1. TUJUAN : 1.1 Mahasiswa mampu mengeksplor atau menggali sekaligus mengidentifikasi kondisi Ranting/Cabang Muhammadiyah di Lokasi PKL-PP
1.2 Mahasiswa mampu mengungkap point of view kondisi nyata aktivitas
Ranting/Cabang Muhammadiyah setempat.
1.3 Mahasiswa mampu memetakan kondisi Ranting/Cabang Muhammadiyah sesuai
Pedoman Pemetaan Ranting/Cabang menurut LPCR (Lembaga Pemberdayaan Cabang dan Ranting) PP Muhammadiyah.
2. METODE PENGUMPULAN DATA (Observasi, Wawancara dan Dokumen)
Nama Lokasi PKL-PP : Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Desa
Jungkare
Kelompok :B
Unit : Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas : UMS
Dosen Pembimbing : Dr. Saifudin, M.Ag
Lapangan
Anggota 1. Liana Veranika
2. Anisa Fajar 3. Pramesti Cahyani Putri 4. Isni Alfiani 5. Endah Dian Puspitasari 6. Juni Bahtiar 7. Fatma Nurul Hidayah 8. Ayu Wina Egasari 3. LAPORAN KEGIATAN 3.1 Kondisi Ranting/Cabang Muhammadiyah di Lokasi PKL-PP Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) adalah sebuah organisasi yang berada di tingkat desa. Organisasi ini bertanggung jawab dalam mengkoordinir kegiatan Muhammadiyah di tingkat desa atau kelurahan. Pimpinan Ranting Muhammadiyah bertugas dalam mengembangkan potensi masyarakat setempat dengan memberikan bimbingan dan arahan tentang ajaran Islam yang benar. Hal ini merupakan ujung tombak bagi gerakan dakwah Islamiyah yang dilaksanakan Muhammadiyah, karena Pimpinan Ranting Muhammadiyah menjangkau dan berinteraksi secara langsung dengan warga Muhammadiyah. Sebagai ujung tombak dari gerakan dakwah Islamiyah yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah, Pimpinan Ranting Muhammadiyah adalah kekuatan paling nyata dimiliki Muhammadiyah, karena di level inilah sebenarnya basis-basis gerakan Muhammadiyah bisa dilaksanakan secara nyata. Dalam melaksanakan gerak dakwah Islamiyah, Pimpinan Ranting Muhammadiyah dipimpin oleh seorang Ketua yang dibantu oleh beberapa pengurus lainnya. Biasanya, para pengurus Pimpinan Ranting Muhammadiyah dipilih melalui musyawarah yang dihadiri oleh seluruh anggota Muhammadiyah di tingkat desa atau kelurahan. Pimpinan ranting Muhammadiyah mempunyai seperangkat pengurus yang berfungsi untuk melaksanakan program-program Muhammadiyah di tingkat ranting atau desa. Tugas utama Pimpinan Ranting Muhammadiyah adalah mengembangkan dakwah Islam di lingkungan masyarakat setempat. Mereka juga bertanggung jawab dalam mengadakan kegiatan sosial dan keagamaan seperti pengajian, pengobatan gratis, bantuan bagi kaum dhuafa, dan lain sebagainya. Dalam menjalankan tugasnya, Pimpinan Ranting Muhammadiyah harus selalu mengedepankan nilai-nilai keislaman dan keakraban antar sesama anggota Muhammadiyah. Dengan demikian, diharapkan Pimpinan Ranting Muhammadiyah dapat menjadi motor penggerak dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat setempat. Di samping itu, untuk proses kaderisasi, Pimpinan Ranting Muhammadiyah juga melakukan pembinaan dan kaderisasi melalui organisasi-organisasi otonom Muhammadiyah di level ranting yang mempunyai segmentasi tersendiri, seperti Aisyiyah (yang bergerak dalam dakwah Islamiyah di kalangan wanita atau ibu-ibu), Pemuda Muhammadiyah (yang bergerak dalam dakwah Islamiyah di kalangan pemuda), Nasyi’atul Aisyiyah (yang bergerak dalam dakwah Islamiyah di kalangan wanita-wanita muda), Ikatan Remaja Muhammadiyah (yang bergerak dalam dakwah Islamiyah di kalangan remaja dan pelajar). Pengambilan keputusan di Pimpinan Ranting Muhammadiyah dilaksanakan secara demokratis dalam bentuk permusyawaratan. Permusyawaratan tertinggi ialah Musyawarah Ranting Muhammadiyah yang berfungsi untuk memilih pengurus dalam Pimpinan Ranting Muhammadiyah, program dakwah Muhammadiyah, mengevalusasi gerakan dakwah pada periode kepengurusan sebelumnya, dan lain-lain yang penting untuk diputuskan dalam permusyawaratan tersebut. Musyawarah Ranting Muhammadiyah melibatkan seluruh warga Muhammadiyah di wilayah ranting atau desa tersebut. Pimpinan Ranting Muhammadiyah dalam melakukan gerakan dakwah juga bekerjasama dengan elemen-elemen lain dalam masyarkat, baik pemerintahan desa, organisasi masyarakat lain, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), dan sebagainya. Sebagaimana dengan jaringan kelembagaan Muhammadiyah di beberapa daerah lain, Desa Jungkare adalah salah satu kelurahan yang ada dalam wilayah Kecamatan Karanganom di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Di Desa Jungkare terdapat struktural kelembagaan ranting Kemuhammadiyahan yaitu Ranting Jungkare. yang diketuai oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) yang pada saat ini dijabat oleh Bapak Sutrisno, warga Desa Jungkare yang beralamat lengkap di RT 05 RW 03 Jungkare, Karanganom. Ranting Jungkare juga berada di bawah koordinasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Karanganom (PCM), yang bernama Bapak Joko Supono, yang juga merupakan salah satu warga Desa Jungkare. Musyawarah Ranting Muhammadiyah terakhir diadakan pada tahun 2016 di Ranting ini. Ranting Jungkare terletak di kawasan perdesaan di wilayah Jungkare, yang di sebelah utara berbatasan langsung dengan Desa Karanganom, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Majungan, sebelah timur berbatasan dengan Desa Kadirejo, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Jambeyan. Ranting Jungkare juga memiliki kantor PRM/Gedung Sekretariat Pimpinan Ranting dengan status hak milik ranting, yang beralamat di Gedung TPA Darul Husna RT 06/RW 03 Desa Jungkare, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten. Ranting Jungkare juga memiliki Sekretaris Ranting yang dijabat oleh Bapak Wachid Hasyim, yang beralamat di Desa Jungkare RT 10 RW 05 Jungkare, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten.
3.2 Kondisi nyata aktivitas Ranting/Cabang Muhammadiyah setempat.
Struktur organisasi Muhammadiyah disusun bertingkat dari bawah yaitu Ranting, Cabang, Daerah, Wilayah dan Pusat. Ranting memiliki kedudukan yang penting dalam sebuah persyarikatan. Bahkan Ranting merupakan ujung tombak dalam sebuah persyarikatan. Karena Ranting memiliki peran penting dalam menyebarkan agama Islam dan merekrut para kader. Ranting Muhammadiyah Desa Jungkare merupakan salah satu Ranting yang berada di bawah Cabang Muhammadiyah Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten. Ranting Muhammadiyah di Desa Jungkare telah menunjukkan kiprahnya di bidang pendidikan untuk masyarakat. Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah Islam Amar ma’rūf nahī munkar dan tajdīd. Tujuan berdirinya Muhammadiyah yaitu untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Dalam skala yang lebih kecil, berdirinya ranting Muhammadiyah memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk memperkuat dakwah Islam dan meningkatkan kesejahteraan umat di lingkungan setempat. Beberapa tujuan berdirinya organisasi Muhammadiyah di cabang ranting antara lain : a. Menjalin kerja sama antara umat Islam dalam memperkuat dakwah Islam di lingkungan setempat. b. Meningkatkan kesadaran umat Islam akan pentingnya belajar dan mengamalkan ajaran Islam secara kaffah. c. Memperkuat tali silaturahmi antar umat Islam dan masyarakat setempat, sehingga tercipta kebersamaan dan keharmonisan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. d. Membantu masyarakat dalam berbagai hal, seperti pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi. e. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di lingkungan setempat melalui berbagai program pelatihan dan pendidikan.
