Anda di halaman 1dari 26

[Type here]

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN MUSKULOSKELETAL

DISUSUN OLEH :

YUSTINA YENI SETYOWATI

08200100164

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

2021
[Type here]

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa atas petunjuk dan kehadirat
Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah fisiologi makalah tentang “ Asuhan Keperawatan
Sistem Muskuloskeletal “. Dengan lancer tanpa kendala yang berarti.

Tugas ini kami susun dengan tujuan memenuhi kebutuhan kami sebagai mahasiswa untuk
menambah pengetahuan kami tentang mata kuliah Fisiologi Manusia dimana berkaitan dengan
kondisi saat ini yaitu kondisi pandemic covid 19. Dengan mengumpulkan informasi dari jurnal
yang relevan, yang nantinya dapat bermanfaat bagi semua untuk mengatasi kesulitan belajar
dalam mempelajari mata kuliah ini.

Dalam penyelesaian makalah ini tentunya banyak melibatkan berbagai pihak. Untuk itu ucapkan
terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
makalah ini.

Tentunya dalam penyusunan tugas ini kami belumlah cukup sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran untuk menjadikan isi makalah ini menjadi lebih baik dan menjadi
tolak ukur bagi kami untuk menyusun makalah yang sesuai dengan harapan kita semua yang
bermanfaat untuk sekarang dan masa depan.

Jakarta, Juli 2021

Penulis
[Type here]

DAFTAR ISI
[Type here]

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
System musculoskeletal adalah system yang berperan dalam menunjang, melindungi dan
menggerakkan tubuh. Rangka merupakan bingkai dari struktur tubuh dan melindungi organ
internal yang rentan dari kerusakan. Otot dengan bantuan sendi, ligament dan tendon
memungkinkan tulang bergerak. Sistem ini terdiri atas 206 tulang, yang merupakan
penyokong gerakan tubuh dan melindungi organ internal, tendon dan ligament yang
menghubungkan tulang dengan otot.

Gangguan muskulpskeletal diantaranya fraktur, dislokasi, sprain, strain dan sindrom


compartement. Dikehidupan sehari hari yang semakin padat dengan aktivitas masing masing
manusia dan untuk mengejar perkembangan zaman, manusia tidak akan lepas dari fungsi
normal musculoskeletal terutama tulang yang menjadi alat gerak utama bagi manusia, tulang
membentuk rangka, penunjang dan pelindung bagian tubuh dan tempat untuk melekatnya
otot-otot yang menggerakkan kerangka tubuh, fungsi tulang dapat terganggu karena
mengalami fraktur.

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya
( Smeltzer, 2001 ). Fraktur lebih sering terjadi pada laki laki dari pada perempuan dengan
umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan atau kecelakaan.
Sedangkan pada usia prevalensi cenderung lebih banyak terjadi pada wanita berhubungan
dengan adanya osteoporosis yang terkait dengan perubahan hormon.

Hal ini didukung dengan data WHO yang menyebutkan bahwa 1/3 dunia pernah mengalami
patah Mtulang dan insiden terbesar terjadi pada remaja usia 14 tahun hingga 21 tahun. Faktor
[Type here]

utamanya adalah kecelakaan, sedangkan factor osteoporosis pada lansia menjadi penyebab
kedua sebesar 8,1 % ( DEPKES RI 2001 )

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran secara keseluruhan tentang teori dan penerapan Asuhan
Keperawatan Muskuloskeletal
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tentang pengertian, etiologi, patofisiologi, gsmgguan gangguan dari
system musculoskeletal dan komplikasi dari sistem musculoskeletal.
b. Mendiskripsikan diagnose yang Keperawatan yang muncul pada Askep
Muskuloskeletal.
c. Mendiskripsikan intervensi pada Asuhan Keperawatan Muskuloskeletal

