DISUSUN OLEH :
RESTIKA
NIM : 201901113
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat nya saya
masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Makalah yang berjudul “Makalah Keperawatan Jiwa
Anak Usia Sekolah” ini disusun untuk memenuhi tugas saya dari mata
kuliah keperawatan jiwa di program studi ilmu keperawatan.
saya menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa akan datang.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Masalah 5
D. Manfaat 5
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
A. Pengertian distress spiritual 6
B. Ciri Khusus Distress Spiritual 6
C. Faktor yang mempengaruhi distress spiritual 6
D. Karakteristik distres spiritual 7
E. Tipe-Tipe Distress Spritual 8
F. Asuhan keperawatan distress spiritual 9
BAB III 22
PENUTUP 22
A. Simpulan 22
B. Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia dan
merupakan modal setiap warga Negara dan setiap bangsa dalam mencapai
tujuannya dan mencapai kemakmuran. Pembangunan kesehatan pada
hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat (Depkes, R.I, 2009).
Dimensi sehat pada manusia itu meliputi dimensi biologis (fisik),
psikologis, sosial, kultural dan spiritual. Kebutuhan spiritual merupakan
kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Apabila seseorang
dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan Tuhannya pun semakin
dekat, mengingat seorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala
hal, tidak ada yang mampu membangkitkannya dari kesembuhan kecuali
Sang Pencipta. Kebutuhan spiritual mempertahankan atau mengembalikan
keyakinan, memenuhi kewajiban agama (Ilhamsyah, 2010).
Mengacu pada peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
yang komprehensif meliputi bio-psiko-sosio-spiritual maka pelaksanaan
pemberian bimbingan spiritual pada pasien dengan kondisi sakit
teramatlah penting. Mengingat kondisi sakit dapat mengakibatkan pasien
mengalami distress spiritual, sementara kegiatan spiritual seperti berdo’a
terbukti mampu menenangkan klien dalam menghadapi kenyataan tentang
penyakitnya. Kondisi distress spiritual pada penderita penyakit baik akut
maupun terminal jutsru akan mempersulit kondisi sakitnya, karena
kebanyakan penderita tersebut akan merasa frustasi dan menyerah pada
kondisinya sehingga terapi yang diperoleh dari luar seperti obat-obatan tak
mampu menyembuhkan oleh karena itu keyakinan dan kepercayaan sangat
mempengaruhi keberhasilan penatalaksanaan penyaki (Kasihani&
Syarifuddin, 2019).
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana definisi distress spiritual ?
2. Bagaimana ciri khusus distress spiritual?
3. Bagaimana faktor yang mempengaruhi distress spiritual?
4. Bagaimana karakteristik distress spiritual?
5. Bagaimana tipe distress spiritual?
6. Bagaimana asuhan keperawatan distress spiritual?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui definisi pengertian distres spiritual
2. Untuk Mengetahui ciri khusus distres spritual
3. Untuk Mengetahui faktor yang mempengaruhi distres spritual
4. Untuk Mengetahui karakteristik distres spritual
5. Untuk Mengetahui tipe distres spiritual
6. Untuk Mengetahui asuhan keperawatan distres spiritual
D. Manfaat
1. Mahasiswa dapat Mengetahui definisi pengertian distres spiritual
2. Mahasiswa dapat Untuk Mengetahui ciri khusus distres spiritual
3. Mahasiswa dapat Untuk Mengetahui faktor yang mempengaruhi distres
spiritual
4. Mahasiswa dapat Untuk Mengetahui karakteristik distres spritual
5. Mahasiswa dapat Untuk Mengetahui tipe distres spiritual
6. Mahasiswa dapat Untuk Mengetahui asuhan keperawatan distres
spiritual
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian distress spiritual
Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami
dan mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang
lain, seni, musik, literatur, alam dan kekuatan yang lebih besar dari dirinya
(Hamid, Achir Y., 2009). Definisi lain mengatakan bahwa distres spiritual
adalah gangguan dalam prinsip hidup yang meliputi seluruh kehidupan
seseorang dan diintegrasikan biologis dan psikososial (Keliat dkk,
2011).Dengan kata lain kita dapat katakan bahwa distres spiritual adalah
kegagalan individu dalam menemukan arti kehidupannya.
