Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

DISTRES SPIRITUAL

DISUSUN OLEH :

Kelompok 3

ARJUNA G. GAGOLA NIM. 711490120003

INDRI SUDIRMAN ILYAS NIM. 711490120015

NOVITRI IREINE BULURAN NIM. 711490120027

YUSTICIA ALI NIM. 711490120039

POLTEKKES KEMENKES MANADO

JURUSAN KEPERAWATAN/NERS LANJUTAN

2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah keperawatan jiwa ini dengan judul

“Distres Spiritual”.

Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan keterbatasan dalam makalah ini,maka

dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati penulis mengharap kritik dan saran yang

membangun sehingga dapat melengkapi kesempurnaan makalah ini.

Semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan kekuatan dan melimpahkan segala rahmat dan

hidayah-Nya atas segala yang telah kita lakukan.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis

khususnya maupun pembaca pada umumnya,amiin.

Manado, 18 Agustus 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap orang dalam hidupnya pasti akan menghadapi yang namanya masalah, sikap
seseorang dalam menghadapi sangat ditentukan oleh keyakinan mereka masing-masing.
Keyakinan yang dimiliki setiap orang selalu dikaitkan dengan kepercayaan atau agama.
Spiritual, keyakinan dan agama merupakan hal yang berbeda namun seringkali diartikan
sama. Penting sekali bagi seorang perawat memahami perbedaan antara spiritual, keyakinan
dan agama guna menghindarkan salah pengertian yang akan mempengaruhi pendekatan
perawat dengan pasien.

Dalam ilmu keperawatan spiritual juga sangat diperhatikan.Berdasarkan konsep


keperawatan, makna spiritual dapat dihubungkan dengan kata-kata : makna, harapan,
kerukunan, dan sistem kepercayaan (Dyson, Cobb, Forman, 1997). Dyson mengamati bahwa
perawat menemukan aspek spiritual tersebut dalam hubungan seseorang dengan dirinya
sendiri, orang lain, dan dengan Tuhan. Menurut Reed (1992) spiritual mencakup hubungan
intra-, inter-, dan transpersonal. Spiritual juga diartikan sebagai inti dari manusia yang
memasuki dan mempengaruhi kehidupannya dan dimanifestasikan dalam pemikiran dan
prilaku serta dalam hubungannya dengan diri sendiri, orang lain, alam, dan Tuhan (Dossey &
Guzzetta, 2000).
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Distres Spiritual ?

2. Bagaimana Mekanisme koping dari distres spiritual ?

3. Bagaimana karakteristik Distress spiritual?

4. Apa saja etiologi dari Distress spiritual?

5. Bagaimana patofisiologi Distress spiritual?

6. Bagaimana strategi pelaksanaan Distress spiritual?


7. Apa saja terapi aktivitas Distress spiritual?

8. Bagaimana Intervensi pada Distres Spiritual dengan Menggunakan SDKI, SLKI dan

SIKI

C. TUJUAN

a) UMUM

Dengan Ditugaskan Makalah Ini Semoga Mahasiswa Ners Lanjutan dapat Memahami

materi tentang Distres Spiritual dalam Keperawatan Jiwa

b) KHUSUS

1. Mahasiswa mengetahui tentang Distress spiritual.

2. Mahasiswa mengerti mekanisme koping dari distress spiritual.

3. Mahasiswa memahami karakteristik Distress spiritual.

4. Mahasiswa mengetahui etiologi dari Distress spiritual.

5. Mahasiswa memahami patofisiologi Distress spiritual.

6. Mahasiswa memahami strategi pelaksanaan Distress spiritual.

7. Mahasiswa mengetahui terapi aktivitas Distress spiritual.

8. Mahasiswa mengetahui Intervensi pada Distres Spiritual dengan Menggunakan

SDKI, SLKI dan SIKI


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Distres Spiritual

Distress spiritual adalah gangguan kemampuan untuk mengalami dan mengintegrasikan


makna dan tujuan hidup melalui hubungan dengan diri sendiri, orang lain, seni, music,
literature, alam, dan/atau kekuatan yang lebih besar dari pada diri sendiri (Bulechek,
Butcher, Dochterman, & Wagner, 2016).

Distress spiritual juga didefinisikan sebagai gangguan dalam prinsip hidup yang meliputi
seluruh kehidupan seseorang yang diintegrasikan secara biologis dan psikososial (EGC,
2011). Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa distress psiritual adalah kegagalan
individu menemukan arti atau kebermaknaan kehidupannya.

