Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN ISTIRAHAT TIDUR


DI RUANG MULTAZAM 4 RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
BANDUNG

Disusun oleh :
Diana Friraz Pirandanie
402022049

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERISTAS ‘AISYIYAH BANDUNG
BANDUNG
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Pengertian
2. inisi
3. Istirahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan
4. emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktifitas saja akan tetapi
5. istirahat juga membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti
6. menyegarkan diri atau diam setelah melakukan kerja keras, suatu keadaan
7. untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu
8. keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan,
9. bahkan menjengkelkan
10. inisi
11. Istirahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan
12. emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktifitas saja akan tetapi
13. istirahat juga membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti
14. menyegarkan diri atau diam setelah melakukan kerja keras, suatu keadaan
15. untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu
16. keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan,
17. bahkan menjengkelkan
18. stirahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan
19. emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktifitas saja akan tetapi
20. istirahat juga membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti
21. menyegarkan diri atau diam setelah melakukan kerja keras, suatu keadaan
22. untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu
23. keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan,
24. bahkan menjengkelkan
25. stirahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan
26. emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktifitas saja akan tetapi
27. istirahat juga membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti
28. menyegarkan diri atau diam setelah melakukan kerja keras, suatu keadaan
29. untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu
30. keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan,
31. bahkan menjengkelkan
32. stirahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan
33. emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktifitas saja akan tetapi
34. istirahat juga membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti
35. menyegarkan diri atau diam setelah melakukan kerja keras, suatu keadaan
36. untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu
37. keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan,
38. bahkan menjengkelkan
39. stirahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan
40. emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktifitas saja akan tetapi
41. istirahat juga membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti
42. menyegarkan diri atau diam setelah melakukan kerja keras, suatu keadaan
43. untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu
44. keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan,
45. bahkan menjengkelkan
46. stirahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan
47. emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktifitas saja akan tetapi
48. istirahat juga membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti
49. menyegarkan diri atau diam setelah melakukan kerja keras, suatu keadaan
50. untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu
51. keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan,
52. bahkan menjengkelkan
53. irahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan
54. emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktifitas saja akan tetapi
55. istirahat juga membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti
56. menyegarkan diri atau diam setelah melakukan kerja keras, suatu keadaan
57. untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu
58. keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan,
59. bahkan menjengkelkan.
60. irahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan
61. emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktifitas saja akan tetapi
62. istirahat juga membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti
63. menyegarkan diri atau diam setelah melakukan kerja keras, suatu keadaan
64. untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu
65. keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan
66. irahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan
67. emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktifitas saja akan tetapi
68. istirahat juga membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti
69. menyegarkan diri atau diam setelah melakukan kerja keras, suatu keadaan
70. untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu
71. keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan
72. erupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan
73. emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktifitas saja akan tetapi
74. istirahat juga membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti
75. menyegarkan diri atau diam setelah melakukan kerja
Istirahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan
dalam keadaan tidak beraktifitas saja akan tetapi istirahat juga membutuhkan ketenangan.
Kata istirahat berarti menyegarkan diri atau diam setelah melakukan kerja keras, suatu
keadaan untuk melepaskan diri dari segalah hal yang membosankan, menyulitkan,
bahkan menjengkelkan.
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun atau hilang dan dapat dibangunkan kembali dengan
stimulus dan sensori yang cukup. Selain itu tidur juga dikatakan sebagai keadaan tidak
sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan,
melainkan merupakan sesuatu urutan siklus yang berulang (Wahit Iqbal Mubarak et al.,
2015). Tidur merupakan suatu keadaan yang berulang-ulang, dimana perubahan status
kesadaran yang terjadi selama periode tertentu (Potter & Perry, 2006).
Gangguan pola tidur merupakan gangguan yang terjadi pada kualitas dan
kuantitas waktu tidur seseorang akibat faktor eksternal (SDKI, 2016).
Label kebutuhan dasar manusia