C. MANFAAT
1. Diharapkan dapat menjadi acuan dalam menangani atau dalam memberikan pelayanan
pada pasien dengan gangguan system musculoskeletal.
2. Semoga makalah ini dapat menjadikan sebuah referensi dan bacaan sehingga dapat
menambah wawasan tentang system muskuloskeletal
[Type here]

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Muskuloskeletal berasal dari kata muskulo (muskular) yang berarti otot dan kata skeletal
yang berarti rangka/tulang. Muskulo adalah jaringan otot-otot tubuh, sedangkan yang
dimaksud dengan skeletal atau osteo adalah tulang kerangka tubuh. Sistem muskulo dan
skeletal mempunyai fungsi yang saling mendukung terutama dalam proses pergerakan
dan pembentukan postur tubuh (Tarwoto dkk.,2015).

Keluhan Muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan
oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot
menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat
menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen, 25 dan tendon. Keluhan
hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan Muskuloskeletal
Disorders (MSDs) atau cedera pada sistem musculoskeletal (Bukhori, 2010).

Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon dan bursa.Struktur


tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat badan (Judha dkk., 2012)

Secara garis besar muskuloskeletal dapat dibedakan menjadi dua (Tarwaka 2014), yaitu :

1. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi saat otot
menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera hilang
apabila pembebanan dihentikan.
2. Keluhan menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap, walaupun
pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot masih terus
berlanjut.
[Type here]

B. ETIOLOGI
System musculoskeletal terdiri dari tulang , otot, kartilago, ligament, tendon. Fascia,
bursae dan persendian.
1. OTOT
Definisi otot adalah sekumpulan sel otot yang membentuk jaringan. Otot adalah alat
gerak yang berfungsi menggerakkan tulang. Sel-sel otot mempunyai kemampuan
berkontraksi (bentuk sel otot memendek) dan melakukan relaksasi (kembali ke
ukuran semula). Oleh karena itu jaringan otot disebut sebagai alat gerak aktif.

Fungsi lain dari otot-otot dalam tubuh manusia adalah dukungan. Otot rangka terus
bekerja untuk mendukung tubuh dan membantu untuk mempertahankan postur,
apakah seseorang duduk atau berdiri. Otot-otot ini juga mendukung, menstabilkan
dan memperkuat sendi dengan memegang tulang dalam posisi yang tepat, terutama
didaerah dimana bagian-bagian dari sendi tidak cocok bersama erat seperti bahu dan
pinggul.
3 jenis otot dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Otot polos
 Berbentuk gelendong, memanjang dan ujung runcing.
 Jumlah inti sel satu dan terletak di tengah.
 Tidak mempunyai garis melintang.
 Bekerja secara Involunter (arti involunter adalah diluar kehendak).
 Kecepatan kontraksi paling lambat.
 Mampu berkontraksi lama dan tidak cepat lelah.
 Terdapat pada dinding penyusun organ-organ tubuh bagian dalam.
Contohnya seperti saluran pernapasan, saluran pencernaan, saluran
reproduksi, pembuluh darah dan getah bening.
[Type here]

Gambar1. Gambaro tot jantung, otot lurik dan otot polos

b. Otot lurik (otot serat / otot rangka)


 Berbentuk memanjang, silindris dan ujung tumpul (serabut).
 Jumlah inti sel banyak dan terletak di tepi.
 Terdapat garis melintang.
 Bekerja secara Volunter (arti volunter adalah sesuai kehendak).
 Kontraksi paling cepat, akan tetapi mudah lelah.
 Menempel pada rangka atau tulang.
[Type here]

Gambar 2. Otot lurik

c. Otot jantung
 Berbentuk memanjang, silindris, serabut sel bercabang dan menyatu.
 Jumlah inti sel banyak terletak di tengah.
 Terdapat garis melintang.
 Memiliki discus interkalaris (arti discus interkalaris adalah pertemuan
dua sel yang tampak gelap jika dilihat dengan mikroskop.