Distress spiritual adalah gangguan pada prinsip hidup yang meliputi aspek dari seseorang
yang menggabungkan aspek psikososial dan biologis seseorang.(Wilkinson, Judith M.,
2007: 490)
Menurut Monod (2012) Distress spiritual muncul ketika kebutuhan spiritual tidak terpenuhi,
sehingga dalam menghdapi penyakitnya pasien mengalami depresi, cemas, dan marah kepada tuhan.
Distress spiritual dapat menyebabkan ketidakharmonisan dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan
dan Tuhannya (Mesnikoff, 2002 dalam Hubbell et al, 2006).

B. MEKANISME KOPING DARI DISTRES SPIRITUAL

Menurut Mooss (1984) yang dikutip Brunner dan Suddarth menguraikan yang
positif (Teknik Koping) dalam menghadapi stress, yaitu:
1. Pemberdayaan Sumber Daya Psikologis (Potensi diri)
Sumber daya psikologis merupakan kepribadian dan kemampuan individu
dalam memanfaatkannya menghadapi stres yang disebabkan situasi dan lingkungan
(Pearlin & Schooler, 1978:5). Karakterisik di bawah ini merupakan sumber daya
psikologis yang penting, diantaranya adalah:
a. Pikiran yang positif tentang dirinya (harga diri)
Jenis ini bermanfaat dalam mengatasi situasi stres, sebagaimana
teori dari Colley’s looking-glass self: rasa percaya diri, dan kemampuan
untuk mengatasi masalah yg dihadapi.
b. Mengontrol diri sendiri
Kemampuan dan keyakinan untuk mengontrol tentang diri sendiri
dan situasi (internal control) dan external control (bahwa kehidupannya
dikendalikan oleh keberuntungan, nasib, dari luar) sehingga pasien akan
mampu mengambil hikmah dari sakitnya (looking for silver lining).

2. Rasionalisasi (Teknik Kognitif)


Upaya memahami dan mengiterpretasikan secara spesifik terhadap stres dalam
mencari arti dan makna stres (neutralize its stressfull). Dalam menghadapi situasi
stres, respons individu secara rasional adalah dia akan menghadapi secara terus
terang, mengabaikan, atau memberitahukan kepada diri sendiri bahwa masalah
tersebut bukan sesuatu yang penting untuk dipikirkan dan semuanya akan berakhir
dengan sendirinya. Sebagaian orang berpikir bahwa setiap suatu kejadian akan
menjadi sesuatu tantangan dalam hidupnya. Sebagian lagi menggantungkan semua
permasalahan dengan melakukan kegiatan spiritual, lebih mendekatkan diri kepada
sang pencipta untuk mencari hikmah dan makna dari semua yang terjadi.
3. Teknik Perilaku
Teknik perilaku dapat dipergunakan untuk membantu individu dalam mengatasi
situasi stres. Beberapa individu melakukan kegiatan yang bermanfaat dalam
menunjang kesembuhannya. Misalnya, pasien HIV akan melakukan aktivitas yang
dapat membantu peningkatan daya tubuhnya dengan tidur secara teratur, makan
seimbang, minum obat anti retroviral dan obat untuk infeksi sekunder secara teratur,
tidur dan istirahat yang cukup, dan menghindari konsumsi obat-abat yang
memperparah keadan sakitnya.
C. KARATERISTIK DISTRES SPIRITUAL
Nanda (2005) meliputi empat hubungan dasar yaitu :
1. Hubungan dengan diri
a. Ungkapan kekurangan
1) Harapan
2) Artu dan tujuan hidup
3) Perdamaian/Ketenangan
b. Penerimaan
c. Cinta
d. Memaafkan diri sendiri
e. Keberanian
1) Marah
2) Kesalahan
3) Koping yang buruk

2. Hubungan dengan orang lain


a. Menolak berhubungan dengan tokoh agama
b. Menolak interaksi dengan keluarga
c. Mengungkapkan terpisah dari system pendukung
d. Mengungkapkan pengasingan diri

3. Hubungan dengan seni,music,literatur dan alam


a. Ketidakmampuan untuk mengungkapkan kreativitas (bernyanyi,mendengarkan
music,menulis)
b. Tidak tertarik dengan alam
c. Tidak tertarik dengan bacaan keagamaan

4. Hubungan dengan kekuatan yang lebih besar dari dirinya


a. Ketidakmampuan untuk berdoa
b. Ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan
c. Mengungkapkan terbuang oleh karena kemarahan tuhan
d. Meminta untuk bertemu dengan tokoh agama
e. Tiba-tiba berubah praktik agama
f. Ketidakmampuan untuk introspeksi
g. Mengungkapkan hidup tanpa harapan, menderita

