Anda di halaman 1dari 10

ONTOLOGI PENGETAHUAN, KEYAKINAN, DAN SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN.

Disusun oleh:

o Nadila Putri Aprilia (042011433006)


o M.Farrell Arsya Wiratama (042011433074)
o Nadhia Sofy Ardhina (042011433054)
o Wafa Fahaya (042011433031)
o Asrul Rochim (042011433067)
o Firly Nur Rahmadina (042011433018)
o Lintang Syifahanum (042011433043)

Program Studi Ekonomi Islam


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga
Surabaya
DAFTAR ISI

Daftar isi......................................................................................................................................1
 
Kata Pengantar............................................................................................................................2
BAB 1 : PENDAHULUAN……………………………………..........................................................3
A. Latar Belakang…………………………………………3
B. Rumusan Masalah....................................................3
C. Tujuan Penulisan……………………………………....3

BAB II : PEMBAHASAN……………………………………………………………............................4
Pengertian......................................................................................4
Jenis kepercayaan Ontologi...........................................................4
Pengatahuan dan Keyakinan.........................................................4
Sumber pengetahuan rasionalisme dan empirisme.......................5
Teori Kebenaran............................................................................6
Kepastian dan Falibilisme moderat................................................7
 
BAB III : PENUTUP……………………………………………………….…………............................8
A. Kesimpulan………………………………………….........8
B. Saran...……………………………………………….…...8
 
Daftar Pustaka………………………………………………………9

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam. Shalawat serta
salam juga tidak lupa kami ucapkan untuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Kami
bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisi tentang sejarah ontologi
pengetahuan, keyakinan, dan sumber-sumber pengetahuan.

Dan di dalamnya terdapat penjelasan ontologi sebagai perkembangan ilmu pengetahuan


diseluruh bagian dunia. Kami selaku pembuat makalah menyadari makalah kami masih perlu
banyak penyempurnaan. Oleh karena itu, apabila ada kritik dan saran yang bersifat
membangun terhadap makalah ini, kami menerima dan sangat berterima kasih atas segala
kritik dan saran yang diberikan demi menyempurnakan makalah kami ini. Kami mohon maaf
sebesar-besarnya apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini. Demikian makalah ini
kami susun sesuai dengan kemampuan kami. Semoga dapat bermanfaat dan berguna untuk
kita semua. Amin. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

23 September 2020

Kelompok penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling
kuno. Arti dari ontologi adalah menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental
dan cara yang berbeda di mana entitas dari kategori – kategori yang logis yang berlainan.
Ontologi sringkali digunakan oleh para filsuf untuk membahas suatu hal yang terkait dengan
jasmani maupun rohani. Pemakaian ontologi di jaman sekarang sering dipandang sebagai teori
mengenai apa yang ada atau dapat dikatakan membahas tentang hakikat yang ada yang
berdasar pada logika manusia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana ontologi pertama kali diperkenalkan ke dunia?


2. Apakah hubungan antara pengetahuan dan keyakinan?
3. Apa sajakah yang terkandung dalam ontologi?

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun manfaat dari pada makalah ini ditulis, yakni sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui bagaimana awal mula dari ontologi


2. Memberikan informasi mengenai paham yang ada di dalam ontologi.
3. Menambah wawasan mengnai ilmu tentang filsafat

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan yang paling kuno dan
berasal dari Yunani. Awal mula alam pikiran Yunani telah menunjukkan munculnya perenungan
di bidang ontologi. Ontologi dalam Filsafat ilmu adalah studi mengenai sifat dasar ilmu yang
sifat dasar menentukan arti, struktur dan prinsip ilmu. Studi tersebut membahas keberadaan
sesuatu yang bersifat konkret.

B. Jenis Kepercayaan Ontologi

Ontologi atau metafisika umum berbicara tentang segala sesuatu sekaligus. Ada empat
jenis kepercayaan ontologis, yakni:

1. Ateisme, (Yunani: a- “bukan”, theos “Allah”) Mengajarkan bahwa Allah tidak ada, manusia
berada di kosmos yang mana dianggap sebagai surga sendirian.
2. Agnotisisme, (Yunani: a- “bukan”, gnosis “pengetahuan”) Mengajarkan atas keberadaan
Allah.
3. Panteisme atau Teo-panteisme, (Yunani: pan “segala sesuatu”, theos “Allah”) Mengajarkan
apabila alam semesta adalah Allah itu sendiri.
4. Teisme, Mengajarkan apabila Allah itu ada.

