Anda di halaman 1dari 9

Definisi Haid

Haid adalah darah yang keluar dari rahim wanita yang sudah mencapai usia 9 tahun
hijriyah atau 8 tahun Masehi 8 Bulan 23 hari 19 jam 12 menit, tidak dikarenakan penyakit
atau sebab melahirkan. Sedangkan definisi haid secara klinis adalah pendarahan secara
periodik (berkala) dari rahim wanita dengan disertai pelepasan endometrium.
Haid ini dijalani oleh seorang wanita pada masa-masa tertentu, paling cepat satu hari
satu malam dan paling lama lima belas hari. Sedangkan yang normal adalah enam atau tujuh
hari. Sedangkan paling cepat masa sucinya adalah tiga belas atau lima belas hari dan yang
paling lama tidak ada batasnya. Akan tetapi, yang normal adalah dua puluh tiga atau dua
puluh empat hari.
Apabila seorang wanita hamil, dengan izin Allah darah haid itu berubah menjadi
makanan bagi bayi yang tengah berada di dalam kandungannya. Oleh sebab itu, wanita yang
sedang hamil tidak mengalami masa haid. Setelah melahirkan, dengan hikmah-Nya, Allah
SWT merubahnya menjadi air susu yang merupakan makanan bagi bayi yang dilahirkan.
Karena itu, sedikit sekali dari kaum wanita menyusui yang mengalami masa haid. Setelah
selesai masa melahirkan dan menyusui, maka darah yang ada tidak berubah serta tetap berada
pada tempatnya, yang kemudian secara normal kembali keluar pada setiap bulannya, yaitu
berkisar antara enam atau tujuh hari (terkadang lebih atau kurang dari hari-hari tersebut).
Dalam menjalani masa haid ini, wanita dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:
wanita yang baru menjalani masa haid, wanita yang telah terbiasa menjalaninya dan wanita
yang mengalami keluarnya darah istihadhah.
Wanita yang baru menjalani masa haid
Wanita yang baru menjalani masa haid yaitu, wanita yang baru pertama kali
mengeluarkan darah haid. Ketika itu ia berkewajiban meninggalkan shalat, puasa dan
hubungan badan, hingga datang masa suci. Apabila masa haid itu telah selesai dalam satu hari
atau paling lama lima belas hari, maka ia berkewajiban untuk mandi dan mengerjakan shalat.
Apabila setelah lima belas hari darah tersebut masih tetap mengalir keluar, maka ia dianggap
mengalami masa istihadhah. Pada saat itu, hukum yang berlaku baginya adalah hukum wanita
yang mengalami istihadhah.
Apabila darah haid itu berhenti di sekitar lima belas hari, lalu ia menngalir lagi selama
satu atau dua hari, kemudian berhenti lagi seperti semula, maka cukup baginya mandi, lalu
mengerjakan shalat. Selanjutnya, hendaklah ia meninggalkan shalat pada setiap kali
mengetahui darah haid itu mengalir.
Wanita yang sedang menjalani masa haid dilarang mengerjakan shalat, sebagaimana
yang disabdakan oleh Rosululloh :
"Apabila datang haidmu, maka tinggalkanlah shalat." (Muttafaqun Alaih)
Wanita yang Biasa Menjalani Masa Haid
Wanita yang Biasa Menjalani Masa Haid yaitu, wanita yang mempunyai hari-hari
tertentu pada setiap bulannya untuk menjalani masa haidnya. Pada hari-hari tersebut, ia harus
meninggalkan shalat, puasa, dan hubungan badan. Apabila ia melihat darah berwarna
kekuning-kuningan atauyang berwarna keruh setelah hari-hari haidnya tersebut, maka ia tidak
perlu menghitungnya sebagai darah atau haid. Hal ini sesuai dengan ucapan Ummu Athiyah:
"Kami tidak memperhitungkan sama sekali darah yang berwarna kekuning-kuningan
atau yang berwarna keruh setelah lewat masa bersuci." (HR. Al-Bukhari)
Apabila ia melihat darah yang berwarna kekuning-kuninga dan yang berwarna keruh
itu pada saat tengah menjalani masa haid, maka darah tersebut termasuk darah haid, sehingga
ia belum diharuskan untuk mandi, melaksanakan puasa dan shalat.
