus Nyeri
 Klien 
mengeluh Metabolisme aneaerob
nyeri pada 
daerah Membentukan as.laktat
perutnya 
 Klien Pelepasan mediator
mengeluh kimia(bradikinin,
nyeri pada histamine,prostaglandin)
daerah 
pingang Modulasi,transduksi,
bagian bawah transmisi,persesi
Do :

 Perut Nampak
Nosiseptor
kembung

 Ekspresi
Cortex cerebri
wajah

meringis
Saraf efferent
 Nyeri tekan

pada abdomen
Nyeri
 Perasaan tidak
enak pada
abdomen
2 Ds : Persyarafan yang tidak Perubahan
 Klien sempurna pada usus nutrsi kurang
mengatakan aganglionik dari kebutuhan
nafsu makan  tubuh
berkurang Menurun peristaltic usus

16
 Klien 
mengatakan
mual muntah Obstruksi
Do : 
 Kelemahan Distensi abdomen
otot 
 Penurunan Perut terasa penuh
berat badan 
 Perut Nampak Muntah berwarna hijau
kembung

Anoreksia

Intake nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
3. Ds: Ca –colon rectal Perubahan
 Klien  eleminasi
mengataan Tumbuh kedalam lumen
terjadi usus
perubahan 
kebiasaan Sebagai cincin anular
BAB(diare) 
Do : Tekanan pada usus
 Kontipasi 
 Hemoroid Penyempitan lumen
 Feses encer usus
 Nampak darah

pada tinja
Obstruksi usus
ataupun mucus

Iritasi usus

Respon reflek defekasi

17

Diare

Perubahan eliminasi
4. Ds : Ca Colorektum Resti
 Pasien  kekurangan
mengatakan Inflamasi jaringan volume cairan
haus 
Do : Kehilangan fungsi kolon
 Penurunan 
turgor kulit Gangguan absorbsi
 Membran cairan
mukosa/kulit 
kering Resti kekurangan
volume cairan

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubugan dengan kerusakan jaringan kulit d.d
Ds :
 Klien mengeluh nyeri pada daerah perutnya
 Klien mengeluh nyeri pada daerah pingang bagian bawah

Do :

 Perut Nampak kembung


 Ekspresi wajah meringis
 Nyeri tekan pada abdomen
 Perasaan tidak enak pada abdomen

18
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia d.d
Ds :
 Klien mengatakan nafsu makan berkurang
 Klien mengatakan mual muntah

Do :

 Kelemahan otot
 Penurunan berat badan
 Perut Nampak kembung
c. Gangguan eliminasi : konstipasi/ diare berhubungan dengan petempatan
ostomi pada kolon sigmoid atau desenden d.d
Ds:
 Klien mengataan terjadi perubahan kebiasaan BAB(diare)

Do :

 Kontipasi
 Hemoroid
 Feses encer
 Nampak darah pada tinja ataupun mucus
d. Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan ganguan absorbsi
cairan d.d
Ds :
 Pasien mengatakan haus

Do :
 Penurunan turgor kulit
 Membran mukosa/kulit kering

19
3. Perencanaan

No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan


Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri berhubugan dengan Tujuan : A. Mandiri A. Mandiri
kerusakan jaringan kulit d.d Setelah diberikan tindakan 1. Kaji nyeri, catat 1. Membantu mengevaluasi
Ds : keperawatan selama 3x24 lokasi, karakteristik, derajat ketidaknyamanan
 Klien mengeluh jam nyeri berangsur-angsur intensitas (skala 0-10). dan keefektifan analgesik
nyeri pada daerah hilang. atau dapat menyatakan
perutnya terjadinya komplikasi.
 Klien mengeluh Kriteria Hasil : 2. Dorong penggunaan 2. Menurunkan kekakuan
nyeri pada daerah  Ekspresi wajah teknik relaksasi, otot/sendi. Ambulasi
pingang bagian tenang misalnya : bimbingan mengembalikan organ ke
bawah  Klien tidak imajinasi,visualisasi. posisi normal dan
Do : mengeluh nyeri Berikan aktivitas meningkatkan kembalinya
 Perut Nampak senggang. fungsi ketingkat normal.
kembung 3. Bantu melakukan 3. Untuk mencegah
 Ekspresi wajah latihan rentang gerak terjadinya imflamasi pada
meringis dan dorong ambulasi kulit.

