Anda di halaman 1dari 17

Search...

Situs-situs Yayasan Pendidikan Islam Al Atsary

Muslimah.Or.Id

Landasan Agama

Fikih dan Muamalah

Keluarga

Lain-Lain

Donasi Web

FIKIH

Hukum Seputar Darah Wanita: Darah Nifas

Redaksi Muslimah.Or.Id October 25, 2009 65 Comments

Share on Facebook

Share on Twitter

Penulis: Ummu Rumman Siti Fatimah

Muraja’ah: ustadz Abu Ukkasyah Aris Munandar

Waktu persalinan adalah salah satu momen paling mendebarkan bagi seorang wanita. Karena
momen ini merupakan bagian dari jihad teragung kaum wanita. Di mana seorang wanita yang
meninggal saat melahirkan bahkan termasuk golongan manusia yang mati syahid (HR. Abu
Dawud dan Ahmad). Setelah momen ini, seorang wanita akan memulai babak baru
kehidupannya menjadi seorang ibu yang mempunyai kewajiban mendidik buah hatinya. Dan
sebaik-baik pendidikan untuk anak adalah dengan pendidikan agama.

Ternyata, momen penting ini pun tak lepas dari perhatian syariat karena pada saat persalinan
seorang wanita akan mengeluarkan darah nifas. Sebagaimana haid dan istihadhah, darah nifas
termasuk jenis darah yang biasa terjadi pada wanita. Oleh karena itu, para muslimah hendaknya
mengetahui hukum-hukum seputar darah nifas.

Apakah Darah Nifas itu??


Nifas adalah darah yang keluar dari rahim karena melahirkan. Baik darah itu keluar bersamaan
ketika proses melahirkan, sesudah atau sebelum melahirkan, yang disertai dengan dirasakannya
tanda-tanda akan melahirkan, seperti rasa sakit, dll. Rasa sakit yang dimaksud adalah rasa sakit
yang kemudian diikuti dengan kelahiran. Jika darah yang keluar tidak disertai rasa sakit, atau
disertai rasa sakit tapi tidak diikuti dengan proses kelahiran bayi, maka itu bukan darah nifas.

Selain itu, darah yang keluar dari rahim baru disebut dengan nifas jika wanita tersebut
melahirkan bayi yang sudah berbentuk manusia. Jika seorang wanita mengalami keguguran dan
ketika dikeluarkan janinnya belum berwujud manusia, maka darah yang keluar itu bukan darah
nifas. Darah tersebut dihukumi sebagai darah penyakit (istihadhah) yang tidak menghalangi dari
shalat, puasa dan ibadah lainnya.

Perlu ukhty ketahui bahwa waktu tersingkat janin berwujud manusia adalah delapan puluh hari
dimulai dari hari pertama hamil. Dan sebagian pendapat mengatakan sembilan puluh hari.

Sebagaimana hadits dari Ibnu Mas’ud sradhiyallahu ‘anhu , bahwasanya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam memberitahukan kepada kami, dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
orang yang benar dan yang mendapat berita yang benar, “Sesungguhnya seseorang dari kalian
dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah,
kemudian menjadi ‘alaqah seperti itu pula, kemudian menjadi mudhghah seperti itu pula.
Kemudian seorang malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan
diperintahkan kepadanya untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya,
dan celaka atau bahagianya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Menurut Ibnu Taimiyah, “Manakala seorang wanita mendapati darah yang disertai rasa sakit
sebelum masa (minimal) itu, maka tidak dianggap sebagai nifas. Namun jika sesudah masa
minimal, maka ia tidak shalat dan puasa. Kemudian apabila sesudah kelahiran ternyata tidak
sesuai dengan kenyataan (bayi belum berbentuk manusia-pen) maka ia segera kembali
mengerjakan kewajiban. Tetapi kalau ternyata demikian (bayi sudah berbentuk manusia-pen),
tetap berlaku hukum menurut kenyataan sehingga tidak perlu kembali mengerjakan kewajiban.”
(kitab Syarhul Iqna’)

Secara ringkas dapat disimpulkan beberapa hal untuk mengenali darah nifas:

Nifas adalah darah yang keluar dari rahim disebabkan melahirkan, baik sebelum, bersamaan
atau sesudah melahirkan
Disertai dengan tanda-tanda akan melahirkan (seperti rasa sakit, dll) yang diikuti dengan proses
kelahiran

Bayi yang dilahirkan/ dikeluarkan sudah berbentuk manusia (terdapat kepala, badan dan
anggota tubuh lain seperti tangan dan kaki, meskipun belum sempurna benar)

Lama Keluarnya Darah Nifas

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin dalam Risalah fid Dima’ Ath-Thabi’iyah lin Nisa
mengatakan bahwa ulama berbeda pendapat tentang apakah nifas itu ada batas minimal dan
maksimalnya.

Adapun Syaikh ‘Abdul ‘Azhim bin Badawi al Khalafi di dalam Al Wajiz fii Fiqhis Sunnah wal Kitabil
‘Aziz mengatakan bahwa nifas ada batas maksimalnya, yaitu empat puluh hari. Pendapat beliau
berdasarkan hadits dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha. Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha
berkata, “Kaum wanita yang nifas tidak shalat pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
selama empat puluh hari.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi. Hadits hasan shahih). Waktu empat
puluh hari dihitung sejak keluarnya darah, baik darahnya itu keluar bersamaan, sebelum atau
sesudah melahirkan.

Pendapat yang kuat, insyaa Allah, pada dasarnya tidak ada batasan minimal atau maksimal lama
waktu nifas. Waktu empat puluh hari adalah kebiasaan sebagian besar kaum wanita. Akan tetapi
apabila sebelum empat puluh hari wanita tersebut telah suci, maka ia wajib mandi dan
melakukan ibadah wajibnya lagi.

Mengenai banyaknya darah, juga tidak ada batasan sedikit atau banyaknya. Selama darah nifas
masih keluar maka sang wanita belum wajib mandi (bersuci).

Secara ringkas, ada beberapa kondisi wanita yang sedang nifas:

Darah nifas berhenti keluar sebelum 40 hari dan tidak keluar lagi setelah itu. Maka sang wanita
wajib mandi (bersuci) dan kemudian melakukan ibadah wajibnya lagi, seperti shalat dan puasa,
dll.

Darah nifas berhenti keluar sebelum 40 hari, akan tetapi kemudian darah keluar lagi sebelum
hari ke-40. Maka, jika darah berhenti ia mandi (bersuci) untuk shalat dan puasa. Jika darah
keluar, ia harus meninggalkan shalat dan puasa. Akan tetapi, bila berhentinya darah kurang dari
sehari, maka tidak dihukumi suci.

Darah nifas terus keluar dan baru berhenti setelah hari ke-40. Maka sang wanita harus mandi
(bersuci).
Darah terus keluar hingga melebihi waktu 40 hari. Ada beberapa kondisi:

Darah nifas berhenti dilanjutkan keluarnya darah haid (berhentinya darah nifas bertepatan
waktu haid), maka sang wanita tetap meninggalkan shalat dan puasa. Darah yang keluar setelah
40 hari dihukumi sebagai darah haid. Sang wanita baru wajib mandi (bersuci) setelah darah haid
tidak keluar lagi.

Darah tetap keluar setelah 40 hari dan tidak bertepatan dengan kebiasaan masa haid, ulama
berbeda pendapat mengenai hal ini. Menurut ulama yang berpendapat bahwa lama maksimal
nifas adalah 40 hari, menilai darah yang keluar setelah 40 hari sebagai darah fasadh (penyakit)
yang statusnya adalah sebagaimana istihadhah. Sedangkan menurut ulama yang berpendapat
bahwa tidak ada batasan minimal dan maksimal lama nifas, mereka menilai darah yang keluar
setelah 40 hari tetap sebagai darah nifas. Pendapat inilah yang lebih kuat, insya Allah.

