REVIEW JURNAL UJI IN VIVO BAHAN ALAM SEBAGAI ANTIINFLAMASI
Dosen Pengampu : Apt. Wirasti, S.Si., M.Sc.
Oleh : Nama : Arista Safitri NIM : 18.0334.F Kelas : 7A
PRODI SARJANA FAMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN 2020 Judul Anti-inflammatory effects of avocado peels against inflammation induced by carrageenan in mice Jurnal Pharmaciana Volume dan Halaman Vol.9, No.2, Halaman 219-226 Tahun November 2019 Penulis Eko Aprillianto, Alexander Vito Harmoni Swastika Yuan, Claudia Darantika Pradita, Phebe Hendra Reviewer Arista Safitri Tanggal 23 Oktober 2021 Abstrak Jurnal yang berjudul “Anti-inflammatory effects of avocado peels against inflammation induced by carrageenan in mice” berisi tentang efek antiinflamasi yang dihasilkan dari kulit alpukat terhadap injeksi karagenan yang disuntikkan ke mencit yang ditandai dengan terjadinya penurunan edema kaki yang diinduksi dengan karagenan yang diberi infus, rebusan dan ekstrak kulit alpukat. Abstrak yang disajikan menggunakan Bahasa Inggris (Bahasa Internasional). Secara keseluruhan isi dari abstrak ini langsung menuju ke topik bahasan dalam jurnal ini sehingga menjadi mudah memahami jurnal ini. Pengantar Peradangan adalah respon tubuh untuk menghilangkan zat asing, patogen, atau iritan dan mengatur perbaikan jaringan. Pada inflamasi terjadi proses dimana radikal bebas dihasilkan. Radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang memicu biosintesis asam arakidonat, yang diubah menjadi prostaglandin sebagai mediator inlfamasi. Tanda-tanda umum terjadinya peradangan adalah pembengkakan, nyeri, kemerahan, panas, dan hilangnya fungsi. Kandungan bioaktif alpukat menunjukkan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi terhadap metode DPPH. Antioksidan mengikat radikal bebas dan menghambat enzim siklooksigenase sebagai mekanisme penghambatan inflamasi untuk mencegah produksi prostaglandin. Hal ini akan berdampak pada penghambatan mediator inflamasi Pembahasan Penelitian ini menentukan aktivitas anti-inflamasi kulit alpukat terhadap peradangan yang diinduksi karagenan pada mencit. Peradanagan yang disebabkan oleh karagenan diamati untuk memiliki dua fase, fase awal (hingga 2 jam) dan fase akhir (1-6 jam). Kulit alpukat menunjukkan pengurangan edema kaki pada semua interval waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua tingkat dosis infusa, rebusan, dan ekstrak kulit alpukat memiliki aktivitas anti-inflamasi yang signifikan. Waktu ekstraksi yang lebih singkat dengan infusa (15 menit) menunjukkan aktivitas terbaik dibandingkan rebusan (30 menit). Bukti ini dengan kuat menunjukkan bahwa berbagai jenis metode ekstraksi dan pelarut memiliki pengaruh besar pada sifat anti-inflamasi dari kulit alpukat. Namun, belum diketahui secara pasti golongan senyawa apa yang terkandung dalam kulit alpukat yang bertanggung jawab terhadap aktivitas anti-inflamasi. Hasil yang diperoleh pada edema kaki mencit menunjukkan bahwa prinsip aktif yang terdapat pada kulit alpukat dapat bertindak secara analog dalam respon inflamasi yang dihasilkan oleh karagenan. Skrining fitokimia kulit alpukat menunjukkan adanya flavonoid dan antioksidan ini dapat berperan sebagai anti- inflamasi yang mampu menangkap radikal bebas yang menyebabkan munculnya respon inflamasi. Mekanisme flavonoid menstabilkan spesies oksigen reaktif (ROS) bereaksi dengan senyawa reaktif dari radikal sehingga radikal menjadi tidak aktif. Kesimpulan Kulit alpukat dapat digunakan sebagai sumber aktivitas anti-inflamasi berdasarkan dosis yang ditentukan. Studi lebih lanjut yang melibatkan isolasi senyawa anti- inflamasi diperlukan. Kelebihan 1. Bahasa yang digunakan mudah dipahami maksud dan tujuannya. 2. Metode yang digunakan dijelaskan dengan baik. 3. Hasil analisis dijelaskan dengan baik dan mudah dipahami. Kekurangan 1. Kurang lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan isi dari jurnal.