Anda di halaman 1dari 11

Makalah Tentang

“Haid, Nifas dan Istihadhah”

Dosen
Drs.H.MOH.HAMDAH,M.Ag

Disusun Oleh

1. Ahmad Idzar Mufti Wibawa (14)


2. Ajeng Astia Febriana (15)
3. Aminatus Sulfa Laili Fitria (16)
4. Anggun Dyah Pitaloka (17)

D-III Keperawatan Malang


Poltekkes Kemenkes Malang
Lawang, Malang
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kami
panjatkan puja syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta
inayah-Nya kepada kita, sehingga kita dapat memnyelesaikan makalah tentang “Haid, Nifas dan
Istihadhah”.

Makalah ini telah kami buat semaksimal mungkin dan dibantu beberapa rekan kami, oleh
karena itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada rekan kami yang telah ikut
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya masih ada kekurangan baik dari
susunan kalimat maupun tata bahasa dari makalah ini, oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran maupun kritik dari ibu Bapak Drs.H.MOH.HAMDAH,M,Ag agar
dapat kami perbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
2.I Pengertian Darah Haid,Nifas dan Istihadhah....................,.....4
2.2 Batasan Waktu Bersuci dari Haid,Nifas,dan Istihadhah........5
2.3 Tata Cara Bersuci dari Haid,Nifas dan Istihadhah.................6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..............................................................................8

Daftar Pustaka..............................................................................................9

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hadas adalah istilah untuk hal-hal yang bisa menghalangi sahnya shalat seseorang atau dengan
kata lain,hadas adalah kondisi yang menyebabkan seseorang tidak dapat melaksanakan shalat jika
berada dalam keadaan tersebut,atau shalatnya batal jika kondisi itu terjadi saat shalat.
Dalam ilmu fikih,hadas dibagi menjadi dua macam yaitu hadas kecil dan hadas besar. Hadas
kecil menyebabkan seseorang harus melaksanakan wudu untuk melaksanakan shalat. Sedangkan
hadas besar menyebabkan seseorang melakukan mandi oleh orang Indonesia dinamai dengan
mandi besar- juga wudu jika akan melaksanakan shalat.
Junub,haid,dan nifas merupakan hal-hal yang menyebabkan hadas besar. Oleh karena itu,penting
bagi umat islam mengetahui apa itu haid,nifas,dan istihadhah serta bagaimana cara bersuci dari
hadas besar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi tentang Haid, Nifas dan Istikhadloh?
2. Kapan batasan waktu Haid, Nifas dan Istukhadloh dianggap suci?
3. Bagaimana cara bersuci dari Haid,Nifas dan Istikhadloh?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui dan memahami definisi tentang Haid, Nifas dan Istikhadloh.
2. Untuk mengetahui dan memahami waktu pembatasan bersuci dari Haid, Nifas dan

Istikhadloh.
3. Untuk mengetahui dan memahami cara bersuci dari Haid, Nifas dan istikhadloh