18
 Nyeri tekan pada dini. Hindari posisi
abdomen duduk lama.
 Perasaan tidak enak 4. Observasi tanda-tanda 4. Nyeri hebat ditandai
pada abdomen vital. dengan peningkatan TD
dan nadi.
B. Kolaborasi B. Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan 1. Therapi analgetik
dokter dalam menurunkan ambang rasa
pemberian therapy nyeri
analgetika.
2. Perubahan nutrisi kurang Tujuan : A. Mandiri A. Mandiri
dari kebutuhan tubuh Setelah diberikan tindakan 1. lakukan pengkajian 1. Mengidentifikasi
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 nutrisi dengan kekurangan/kebutuhan
anoreksia lama / gangguan jam ganguan nutrisi seksama. membantu memilih
masukan saat praoperasi d.d teratasi. intervensi.
Ds : 2. Auskultasi bising 2. Kembalinya fungsi usus
 Klien mengatakan Kriteria Hasil : usus. menunjukkan kesiapan
nafsu makan  Nafsu makan untuk memulai makan lagi.
berkurang meningkat

19
 Klien mengatakan  Berat badab normal 3. Mulai dengan 3. Menurunkan insiden kram
mual muntah  Porsi makan makanan cair abdomen, mual.
Do : dihabiskan perlahan.
 Kelemahan otot 4. Anjurkan pasien 4. Dapat membantu
 Penurunan berat meningkatkan menurunkan
badan penggunaan yogurt pembentukkan bau.
 Perut Nampak dan mentega susu.
kembung B. Kolaborasi B. Kolaborasi
1. Konsul dengah ahli 1. Membantu mengkaji
gizi mengenai diet. kebutuhan nutrisi pasien
dalam penambahan
pencernaan dan fungsi
usus.
2. Tingkatkan diet dari 2. Diet rendah sisa dapat
cair sampai makanan dipertahankan selama 6-8
rendah residu bila minggu pertama untuk
masukan oral dimulai. memberikan waktu yang
adekuat untuk
penyembuhan usus.

20
3. Berikan makanan 3. Pada kelemahan/tidak
central/parenteral bila toleran pada masukan per
diindikasikan. oral hiperlimentasi
digunakan menamah
kebutuhan komponen pada
penyembuhan dan
mencegah status
katabolisme.
3. Gangguan eliminasi : Tujuan : A. Mandiri A. Mandiri
konstipasi/ diare Setelah dialkukan tindakan 1. Pastikan kebiasaan 1. Membantu bila
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 defekasi pasien dan pembentukan jadwal
petempatan ostomi pada jam gangguan eleminasi gaya hidup irigasi efektif untuk pasien
kolon sigmoid atau teratasi. sebelumnya. dengan kolostomi.
desenden d.d B. Kolaborasi B. Kolaborasi
Ds: Kriteria Hasil : 1. Tinjau ulang pola diet 1. Masukan adekuat dari serat
 Klien mengataan  Pola eleminasi dan jumlah/tipe dan makanan kasar
terjadi perubahan sesuai kebutuhan masukan cairan. membuatkan buk, dan
kebiasaan fisik dan gaya hidup cairanadalah factor
BAB(diare) dengan ketepatan pentingdalam menentukan

21
Do : jumlah dan konsistensi feses.
 Kontipasi konsistensinya. 2. Libatkan pasien dalam 2. Rehabilitasi dapat
 Hemoroid perawatan ostomi dipermudah dengan
 Feses encer secara bertahap. mendorong pasien mandiri
 Nampak darah pada dan terkontrol.
tinja ataupun mucus.
4. Resti kekurangan volume Tujuan : A. Mandiri A. Mandiri
cairan berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Awasi masukan dan 1. Memberikan indikator
ganguan absorbsi cairan d.d keperawatan selama 3x24 keluaran dengan langsung keseimbangan
Ds : jam diharapkan cermat, ukur feses cair. cairan.
 Pasien mengatakan kekurangan volume cairan 2. Palpasi nadi perifer. 2. Memberikan informasi
haus tidak terjadi. Evaluasi pengisian tentang volume sirkulasi
Do : kapiler, turgor kulit dan umum dan tingkat hidrasi.
 Penurunan turgor Kriteria Hasil : status membran
kulit  Menunjukkan mukosa.
 Membran ketidakseimbangan 3. Ukur berat badan tiap 3. Indicator cairan dan status
mukosa/kulit kering adekuat dengan hari. nutrisi.
bukti membran 4. Berikan cairan IV dan 4. Dapat diperlukan untuk
mukosa lembab elektrolit sesuai mempertahankan perfusi

22
 Turgor kulit baik indikasi. jaringan adekuat/fungsi
 TTV stabil organ.
 Pengisian kapiler
baik.

23
BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Kanker colon adalah suatu kanker yang berada di colon (usus). Kanker ini
penyebab ketiga kematian pada laki-laki. Penyakit ini termasuk penyakit yang
mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang
lebih parah. Penyebab kanker colon ini masih belum diketahui kepastiannya
tetapi makanan dan gaya hidup yang tidak baik dapat memicu keganasan
kanker ini.

3.2Saran

Kepada pembaca diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memahami


dan mempraktikan dalam kehidupan sehari-hari bagaimana tindakan yang
tepat untuk menangani kanker colon ini serta untuk mencegah penyakit kanker
colon dengan memakan makanan yang sehat seperti tinggi serat dan rendah
bahan kimia dan sangat tidak dianjurkan mengkonsumsi minuman yang
berakohol dan rokok yang berlebihan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC.

Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.


Jakarta : EGC

Manggarsari. (2013). Asuhan keperawatan kolostomi pada ny. r dengan kanker


kolorektal di lantai 5 bedah rspad gatot soebroto. Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia.

https://www.slideshare.net/septianraha/ca-kolon

25

Anda mungkin juga menyukai