Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN

KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN

Dosen: Dr. Mundakir, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun oleh Kelompok 11/Kelas A:

1. Zanifa Dinda A. (20191660003)


2. Vina Agustin K. (20191660050)
3. M. Luqman Fariz (20191660058)
4. Achmad Reza R. H. (20191660111)
5. Salsa Meydita F. A. (20191660136)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2021
Lembar Pernyataan Orisinalitas

Dengan ini kami menyatakan bahwa:

Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang lain
kecuali yang telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang
membuatkan makalah ini untuk kami.

Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami bersedia


mendapatkan sanksi sesuai peraturan akademik yang berlaku.

Kami mempunyai kopi dari makalah ini yang bisa kami reproduksi jika makalah yang
dikumpulkan hilang atau rusak.

Surabaya, 18 Maret 2021

Nama NIM Tanda tangan mahasiswa


Zanifa Dinda Abidin 20191660003
Vina Agustin Kurniawati 20191660050
Muhammad Luqman Fariz 20191660058
Achmad Reza Rizky Herdiansyah 20191660111
Salsa Meydita Fairuuz Azzahra 20191660136

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang memberikan nikmat serta
karuniaNya kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Ketidakberdayaan dan
Keputusasaan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa 1.
Makalah ini tidak tersusun dengan sempurna dan masih terdapat kekurangan
dalam penulisannya. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
agar makalah ini dapat disusun kembali dengan baik dan benar.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuannya.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Demikianlah
yang dapat kami sampaikan terima kasih atas perhatian, kritik, serta saran yang
pembaca berikan kepada kami.

Surabaya, 19 Maret 2021

Tim Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………………………………………………...

PERNYATAAN ORISINALITAS……………………………………………………………

KATA PENGANTAR………………………………………………………...……………….

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang………………………………………………………………………………

1.2 Tujuan penulisan……………………………………………………………………………

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN………………………...

2.1.1 Definisi ketidakberdayaan dan keputusasaan……………………………………………..

2.1.2 Faktor predisposisi presipitasi ketidakberdayaan dan keputusasaan……………………...

2.1.3 Tanda gejala ketidakberdayaan dan keputusasaan………………………………………..

2.1.4 Penanganan klien yang mengalami ketidakberdayaan dan keputusasaan………………...

2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN………………………………………………….

2.2.1 Pengkajian………………………………………………………………………………...

2.2.2 Analisa
data………………………………………………………………………………..

2.2.3 Diagnosis………………………………………………………………………………….

2.2.4 Intervensi………………………………………………………………………………….

2.2.5 Implementasi……………………………………………………………………………...

2.2.6 Evaluasi…………………………………………………………………………………...

2.2.7 Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SPTK)


………………………………………

BAB 3 PEMBAHASAN ARTIKEL JURNAL


TERKAIT…………………………………..
BAB 4 KESIMPULAN DAN
SARAN………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….

Lampiran Bukti cek


plagiasi…………………………………………………………………..
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Gangguan jiwa adalah kondisi terganggunya fungsi mental, emosional, pikiran, kemauan,
perilaku psikomotori dan verbal yang menjelma dalam kelompok gejala klinis, yang disertai
oleh penderitaan dan mengakibatkan terganggunya fungsi humanistik individu (Suliswati,
2005). Salah satu contoh gangguan jiwa yaitu perilaku ketidakberdayaan dan keputusasaan.
Perilaku Ketidakberdayaan adalah persepsi seseorang bahwa tindakan tersebut tidak akan
mempengaruhi hasil yang diharapkan.Ketidakberdaayn merupakan Suatu keadaan dimana
seseorang kurang dapat mengendalikan kondisinya atau kegiatan yang baru dirasakan.