Gambar 3. Otot Jantung


[Type here]

2. KARTILAGO ( Tulang Rawan }


Kartilago atau Tulang rawan adalah jaringan ikat avaskuler semi-kaku tapi fleksibel
yang ditemukan di berbagai tempat di dalam tubuh. Dengan struktur lentur terutama
terdiri dari air, jenis jaringan ini juga sangat tangguh. Tulang rawan ditemukan di
seluruh tubuh manusia di daerah-daerah seperti sendi, hidung, jalan napas, cakram
intervertebralis tulang belakang, dan telinga.
Ada tiga jenis tulang rawan dalam tubuh manusia. Meskipun komponennya sangat
mirip, jumlah masing-masing komponen berbeda, memberikan kualitas yang berbeda
untuk setiap jenis. Dengan demikian, setiap jenis memiliki lokasi tertentu.
a. Tulang Rawan Hialin
Tulang rawan hialin biasanya hanya setebal 2 – 4 mm (semua tulang rawan
harus tipis, karena tidak ada vaskularisasi pada jenis jaringan ini, dan nutrisi
dan oksigen harus diperoleh melalui difusi). Ini adalah bentuk tulang rawan
embrionik, dan juga ditemukan di tulang rusuk, sendi, hidung, laring, dan
trakea.
b. Fibrokartilago
Ditemukan di mana tendon dan ligamen bertemu tulang, terletak jyga pada
simfisis pubis, di menisci, sendi sternoklavikula, dan annulus fibrosus (pusat
diskus intervertebralis), fibrokartilago adalah jaringan ikat yang sangat kuat
dan lentur. Ini diperkuat dengan bundel serat kolagen yang berjalan sejajar
satu sama lain, memungkinkan tingkat peregangan yang rendah. Karena
kelimpahan serat kolagen, fibrokartilago berwarna putih
c. Tulang Rawan Elastis
Tulang rawan elastis terutama ditemukan di telinga luar (daun telinga atau
pinna), tabung Eustachius, dan epiglotis. Bagian-bagian anatomi ini
diperlukan untuk selalu kembali ke bentuk aslinya. Peran tulang rawan elastis
adalah murni struktural, menawarkan fleksibilitas dan ketahanan karena
campuran serat elastis dan serat kolagen tipe II. Warnanya kuning, dan tanpa
struktur fibrocartilage yang teratur jika dilihat pada slide mikroskop.
3. LIGAMEN
[Type here]

Ligamen adalah pita jaringan ikat yang menghubungkan tulang atau menyokong
organ dalam. Beberapa ligamenberbeda struktur fibrosanya, beberapa menjadi lipatan
fasciaatau peritoneumberindurasi, yang lain merupakan milik pembuluh atau organ-
organ fetus (Dorland W. N., 2002).
Fungsi Ligamen
a. Menentukan rentang gerak
b. Perlindungan tulang dan sendi
c. Proprioseptif

Jenis dan Fungsi Ligament

a. Ligament Artikular

Gambar 4. Ligament Artikular

Ligament articular ini adalah jaringan ikat yang menghubungkan antara


tulang-tulang di dalam membentuk sendi. Ligament ini sangat kuat serta
berserat padat. Fungsi dari ligament articular ialah dalam mengubungkan
jaringan serta juga membantu melenturkan atau pun memperpanjang jaringan
tubuh. Contoh ligament ini ialah seperti :
 Bagian kepala serta leher melingkupi ligament krikotiroid, ligament
periodontal, serta ligament suspensorium okluar
[Type here]

 Bagian pergelangan tangam terdiri dari ligament palmar radiokalpar,


ligament dorsal radiokarpal, ligament kolateral, serta lain sebagainya.
 Bagian dada melingkupi ligament suspensorium
 Bagian lutut melingkupi ligament kolateral lateralis, ligament patella,
ligamen kaudal, ligament cruciatum anterior, dan ligament kolateral
b. Ligament Remnant Fetal