B. Ciri Khusus Distress Spiritual
Menurut Benedict dan Taylor (2002) ciri-ciri khusus dari distress spiritual
meliputi hal berikut: pertanyaan tentang implikasi moral/etis dari aturan
terapeutik, perasaan tidak bernilai, kepahitan, penolakan, rasa salah dan rasa
takut, mimpi buruk, gangguan tidur, anorexia, keluhan somatis, pengungkapan
konflik dalam batin atas kepercayaan yang dihayati,ketidakmampuan dalam
berpartisipasi dalam praktik keagamaan yang biasa diikuti, mencari bantuan
spiritual, mempertanyakan makna penderitaan, mempertanyakan makna
6
a. Hubungan dengan diri sendiri
a. Spiritual pain
1. Afiliasi agama :
a.Partisipasi klien dalam kegiatan agama apakah dilakukan secara
aktif atau tidak aktif.
9
b.Jenis partisipasi dalam kegiatan agama.
2. Keyakinan agama atau spiritual, memengaruhi :
Praktik kesehatan : diet, mencari dan menerima terapi, ritual atau
upacara agama
Persepsi penyakit : hukuman, cobaan terhadap keyakinan
Strategi koping.
3. Nilai agama atau spiritual, memengaruhi :
a. Tujuan dan arti hidup
b. Tujuan dan arti kematian
c. Kesehatan dan pemeliharaannya
d. Hubungan dengan Tuhan, diri sendiri, dan orang lain.
10
Perawatan perlu mengobservasi aspek berikut ini untuk mendapatkan data
onjektif atau data klinis.
c. Verbalisasi
1) Apakah klien menyebut Tuhan, doa, rumah ibadah, atau topic
keagamaan lainnya ( walaupun hanya sepintas)?
2) Apakah klien pernah meminta dikunjungi oleh memuka agama
3) Apakah klien mengekspresikan rasa takutnya terhadap kematian,
kepedulian dengan arti kehidupan, konflik batin tentang keyakinan
agama, kepedulian tentang hubungan dengan Yang Maha Kuasa,
pertanyaan tentang arti keberadaannya di dunia, arti penderitaan,
atau implikasi terapi terhadap nilai moral/etik?
d. Hubungan interpersonal
1) Siapa pengunjung klien?
2) Bagaimana klien berespons terhadap pengunjung?
3) Apakah pemuka agama datang mengunjungi klien?
4) Bagaimana klien berhubungan dengan klien yang lain dan dengan
tenaga keperawatan?
e. Lingkungan
1) Apakah klien membawa kitab atau perlengkapan sembahyang
lainnya?
2) Apakah klien menerima kiriman tanda simpati dari unsur
11
keagamaan?
