Anda di halaman 1dari 12

Latar

Belakang
Apendiks adalah organ tambahan kecil yang
menyerupai jari dan melekat pada sekum tepat
di bawah katup ileosekal. Apendik memiliki
panjang kira-kira 10 cm (4 inci).
Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri
secara teratur ke dalam sekum. Karna apendiks
mengosongkan diri dengan tidak efesien dan
lumennya kecil maka apendiks muah mengalami
obstruksi dan rentan terhadap infeksi
(apendisitis) Apendisitis merupakan penyebab
paling umum dari inflamasi akut kuadran kanan
bawah rongga abdomen dan penyebab paling
umum dari pembedahan abdomen darurat.
PENGERTIAN

Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu


atau umbai cacing dalam (apedisitis). Usus buntu sebenarnya
adalah sekum (cecum). Infeksi ini bisa mengakibatkan
peradangan akut sehinga memerlukan tindakan bedah segera
untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya (Wim
de jong et al.2005).
KLASIFIKASI

1. Apendisitis akut
2. Apendisitis rekurens
3. Apendisitis kronis
ETIOLOGI

1. Apendisitis akut merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteria. Dan faktor
pencetusnya disebabkan oleh sumbatan lumen apendiks. Selain itu hyperplasia
jaringan limf, fikalit (tinja/batu),tumor ependiks, dan cacing askaris yang dapat
menyebabkan sumbatan dan juga erosi mukosa apendiks karena parasit (E.histolytica).
2. Apendisitis rekurens yaitu jika ada riwayat nyeri berulang di perut kanan bawah yang
mendorong dilakukannya apendiktomi. Kelainan ini terjadi bila serangan apendisitis
akut pertamakali sembuh sepontan. Namun apendisitis tidak pernah kembali kebentuk
aslinya karena terjadi fibrosis dan jaringan parut.
3. Apendisitis kronis memiliki semua gejala riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari
dua minggu, radang kronik ependiks secara makroskopik dan mikroskopik (fibrosis
menyeluruh didinding, apendiks, sumbatan parsial atau lumen apendiks, adanya
jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan infiltasi sel inflamasi kronik), dan keluhan
menghilang setelah apendiktomi.
MANIFESTASI KLINIS

1. Nyeri kuadran bawah biasanya disertai dengan demam derajat rendah,


mual, dan seringkali muntah.
2. Nyeri tekan pada titik McBurney
3. Nyeri alih mungkin saja ada; letak apendiks mengakibatkan sejumlah
nyeri tekan, spasme otot, konstipasi atau diare kambuhan.
4. Tanda Rovsing
5. Jika terjadi rupture apendik, maka nyeri akan menyebar; terjadi distensi
abdomen akibat ileus paralitik dan kondisi memburuk.
KOMPLIKASI

• Komplikasi utamanya adalah perforasi apendiks yang dapat


berkembang menjadi peritonitis atau abses.
• Gejala mencakup demam dengan suhu 37,70C atau lebih
tinggi, penampilan toksik, atau nyeri tekan abdomen yang
kontinyu.
PATOFISIOLOGI
EVALUASI DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan Laboratorium : Kenaikan dari sel darah putih
(leukosit) hingga sekitar 10.000-18.000/mm3
3. Foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit
4. Ultrasonografi (USG)
5. CT-Scan
6. Apendikogram
PENATALAKSANAAN

 Tatalaksana apendisitis pada kebanyakan kasus adalah


apendiktomi.keterlambatan dalam tatalaksana dapat meningkatkan
kejadian perforasi.
 Teknik laparoskopik, apendiktomi laparoskopik sudah terbukti
menghasilkan nyeri pasca bedah yang lebih sedikit, Laparoskopi itu
dikerjakan untuk diagnosa dan terapi pada pasien dengan akut abdomen,
terutama pada wanita (Birnbaum BA)
 Pembedahan diindikasikan bila diagnose apendisitis ditegakkan. Antibiotik
dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan. Analgesik dapat
diberikan setelah diagnose ditegakkan
ASUHAN KEPERAWATAN

Data Dasar Pengkajian  Nyeri/Kenyamanan


Gejala :
Nyeri abdomen sekitar epigastrium
 Aktivitas/istirahat : Malaise dan umbilicus
 Sirkulasi : Takikardia Tanda :
Perilaku berhati-hati: meningkatnya
 Eliminasi
nyeri pada kuadran kanan bawah karena
Gejala : Konstipasi pada awitan posisi ekstensi kaki kanan/posisi duduk
pertama, diare kadang-kadang tegak.

Tanda : Distensi abdomen, nyeri  Keamanan


tekan/nyeri lepas,kekakuan, penurunan Tanda : Demam (Biasanya rendah)
atau tidak adanya bising usus.  Pernapasan
 Nutrisi /cairan : Tanda : Takipnea, pernapasan
dangkal.
Gejala : Anoreksia, mual/muntah.

Anda mungkin juga menyukai