Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH

MKCH (Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup)


Muhammadiyah
DOSEN : Arsam S.Pd.I., M.Ag

Disusun Oleh:

ARUF SALEH 21922072


SONI 21922029
MUH. REZA 21922015
HAFSAH 219220
SYAHDA 219220
MURNI 219220

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KENDARI
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Muhammadiyah dicetuskan oleh seorang ulama yang


berpikiran luas dan cerdas K.H. Ahmad Dahlan dan secara resmi
didirikan pada tanggal 08 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 M
di Jogyakarta. Kondisi umat yang sangat memprihatinkan saat itu
membuat K.H. Ahmad Dahlan terpanggil untuk membuat sebuah
gerakan dakwah yang menyeru kepada amar ma’ruf nahi munkar.
K.H. Ahmad Dahlan berusaha mengembalikan umat kepada
ajaran Al-Quran dan Al-Hadits.

Muhammadiyah sebagai salah satu ormas Islam terbesar di


Indonesia memiliki posisi dan peranan yang cukup strategis, baik
sebelum Indonesia merdeka maupun setelah kemerdekaan hingga
saat ini. Muhammadiyah bukan saja dikenal sebagai gerakan
dakwah semata, namun dikenal pula sebagai gerakan Tajdid
(pembaharu) dan garakan kebangsaan (nasional). Muhammadiyah
dalam kancah nasional memberikan kontribusi yang sangat
signifikan terutama dalam bidang pendidikan. Lembaga
pendidikan Muhammadiyah banyak tersebar di seluruh
nusantara.

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah


diformulasikan sebagai butir-butir yang dipelajari di segala aspek
yang berkaitan dengan kegiatan kemuhammadiyahan, baik di
sekolah-sekolah, di kantor-kantor, serta dilapangan. Matan ini
selayaknya ada di setiap tempat tersebut, karena setiap butirnya
mesti ditanamkan di setiap hati para partisipan Muhammadiyah
pada khusunya bahkan setiap muslim pada umumnya. Namun
lebih dari kata-kata diatas setiap butir matan keyakinan dan cita-
cita hidup Muhammadiyah memang berisi segala pedoman-
pedoman yang telah disadur dari ajaran Islam itu sendiri, sehingga
dari isinya diharapkan sejalan dan tidak bertentangan dengan
ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah pada masanya.
Maka Muhammadiyah telah berpedoman pada Imam segala
muslim yaitu “Al-Qur’an” dalam menyusun setiap butir matan
keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah dengan penelaahan
dan persetujuan dari segala pihak dalam lingkup Muhammadiyah
diharapkan matan ini menjadi visi dan misi yang dipegang teguh
para masyarakat Muhammadiyah.

Matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah merupakan


keputusan tanwir pada tahun 1969 di Ponorogo dan Rumusan
Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh
Pimpinan Pusat Muhammadiyah:

1. Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta;

2. Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah


ke-41 di Surakarta.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Pengertian MKCHM?

2. Bagaimana Sejarah Perumusan MKCHM?

3. Apa Isi MKCHM?

4. Bagaimana Hakikat MKCHM?

5. Apa Fungsi MKCHM?

6. Bagaimana Sistematika dan Pedoman untuk Memahami


Rumusan MKCHM?

7. Bagaimana Memahami MKCHM?


C. Tujuan Masalah

1. Memahami Pengertian MKCHM

2. Memahami Sejarah Perumusan MKCHM

3. Memahami Isi Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup


Muhammadiyah

4. Memahami Hakikat MKCHM

5. Memahami Fungsi MKCHM

6. Memahami Sistematika dan Pedoman untuk Memahami


Rumusan MKCHM

7. Memahami Memahami MKCHM


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian MKCHM

MKCHM adalah sebuah teks putusan resmi persyarikatan


yang disahkan oleh sidang Tanwir. Berisi tentang matan atau teks
keyakinan dan cita-cita persyarikatan.