Akan tetapi, jika ingin berhati-hati, setelah 40 hari dinilai suci. Sehingga sang wanita bersuci
untuk melaksanakan shalat dan puasa, meski darah tetap keluar. Akan tetapi hal ini tidak
berlaku pada 2 keadaan:

Ada tanda bahwa darah akan berhenti/ makin sedikit. Maka sang wanita menunggu darah
berhenti keluar, baru kemudian mandi (bersuci)

Ada kebiasaan dari kelahiran sebelumnya, maka itu yang dipakai. Misal, sang wanita telah
mengalami beberapa kali nifas yang lamanya 50 hari. Maka batasan ini yang dipakai.

Hal-hal yang Diharamkan bagi Wanita yang Nifas

Para ulama telah bersepakat bahwa wanita yang sedang nifas diharamkan melakukan apa saja
yang diharamkan bagi wanita yang haid. Antara lain,

Sholat.

Wanita yang haid dan nifas haram melakukan shalat fardhu maupun sunnah, dan mereka tidak
perlu menggantinya apabila suci. (Ibnu Hazm di dalam kitabnya al-Muhalla)

Puasa.

Wanita yang sedang nifas tidak boleh melakukan puasa wajib maupun sunnah. Akan tetapi ia
wajib mengqadha puasa wajib yang ia tinggalkan pada masa nifas. Berdasarkan hadits Aisyah
radhiyallahu ‘anha, “Ketika kami mengalami haid, kami diperintahkan untuk mengqadha puasa
dan tidak diperintahkan untuk mengqadha shalat.” (Muttafaq ‘alaih)

Thawaf.

Wanita haid dan nifas diharamkan melakukan thawaf keliling ka’bah, baik yang wajib maupun
sunnah, dan tidah sah thawafnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada
Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Lakukanlah apa yang dilakukan jamaah haji, hanya saja jangan
melakukan thawaf di ka’bah sampai kamu suci.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jima’.

(lihat sub judul “Hukum Suami yang Bercampur dengan Istri yang sedang Nifas”)

Tidak bleh diceraikan.

Diharamkan bagi suami menceraikan istrinya yang sedang haid atau nifas. Allah Ta’ala
berfirman, yang artinya, “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-istrimu maka hendaklah
kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (dengan wajar).” (Qs.
ath-Thalaq: 1)

Hukum-hukum Seputar Nifas

Tidak ada perbedaan hukum antara haid dan nifas, kecuali beberapa hal di bawah ini:

1. Iddah

Apabila wanita tidak sedang hamil, masa iddah dihitung dengan haid, bukan dengan nifas.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Wanita-wanita yang dicerai hendaklah menahan diri
(menunggu) tiga kali quru’…” (Qs. al-Baqarah: 228)

Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, yang dimaksud ‘quru‘ adalah haid, dan
inilah pendapat yang lebih kuat, insyaa Allah. Oleh karena itu, masa iddah dihitung berdasarkan
haid, bukan nifas. Sebab, jika suami menceraikan istrinya sebelum melahirkan, masa iddahnya
habis karena melahirkan, bukan karena nifas. Adapun jika suami menceraikan istrinya setelah
melahirkan, maka masa iddahnya adalah sampai sang istri mendapat 3 kali haid.

2. Masa Ila’

Ila’ adalah sumpah seorang laki-laki untuk tidak melakukan jima’ terhadap istrinya selamanya
atau lebih dari empat bulan. Setelah masa empat bulan, bila sang istri meminta untuk
berhubungan, maka sang suami harus memilih antara jima’ atau bercerai.

Masa haid termasuk hitungan masa ila’, sedangkan masa nifas tidak. Jadi, apabila seorang suami
bersumpah untuk tidak berjima’ dengan istrinya, sedangkan istrinya sedang dalam keadaan
nifas, maka masa ila’ ditetapkan empat bulan ditambah masa nifas. Setelah masa itu, bila sang
istri meminta untuk melakukan jima’, sang suami harus memilih apakah jima’ atau bercerai.