Gambar 5. Ligament Remnant Fetal

Ligament ini adalah suatu ligament yang telah atau sudah ada sejak lahir serta
masih tetap berkembang menjadi jaringan menyerupai ligament. Contohnya
ialah seperti :
 Ligament venosum
 Ligament arteriosum
 Tali arteri umbilikalis
 Ligamentum lingkaran hati
[Type here]

c. Ligament Peritoneal

Gambar 6, Ligament Peritoneal

Ini adalah ligament yang terbentuk di dalam serta pada sekitar lapisan
membrane dari rongga perut. Ligament peritoneal ini melingakari
(mengeliligi) sejumlah pembuluh darah pada rongga perut, memiliki peran
pada bagianpenting dari sistem reproduksi pada wanita serta termasuk
pembuluh darah portal ke hati. Contoh dari ligament ini ialah seperti :
 Ligament hepatoduodenal
 Ligament uterus
[Type here]

d. Ligament Aksesorium

Gambar 7. Ligamnet Aksesorium

Ini adalah ligament dengan struktur yang bisa atau dapat memperkuat
ligament lain (pembantu). Contohnya ialah seperti ligament yang terdapat di
tulang belakang yang dapat atau bisa memberikan stabilitas tulang atau juga
tulang rawan

4. TENDON

Gambar 8. Tendon

Tendon merupakan jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan otot. Tendon
dinamakan sebagai urat otot. Tendon bergungsi guna menyeimbangkan tulang
[Type here]

danotot sehingga memudahkan terjadinya gerakan. Tendon yang menempel pada


tulang serta bisa bergerak disebut insersio (insertian = sisipan), sementara tendon
yang menempel pada tulang serta tidak bisa bergerak disebut origo (origin = asal).
Struktur tendon pada ujung otot terlihat mengecil, liat serta keras.

Fungsi Tendon

Fungsi utama tendon ialah guna membantu terjadinya gerakan yang mudah, bebas,
efektif, dan efisien. Ketika terjadinya gerakan, tendon akan menyesuaikan perubahan
posisi tulang dengan otot sedemikian rupa sampai gerakan tersebut sempurna. Fungsi
tendon sangat berhubungan dengan kontraksi (pemendekan) serta relaksasi
(pemanjangan ) otot. Ketika otot melakukan kontraksi, maka tendon mentrasmisikan
energi dari kontraksi itu ke tulang dan sendi, demikian juga saat terjadinya realaksasi
otot, tendon juga akan menyesuaikan keadaanya. Meskipun mempunyai struktur yang
sangat kuat, tendon juga bisa rusak. Cedera pada tendon paling sering disebabkan
karena digunakan secara berlebihan atau karena kecelakaan

5. FASCIA
Fascia merupakan lapisan tipis yang bebas (superficial fascia) atau jaringan konektif
yang tebal (deep fascia) dan menutupi struktur tubuh, sebagai pelindung serta
pengikat jaringan dalam kesatuan struktural.
6. BURSAE
Bursa, yaitu pelumas dan bantalan di sekitar sendi yang berfungsi mengurangi
gesekan antara tulang dan tendon saat bergerak. Gangguan ini biasa terjadi pada sendi
lutut, siku, bahu, dan pinggul.
7. SENDI
Sendi merupakan tempat dua tulang bertemu (penghubung antartulang). Tulang di
dalam tubuh dihubungkan oleh tulang rawan dan ligamen. Di dalam tubuh terdapat
cairan yang disebut dengan cairan sinovial.
[Type here]

Gambar 9, Macam macam sendi berdasarkan arah pergerakan

Macam macam sendi berdasarkan arah pergerakannya


a. Sendi geser
b. Sendi peluru
c. Sendi gulung
d. Sendi engsel
e. Sendi putar
f. Sendi pelana
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017), faktor penyebab terjadinya gangguan
mobilitas fisik, antara lain:
1. kerusakan integritas struktur tulang
2. perubahan metabolisme,
3. ketidakbugaran fisik,
4. penurunan kendali otot,
5. penurunan massa otot,
6. penurunan kekuatan otot,
7. keterlambatan perkembangan,
8. kekakuan sendi,
9. kontraktur,
[Type here]

10. malnutrisi,
11. gangguan muskuloskeletal,
12. gangguan neuromuskular,
13. indeks masa tubuh di atas persentil ke-75 usia,
14. efek agen farmakologi,
15. program pembatasan gerak, nyeri,
16. kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik, kecemasan, gangguan kognitif.