Sebagian dari para ulama berpendapat bahwa wanita yang menjalani haid melebihi
dari hari yang biasa dijalani setiap bulannya, maka hendaklah ia bersuci selama tiga hari dan
setelah itu laksanakan mandi serta krjakan shalat, selama keluarnya darah tesebut tidak lebih
dari lima belas hari. Karena, apabila melebihi lima belas hari, maka dikategorikan sebagai
wanita yang mengalami masa istihadhah serta tidak perlu bersuci, akan tetapi cukup dengan
melaksanakan mandi dan menerjakan shalat.
Sebagian dari ulama yang lain berpendapat, bahwa keluarnya darah yang melebihi
kebiasaan masa haid itu tidak harus meninggalkan shalat karenanya, kecuali jika terjadinya
berulang-ulang, dua atau tiga kali. Sehingga pada saat itu, masa haidnya berubah menjadi
masa istihadhah. Ini merupakan pendapat yang jelas dan lebih kuat (rajih).
Wanita yang Mengalami Istihadhah
Wanita yang Mengalami Istihadhah yaitu, wanita yang mengeluarkan darah sebara
terus menerus melebihi kebiasaan masa berlangsungnya haid. Apabila sebelum mengalami
istihadhah seorang wanita Muslimah sudah menjalani haid yang menjadi kebiasaan pada
setiap bulannya dan ia mengetahui hari-hari yang biasa terjadi pada masa haidnya tersebut,
maka ia harus meninggalkan shalat selama masa haidnya berlangsung pada setiap bulannya.
Setelah selesai menjalani masa hidnya itu, ia harus mandi, mengerjakan shalat, mengganti
hutang puasanya danboleh berhubungan badan. Akan tetapi, jika ia tidak mempunyai
kebiasaan dari masa haid yang tetap dan lupa akan masa atau jumlah hari berlangsungnya
haidyang biasa dijalaninya, sedang darah yang mengalir padanya itu berubah-ubah warnanya,
terkadang hitam dan terkadang merah, maka ketika darah yang keluar itu berwarna hitam, ia
tidak perlu mandi, mengerjakan shalat, puasa dan melakukan hubungan badan. Namun, ia
diharuskan mandi dan mengerjakan shalat setelah berhentinya darah hitam tersebut, selama
tidak lebih dari lima belas hari.
Sedang apabila darah yang keluar dapat dibedakan antara sebagian dengan sebagian
lainnya, maka ia diharuskan untuk meninggalkan shalat, puasa dan berhubungan badan pada
setiap bulannya selama berlangsungnya masa haid yang pada umumnya dijalani oleh kaum
wanita, yaitu enam atau tujuh hari. Setelah itu, diwajibkan atasnya mandi dan mengerjakan
shalat.
Wanita yang mengalami masa istihadhah harus berwudhu setiap kali akan
melaksanakan shalat. Kemudian memakai cawat (celama dalam atau pembalut wanita) dan
selanjutnya boelah mengerjakan shalat, walaupun darah masih tetap mengalir. Di samping itu
juga, tidak dianjurkan untuk berhubungan badan, kecuali pada kondisi yang sangat mendesak.
Dalil yang menjadi landasan mengenai masalah ini adalah hadits dari Ummu Salamah:
"Bahwa ia pernah meminta fatwa kepada Rasulullah mengnai seseorang wanita yang
selalu mengeluarkan darah, maka Rasulullah bersabda: Hitunglah berdasarkan bilangan
malam dan hari hari masa haid pada setiap bulannya berlangsungnya, sebelum ia terkena
serangan darah penyakit yang menimpanya itu. Maka tinggalkanlah shalat sebanyak bilangan
haid yang biasa dijalaninya setiap bulan. Apabila, ternyata melewati dari batas yang berlaku,
maka hendaklah ia mandi, lalu memakai cawat (pembalut) dan mengerjakan shalat." (HR.
Abu Dawud dan An-Nasa'I dengan isnad hasan)
Hadits diatas ditujukan bagi wanita yang mengalami masa istihad-dhah yang
mempunyai kebiasaan masa haid teratur.
Di samping ada juga hadits dari Fathimah binti Abi Jahsyin, dimana ia pernah
mengalami masa istihadhah dan Rasulullah bersabda kepadanya:
"Jika darah haid, maka ia berwarna hitam seperti diketahui banyak wanita. Jika yang
keluar darah seperti itu, maka tinggalkanlah shalat. Jika yang keluar adalah darah lain
(warnanya yakni darah istihadhah), maka berwudlulah setelah mandi dan laksanakan shalat.
Karena, darah tersebut adalah penyakit. "(HR. Abu Dawud, An-Nasa'i dan dishahihkan oleh
Ibnu Hibban)
Juga hadits Hamnah binti Jahsyin, dia menceritakan:
"Aku pernah mengalami istihadhah, darah yang keluar itu sangat banyak. Lalu aku
datang kepada Nabi untuk meminta fatwa kepadanya. Maka beliau bersabda: Sesungguhnya
darah itu keliar akibat hentakan ari setan. Jalanilah masa haidmu selama enam atau tujuh hari,
kemudian mandilah. Jika kamu telah melihat bahwa dirimu telah suci dan bersih, maka
shalatlah pada dua puluh empat atau dua puluh tiga berikutnya (pada masa suci) serta
puasalah. Cara seperti itu yang boleh kamu lakukan. Di samping itu, lakukanlah sebagaimana
yang dilakukan oleh wanita-wanita yang menjalani masa masa haid setiap bulannya. "(HR.
At-Tirmidzi dan beliau menshahihkannya)
Hadits ini ditujukan bagi wanita yang tidak mempunyai kebiasaan dari masa haid
yang teratur dan darah yang keluar dari dirinya pun tidak dapat dibedakan.

Definisi Nifas
Nifas adalah darah yan keluar dari rahim seorang wanita setelah selesai melahirkan,
walaupun anak yang dilahirkan belum berwujud manusia atau masih berupa alaqoh (darah
kental) atau mudglah (segumpal daging).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan: "Darah yang dilihat seorang wanita
ketika mulai merasa sakit adalah nifas." Beliau tidak memberikan batasan 2 atau 3 hari. Dan
maksudnya yaitu rasa sakit yang kemudian disertai kelahiran. Jika tidak, maka itu bukan
nifas.
Para ulama berbeda pendapat tentang apakah masa nifas itu ada batas minimal dan
maksimalnya. Menurut Syaikh Taqiyuddin dalam risalahnya tentang sebutan yang dijadikan
kaitan hukum oleh Pembawa syari'at, halaman 37 Nifas tidak ada batas minimal maupun
maksimalnya. Andaikata ada seorang wanita mendapati darah lebih dari 40,60 atau 70 hari
dan berhenti, maka itu adalah nifas. Namun jika berlanjut terus maka itu darah kotor, dan bila
demikian yang terjadi maka batasnya 40 hari, karena hal itu merupakan batas umum
sebagaimana dinyatakan oleh banyak hadits."
Atas dasar ini, jika darah nifasnya melebihi 40 hari, padahal menurut kebiasaannya
sudah berhenti setelah masa itu atau tampak tanda-tanda akan berhenti dalam waktu dekat,
hendaklah si wanita menunggu sampai berhenti. Jika tidak, maka ia mandi ketika sempurna
40 hari karena selama itulah masa nifas pada umumnya. Kecuali, kalau bertepatan dengan
masa haidnya maka tetap menunggu sampai habis masa haidnya. Jika berhenti setelah masa
(40 hari) itu, maka hendaklah hal tersebut dijadikan sebagai patokan kebiasaannya untuk dia
pergunakan pada masa mendatang.
Namun jika darahnya terus menerus keluar berarti ia mustahadhah. Dalam hal ini,
hendaklah ia kembali kepada hukum-hukum wanita mustahadhah yang telah dijelaskan pada
pasal sebelumnya. Adapun jika si wanita telah suci dengan berhentinya darah berarti ia dalam
keadaan suci, meskipun sebelum 40 hari. Untuk itu hendaklah ia mandi, shalat, berpuasa dan
boleh digauli oleh suaminya. Terkecuali, jika berhentinya darah itu kurang dari satu hari
maka hal itu tidak dihukumi suci. Demikian disebutkan dalam kitab Al-Mughni.
Nifas tidak dapat ditetapkan, kecuali jika si wanita melahirkan bayi yang sudah
berbentuk manusia. Seandainya ia mengalami keguguran dan janinnya belum jelas berbentuk
manusia maka darah yang keluar itu bukanlah darah nifas, tetapi dihukumi sebagai darah
penyakit. Karena itu yang berlaku baginya adalah hukum wanita mustahadhah.