3. Balighnya seorang wanita dihitung dari saat haid pertama kali, bukan nifas.
Hukum Suami yang Bercampur dengan Istri yang sedang Nifas

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Menggauli wanita nifas sama halnya
dengan wanita haid, hukumnya haram menurut kesepakatan ulama.” (Lihat Majmu’ Fatawa)

Allah Ta’ala berfirman, yang artinya, “Mereka bertanya kepadamu tentang wanita haid, maka
katakanlah, “Bahwa haid adalah suatu kotoran, maka janganlah kalian mendekati mereka
sebelum mereka suci.” (Qs. al-Baqarah: 222)

Seorang suami boleh sekedar bercumbu dengan istri yang sedang nifas asal tidak sampai jima’.
Akan tetapi bila sampai terjadi jima’, para ulama berselisih pendapat apakah wajib membayar
kaffarah (denda) ataukah tidak (Lihat al-Mughni oleh Imam Ibnu Qudamah rahimahullah).

Pendapat yang lebih kuat, insya Allah, wajib membayar kaffarah. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu
Abbas sradhiyallahu ‘anhu . Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam , ketika berbicara tentang
seorang suami yang mencampuri istrinya di waktu haid, Rasulullah bersabda, “Hendaklah ia
bershadaqah satu dinar atau separuh dinar.” (Shahih Ibnu Majah no:523, ‘Aunul Ma’bud 1:445
no:261, Nasa’ai I:153, Ibnu Majah 1:210 no:640. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani)

Adapun apabila seorang wanita telah suci dari nifas sebelum 40 hari, kebanyakan ulama
berpendapat bahwa suami tidak dilarang untuk menggaulinya. Dan inilah pendapat yang kuat.
Karena tidak ada dalil syar’i yang melarangnya.

Riwayat yang ada hanyalah dari Imam Ahmad dari Utsman bin Abu Al-Ash bahwa istrinya datang
kepadanya sebelum empat puluh hari, lalu ia berkata, “Jangan engkau dekati aku!” Akan tetapi,
ucapan Utsman tersebut bukan berarti seorang suami terlarang menggauli istrinya. Sikap
Utsman tersebut mungkin timbul karena kehati-hatiannya, yaitu khawatir istrinya belum suci
benar, atau takut dapat mengakibatkan pendarahan disebabkan senggama atau hal lain. (Lihat
al-Wajiz fii Fiqhis Sunnah wal Kitabil ‘Aziz)

Karena itu, apabila pada diri seorang suami atau istri timbul keragu-raguan, maka hendaklah
memastikan dahulu, apakah sang istri benar-benar telah suci dari darah nifasnya. Karena secara
medis, jima’ aman dilakukan bila sang istri telah melewati masa nifas, kecuali bila saat itu sang
istri langsung mengalami haid, terjadi perdarahan, atau sedang menjalani terapi tertentu.
Apabila masih ragu, hendaklah berkonsultasi dengan dokter. Apakah kondisi sang istri telah
normal dan benar-benar pulih secara medis sehingga bisa dicampuri oleh suaminya. Karena
dalam hal ini kondisi setiap wanita berbeda-beda. Tidak selayaknya seorang muslim melakukan
hal yang berbahaya dan membahayakan orang lain.

Wallahu Ta’ala a’lam.


Maraaji’ :

Al Wajiz fii Fiqhis Sunnah wal Kitabil ‘Aziz (Terj.), Syaikh ‘Abdul ‘Azhim bin Badawi al Khalafi
(Pustaka As Sunnah)

Darah Kebiasaan Wanita (terjemahan Risalah fid Dima’ Ath-Thabi’iyah lin Nisa), Syaikh
Muhammad bin Shalih al Utsaimin (penerbit Darul Haq)

Catatan Daurah Muslimah “Darah Kebiasaan Wanita” oleh ustadz Abu Ukkasyah Aris Munandar,
tahun 2007

Catatan Kajian Al Wajiz oleh ustadz Muslam, tahun 2004

***

Artikel muslimah.or.id

Sahabat muslimah, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik disini.
Jazakallahu khaira