Menurut Townsend (2009), ketidakberdayaan dimana seseorang dengan kondisi depresi,


apatis dan kehilangan kontrol yang di ekspresikan oleh seseorang baik secara verbal maupun
non verbal. Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatas ketidakberdayaan adalah
mengenali dan mengekspresikan ekspresi, memodifikasi pola kognitif yang negatif (latihan
berfikir positiff), berpartisipasi dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan
perawatan dan termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis (Standar Asuhan
Keperawatan, 2011). Jika terus dibiarkan maka ketidakberdayaan akan berujung pada
keputusasaan.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari pembuatan makala ini adalah :
1. Agar mahasiswa mampu memahami apa itu keudakherdayaan.
2. Agar mahasiswa mampu memahami apa saja tanda dan gejala yang muncul.
3. Agar mahasiswa mampu memahami bagaimana asuhan keperawatan pada pasien
ketidakberdayaan.
4. Agar mahasiswa mengerti apa penyebab terjadinya ketidakberdayaa
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN

2.1.1 Definisi Ketidakberdayaan dan Keputusasaan

A. Ketidakberdayaan

Ketidakberdayaan adalah tingkah laku makhluk hidup yang dipaksa untuk


menahan tindakan yang menyakitkan atau tidak menyenangkan untuk beberapa waktu
tanpasa bisa menghindari hingga menjadi tidak mampu dan tidak mau untuk
menghindari tindakan ulang yang sama walaupun cara menghindarinya cukup mudah
dikali yang kedua.Teori ketidakberdayaan yang diajarkan memandang bahwa depresi
klinis dan penyakit mental terkait dapat terjadi akibat dari perasaan tak dapat
mengendaikan hasil buruk dari sebuah situasi.
Menurut Nanda (2012) Ketidakberdayaan memiliki definisi persepsi bahwa
tindakan seseorang secara signifikan tidak akan mempengaruhi hasil.Persepsi kurang
kendali terhadap situasi saat ini atau situasi yang akan terjadi.
Menurut Wilkinson (2007) ketidakberdayaan merupakan persepsi seseorang
bahwa tindakannya tidak akan mempengaruhi hasil yang diharapkan serta kurang
penggendalian yang dirasakan terhadap situasi terakhir atau yang baru saja terjadi.

B. Keputusasaan

Keputusan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan bersifat


subjektif ysng muncul saat individu tidak melihat adanya alternative lain atau pilihan
pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai apa yang
diinginkan serta tidak dapat mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Keputusasaan merupakan suatu keadaan emosional yang dialami ketika
seseorang merasa hidupnya sangat berat untuk dijalani dan dirasa mustahil. Seseorang
tersebut tidak akan memiliki harapan untuk memperbaiki hidupnya, tidak memiliki
solusi untuk masalah yang dialaminya dan ia merasa tidak akan ada orang yang dapat
membantunya menyelesaikan masalahnya (Carpenito, 563)

2.1.2 Faktor Predisposisi Presipitasi Ketidakberdayaan dan Keputusasaan


1. Ketidakberdayaan
- Faktor Predisposisi
Terjadinya ketidakberdayaan yang paling banyak ditemukan yaitu adanya riawayat
penyakit fisik kronis,memiliki kepribadian tertutup dan Pendidikan rendah.seperti:
a. Biologis
• Tidak ada riwayat keturunan (salah satu atau kedua orang tua
menderita gangguan jiwa)
• Gaya hidup (tidak merokok, alkhohol, obat dan zat adiktif) dan
Pengalaman menggunakan zat terlarang
• Menderita penyakit kronis (riwayat melakukan general checkup,
tanggal terakhir periksa)
• Mempunyai riwayat menderita penyakit jantung, paru-paru, yang
mengganggu aktivitas sehari-hari klien
• Adanya riwayat sakit panas yg lama saat perkembangan balita sampai
kejang-kejang atau pernah mengalami riwayat trauma di kepala yang
menimbulkan lesi pada lobus frontal, temporal dan limbic.
b. Psikologis
• Pengalaman perubahan gaya hidup akibat lingkungan tempat tinggal
• Ketidak mampuan mengambil keputusan dan mempunyai kemampuan
komunikasi verbal yang kurang atau kurang dapat mengekspresikan
perasaan terkait dengan penyakitnya atau kondisi dirinya sendiri
• Ketidakmampuan menjalankan peran akibat penyakit yang secara
progresif menimbulkan ketidakmampuan, misalnya: sklerosis multipel,
kanker terminal atau AIDS
• Kurang puas dengan kehidupan yang dijalaninya (tujuan hidup yang
sudah dicapai)
• Merasa frustasi dengan kondisi kesehatannya dan kehidupannya yang
sekarang
c. Sosial budaya
• Usia 30-meninggal berpotensi mengalami ketidakberdayaan
• Jenis kelamin laki-laki ataupun perempuan mempunyai kecenderungan
yang sama untuk mengalami ketidakberdayaan tergantung dari peran
yang dijalankan dalam kehidupannya
• Pendidikan rendah
• Kehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses penuaan
(misalnya: pensiun, defisit memori, defisit motorik, status finansial
atau orang terdekat yang berlangsung lebih dari 6 bulan)
• Adanya norma individu atau masyarakat yang menghargai kontrol
(misalnya kontrol lokus internal).