C. FAKTRO RESIKO GANGGUANMUSKULOSKELETAL


Gangguan muskuloskeletal terjadi ketika terlalu sering menggunakan atau
menyalahgunakan sekelompok otot atau tulang untuk waktu yang lama tanpa istirahat.
Risiko terjadinya gangguan muskuloskeletal dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara
lain:
1. Paksaan: Menggunakan kekuatan untuk melakukan suatu kegiatan, seperti
mengangkat, mendorong, menarik, ataupun membawa benda-benda berat.
2. Pengulangan: Melakukan tindakan sama berulang kali dengan otot atau sendi yang
sama.
3. Postur: Membungkuk atau memutar tubuh kamu untuk waktu yang lama.
4. Getaran: Mengoperasikan mesin dan peralatan yang bergetar.

Penyebab Gangguan Muskuloskeletal :

1. Usia: Lanjut usia cenderung mengalami nyeri muskuloskeletal dari sel-sel tubuh yang
rusak.
2. Pekerjaan: Beberapa pekerjaan membutuhkan tugas yang berulang atau menyebabkan
sikap tubuh yang buruk, sehingga membuat kamu berisiko mengalami gangguan
muskuloskeletal.
3. Tingkat aktivitas: Menggunakan otot terlalu berlebihan, maupun terlalu lama tidak
aktif, seperti duduk sepanjang hari dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal.
4. Gaya hidup: Atlet lebih sering berisiko untuk gangguan muskuloskeletal.
[Type here]

Gejala Gangguan Muskuloskeletal

1. Nyeri/ngilu.
2. Kelelahan.
3. Gangguan tidur.
4. Peradangan, pembengkakan, dan kemerahan.
5. Penurunan rentang gerak.
6. Hilangnya fungsi.
7. Kesemutan.
8. Mati rasa atau kekakuan.
9. Kelemahan otot atau kekuatan cengkeraman menurun.

D. KOMPLIKASI
1. Fibromialgia
Fibromialgia adalah kondisi yang ditandai dengan rasa nyeri pada otot dan tulang
[4,5]. Rasa nyeri ini mampu menyebar ke seluruh tubuh dan akan disertai dengan
gejala sering mengantuk, suasana hati yang berubah, tubuh cepat lelah, hingga daya
konsentrasi dan ingat yang menurun. Namun penyebab dari fibromialgia sendiri
belum diketahui jelas; ada dugaan kuat bahwa kondisi ini terkait gangguan senyawa
kimia pada otak, cedera, penyakit infeksi, atau mutasi gen.

2. Tendinitis
Tendinitis merupakan kondisi ketika tendon mengalami iritasi atau radang. Tendon
sendiri merupakan jaringan penghubung antar tulang dan otot sehingga tubuh
manusia dapat bergerak dengan baik. Bila peradangan menyerang tendon, seseorang
dengan kondisi ini akan merasakan nyeri ketika menggerakkan otot tubuhnya.
3. Sindrom Lorong Karpal
Bentuk gangguan muskuloskeletal lainnya adalah sindrom lorong karpal yang
ditandai dengan rasa nyeri, kesemutan, kelemahan dan terkadang mati rasa pada
tangan .Bila saraf pergelangan tangan mengalami tekanan (terhimpit misalnya), maka
sindrom ini dapat timbul. Pergelangan tangan yang mengalami keretakan pun mampu
menjadi salah satu penyebab sindrom ini terjadi.
[Type here]

