Anda di halaman 1dari 2

Nama: Zanifa Dinda Abidin

Nim: 20191660003
TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Autoimun
Penyakit autoimun merupakan penyakit yang terjadi di mana sistem kekebalan tubuh
menyerang sel-sel yang sehat dalam tubuh. Sedangkan sistem kekebalan tubuh, seharusnya
berfungsi melindungi tubuh untuk melawan penyakit dan sel jahat, seperti bakteri maupun
virus. Banyak dampak yang akan timbul jika tubuh terserang penyakit autoimun. Bahkan,
telah tercatat bahwa terdapat 80 jenis penyakit autoimun yang menunjukkan gejala yang
sama. Hal tersebut menimbulkan kesulitan apakah seseorang mengidap gangguan ini atau
tidak, dan pada jenis yang mana. Sementara itu, penyakit autoimun belum dapat dipastikan
penyebabnya.

Penyebab Penyakit Autoimun

Para ahli masih belum menemukan penyebab pasti dari penyakit autoimun sampai saat ini.
Namun, terdapat beagam faktor yang menyebabkan seseorang berisiko untuk mengidap
penyakit autoimun, seperti:

 Genetik atau keturunan. Faktor genetik merupakan faktor risiko utama yang bisa
menimbulkan penyakit autoimun. Meski demikian, faktor ini bukan satu-satunya yang
bisa memicu reaksi kekebalan tubuh.

 Lingkungan. Faktor lingkungan merupakan salah satu faktor penting yang memicu


timbulnya penyakit autoimun. Faktor lingkungan mencakup paparan zat tertentu,
seperti asbes, merkuri, perak, dan emas, pola hidup yang berantakan serta pola makan
yang kurang sehat.

 Perubahan hormon. Faktor perubahan hormon menjadi salah satu penyebab


penyakit autoimun. Seperti contohnya, penyakit autoimun sering menyerang ibu
setelah melahirkan. Hal tersebut menimbulkan asumsi bahwa perubahan hormon
memiliki korelasi dengan penyakit autoimun, misalkan ketika seorang wanita hamil,
melahirkan anak, atau ketika mengalami menopause.

 Infeksi. Umumnya, penyakit autoimun sering dikaitkan dengan terjadinya gejala


infeksi. Hal tersebut dianggap wajar karena gejala penyakit autoimun sebagian besar,
diperburuk oleh infeksi tertentu.

Gejala Penyakit Autoimun

 Nyeri di sekujur tubuh. Nyeri yang membuat badan seperti ditusuk-tusuk.

 Nyeri sendi. Bagian sendi yang paling sering diserang adalah sendi lutut, sendi di
pergelangan tangan, punggung tangan hingga buku-buku jari. Nyeri ini terjadi di
kedua sisi kiri dan kanan. Nyeri ini juga sering diiringi pembengkakan dan/atau
kekakuan, sehingga membuat kamu sangat kesakitan dan sulit bergerak.
 Fatigue. Yaitu rasa lelah berlebihan dan berkepanjangan, seperti habis berlari jauh,
membuat energi tubuh seperti terkuras habis. Bahkan untuk mengangkat badan dari
tempat tidur saja terasa berat.

 Timbul demam ringan. Bila dipegang oleh orang lain, badan akan terasa agak hangat,
namun ketika diperiksa dengan termometer, suhunya masih normal (pada batas atas),
sekitar 37,4–37,5 derajat Celsius.

 Rambut mengalami kerontokan parah.

 Sering terkena sariawan.

 Brain fog. Disebut demikian karena otak sewaktu-waktu seperti tertutup kabut,
sehingga untuk sesaat seseorang kehilangan memori, fokus, dan konsentrasi, entah
sedang menulis maupun saat berbicara.

Lupus
Lupus merupakan salah satu jenis penyakit autoimun, yaitu penyakit yang terjadi karena
sistem kekebalan tubuh berbalik menyerang. Dalam keadaan normal, sistem imun dalam
tubuh berfungsi untuk melindungi dari infeksi atau serangan penyakit tertentu. Namun pada
pengidap lupus, sistem imun tubuh justru aktif menyerang dan memicu kerusakan pada
berbagai bagian dan organ tubuh.
Ada kemungkinan juga bahwa lupus dapat terjadi akibat kombinasi genetika dan faktor
lingkungan. Orang dengan kecenderungan terkena lupus dapat terserang penyakit tersebut
ketika mereka bersentuhan dengan sesuatu yang ada di lingkungan yang dapat memicu
lupus. Berikut ini beberapa pemicu potensial lupus:

 Sinar matahari. Paparan sinar matahari dapat menyebabkan lesi kulit lupus atau
memicu respons internal pada orang yang rentan terkena lupus.
 Infeksi. Terkena infeksi juga dapat menyebabkan lupus atau kambuhnya penyakit
tersebut pada beberapa orang.
 Obat-obatan. Lupus juga dapat dipicu oleh beberapa jenis obat, seperti obat tekanan
darah, obat anti-kejang dan antibiotik. Orang yang mengalami lupus akibat
mengonsumsi obat biasanya dapat membaik setelah mereka berhenti minum obat
tersebut.
 Selain faktor pemicu di atas, terdapat juga faktor-faktor yang dapat meningkatkan
risiko seseorang terkena lupus, antara lain:
 Jenis Kelamin. Ada penelitian yang menyebut bahwa penyakit ini lebih sering
menyerang wanita dibanding pria. Meski begitu, lupus sebenarnya bisa terjadi pada
siapa saja.
 Usia. Meskipun lupus dapat terjadi pada orang dari berbagai usia, tetapi penyakit
autoimun ini lebih sering ditemukan pada orang-orang di antara usia 15-45 tahun.
 Ras. Lupus merupakan penyakit yang lebih umum terjadi pada orang-orang Afrika-
Amerika, Hispanik, dan Asia-Amerika.

Anda mungkin juga menyukai