Minimal masa kehamilan sehingga janin berbentuk manusia adalah 80 hari dihitung
dari mulai hamil, dan pada umumnya 90 hari. Menurut Al-Majd Ibnu Taimiyah, sebagaimana
dinukil dalam kitab Syarhul Iqna':
“Manakala seorang wanita mendapati darah yang disertai rasa sakit sebelum masa
(minimal) itu, maka tidak perlu dianggap (sebagai nifas)".
Namun jika sesudahnya, maka ia tidak shalat dan tidak puasa. Kemudian, apabila
sesudah kelahiran ternyata tidak sesuai dengan kenyataan maka ia segera kembali
mengerjakan kewajiban; tetapi kalau tidak demikian, tetap berlaku hukum menurut kenyataan
sehingga tidak perlu kembali mengerjakan kewajiban.
Masa berlangsungnya nifas
Tidak ada batas minimal dalam masalah nifas, yaitu bisa saja terjadi dalam waktu
yang singkat. Oleh kareba itu, apabila seorang wanita melahirkan, lalu tidak lama kemudian
darah nifasnya berhenti, maka ia berkewajiban mengerjakan shalat, puasa dan ibadah lainnya
seprti layaknya wanita yang berada dalam keadaan suci. Sedangkan batas maksimalnya
adalah 40 hari. sesuai dengan hadits dari Ummu Salamah di atas.
Disunnahkan bagi wanita Muslimah untuk mandi setelah melahirkan baik yang
melahirkan dengan mengeluarkan darah maupun tidak. Demikian juga apabila mengalami
keguguran pada masa-masa kehamilan, meskipun waktunya sangat sebentar.

Manfaat Haid
Beberapa hikmah dan manfaat adanya darah haid adalah:
1. Latihan bagi wanita menghadapi cairan sperma yang menjijikkan untuk sebagian wanita.
Karena ketika seorang wanita menikah, maka ia harus siap menghadapi cairan suaminya
berupa cairan sperma sehingga wanita harus melatih dan membiasakan dirinya menghadapi
dan membersihkan darahnya sendiri yakni darah haid sebelum ia akan menghadapi cairan
yang lebih menjijikkan lagi yakni sperma.
2. Melatih wanita lebih rajin, tidak jijik dan cekatan. Selain mengurus suami ia juga akan
mengurus dan merawat anak-anaknya, membersihkan kotoran-kotorannya dan najis-najisnya.
Allah SWT memberikannya latihan stimulasi berupa haid agar ia rajin, tidak merasa jijik
dengan najis-najis, cekatan dalam merawat bayi serta mengerti cara mencuci yang baik.
3. Makanan bagi janin di dalam rahim wanita. Karena janin yang ada di dalam rahim seorang
wanita tidak dapat makan sebagaimana yang dimakan oleh anak di luar rahim. Tidak
mungkin bagi si ibu untuk menyampaikan sesuatu makanan untuknya. Allah SWT telah
menjadikan pada diri kaum wanita proses pengeluaran darah yang berguna sebagai zat
makanan bagi janin dalam kandungan ibu tanpa perlu dicerna. Oleh karena itu, apabila
seorang wanita tidak sedang dalam keadaan hamil, maka darah yang seharusnya dicerna oleh
janin itu akan keluar dan menjadi darah haid atau menstruasi. Sementara bagi ibu yang
sedang hamil, maka jarang sekali akan mengeluarkan darah haid karena telah dicerna oleh
sang janin di dalam kandungannya. Uraian ini disarikan dari kitab I’anatun Nisa’, Risalatul
Mahidh dan Risalah fid Dima’it Thabi‘iyyah lin Nisa’, Shahihul Bukhari, dan Shahih
Muslim, At-Tafsirul Munir. Wallahu a‘lam. (Annisa Hasanah)

Manfaat Nifas
Sesungguhnya, Allah memberikan masa tersebut tidaklah cuma-cuma, melainkan ada
hal lain yang lebih menguntungkan. Ketika seorang wanita melahirkan, buah hati tentu
berada di tangannya, karena wanitalah yang mampu memberikan makanan padanya, melalui
asi yang diberikan oleh Allah SWT kepada wanita. Pada saat anak baru lahir hingga sampai
pada 40 hari, merupakan kesempatan bagi buah hati. Maka, itulah saat yang tepat untuk
membangun kepercayaan anak pada Anda.
Allah memberikan masa nifas pada seorang wanita, dengan tujuan agar bisa lebih
fokus kepada buah hati. Dengan begitu, sebisa mungkin harus bisa memanfaatkannya dengan
baik dan terus bersamanya. Ketika Anda selalu bersamanya, buatlah ia mempercayai Anda.
Ketika bayi masih berada di dalam kandungan, ia merasa, aman, nyaman, dan tenang.
Sebab, makanan yang ia dapat begitu mudah, yakni melalui plasenta, sehingga apa yang
wanita makan, sari-sarinya juga bisa sampai kepada janin. Setelah ia lahir ke dunia, ia pun
akan menangis. Di saat menangis itulah, Anda harus mengerti apa yang ia inginkan. Anda
harus mampu mencari tahu akan hal tersebut. Jika tidak, Anda telah melepaskan kesempatan
Anda untuk membangun kepercayaan pada anak.
Sehingga, anak akan beranggapan bahwa dunia ini tidaklah aman baginya. Dan hal ini
akan mempengaruhi tumbuh kembang anak tersebut. Oleh sebab itu, berilah apa yang ia
butuhkan ketika terlahir ke dunia, agar ia merasa aman karena ternyata ada orang yang
mengerti kebutuhannya.
Jadi, sebagai seorang wanita yang berperan sebagai Ibu, ketika Allah memberikan
masa nifas itu, gunakanlah sebaik mungkin untuk membangun kepercayaan pada anak. Anak
akan percaya pada Anda, jika Anda mengerti apa yang ia butuhkan. Tak lupa, pendidikan
paling utama itu ada di tangan Anda. Sehingga, seringlah melakukan komunikasi dengannya,
dan berikan sentuhan yang membuatnya nyaman dengan Anda.

Haid terkait dengan Kesehatan


Manfaat yang bisa didapatkan perempuan jika ia menstruasi setiap bulannya, yaitu:
1. Tubuh mengalami sinkronisasi
Dr Cheryl Pagel, dokter keluarga dari Banner Good Samaritan Medical Center
mengungkapkan perempuan yang mendapatkan menstruasi setiap bulannya merupakan bukti
bahwa tubuhnya melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan. Hal ini berarti tubuh berada
dalam kondisi sinkron dan merupakan salah satu indikator kesehatan yang baik.
2. Tubuh mengalami hal yang positif
Menstruasi setiap bulan merupakan cara alami untuk mengatakan bahwa seseorang tidak
terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus.
Hal ini karena, jika seseorang memiliki tubuh yang gemuk akan menyebabkan menstruasi
tidak teratur, kondisi ini akibat adanya lemak yang terakumulasi. Selain itu tubuh yang terlalu
kurus juga bisa membuat menstruasi tidak teratur.
3. Hidup lebih lama dan bahagia
Penelitian menunjukkan bahwa perempuan lebih sering berusia panjang ketimbang pria.
Kondisi ini karena adanya zat besi yang hilang saat menstruasi.
4. Proses pembersihan tubuh
Menstruasi yang datang setiap sebulan sekali bisa membantu melepaskan bakteri dari sistem
reproduksi dan memungkinkan tubuh untuk menghilangkan kelebihan zat besi, sehingga
dapat menurunkan risiko alzheimer, penyakit jantung dan stroke.
5. Membuat penampilan lebih baik dan nyaman
Sebagian besar perempuan tahu bahwa PMS bisa mendatangkan efek buruk seperti kembung,
jerawat, kelelahan atau payudara yang sakit. Tapi biasanya setelah menstruasi datang dan
berakhir, maka seseorang akan merasa lebih baik dan nyaman. Perubahan hormonal yang
terjadi akan memberikan efek yang signifikan setelah menstruasi berlangsung sekitar 3-4
hari.
6. Haid Mengiringi Perkembangan Fisik Perempuan
Haid menjadi penanda masa pubertas perempuan. Pada masa pubertas yang terjadi sekitar
usia 11-13 tahun ini, fisik perempuan mulai berkembang dan berdiferensiasi, sehingga
berbeda dengan perkembangan tubuh pria. Pematangan fungsi seksual baik pada organ
reproduksi maupun tanda fisik sekunder seperti menonjolnya payudara, badan yang tinggi
lebih cepat, serta panggul yang tumbuh melebar, terkait erat dengan aspek hormonal
perempuan yang dikendalikan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini
memainkan peranan utama dalam terjadinya menstruasi, sehingga adanya siklus ini juga
menunjukkan berjalannya perkembangan fisik pada perempuan.
