DISTRES SPIRITUAL
DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
2020
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah keperawatan jiwa ini dengan judul
“Distres Spiritual”.
Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan keterbatasan dalam makalah ini,maka
dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati penulis mengharap kritik dan saran yang
Semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan kekuatan dan melimpahkan segala rahmat dan
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap orang dalam hidupnya pasti akan menghadapi yang namanya masalah, sikap
seseorang dalam menghadapi sangat ditentukan oleh keyakinan mereka masing-masing.
Keyakinan yang dimiliki setiap orang selalu dikaitkan dengan kepercayaan atau agama.
Spiritual, keyakinan dan agama merupakan hal yang berbeda namun seringkali diartikan
sama. Penting sekali bagi seorang perawat memahami perbedaan antara spiritual, keyakinan
dan agama guna menghindarkan salah pengertian yang akan mempengaruhi pendekatan
perawat dengan pasien.
8. Bagaimana Intervensi pada Distres Spiritual dengan Menggunakan SDKI, SLKI dan
SIKI
C. TUJUAN
a) UMUM
Dengan Ditugaskan Makalah Ini Semoga Mahasiswa Ners Lanjutan dapat Memahami
b) KHUSUS
PEMBAHASAN
Distress spiritual juga didefinisikan sebagai gangguan dalam prinsip hidup yang meliputi
seluruh kehidupan seseorang yang diintegrasikan secara biologis dan psikososial (EGC,
2011). Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa distress psiritual adalah kegagalan
individu menemukan arti atau kebermaknaan kehidupannya.
Distress spiritual adalah gangguan pada prinsip hidup yang meliputi aspek dari seseorang
yang menggabungkan aspek psikososial dan biologis seseorang.(Wilkinson, Judith M.,
2007: 490)
Menurut Monod (2012) Distress spiritual muncul ketika kebutuhan spiritual tidak terpenuhi,
sehingga dalam menghdapi penyakitnya pasien mengalami depresi, cemas, dan marah kepada tuhan.
Distress spiritual dapat menyebabkan ketidakharmonisan dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan
dan Tuhannya (Mesnikoff, 2002 dalam Hubbell et al, 2006).
Menurut Mooss (1984) yang dikutip Brunner dan Suddarth menguraikan yang
positif (Teknik Koping) dalam menghadapi stress, yaitu:
1. Pemberdayaan Sumber Daya Psikologis (Potensi diri)
Sumber daya psikologis merupakan kepribadian dan kemampuan individu
dalam memanfaatkannya menghadapi stres yang disebabkan situasi dan lingkungan
(Pearlin & Schooler, 1978:5). Karakterisik di bawah ini merupakan sumber daya
psikologis yang penting, diantaranya adalah:
a. Pikiran yang positif tentang dirinya (harga diri)
Jenis ini bermanfaat dalam mengatasi situasi stres, sebagaimana
teori dari Colley’s looking-glass self: rasa percaya diri, dan kemampuan
untuk mengatasi masalah yg dihadapi.
b. Mengontrol diri sendiri
Kemampuan dan keyakinan untuk mengontrol tentang diri sendiri
dan situasi (internal control) dan external control (bahwa kehidupannya
dikendalikan oleh keberuntungan, nasib, dari luar) sehingga pasien akan
mampu mengambil hikmah dari sakitnya (looking for silver lining).
a. Pengkajian Fisik
Pengkajian fisik digunakan untuk melihat keadaab fisik pada klien. Pengkajian fisik
biasanya digunakan pada korban tindak penganiayaan, contohnya seperti abuse
b. Pengkajian Psikologis
Status mental, mungkin adanya depresi, marah, kecemasan, ketakutan, makna nyeri,
kehilangan kontrol, harga diri rendah, dan pemikiran yang bertentangan (Otis-Green,
2002).
c. Pengkajian Sosial Budaya
Dukungan sosial dalam memahami keyakinan klien (Spencer, 1998).
1. Faktor Predisposisi
Gangguan pada dimensi biologis akan mempengaruhi fungsi kognitif
seseorang sehingga akan mengganggu proses interaksi dimana dalam proses interaksi
ini akan terjadi transfer pengalaman yang penting bagi perkembangan spiritual
seseorang.
Faktor predisposisi sosiokultural meliputi usia, gender, pendidikan,
pendapatan, okupasi, posisi sosial, latar belakang budaya, keyakinan, politik,
pengalaman sosial, tingkatan sosial.
2. Faktor Presipitasi
a. Kejadian Stresfull
Mempengaruhi perkembangan spiritual seseorang dapat terjadi karena
perbedaan tujuan hidup, kehilangan hubungan dengan orang yang terdekat karena
kematian, kegagalan dalam menjalin hubungan baik dengan diri sendiri, orang lain,
lingkungan dan zat yang maha tinggi.
b. Ketegangan Hidup
Beberapa ketegangan hidup yang berkonstribusi terhadap terjadinya distres
spiritual adalah ketegangan dalam menjalankan ritual keagamaan, perbedaan
keyakinan dan ketidakmampuan menjalankan peran spiritual baik dalam keluarga,
kelompok maupun komunitas.
2. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan pasien.
b. Kaji faktor penyebab gangguan spiritual pada pasien.
c. Bantu pasien mengungkapkan perasaan dan pikiran terhadap spiritual yang
diyakininya.
d. Bantu klien mengembangkan skill untuk mengatasi perubahan spiritual dalam
kehidupan.
e. Fasilitasi pasien dengan alat-alat ibadah sesuai keyakinan atau agama yang
dianut oleh pasien.
f. Fasilitasi klien untuk menjalankan ibadah sendiri atau dengan orang lain
g. Bantu pasien untuk ikut serta dalam kegiatan keagamaan.
h. Bantu pasien mengevaluasi perasaan setelah melakukan kegiatan ibadah atau
kegiatan spiritual lainnya.
1. Psikofarmako
2. Manipulasi Lingkungan
1. Intervensi utama :
- Dukungan Spiritual
- Promosi Koping
2. Intervensi Pendukung :
- Dukungan Emosional
- Dukungan Keyakinan
- Dukungan Memaafkan
- Dukungan Pengambilan Keputusan
- Dukungan Pelaksanaan Ibadah
- Dukungan Pengungkapan Kebutuhan
- Dukungan Pengungkapan Perasaan
- Dukungan Perasaan Bersalah
- Dukungan Perlindungan Penganiayaan Agama
- Dukungan Perkembangan Spiritual
- Dukungan Perlindungan Penganiayaan Lansia
- Dukungan Proses Berduka
- Konseling
- Manajemen Stres
- Mediasi Konflik
- Perlibatan Keluarga
- Promosi Harapan
- Promosi Dukungan Spiritual
- Promosi System Pendukung
- Teknik Imajinasi Terbimbing
- Teknik Menenangkan
- Terapi Reminisens
No Dx. Keperawatan SLKI SIKI
Kategori : Psikologis Setelah dilakukan intervensi keperawatan Dukungan spiritual (I.09276
Subkategori : Integritas Ego selama … x 24 jam Maka Status Spiritual Tindakan
Membaik dengan kriteria hasil : O:
- Identifikasi perasaan khawatir,
Dx.Keperawatan : Distres Spiritual ( D.0082 ) - Verbalisasi Makna dan tujuan kesepian dan ketidakberdayaan
Hal : 184 hidup meningkat (Skor 5) - Identifikasi pandangan tentang
- Verbalisasi kepuasan terhadap hubungan antara spiritual dan
makna hidup meningkat (Skor 5) kesehatan
- Verbalisasi Perasaan - Identifikasi harapan dan kekuatan
Keberdayaan meningkat (Skor 5) pasien
- Perilaku marah pada tuhan - Identifikasi ketaatan dalam
menurun (Skor 5) beragama
- Kemampuan beribadah membaik T:
(Skor 5) - Berikan kesempatan
mengekpresikan perasaan tentang
penyakit dan kematian
- Berikan kesempatan
mengekspresikan dan meredakan
marah secara tepat
- Sediakan privasi waktu tenang untuk
aktivitas spiritual
E:
- Anjurkan berinteraksi dengan
keliarga, teman, dan tau orang lain
K:
- Atur kunjungan dgn rohaniawan
(mis. Ustdz, pendeta, room, biksu)
Contoh
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Distress spiritual adalah gangguan kemampuan untuk mengalami dan
mengintegrasikan makna dan tujuan hidup melalui hubungan dengan diri sendiri, orang
lain, seni, music, literature, alam, dan/atau kekuatan yang lebih besar dari pada diri
sendiri.
Distress spiritual muncul ketika kebutuhan spiritual tidak terpenuhi, sehingga
dalam menghdapi penyakitnya pasien mengalami depresi, cemas, dan marah kepada
Tuhan. Distress spiritual dapat menyebabkan ketidakharmonisan dengan diri sendiri,
orang lain, lingkungan dan Tuhannya.
B. SARAN
Diharapkan mahasiswa mampu memahami serta menerapkan ilmu keperawatan
jiwa dalam hal ini Distres Spiritual .
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M. E., Moorhouse. M. F., Geisler. A. C., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC:
Jakarta Hamid, Achir Yani, 1999, Buku ajar Aspek Spiritual dalam Keperawatan, Widya
medika:Jakarta.
Kozier, B., et al. 2004. Fundamental of Nursing : Concepts, Process and Practice.(7th ed).
New Jersey: Prentice -Hall, Inc.