Anda di halaman 1dari 3

Apendisitis Etiologi apendisitis Penyebab apendisitis yang paling sering adalah terjadinya obstruksi lumen.

Obstruksi lumen biasanya diakibatkan oleh fekalit (batu tinja), hyperplasia jaringan limfe, tumor appendix dan parasit yang ada di usus besar, inflammatory bowel disease, termasuk Crohns disease dan colitis ulseratif, serta pasca trauma abdomen. Parasit yang berperan menyebabkan obstruksi adalah cacing ascaris dan strongyloides species. Namun, diantara penyebab obstruksi lumen yang telah disebutkan diatas, fekalit dan hyperplasia jaringan limfoid merupakan penyebab obstruksi yang paling sering terjadi. Penelitian epidemiologi menunjukan peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi akan menaikan tekanan intralumen yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional appendix dan meningkatnya pertumbuhan flora normal kolon. Semuanya ini akan mempermudah timbulnya apendisitis. Pemeriksaan Khusus apendisitis Pada anamnesis perlu dicari gejala-gejala seperti nyeri abdomen yang mula-mula di daerah umbilicus atau dibawah epigastrium yang kemudian berpindah dan menetap dikanan bawah atau yang disebut dengan Ligart Sign, adanya anoreksia dan vomitus, atau peningkatan suhu yang ringan. Pemeriksaan fisik pada penderita apendisitis dimulai dengan pemeriksaan tanda-tanda vital dan status generalis dimana pasien terlihat sakit ringan sampai sedang dengan suhu dan pulse mengalami peningkatan, juga termasuk dari ekspresi umum penderita, misalnya kecenderungan posisi tidur. Penderita lebih menyukai berbaring dalam posisi telentang dengan paha kanan diflexikan, karena setiap pergerakan akan menambah rasa nyeri. Pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan status lokalis yang terdiri dari inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pada inspeksi umumnya abdomen dalam keadaan normal untuk suatu apendisitis akut tanpa komplikasi. Palpasi abdomen dilakukan untuk menentukan adanya nyeri tekan, nyeri lepas, Rovsings Sign, defance muscular, Psoas Sign, dan Obturator S ign atau adanya massa. Perkusi abdomen biasanya ditemukan perkusi timpanitik yang normal pada

apendisitis akut tanpa komplikasi. Auskultasi tidak banyak membantu dalam menegakan diagnosis apendisitis, tetapi jika sudah terjadi peritonitis maka tidak dapat terdengar bunyi peristaltic. a. Rebound tenderness Tanda kunci diagnosis apendisitis yaitu bila terdapat nyeri tekan kuadran kanan bawah atau pada titik Mc.Burney. Saat melakukan penekanan yang perlahan dan dalam pada titik Mc. Burney akan terasa nyeri yang hebat dan kemudian akan timbul rasa nyeri yang lebih menusuk saat secara tiba-tiba penekanan dilepaskan atau yang disebut juga nyeri lepas tekan. b. Rovsing Sign Rovsing sign positif apabila dilakukan penekanan abdomen kiri bawah dan nyeri dirasakan pada abdomen kanan bawah. Hal ini terjadi karena tekanan merangsang perstaltik dan udara usus, sehingga menggerakan peritoneum sekitar appendix yang meradang (nyeri somatic). c. Psoas sign Letakkan tangan kanan pada lutut kanan penderita dan perintahkan penderita untuk mengangkat kaki dan paha melawan tangan anda. Atau perintahkan pasien untuk tidur dengan sisi kiri dan ektensikan tungkai pada sendi coxae. Fleksi kaki pada sendi coxae akan mengkontraksikan M. psoas. Adanya nyeri perut dengan maneuver ini dikenal dengan Psoas sign positif, yang menyokong adanya iritasi otot psoas oleh appendix yang sedang inflamasi.

d. Obturator sign Fleksikan kaki pasien pada artikulatio coxae kanan dan sendi lutut . Kemudian rotasikan kearah dalam (internal rotasi) pada sendi coxae. Nyeri pada hypogastrica kanan, menandakan tanda obturator positif. Ini menyokong adanya iritasi pada otot obturator.

Anda mungkin juga menyukai