- Faktor presipitasi
Faktor ini yang paling banyak ditemukan adalah kondisi fisik akibat penyakit (waktu
<6 bulan/ saat mulai tmbulnya gejala s/d saat dikaji)
a. Biologis
• Menderita suatu penyakit dan harus dilakukan terapi tertentu, Program
pengobatan yang terkait dengan penyakitnya (misalnya jangka panjang, sulit
dan kompeks) (proses intoksifikasi dan rehabilitasi).
• Kambuh dari penyakit kronis dalam 6 bulan terakhir
• Dalam enam bulan terakhir mengalami infeksi otak yang menimbulkan kejang
atau trauma kepala yang menimbulkan lesi pada lobus frontal, temporal dan
limbic
• Terdapat gangguan sistem endokrin
• Penggunaan alkhohol, obat-obatan, kafein, dan tembakau

b. Psikologis
• Perubahan gaya hidup akibat menderita penyakit kronis
• Tidak dapat menjalankan pekerjaan, hobi, kesenangan dan aktivitas sosial
yang berdampak pada keputusasaan.
• Perasaan malu dan rendah diri karena ketidakmampuan melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari akibat tremor, nyeri, kehilangan pekerjaan.
• Konsep diri: gangguan pelaksanaan peran karena ketidakmampuan melakukan
tanggungjawab peran.
• Kehilangan kemandirian atau perasaan ketergantungan dengan orang lain.

c. Sosial budaya
• Kehilangan pekerjaan dan penghasilan akibat kondisi kesehatan atau
kehidupannya yang sekarang.
• Tinggal di pelayanan kesehatan dan pisah dengan keluarga (berada dalam
lingkungan perawatan kesehatan).
• Hambatan interaksi interpersonal akibat penyakitnya maupun penyebab yang
lain
• Kehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses penuaan (misalnya:
pensiun, defisit memori, defisit motorik, status finansial atau orang terdekat
yang berlangsung dalam 6 bulan terakhir)
• Adanya perubahan dari status kuratif menjadi status paliatif.

2. Keputusasaan
- Faktor predisposisi
1. Faktor resiko biologis
Status nutrisi menurun, berat badan menurun akibat klien kehilangan nafsu
makannya.
2. Faktor resiko psikologis
Psikologis pasien menjadi tidak stabil setelah pasien didiagnosis HIV oleh
dokter, pasien sering mengurung diri di kamar dan sering uring-uringan saat
ada anggota keluarga yang ingin membujuknya. Pasien tidak memiliki
semangat untuk sembuh, ia merasa sudah tidak memiliki harapan hidu lagi.
3. Faktor resiko sosiokultural
Sejak pasien didiagnosis oleh dokter mengidap HIV, hubungan pasien dengan
lingkungan sekitarnya menjadi sangat tidak baik. Tetangga sering
menggunjingkannya sehingga pasien merasa malu dengan keadaannya.
Keluarga  pasien merasa sangat sedih karena dukungan dan semangatnya tidak
dapat membuatnya semangat untuk sembuh. Selain itu, pasien menjadi tidak
yakin dengan spiritualnya akibat dari keputusasaan yang dialami. Pasien
merasa hidupnya tidakakan lama lagi.
- Faktor presipitasi
1. Nature
Status nutrisi pasien semakin menurun akibat pasien kehilangan nafsu
makannya.
2. Origin
- Internal: persepsi negatif individu pada dirinya dan lingkungan di
sekitarnya
- Eksternal: pasien mendapat dukungan keluarga, tetapi tidak dengan
lingkungan sekitar dan teman-temannya
3. Timing
Stress yang dialami pasien terjadi dalam waktu dekat. Pasien mengalami
stress secara terus-menerus dan berkepanjangan.
4. Number
Kondisi pasien menjadi stressor yang paling berat dirasakan pasien. Pasien
merasa tidak ada harapan sembuh serta merasa hidupnya tidak akan lama
lagi.

