Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“ epistimologi mistik “

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah filsafat ilmu


Dosen ; Muzammil S.TH.I M.Th.I

Disusun Kelompok 2

1. MOH.ISRO’
2. M.MUHYIDDIN
3. KARIMUL MUSTOFA
4. SITI ZAYNAB
5. QUROTAH AINI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TASWIRUL AFKAR

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulisan makalah yang berjudul “ EPISTIMOLOGI MISTIK ” ini dapat
diselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulisan makalah ini dalam rangka untuk memenuhi tugas dan diharapkan dengan
adanya makalah ini pembaca dapat menambah wawasan.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih kurang sempurna. Oleh
karena itu, segala kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan
terbuka.

Surabaya, 12 Juni 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................

A. LATAR BELAKANG .........................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................

A. Epistemologi Mistik ...........................................................


B. Struktur Pengetahuan Mistik ............................................
1 Mistik Biasa ...................................................................
2 Mistik Magis ..................................................................
3 Magis Putih ...................................................................
4 Magis Hitam ..................................................................
C. Aliran-aliran Dalam Pengetahuan Mistik

1 Aliran Monoisme ......................................................


2 Aliran Dualisme .......................................................
3 Aliran Pluralisme ......................................................
4 Aliran Nikhilisme.......................................................
5 Aliran Agnotisme .....................................................
BAB III PENUTUP .......................................................................................

A. Kesimpulan ...........................................................................
B. Saran .....................................................................................

DAFTAR PUSATAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mistik itu sendiri adalah sebuah pengetahuan yang tidak rasional

meskipunpada kenyataanya dapat menimbulkan objek yang empiris, di mana mistik ini

didalam kehidupan masyarakat sangat melekat sekali terutama pada masyarakat

yang masih primitif, yang kini juga banyak di anut oleh sebagian besar masyarakat

modern. Hingga kehidupan mistik membudaya baik kalangankeagamaan maupun umum,

yang akhirnya membentuklah sebuah keyakinan adanya kekuatan yang ada pada diri luar

manusia. Dengan sifat keingintahuan itulah sehingga para kalangan yang ahli membentuk

teknik-teknik tertentu sebagai alat terwujudnya pencapaian sesuatu.

Dikalangan masyarakat, mistik dijadikan media untuk menyelesaikan masalah

karena didalam mistik itu sendiri ada muatan-muatan kekuatan (magis) yang ampuh

untuk dijadikan jalan keluar. Kadang kala ketentraman jiwa tidak bisa hanya

dicapai dengan materi saja, karena banyaknya problem yang dihadapi manusia,

sehingga menyebabkan manusia mempunyai kalbu yang tidak sehat, dengan jalan

mistiklah manusia dapat menemukan ketentraman di dalam hidupnya melalui pendekatan

kepada Tuhan. Bagaimanapun mistik tidak lepas dari nilai karena pada kenyataannya

mistik itu sendiri dapat digunakan dengan hal-hal yang menyimpang dari agama dan

norma-norma sosial, untuk mengetahui mistik itu menyimpang atau tidak kita

dapat membedakan mistik dalam magis putih dan hitam. Untuk penjelasan selanjutnya

akan kami bahas dalam makalah ini.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Epistemologi Mistik

Objek pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak supra rasional, seperti alam gaib

termasuk Tuhan, Malaikat, Surga, Neraka, Jin dan lain-lain. Termasuk objek yang hanya

dapat diketahui melalui pengetahuan mistik ialah objek-objek yang tidak dapat

dipahami oleh rasio, yaitu objek-objek supra natural (supra rasional), seperti kebal,

debus, pelet, penggunaan Jin, santet dan lain-lain

Pengetahuan mistik itu tidak diperoleh melalui indera dan tindakan juga dengan

menggunakan akal rasional. Pengetahuan mistik diperoleh melalui rasa, ada yang

mengatakan melalui intuisi, Al-Ghozali mengatakan melalui dhamir atau qalbu.

Kebenaran mistik dapat diukur dengan berbagai macam ukuran

Bila pengetahuan itu berasal dari tuhan, maka ukurannya adalah teks Tuhan yang

menyebutkan demikian. Tatkala tuhan mengatakan dalam Al-Qur’an bahwa Surga dan

Neraka itu ada, maka teks itulah yang menjadi bukti bahwa pernyataan itu benar. Ada

kalanya ukuran kebenaran pengetahuan mistik itu kepercayaan. Jadi, sesuatu dianggap

benar karena kita mempercayainya. Kita percaya bahwa jin dapat disuruh oleh kita untuk

melakukan pekerjaan, kepercayaan itulah yang menjadi kekuatannya. Ada kalanya


kebenaran suatu teori dalam pengetahuan mistik diukur dengan bukti empiris. Dalam hal

ini bukti empiris itulah ukuran kebenarannya.

B Struktur Pengetahuan Mistik

Dilihat dari segi sifatnya mistik dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Mistik Biasa, jika dalam Islam, mistik biasa adalah tasawuf, karena tanpa

mengandung kekuatan tertentu.

2. Mistik Magis, adalah sesuatu yang mengandung kekuatan tertentu. Magis ini dibagi

dua, yakni :

3 Magis Putih, selalu dekat hubungannya dengan tuhan, sehingga dukungan tuhan

yang menjadi penentu. Mistik magis putih bila dicontohkan dalam Islam seperti

mukjizat, karamah ,ilmu hikmah.

4 Magis Hitam, erat hubungannya dengan kekuatan setan dan roh jahat.

Menurut Ibnu Khaldun penganut magis hitam memiliki kekuatan di atas rata-

rata, kekuatan mereka yang menjadikan mereka mampu melihat hal-hal ghaib

dengan dukungan setan dan roh jahat. JHJ Contohnya seperti santet dan

sejenisnya yang menginduk ke sihir. Jiwa-jiwa yang memiliki kemampuan

magis ini dapat digolongkan menjadi tiga, diantaranya :

Pertama, mereka yang memiliki kemampuan atau pengaruh melalui kekuatan

mental atau himmah . Itu disebabkan jiwa mereka telah menyatu dengan jiwa setan
atau roh jahat . Para filosof menyebut mereka ini sebagai ahli sihir dan kekuatan

mereka luar biasa.

Kedua, mereka yang melakukan pengaruh magisnya dengan menggunakan

watak benda-benda atau elemen-elemen yang ada di dalamnya, baik benda angkasa

atau benda yang ada di bumi. Inilah yang disebut jimat-jimat yang biasa disimbolkan

dalam bentuk benda-benda material atau rajah.

Ketiga, mereka yang melakukan pengaruh magisnya melalui kekuatan imajinasi

sehingga menimbulkan berbagai fantasi pada orang yang dipengaruhi. Kelompok ini

disebut kelompok pesulap (sya’badzah ).

C. Aliran-aliran Dalam Pengetahuan Mistik

Di dalam kajian Ontologi atau bagia metafika yang umum pada pengetahuan mistik

terdapat beberapa aliran dalam pengetahuan mistik itu sendiri yang membahas segala

sesuatu dan yang ada secara menyeluruh serta mengkaji persoal-persoalannya, seperti

hubungan akal dengan benda, hakikat perubahan, dan pengertian tentang kebebasan.

Adapun aliran mistik yang di maksud adalah:

.1 Aliran Monoisme, paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh

kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai

sumber asal, baik yang asal berupa materi maupun berupa rohani. Istilah monoisme oleh

Thomas Davidson disebut dengan block universe. Paham monoisme terbagi ke dalam dua

aliran :
 Aliran materialisme, menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi

bukan rohani, Aliran ini sering disebut naturalisme. Menurutnya, bahwa zat mati

merupakan kenyataan dan satu-satunya cara tertentu.

 Aliran idealisme Menurut idealisme, gambaran yang benar yang tepat sesuai

dengan kenyataan sebagaimana diteorikan oleh realisme merupakan sesuatu mustahil,

sesuatu yang tidak mungkin. Karena itu, idealisme, mentakrif hakikat ilmu sebagai hasil

dari proses mental yang niscaya bersifat subyektif. Pengetahuan menurut teori idealistik ini

tidak memberikan gambaran yang tepat tentang kenyataan di luar alam pikiran manusia.

2. Aliran Dualisme, adalah aliran mencoba memadukan antara dua paham yang saling

bertentangan, yaitu materialisme dan idealisme. Menurut aliran dualisme materi maupun

ruh sama-sama merupakan hakikat. Materi muncul bukan karena adanya ruh, begitu pun

ruh muncul bukan karena materi. Aliran dualisme memandang bahwa alam terdiri dari dua

macam hakikat sebagai sumbernya. Aliran dualisme merupakan paham yang serba dua,

yaitu antara materi dan bentuk. Menurut paham dualisme, di dalam dunia ini selalu

dihadapkan kepada dua pengertian, yaitu: ada sebaga potensi, dan ada secara terwujud.

Keduanya adalah sebutan yang melambangkan materi (hule) dan bentuk (eidos).

3. Aliran Pluralisme, berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan.

Pluralusme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu

semuanya nyata. Pluralisme sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini

tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua identitas.

4. Aliran Nikhilisme, menyatakan bahwa dunia ini terbuka untuk kebebasan dan kreativitas

manusia. Aliran ini tidak mengakui validitas alternative positif. Dalam pandangan

nikhlisme, Tuhan sudah mati. Manusia bebas berkehendak dan berkreativitas.


5. Aliran Agnotisme, menganut paham bahwa manusia tidak mungkin mengetahui hakikat

sesuatu di balik kenyataannya. Manusia tidak mungkin mengetahui hakikat batu, air, api

dan sebagainya. Sebab menurut aliran ini kemampuan manusia sangat terbatas dan tidak

mungkin tahu apa hakikat sesuatu yang ada, baik oleh indranya maupun oleh fikirannya.

Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda, baik

hakikat materi maupun hakikat rohani.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kata mistik berasal dari bahasa Yunani mystikos yang artinya rahasia (geheim),

serba rahasia (geheimzinning), tersembunyi (verborgen), gelap (donker), atau

terselubung dalam kekelaman (in het duister gehuld). Berdasarkan arti tersebut mistik

sebagai sebuah paham yaitu paham mistik atau mistisisme, merupakan paham yang

memberikan ajaran yang serba mistis (misal ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya

serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya

dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama sekali bagi

penganutnya. Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional, ini pengertian yang umum.

Adapun pengertian mistik bila dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan ajaran atau

keyakinan) tentang Tuhan yang diperoleh dengan cara meditasi atau latihan spiritual, bebas

dari ketergantungan pada indera dan rasio.


Pengetahuan Mistik atau sering disebut dengan pengetahuan metafisika. Metafisika

merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang hal-hal yang sangat mendasar

yang berada di luar pengalaman manusia. Ditinjau dari segi filsafat secara menyeluruh

Metafisika (Mistik) adalah ilmu yang memikirkan hakikat di balik alam nyata.

Metafisika membicarakan hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata tanpa dibatasi

pada sesuatu yang dapat diserap oleh pancaindra Struktur pengetahuan mistik, jika

dilihat dari sifatnya terbagi menjadi dua, mistik biasa dan mistik magis, mistik magis

sendiri terbagi menjadi dua yaitu mistik magis putih dan mistik magis hitam, yang masing-

masing mempunyai perbedaan yang mendasar dalam segi kefilsafatannya. Sedangkan

objek pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak supra rasional, seperti alam gaib

termasuk Tuhan, Malaikat, Surga, Neraka, Jin dan lain-lain.

B. Saran

1. Dalam mempelajari pengetahuan mistik (metafisika) diharapkan agar manusia

tetap menjaga pengetahuan mistik, karena manusia memiliki sel ketuhanan yang erat

kaitannya dengan tuhan, supaya menggunakan pengetahuan mistik sesuai dengan

kapasitasnya dan untuk jalan kebaikan dan mengarahkannya pada jalan kebenaran.

2. Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca, dan untuk perbaikan

makalah ini, maka kritik dan saran sangat kami harapkan


DAFTAR PUSTAKA

Susanto,. A. Filsafat Ilmu, Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologi dan
Aksiologis, Jakarta : Bumi Aksara, 2011.
Tafsir Ahmad. Filsafat Ilmu, Bandung : Rosda, 2004.
Ika Dwi Damayanti, Filsafat Mistik ,http://www.slideshare.net/IkaDwiDamayanti/
filsafat-mistik diakses Sabtu, 18 Oktober 2014, jam 15.00 WIB.
Yolmarto Hidayat, Ontologi Aliran, http:/
yolmartohidayatasmarnita.blogspot.com/2013_05_14_archive.html diakses Minggu,
19Otober 2014, jam 13.00 WIB.
Ika Dwi Damayanti, Filsafat Mistik ,
http://www.slideshare.net/IkaDwiDamayanti/filsafat-mistik diakses Sabtu, 18 Oktoberr
2014,jam 18:00 Wib
YolmartoHidayat,OntologiAliran,http://yolmartohidayat asmamita.blogspot.com/
2013_005_14_archive.html diakses Sabtu, 18 Oktober2014, jam 15:30 Wib.
Susanto, A. Filsafat Ilmu, Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologi dan
Aksiologis, Jakarta : Bumi Aksara, 2011, hal. 112.

Anda mungkin juga menyukai