TOPICS: DARAH NIFAS

REPLY

muslimah.or.id August 12, 2011

@ Irma

Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh,

Pendapat yang benar dan sesuai dalil -insyaallah-adalah jika seorang wanita hamil dan
mengalami keguguran maka darah yang keluar akan dianggap sebagai darah nifas jika janin yang
keluar sudah berbentuk manusia dengan kata lain telah terbentuk organ-organ seperti
kaki,tangan,kepala,perut. Dan janin telah berbentuk manusia jika sudah berumur 81hari
(sebagaimana yang disebutkan dalam hadits). Demikianlah pendapat ulama mutaakhirin semisal
SyaikhBin Baz dan Syaikh Utsaimin. Kesimpulan dari kasus yang Anda alami berarti darah
tersebut bukan darah nifas karena umur kandungan baru 10minggu sehingga Anda tetap
berkewajiban shalat, puasa dan boleh berjima dengan suami.
REPLY

hervyan August 17, 2011

trima kasih atas info dan ilmu yg sangat berguna bagi saya…..

REPLY

Endang Bodowati October 3, 2011

Assalamualaikum wr wb.

Mohon penjelasan

1. Bagaimanakah hukum air ketuban apakah termasuk darah nifas?

2. Jika sudah keluar air ketuban tetepi belum ada tanda warna darah (merah) apakah sudah
tidak boleh Sholat?

3. Menjelang persalinan (sudah merasa sedikit sakit) keluar lendir yang berwarna kuning
(menurut perawat medis itu termasuk tanda persalinan) bagaimana hukumnya?

Syukron jazakunallah khREPLY

muslimah.or.id October 3, 2011

@Endang

wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh

1. air ketuban bukan termasuk darah nifas

2. masih harus shalat

3. jika lendirnya bercampur darah (biasanya warna lendir bercampur coklat kemerahan) dan
rasa sakit yang dimaksud adalah kontraksi persalinan, maka termasuk darah nifas.

wajazakillahu khairan

REPLY

Devi October 6, 2011

Assalamu alaikum wr.wb..

Akhi/Ukhty,,sy dv mau tnya..


Saat ini sy bru melahirkan ank prtama,,sy bru saja dlm msa nifas sdh 40hr,ttapi drah yg kluar
slma 40hr sy nifas itu bkn brwrna merah segar,melainkan flek kcoklatan,sblm hri ke 40 kira” hri
ke 36,kluar flek kmerah”an slma 3hri,.apakah flek kmerah”an itu drah haid??

Lalu pd hri ke 40 sy mandi wjib karena sdh tdk keluar sm s’x,dan keesokan hrinya sy brhubgn
intim dgn suami.apakah itu hkumnya haram?karena pda hri ke 42nya,keluar flek kemerah”n n
kcoklatan lg wlpun hnya sdikit.bgaimana hkumnya??

Trima ksh.

Wassalam

REPLY

ayu November 4, 2011

Assalamu’alaikum wr.wb.

Mohon penjelasannya untuk hal berikut:

Apabila darah tetap keluar setelah 40 hari, bahkan hingga lebih dari 50 hari, bagaimana
hukumnya? Apakah sudah dapat dinyatakan suci, dan apakah berarti darah yang keluar
kemudian itu merupakan penyakit? Terutama bila belum ada tanda2 darah tsb akan berhenti.

Terima kasih. Jazakumullah khair.

REPLY

muslimah.or.id November 9, 2011

Wa’alaykumussalam warahmatullah wabarakatuh.

JIKA DARAH TERUS MENGALIR SETELAH EMPAT PULUH HARI

Oleh: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Pertanyaan:
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Jika darah terus keluar setelah empat puluh
hari, apakah wanita itu harus puasa dan shalat?

Jawaban:

Wanita yang sedang nifas jika terus mengeluarkan darah hingga lebih dari empat puluh hari,
maka dalam hal ini ada dua kemungkinan,

Pertama : Darah yang keluar setelah empat puluh hari itu bukan lagi darah nifas melainkan
darah haidh yang menyusul keluarnya darah nifas, jika waktu itu bertepatan dengan masa haidh
yang biasanya, maka saat itu ia harus meninggalkan shalat.