MKCH-M adalah sistem paham (ideologi) Muhammadiyah


dalam memperjuangkan melaksanakan gerakan untuk mencapai
tujuan. Atau dengan kata lain MKCH-M merupakan substansi
ideologis yang bersifat atau mengandung paham agama (Islam)
yang fundamental sekaligus pernyataan misi Muhammadiyah.

B. Sejarah Perumusan MKCHM

·,Disahkan : Pada Muktamar ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta

· Kedudukan : Sebagai hasil tajdid di bidang Ideologi

· Disempurnakan : Sidang Tanwir tahun 1969 di Ponorogo

· Pada periode : K.H. Faqih Usman dan K.H. A.R. Fakhrudin

Muhammadiyah sebagai perserikatan memiliki 4 teks cita-cita


yang merupakan sebuah impian yang diiringi dengan sebuah
keyakinan. Matan Muhammadiyah tersebut yaitu:

1. Mewujudkan Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.


Artinya: Para sekutu Muhammadiyah harus bersih dari
penyakit TBC/ Bid’ah, khurofat, Tahayul dll.
2. Menjadikan Islam adalah agama rahmatan lil alamin.
Artinya: Islam adalah agama untuk semua yang ada di
dunia ini, di pelajari oleh siapa saja, dan diamalkan untuk
siapa saja adalah menjadi cita-cita Muhammadiyah.
3. Dalam amalan Muhammadiyah berdasarkan Al-Qur’an,
Hadits.
4. Melaksanakan ajaran-ajaran Islam meliputi segala bidang,
baik Akhlak, Aqidah, Ibadah dan Muamalah.
C. Isi Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah

Arti matan adalah sesuatu yang menjulang dan tinggi di


atas tanah. Secara istilah, matan adalah suatu kalimat tempat
berakhirnya sanad. Sanad secara bahasa artinya sesuatu yang
dijadikan sandaran. Secara istilah, sanad adalah mata rantai
persambungan periwayat yang bersambung bagi matan hadist.

Jadi, Setiap yang hidup pasti memiliki sebuah cita-cita,


bahkan kita hidup ini harus memiliki sebuah cita-cita, dengan
cita-cita kita hidup, dengan cita-cita pula kita berambisi. Tetapi
cita-cita tanpa sebuah keyakinan adalah sebuah mimpi belaka.
Cita-cita diiringi dengan keyakinan akan memberikan kita
semangat dalam mengejar cita-cita kita itu. Maka isi dari matan
keyakinan dan cita-cita hidup muhammadiyah, yakni sebagai
berikut:

1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar


Ma'ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-
Qur'an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya
masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk
malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan
khalifah Allah di muka bumi.

2. Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah


yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh,
Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup
Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat
manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup
materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi.

3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:

a) Al-Qur'an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi


Muhammad SAW;
b) Sunnah Rasul: Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran
Al-Qur'an yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan
menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran
Islam yang meliputi bidang-bidang:

a. 'Aqidah

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang


murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khufarat,
tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.

b. Akhlak

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia


dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Sunnah
rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.

c. Ibadah

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang


dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan
perubahan dari manusia.

d. Muamalah Duniawiyah

Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu'amalat


duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat)
dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan
dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.

5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia


yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang
mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan
Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama
menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi
Allah SWT:

"BALDATUN THAYYIBATUB WA ROBBUN GHOFUR"

(Keputusan Tanwir Tahun 1969 di Ponorogo)


Catatan:

Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan


perbaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah:

1. Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta;


2. Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar
Muhammadiyah ke 41 di Surakarta.

D. Hakikat MKCHM

MKCHM berhubungan erat dengan pandangan ideologis.


Rumusan ideologi tersebut merupakan hasil Tanwir Ponorogo
tahun 1968 sebagai kelanjutan dan amanat muktamar ke-37
tahun 1968 di Yogyakarta. Pengertian ideologi di sini adalah
“Keyakinan Hidup” (H.M. Djindar Tamimy, 1968: 6).