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian darah Haid,Nifas dan Istihadhoh
1. Haid
adalah darah yang keluar dari rahim wanita yang sudah mencapai usia 9 tahun h atau 8 tahun 8
bulan 23 hari 19 jam 12 menit,atau pada saat baligh tidak dikarenakan penyakit atau sebab
melahirkan. Sedangkan definisi haid secara klinis adalah pendarahan secara teratur dari rahim
wanita dengan disertai pelepasan endometrium.
2. Nifas
Nifas adalah darah yang keluar dari rahim seorang wanita setelah selesai melahirkan, walaupun
anak yang dilahirkan belum berwujud manusia atau masih berupa darah kental atau segumpal
daging
3.Istihadhoh
Istikhadloh adalah darah yang keluar melebihi batas maksimal haid / nifas atau darah yang tidak
mungkin keluar pada waktu haid atau nifas, seperti darah yang keluar pada waktu suci yang belum
genap 15 hari 15 malam, atau darah yang keluar melebihi masa maksimal haid dan masa maksimal
nifas.
Istikhadloh juga bisa didefinisikan darah yang keluar dari seorang wanita di luar kebiasaan dan
kewajaran karena sakit atau yang lainya. Bila seorang wanita terus menerus keluar darah dari
kemaluanya,tanpa berhenti maka untuk mengetahui apakah darah tersebut darah haid ataukah
darah istikhadloh bisa dengan 2 cara berikut ini secara berurutan.
(1) Apabila sebelum mengalami hal tersebut ia memiliki kebiasaan haid maka ia kembali pada
kebiasaanya.Ia teranggap haid di waktu –waktu tersebut, adapun selebihnya berarti
istikhadloh.Selesai masanya,ia mandi dan ia boleh melakukan ibadah puasa dan sholat (walau
darahnya terus keluar karena wanita istikhadloh pada umumnya sama hukumnya dengan wanita
yang suci.
(2) Bila ternyata si wanita tidak memiliki kebiasaan dan darahnya bisa dibedakan, disebagian
waktu darahnya haid pekat dan kental dan diwaktu lain encer ,atau sebagian waktu daranya
hitam,diwaktu lain merah ,darahnya berbau busuk/ tidak sedap dan di waktu lain tidak busuk.
Maka darah yang pekat / kental , bewarna hitam dan berbau busuk itu adalah darah lainya adalah
darah istikhadloh
4

2.2 Batasan Masa Bersuci Dari Haid,Nifas dan Istihadhoh

1. Batasan Suci Haid


Paling sedikitnya batasan waktu suci yang memisah antara 1 haid dengan haid sesudahnya
minimal harus 15 hari 15 malam. Paling lama suci tidak ada batasnya. Kadang –kadang ada wanita
yang mengalami haid dua bulan sekali, satu tahun sekali, ada yang dua tahun sekali, seperti Putri
Baginda Rosulullah Saw, Sayyidah fathimah Az-zahro’ Ra.
2. Batasan Suci Nifas
Batas suci dari nifas adalah dengan putusnya darah nifas atau dengan mencapainya darah nifas
lebih dari hari ke-60 dari melahirkan. Maksimal suci yang memisah antara nifas dengan nifas tidak
ada batasnya. Minimal suci yang memisah antara nifas dengan nifas tidak di syaratkan harus 15
hari 15 malam seperti halnya minimal suci yang memisah antara haid dengan haid
setelahnya.disaat darah nifas belum putus dia mengalami keguguran dan mengalami dan
pendarahan. Dalam kasus ini ada dua darah nifas yang tidak dipisah oleh masa suci.
Sedangkan batas maksimalnya berdasarkan mazhab hambali adalah 40 hari, namun yang
benar tidak ada batas maksimal.
3. Batasan suci istikhadloh
Istihadlah itu hukumnya tidak sama dengan haid atau nifas, bahkan istikhadloh itu termasuk
hadats kecil yang tetap seperti halnya beser air kencing atau beser madzi. Oleh karena itu
mustahadlah (wanita yang istihadlah) tetap diwajibkan shalat dan berpuasa ramadhan dan dia tidak
diharamkanbersetubuh dan sebagainya.
Bagi seorag istihadloh dan orang beser yang kebiasaanya (yang mempunyai persangkaan kuat )
pada akhir waktu sholat ada putusnya yang cukup untuk wudhu dan shalat, maka dia diwajibkan
mengakhiran shalatnya.

2.3 Tata Cara Bersuci dari Haid,Nifas dan Istihadhoh


1. Mandi Karena Haid atau Nifas
Jika haid atau nifas telah selesai maka wajib mandi.Mandi ini wajib segera dilakukan bila hendak
melakukan sholat atau ibadah lain yang wajib suci.
Oleh karena itu wanita yang selesai Haidh atau nifasnya pada tengah-tengah waktu sholat wajib
segera mandi kemudian sholat meskipun tengah malam atau sangat dingin.Tidak boleh menunda-
nunda sampai terjadi sholat qodlo’ apalagi sampai tidak dikerjakan sama sekali.
Yang dimaksud selasai (habisnya) darah adalah seandainya dimasukkan kapas kedalam farji
sampai pada tempat yang tidak wajib di basuh kala istinja’. Jadi seandainya darah tidak keluar
sama sekali,tapi jika dioleskan kapas ke dalam farji meskipun hanya sedikit tidak dapat dikatakan
habis masa haid atau nifas.Jika wanita dalam keadaan demikian melakukan mandi wajib,maka
hukumnya tidak sah.Otomatis sholat-sholat yang dikerjakan setelah itu sampai mandi yang sah
menjadi tidak sah pula.