2. Penyebab gangguan istirahat tidur


Adapun penyebab yang dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan pola tidur
(SDKI, 2016) yaitu:
a. Hambatan lingkungan yang terdiri dari:
1) Kelembaban lingkungan sekitar
2) Suhu lingkungan
3) Pencahayaan
4) Kebisingan
5) Bau yang tidak sedap
6) Jadwal pemantauan atau pemeriksaan atau tindakan
b. Kurang kontrol tidur
c. Kurang privasi
d. Restraint fisik
e. Ketiadaan teman tidur
f. Tidak familiar dengan peralatan tidur
3. Tanda dan Gejala Gangguan Pola Tidur
Pasien yang mengalami gangguan pola tidur akan biasanya menunjukkan
gejala dan tanda mayor maupun minor seperti berikut : (SDKI, 2016).
a. Gejala dan tanda mayor
1) Secara subjektif pasien mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga,
mengeluh tidak puas tidur, mengeluh pola tidur berubah, dan mengeluh
istirahat tidak cukup.
2) Secara objektif tidak tersedia gejala mayor dari gangguan pola tidur.
b. Gejala dan tanda minor
1) Secara subjektif pasien mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
2) Secara objektif yaitu adanya kehitaman di daerah sekitar mata, konjungtiva
pasien tampak merah, wajah pasien tampak mengantuk (Wahit Iqbal Mubarak
et al., 2015).
4. Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur terdiri dari:
a. Irama sirkadian
Irama siklus 24 jam siang-malam disebut irama sirkadian. Irama sirkadian
memengaruhi perilaku dan pola fungsi biologis utama seperti suhu tubuh, denyut
jantung, tekanan darah, sekresi hormon, kemampuan sensorik dan suasana hati.
Irama sirkadian dipengaruhi oleh cahaya, suhu, dan faktor eksternal seperti
aktivitas sosial dan rutinitas pekerjaan.
b. Tahapan tidur
Dua fase tidur normal : NREM (pergerakan mata yang tidak cepat), dan REM
(pergerakan mata yang cepat) terdiri dari :
1) Tahap 1 : NREM
Merupakan tingkatan paling dangkal dari tidur. Tahapan ini berakhir
beberapa menit sehingga orang mudah terbangun karena suara.Merasa telah
melamun setelah bangun.
2) Tahap 2 : NREM
Merupakan tidur bersuara. Terjadi relaksasi sehingga untuk bangun sulit.
Tahap ini berakhir 10-20 menit. Fungsi tubuh menjadi lambat.
3) Tahap 3 : NREM
Menjadi tahap awal tidur yang dalam. Otot – otot menjadi relaks penuh
sehingga sulit untuk dibangunkan dan jarang bergerak. Tanda-tanda vital menurun
namun teratur. Berakhir 15-30 menit.
4) Tahap 4 : NREM
Menjadi tahap tidur mendalam. Individu menjadi sulit dibangunkan. Jika
individu kurang tidur, individu akan menyeimbangkan porsi tidurnya pada tahap
ini. Tanda-tanda vital menurun secara bermakna. Pada tahap ini terjadi tidur
sambil berjalan dan enuresis. Berakhir dalam waktu 15-30 menit.
5) Tidur REM
Pada tahap ini, individu akan mengalami mimpi. Respon pergerakan mata
yang cepat, fluktuasi jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatan tekanan
darah. Terjadi tonus otot skelet penurunan dan sekresi lambung meningkat.
Berakhir dalam waktu 90 menit. Terjadi penigkatan tidur REM tiap siklus dalam
waktu 20 menit (Saryono & Tri Widianti, 2011).