b. Pohon masalah
Berdasarkan hasil pengkajian, dapat dibuat pohon masalah sebagai berikut:
c. Diagnosa keperawatan
13
nyaman dalam
nerkomunikasi dengan
perawat
14
Menjelaskan
tujuan pertemuan
-Rasional: pasien
mengetahui tindakan
yang
akan dilakukan
perawat
Bersikap jujur
dan menepati
janji
-Rasional: terbina
hubungan saling
percaya
antara perawat dan
pasien
Menunjukkan
sikap empati dan
menerima klien
apa adanya
-Rasional: pasien
merasa dihargai oleh
perawat
15
Memberiperh atian
kepada klien dan
perhatikan kebutuhan
dasar klien
-Rasional: pasien
merasa diperhatikan
dan punya dukungan
Dorong partisipasi
dalam kelompok
spiritual sesuai dengan
keyakinan
17
TUK 3 : Klien mampu Berbagai
Klien Mencintai diri sendiri keyakinan
mendiskusikan dan orang lain dengan tentang arti dan
dengan perawat mengungkapkan tujuan dengan
hal penting yang penerimaan terhadap perawat
memberikan dirinya sendiri Diskusikan
makna dalam maupunorang lain manfaat spiritual
kehidupannya Berdoa menurut Beri kesempatan
dimasa yang keyakinannya masing- untuk
lalu. masing mendiskusikan
Melakukan ibadah berbagai
Berpartisipasi dalam hambatan yang
upcara keagamaan dirasakan dalam
Berpartisipasi dalam menjalankan
pengobatan keyakinan
Berinteraksi dengan Bersikap terbuka
tokoh agama dan menjadi
Berhubungan dengan pendengar yang
diri sendiri orang lain baik terhadap apa
yang yang dikatakan
18
TUK 4 : Klien mampu Mendorong klien
Klien dapat Melakukan ADL untuk menulis
mempertahankan Melaksanakan dalam daftar
pemikiran dan keyakinannya kegiatan
perasaannya sesuai dengan hariannya setiap
tentang spiritual perannya hari untuk
Mengungkapkan mengekpresikan
perasaannya terkait pemikiran dan
dengan saran refleksi.
keyakinannya Menyediakan
Mengontrol aktifitas musik, literatur,
spiritualnya radio atau
Memilih pelayanan program TV
spiritual yang spritual secara
diperlukan individu
Terbuka terhadap
pernyataan
individu
terhadap
kesepian dan
kekuatannya
Dorong
menggunakan
sumber-sumber
spiritual seperti
tokoh-tokoh
agama, literatur-
literatur atau
buku yang sesuai
dengan
keyakinan,
tersedianya
tempat-tempat
19
beribadah dan
alat-alat dalam
menjalankan
ritual
keyakinannya.
Menyerahkan ke
tokoh agama
yang pilih
Gunakan teknik
klarifikasi untuk
membantu
individu
mengklarifikasi
keyakinan dan
nilai
Mendengarkan
perasaan
individu
Menunjukkan
empati
Fasilitas individu
untuk meditasi,
berdoa, tradisi
religius lainnya
dan ritual
Dengarkan
dengan hati-hati
komunikasi
individu dan
mengembangkan
waktu untuk
20
berdoa atau ritual
keagamaan
Yakinkan
individu bahwa
perawat akan
mendukung
individu pada
saat
menderita/masa
kulit
Terbuka kepada
individu tentang
sakit dan
kematian
Bantu individu
untuk
mengungkapkan
dan mengurangi
kemaharan.
d. Evalua
si
21
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Distres spiritual adalah kegagalan individu dalam menemukan arti
kehidupannya. Distress spritul dapat disebakan karen adanya abuse,
depresi, marah, kehilanagn kontol dan lain-lain. Ciri-ciri khusus dari
distress spiritual meliputi hal berikut: pertanyaan tentang implikasi
moral/etis dari aturan terapeutik, perasaan tidak bernilai, kepahitan,
penolakan, rasa salah dan rasa takut, mimpi buruk, gangguan tidur,
anorexia, keluhan somatis, pengungkapan konflik dalam batin atas
kepercayaan yang dihayati, ketidakmampuan dalam berpartisipasi dalam
praktik keagamaan yang biasa diikuti, mencari bantuan spiritual,
mempertanyakan makna penderitaan.
Adapuan karakterikstik dari spiritual meliputi hubungan dengan
diri sendiri, hubungan dengan oaring lain, hubungan dengan alam dan
hubungan dengan tuhan.
B. Saran
Dengan makalah ini diharapkan bisa menjadi pembelajaran
tentang distress spritual. Agar bisa kita aplikasikan dalam dunia
keperawatan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, A. Y. S. (2009). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta : EGC.
Wardhani, D. P., Utami, R. S., Suhartini, S., & Safitri, D. K. (2017). Pengalaman
Perawat Dalam Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Islam Pada Pasien di
Intensive Care Unit (ICU) (Doctoral dissertation, Faculty of Medicine).
23