4. Artritis Reumatoid
Rheumatoid arthritis atau artritis reumatoid adalah kondisi radang pada sendi sebagai
dampak dari gangguan sistem imun .Ketika sistem kekebalan tubuh justru keliru
menyerang jaringannya sendiri, gangguan muskuloskeletal seperti artritis reumatoid
dapat terjadi dengan kondisi radang yang menyerang sendi cukup lama.
5. Osteoarthritis
Osteoarthritis merupakan sebuah kondisi ketika sendi mengalami radang kronis
sebagai dampak dari rusaknya tulang rawan. Osteoarthritis umumnya ditandai dengan
rasa kaku dan nyeri pada sendi di mana osteoarthritis ini pun sebenarnya masih
termasuk dalam golongan arthritis. Osteoarthritis ini pun merupakan jenis penyakit
degeneratif sendi yang seiring waktu dapat membahayakan tubuh penderitanya.
6. Patah Tulang
Fraktur atau patah tulang merupakan jenis gangguan muskuloskeletal lainnya, yaitu
sebuah kondisi saat tulang mengalami patah sehingga mengalami perubahan bentuk
dan posisi. Umumnya cedera menjadi penyebab utama tulang patah, namun
sebenarnya terdapat banyak jenis patah tulang tergantung penyebabnya.Tingkat
keparahan gangguan muskuloskeletal berbeda antar individu yang mengalaminya,
tergantung pula dari jenis gangguan muskuloskeletal yang terjadi. Pada beberapa
kasus, penderitanya merasakan sakit yang parah sehingga aktivitas sehari-hari
terhambat.

E. PATOFISIOLOGI
Trauma langsung Trauma tdk mlangsung Kondisi Patologis

Fraktur

Diskontiunitas Tulang Pergesean Fragmen tulang NYERI


[Type here]

F. PENATALAKSANAAN
1. Obat pereda nyeri: Obat jenis ini umumnya dijual secara bebas dan kamu dapat
membeli sekaligus menggunakannya supaya nyeri yang mengganggu dapat hilang
secara sementara. Paracetamol dan ibuprofen adalah yang paling dianjurkan.
2. NSAID: Obat antiinflamsi juga bermanfaat dalam membantu menurunkan
peradangan, serta menghilangkan rasa nyeri dan sakit yang menghambat kegiatan
kamu. Namun, untuk obat penghilang rasa sakit dengan efek yang lebih kuat demi
menyembuhkan sakit yang lebih parah, biasanya ini harus disertai dengan resep
dokter.
3. Teknik relaksasi: Otot mengalami gangguan karena terjadi ketegangan, kekakuan dan
keterbatasan ruang gerak. Dengan relaksasi yang tepat, kamu akan mampu membuat
otot menjadi jauh lebih baik dan otomatis peredaran darah juga lebih lancar.
4. Terapi pijat.
5. Chiropractic.
6. Peregangan dan melatih otot.
7. Suntikan anestesi atau antiradang.

G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Alam
pengkajian semua data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status
kesehatan klien saat ini.Pengkajian harus dilakukan secara komperhensif terkait
dengan aspek biologis, psikologis, social, maupun spiritual klien.
 Identitas pasien
 Alasan masuk Rumah Sakit
 Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan keluarga
 Pemeriksaan fisik
 Riwayat psikososial
 Data biologis
[Type here]

 Riwayat alergi
 Data sosial
 Data spiritual
 Data pengobatan
 Data penunjang

2. Diagnosa
Diagnosa Keperawatan adalah penilaian klinik tentang respons individu, keluarga,
atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual atau
potensial, diagnosa Keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat.(Allen,
1998). Setelah dilakukan pengkajian kemungkinan diagnosa yang akan muncul pada
klien dengan gangguan musculoskeletal sesuai dengan Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia adalah :
 Gangguan mobilitas fisik
 Nyeri akut
 Nyeri kronis
 Resiko jatuh
 Defisit perawatan diri
3. Intervensi
Tahap intervensi memberikan kesempatan kepada perawat, klien, keluarga, dan orang
terdekat untuk merumuskan rencana tindakan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah-masalah klien. Dalam intervensi terdapat empat komponen tahap
perencanaan, yaitu: membuat prioritas urutan diagnose keperawatan, membuat
kriteria hasil, menulis instruksi keperawatan, dan menulis rencana asuhan
keperawatan (Allen, 1998)
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatuskesehatan
yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
5. Evaluasi
[Type here]

