Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN FIQIH WANITA

PENTINGNYA MEMAHAMI TENTANG ILMU HAID

Haid [Menstruasi] merupakan siklus biologis kodrati yang di alami perempuan.


Haid sesungguhnya merupakan proses biologis yang terkait dengan pencapaian
pematangan seks,kesuburan,kesehatan tubuh dan perubahan tubuh
perempuan.Haid merupakan titik awal dari tanda seorang remaja perempuan
memasuki usia baligh.dan haid merupakan proses alami yang akan di alami
setiap perempuan.
Adanya segenap aturan tentang haid dan ketentuan warna,waktu serta
batasan-batasannya yang begitu rumit serta mengingat kondisi siklus
perempuan yang berbeda-beda maka sangat penting sekali bagi perempuan
untuk mempelajari ilmu tersebut karna haid sangat berhubungan dengan
banyak sekali hukum syari’at seperti halnya bersuci,shalat,puasa,membaca Al-
Qur’an, I’tikaf,baligh,iddah dan beberapa hukum lainnya.
BAB HAID
1.PENGERTIAN DAN DALIL HAID
A.Pengertian Haid
Haid adalah darah yang kelur dari farji/vagina wanita yang sudah mencapai
usia 9 tahun Hijriyah taqribiyah ( kurang 16 hari).dalam keadaan sehat dan
bukan karena melahirkan.

B.DALIL TENTANG HAID


Dalil tentang haid adalah sebagaimana tercantum dalam firman Allah swt.
Q.S.Al-Baqarah ayat 222
‫َو َيْس َٔـُلْو َنَك َع ِن اْلَم ِح ْيِضۗ ُقْل ُهَو َاًذ ۙى َفاْعَتِز ُلوا الِّنَس ۤا َء ِفى‬
‫اْلَم ِح ْيِۙض َو اَل َتْقَر ُبْو ُهَّن َح ّٰت ى َيْط ُهْر َن ۚ َفِاَذ ا َتَطَّهْر َن َفْأُتْو ُهَّن ِم ْن َح ْيُث َاَم َر ُك ُم ُهّٰللاۗ ِاَّن‬
‫َهّٰللا ُيِح ُّب الَّتَّو اِبْيَن َو ُيِح ُّب اْلُم َتَطِّهِر ْيَن‬
Artinya: Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang haid.
Katakanlah, “Itu adalah suatu kotoran.” Maka, jauhilah para istri (dari melakukan
hubungan intim) pada waktu haid dan jangan kamu dekati mereka (untuk
melakukan hubungan intim) hingga mereka suci (habis masa haid). Apabila
mereka benar-benar suci (setelah mandi wajib), campurilah mereka sesuai
dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang
menyucikan diri.

Adapun dalil dari hadits adalah


‫ٰه َذ ا َش ْي ٌء َكَتَبُه ُهّٰللا َع َلى َبَنا ِت ٓاَد ْم‬
Artinya: ini (haid) merupakan sesuatu yang telah ditakdirkan Allah
kepada cucu – cucu wanita Adam (HR. Bukhori – muslim)

2.HUKUM MEMPELAJARI ILMU HAID


Hukum mempelajari ilmu haid bagi wanita yang sudah baligh adalah fardlu ‘ain
dan fardlu kifayah bagi laki-laki.maka seorang wali atau suami tidak di
perbolehkan mencegah wanita [istri/anak] ketika keluar dari rumah untuk
belajar ilmu haid jika mereka tidak mampu mengajarinya.atau mereka keluar
untuk mempelajari ilmu haid dan mengajarkan kepada istri dan anaknya. (Iqna’
Bujairomi Alalkhotib juz 1 hal 368).

3.SYARAT DAN KETENTUAN DARAH HAID


A.Syarat darah haid
1.Darah keluar dari seorang wanita yang mencapai usia 9 tahun Hijriyyah
taqribiyyah (9 tahun kurang 16 hari).
2.Darah keluar sedikitnya sehari semalam (24 jam) baik keluar secara terus
menerus atau terputus putus asalkan jumlah darah yang terputus putus sudah
mencapai 24 jam dalam waktu yang tidak lebih dari 15 hari.
3.keseluruhan darah keluar tidak melebihi 15 hari.
4.Darah keluar setelah melewati sedikitnya masa suci (15 hari 15 malam) dari
masa haid sebelumnya.

B.MASA HAID
- Sedikitnya masa haid adalah sehari semalam (24 jam).
- Banyaknya masa haid adalah 15 hari 15 malam.
- Umumnya masa haidl adalah 6 sampai 7 hari.

C.MASA TERHENTINYA DARAH DI ANTARA HAID YANG TERPUTUS-PUTUS


Masa terhentinya darah di antara haid yang terputus-putus itu di hukumi sama
dengan haid menurut Qaul As-sahbi.jadi ibadah yang di lakukan di waktu
tersebut di hukumi tidak sah.Adapun menurut Qaul Laqti di hukumi sah.

E.HAL-HALYANG DI HARAMKAN SEBAB HAID


Wanita yang haid diharamkan menjalankan :
1. shalat
2. Sujud syukur dan sujud tilawah
3. Thawaf
4. Puasa
5. I’tikaf (berdiam diri didalam masjid)
6. Masuk masjid jika khawatir mengotori masjid
7. Membaca Al-Quran
8. Menyentuh Al-Quran
9. Bersuci (mandi besar/wudhu)
10. Bersetubuh
11. Bercerai/dijatuhi talak
12. Istimta’ (bersenang-senang antara pusat sampai lutut)

BAB ISTIHADHAH

A.PENGERTIAN ISTIHADHAH
Istihadhah adalah darah yang keluar dari vagina wanita di selain masanya haid
dan nifas.
Istihadhah mempunyai ciri dan hukum yang berbeda dengan haid,seringkali
kaum hawa kurang tepat dalam menghukumi darah yang keluar darinya,apakah
darah tersebut termasuk haid atau istihadhah.
Seseorang di katakan Mustahadhah (orang yang istihadhah) apabila
mengalami salah satu dari beberapa hal di bawah ini:
1.Mengeluarkan darah kurang dari usia minimal haid (9 tahun hijriyah kurang 16
hari).Misalnya mengeluarkan darah usia 7 tahun.
2.Mengeluarkan darah kurang dari 24 jam.Misalnya keluar darah selama 10 jam
saja.
3.Mengeluarkan darah melebihi masa maksimal haid (15 hari) atau
mengeluarkan darah melebihi masa maksimal nifas (60 hari).
Apabila keadaan ini yang di alami maka hukumnya di kembalikan pada
pembagian mustahadhah yang ada 7.
4.Mempunyai sisa suci yang belum sempurna.
Adapun perbedaan antara mustahadhah dan wanita yang mempunyai masa
suci yang belum sempurna bisa di pahami dari contoh kasus di bawah ini:
Misalnya seorang wanita mengeluarkan darah haid selama enam hari kemudian
bersih selama dua belas hari lalu menggeluarkan darah lagi setelah itu.maka
wanita ini bukanlah mustahadhah akan tetapi wanita yang mempunyai sisa
masa suci yang belum sempurna,karna datangnya darah yang kedua di luar
masa lima belas hari terhitung dari darah yang pertama, dan hukumnya adalah
dia menyempurnakan sisa sucinya yang kurang tiga hari, dan sisa darah yang
keluar setelah itu adalah haidnya yang baru.

B.MASA SUCI
- Sedikitnya masa suci adalah 15 hari 15 malam
- banyaknya masa suci itu tidak terbatas
- Umumnya masa suci adalah 23 sampai 25 hari
Bila masa suci kurang dari 15 hari sudah mengeluarkan darah lagi,maka ada
dua kemungkinan:
1.Darah kedua keluar dalam masa 15 hari terhitung sejak keluar darah pertama,
maka hukumnya:
a.Bila darah kedua tidak melebihi 15 hari maka keseluruhan darah pertama
masa berhenti dan darah yang kedua semuanya di hukumi haid.
Rumus haid terputus-putus:
KD 1+ B + KD 2 = Tidak lebih dari 15 hari
( Maka semua dihukumi haid.)
Contoh: KD 5 hari (haid)
B 3 hari(haid)
KD 5 har(haid)i
b.Darah keluar di luar masa 15 hari terhitung sejak keluar darah pertama, maka
suci di genapkan menjadi 15 hari. Lantas jika darah masih keluar di hukumi haidl
yang kedua bila memenuhi syarat-syaratnya.
Rumus istihadhah penyempurna suci:
KD 1 + B = 15 Hari atau lebih
(Maka darah pertama di hukumi haidl darah kedua di hukumi istihadhah
penyempurna suci).
Contoh: KD 10 hari (haid)
B 7 hari (suci)
KD 9 hari (8 hari istihadhah,1 hari haid)
2.Bila sebagian darah kedua melebihi 15 hari maka dia di hukumi sebagaimana
orang yang mengeluarkan darah secara terus menerus dan melebihi 15 hari
yang perincian hukumnya sama dengan pembagian mustahadhah yang ada 7.
Rumus istihadhah terputus-putus:
KD 1 + B = kurang dari 15 hari dan jika di tambah KD 2 = melebihi 15 hari
Maka haid dan sucinya di samakan dengan adat haidl bulan sebelumnya (jika
yang mengalami ini wanita yang ingat adat haid dan sucinya).
Contoh: Adat haidl bulan lalu 6 hari suci 20 hari.lalu bulan ini…
KD 6 hari (haid)
B 7 hari (suci)
KD 6 hari (istihadhah)

C.PEMBAGIAN MUSTAHADHAH DAN KETENTUAN HUKUMNYA


Wanita yang mengalami istihadhah haid terbagi menjadi tujuh macam,yaitu:
1.MUBTADI’AH MUMAYYIZAH
Wanita yang baru pertama kali menggeluarkan darah,dia bisa membedakan
antara darah kuat dan darah lemah serta memenuhi syarat mumayyizah.
Hukumnya:Darah kuat di hukumi haid darah lemah di hukumi istihadhah.
2.MUBTADI’AH GHOIRU MUMAYYIZAH
Wanita yang baru pertama kali menggeluarkan darah, dia tidak bisa
membedakan antara darah kuat dan darah lemah atau bisa membedakan
namun tidak memenuhi syarat tamyiz.
Hukumnya: satu hari satu malam di hukumi haid dan 29 hari di hukumi
istihadhah.
3.MU’TADAH MUMAYYIZAH
Wanita yang sudah pernah haidl dan suci (punya adat), dia bisa membedakan
antara darah kuat dan darah lemah serta memenuhi syarat mumayyizah.
Hukumnya: Darah kuat di hukumi haid darah lemah di hukumi istihadhah.
4.MU’TADAH GHOIRU MUMAYYIZAH DZAKIROH LI’ADATIHA QODRON WA
WAQTAN
Wanita yang sudah pernah haidl dan suci (punya adat) dia tidak bisa
membedakan antara darah lemah dan darah kuat,atau bisa membedakan
namun tidak memenuhi syarat tamyiz,dan dia ingat akan haid dan suci yang
menjadi adatnya.
Hukumnya: Di samakan dengan siklus terakhirnya.
5.MU’TADAH GHOIRU MUMAYYIZAH NASIYAH LI’ADATIHA QODRON WA
WAQTAN
Wanita yang sudah pernah haid dan suci (punya adat) dia tidak bisa
membedakan warna darah,atau bisa membedakan namun tidak memenuhi
syarat tamyiz,dan dia lupa berapa lama adat haid dan sucinya.
Hukumnya: Wajib ihtiyath (berhati-hati) selama keluarnya darah.
6.MU’TADAH GHOIRU MUMAYYIZAH DZAKIROH LI’ADATIHA QODRON LA
WAQTAN
Wanita yang sudah pernah haidl dan suci (punya adat) dia tidak bisa
membedakan warna darah atau bisa membedakan warna darah namun tidak
memenuhi syarat tamyiz dan dia ingat berapa lama haidnya.
Hukumnya: Masa yang di yakini biasa haid di hukumi haid
Masa yang di yakini biasa suci di hukumi istihadhah
Masa yang ragu-ragu (mungkin haid atau mungkin suci) maka harus
Ihtiyath.
7.MU’TADAH GHOIRU MUMAYYIZAH DZAKIROH LI’ADATIHA WAQTAN LA
QODRON
Wanita yang sudah pernah haidl dan suci (punya adat) dia tidak bisa
membedakan antara darah kuat dan darah lemah, atau bisa membedakan
namun tidak memenuhi syarat tamyiz, dan dia ingat kapan dia haidl tapi lupa
berapa lama haidnya.
Hukumnya: Masa yang di yakini biasa haid di hukumi haid
Masa yang di yakini biasa suci di hukumi istihadhah
Masa yang di ragu-ragu (mungkin haid atau mungkin suci) maka
Harus ihtiyath.

Adapun syarat-syarat tamyiz ada empat yaitu:


1.Darah kuat tidak kurang dari sehari semalam
2.Darah kuat tidak lebih dari lima belas hari
3.Darah lemah tidak kurang dari lima belas hari
(syarat ketiga ini berlaku jika darah lemah di apit oleh dua darah yang sama
kuatnya.
4.Darah lemah keluar secara terus menerus tanpa di sela-selai darah yang kuat.
3.TATA CARA SHALAT DAN BERSUCINYA MUSTAHADHAH
Bagi wanita yang mengalami istihadhah ketika hendak melaksanakan shalat dia
harus mengikuti tata cara berikut:
1.Membersihkan farji dari najis yang keluar.
2.memasukkan kapas ke dalam vagina agar darah tidak mengalir keluar.
memasukkan kapas ini jika memang di perlukan,tidak terasa sakit dan sedang
tidak puasa.jika sebaliknya maka cukup menggunakan pembalut.
3.Berwudlu setelah masuknya waktu shalat.
4.Berwudlu dengan niat listibahah
‫َنَو ْيَت اْلُوُضْو َء اِل ْس ِتَباَح ِة الَّص اَل ِة َفْر ًضا ِهلِل َتَع اَلى‬
Saya niat melakukan wudlu supaya di perbolehkan melakukan shalat fardhu karna
Allah ta’ala.
5.Menyegerakan shalat dan tidak boleh menunda kecuali untuk kemashlahatan
shalat seperti menutup aurat,menunggu jama’ah,menjawab adzan dll.
6.Bersuci setiap kali akan melaksanakan shalat fardhu dan melakukan lima hal di
Atas.

4.SIFAT DAN WARNA DARAH


A.warna darah haid
1.Hitam
2.Merah
3.Merah kekuningan/coklat
4.kuning
5.keruh

B.SIFAT-SIFAT DARAH
1.a.Kental
b.Cair
2.a.Berbau
b.Tidak berbau

Warna nomor 1 lebih kuat daripada warna nomor 2.warna nomor 2 lebih kuat daripada
warna nomor tiga,begitu seterusnya.jika ada dua darah yang sama-sama kuat maka yang
di hukumi kuat adalah darah yang keluar terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai