Anda di halaman 1dari 17

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“MASA NIFAS & PEMBERIAN ASI”


DOSEN : Rameswati S.Ag M.Pdi

Disusun oleh :

Yunika (113116041)
Asti Martia (113116042)
Rani Eka (113116046)
Wan Syarifah (113116057)
Nira Ika Aprilia (113116066)
Safira Novialidya (113116072)

TINGKAT 1B

STIKES JENDRAL ACHMAD YANI


2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas taufik, hidayah,
serta inayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah Tuntunan
Agama Terhadap Ibu Nifas ini dengan baik dan sesuai yang diharapkan.
Ucapan terimakasih penyusun sampaikan kepada :
1. Ibu Rameswati S.Ag M.Pdi. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
2. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu atas tersusunnya
Makalah Tuntunan Terhadap Ibu Nifas dan Pemberian ASI
Dengan keterbatasan kemampuan kami dalam menyusun makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya, apabila ada
kesalahan dalam penulisan nama seta gelar,dan kami juga mohon maaf apabila
ada perkataan yang kurang berkenan.
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................... i


Kata Pengantar ...................................................................................................... ii
Dartar Isi ............................................................................................................... iii

BAB I   PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang .............................................................................................  1
1.2    Rumusan Masalah ........................................................................................  1
1.3    Tujuan Penulisan ..........................................................................................  1

BAB II  PEMBAHASAN
2.1  Pengertian nifas ............................................................................................... 2
2.1.1 Hukum Saat Masa Nifas................................................................................. 5
2.1.2 Tanda – Tanda Bahaya Masa Nifas…………................................................ 6
2.2 Pengertian ASI……………………................................................................... 8
2.2.1 Pandangan Islam terhadap Makanan & Minuman Termasuk ASI…………. 8
2.2.2 Pandangan Islam dalam Pemberian ASI ......................................………......11

BAB III  PENUTUP                                           
3.1  Kesimpulan ................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa Nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat alat
kandungan pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama 6-8 minggu. Periode nifas merupakan masa kritis bagi ibu, diperkirakan 60 %
kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan yang mana 50% dari
kematian ibu tersebut terjadi 24jam pertama setelah persalinan.

Dan ada suatu hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama masa Nifas,
termasuk kedalamnya, beribadah, bersetubuh dengan suami dan lain-lain. Untuk itu
perawatan saat masa nifas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
Perawatan masa nifas mencakup berbagai aspek mulai dari pengaturan dalam
Kesehatan, anjuran untuk kebersihan, menghindari hal-hal yang tidak diperbolehkan.
Selain perawatan nifas dengan memanfaatkan sistem pelayanan biomedical ada juga
ditemukan sejumlah pengetahuan dan perilaku budaya dalam perwatan masa nifas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Mengetahui apa pengertian Nifas itu?.
2. Mengetahui apa-apa saja yang diharamkan seorang ibu yang sedang dalam
masa Nifas termasuk Ibadahnya?.
3. Mengetahui Hukum persetubuhan disaat sedang Nifas dan bahaya nya saat
bersetubuh sedang keadaan Nifas?.
4. Mengetahui ciri-ciri darah Nifas, lama keluarnya Nifas?.

1.3 Tujuan
Mengetahui bagaimana mengenai masa Nifas dan Pemberian ASI menurut
pandangan islam.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nifas

Nifas artinya melahirkan, sedangkan menurut syar'i artinya adalah kumpulan


darah haidh selama masa mengandung yang akan keluar setelah sempurna
melahirkan, baik anak yang dilahirkan itu hidup maupun mati

Nifas adalah darah yang keluar dari rahim karena melahirkan.Baik darah itu
keluar bersamaan ketika proses melahirkan , sesudah atau sebelum melahirkan yang
disertai dengan dirasakannya tanda-tanda akan melahirkan ,seperti rasa sakit ,dll rasa
sakit yang di maksud adalah rasa sakit yang kemudian diikuti dengan kelahiran.jika
darah yang keluar tidak disertai rasa sakit,atau disertai rasa sakit tapi tidak diikuti
dengan proses kelahiran bayi,maka itu bukan darah nifas .Selain itu darah yang keluar
dari lahir rahim baru disebut dengan nifas jika wanita tersebut melahirkan bayi yang
sudah terbentuk manusia .jika seorang wanita mengalami keguguran dan kita
dikeluarkan janjinya belum berwujud manusia ,maka darah yang keluar itu bukan
darah nifas .Darah tersebut dihukumi sebagai darah penyakit (istihadhah)yang tidak
menghalagi dari shalat, puasa dan ibadah lainnya..

Masa Nifas

Paling cepat atau singkat pada masa nifas adalah sekadar setetes, dan paling
lamanya adalah 60 hari, sedangkan umumnya seorang wanita mengeluarkan darah
nifas selama 40 hari. Perlu kita ketahui bahwa waktu tersingkat janin berwujud
manusia adalah delapan puluh hari dimulai dari hari pertama hamil. Dan sebagian
pendapat mengatakan Sembilan puluh hari.

Sebagaimana hadits dari Ibnu Mas’ud sradhiyallahu’anhu, bahwasanya


Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam memberitahukan kepada kami, dan beliau
shallallahu’alaihi wa sallam adalah orang yang benar dan yang mendapat berita yang
benar. “sesungguhnya seseorangnya seseorang dari kalian dikumpulkan
penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, kemudian
menjadi ‘alaqah seperti itu pula kemudian menjadi mudhghah seperti itu pula.
Kemudian seorang malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh didalamnya, dan
diperintahkan kepadanya untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya,
ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya.” (HR.Bukhari dan Muslim)

Menurut Ibnu Taimiyah, “Manakala seorang wanita mendapati darah yang


disertai rasa sakit sebelum masa (minimal) itu, maka tidak dianggap sebagai Nifas.
Namun jika sesudah masa minimal, maka ia tidak shalat dan puasa. Kemudian
apabila sesudah kelahiran ternyata tidak sesuai dengan kenyataan (bayi belum
berbentuk manusia-pen) maka ia segera kembali mengerjakan kewajiban. Tetapi
kalau tenyata demikian (bayi sudah berbentuk manusia-pen), tetap berlaku hokum
menurut kenyataan sehingga tidak perlu kembali mengerjakan kewajiban.” (Kitab
Syarhul Iqna’).

1) Kebersihan Mandi

Setelah nifas seorang wanita diwajibkan untuk menghilangkan hadast besar


(darah nifas) tersebut dengan cara membasuh seluruh tubuh mulai dari puncak kepala
hingga ujung kaki.

1. Fardhu Mandi
a. Niat
b. Membasuh seluruh badannya dengan air, yakni meratakan air kesemua
rambut dan kulit.
c. Menghilangkan najis.
2. Sunnat Mandi
a. Mendahulukan membasuh segala kotoran dan najis dari seluruh tubuh.
b. Membaca basmallah pada permulaan mandi.
c. Menghadap kiblat sewaktu mandi dan mendahulukan bagian kanan
daripada kiri.
d. Membasuh badan sampai 3x
e. Membaca dia sebagaimana membaca doa sesudah berwudhu.
f. Mendahulukan mengambil air wudhu yakni sebelum mandi disunnatkan
berwudhu terlebih dahulu.

2) Lama Keluarnya Darah Nifas

Hadits dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha. Ummu Salamah


radhiyallahu‘anha berkata, “kaum wanita yang nifas tidak shalat pada masa
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam selama 40 hari.” (HR. Ibnu Majah dan
Tirmidzi. Hadits hasan shahih). Waktu 40 hari dihitung sejak keluarnya darah,
baik darahnya itu keluar bersamaan, sebelum atau sesudah melahirkan.

Beberapa kondisi wanita yang sedang nifas:

1. Darah nifas berhenti keluar sebelum 40 hari dan tidak keluar lagi setelah itu.
Maka sang wanita wajib mandi (bersuci) dan kemudian melakukan ibadah
wajibnya lagi, seperti shalat dan puasa, dll.

2. Darah nifas berhenti keluar sebelum 40 hari, akan tetapi kemudian darah keluar
lagi sebelum hari ke-40. Maka, jika darah berhenti ia mandi (bersuci) untuk shalat
dan puasa. Jika darah keluar, ia harus meninggalkan shalat dan puasa. Akan
tetapi, bila berhentinya darah kurang dari sehari, maka tidak dihukumi suci.

3. Darah nifas terus keluar dan baru berhenti setelah hari ke-40. Maka sang wanita
harus mandi (bersuci).
2.1.1 Hukum Saat Masa Nifas

Diharamkan bagi wanita nifas untuk melaksanakan puasa, shalat atau thawaf
di Ka’bah, sebagaimana diharamkan bagi wanita haidh, akan tetapi wajib baginya
untuk mengqadha puasa fardhu yang ia tinggalkan selama masa nifas sebagaimana
wanita haidh.

Berikut beberapa hal yang dilarang ketika wanita mengalami masa nifas:

1. Salat

Nabi Muhammad saw bersabda “Ketika mulai menstruasi, tinggalkan shalat”.

2. Tawaf

Nabi Muhammad saw bersabda “Lakukan semua apa yang perlu dilakukan
ketika sedang menunaikan ibadah haji, tapi jangan melakukan tawaf mengelilingi
ka’bah sebelum kamu suci kembali”.

3. Duduk di dalam masjid

Sebuah hadis mengatakan bahwa “wanita yang sedang mengalami menstruasi


seharusnya menjaga jarak dari Musola, tempat beribadah”

4. Melakukan hubungan suami istri

Seperti firman Allah pada QS Al-Baqarah:222 yang artinya “Mereka bertanya


kepadamu tentang haid. Katakanlah, “Haid itu adalah kotoran”. Oleh sebab itu,
hendakla kamu menjauhkan diri (tidak menyetubuhi) dari wanita diwaktu haid; dan
jangan kamu mendekati ereka sebeum suci. Apabila mereka telah suci, maka
campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah padamu. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-rang yang bertaubat dan yang menyucikan diri.
5. Membaca Al-Quran

Sangat dianjurkan bagi wanita yang sedang tidak suci, haid atau nifas, untuk
tidak membaca Al-Quran secara lisan, kecuali dibutuhkan. Berdzikir, atau
mengucapkan Allahu Akbar, Alhamdulillah, Subhanallah, Bismillah, mendengarkan
orang membaca Al-Qur’an, berdoa, atau mengucapkan Amin atas doa orang lain,
semua itu tidak dilarang.

2.1.2  Tanda – Tanda Bahaya Masa Nifas

1.  Perdarahan yang hebat.

2.  Pengeluaran darah dari vagina yang berbau menusuk.

3.  Rasa nyeri dibagian bawah abdomen atau punggung.

4.  Sakit kepala terus – menerus nyeri epigastrik atau ada masalah penglihatan.

5.  Pembengkakan pada tangan dan wajah.

6.  Demam, muntah, sakit ketika buang air seni atau merasa tidak enak badan.

7.  Payudara tampak merah, panas dan atau nyeri.

8.  Kehilangan nafsu makan untuk jangka lama.

9.  Nyeri, warna merah, lembek dan atau pembengkakan pada kaki.

10.Merasa sangat sedih atau tidak bisa merawat diri sendiri dan bayinya.

11.Merasa sangat letih dan sesak nafas.


ْ‫سةَ? ْاالَ ْز ِديَّ ِة عَن‬
َّ ‫س ُمهُ َكثِ ْي ُر بْنُ ِزيَا ٍد عَنْ َم‬ َ ‫عَنْ َعلِ ِّي ْب ِن َع ْب ِد ْاالَ ْعلَى عَنْ اَبِى‬
ْ ‫س ْه ٍل َو ا‬
ُ ‫س َعلَى َع ْه ِد َر‬
‫س ْو ِل هللاِ ص اَ ْربَ ِعيْنَ يَ ْو ًما َو ُكنَّا‬ ِ َ‫ َكان‬: ْ‫سلَ َمةَ قَالَت‬
َ ِّ‫ت الن‬
ُ ِ‫سا ُء ت َْجل‬ َ ‫اُ ِّم‬
ِ ‫نُ ْطلِى ُو ُج ْو َهنَا بِاْل َو ْر‬
ِ َ‫س ِمنَ ْال َكل‬
‫ الخمسة اال النسائى‬.‫ف‬

