Disusun oleh:
Daftar isi......................................................................................................................................1
Kata Pengantar............................................................................................................................2
BAB 1 : PENDAHULUAN……………………………………..........................................................3
A. Latar Belakang…………………………………………3
B. Rumusan Masalah....................................................3
C. Tujuan Penulisan……………………………………....3
BAB II : PEMBAHASAN……………………………………………………………............................4
Pengertian......................................................................................4
Jenis kepercayaan Ontologi...........................................................4
Pengatahuan dan Keyakinan.........................................................4
Sumber pengetahuan rasionalisme dan empirisme.......................5
Teori Kebenaran............................................................................6
Kepastian dan Falibilisme moderat................................................7
BAB III : PENUTUP……………………………………………………….…………............................8
A. Kesimpulan………………………………………….........8
B. Saran...……………………………………………….…...8
Daftar Pustaka………………………………………………………9
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam. Shalawat serta
salam juga tidak lupa kami ucapkan untuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Kami
bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisi tentang sejarah ontologi
pengetahuan, keyakinan, dan sumber-sumber pengetahuan.
23 September 2020
Kelompok penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling
kuno. Arti dari ontologi adalah menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental
dan cara yang berbeda di mana entitas dari kategori – kategori yang logis yang berlainan.
Ontologi sringkali digunakan oleh para filsuf untuk membahas suatu hal yang terkait dengan
jasmani maupun rohani. Pemakaian ontologi di jaman sekarang sering dipandang sebagai teori
mengenai apa yang ada atau dapat dikatakan membahas tentang hakikat yang ada yang
berdasar pada logika manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun manfaat dari pada makalah ini ditulis, yakni sebagai berikut :
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan yang paling kuno dan
berasal dari Yunani. Awal mula alam pikiran Yunani telah menunjukkan munculnya perenungan
di bidang ontologi. Ontologi dalam Filsafat ilmu adalah studi mengenai sifat dasar ilmu yang
sifat dasar menentukan arti, struktur dan prinsip ilmu. Studi tersebut membahas keberadaan
sesuatu yang bersifat konkret.
Ontologi atau metafisika umum berbicara tentang segala sesuatu sekaligus. Ada empat
jenis kepercayaan ontologis, yakni:
1. Ateisme, (Yunani: a- “bukan”, theos “Allah”) Mengajarkan bahwa Allah tidak ada, manusia
berada di kosmos yang mana dianggap sebagai surga sendirian.
2. Agnotisisme, (Yunani: a- “bukan”, gnosis “pengetahuan”) Mengajarkan atas keberadaan
Allah.
3. Panteisme atau Teo-panteisme, (Yunani: pan “segala sesuatu”, theos “Allah”) Mengajarkan
apabila alam semesta adalah Allah itu sendiri.
4. Teisme, Mengajarkan apabila Allah itu ada.
4
3. Skeptisme
Sikap meragukan secara positif setiap klaim dan bukti yang diperoleh. Seperti kenyataan
yang berkonsep pasangan hitam dan putih, kecil dan besar, salah dan benar. Namun adapun
sikap skeptisme yang radikal akan melahirkan berbagai kontardiksi, karena semua keyakinan
perlu diragukan.
1. Rasionalisme
Rasionalisme lebih dikenal sebagai filsafat kontinental karena tokoh-tokohnya berasal dari
Eropa Daratan, seperti Rene Descrates, W.G Leibniz, dan Barukh Spinoza. Rasionalisme
memandang apabila sumber dari segala sumber adalah akal budi manusia dan pengetahuan
tidak mungkin salah. Pemikiran mereka pun menggunakan metode deduktif
2. Empirisme
Empirisme lebih dikenal sebagai filsafat Inggris karena tokoh-tokohnya berasal dari Inggris,
seperti John Locke, Davis Hume, dan Berkeley. Cara berpikir empirisme didasarkan pada
pengalaman dan bantuan pancaindra. Mereka berpikir bahwasanya jika terjadi sebuah
kekeliruan, maka itu murni kesalahan dari daya nalar manusia. Kepastian dalam empiris
sendiri harus dicek berdasarkan pengamatan, data, pengalaman, dan bukan pada sebuah
akal budi.
3. Sebuah Sintesis
Kendati pengetahuan berasal dari pengalaman pancaindra, dalam diri manusia
sesungguhnya sudah ada kategori-kategori, bentuk, ataupun forma. Kategori-kategori ini
dibagi menjadi beberapa bagian, yakni menyangkut ruang dan waktu, serta hukum sebab
akibat.
4. Hukum Apriori dan Pengetahuan Aposteriori
Apriori adalah “dari yang dulu atau sebelum, sedangkan apoteriori adalah “dari apa yang
sesudahnya”.
5
E. Teori Kebenaran
6
Contohnya surga ada bagi manusia yang berperilaku baik. Terlepas dari
ketiadaan bukti empiris tentang surga, pernyataan itu bisa dianggap sebagai pernyataan
yang benar karena memiliki manfaat dalam meningkatkan kebaikan manusia.
7
Objek ilmu pengetahuan adalah peristiwa-peristiwa alam, maka dari itu pengetahuan ilmiah
kita tidak pernah mencapai kepastian yang mutlak karena didasarkan pada kenyataan alam
yang dapat berkembang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ontologi sendiri adalah bidang pokok filsafat yang mempersoalkan hakikat keberadaan
segala sesuatu yang ada menurut tata hubungan sistematis berdasarkan hukum sebab akibat yaitu
ada manusia, ada alam, dan dalam suatu hubungan yang menyeluruh, teratur, dan tertib dalam
keharmonisan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa ontologi ilmu merupakan pembahasan tentang
sesuatu yang ada atau wujud, riil, serta universal dengan mencari inti yang termuat dalam setiap
kenyataan atau objek yang akan ditelaah dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa,
dan mengindra) sehingga membuahkan sebuah pengetahuan
Ditinjau dari segi ontologi, ilmu membatasi diri pada kajian yang bersifat empiris.
Sedangkan ilmu itu mempunyai ciri tersendiri yakni berorientasi pada dunia empiris. objek
empiris yang dibuat oleh ilmu, yaitu: Pertama, menganggap objek-objek tertentu mempunyai
kesamaan antara yang satu dengan yang lainnya, Kedua, menganggap bahwa suatu benda tidak
mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu. Ketiga, yakni menganggap segala gejala
bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan. Ontologi sebagai landasan terdasar dari
ilmu yang mana dunia jarang dikaji karena keberadaanya yang nyaris tak terlintas di benak
sebagian besar para pengguna ilmu.
B. SARAN
Sedikit saran yang dapat kami sampaikan adalah Sebagai seorang pelajar bahkan pendidik
ilmu pengetahuan, seharusnya haruslah banyak pengetahuan akan sejarah dan perkembangan
ilmu kebenaran yang ada, serta harus kritis dalam menanggapi persoalan kebenaran yang terus
dicari hingga menemukan titik terang.
8
Sebagai umat Islam yang taat, kita harus berperan besar dan penting dalam perkembangan
ilmu teori kebenaran ini. Dengan demikian, kita sebagai umat manusia akan mempunyai acuan
yang benar dan tidak akan salah arah serta teratur dalam kehidupan bermasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Inu Kencana Syafii, Pengantar Filsafat, ( Cet. I; Bandung: Refika Aditama, 2004),
Ibid., h. 66-67.
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:68nn8KJUA_QJ:https://
media.neliti.com/media/publications/62067-ID-teori-kebenaran-perspektif-filsafat-
ilmu.pdf+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id