Kedua : Kemungkinan kedua adalah, bila setelah empat puluh hari nifas bukan merupakan masa
haid yang biasanya, maka para ulama telah berbeda pendapat dalam masalah ini.

Diantara mereka ada yang berpendapat : Wanita itu tetap tidak melaksanakan shalat hingga
enam puluh hari, karena ada sebagian kaum wanita yang tetap dalam keadaan nifas hingga
enam puluh hari, dan ini adalah suatu kejadian yang nyata. Berdasarkan ini, maka wanita yang
tetap mengeluarkan darah lebih dari empat puluh hari hendaknya ia menunggu sampai enam
puluh hari kemudian setelah itu darah yang keluar dianggap darah haidh hingga habisnya masa
haidh yang biasa ia alami kemudian setelah itu ia wajib mandi serta shalat, sementara darah
yang keluar setelah itu dianggap darah istihadhah.

[Majmu Fatawa wa Rasa�il Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin, 4/289]

http://almanhaj.or.id/content/2029/slash/0

REPLY

widia December 23, 2011

Boleh kah menyusui bayi ketika selesai berhubungan dgn suami.

Apakh hrs junub dulu atau tdk?

REPLY

aji January 2, 2012


assalamualaikum uztad

saya mau tanya tentang kaffarah

kalo seumpama tidak sanggup membayar kaffarah jalan apa lagi yg harus ditempuh untuk
menggantinya seperti misal puasa ato gmn?

kalo puasa berapa lamanya?

semoga ALLAH mngampuni ktidak tahuan saya?

terimakasih atas petunjuknya

REPLY

Arfaro Zan January 5, 2012

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Dear Ustadzah/Pengasuh..

Istri saya sudah selesai nifas (lebih dari 40 hari). Namun masih mengeluarkan cairan putih susu.
Dihari sebelumnya Beliau juga sempat demam, suhu badan tinggi dan terasa menggigil, dan
lemah… Apakah hal ini wajar? dan Cairan apakah itu?

Terima kasih atas jawabannya

Wassalamualaikum

REPLY

elvian January 11, 2012

aslmkm, afwan ana mo tanya …. stelah masa nifas 40 hr , kmudian ikut kb suntik dan efeknya
perdarahan lebih dari 1 mggu apa di bolehkan sholat?, hukumx apa bila saat hamil n setelah
melahirkan suami ucapakn kata2 cerai lebih dari 2x …tidak mmbri nafkah jg memukul istri , bila
istri menuntut cerai apa durhaka pd suami? ( suami memiliki wil), bila ank yg dilahirkan
perempuan, apa dibolehkan nikahx pake wali hakim bila smpe trjadi perceraian…….

wlkmslm…. syukron buat infox .. yg mngkn bisa dpake pijakan dlm mngambil keputusan
REPLY

Muhammad Myde January 21, 2012

Assalamu alaykum….

Saya mau tanya tentang permasalahan istri saya.. Dia setelah beberapa pekan mengeluarkan
cairan yang berupa lendir dan warnanya kuning (Lokia Serosa) yang saya tanyakan.. apakah
darah itu termasuk darah nifas…

terimakasih.. mohon jawaban secepatnya…

REPLY

sumarno July 10, 2012

Mau tanya, istri saya sudah melahirkan tgl 25 juni kmrn, sampai sekarang (10 juli)masih keluar
lendir,baunya anyir seprti putih telur, apakah itu msh disebut sisa darah nifas? karena sampai
saat ini istri saya msh blm solat krn khawatir msh dlm keadaan nifas.

REPLY

Ita Wulandari October 17, 2012

Makasih yah..sudah membantu tugas saya^^

REPLY

olive January 7, 2013

tenkyu ats info.a,,. Tpi sy sndri masih bingung dgan keadaan sy.. . Kmren sy hamil mmsuki
5blan.. Ttpi sy mgalami keguguran.. Yg sy tanyakan dsni,, darah apa yg kluar ?? Darah nifas atau
darah isthdah.. Trims

REPLY

muslimah.or.id January 8, 2013

@ Olive

Ibu Olive yang kami hormati. Darah yang keluar sebelum dan sesudah keguguran terhitung
sebagai darah nifas bila janin telah berbentuk manusia yaitu telah terbentuk anggota badan
seperti kaki, kepala, tangan dan anggota tubuh yang lain. Hal ini terjadi pada kandungan umur
2bulan 20hari (80hari). Demikianpenjelasan Syaikh Ibnu Ustaimin dan Syaikh Bin Baz. Sehinga
pada kasus yang Ibu alami, darah tersebut adalah darah nifas mengingat usia kehamilan sudah
5bulan. Allahua’lam
REPLY

gege January 13, 2013

assalamu’alaikum..

saya boleh tanya…

bagaimana dengan ibadah (sholat, tilawah, puasa)wanita yang terus menerus keluar darah
dalam jumlah banyak (jalan lahir) dan tidak ada jeda waktu untuk bersih dari darah??hal ini
dikarenakan penyakit kanker.

jazakillah…

REPLY

muslimah.or.id January 13, 2013

@ gege

wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh

darah tersebut termasuk darah istihadhah (darah penyakit). Dia tetap shalat dan berpuasa
seperti wanita lainnya. Untuk shalat, setiap memasuki waktu shalat dan hendak shalat, darah
dibersihkan dari kemaluannya dan menahannya dengan kain (pembalut) kemudian berwudhu
dan shalat seperti biasa(tidak mengapa jika setelah wudhu keluar darahnya). Untuk waktu haid
dia tidak shalat dan tidak berpuasa seperti wanita lainnya. Adapun jika bingung membedakan
mana yang haid dan mana yang darah penyakit, silahkan simak jawaban lengkapnya di artikel
ini:

https://muslimah.or.id/fikih/hukum-seputar-darah-wanita-istihadlah.html

Semoga Allah memberi kesembuhan pada akhwat yang sakit tersebut.

barakallahu fikum

REPLY

tokoperak January 16, 2013

sangat bermanfaat istri saya kebetulan baru mengekuarkan darah sebelum melahirkan

REPLY

rani January 25, 2013


assalamu’alaikum

saya ingin bertanya seputar darah haid dan istihadah

setelah saya berhenti nifas,saya melakukan suntik KB.pada haid yang pertama saya keluar darah
selama 2 bulan berturut-turut.apakah benar setelah 15 hari saya sudah boleh sholat?tapi karna
pengaruh KB darah yang keluar itu terus menerus,5 hari bersih 5 hari keluar.pkoknya ga sampai
15 hari bersih terus keluar lagi.keadaan ini sudah berjalan selama 1,5tahun dan selama itupun
sya jga melakukan sholat.sekarang jga setelah 12 hari saya bersih sekarang sudah keluar lagi.sya
merasa berdosa sekali kalo apa yang sya lakukan itu salah karna saya tidak bisa membedakan
yang mana haid dan istihadhah,sampai sekarang jga msih bngung?apa yang saya lakukan itu
slah.tlg diberi penjelasan,darah yang keluar sekarang itu disebut haid ato istihadhah?terima
kasih

REPLY

rani January 25, 2013

assalamualaikum

sya msih bngung antara drah haid dan istihadhah

stlah sya nifas,sya lngsung suntik KB.pda haid pertama sya kluar drah slama 2bln berturut-
trut.stelah itu haid sya jga tdak norml.kdang 5 hri bersih kdang 5 hari kluar.pkoknya ga sampai
15 sya bersih lalu klwar lagi.sya ga bisa membedakan itu masa haid ato bkan krena haid sya tdak
teratur.hal itu sudah terjadi selama 1,5 tahun dan selama itupun sya mengganggap bahwa drah
yang kluar adalah drah istihadhah jdi sya tetap mlakukan sholat.karen smkin lma smkin ragu dan
mgkin apa yang sya lkukan slah mka sya mnta penjelasannya.sekarang sya jga kluar drah lgi stlah
12 bersih,karna kraguan sya skrang tdak solat.tlg beri pnjelasan ttg apa yang sya perbuat
sekarang.terima kasih

REPLY

muhammad sholihin July 15, 2013

alhamdulillah, dengan adanya buku”cara cepat dan mudah menghafal al-qur’an saya akan
banyak tahu tentang kemudahan menghafal al-qur’an yang selama ini saya rasakan sangat
susah.

REPLY

Sri March 17, 2014

?????????????? ?????????? ?????????? ????? ?????????????


Mohon penjelasan sekali lagi terkait dengan yg saya alami. Saya keguguran disaat kehamilan 8
minggu, tanpa dikuret. Yang sebelumny saya mengalami pendarahan sehingga harus bedrest.
Tetapi karna Allah punya recana lain sehingga saya keguguran dengan keluarny sebongkah
daging. Keesokan harinya pendarahan saya lgsung berhenti. Setelah diagnosa dari 2 org dokter
kandungan maka saya dinyatakan keguguran. Yang ingin saya tanyakan berapa lamakah masa
tunggu (nifas) ?

2 minggu kemudian saya keluar darah lagi tp sepertiny darah haid. Apakah saya tetep harus
menyelesaikan masa nifas setelah darahny berhenti atau apakah saya boseh mandi wajib???

REPLY

muslimah.or.id March 19, 2014

@ Sri

?????? ?????? ????????? ???????

Yang menjadi patokan saat keguguran bila janin telah berbentuk manusia memiliki tangan, kaki,
kepala maka darah yang menyertainya termasuk darah nifas. Para ulama menjelaskan janin yang
berbentuk manusia itu ketika umur kandungan 80hari. adapun bila belum berbentuk manusia
masih berupa gumpalan darah maka darah yang menyertainya termasuk darah
penyakit/istihadhoh. Wajib bagi wanita tsb untuk tetap sholat dn puasa. ???? ????

REPLY

andin July 11, 2014

assallamualaikum wr.wb

saya mau bertanya,saya sedang hamil dan predksinya minggu-minggu sekarang tapi saya sudah
ada flek kecoklatan yg di sertai mulas dan sakit tapi rasa sakitnya sebentar – sebentar,terus flek
itu di sebut juga nifas atu bukan pa? dan apakah saya masih bisa melakukan kewajiban saya
untuk shalat?

REPLY

Fatihdaya Khoirani August 29, 2015

Bisa berupa keringnya kemaluan wanita (jafaaf) sebagai indikator bahwa tidak ada cairan lagi
yang keluar atau keluarnya cairan berwarna putih/Al-Qashshatu -l baidhaa’.

REPLY

Fatihdaya Khoirani November 12, 2015


Tidak…

REPLY

LEAVE A REPLY

Your comment...

Name (required)

Email (required)

Website

Banner MPD

7 ARTIKEL TERBARU

Adil dalam Pemberian Nafkah

Parenting Islami (49): Ketika Ayah Ibu Lebih Mencintai Salah Seorang Anak

Pahala yang Tidak Disadari

Parenting Islami (48): Mengajak Anak Bermusyawarah

Muslimah Safar dengan Pesawat Tanpa Mahram

Apakah Mimisan Membatalkan Shalat?

Parenting Islami (47): Meminta Izin Kepada Anak Ketika Mengambil Hak-haknya

ARSIP ARTIKEL

tutorial hijab syar'i


CARI TENTANG APA?

MUSLIMAH.OR.ID

Tentang Kami

Konstributor

Donasi Dakwah

Pasang Iklan

YPIA.OR.ID

Tentang YPIA

Program YPIA

Donasi Dakwah

Kontak Kami

ALAMAT KAMI

Pogung Rejo No. 412, RT 14/RW 51, kelurahan Sinduadi, kecamatan Mlati, kabupaten Sleman,
kode pos: 55284

Copyright 2018 Muslimah.Or.Id. All Rights Reserved.

Anda mungkin juga menyukai