Anda di halaman 1dari 11

ILMU FILSAFAT

Filsafat Ilmu Sebagai Upaya Menemukan Kebenaran

Dosen Mata Kuliah : Muhammad Musafir,S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh : Kelompok 8

1. Silvia Maharani (032001201)


2. Alisa Maharani (032001230)
3. Anisa Saraswati (032001233)
4. Elda Sahara (032001317)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH BUTON

BAUBAU

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah dengan judul “Filsafat Ilmu Sebagai Upaya Menemukan
Kebenaran”.Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala
keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Filsafat Ilmu yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung
kelancaran tugas kami.  

Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini,
dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah
adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang
konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Baubau,29 April 2023

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4

A. Latar Belakang Masalah.........................................................................4

B. Rumusan Masalah....................................................................................5

C. Tujuan Permasalahan.............................................................................6

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................7

A. Cara Penemuan Kebenaran....................................................................7

B. Jenis-jenis Kebenaran..............................................................................8

C. Kebenaran Ilmiah dan Kebenaran Non Ilmiah...................................9

BAB III PENUTUP.....................................................................................10

A. Kesimpulan.............................................................................................10

B. Saran.......................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran. Beberapa cara ditempuh untuk


memperoleh kebenaran, antara lain dengan menggunakan rasio seperti para
rasionalis dan melalui pengalaman atau empiris. Pengalaman-pengalaman yang
diperoleh manusia membuahkan prinsip-prinsip yang lewat penalaran rasional,
kejadian-kejadian yang berlaku di alam itu dapat dimengerti. Ilmu pengetahuan
harus dibedakan dari fenomena alam. Fenomena alam adalah fakta, kenyataan
yang tunduk pada hukum-hukum yang menyebabkan fenomena itu muncul. Ilmu
pengetahuan adalah formulasi hasil aproksimasi atas fenomena alam atau
simplifikasi atas fenomena tersebut.

Struktur pengetahuan manusia menunjukkan tingkatan-tingkatan dalam hal


menangkap kebenaran. Setiap tingkat pengetahuan dalam struktur tersebut
menunjukkan tingkat kebenaran yang berbeda. Pengetahuan inderawi merupakan
struktur terendah dalam struktur tersebut. Tingkat pengetahuan yang lebih tinggi
adalah pengetahuan rasional dan intuitif. Tingkat yang lebih rendah menangkap
kebenaran secara tidak lengkap, tidak terstruktur, dan pada umumnya kabur,
khususnya pada pengetahuan inderawi dan naluri. Oleh sebab itulah pengetahuan
ini harus dilengkapi dengan pengetahuan yang lebih tinggi. Pada tingkat
pengetahuan rasional-ilmiah, manusia melakukan penataan pengetahuannya agar
terstruktur dengan jelas.

Filsafat ilmu memiliki tiga cabang kajian yaitu ontologi, epistemologi dan
aksiologi. Ontologi membahas tentang apa itu realitas. Dalam hubungannya
dengan ilmu pengetahuan, filsafat ini membahas tentang apa yang bisa
dikategorikan sebagai objek ilmu pengetahuan. Dalam ilmu pengetahuan modern,

4
realitas hanya dibatasi pada hal-hal yang bersifat materi dan kuantitatif. Ini tidak
terlepas dari pandangan yang materialistik-sekularistik. Kuantifikasi objek ilmu
pengetahuan berari bahwa aspek-aspek alam yang bersifat kualitatif menjadi
diabaikan. Epistemologis membahas masalah metodologi ilmu pengetahuan.
Dalam ilmu pengetahuan modern, jalan bagi diperolehnya ilmu pengetahuan
adalah metode ilmiah dengan pilar utamanya rasionalisme dan empirisme.
Aksiologi menyangkut tujuan diciptakannya ilmu pengetahuan,
mempertimbangkan aspek pragmatis-materialistis.

Dari semua pengetahuan, maka ilmu merupakan pengetahuan yang aspek


ontologi, epistemologi, dan aksiologinya telah jauh lebih berkembang
dibandingkan dengan pengetahuan-pengetahuan lain, dilaksanakan secara
konsekuen dan penuh disiplin. misalnya hukum-hukum, teori-teori, ataupun
rumus-rumus filsafat, juga kenyataan yang dikenal dan diungkapkan. Mereka
muncul dan berkembang maju sampai pada taraf kesadaran dalam diri pengenal
dan masyarakat pengenal. Kebenaran dapat dikelompokkan dalam tiga makna:
kebenaran moral, kebenaran logis, dan kebenaran metafisik. Kebenaran moral
menjadi bahasa, etika, ia menunjukkan hubungan antara yang kita nyatakan
dengan apa yang kita rasakan. Kebenaran logis menjadi bahasan epistemologi,
logika, dan psikologi, ia merupakan hubungan antara pernyataan dengan realitas
objektif. Kebenaran metafisik berkaitan dengan yang-ada sejauh berhadapan
dengan akal budi, karena yang ada mengungkapkan diri kepada akal budi. Yang
ada merupakan dasar dari kebenaran, dan akal budi yang menyatakannya.

B.     Rumusan Masalah

Dalam makalah ini ada beberapa masalah yang akan dibahas, agar pembahasan
dalam makalah ini tidak lari dari judulnya ada baiknya kita rumuskan masalah-
masalah yang akan di bahas, antara lain :

1. Bagaimana Cara Penemuan Kebenaran ?


2. Apa Saja Jenis-jenis Kebenaran ?

5
3. Apa itu Kebenaran Ilmiah dan Kebenaran Non Ilmiah ?

C.    Tujuan Permasalahan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui cara penemuan kebenaran


2. Untuk mengetahui jenis-jenis kebenaran
3. Untuk mengetahui kebenaran ilmiah dan kebenaran non ilmiah

.    

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Cara Penemuan Kebenaran


Kebenaran adalah satu nilai utama di dalam kehidupan human.
Sebagai nilai-nilai yang menjadi fungsi rohani manusia. Artinya sifat
manusiawi atau martabat kemanusiaan (human dignity) selalu berusaha
"memeluk" suatu kebenaran.Berbicara tentang kebenaran ilmiah tidak
bisa dilepaskan dari makna dan fungsi ilmu itu sendiri sejauh mana dapat
digunakan dan dimanfaatkan oleh manusia. Penemuan kebenaran dan
cara berfikir ilmiah. Cara menemukan suatu kebenaran ini dilakukan
dengan lima hal, diantaranya:
1. Penemuan secara kebetulan
Penemuan ini ada secara tidak sengaja (tidak terencana) akan
tetapi penemuan ini tetap harus melalui observasi dulu untuk
menemukan kebenarannya.
2. Penemuan coba-ralat
Penemuan ini cenderung lebih ke untung-untungan karena
belum pasti keberhasilannya.
3. Penemuan melalui Otoritas dan kewibawaan
Penemuan ini cenderung lebih menggunakan kekuasaan. Karena
penemuan ini langsung menerima pendapat walaupun belum
diobservasi jika yang berpendapat adalah seseorang yang memiliki
kekuasaan tinggi.
4. Penemuan secara spekulatif
Penemuan ini cenderung mirip dengan coba-ralat akan tetapi
cara ini biasanya dilakukan oleh orang yang melakukan suatu
kesalahan yang laluia meyakinkan akan kebenarannya
5. Penemuan secara berfikir kritis dan rasionalis

7
Penemuan ini sering manfaatkan manusia untuk ikut
menyumbangkan hasil pemikirannya.

B. Jenis-jenis Kebenaran

Secara umum, ada tiga macam kebenaran, yaitu sebagai berikut:

1. Kebenaran Pribadi (Subyektif)

Kebenaran Pribadi merupakan kebenaran menurut sudut pandang orang


tertentu, yang cenderung bersifat subyektif. Dia akan menilai benar atau
tidaknya sesuatu hanya berdasarkan atas anggapan, persepsi, kesimpulan,
atau keyakinannya sendiri. Bahkan, tak jarang penilainnya disertai oleh
prasangka, stereotipe, labeling, dan muatan suudzhan. Penilaiannya pun
dipengaruhi oleh kondisi psikologis saat itu, seperti rasa senang atau tidak
senang, kedekatan emosional, dan pengalaman masa lalu. Kebenaran
subyektif juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti latar belakang
pendidikan, keluarga, sosial-budaya, dan status ekonomi.Ciri-ciri
kebenaran ini adalah ia merasa benar sendiri, sedangkan orang lain salah.
Ia tak pernah merasa salah. Seringnya menyalahkan orang lain.

2. Kebenaran Kolektif (Obyektif)

Kebenaran Kolektif yaitu kebenaran menurut sudut pandang bersama.


Kolektif di sini bisa berupa kelompok, lembaga, bangsa, agama, atau
lainnya. Sebuah kebenaran diakui dan diyakini bersama. Kebenaran yang
telah menjadi konsensus bersama. Kebenaran yang bersifat umum dan
ditaati bersama. Sekalipun obyektif, kebenaran ini tidaklah berlaku secara
universal, karena hanya milik kelompok, lembaga, atau bangsa tersebut.
Sedangkan bagi kelompok, lembaga, atau bangsa lain bisa saja dianggap
salah. Karena tak jarang juga mereka masih bersifat subyektif, merasa
kelompoknya yang paling benar, sementara kelompok lain adalah keliru.

3. Kebenaran Sejati (Tunggal)

Kebenaran Tunggal yaitu kebenaran yang sebenar-benarnya


kebenaran. Karena kebenaran ini dimiliki oleh si pemilik kebenaran itu
sendiri, yaitu Allah Yang Mahabenar. Dari Dia-lah asal-muasal kebenaran.
Tiada yang dapat membantah kebenaran dari-Nya. Kebenaran sejati
berlaku bagi semua orang, di mana pun dan kapan pun, dalam kondisi dan
situasi apapun; kecuali bagi orang yang tidak mengimaninya.

8
C. Kebenaran Ilmiah dan Kebenaran Non Ilmiah

1. Kebenaran Ilmiah

Kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang sesuai dengan fakta


dan mengandung isi pengetahuan. Pada saat pembuktiannya
kebenaran ilmiah harus kembali pada status ontologis objek dan
sikap epistemologis (dengan cara dan sikap bagaimana
pengetahuan tejadi) yang disesuaikan dengan metodologisnya.
Kebenaran ilmiah memiliki tiga sifat dasar, yaitu yang pertama,
struktur yang rasional-logis, kedua isi empiris, ketiga dapat
diterapkan (pragmatis). Kebenaran yang didapatkan dengan cara
ilmiah yang digunakan dengan logika dan bukti-bukti empiris
untuk menemukan suatu kesimpulan sebagai sebuah kebenaran
merupakan kebenaran yang ilmiah. Salah satu contoh cara mencari
kebenaran menurut  ilmu pengetahuan adalah dengan melakukan
penyelidikan dan penelitian untuk mencari dan menemukan data
empiris dengan menggunakan cara dan prosedur yang ilmiah.

2. Kebenaran Non Ilmiah

Kebenaran non-ilmiah, yaitu kebenaran yang diperoleh bukan


berdasarkan penalaran logika ilmiah, diantaranya : kebenaran
karena kebetulan, kebenaran agama, kebenaran Intuitif, kebenaran
karena Trial dan Eror, kebenaran spekulasi, kebenaran karena
kewibawaan, dan kebenaran karena akal sehat. Kebenaran non
ilmiah memiliki pengertian kebenaran yang diperoleh bukan
berdasarkan penalaran logika tetapi diperoleh dari faktor-faktor
non ilmiah.

9
BAB III

PENUTUP

A.    Simpulan

Kebenaran itu ada dan dipraktekkan manusia di dalam kehidupan nyata. Yang
mana masing-masing mempunyai nilai di dalam kehidupan manusia. Kebenaran
mempunyai Kelebihan dan Kekurangan sesuai dengan fakta dan empiris
kumpulan fakta-fakta Koherensi bersifat rasional dan Positivistik Mengabaikan
hal-hal non fisik Pragmatis fungsional-praktis tidak ada kebenaran mutlak
Performatif Bila pemegang otoritas benar, pengikutnya selamat Tidak kreatif,
inovatif dan kurang inisiatif Konsensus Didukung teori yang kuat dan masyarakat
ilmiah Perlu waktu lama untuk menemukan kebenaran.

B.     Saran

Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita
semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk
datangnya dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh dari kata
sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harafkan saran
dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah
selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/bilqisamiroh21/5df4b6dbd541df1d25125572/cara-
menemukan-kebenaran-dan-sarana-berfikir-ilmiah

https://www.kompasiana.com/m.trimanto/59b77c552d622c4f311734f2/tiga-
macam-kebenaran

http://suheri19.blogspot.com/2017/10/kebenaran-ilmiah-dan-non-ilmiah.html?
m=1

11

Anda mungkin juga menyukai