Dengan berdirinya cabang ranting Muhammadiyah yang memiliki tujuan
tersebut, diharapkan dapat membantu memperbaiki kondisi umat Islam dan masyarakat di lingkungan setempat, serta memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Upaya tersebut dilakukan melalui penyelenggaraan lembaga pendidikan baik formal maupun non – formal yang ditujukan untuk semua usia, antara lain pengajian – pengajian bulanan serta harian, Taman Pendidikan Al-Quran (TPA), PAUD dan Taman Kanak – Kanak (TK), Ranting memiliki peran penting dalam mendukung penyelenggaraannya. Tujuan penyelenggaraan pendidikan ini diharapkan mampu memberikan pemahaman – pemahaman agama kepada masyarakat sesuai dengan Al – Quran dan As – Sunnah agar tidak terperosok kedalam hal – hal negatif yang dapat merusak moral serta akhlak manusia. Di Ranting Jungkare memiliki program kegiatan Kemuhammadiyahan yang sudah menjadi program kerja selama lebih dari 5 tahun terakhir, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Pengajian anggota ranting Pengajian anggota ranting dilakukan 2 (dua) kali dalam sebulan, diadakan setiap hari Ahad malam, di minggu pertama dan ketiga. Yang bertempat di kediaman Ketua Cabang Muhammadiyah Karanganom (Bapak Joko Supono). Pengajian anggota ranting ini terkadang sekaligus mengadakan Rapat Bersama Pengurus Ranting, apabila memang terdapat hal – hal yang perlu didiskusikan dan di musyawarahkan oleh para pengurus. 2. Pengajian umum Pengajian umum warga ini berlangsung di Masjid Muhammadiyah yang berada di lingkungan Ranting Jungkare. Pengajian ini diadakan tiap 1 minggu sekali di Masjid Jami’ Al Badi’ Jungkare. 3. Kegiatan amal usaha, yaitu PAUD, TK, dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA). Untuk kegiatan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) diadakan setiap hari Senin sampai dengan Jumat pukul 16.00-17.00 WIB di Gedung TPA Darul Husna yang beralamat di Dusun 1, Desa Jungkare, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten. Untuk usia pesertanya sendiri di TPA (Taman Pendidikan Al – Quran) bervariasi di kisaran usia pra – sekolah TK dan SD. Dengan jumlah peserta berkisar antara 50 – 100 anak. Selain program kegiatan keagamaan dan pendidikan yang disebutkan di atas, Ranting Jungkare juga memiliki program kegiatan yang melibatkan pemuda – pemudi Muhammadiyah dan Nasyi’atul Aisyiyah (NA), hanya saja aktivitas dakwah kedua kegiatan tersebut akhir-akhir ini memang kurang aktif dikarenakan kesibukan para pemuda dan pemudi warga Muhammadiyah di Ranting Jungkare. Sehingga kegiatan tersebut jarang dilakukan oleh pemuda – pemudi Ranting Jungkare. Ranting di Desa Jungkare memiliki masjid yang digunakan sebagai pusat kegiatan jama’ah Muhammadiyah, seperti shalat wajib berjama’ah, shalat tarawih berjama’ah, pengajian tarjih Kemuhammadiyahan, serta kegiatan – kegiatan keagamaan yang lainnya. Di dalam Ranting Jungkare sendiri terdapat penduduk kurang lebih sekitar 100 – 500 warga yang tinggal di wilayah tersebut. 3.3 Kondisi Ranting/Cabang Muhammadiyah sesuai Pedoman Pemetaan Ranting/Cabang menurut LPCR (Lembaga Pemberdayaan Cabang dan Ranting) PP Muhammadiyah. Hambatan dan tantangan merupakan suatu hal yang pasti ada dalam pelaksanaan dalam keberlangsungan sebuah organisasi. Hambatan dan tantangan tersebut dapat berupa hambatan yang bersifat internal dan eksternal. Hambatan internal adalah hambatan yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri, sedangkan hambatan eksternal merupakan hambatan yang berasal dari luar organisasi. Demikian juga yang dialami oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jungkare. Hambatan dan tantangan juga hal yang mewarnai dinamika organisasi tersebut. Hambatan dan tantangan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jungkare sendiri semuanya berasal dari eksternal organisasi. Adapun, hambatan dan tantangan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jungkare dari sisi eksternal, diantaranya yaitu : a. Pemetaan tingkat ekonomi warga yaitu menengah ke bawah dan bermata pencaharian yang rata-rata masih bekerja serabutan/beberapa ada yang masih pengangguran. Hal ini menyebabkan jama’ah lebih berfokus untuk mencari nafkah daripada mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan Ranting. Dan mengakibatkan kurangnya kesadaran warga Muhammadiyah akan pentingnya ilmu keislaman yang sebenar – benarnya. b. Kendala Regulasi, dalam hal ini pimpinan ranting sering menghadapi kendala dalam memenuhi persyaratan regulasi yang diberikan oleh pemerintah atau lembaga terkait. c. Persaingan, dalam hal ini pimpinan ranting Muhammadiyah kadang kala mengalami persaingan dengan organisasi atau kelompok lain yang memiliki tujuan yang sama atau serupa. d. Perubahan Sosial: Perubahan sosial seperti modernisasi, urbanisasi, dan globalisasi dapat mempengaruhi jalannya organisasi Muhammadiyah yang terdapat di Ranting Jungkare. e. Perbedaan Budaya: Pimpinan Ranting Muhammadiyah kadang kala mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan perbedaan budaya yang ada di lingkup masyarakat setempat. Dalam menghadapi hambatan-hambatan tersebut, Pimpinan ranting Muhammadiyah Jungkare sudah melakukan berbagai upaya seperti meningkatkan kualitas pelayanan, memperkuat hubungan dengan lembaga terkait, dan mengoptimalkan sumber daya yang ada. LAMPIRAN DOKUMENTASI (FOTO – FOTO KEGIATAN)