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi istirahat tidur


Kualitas dan kuantitas tidur dapat memengaruhi beberapa faktor. Kualitas
tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan
memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini merupakan
faktor yang dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur seseorang, antara
lain:
a. Status kesehatan atau penyakit
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan untuk dapat tidur
dengan nyenyak. Sakit dapat memengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak
penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur, seperti penyakit yang
disebabkan oleh infeksi. Banyak juga keadaan sakit yang menjadikan pasien
kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur seperti pasien post operasi.
b. Latihan dan kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur
untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat
pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Dengan
demikian, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur
gelombang lambatnya (NREM) diperpendek.
c. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat
mempercepat proses terjadinya tidur. Sebaliknya, lingkungan yang tidak aman
dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga
memengaruhi proses tidur. Begitu juga yang dialami oleh ibu post SC, jika
lingkungan terasa panas, dan pengap maka ibu post SC megalami gangguan pola
tidur.
d. Stress emosional
Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. Kondisi
ansietas dapat meningkatkan kadar norepinefrin darah melalui stimulasi sistem
saraf simpatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklus tidur NREM tahap
IV dan tidur REM serta seringnya terjaga saat tidur.
e. Obat atau medikasi
Obat-obatan tertentu dapat memengaruhi kualitas tidur seseorang. Beberapa
jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur yaitu sebagai berikut :
1) Diuretik yang dapat menyebabkan insomnia
2) Anti depresan yang dapat menyebabkan supresi pada tidur REM
3) Kafein yang digunakan untuk meningkatkan saraf simpatis yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami kesulitan untuk tidur.
4) Beta bloker dapat menimbulkan insomnia
5) Narkotika dapat menyupresi REM sehingga mudah mengantuk
6) Amfetamin dapat menurunkan tidur REM
f. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur
protein yang tinggi seperti terdapat pada keju, susu, daging, dan ikan tuna dapat
berfungsi untuk mempercepat seseorang untuk tidur, karena adanya L - Triptofan
yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna. Sebaliknya minuman
yang mengandung kafein ataupun alkohol akan mengakibatkan seseorang tidurnya
terganggu. Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan
seringnya terjaga pada malam hari. Sebaliknya, penambahan berat badan
dikaitkan dengan peningkatan total tidur dan dan sedikitnya periode terjaga di
malam hari.
g. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur,
sehingga dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk
tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.
h. Gaya hidup
Kelelahan dapat memengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan tingkat
menengah orang dapat tidur nyenyak. Sementara pada kelelahan yang berlebihan
akan menyebabkan periode tidur REM lebih pendek.
i. Stimulan dan alcohol
Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat merangsang SSP
sehingga dapat mengganggu pola tidur. Sementara mengonsumsi alkohol yang
berlebihan dapat mengganggu siklus tidur REM.
j. Merokok
Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada tubuh.
Akibatnya yaitu perokok sering kali kesulitan untuk tidur dan mudah terbangun di
malam hari (Saryono & Tri Widianti, 201
6. Jenis – jenis gangguan tidur
a. Insomnia
Insomnia merupakan suatu keadaan yang menyebabkan individu tidak mampu
mendapatkan tidur yang adekuat, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga
individu tersebut hanya tidur sebentar atau susah tidur.
b. Hipersomia
Hipersomia merupakan gangguan tidur dengan criteria tidur berlebihan. Pada
umumnya,lebih dari sembilan jam pada malam hari, yang disebabkan oleh
kemungkinan masalah psikologis, depresi, cemas, gangguan susunan sistem saraf
pusat, ginjal, hati dan gangguan metabolisme.
c. Parasomia
Parasomia merupakan kumpulan penyakit yang dapat
menyebabkan gangguan pola tidur. Misalnya somnmbulisme yang
banyak terjadi pada anak-anak yaitu pada tahap III dan IV dari tidur
NREM.
d. Enuresis
Enuresis merupakan buang air kecil yang tidak sengaja pada
waktu tidur. Enuresis ada dua macam, yaitu enuresis nocturnal dan
enuresis diurnal. Enuresis nocturnal merupakan mengompol pada
waktu tidur. Umumnya, terjadi sebagai gangguan tidur NREM.
Enuresis diurnal merupakan mengompol pada saat bangun tidur
e. Somnambulisme
Somnambulisme adalah gangguan tingkah laku yang sangat
kompleks mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi
motorik, seperti membuka pintu, menutup pintu, duduk di tempat tidur,
menabrak kursi, termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit
kemudian kembali tidur.

7. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap paling menentukan bagi tahapan proses
keperawatan selanjutnya yang perlu dikaji adalah:
a. Identitas pasien
Yang perlu dikaji adalah nama, umur, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
agama, suku, alamat, No. RM, tanggal MRS, tanggal pengkajian, dan sumber
informasi.
b. Identitas Penanggung jawab
Yang perlu dikaji adalah nama, umur, pendidikan, pekerjaan, dan alamat.
c. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan utama yang sering ditemukan pada klien dengan gangguan
istirahat tidur adalah klien mengeluh kesulitan untuk memulai tidur
atau sering terbangun pada saat tidur.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan sekarang berupa uraian mengenai keadaan klien
saat ini, mulai timbulnya keluhan yang dirasakan sampai saat
dilakukan pengkajian.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu seperti riwayat adanya masalah gangguan
istirahat tidur sebelumnya dan bagaimana penanganannya.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah dalam keluarga ada yang mengalami gangguan istirahat
tidur seperti yang dialami oleh klien, atau adanya penyakit genetik
yang mempengaruhi istirahat tidur.
d. Pola Kesehatan Fungsional
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Klien mengalami gangguan persepsi, klien mengalami gangguan
dalam memelihara dan menangani masalah kesehatannya.
2) Pola nutrisi
Klien dapat mengalami penurunan nafsu makan.
3) Pola eliminasi
Klien tidak mengalami polyuria atau dysuria, dan juga tidak
mengalami konstipasi.
4) Pola tidur dan istirahat
Klien mengalami kesulitan memulai tidur, terbangun dalam waktu
yang lama.
5) Pola aktivitas dan istirahat
Klien mengalami gangguan dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari karena
kelemahan akibat gangguan tidur.
6) Pola hubungan dan peran
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien
terhadap anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal,
pekerjaan, tidak punya rumah, dan masalah keuangan.
7) Pola sensori dan kognitif
Klien mengalami ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan
minat dan motivasi. Untuk mengetahui status mental klien dapat
dilakukan pengkajian menggunakan Tabel Short Portable Mental
Status Quesionare (SPMSQ).
8) Pola persepsi dan konsep diri
Klien tidak mengalami gangguan konsep diri. Untuk mengkaji
tingkat depresi klien dapat menggunakan Tabel Inventaris Depresi
Beck (IDB) atau Geriatric Depresion Scale (GDS)
9) Pola seksual dan reproduksi
Klien mengalami penurunan minat terhadap pemenuhan kebutuhan
seksual.
10) Pola mekanisme koping
Klien menggunakan mekanisme koping yang tidak efektif dalam
menangani stress yang dialaminya.
11) Pola tata nilai dan kepercayaan
Klien tidak mengalami gangguan dalam spiritual
e. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Keadaan umum klien lansia yang mengalami gangguan istirahat
tidur biasanya lemah.
2) Kesadaran
Kesadaran klien composmentis
3) Tanda-tanda vital
Pada umumnya, lansia dengan gangguan tidur mengalami
peningkatan tekanan darah.
4) Pemeriksaan Review of System (ROS)
a) Sistem pernafasan
Dapat ditemukan peningkatan frekuensi nafas atau masih dalam
batas normal.
b) Sistem sirkulasi
Kaji adanya penyakit jantung, frekuensi nadi, sirkulasi perifer,
warna dan kehangatan
c) Sistem persyarafan
Kaji adanya hilang gerakan/sensasi, spasme otot, terlihat
kelemahan/hilang fungsi. Pergerakan mata/kejelasan melihat,
dilatasi pupil. Agitasi (mungkin berhubungan dengan
nyeri/ansietas).
d) Sistem perkemihan
Perubahan pola berkemih, seperti inkontinensia urin, disuria,
distensi kandung kemih, warna dan bau urin, dan kebersihannya.
e) Sistem pencernaan
Konstipasi, konsistensi feses, frekuensi eliminasi, auskultasi
bising usus, anoreksia, adanya distensi abdomen, nyeri tekan
abdomen.
f) System musculoskeletal
Kaji adanya nyeri berat tiba-tiba/mungkin terlokalisasi pada area
jaringan ringan, dapat berkurang pada imobilisasi, kekuatan otot,
kontraktur, atrofi otot, laserasi kulit dan perubahan warna.
