ini bagian dari buku bahasa aceh yang disadur kembali: Untuk menyapa ayah kandung digunakan kata sapaan abu, abah, ayah, waled. Kata sa paan abu, abah, dan waled berasal dari bahasa Arab. Kata sapaan tersebut digunak an sebagai akibat pengaruh agama islam di Aceh. Pada umumnya kata sapaan itu dip akai untuk menunjukkan bahwa orang yang disapa Itu berilmu pengetahuan agama dan digunakan oleh semua kelompok umur. Kata sapaan abu dan abah, secara khusus men unjukkan bahwa orang yang disapa berasal dari kelompok ulama. Bentuk sapaan pak untuk menyapa orang yang sebaya dengan ayah dipakai pada semua kabupaten dan dig unakan oleh golongan orang biasa. Bentuk abu digunakan dalam golongan ulama. Bentuk sapaan untuk adik laki-laki ayah seperti pakngoh, yahngah, apa, yah muda. Bentuk sapaan untuk abang lelaki ayah seperti yahya, abuwa, tengku, daleim. Ben tuk sapaan untuk kakak perempuan ayah terdapat variasi mawa, miwa, mi, nyakwa, w a. Bentuk sapaan untuk kakak perempuan ayah bisa makcut, teh, lhot, cut ma, mak lhot Bentuk sapaan untuk menyapa kakek chik, abunek, nek, nek tu, yahnek, nek abu, tu . Bentuk sapaan untuk menyapa ibu kandung ayah (nenek) nek, michik, nyakchik, ma k dong. Bentuk sapaan untuk menyapa ibu kandung tidak sama pemakaiannya antara d aerah satu dengan daerah lainnya, dan strata masyarakat pemakainya ma(k), um(mi) , nyak, nyanyak, bunda. Bentuk sapaan untuk menyapa orang yang sebaya dengan ibu sangat bervariasi pemak aiannya, seperti ummi, nyakwa, nyak, tengku, tengku nyak, ustadzah, ampon, cut, cut nyak, bunda, pocut, cutpo, cut aja, nyakpo, teuku, makcek, tuanku, ibu, cut ma, dateih, mawa, mu, cut wa, mak. Bentuk sapaan untuk menyapa kakak perempuan i bu ada yang bersamaan di antara kabupaten yang satu dengan kabupaten lainnya sep erti mawa, miwa, nyakwa, cut kak, Cuma, kak, nyakpo, po Bentuk sapaan untuk menyapa kakak laki-laki ibu pada strata bangsawan dan ulama digunakan kata sapaan yahwa sedangkan rakyat biasa menggunakan kata sapaan abuwa . Bentuk sapaan untuk menyapa adik laki-laki ibu ternyata sangat bervariasi sepe rti yahcut, pacut, apa, acut, pak cek, paktek, lem cut, apa cut, abu lot, cut bi t, cut po lot, apa lot, yahchek. Kata sapaan yang digunakan untuk menyapa adik p erempuan ibu macut, maklot, bunda cut, cutma, mak uda, po, nyak bit, ti, cek, te h cut, uda Variasi pemakaian kata sapaan yang digunakan untuk menyapa ibu kandung ibu maksy ik, makdong, nek, nyak syik, misyik, mak nek, makna, nenek, jidah. Bentuk sapaan untuk menyapa ayah dari ibu kandung chik, abu syik, nek tu Bentuk sapaan yang mengacu ke diri sendiri (aku atau saya), lon, ulon, tuan, ulo n, kee, nama, diri, long. Bentuk sapaan ulon menyatakan lebih hormat dan pada um umnya digunakan oleh semua strata masyarakat. Bentuk sapaan terhadap istri sangat bervariasi hampir seragam mak si (nama anakn ya), inong, mak si agam, adek, namanya, gata, cut. Bentuk sapaan terhadap abang istri/suami seperti bang, cut bang, lem, polem, tengku, abang. Bentuk sapaan ter hadap kakak istri/suami kak, cut kak, teumuda, cut nyak, cutda, po. Bentuk sapaa n terhadap suami abang, cut bang, ampon, bang (nama). Sementara sapaan untuk mertua, biasa disebut maktuan, tapi suami akan memanggil sapaan yang sama seperti istri memanggil ayah dan ibu nya, demikian juga istri a kan menyapa mertuanya sama seperti suaminya memanggil ayah dan ibunya.. Bentuk sapaan dalam masyarakat Aceh di samping terdapat kesamaan, terdapat juga banyak variasi dalam pemakaian. Selain itu, terdapat sejumlah, kata sapaan yang bentuknya sama, tetapi pemakaiannya berbeda, baik dalam sapaan kekerabatan, adat , maupun sapaan agama. Dalam hubungan nonformal, seseorang menyapa, kerabatnya y ang mempunyai gelar adat, agama, dan jabatan dengan sapaan kekerabatan sesuai de ngan status antara yang menyapa dengan yang disapa. Bentuk sapaan dalam bahasa Aceh tidak ditentukan jenisnya oleh garis menurut ket urunan, baik keturunan ayah maupun keturunan ibu, melainkan kedua garis keturuna n Itu merupakan kerabat dalam masyarakat Aceh. Namun, strata sosial menentukan p ilihan bentuk sapaan serta penempatan unsur proklitik atau enklitik yang mengiri nginya Unsur proklitik atau enklrtik dalam konteks sapaan dalam bahasa Aceh meme gang peranan penting karena apabila terjadi kekeliruan, penempatannya tidak sesu ai dengan kelaziman yang berlaku, akan menimbulkan akibat kesalahpahaman antara yang menyapa dengan yang disapa Pemberian gelar terhadap seseorang dalam kehidup an masyarakat Aceh tidak ditentukan oleh adat, tetapi pemberian gelar itu ditent ukan oleh masyarakat umum