Tahap evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan hasil-hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien
dan tenaga kesehatan lainnyasecara umum, evaluasi ditujukan untuk melihat dan
menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan, menentukan apakah tujuan
keperawatan telah tercapai atau belum, mengkaji penyebab jika tujuan asuhan
keperawatan belum tercapai.Evaluasi terbagi menjadi dua jenis yaitu evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses
keperawatan dan hasil tindakan keperawatan, dirumuskan dengan empat komponen
yang dikenal dengan istilah SOAP, subyektif(databerupa keluhan klien), objektif
(data hasil pemeriksaan), analisis data (pembandingan data dengan teori),
perencanaan. Sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah
semua aktivitas proses keperawatan selesai dilakukan (Asmadi, 2008)
[Type here]

BAB III

PEMBAHASAN

1. Pengkajian
 Identitas pasien
 Alasan masuk Rumah Sakit
 Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan sekarang
- Riwayat kesehatan dahulu
- Riwayat kesehatan keluarga
 Pemeriksaan fisik
 Riwayat psikososial
 Data biologis
 Riwayat alergi
 Data sosial
 Data spiritual
 Data pengobatan
 Data penunjang
2. Diagnosa Keperawatan yang muncul
 Gangguan mobilitas fisik
[Type here]

 Nyeri akut
 Nyeri kronis
 Resiko jatuh
 Defisit perawatan diri
3. Intervensi
 Gangguan mobilitas fisik
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Identifikasi toleransi fisik dalam melakukan ambulasi
- Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu
- Libatkan keluarga untuk membantu klien dalam meningkatkan
ambulasi
- Jelaskan tujuan prosedur ambulasi
- Anjurkan dalam melakukan ambulasi dini
- Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan
 Nyeri akut
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
intensitas nyeri
- Identifikasi respon nyeri non ferbal
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Ajarkan tehknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
- Kolaborasi dalam pemberian analgetik
 Resiko jatuh
- Identifikasi kebutuhan keselamatan
- Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan resiko
- Sediakan alat bantu keamanan lingkungan
- Gunakan perangkat pelindung
- Diskusikan bersama anggota keluarga yang dapat mendampingi
klien
- Anjurkan berganti posisi secara perlahan
[Type here]

- Ajarkan individu, keluarga dan kelompok tentang resiko tinggi


bahaya
 Defisit perawatan diri
- Kaji tingkat mobilitas pasien
- Ajarkan kepada pasien untuk melakukan aktifitas perawatan diri
yang sederhana
- Jelaskan kepada pasien tentang pentingnya perawatan diri
- Libatkan keluarga dalam menngajarkan perawatan diri pasien
- Kolaborasi dalam pemberian analgetik sehingga pasien bias
melakukan mobilitas secara sederhan

4. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
klien secara optimal. Pada tahap ini perawat menerapkan pengetahuan intelektual,
kemampuan hubungan antar manusia (komunikasi) dan kemampuan teknis
keperawatan, penemuan perubahan pada pertahanan daya tahan tubuh, pencegahan
komplikasi, penemuan perubahan sistem tubuh, pemantapan hubungan klien dengan
lingkungan, implementasi pesan tim medis serta mengupayakan rasa aman, nyaman
dan keselamatan klien.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana mengenai kesehatan
klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan secara berkesinambungan
dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Penilaian dalam keperawatan
bertujuan untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur
hasil dari proses keperawatan.
Terdiri dari S O A P ( subjektif observasi analisa dan perencanaan )
[Type here]

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai