Anda di halaman 1dari 18

Nadhivah Salsabila

20191660095 / 5A
Tugas Kep. Menjelang Ajal dan Paliatif (Bu. Supatmi)

1. Tuliskan masalah yang terjadi pada pasien kanker yang dilakukan tindakan
kemoterapi

2. Jelaskan tentang  tindakan deteksi dini untuk kanker cervik dan kanker payudara

3. Tuliskan 4 Intervensi keperawatan utk pasien kanker dengan tindakan kemoterapi

JAWABAN :

1. Masalah Yang Terjadi Yaitu :

 Kerontokan pada rambut

Kemoterapi dapat merusak folikel rambut, membuat rambut menjadi


melemah, rapuh, hingga akhirnya rontok. Rambut yang akan tumbuh, setelah
terkena efek samping kemoterapi, akan terlihat tipis. Warnanya juga bisa
berbeda. Hal ini akan terus terjadi, selama efek kemoterapi dijalani. Setelah
kemoterapi selesai, pertumbuhan rambut akan kembali seperti sedia kala.

 Melemahkan sistem kekebalan tubuh

Kanker,serta efek samping kemoterapi, bisa melemahkan sistem kekebalan


tubuh pasien. Sebab, kemoterapi akan membunuh sel kekebalan tubuh yang
sehat. Akibatnya, pasien akan lebih rentan terserang infeksi. Selain itu, karena
sistem kekebalan tubuh pasien akan sulit dalam melawan kuman dan bakteri,
biasanya infeksi akan bertahan lebih lama, pada tubuh pasien.

 Gangguan pada saraf

Neuropati adalah nyeri saraf yang disebabkan oleh saraf yang rusak. Pasien
kemoterapi, biasanya akan merasakan efek samping ini.Neuropati
menyebabkan tangan dan kaki merasakan kesemutan, mati rasa, dan sensasi
tersetrum yang tidak biasa. Beberapa orang juga merasakan adanya kelemahan
dan telinga berdenging.

 Gangguan pernapasan

Efek samping kemoterapi juga bisa merusak paru-paru pasien, karena


mengurangi kapasitas paru-paru. Tidak heran, pasien kemoterapi kerap
kesulitan bernapas. Dokter akan meminta pasien untuk tetap tenang,
mengambil napas yang dalam, dan duduk dengan bantal menopang tubuh
bagian atas, untuk mengurangi kesulitan bernapas.

 Mengganggu sistem pencernaan


Efek samping kemoterapi dapat memicu masalah pencernaan. Sebab,
kemoterapi mampu merusak sel yang membantu pencernaan pasiennya.Mual-
mual yang disebabkan oleh kemoterapi, juga memaksa pasien untuk
mengubah menu makanannya. Perubahan mendadak dari menu makanan ini
dapat menyebabkan masalah pencernaan.
 Ruam kulit

Akibat perubahan pada sistem kekebalan tubuh, efek samping kemoterapi


akhirnya memicu ruam dan perubahan lainnya pada kulit.Ruam yang parah,
bisa menimbulkan rasa gatal yang menyakitkan, dan risiko munculnya infeksi
juga besar, jika pasien kemoterapi menggaruk area yang gatal, hingga
berdarah.

 Mual dan muntah

Setiap selesai sesi kemoterapi, mual dan muntah bisa terjadi. Bahkan, efek
samping kemoterapi ini, bisa terjadi di berbagai waktu. Biasanya, dokter akan
memberikan obat antimual, sesaat setelah pasien menyelesaikan sesi
kemoterapinya.

 Mengganggu sistem reproduksi

Obat-obatan kemoterapi dikenal bisa berdampak pada hormon pria dan wanita.
Pada wanita, perubahan hormon bisa menyebabkan menstruasi tidak teratur,
atau bahkan timbulnya menopause secara tiba-tiba. Vagina yang kering juga
bisa terjadi, sehingga menyebabkan hubungan seksual jadi tidak nyaman.

2. Deteksi dini pada kanker serviks adalah dengan cara IVA (Inspeksi Visual
Asam Asetat) adalah pemeriksaan leher Rahim (serviks) dengan cara melihat
langsung (dengan mata telanjang) leher Rahim setelah memulas leher Rahim
dengan larutan asam asetat 3 sampai dengan 5 %. Pemeriksaan IVA merupakan
pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi kanker leher rahim dan juga
skrining alternative dari pap smear. Pemeriksaan ini lebih murah, praktis, sangat
mudah untuk dilkasanakan dan peralatan sederhana yang dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan selain dokter ginekologi.

Deteksi dini pada kanker payudara adalah dengan cara SADARI alias
periksa payudara sendiri atau mammografi, atau dengan cara sadanis. Sadanis
atau periksa payudara klinis adalah pemeriksaaan pada payudara oleh tenaga
kesehatan (nakes) terlatih.

3. Diagnosa Keperawatan Kanker Payudara :

 Nyeri Kronis (D.0078)

 Keletihan (D.0057)

 Pola nafas tidak efektif (D.005)


 Pola seksual tidak efektif (D.0071)

 Resiko disfungsi seksual (D.0072)

Intervensi Keperawatan : Nyeri Kronis (D.0078)

Intervensi Utama :

1. Manajemen Nyeri (I.08238)

Tindakan

Observasi :

 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

 Identifikasi skala nyeri

 Identifikasi respons nyeri non verbal

 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

 Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik :

 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,


hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)

 Fasilitasi istirahat dan tidur

 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi :

 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

 Jelaskan strategi meredakan nyeri

 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi :

 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu


2. Terapi Relaksasi (I.09326)

Tindakan

Observasi :

 Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuann berkonsentrasi, atau


gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif

 Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan

 Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum dan
sesudah latihan

 Monitor respons terhadap relaksasi

Terapeutik :

 Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu
ruang nyaman, jika memungkinkan

 Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi

 Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau tindakan


medis lain, jika sesuai

Edukasi :

 Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia (mis. Musik,
meditasi, napas dalam, relaksasi otot progresif)

 Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih

 Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi

 Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih

3. Perawatan Kenyamanan (I.08245)

Tindakan

Observasi :

 Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan (mis. Mual, nyeri, gatal, sesak)

 Identifikasi pemahaman tentang kondisi, situasi dan perasaannya

 Identifikasi masalah emosional dan spiritual

Terapeutik :
 Berikan posisi yang nyaman

 Ciptakan lingkungan yang nyaman

 Dukung keluarga dan pengasuh terlibat dalam terapi/pengobatan

 Diskusikan mengenai situasi dan pilihan terapi/pengobatan yang diinginkan

Edukasi :

 Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan terapi/pengobatan

 Ajarkan terapi relaksasi

 Ajarkan latihan pernapasan

 Ajarkan teknik distraksi dan imajinasi terbimbing

Kolaborasi :

 Kolaborasi pemberian analgesik, antipruritus, antihistamin, jika perlu.

Intervensi Pendukung :

1. Edukasi Kemoterapi (I.12382)

Tindakan

Observasi :

 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik :

 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

 Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi :

 Ajarkan pasien dan keluarga mengenai efek terapi pada fungsi sumsum tulang,
folikel rambut, fungsi seksual dan toksisitas organ

 Ajarkan pasien dan keluarga cara mencegah infeksi (mis. Menghindari


keramaian, memeliharan kebersihan dan cuci tangan)

 Anjurkan melaporkan gejala demam, menggigil, mimisan, lebam-lebam, tinja


berwarna merah tua/hitam
 Anjurkan menghindari penggunaan produk aspirin

2. Edukasi Manajemen Nyeri (I.12391)

Tindakan

Observasi :

 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik :

 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

 Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi :

 Jelaskan penyebab, periode, dan strategi meredakan nyeri

 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri


Intervensi Keperawatan : Keletihan (D.0057)

Intervensi Utama

1. Edukasi Aktivitas/Istirahat (I.12362)

Tindakan

Observasi :

 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik :

 Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat

 Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

 Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya

Edukasi :

 Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik/olahraga secara rutin

 Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat

 Anjurkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat (mis. Kelelahan, sesak napas


saat aktivitas)

 Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan

2. Manajemen Nyeri (I.08238)

Tindakan

Observasi :

 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

 Identifikasi skala nyeri

 Identifikasi respons nyeri non verbal

 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

 Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik :
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)

 Fasilitasi istirahat dan tidur

 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi :

 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

 Jelaskan strategi meredakan nyeri

 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi :

 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

Intervensi Pendukung

1. Manajemen Kemoterapi (I.14511)

Tindakan

Observasi :

 Periksa kondisi sebelum kemoterapi

 Monitor efek samping dan efek toksik pengobatan (mis. Kerontokan rambut,
disfungsi seksual)

 Monitor mual dan muntah akibat kemoterapi

 Monitor status gizi dan berat badan

Terapeutik :

 Batasi stimulus lingkungan (mis. Suara, cahaya, dan bau)

 Berikan asupan cairan adekuat

 Lakukan tindakan perawatan rambut (mis. Menghindari suhu extrem, sisir dengan
lembut)

 Rencanakan alternatif pengganti rambut yang rontok (mis. Wig, syal, topi,
turban)
 Berikan obat kemoterapi sesuai program

Edukasi :

 Jelaskan tujuan dan prosedur kemoterapi

 Jelaskan efek obat pada sel kanker dan fungsi sumsum tulang belakang

 Anjurkan melaporkan efek samping kemoterapi yang disarankan (mis. Demam,


mimisan, memar berlebihan, dan kotoran berlendir)

 Ajarkan teknik manajemen energi, jika perlu

Kolaborasi :

 Kolaborasi pemberian obat untuk mengendalikan efek samping (mis. Antiemetik)

2. Terapi Aktivitas (I.05186)

Tindakan

Observasi :

 Identifikasi defisit tingkat aktivitas


 Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
 Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan
 Identifikasi stategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
 Monitor respons emosional, fisik, sosial, dan spiritual terhadap aktivitas

Terapeutik :

 Fasilitasi fokus pada kemampuan, bukan defisit yang dialami


 Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai
kemampuan fisik, psikologis, dan sosial
 Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih
 Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuaikan lingkungan untuk
mengakomodasi aktivitas yang dipilih
 Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami keterbatasan waktu, energi, atau
gerak
 Libatkan dalam permainan kelompok yang tidak kompetitif, terstruktur, dan aktif
 Libatkan keluarga dalam aktivitas, jika perlu
 Fasilitasi mengembangkan motivasi dan penguatan diri
 Fasilitasi pasien dan keluarga memantau kemajuannya sendiri untuk mencapai
tujuan
 Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari
 Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas

Edukasi :

 Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu


 Anjurkan melakukan aktivitas fifik, sosial, spiritual, dan kognitif dalam menjaga
fungsi dan kesehatan
 Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, jika sesuai
 Anjurkan keluarga untuk memberi penguatan positif atas partisipasi dalam
aktivitas

Kolaborasi :

 Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam merencanakan dan memonitor program


aktivitas, jika sesuai
 Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas, jika perlu
Intervensi Keperawatan : Pola Napas Tidak Efektif (D.0005)

Intervensi Utama :

1. Manajemen Jalan Napas (I.01011)

Tindakan

Observasi :

 Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)

 Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)

Terapeutik :

 Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head tilt dan chin lift (jaw thrust jika
curiga trauma servikal)

 Lakukan fisioterapi dada, jika perlu

 Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi :

 Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidak kontraindikasi

 Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi :

 Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu

2. Pemantauan Respirasi (I.01014)

Tindakan

Observasi :

 Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas

 Monitor kemampuan batuk efektif

 Monitor adanya produksi sputum

 Monitor adanya sumbatan jalan napas

 Auskultasi bunyi napas

 Monitor saturasi oksigen


Terapeutik :

 Alur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien

 Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi :

 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

Intervensi Pendukung :

1. Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan (I.12361)

Tindakan

Observasi :

 Identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan

Terapeutik :

 Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik

 Buat jadwal pendampingan keluarga untuk bergantian menemani pasien selama


menjalani program pengobatan, jika perlu

 Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung atau menghambat berjalannya


program pengobatan

 Libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani

Edukasi :

 Informasikan program pengobatan yang harus dijalani

 Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika teratur menjalani program


pengobatan

 Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan merawat pasien selama menjalani


program pengobatan

 Anjurkan pasien dan keluarga melakukan konsultasi ke pelayanan kesehatan


terdekat, jika perlu
Intervensi Keperawatan : Pola Seksual Tidak Efektif (D.0071)

Intervensi Utama

1. Edukasi Seksualitas (I.12447)

Tindakan

Observasi :

 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik :

 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
 Fasilitasi kesadaran keluarga terhadap anak dan remaja serta pengaruh media

Edukasi :

 Jelaskan perkembangan seksualitas sepanjang siklus kehidupan


 Jelaskan pengaruh tekanan kelompok dan sosial terhadap aktivitas seksual
 Jelaskan resiko tertular penyakit menular seksual AIDS akibat seks bebas
 Ajarkan keterampilan komunikasi asertif untuk menolak tekanan teman sebaya
dan sosial dalam aktivitas seksual

2. Konseling Seksualitas (I.07214)

Tindakan

Observasi :

 Identifikasi tingkat pengetahuan, masalah sistem reproduksi, masalah seksualitas


dan penyakit menular seksual
 Identifikasi waktu disfungsi seksual dan kemungkinan penyebab
 Monitor stres, kecemasan, depresi dan penyebab disfungsi seksual

Terapeutik :

 Fasilitasi komunikasi antara pasien dan pasangan


 Berikan kesempatan kepada pasangan untuk menceritakan permasalahan seksual
 Berikan pujian terhadap perilaku yang benar

Edukasi :

 Jelaskan efek pengobatan, kesehatan dan penyakit terhadap disfungsi seksual


 Informasikan pentingnya modifikasi pada aktivitas seksual

Kolaborasi :
 Kolaborasi dengan spesialis seksologi, jika perlu

Intervensi Pendukung

1. Edukasi Kemoterapi (I.12382)

Tindakan

Observasi :

 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik :

 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

 Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi :

 Ajarkan pasien dan keluarga mengenai efek terapi pada fungsi sumsum tulang,
folikel rambut, fungsi seksual dan toksisitas organ

 Ajarkan pasien dan keluarga cara mencegah infeksi (mis. Menghindari


keramaian, memeliharan kebersihan dan cuci tangan)

 Anjurkan melaporkan gejala demam, menggigil, mimisan, lebam-lebam, tinja


berwarna merah tua/hitam

 Anjurkan menghindari penggunaan produk aspirin

2. Manajemen Perilaku Seksual (I.07218)

Tindakan

Observasi :

 Identifikasi penyimpangan perilaku seksual


 Identifikasi harapan perilaku atau verbalisasi seksual kepada orang atau objek
lain
 Monitor perilaku seksual yang sesuai

Terapeutik :

 Batasi mobilitas fisik (mis. Pembatasan area)


 Gunakan pendekatan dengan tenang dan mudah dipahami saat merespon
verbalisasi dan perilaku seksual menyimpang
 Diskusikan tentang cara memenuhi kebutuhan seksual yang sesuai
Edukasi :

 Ajarkan keterampilan sosial yang sesuai


 Edukasi seks sesuai tingkat perkembangan
Intervensi Keperawatan : Risiko Disfungsi Seksual (D.0072)

Intervensi Utama

3. Edukasi Seksualitas (I.12447)

Tindakan

Observasi :

 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik :

 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
 Fasilitasi kesadaran keluarga terhadap anak dan remaja serta pengaruh media

Edukasi :

 Jelaskan perkembangan seksualitas sepanjang siklus kehidupan


 Jelaskan pengaruh tekanan kelompok dan sosial terhadap aktivitas seksual
 Jelaskan resiko tertular penyakit menular seksual AIDS akibat seks bebas
 Ajarkan keterampilan komunikasi asertif untuk menolak tekanan teman sebaya
dan sosial dalam aktivitas seksual

4. Konseling Seksualitas (I.07214)

Tindakan

Observasi :

 Identifikasi tingkat pengetahuan, masalah sistem reproduksi, masalah seksualitas


dan penyakit menular seksual
 Identifikasi waktu disfungsi seksual dan kemungkinan penyebab
 Monitor stres, kecemasan, depresi dan penyebab disfungsi seksual

Terapeutik :

 Fasilitasi komunikasi antara pasien dan pasangan


 Berikan kesempatan kepada pasangan untuk menceritakan permasalahan seksual
 Berikan pujian terhadap perilaku yang benar

Edukasi :

 Jelaskan efek pengobatan, kesehatan dan penyakit terhadap disfungsi seksual


 Informasikan pentingnya modifikasi pada aktivitas seksual

Kolaborasi :
 Kolaborasi dengan spesialis seksologi, jika perlu

Intervensi Pendukung

1. Edukasi Kemoterapi (I.12382)

Tindakan

Observasi :

 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik :

 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

 Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi :

 Ajarkan pasien dan keluarga mengenai efek terapi pada fungsi sumsum tulang,
folikel rambut, fungsi seksual dan toksisitas organ

 Ajarkan pasien dan keluarga cara mencegah infeksi (mis. Menghindari


keramaian, memeliharan kebersihan dan cuci tangan)

 Anjurkan melaporkan gejala demam, menggigil, mimisan, lebam-lebam, tinja


berwarna merah tua/hitam

 Anjurkan menghindari penggunaan produk aspirin

2. Manajemen Perilaku Seksual (I.07218)

Tindakan

Observasi :

 Identifikasi penyimpangan perilaku seksual


 Identifikasi harapan perilaku atau verbalisasi seksual kepada orang atau objek
lain
 Monitor perilaku seksual yang sesuai

Terapeutik :

 Batasi mobilitas fisik (mis. Pembatasan area)


 Gunakan pendekatan dengan tenang dan mudah dipahami saat merespon
verbalisasi dan perilaku seksual menyimpang
 Diskusikan tentang cara memenuhi kebutuhan seksual yang sesuai
Edukasi :

 Ajarkan keterampilan sosial yang sesuai


 Edukasi seks sesuai tingkat perkembangan

Anda mungkin juga menyukai