Dari ‘Ali bin ‘Abdil A’laa, dari Abu Sahal (namanya sendiri : Katsir bin Ziyad), dari
Massah Al-Azdiyah, dari Ummu Salamah ia berkata, “Adalah wanita-wanita nifas di
masa Rasulullah SAW tidak shalat selama 40 hari, dan kami memberikan pilis pada
wajah-wajah kami dengan warna merah tua yang terbua tdari daun wars”. [HR.
Khamsah kecuali Nasai]

َ ِ‫ت ْال َم ْرَأةُ ِمنْ ن‬


ِ ‫سا ِء النَّبِ ِّي ص تَ ْق ُع ُد فِى ْالنِّفَا‬
َ‫س اَ ْربَ ِعيْن‬ ِ َ‫ َكان‬: ْ‫سلَ َمةَ رض قَالَت‬َ ‫عَنْ اُ ِّم‬
‫ ابو داود‬.‫س‬ ِ ‫صالَ ِة النِّفَا‬ َ َ‫لَ ْيلَةً الَ يَْأ ُم ُرهَا النَّبِ ُّي ص بِق‬
َ ‫ضا ِء‬

Dari Ummu Salamah, ia berkata : Adalah wanita-wanita dari istri-istri Nabi SAW,
mereka tidak shalat diwaktu nifas selama 40 hari, dan Nabi SAW tidak
memerintahkannya mengqadla shalat karena nifas”. [HR. Abu Dawud]

Keterangan :

Dalil-dalil yang menunjukkkan batas waktu nifas 40 hari, satu sama lain saling kuat
menguatkan, sehingga sampai kepada tingkatan boleh dipakai dan diterima, dengan
40 hari itu menjadi suatu batas yang tertentu. Oleh karena itu perumpamaan nifas
wajib meninggalkan shalat 40 hari, kecuali jika ia melihat dieinya bersih sebelum itu.
Dan hukumnya nifas itu sama dengan haidl dan semua hal.
2.2 Pengertian ASI

Air susu ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan
serangan penyakit.

Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan
air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat
yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat
pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf.

. Keuntungan ASI adalah sebagai berikut:

a. Mengandung semua zat gizi dalam susunan dan jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 4-6 bulan pertama.
b. Tidak memberatkan fungsi saluran pencernaan dan ginjal bagi bayi.
c. Mengandung berbagai zat antibodi, sehingga mencegah terhadinya infeksi.
d. Mengandung B-laktoglobulin yang tidak menyebabkan alergi
e. Selalu segar dan terhindar dari kuman
f. Dapat menjarangkan kelahiran
g. Membina hubungan yang hangat dan penuh kasih sayang antara ibu dan bayi.

2.2.1 Pandangan Islam terhadap Makanan & Minuman Termasuk ASI

Pada prinsipnya semua makanan dan minuman yang ada di dunia ini halal
semua untuk dimakan dan diminum kecuali ada larangan dari Allah yaitu yang
terdapat dalam Al Qur’an dan yang terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW.
Namun terkadang pada masa nifas, ada pantangan memakan makanan tertentu
padahal dalam islam tidak melarang makanan tersebut. Setelah melahirkan, seorang
ibu akan melewati masa pemulihan hingga seluruh fungsi tubuh kembali normal
seperti saat sebelum melahirkan. Masa ini berlangsung kurang lebih 40 hari. Masa
nifas tetap perlu mendapat perhatian penting sama seperti ketika hamil. Terutama
kebutuhan akan zat gizi dalam makanan yang sehat serta kebutuhan cairan tubuh.

Dalam masyarakat kita, kebiasaan menghindari jenis makanan tertentu selama


masa nifas masih tetap ditemukan, kendati sudah tinggal di kota besar dan
berpendidikan tinggi. Bahkan, ada mitos yang dipercayai sebagai suatu kebenaran
karena pengalaman orang lain. Berikut ini adalah mitos yang sering ada pada ibu
nifas dan alasan kesehatan mengapa mitos tersebut tidak benar:

a. Ibu nifas tidak boleh makan ikan, telur dan daging supaya jahitan cepat
sembuh. Pernyataan ini tidak benar. Pada ibu nifas, justru pemenuhan
kebutuhan protein semakin meningkat untuk membantu penyembuhan luka
baik pada dinding rahim maupun pada luka jalan lahir yang mengalami
jahitan. Protein ini dibutuhkan sebagai zat pembangun yang membentuk
jaringan otot tubuh dan mempercepat pulihnya kembali luka. Tanpa protein
sebagai zat pembangun yang cukup, maka ibu nifas akan mengalami
keterlambatan penyembuhan bahkan berpotensi infeksi bila daya tahan tubuh
kurang akibat pantang makanan bergizi. Protein juga diperlukan untuk
pembentukan ASI. Ibu nifas sebaiknya mengkonsumsi minimal telur, tahu,
tempe dan daging atau ikan bila ada. Kecuali bila ibu nifas alergi dengan ikan
laut tertentu atau alergi telur sejak sebelum hamil, maka sumber protein yang
menyebabkan alergi tersebut dihindari. Bila memang alergi jenis protein
tertentu misal ikan laut, Ibu nifas boleh mencari ganti sumber protein dari
daging ternak dan unggas juga dari protein nabati seperti kacang kacangan.

b. Ibu nifas tidak boleh makan yang berkuah dan tidak boleh banyak
minum air putih supaya jahitannya tidak basah Pernyataan ini juga keliru.
Tubuh ibu nifas membutuhkan banyak cairan terutama mengganti cairan
tubuh yang hilang baik saat mengalami perdarahan, keringat, untuk
pembentukan ASI. Bila cairan tubuh ibu nifas tidak tercukupi, maka akan
terjadi kekurangan cairan, mengalami panas dan produksi ASI sedikit.
Sebaiknya ibu nifas minum air putih yang cukup kurang lebih 8 gelas sehari
disertai dengan asupan susu maupun jus buah. Bila setiap selesai minum ibu
nifas akan sering buang air kecil justru lebih baik. Tidak perlu khawatir
jahitan pada daerah perineum (luka jahitan jalan lahir) akan basah dan tidak
sembuh. Justru sebaliknya. Semakin sering dibersihkan terutama dengan
sabun dan air lalu dikeringkan setiap buang air kecil, maka jahitan akan segera
pulih. Perawatan luka pada jalan lahir berbeda dengan jahitan pada bagian
tubuh yang lain misalnya pada tangan. Luka di jalan lahir dijahit dengan
benang khusus yang cukup kuat dan bagian dalam luka (otot) benangnya akan
menyatu dengan tubuh sedangkan bagian luar (kulit) jahitan akan lepas sendiri
lalu mengering.

c. Ibu nifas tidak boleh makan buah-buahan selama menyusui karena bayi
bisa diare Pernyataan ini tidak benar. Konsumsi buah sangat baik untuk
menjaga kebugaran tubuh dan sama sekali tidak berpengaruh buruk terhadap
mutu ASI. Selain itu ibu nifas juga memerlukan asupan makanan berserat
seperti buah dan sayur mayur untuk memperlancar buang air besar. Pada ibu
nifas kebutuhan serat sangat penting untuk membantu proses pencernakan,
Kadar vitamin dan air dalam buah juga sangat baik untuk menjaga kesehatan
tubuh. Misalnya air jeruk, buah pisang dan pepaya. Sebaiknya ibu nifas selalu
menyertakan menu buah setiap makan agar tidak mengalami sembelit.

d. Ibu nifas tidak boleh makan terlalu banyak supaya tetap langsing
Pernyataan ini tidak tepat. Pada ibu nifas, makanan bergizi dan porsi makan
perlu ditingkatkan lebih baik dari sebelum kehamilan. Sumber karbohidrat,
lemak, vitamin dan protein sangat dibutuhkan untuk proses pemulihan fisik
ibu selama nifas dan melawan infeksi. Selain itu, juga berguna untuk
pembentukan ASI agar berlangsung lancar, dengan melakukan senam nifas
dan menyusui bayi secara ekslusif tanpa bantuan susu formula. Dengan cara
demikian, pembakaran lemak pada tubuh akan berlangsung lebih baik dan ibu
akan cepat ramping kembali seperti saat sebelum hamil.

2.2.2 Pandangan Islam dalam Pemberian ASI


“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman, 31:14)
Makanan-makanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan tekhnologi
masa kini tidak mampu menandingi keunggulan makanan ajaib ini. ASI adalah
ungkapan kasih sayang Allah sekaligus anugerah yang luar biasa terhadap setiap bayi
yang terlahir ke muka bumi.Di dalam Surat Cintanya, bertebaran ayat-ayat tentang
ASI. Antara lain :
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi
makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani
melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita
kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun
berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun)
dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya.
Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu
apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”
(Al-Baqarah [2]: 233)
Hikmah ayat yang terkandung dalam kitab Suci Alqur’an tersebut, setidaknya
menekankan bahwa Air Susu Ibu (ASI) sangat penting. Walaupun masih ada
perbedaan pendapat tentang wajib atau tidaknya menyusui, tapi selayaknya bagi
seorang muslim menghormati ayat-ayat Allah tersebut. Terlepas wajib atau tidaknya
hukum menyusui, dalam ayat tersebut dengan tegas dianjurkan menyempurnakan
masa penyusuan. Dan di sana juga disinggung tentang peran sang ayah, untuk
mencukupi keperluan sandang dan pangan si ibu, agar si ibu dapat menuyusi dengan
baik. Sehingga jelas, menyusui adala kerja tim. Keputusan untuk menyapih seorang
anak sebelum waktu dua tahun harus dilakukan dengan persetujuan bersama antara
suami isteri dengan mengutamakan kepentingan terbaik bagi si bayi. Insprasi utama
dari pengambilan keputusan ini harus didasarkan pada penghormatan kepada perintah
Allah dan pelaksanaan hukum-Nya, dan tidak bertujuan meremehkan
perintahNya.Demikian pula jika seorang ibu tidak bisa menyusui, dan
diputuskan untuk menyusukan bayinya pada wanita lain, sehingga haknya untuk
mendapat ASI tetap tertunaikan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bahwa Nifas adalah darah yang keluar disebabkan oleh kelahiran anak.
Hukum yang berlaku pada nifas adalah sama seperti hukum haid, baik mengenai hal2
yang diperbolehkan,diharamkan, diwajibkan maupun di hapuskan. Karena nifas
adalah darah haid yang tertahan karena proses kehamilan. Takaran maksimal bagi
keluar darah nifas ini adalah 40 hari. Manakala mandi kerana wiladah ialah apabila
seorang perempuan itu melahirkan anak atau mengalami keguguran anak sekalipun
hanya berupa darah beku („alaqah) atau hanya berbentuk seketul daging (mudhghah).
Maka wajib bagi perempuan itu mandi kerana beranak (wiladah) setelah berlakunya
kelahiran atau keguguran sebagaimana disebutkan. Seorang suami diharamkan untuk
menyetubuhi istrinya selama dia masih nifas. Apabila darah nifas seorang wanita
telah terhenti maka dia wajib mandi, sesuai dengan kesepakatan ulama umat ini
sehingga wanita itu menjadi suci dari nifasnya, setelah itu suami diperbolehkan untuk
menyetubuhinya. Adapun hukum menyetubuhinya sebelum ia mandi dan setelah
darah nifasnya terhenti adalah tidak boleh, sebagaimana larangan terhadap wanita
yang haid.
DAFTAR PUSTAKA

https://almanhaj.or.id/214-bolehkah-wanita-nifas-melaksanakan-shalat-puasa-haji-
sebelum-genap-empat-puluh-hari-masa-nifasnya.html

1. Http://www.scribd.com/doc/7346397/Makalah-Daurah-Muslimah-X-Hukum-
Haidh-Dan-Nifas
2. Http://a2har.wordpress.com/2009/11/01/makalah-nifas/
3. Http://www.lusa.web.id/konsep-dasar-masa-nifas/
4. Http://www.google.com/
5. Http://www.linkpdf.com/ebook-viewer.php?Url=http://repository.usu.ac.id
6. Http://jilbab.or.id/archives/130-nifas-dan-hukum-hukum-seputarnya/
7. Http://www.google.co.id/
#hl=id&source=hp&biw=1503&bih=601&q=nifas&aq=f&aqi=&aql=&oq=&
gs_rfai=&fp=9798f548f006646a
8. http://www.islamnyamuslim.com/2014/09/pemberian-asi-menurut-

pandangan-islam.html

Anda mungkin juga menyukai