2.1.3 Tanda Gejala Ketidakberdayaan dan Keputusasaan


A. Ketidakberdayaan (SDKI 2017)
 Gejala dan tanda mayor
 Subjektif:
• Menyatakan frustrasi atau tidak mampu melaksanakan aktivitas
sebelumnya
 Objektif:
• Bergantung pada orang lain
 Gejala dan tanda minor
 Subjektif:
• Merasa diasingkan
• Menyatakan keraguan tentang kinerja peran
• Menyatakan kurang control
• Menyatakan Rasa malu
• Merasa tertekan (depresi)
 Objektif:
• Tidak berpartisipasi dalam perawatan
• Pengasingan

B. Keputusasaan (SDKI 2017)


 Gejala dan tanda mayor
 Subjektif:
• Mengungkapkan keputusasaan
 Objektif:
• Kurang terlibat dalam aktivitas perawatan
• Afek datar
 Gejala dan tanda minor
 Subjektif:
• Sulit tidur
• Selera makan menurun
 Objektif:
• Berperilaku pasif
• Kurang inisiatif
• Meninggalkan lawan bicara
• Mengangkat bahu sebagai respon pada lawan bicara

2.1.4 Penanganan Klien yang Mengalami Ketidakberdayaan dan Keputusasaan


Klien dengan ketidakberdayaan dan keputusan dilakukan tindakan sesuai
asuhan keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan psikososial yang
dikembangkan generalis keperawatan jiwa terdiri dari dua strategi pelaksanaan:
1. Tindakan keperawatan untuk klien dengan ketidakberdayaan yaitu dengan
latihan berpikir positif
2. Evaluasi ketidakberdayaan, berusaha mengembangkan harapan posivf dan
latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan dan keputusan.

Sesuai dengan standar asuhan keperawatan intervensi pertama pada


ketidakberdayaan dan keputusan adalah melakukan pendekatan untuk mengkaji
masalah ketidakberdayaan dan keputusan Dalam melakukan pendekatan perawat
menggunakan:

1. Lakukan pendekatan yang hangat, bersifat empati, tunjukkan respon


emosional dan menerima pasien apa adanya.
2. Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat sendin
(misalnya , rasa marah, frustasi dan simpati).
3. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya supportif,
beri waktu klien untuk berespon.
4. Gunakan teknik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi dan klarifikasi.
5. Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi area-area
situasi kehidupannya yang tidak berada dalam kemampuannya untuk
mengontrol.
6. Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor faktor yang dapat berpengaruh
terhadap ketidakberdayaan dan keputusan.
7. Diskusi tentang masalah yang dihadapi khen tanpa memintanya untuk
menyimpulkan.
8. Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkan melalui
interupsi atau substitusi.
9. Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran positif.
10. Evaluasi ketetapan presepsi, logika, dan kesimpulan yang dibuat klien.
11. Identifikasi presepsi klen yang tidak tepat, penyimpangan dan pendapatnya
yang tidak rasional.
12. Kurangi penilaian pasien yang negatif terhadap dirinya.
13. Bantu untuk menyadari nilai yang dimilikmya atau perilakunya dan
perubahannya yang terjadi.
14. Libatkan klien dalam menetapkan tujuan tujuan perawatan yang ingin
dicapai.Motivasi klien untuk membuat jadwal aktivitas perawatan dirinya.
15. Berikan klien pnvasi sesuai kebutuhan yang ditentukan.
16. Berikan reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat dan jika klien
berhasil melakukan kegiatan atau penampilan yang bagus. Motivasi untuk
mempertahankan penampilan kegiatan tersebut.
17. Diskusikan dengan klien pilihan yang realistis dalam perawatan, berikan
penjelasan untuk pilihan ini. Bantu klien untuk mendapatkan tujuan yang
realistis. Fokuskan kegiatan pada saat ini bukan pada kegiatan masa lalu.
18. Bantu klien mengidentifikasi area area situasi kehidupan yang dapat
dikontrolnya. Dukung kekuatan-kekuatan diri yang dapat diidentifikasi oleh
klien.
19. Identifikasi cara-cara yang dapat dicapai oleh klien. Dorong untuk
berpartisipasi dalam aktvitas-aktivitas tersebut dan benkan penguatan positif
unk partisipasi dalam pencapaian. Motivasi keluarga untuk berperan aktif
dalam membantu klien menurunkan perasaan ketidakberdayaan dan
keputusan.
20. Dorong kemandirian, terapi,bantu klien jika tidak melakukan.
21. Libatkan klien dalam pembuatan keputusan tentang ruonitas keperawatan.
Jelaskan alasan setiap perubahan perencanaan perawatan kepada klien.
22. Adakan suatu konferensi multidisiplin untuk mendiskusikan dan
mengembangkan perawatan rutin klien.

Tindakan keperawatan untuk keluarga yaitu penjelasan kondisi pasien dan


cara merawat serta evaluasi peran keluarga merawat pasien, dengan cara lathan
mengontrol perasaan ketidakberdayaan (FIK UI RSMM, 2012). Antara lain :

a. Membina hubungan saling percaya


b. Mengenali dan mengekspresikan emosinya.
c. Memodivikasi pola kognitif yang negative
d. Berpartssispasi dalam mengambil keputusan yang berkenan dengan
perawatannya sendiri

2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


2.2.1 Pengkajian
2.2.2 Analisa data
2.2.3 Diagnosis
2.2.4 Intervensi
2.2.5 Implementasi
2.2.6 Evaluasi
2.2.7 Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SPTK)

BAB 3
PEMBAHASAN ARTIKEL JURNAL TERKAIT

Gangguan jiwa adalah kondisi terganggunya fungsi mental, emosional, pikiran, kemauan,
perilaku psikomotori dan verbal yang menjelma dalam kelompok gejala klinis, yang disertai
oleh penderitaan dan mengakibatkan terganggunya fungsi humanistik individu (Suliswati,
2005). Salah satu contoh gangguan jiwa yaitu perilaku ketidakberdayaan dan keputusasaan.

Ketidakberdayaan adalah tingkah laku makhluk hidup yang dipaksa untuk menahan tindakan
yang menyakitkan atau tidak menyenangkan untuk beberapa waktu tanpasa bisa menghindari
hingga menjadi tidak mampu dan tidak mau untuk menghindari tindakan ulang yang sama
walaupun cara menghindarinya cukup mudah dikali yang kedua.Teori ketidakberdayaan yang
diajarkan memandang bahwa depresi klinis dan penyakit mental terkait dapat terjadi akibat
dari perasaan tak dapat mengendaikan hasil buruk dari sebuah situasi.

Keputusan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan bersifat subjektif ysng
muncul saat individu tidak melihat adanya alternative lain atau pilihan pribadi untuk
mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai apa yang diinginkan serta tidak dapat
mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.Terdapat Faktor Predisposisi
Presipitasi Ketidakberdayaan dan Keputusasaan

- Ketidakberdayaan

- Faktor Predisposisi : Terjadinya ketidakberdayaan yang paling banyak ditemukan yaitu


adanya riawayat penyakit fisik kronis,memiliki kepribadian tertutup dan Pendidikan
rendah.seperti:
- Tidak ada riwayat keturunan (salah satu atau kedua orang tua menderita gangguan
jiwa)
- Ketidakmampuan menjalankan peran akibat penyakit yang secara progresif
menimbulkan ketidakmampuan, misalnya: sklerosis multipel, kanker terminal atau
AIDS
- Kehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses penuaan (misalnya:
pensiun, defisit memori, defisit motorik, status finansial atau orang terdekat yang
berlangsung lebih dari 6 bulan)

-Faktor presipitasi : Faktor ini yang paling banyak ditemukan adalah kondisi fisik akibat
penyakit (waktu <6 bulan/ saat mulai tmbulnya gejala s/d saat dikaji).seperti :

- Menderita suatu penyakit dan harus dilakukan terapi tertentu, Program pengobatan
yang terkait dengan penyakitnya (misalnya jangka panjang, sulit dan kompeks)
(proses intoksifikasi dan rehabilitasi).
- Tidak dapat menjalankan pekerjaan, hobi, kesenangan dan aktivitas sosial yang
berdampak pada keputusasaan.
- Adanya perubahan dari status kuratif menjadi status paliatif.