f. Diagnosa Keperawatan
Menurut SDKI 2016 diagnosa yang sering muncul dalam gangguan tidur
adalah:
1) Gangguan pola tidur (D.0055)
a) Definisi
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.
2) Batasan karakteristik
a) Kesulitan tidur
b) Ketidakpuasan tidur
c) Pola tidur berubah
d) Istirahat tidak cukup
3) Faktor yang berhubungan
a) Hambatan lingkungan
b) Kurang privasi
c) Kurang kontrol tidur
4) Kesiapan peningkatan tidur (D.0058)
a) Definisi
Pola penurunan kesadaran alamiah dan periodic yang
memungkinkan istirahat adekuat, mempertahankan gaya hidup yang
diinginkandan dapat ditingkatkan.
b) Batasan karakteristik
- Keinginan untuk meningkatkan tidur
- Perasaan cukup istirahat setelah tidur
c) Faktor yang berhubungan
- Nyeri kronis
- Pemulihan pasca operasi
- Kehamilan
- Sleep apnea
g. Perencanaan Keperawatan
Menurut SIKI (2018) dan SLKI (2019) rencana keperawatan dari diagnosa
keperawatan gangguan pola tidur dan kesiapan peningkatan tidur adalah
sebagai berikut:
TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
Setelah dilakukan Intervensi: Dukungan
Tindakan tidur
keperawatan Observasi Observasi
1. Untuk menentukan
selama ...x24 jam 1. Identivikasi pola seberapa besar gangguan
masalah tidur
diharapkan klien aktivitas dan tidur.
2. Untuk mengetahui
menunjukkan tidur 2. Identifikasi faktor kemungkinan adanya
penyebab dan frekuensi
yang membaik pengganggu tidur.
gangguan tidur yang
dengan 3. Identifikasi makanan disebabkan beberapa
faktor-faktor tersebut.
kriteria hasil: dan minuman yang
3. Untuk memgetahui asupan
1. Jam tidur klien mengganggu nutrisi yang diberikan
yang dapat membuat
tidak terganggu. tidur.
susah tidur
2. Tidak ada 4. Identifikasi obat tidur 4. Untuk mengetahui riwayat
kebiasaan meminum obat
masalah dengan yang dikonsumsi
tidur
pola, kualitas dan Terapeutik Teurapeutik
1. Lingkungan yang nyaman
rutinitas tidur. 1. Modifikasi
dapat memberikan tidur
3. Klien terlihat lingkungan yang nyenyak
2. Mengembalikan orientasi
segar setelah 2. Batasi waktu tidur waktu tidur pasien
bangun tidur. siang, jika perlu 3. Stress salah satu penyebab
tidur tidak berkualias
4. Klien dapat 3. Fasilitasi
mengidentifikasi menghilangkan stress
Tindakan yang sebelum tidur 4. Jadwal yang teratur dapat
meningkatkan kwalitas
dapat 4. Tetapkan jadwal tidur
tidur
meningkatkan rutin
5. kenyamanan dapat
tidur. 5. Lakukan prosedur membuat seseorang
untuk mudah
tidur dengan nyenyak.
meningkatkan
kenyamanan
6. massage punggung
6. Berikan terapi non mempunyai efek relaksasi
farmakologi (terapi dan memberikan
kenyamanan sehingga
massage mampu
punggung) meningkatkan kualitas
tidur.
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya
tidur cukup
Edukasi
2. Anjurkan menepati 1. Pentingnya tidur dapat
kebiasaaan waktu memotivasi pasien untuk
meningkatkan kwalitas
tidur tidur
3. Anjurkan 2. Mengingatkan waktu tidur
agar pasien tidur sesuai
menghindari jadwal
makanan atau 3. Pasien dapat menghindari
makanan dan minuman
minuman yang bisa mengganggu
yang mengganggu tidur
4. Pasien mengerti cara
tidur meminum obat tidur
4. Anjurkan penggunaan 5. Agar pasien dapat
memfokuskan untuk tidur
obat tidur yang tidak 6. Pasien dapat meminta
mengandung supresor keluarga untuk massage
punggung bila ingin dan
terhadap tidur REM sulit tidur
5. Ajarkan faktor-faktor
yang berkontribusi
terhadap gangguan
tidur
6. Ajarkan cara
nonfarmakologi.
Daftar pustaka

NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan


Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC
Morhead, Sue, Johnson, Marion, Maas, Meriden L., Swanson, Elizabeth.
2006. Nursing Outcomes Classification (NOC), Fourth Edition. Missouri:Mosby
Dochterman, Joanne Mccloskey, Bulechek, Gloria M. 2004. Nursing
Interventions Classification (NIC), Fourth Edition. Missouri: Mosby
Buku SDKI dan buku SIKI
https://www.studocu.com/id/document/sekolah-tinggi-ilmu-kesehatan-
banyuwangi/sekolah-tinggi-ilmu-kesehatan-banyuwangi/lp-istirahat-tidur-tri-
kusumawati-sk321051/28068797

Anda mungkin juga menyukai