Oleh karena itu, ideologi Muhammadiyah dapat


disimpulkan sebagai “seperangkat pemikiran dan sistem
perjuangan untuk mewujudkan cita-cita”, atau “sistem paham dan
perjuangan untuk mewujudkan cita-cita”, yaitu “paham Islam dan
sistem gerakan Muhammadiyah”. Namun demikian, MKCHM
sebagai materi ideologi didukung pula dengan putusan-putusan
organisasi lainnya yang menjadi pedoman resmi dalam
Muhammadiyah. Aspek ideologi tersebut contohnya dapat
ditemukan dalam substansi Muqoddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah, Kepribadian, Khittah, Pedoman Hidup Islami
Warga Muhammadiyah dan Persyarikatan Pikiran Muhammadiyah
Jelang Satu Abad.

E. Fungsi MKCHM

MKCHM berfungsi sebagai petunjuk arah menuju cita-cita


yang diperjuangkan. Fungsi MKCM dari sudut isinya adalah
penegasan tentang kedudukan manusia di hadapan Allah dan
diantara manusia sendiri, yaitu:

1. Manusia berfungsi sebagai hamba.


2. Manusia berfungsi sebagai khalifah di muka bumi.
3. MKCHM berfungsi sebagai penunjuk arah yang tepat
menuju cita-cita yang diperjuangkan.
4. MKCHM berkedudukan sebagai penegas sikap
Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam dan Gerakan Tajdid,
sesuai dengan paham Muhammadiyah tentang agama Islam.

F. Sistematika dan Pedoman untuk Memahami Rumusan


MKCHM

Rumusan “Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup


Muhammadiyah” terdiri dari lima (5) angka yaitu:

(1). Ayat 1: Muhammadiyah adalah adalah gerakan berasas Islam,


bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi
manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.

(2). Ayat 2: Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah


agama Allah yang diwahyukan kepada para rasul-Nya, sejak Nabi
Adam a.s. sampai dengan Nabi Muhammad s.a.w. sebagai hidayah
dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan
menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spiritual, duniawi dan
ukhrawi.

(3). Ayat 3: Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam


berdasarkan:

a) al-Quran;
b) al-Hadits, dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan
jiwa ajaran Islam.

(4). Ayat 4: Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-


ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang:

a) aqidah, yaitu ajaran yang berhubungan dengan


kepercayaan;
b) akhlaq, yaitu ajaran yang berhubungan dengan
pembentukan sikap mental;
c) ibadah, yaitu ajaran yang berhubungan dengan peraturan
dan tatacara hubungan manusia dengan Tuhan;
d) mu’amalah duniawiyah, yaitu ajaran yang berhubungan
dengan pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat.

(5). Ayat 5: Muhammadiyah mengajak segala lapisan bangsa


Indonesia yang telah mendapat karunisa Allah berupa tanah air
yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa
dan negara Republik Indonesia yang berfalsafah Pancasila untuk
berusaha bersama-sama menjadikan negara Republik Indonesia
tercinta ini menjadi “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur”
(negara yang adil makmur dan diridhai Allah SWT).

5 (Lima) angka tersebut dapat dibagi menjadi tiga kelompok:

1. Kelompok kesatu:

Mengandung pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis,


ialah angka 1 dan 2 yang berbunyi:

“Muhammadiyah adalah Gerakan berasas Islam, bercita-cita dan


bekerja untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai
hamba dan khalifah Allah dimuka bumi.”

Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah


yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya. Sejak Nabi Adam, Nuh,
Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi
Muhammad saw, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat
manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup
material dan spiritual, dunia dan ukhrawi.
2. Kelompok kedua:

Mengandung persoalan mengenai faham agama menurut


Muhammadiyah, ialah angka 3 dan 4 yang berbunyi:

a. Muhammdiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:

1. Al-Qur'an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada


Nabi Muhammad saw.
2. Sunnah Rasul: Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-
ajaran al-Qur'an yang diberikan oleh Nabi
Muhammad saw. Dengan menggunakan akal
fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.

b. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran


Islam yang meliputi bidang-bidang: a) Aqidah, b) Akhlak, c)
Ibadah, d) Mu'amalat Duniawiyat.

c. Muhammdiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang


murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khurafat,
tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.

d. Muhammdiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia


dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran al-Qur'an dan sunah
Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.

e. Muhammdiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang


dituntunkan oleh Rasulullah saw. tanpa tambahan dan perubahan
manusia.

f. Muhammdiyah bekerja untuk terlaksanya mu'amalat duniawiyat


(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan
berdasarkan ajaran agama serta menjadikan semua kegiatan
dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah swt.
3. Kelompok ketiga:

Mengandung persoalan mengenai fungsi dan misi


Muhammadiyah dalam masyarakat Negara Republik Indonesia,
ialah angka 5 yang berbunyi:

“Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia


yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang
mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan
Negara Republik Indonesia yang berfalsafah Pancasila, untuk
berusaha bersama-sama menjadikan suatu Negara yang adil,
makmur dan di ridloi Allah swt (BALDATUN THAYYIBATUN WA
RABBUN GHAFUR).”

G. Memahami MKCHM

Uraian singkat mengenai Matan Keyakinan dan Cita-cita


Hidup Muhammadiyah.

1. Pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis, yang


terkandung dalam angka 1 dan 2 dari Matan “Keyakinan dan Cita-
cita hidup Muhammadiyah”, ialah:

a. Aqidah: Muhammadiyah adalah ber’aqidah


Islam.
b. Cita-cita/Tujuan: Bercita-cita dan bekerja
untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan
makmur yang diridhai Allah SWT.
c. Ajaran yang digunakan untuk melaksanakan
aqidah dalam mencapai cita-cita /tujuan
tersebut: Agama Islam adalah agama Allah
sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada
ummat manusia sepanjang masa dan menjamin
kesejahteraan hidup materil dan sprituil,
duniawi dan ukhrawi.
Nilai-nilai ideologis tersebut haruslah ditanamkan dan
disosialisasikan, yang intinya diinternalisasikan sehingga menjadi
darah-daging setiap orang Muhammadiuyah dalam berpikir dan
bertindak. Setelah nilai-nilai ideal itu terinternalisasi maka secara
kolektif kemudian membentuk kesadaran untuk bertindak
bersama yang menunjukan watak, ciri, dan sosok orang
Muhammadiyah sebagaimana yang semestinya. Inilah yang
disebut dengan internalisasi nilai-nilai Ke-Muhammadiyahan

2. Fungsi aqidah dalam persoalan Keyakinan dan Cita-cita hidup


adalah sebagai sumber yang menentukan bentuk keyakinan dan
cita-cita hidup itu sendiri. Aqidah Islam dirumuskan sebagai
konsekuensi logis dari gerakannya. Formulasi aqidah yang
dirumuskan dengan merujuk langsung kepada suber utama
ajaran Islam itu disebut ‘aqidah shahihah, yang menolak segala
bentuk campur tangan pemikiran teologis.

Berdasarkan Islam, artinya ialah Islam sebagai sumber


ajaran yang menentukan keyakinan dan cita-cita hidupnya. Ajaran
Islam, yang inti ajarannya berupa kepercayaan tauhid membentuk
keyakinan dan cita-cita hidup.

Bahwa hidup manusia di dunia ini semata-mata hanyalah


untuk beribadah kepada Allah SWT, demi untuk kebahagiaan
dunia dan akhirat. Hidup beribadah menurut ajaran Islam, ialah
hidup bertaqarrub kepada Allah SWT, dengan menu-naikan
amanah-Nya serta mematuhi ketentuan-ketentuan yang menjadi
peraturan-Nya guna mendapatkan keridhaan-Nya.