D. ETIOLOGI DISTRES SPIRITUAL

Menurut Vacarolis (2000) penyebab distres spiritual adalah sebagai berikut :

a. Pengkajian Fisik
Pengkajian fisik digunakan untuk melihat keadaab fisik pada klien. Pengkajian fisik
biasanya digunakan pada korban tindak penganiayaan, contohnya seperti abuse
b. Pengkajian Psikologis
Status mental, mungkin adanya depresi, marah, kecemasan, ketakutan, makna nyeri,
kehilangan kontrol, harga diri rendah, dan pemikiran yang bertentangan (Otis-Green,
2002).
c. Pengkajian Sosial Budaya
Dukungan sosial dalam memahami keyakinan klien (Spencer, 1998).

1. Faktor Predisposisi
Gangguan pada dimensi biologis akan mempengaruhi fungsi kognitif
seseorang sehingga akan mengganggu proses interaksi dimana dalam proses interaksi
ini akan terjadi transfer pengalaman yang penting bagi perkembangan spiritual
seseorang.
Faktor predisposisi sosiokultural meliputi usia, gender, pendidikan,
pendapatan, okupasi, posisi sosial, latar belakang budaya, keyakinan, politik,
pengalaman sosial, tingkatan sosial.

2. Faktor Presipitasi
a. Kejadian Stresfull
Mempengaruhi perkembangan spiritual seseorang dapat terjadi karena
perbedaan tujuan hidup, kehilangan hubungan dengan orang yang terdekat karena
kematian, kegagalan dalam menjalin hubungan baik dengan diri sendiri, orang lain,
lingkungan dan zat yang maha tinggi.

b. Ketegangan Hidup
Beberapa ketegangan hidup yang berkonstribusi terhadap terjadinya distres
spiritual adalah ketegangan dalam menjalankan ritual keagamaan, perbedaan
keyakinan dan ketidakmampuan menjalankan peran spiritual baik dalam keluarga,
kelompok maupun komunitas.

E. PATOFISIOLOGIS DISTRESS SPIRITUAL


Kozier (2004) juga mengidentifikasi beberapa faktor yang berhubungan dengan
distres spiritual seseorang meliputi masalah-masalah fisiologis antara lain diagnosis
penyakit terminal, penyakit yang menimbulkan kecacatan atau kelemahan, nyeri,
kehilangan organ atau fungsi tubuh atau kematian bayi saat lahir, masalah terapi atau
pengobatan antara lain anjuran untuk transfusi darah, aborsi, tindakan pembedahan,
amputasi bagian tubuh dan isolasi, masalah situasional antara lain kematian atau penyakit
pada orang-orang yang dicintai, ketidakmampuan untuk melakukan praktek spiritual
(Carpenitto, 2002 dalam Kozier et al, 2004).
F. STRATEGI PELAKSANAAN DISTRES SPIRITUAL
Tindakan Psikoterapeutik
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
Tujuan tindakan keperawatan gangguan spiritual untuk pasien adalah agar pasien:

a. Mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat.


b. Mengungkapkan penyebab gangguan spiritual.
c. Mengungkapkan perasaan dan pikiran tentang spiritual yang diyakininya.
d. Mampu mengembangkan skill untuk mengatasi masalah atau penyakit atau
perubahan spiritual dalam kehidupan.
e. Aktif melakukan kegiatan spiritual atau keagamaan.
f. Ikut serta dalam kegiatan keagamaan.

2. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan pasien.
b. Kaji faktor penyebab gangguan spiritual pada pasien.
c. Bantu pasien mengungkapkan perasaan dan pikiran terhadap spiritual yang
diyakininya.
d. Bantu klien mengembangkan skill untuk mengatasi perubahan spiritual dalam
kehidupan.
e. Fasilitasi pasien dengan alat-alat ibadah sesuai keyakinan atau agama yang
dianut oleh pasien.
f. Fasilitasi klien untuk menjalankan ibadah sendiri atau dengan orang lain
g. Bantu pasien untuk ikut serta dalam kegiatan keagamaan.
h. Bantu pasien mengevaluasi perasaan setelah melakukan kegiatan ibadah atau
kegiatan spiritual lainnya.

G. TERAPI AKTIVITAS DISTRES SPIRITUAL

1. Psikofarmako

a. Memberikan obat – obatan sesuai program pengobatan pasien


b. Psikofarmaka pada distress spiritual tidak dijelaskan secara tersendiri. Berdasarkan
dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) di Indonesia
III aspek spiritual tidak digolongkan secara jelas abuah masuk kedalam aksis satu,
dua, tiga, empat atau lima.
c. Memantau keefektifan dan efek samping obat yang diminum.
d. Mengukur vital sign secara periodik.

2. Manipulasi Lingkungan

a. Memodifikasi ruangan dengan menyediakan tempat ibadah.


b. Menyediakan sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan spiritual.
c. Melibatkan pasien dalam kegiatan spiritual secara berkelompok.
H. INTERVENSI DENGAN MENGGUNAKAN SDKI, SLKI DAN SIKI

1. Intervensi utama :
- Dukungan Spiritual
- Promosi Koping

2. Intervensi Pendukung :
- Dukungan Emosional
- Dukungan Keyakinan
- Dukungan Memaafkan
- Dukungan Pengambilan Keputusan
- Dukungan Pelaksanaan Ibadah
- Dukungan Pengungkapan Kebutuhan
- Dukungan Pengungkapan Perasaan
- Dukungan Perasaan Bersalah
- Dukungan Perlindungan Penganiayaan Agama
- Dukungan Perkembangan Spiritual
- Dukungan Perlindungan Penganiayaan Lansia
- Dukungan Proses Berduka
- Konseling
- Manajemen Stres
- Mediasi Konflik
- Perlibatan Keluarga
- Promosi Harapan
- Promosi Dukungan Spiritual
- Promosi System Pendukung
- Teknik Imajinasi Terbimbing
- Teknik Menenangkan
- Terapi Reminisens
No Dx. Keperawatan SLKI SIKI
Kategori : Psikologis Setelah dilakukan intervensi keperawatan Dukungan spiritual (I.09276
Subkategori : Integritas Ego selama … x 24 jam Maka Status Spiritual Tindakan
Membaik dengan kriteria hasil : O:
- Identifikasi perasaan khawatir,
Dx.Keperawatan : Distres Spiritual ( D.0082 ) - Verbalisasi Makna dan tujuan kesepian dan ketidakberdayaan
Hal : 184 hidup meningkat (Skor 5) - Identifikasi pandangan tentang
- Verbalisasi kepuasan terhadap hubungan antara spiritual dan
makna hidup meningkat (Skor 5) kesehatan
- Verbalisasi Perasaan - Identifikasi harapan dan kekuatan
Keberdayaan meningkat (Skor 5) pasien
- Perilaku marah pada tuhan - Identifikasi ketaatan dalam
menurun (Skor 5) beragama
- Kemampuan beribadah membaik T:
(Skor 5) - Berikan kesempatan
mengekpresikan perasaan tentang
penyakit dan kematian
- Berikan kesempatan
mengekspresikan dan meredakan
marah secara tepat
- Sediakan privasi waktu tenang untuk
aktivitas spiritual
E:
- Anjurkan berinteraksi dengan
keliarga, teman, dan tau orang lain
K:
- Atur kunjungan dgn rohaniawan
(mis. Ustdz, pendeta, room, biksu)

Contoh
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Distress spiritual adalah gangguan kemampuan untuk mengalami dan
mengintegrasikan makna dan tujuan hidup melalui hubungan dengan diri sendiri, orang
lain, seni, music, literature, alam, dan/atau kekuatan yang lebih besar dari pada diri
sendiri.
Distress spiritual muncul ketika kebutuhan spiritual tidak terpenuhi, sehingga
dalam menghdapi penyakitnya pasien mengalami depresi, cemas, dan marah kepada
Tuhan. Distress spiritual dapat menyebabkan ketidakharmonisan dengan diri sendiri,
orang lain, lingkungan dan Tuhannya.

B. SARAN
Diharapkan mahasiswa mampu memahami serta menerapkan ilmu keperawatan
jiwa dalam hal ini Distres Spiritual .
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M. E., Moorhouse. M. F., Geisler. A. C., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC:
Jakarta Hamid, Achir Yani, 1999, Buku ajar Aspek Spiritual dalam Keperawatan, Widya
medika:Jakarta.

Dochterman, J. M and Bulecheck, G. M., 2004, Nursing Interventions Clasification (NIC),

Mosby: St. Louis, Missouri

Kozier, B., et al. 2004. Fundamental of Nursing : Concepts, Process and Practice.(7th ed).
New Jersey: Prentice -Hall, Inc.

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan III (Revisi)

Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan II

Standar Intervensu Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan II

Anda mungkin juga menyukai