Keputusasaan

-Faktor predisposisi

• Faktor resiko biologis


Status nutrisi menurun, berat badan menurun akibat klien kehilangan nafsu
makannya.
• Faktor resiko psikologis
Psikologis pasien menjadi tidak stabil setelah pasien didiagnosis HIV oleh
dokter, pasien sering mengurung diri di kamar dan sering uring-uringan saat
ada anggota keluarga yang ingin membujuknya. Pasien tidak memiliki
semangat untuk sembuh, ia merasa sudah tidak memiliki harapan hidu lagi.
• Faktor resiko sosiokultural
Sejak pasien didiagnosis oleh dokter mengidap HIV, hubungan pasien dengan
lingkungan sekitarnya menjadi sangat tidak baik
• Faktor presipitasi
Status nutrisi pasien semakin menurun akibat pasien kehilangan nafsu
makannya.,negatif individu pada dirinya dan lingkungan di sekitarnya,pasien
mendapat dukungan keluarga, tetapi tidak dengan lingkungan sekitar dan teman-
temannya,Stress yang dialami pasien terjadi dalam waktu dekat. Pasien mengalami
stress secara terus-menerus dan berkepanjangan.

Perawat mengumpulkan data yang bersifat deskriptif,singkat,dan lengkap.Pengkajian tidak


mencakup kesimpulan atau pernyataan interpretative yang tidak didukung oleh data.Data
yang tidak akurat terjadi bila perawat tidak berhasil untuk mengumpulkan informasi yang
relevan dengan area spesifik atau jika perawat tidak teratur atau tidak terampil dalam Teknik
pengkajian

BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Ketidakberdayaan adalah pengalaman hidup kurang pengendalian terhadap
persepsi bahwa tindakan seseorang secara signifikan tidak akan memengaruhu
hasil.
Keputusasaan adalah keadaan subyektif ketika seorang individu memandang
keterbatasan atau tidak adanya pilihan alternative serta tidak mampu memobilisasi
energy untuk kepentingannya sendiri.
Keputusasaan ini memiliki beberapa batasan karakteristik, diantaranya:
gangguan pola tidur, kurang irusiatif, pasif, meninggalkan orang yang diajak
bicara, penurunan selera makan, kurang kontak mata,dan sebagainya. FaKtor-
faktor yang berhubungan yakni: isolasi soasial, penurunan kondisifisiologis, stress
jangka panjang, serta kehulangan nilai kepercayaan.Keputusasaan merupakan
suatu keadaan emosional yang dialami ketika individu merasa kehidupannya
sangat berat untuk djalani dan dirasa mustahil.

B. Saran
Diharapkan pasien dapat meningkatkan pengetahuan klien dalam menghadapi
tekanan yang mengancam dirinya baik fisik maupun psikologik. Serta dapat
menyelesakan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap
situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku. Diharapkan perawat
dapat mempertahankan dan meningkatkan asuhan keperawatan dengan masalah
koping ketidakberdayaan dan keputusasaan agar dapat memberikan Asuhan
Keperawatan yang berkualitas. Diharapkan dapat mengerti dan terus meningkatkan
kualitas dan kuantitas dalam pembekalan, pengetahuan, dan keterampilan terutama
dalam pemberian asuhan keperawatan dengan masalah koping, serta tindakan-
tindakan yang diambil dalam membuat asuhan keperawatan koping ketidakberdayaan.
Agar asuhan keperawatan psikososial harus dilakukan oleh perawat di ruang
rawat umum sesuai dengan masalah keperawatan psikososial klien. Perawat perlu
senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan
keperawatan psikososial. Bidang perawatan dan diklat keperawatan diharapkan
membantu peningkatan kapasitas perawat terkait asuhan keperawatan psikososial
melalui kegiatan pelatihan dan supervisi kemampuan perawat dan kegiatan sejenis
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran Bukti cek plagiasi

https://www.scribd.com/document/395814392/Asuhan-Keperawatan-Klien-
Dengan-Ketidakberdayaan-Dan-Keputusasaan
https://www.researchgate.net/profile/Jek-
Amidos/publication/346820101_Konsep_Ketidakberdayaan/links/5fd7a206a6fdc
cdcb8c9aa3c/Konsep-Ketidakberdayaan.pdf?origin=publication_detail
http://scholar.unand.ac.id/45539/
https://id.m.wikipedia.orf/wiki/Ketidakberdayaan_yang_diajarkan

Anda mungkin juga menyukai