Amanah Allah yang menentukan fungsi dan misi manusia


dalam hidupnya di dunia, ialah manusia sebagai hamba Allah dan
khalifah (pengganti)Nya yang bertugas mengatur dan membangun
dunia serta menciptakan dan memelihara keamanan dan
ketertibannya untuk memakmurkannya.
3. Fungsi cita-cita/tujuan dalam persoalan Keyakinan dan cita-
cita hidup ialah sebagai kelanjutan/konsekuensi dari Aqidah.
Hidup yang beraqidah Islam, tidak bisa lain kecuali menimbulkan
kesadaran pendirian, bahwa cita-cita/tujuan yang akan dicapai
dalam hidupnya di dunia, ialah terwujudnya tata-kehidupan
masyarakat yang baik, guna mewujudkan kemak-muran dunia
dalam rangka ibadahnya kepada Allah SWT.

Dalam hubungan ini, Muhammadiyah telah menegaskan


cita-cita/tujuan perjuangannya dengan: “…sehingga terwujudnya
masyarakat utama, adil dan makmur, yang diridhai Allah SWT”.
(AD PS.3) Bagaimana bentuk/wujud masyarakat uatama yang adil
dan makmur, yang diridhai Allah SWT yang dimaksud itu, harus
dirumuskan dalam satu konsepsi yang jelas dan menyeluruh.

4. Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang beraqidah


Islam dan dikuatkan oleh hasil penyelidikan secara ilmiah, historis
dan sosiologis, Muhammadiyah berkeyakinan, bahwa ajaran yang
dapat untuk melaksanakan hidup yang sesuai dengan
“Aqidahnya” dalam mencapai “cita-cita/tujuan” hidup dan
perjuangannya sebagaimana dimaksud, hanyalah ajaran Islam.

Untuk itu sangat diperlukan adanya rumusan secara


kongkrit, sistematis dan menyeluruh tentang konsepsi ajaran
Islam yang meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan
manusia/masyarakat, sebagai isi dari pada masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.

5. Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah yang persoalan-


persoalan pokoknya telah diuraikan dengan singkat di atas,
adalah dibentuk/ditentukan oleh pengertian dan fahamnya
mengenai agama Islam.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim


terbesar di dunia yang memiliki ciri khas tersendiri. Berbagai
macam aliran dan pemahaman tentang Islam banyak ditemui
dalam masyarakat muslim di Indonesia. Berbagai persyarikatan
dan gerakan dakwah ikut pula mewarnai keberagaman kehidupan
beragama. Ada beberapa organisasi massa Islam (ormas Islam)
yang cukup dikenal di Indonesia, antara lain Muhammadiyah,
Nahdhatul Ulama, Mathlaul Anwar, dan Persatuan Islam (Persis).

Berdasarkan pengetahuan dan wawasan keislaman yang


dimiliki, K.H. Ahmad Dahlan memandang bahwa ajaran Islam
sangat mendorong umatnya untuk melakukan amar ma’ruf nahi
munkar. Usaha untuk mewujudkan keselamatan, kebahagiaan,
dan kesejahteraan yang hakiki di dunia dan akhirat tidak dapat
dilakukan secara perorangan melainkan harus dilakukan bersama
dalam bentuk “jamaah”.

Al Quran menjelaskan hal tersebut dalam Surat Ali Imran


ayat 104 yang artinya “Adakanlah diantara kamu segolongan umat
yang menyeru manusia kepada Islam, memerintahkan kebaikan,
dan mencegah kemunkaran, karena mereka itulah orang-orang
yang berbahagia”.