7. Haid Menunjukkan Sehatnya Organ Kandungan dan Kewanitaan
Perempuan haid menunjukkan organ reproduksinya beraktivitas dalam siklus yang sehat.
Organ indung telur atau ovarium, telah mampu menghasilkan sel telur yang menjadi media
pembuahan bagi perempuan. Namun, karena sel telur (ovum) tersebut tidak dibuahi, ia akan
mati sesuai proses alami tubuh. Dinding rahim yang disiapkan secara hormonal mengiringi
proses pembuatan sel telur, meluruh dan menyebabkan keluarnya darah haid karena tiada
pembuahan – pertemuan sel sperma dan sel telur. Siklus menstruasi terjadi secara normal,
dan akan terjadi setiap bulan sampai seorang perempuan mengalami menopause. Haid
menunjukkan organ reproduksi masih berfungsi aktif, serta menunjukkan ia dapat
menjalankan perannya untuk reproduksi. Meski begitu, beberapa perempuan juga mungkin
ada yang mengalami penyimpangan pada siklus haidnya, serta mengeluhkan nyeri saat haid
(dismenorhea), haid tak teratur atau bahkan tidak ada, atau muncul perdarahan yang lebih
banyak yang bisa jadi bukan darah haid.

Nifas terkait dengan Kesehatan


Wanita yang baru selesai melahirkan akan langsung memasuki masa nifas. Masa ini
dimulai ketika wanita telah mengeluarkan plasenta dan berlanjut hingga beberapa minggu
kemudian. Masa nifas pada umumnya berlangsung sampai enam minggu setelah melahirkan.
Dalam enam minggu tersebut, tubuh wanita akan mengalami perubahan, yaitu
adaptasi dari masa kehamilan dan melahirkan, sampai berangsur-angsur kembali lagi ke
keadaan seperti sebelum hamil.
Kondisi Tubuh Setelah Melahirkan
Setelah melahirkan, tubuh dapat merasa sangat lelah dan merasa nyeri. Tubuh
umumnya membutuhkan waktu selama 6−8 minggu untuk pulih, dan kemungkinan
membutuhkan waktu lebih lama lagi jika melahirkan secara caesar. Setidaknya ada enam
organ yang terkena dampak langsung akibat kelahiran normal, yaitu:
Vagina
Vagina yang mengalami peningkatan aliran darah dan pembengkakan akan kembali
seperti semula dalam waktu 6−10 minggu. Pada ibu yang menyusui, kembalinya kondisi
vagina akan lebih lama karena kadar estrogen yang rendah.
Perineum
Perineum adalah bagian yang ada di antara vagina dan anus. Pada proses persalinan,
bagian ini dapat robek baik karena proses mengejan atau karena tindakan episiotomi. Ketika
masa nifas, vulva yang membengkak akan kembali pulih dalam waktu 1−2 minggu,
sedangkan kekuatan otot-otot perineum akan kembali ke keadaan semula selama enam
minggu setelah persalinan. Namun pada sebagian kasus, kekuatan otot perineum ini mungkin
tidak akan sempurna seperti sediakala akibat beratnya robekan yang terjadi.
Rahim
Ketika hamil, berat rahim sendiri bisa mencapai 1 kilogram. Ukuran rahim akan terus
menyusut, dan berat rahim pada minggu keenam setelah melahirkan akan menjadi hanya
50−100 gram. Debit darah yang keluar pun terus berkurang, dengan warna yang berubah dari
merah menjadi putih kekuningan.
Leher rahim atau serviks
Bagian ini juga berangsur-angsur kembali seperti semula, meski bentuk dan
ukurannya tidak dapat benar-benar kembali sama seperti ketika sebelum hamil.
Dinding perut
Jika Anda ingin dinding perut kembali kencang, diperlukan latihan secara rutin.
Pasalnya, beberapa minggu setelah melahirkan, bagian ini akan mengendur.
Payudara
Payudara wanita yang memasuki masa nifas akan terasa kencang, penuh, dan nyeri.
Hal ini merupakan proses alami, karena tubuh mempersiapkan diri untuk proses menyusui
bayi. Pada masa nifas, ibu disarankan untuk menyusui dengan rutin agar ASI dapat
tersalurkan kepada bayi. Menyusui pada masa nifas juga dapat membantu mengurangi
rasa nyeri pada payudara setelah melahirkan.

Anda mungkin juga menyukai