C. Pengetahuan dan Keyakinan

1. Hubungan antara Pengetahuan dan Keyakinan


Menggunakan 3 objek, yakni: pengetahuan, keyakinan, dan kebenaran/ketidakbenaran
tertentu yang dapat disebut hipotesis.
Proposisi atau hipotesis adalah pernyataan yang mengungkapkan apa yang diketahui
dan/atau diyakini sebagai benar yang perlu dibuktikan lebih lanjut.
2. Macam-Macam dan Hubungan Pengetahuan Menurut Polanya
a. Tahu Akan/Mengenai (pengetahuan langsung melalui pengenalan pribadi)
b. Tahu Bahwa (masih bersifat umum)
c. Tahu Mengapa (refleksi, abstraksi, penjelasan)
d. Tahu Bagaimana (pemecahan, penerapan, tindakan)

4
3. Skeptisme
Sikap meragukan secara positif setiap klaim dan bukti yang diperoleh. Seperti kenyataan
yang berkonsep pasangan hitam dan putih, kecil dan besar, salah dan benar. Namun adapun
sikap skeptisme yang radikal akan melahirkan berbagai kontardiksi, karena semua keyakinan
perlu diragukan.

D. Sumber Pengetahuan Rasionalisme Dan Empirisme

1. Rasionalisme
Rasionalisme lebih dikenal sebagai filsafat kontinental karena tokoh-tokohnya berasal dari
Eropa Daratan, seperti Rene Descrates, W.G Leibniz, dan Barukh Spinoza. Rasionalisme
memandang apabila sumber dari segala sumber adalah akal budi manusia dan pengetahuan
tidak mungkin salah. Pemikiran mereka pun menggunakan metode deduktif
2. Empirisme
Empirisme lebih dikenal sebagai filsafat Inggris karena tokoh-tokohnya berasal dari Inggris,
seperti John Locke, Davis Hume, dan Berkeley. Cara berpikir empirisme didasarkan pada
pengalaman dan bantuan pancaindra. Mereka berpikir bahwasanya jika terjadi sebuah
kekeliruan, maka itu murni kesalahan dari daya nalar manusia. Kepastian dalam empiris
sendiri harus dicek berdasarkan pengamatan, data, pengalaman, dan bukan pada sebuah
akal budi.
3. Sebuah Sintesis
Kendati pengetahuan berasal dari pengalaman pancaindra, dalam diri manusia
sesungguhnya sudah ada kategori-kategori, bentuk, ataupun forma. Kategori-kategori ini
dibagi menjadi beberapa bagian, yakni menyangkut ruang dan waktu, serta hukum sebab
akibat.
4. Hukum Apriori dan Pengetahuan Aposteriori
Apriori adalah “dari yang dulu atau sebelum, sedangkan apoteriori adalah “dari apa yang
sesudahnya”.

5
E. Teori Kebenaran

1. Macam-Macam Teori Kebenaran


a. Teori kebenaran sebagai persesuaian
Persesuaian kebenaran antara apa yang dikatakan dengan kenyataan. Teori ini
menyatakan bahwa sesuatu akan dikatakan benar apabila hal tersebut berhubungan atau
bersangkutan dengan fakta obyektif yang benar-benar ada atau terjadi. Fakta objektif bisa
dalam bentuk tampilan visual, suara, atau segala hal yang mampu ditangkap oleh panca
indera.
Sederhananya, suatu pernyataan dianggap benar jika ada faktanya. Jika tidak, maka
pernyataan tersebut bukan kebenaran. Sehingga sifatnya mengandalkan inderawi dalam
mendapatkan atau menangkap fakta, maka teori ini digunakan pleh para empirisis.

b. Teori kebenaran sebagai keteguhan


Suatu pernyataan atau proposisi benar atau salah adalah mengatakan bahwa proposisi itu
berkaitan dan meneguhkan proposisi atau pernyataan yang lain atau tidak. Teori ini
menekan pada kebenaran rasional-logis dengan menggunakan metode deduktif.

c. Teori pragmatis tentang kebenaran


Kebenaran sama artinya dengan kegunaan. Ide yang benar adalah ide yang
dalam penerapannya paling berguna dan paling berhasil memungkinkan manusia
bertindak atau melakukan sesuatu yang dapat memecahkan sebuah persoalan.
Kebenaran ini bersifat empiris atau sesuai dengan kenyataan. Teori pragmatisme lebih
lanjut bisa diterapkan berkaitan dengan obyek pengetahuan metafisik. Teori ini muncul
sebagai kritik terhadap kaum positivis yang menganggap pernyataan metafisik sebagai
pernyataan yang tidak bermakna (meaningless) karena ia tidak memiliki dasar faktual di
dunia empiris. Menurut kaum pragmatis, pernyataan metafisik bisa menjadi pernyataan
yang benar selama ia memiliki manfaat dalam kehidupan.

6
Contohnya surga ada bagi manusia yang berperilaku baik. Terlepas dari
ketiadaan bukti empiris tentang surga, pernyataan itu bisa dianggap sebagai pernyataan
yang benar karena memiliki manfaat dalam meningkatkan kebaikan manusia.

d. Teori kebenaran performatif


Menurut teori ini, suatu pernyataan dianggap benar kalau pernyataan itu menciptakan
realitas.
Contoh yang paling umum dari jenis kebenaran performatif adalah penentuan awal
bulan Ramadan. Awal masuknya bulan Ramadan ditentukan melalui fakta munculnya
hilal (bulan muda) yang merupakan awal pergantian bulan yang sekaligus menjadi
pertanda dimulainya ibadah puasa bagi umat muslim. Kendati kemunculan hilal
merupakan fakta obyektif dijadikan sebagai dasar kebenaran penentuan awal Ramadan
(sebagaimana pembuktian pada teori korespondensi), terdapat keterbatasan akses bagi
orang awam untuk membuktikan melalui pencerapan inderawi. Jatuhnya awal Ramadan
tidak dibuktikan oleh masyarakat dengan menyaksikan langsung fakta kemunculan hilal,
tetapi melalui pernyataan menteri Agama yang dianggap memiliki otoritas untuk
menentukan awal Ramadan.

2. Sifat Dasar Kebenaran Ilmiah


Kebenaran ilmiah setidaknya memiliki tiga sifat dasar, yakni: struktur yang rasional-logis, isi
empiris, dan dapat diterapkan (pragmatis). Kebenaran ilmiah berlaku universal dan berkaitan
dengan kenyataan empiris di dunia ini. Kebenaran ini pun harus berguna dalam kehidupan
manusia.

F. Kepastian dan Falibilisme Moderat

1. Masalah Kepastian Kebenaran Ilmiah


Terdapat dua pandangan yang berbeda, yakni rasionalis dan empiris.
2. Falibilisme dan Metode Ilmu Pengetahuan
Berasal dari dua sumber, yakni konsekuensi dari metode ilmu pengetahuan dan objek ilmu
pengetahuan itu sendiri yakni universum alam. Dengan demikian, pengetahuan yang kita
ketahui saat ini masih dapat berkembang lagi.
3. Fallibilisme dan Objek Ilmu Pengetahuan

7
Objek ilmu pengetahuan adalah peristiwa-peristiwa alam, maka dari itu pengetahuan ilmiah
kita tidak pernah mencapai kepastian yang mutlak karena didasarkan pada kenyataan alam
yang dapat berkembang.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ontologi sendiri adalah bidang pokok filsafat yang mempersoalkan hakikat keberadaan
segala sesuatu yang ada menurut tata hubungan sistematis berdasarkan hukum sebab akibat yaitu
ada manusia, ada alam, dan dalam suatu hubungan yang menyeluruh, teratur, dan tertib dalam
keharmonisan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa ontologi ilmu merupakan pembahasan tentang
sesuatu yang ada atau wujud, riil, serta universal dengan mencari inti yang termuat dalam setiap
kenyataan atau objek yang akan ditelaah dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa,
dan mengindra) sehingga membuahkan sebuah pengetahuan

Ditinjau dari segi ontologi, ilmu membatasi diri pada kajian yang bersifat empiris.
Sedangkan ilmu itu mempunyai ciri tersendiri yakni berorientasi pada dunia empiris. objek
empiris yang dibuat oleh ilmu, yaitu: Pertama, menganggap objek-objek tertentu mempunyai
kesamaan antara yang satu dengan yang lainnya, Kedua, menganggap bahwa suatu benda tidak
mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu. Ketiga, yakni menganggap segala gejala
bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan. Ontologi sebagai landasan terdasar dari
ilmu yang mana dunia jarang dikaji karena keberadaanya yang nyaris tak terlintas di benak
sebagian besar para pengguna ilmu.

B. SARAN

Sedikit saran yang dapat kami sampaikan adalah Sebagai seorang pelajar bahkan pendidik
ilmu pengetahuan, seharusnya haruslah banyak pengetahuan akan sejarah dan perkembangan
ilmu kebenaran yang ada, serta harus kritis dalam menanggapi persoalan kebenaran yang terus
dicari hingga menemukan titik terang.

8
Sebagai umat Islam yang taat, kita harus berperan besar dan penting dalam perkembangan
ilmu teori kebenaran ini. Dengan demikian, kita sebagai umat manusia akan mempunyai acuan
yang benar dan tidak akan salah arah serta teratur dalam kehidupan bermasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Gazalba, Sidi. 1973. Sistematika Filsafat. Jakarta : Bulan Bintang

Jujun Suariasumantri, Ilmu dalam Perspektif Sebuah Kumpulan Karangan tentang


Hakekat

Ilmu, (Cet. IX; Jakarta: Gramedia, 1991)

Inu Kencana Syafii, Pengantar Filsafat, ( Cet. I; Bandung: Refika Aditama, 2004),

Ibid., h. 66-67.

Keraf, A. Sonny.2001.Ilmu Yogyakarta:PT Kansinus

Hamersma, Harry.2008.Pintu Masuk Ke Dunia Filsafat.Yogyakarta: Kanisius

https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:68nn8KJUA_QJ:https://
media.neliti.com/media/publications/62067-ID-teori-kebenaran-perspektif-filsafat-
ilmu.pdf+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id

Anda mungkin juga menyukai