Dalam kaitannya sebagai gerakan dakwah, Muhammadiyah


memandang bahwa Islam adalah agama dakwah yang mewajibkan
umatnya untuk selalu mendakwahkan ajaran Islam. Sekecil
apapun dan sepahit apapun setiap muslim wajib menyampaikan
kebenaran seperti hadits Rasulullah yang artinya “ Sampaikanlah
ajaran dariku (Muhammad) walaupun satu ayat”.
Landasan ideal Muhammadiyah meliputi Al-Quran dan As-
Sunnah, paham agama (Muqaddimah Anggaran Dasar dan Matan
Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah), Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga, Kepribadian, Khittah, Pedoman
Hidup Islami Warga Muhammadiyah, dan pemikiran formal
lainnya. Sedangkan tujuan gerakan Muhammadiyah ialah
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Matan Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah


adalah suatu sistem paham Organisasi Muhammadiyah dalam
memperjuangkan gerakan untuk mencapai tujuan atau dengan
kata lain substansi ideologis yang mengandung paham agama
yang fundamental.

Matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah


merupakan keputusan tanwir pada tahun 1969 di Ponorogo dan
Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan
perbaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah:

1. Atas kuasa Tanwir Tahun 1970 di Yogyakarta;


2. Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar
Muhammadiyah ke-41 di Surakarta.

Matan Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah terbagi


menjadi 3 bagian:

1. Pokok persoalan ideologis sesuai yang termaktub pada


poin 1 dan 2 MKCH
2. Persoalan mengenai faham agama sesuai yang termaktub
dalam poin 3 dan 4
3. Persoalan mengenai fungsi dan misi Muhammadiyah
dalam masyarakat NKRI termaktub pada poin 5.
B. Saran

Untuk keseluruhan isinya dipastikan sesuai dengan Aqidah Islam


dan tidak ada hal yang menyimpang karena memang isi-isinya
mengambil dari apa yang diajarkan Rasulullah, Namun yang jadi
pertanyaan adalah bagaimana cara mengamalkan terhadap
kehidupan masyarakat ?

Adalah hal mudah saat harus membuat suatu sistem, tapi


bagaimana agar masyarakat mau untuk menjalankan sistem yang
telah disetujui rasanya mesti jadi pemikiran kita bersama-sama
setelah membuat suatu system yang akan mudah dipahami.

Yang terjadi sampai saat ini ialah tidak sedikit pengikut


Muhammadiyah yang hafal isi-isi matan tersebut, dan tidak
banyak butir-butirnya yang dapat dilakukan dalam kehidupan
bermasyarakatnya,apalagi disetiap masyarakat memiliki pemikiran
yang berbeda.

Diperlukan suatu sistem yang memang tetap mengacu pada Matan


diatas, namun dengan penjelasan yang lebih spesifik dan bisa
diterapkan dalam hidup masyarakat sehingga tidak terjadi silang
pendapat dalam menjelaskan isi-isi Matan yang telah disetujui
diatas.
DAFTAR PUSTAKA

http://aanborneo.blogspot.co.id/2012/09/makalah-mkch-matan-
keyakinan-dan-cita.html

http://alfauzi.blogspot.co.id/2007/12/islam-dalam-pandangan-
muhammadiyah.html

http://dokumen.tips/documents/matan-keyakinan-dan-cita-cita-
muhammadiyah-word.html

http://h1j4ugr33n.blogspot.co.id/2013/02/kemuhamadiyaan.htm
l

http://hajisufriadi.blogspot.co.id/2014/07/matan-keyakinan-dan-
cita-cita-hidup.html

http://makalahapaajaboleh.blogspot.co.id/2015/01/makalah-
matan-keyakinan-dan-cita-cita.html

http://muhammadiyahis.blogspot.co.id/2015/07/materi-
kemuhammadiyahan-matan-keyakinan.html

https://sonie7.wordpress.com/2010/08/31/matan-keyakinan-
dan-cita-cita-hidup-muhammadiyah-mkch/

http://syafitri1995.blogspot.co.id/2014/11/makalah-mata-
kuliah-kemuhammadiyahan.html

http://ukhtyan.blogspot.co.id/2013/09/matan-keyakinan-dan-
cita-cita
hidup.htmlhttp://ukhtyan.blogspot.co.id/2013/09/matan-
keyakinan-dan-cita-cita-hidup.html

Anda mungkin juga menyukai