2. Fardlunya mandi haidh atau nifas


Fardlunya mandi haidh atau nifas (menghilangkan hadats besar) ada tiga :
a) Niat
Menghilangkan hadats haidl,nifas atau menghilangkan hadats besar.Niat ini dilakukan pada
permukaan membasuh anggota badan yang pertamakali.Akan tetapi kalau terjadi sudah membasuh
sebagian anggota badan namun belum ber niat,ataupun niatnya belum jadi maka setelah niatnya
jadi wajib mengulangi basuhan pada anggota yang belum diniati tadi.
b) Menghilangkan najis.
Kalau terdapat najis pada sebagian anggota badan wajib dihilangkan terlebih dahulu kemudian
dibasuh.

3. Meratakan air keseluruhan badan bagian luar.


Karenaya wajib membasuh seluruh bagian rambut (dari ujung sampai pangkal-nya)meskipun
lebat/tebal,seluruh kulit badan,kuku dan bagian bawahnya,lubang telingatampak dari lua,kerut-
kerutanya badan,lipatan-lipatanya badan,persendian-persendian badan,bagian farji yang kelihatan
tatkala berjongkok dan masrubah (tempat menutupnya lubang dubur)Haid atau nifas telah selesai
tetapi belum mandi
Kalau haid/nifas sudah benar-benar selesai,lalu melakukan mandi dengan benare,maka halal
menjalankan segala perkara yang diharamkan sebab haid atau nifas.

Kalau haid atau nifas telah selesai tetapi belum mandi atau telah mandi tetapi tidak benar (tidak
sah) maka tetap haram melakukan perkara-perkara yang diharamkan sbab haid/nifas ,kecuali 5
perkara :
1. Puasa. seumpama di malam hari bulan rmadhan haid telah selesai,maka besok paginya wajib
puasa meskipun belum mandi.
2. Dicerai
3. Bersuci
4. Lewat dalam masjid
5. Sholat bagi orang yang tak menemukan air dan debu

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
• Haid adalah darah yang keluar dari rahim wanita yang sudah mencapai usia 9 tahun atau
telah baligh, tidak dikarenakan penyakit atau sebab melahirkan. Sedangkan definisi haid
secara klinis adalah pendarahan secara teratur dari rahim wanita dengan disertai pelepasan
endometrium.

• Nifas adalah darah yang keluar dari rahim seorang wanita setelah selesai melahirkan,
walaupun anak yang dilahirkan belum berwujud manusia atau masih berupa darah kental
atau segumpal daging

• Istikhadloh adalah darah yang keluar melebihi batas maksimal haid / nifas atau darah yang
tidak mungkin keluar pada waktu haid atau nifas, seperti darah yang keluar pada waktu
suci yang belum genap 15 hari 15 malam, atau darah yang keluar melebihi masa maksimal
haid dan masa maksimal nifas.

DAFTAR PUSTAKA
Ardani, Muhammad. 2011. Risalah Haidl Nifas Istikhadloh. Surabaya: Al-MiftahFiqh Wanita,
(2012).Pengertian Haid, Nifas, Istihadhah [Online].
Tersedia:http://www.fiqihwanita.com/pengertian-haid-nifas-dan-istihadhah/[29 September 2016]

Yanto, Puji (2010). Nifas dan hukum

hukumnya [online]. Tersedia:https://puskafi.wordpress.com/2010/04/11/n-i-f-a-s/[29 September


2016]

Anda mungkin juga menyukai